Anda di halaman 1dari 17

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Hadits Sufistik, Dosen Pengampu

Bapak. Muh Irfan Al-Anshari, Lc., M.H.

Disusun oleh:
Kelompok 1
1. Mochammad Diaz Nursyidiq (1221040069)
2. Muhamad Acep Permana (1221040072)
3. Nadia Fatharani Alya (1221040080)
4. Nadya Atsani Nuruladnin (1221040081)

KELAS TP 2B
JURUSAN TASAWUF PSIKOTERAPI
FAKULTAS USHULUDDIN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG
2023

KATA PENGANTAR
Puji syukur khadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya sehingga penyusunan makalah ini dapat diselesaikan tepat pada
waktunya untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Hadits Sufistik dengan makalah
yang berjudul “Syukur & Tawakal Dan Cara Pencapaiannya Melalui Eksplorasi
Matan Hadits”.

Penyusun menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan. Oleh karena
itu yang diharapkan penyusun yakni kritik dan saran demi kesempurnaan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang luas kepada para pembaca.

Kami mengucapkan terimakasih kepada teman teman dan dosen pengampu


pada mata kuliah ini yang telah membantu dalam penyelesaian makalah sehingga
makalah ini dapat disusun dengan sebaik-baiknya.

Bandung, 01 April 2023

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR 1

DAFTAR ISI 2

BAB I PENDAHULUAN 3

A. Latar Belakang 4

B. Rumusan Masalah 5

C. Tujuan Penulisan 6

BAB II PEMBAHASAN 3

A. Definisi Syukur 3

B. Cara Pencapaian Syukur Melalui Eksplorasi Hadits 3

C. Definisi Tawakal 3

D. Cara Pencapaian Tawakal Melalui Eksplorasi Hadits 3

BAB III PENUTUP 3

A. Kesimpulan 3

B. Saran 3

DAFTAR PUSTAKA 3

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Syukur dan Tawakal pastinya tidak asing ditelinga kita sebagai umat
muslim, akan tetapi masih banyak muslim yang tidak mengetahui apa itu
syukur dan tawakal dan bagai mana cara mencapainya, untuk itu penulis
disini akan menyampaikan apa itu Syukur dan Tawakal lewat makalah ini,
Makalah ini juga sebagai syarat untuk memenuhi tugas terstruktur penulis
dalam mata kuliah hadist sufistik
B. Rumusan Masalah
1. Pengertian syukur?
2. Cara mencapai tingkatan syukur melalui ekplorasi hadist?
3. Pengertian Tawakal?
4. Cara mencapai tingkatan tawakal melalui ekplorasi hadist?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk Mengetahui pengertian syukur
2. Untuk Mengetahui cara mencapai tingkatan syukur melalui ekplorasi
hadist
3. Untuk Mengetahui pengertian Tawakal
4. Untuk Mengetahui cara mencapai tingkatan tawakal melalui ekplorasi
hadist

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Syukur
Kata syukur berasal dari Bahasa arab yaitu syukr yang artinya
berterima kasih. Secara Bahasa berasal, syukr artinya pujian atas kebaikan
atau penuhnya sesuatu. kata syukur menggambarkan nikmat. Menurut
sebagian para ulama, syukur berasal dari kata syakara yang artinya membuka.
Dalam KBBI, syukur diartikan sebagai rasa terima kasih kepada allah swt dan
sebagai pernyataan lega, senang dan sebagainya. Sedangkan menurut istilah,
Syukur adalah sebuah pegakuan terhadap nikmat yang dikaruniakan allah dan
mempergunakan nikmat tersebut dengan kehendak-Nya.1
Syukur adalah kualitas hati yang harus diraihdan dimiliki oleh setiap
orang, karena dengan bersyukur akan menjadikan kita selalu dalam
kebahagiaan dengan rasa damai, dan tentram. Di sisi lain kebalikan dari
syukur yakni kufur. Kufur akan nikmat seseorang yang senantiasa dibebani
dengan rasa kurang bahagia. Ada dua hal yang bisa membuat orang itu
menjadi kufur yaitu yang pertama fokus pada keinginan bukan pada apa yang
sudah kita miliki. Kedua, selalu membandingkan diri sendiri dengan orang
lain sehingga merasa orang lain lebih bahagia dari diri kita. Dimanapun dan
kapanpun selalu ada orang yang lebih dari kita misalnya aka nada orang yang
lebih pintar, lebih kaya, lebih ganteng, lebih cantik.
Menurut Muhammad Quraish Shihab, dikutip oleh Dinar Baqtiar
menyatakan bahwa syukur mencakup tiga hal, yaitu sebagai berikut:
1) Syukur dengan hati. Maksudnya ialah menyadari bahwa hanya nikmat
yang diperoleh karena rahmat dan karena rahmatnya yang akan
menantarkan dirinya untuk menerima dengan rela tanpa mengeluh dan
tanpa keberatan sekecil apapun nikmat itu.
2) Syukur dengan lidah. Maksudnya ialah mengucapkan atau mengakui
dengan mengucapkan Alhamdulillah serta memuji Allah SWT.
1
Choirul Mahfud, ‘THE POWER OF SYUKUR Tafsir Kontekstual Konsep Syukur Dalam Al-Qur ’ an’.

2
3) Syukur dengan perbuatan. Yaitu anugerah yang diberikan oleh allah
diperoleh sesuai dengan tujuan penganugerahannya serta menurut
penerima nikmat untuk merenungkan tujuan dianugerahkannya nikmat
tersebut oleh Allah SWT. Anggota badan digunakan sebagai sarana
untuk menjalankan ketaatan kepada Allah SWT dan menghindar dari
maksiat kepada-Nya.
Dapat disimpulkan bahwa hakikat syukur merupakan suatu
kegembiraan hati atas kenikmatan yang telah didapat secara tindakan,
ucapan, maupun dalam hati. 2
Menurut Aura Husna dalam bukunya Kaya Dengan Bersyukur
menyebutkan ada 5 hal yang menjadi penghalang untuk bersyukur,
yaitu:
a. Hati yang sempit
b. Mudah mengeluh
c. Memandang terhadap nikmat Allah SWT
d. Tidak mau untuk berbagi
e. Mudah putus asa3

B. Cara Pencapaian Syukur Melalui Eksplorasi Hadist

HADIST TENTANG SYUKUR


َ ‫ير ِة َواللَّ ْف ُظ ل‬
َ‫ِش ْي َبان‬ َ ‫س لَ ْي َمانَ ْب ِن ا ْل ُم ِغ‬ َ ‫ش ْي َبانُ ْبنُ َف ُّر‬
ُ ْ‫وخ َجمِي ًع ا َعن‬ ُّ ‫اب ْبنُ َخالِ ٍد اَأْل ْزد‬
َ ‫ِي َو‬ ُ َّ‫َحدَّ َث َنا َه د‬

ُ ‫ص لَّى هَّللا‬
َ ِ ‫س ول ُ هَّللا‬
ُ ‫ب َقالَ َق الَ َر‬ ُ ْ‫الر ْح َم ِن ْب ِن َأبِي لَ ْيلَى َعن‬
ٍ ‫ص َه ْي‬ َّ ‫سلَ ْي َمانُ َحدَّ َث َنا َثابِتٌ َعنْ َع ْب ِد‬
ُ ‫َحدَّ َث َنا‬

َ ‫ص ا َب ْت ُه‬
‫س َّرا ُء‬ ِ ‫س َذا َك َأِل َح ٍد ِإاَّل لِ ْل ُم ْؤ م‬
َ ‫ِن ِإنْ َأ‬ ِ ‫سلَّ َم َع َج ًبا َأِل ْم ِر ا ْل ُم ْؤ م‬
َ ‫ِن ِإنَّ َأ ْم َرهُ ُكلَّ ُه َخ ْي ٌر َولَ ْي‬ َ ‫َعلَ ْي ِه َو‬

‫ص َب َر َف َكانَ َخ ْي ًرا َل ُه‬ َ ‫ش َك َر َف َكانَ َخ ْي ًرا لَ ُه َوِإنْ َأ‬


َ ‫صا َب ْت ُه‬
َ ‫ض َّرا ُء‬ َ

2
Mahfud.
3
Aura Hasna, Kaya Dengan Bersyukur: Menemukan Makna Sejati Bahagia Dan Sejahtera Dengan
Mensyukuri Nikmat Allah SWT, ed. by Sukoco (jakarta: PT., 2013).

3
Telah menceritakan kepada kami Haddab bin Khalid Al Azdi dan Syaiban bin

Farrukh semuanya dari Sulaiman bin Al Mughirah dan teksnya meriwayatkan milik

Syaiban, telah menceritakan kepada kami Sulaiman telah menceritakan kepada kami

Tsabit dari Abdurrahman bin Abu Laila dari Shuhaib berkata: Rasulullah Shallallahu

‘alaihi wa Salam bersabda: “Perkara orang mu`min mengagumkan, sesungguhnya

semua urusannya baik dan itu tidak dimiliki seorang pun selain orang mu`min, bila

tertimpa kesenangan, ia bersyukur dan syukur itu baik baginya dan bila tertimpa

musibah, ia bersabar dan sabar itu baik baginya. (HR. Muslim: 2999)4

Hadist diatas dapat kita pahami bahwa setiap apa yang diberikan kepada orang yang

mukmin adalah sebuah kebaikan. Ketika mendapatkan kebaikan maka kita harus

bersyukur atasnya, sedangkan kita mendapatkan musibah maka kita harus

menanamkan sikap sabar didalam hati kita. syukur berarti menghadirkan ingatan

limpahan nikmat yang Allah berikan dengan mengingat-ingat kenikmatan tersebut

dan menampakkannya. Baik dengan cara menyebut atau dengan mempergunakannya

di jalan yang dikehendaki oleh Allah SWT.

Hadis ini menjelaskan bahwa syukur merupakan sikap seorang mukmin, yakni sikap

seorang yang beriman kepada Allah Swt, dan hal itu merupakan sikap yang

mengagumkan dimana bila seorang mukmin mendapat kesenangan pasti ia bersyukur.

Semakin bersyukur semakin banyak kenikamatan yang didapat. Bersyukur bukan

hanya sekedar ucapan saja akan tetapi dengan selalu menjalankan perintah alla ta’ala

dan menjahui larangan allah ta’alah.

4
Muslim ibn al-Hajjaj, Shahih Muslim, Bab : Perkara seorang mukmin semuanya baik melalui Aplikasi
Maktabah Syamilah

4
Hadis riwayat Imam Muslim diatas menyandingkan kata syukur dengan sabar. Dua

kata yang memang sangat berdekatan. Jika mukmin mendapat kebahagiaan dan

kenikmatan maka bersyukur. Sebaliknya, bila mereka mendapat musibah maka

mereka bersabar. Hadis tersebut memang menekankan dua hal, yakni syukur dan

sabar. Bahwa, apa yang dijalani manusia tidak selamnya berupa keuntungan. Dalam

kajian tasawuf, sikap syukur dan sabar juga disandingkan secara bedekatan, bahwa

manusia yang mulia secara spiritual di sisi Allah Swt adalah orang yang pandai

bersyukur dan sekaligus bersabar .5 Demikian halnya di dalam dunia psikologi,

terbukti bahwa syukur dan sabar merupakan dua hal yang sangat kuat bila digunakan

sebagai terapi psikologis. 6Hingga kemudian menjelma pula dalam tradisi dan budaya

masyarakat yang penuh nilai-nilai sabar dan sekaligus syukur

 Matan hadist diatas

‫ش َك َر‬
َ ‫س َّرا ُء‬
َ ‫ص ا َب ْت ُه‬ ِ ‫س َذا َك َأِل َح ٍد ِإاَّل لِ ْل ُمْؤ م‬
َ ‫ِن ِإنْ َأ‬ ِ ‫َع َج ًبا َأِل ْم ِر ا ْل ُمْؤ م‬
َ ‫ِن ِإنَّ َأ ْم َرهُ ُكلَّ ُه َخ ْي ٌر َولَ ْي‬

‫ص َب َر َف َكانَ َخ ْي ًرا لَ ُه‬ َ ‫َف َكانَ َخ ْي ًرا َل ُه َوِإنْ َأ‬


َ ‫صا َب ْت ُه‬
َ ‫ض َّرا ُء‬

yang artinya “Perkara orang mu`min mengagumkan, sesungguhnya semua

urusannya baik dan itu tidak dimiliki seorang pun selain orang mu`min, bila

tertimpa kesenangan, ia bersyukur dan syukur itu baik baginya dan bila

tertimpa musibah, ia bersabar dan sabar itu baik baginya”

 Sanad hadist diatas

5
Baqtiar, Dinar Restu “Konsep Syukur Syaikh Imam al-Ghazali dalam Kitab Minhajul Abidin”.2020,
IAIN Kudus
6
Aisyah, Asti, & Chisol, Rohmatun “Rasa Syukur Kaitannya dengan Kesejahteraan Psikologis pada
Guru Honorer Sekolah Dasar”, 2020 Proyeksi: Jurnal Psikologi, 13(2), 109–122.

5
Penjelasannya bahwa Shuhaib mendapatkan hadist dari Nabi SAW, lalu

hadist tersebut disampaikankan kepada Abdurrahman bin Abu Laila, Tsabit,

Sulaiman bin Al Mughirah, kemudian Syaban bin Farrukh, lalu Hadad bin

Khalid, lalu kemudian kepadaa penulis yaitu Imam Muslim.

 Rawi dari hadist diatas

 Periwayat hadits dari tingkatan sahabat: Shuhaib bin Sinan

 Periwayat hadist dari tingkatan tabi’in: Abdurrahman bin Abu Laila,

Tsabit, Sulaiman bin Al Mughirah, Syaban bin Farrukh, lalu Hadad

bin Khalid,

 Periwayat hadist dari tingkatan mudawwin: Imam Muslim

 Penilaian Ulama

Para ulama memberikan komentar positif, kecuali tehadap seorang periwayat

yaitu Hudbah bin Khalid al-Aswad bin Hudbah yang dinilai dhaif oleh an-

Nasa’i. Awal sanad atau permulaan sanad yaitu di tempat rawi yang mencatat

hadits, yakni Imam Muslim. Akhir sanad yakni di tempat orang yang berada

sebelum Nabi Saw., yaitu Shuhaib bin Sinan seorang Shahabat7

 Syaranya hadist diatas yaitu seorang mukmin bila mana mendapat kebaikan

atau kesenangan dari allah swt maka kita harus selalu bersyukur dengan apa

yang allah berikan, dan sebaliknya bila mana mendapatkan musibah maka

kita harus menghadapinya dengan hati yang sabar.

C. Pengertian Tawakal

7
Aidah putri pratiwi, Zahrotunnisa, Dadah “Hadist tentang syukur bermakan produktivitas” VOL-8,
Gunung Djati Conference Series, 2022, hal-1013

6
Tawakal merupakan kata dari bahasa arab yaitu tawakkul yang berarti
berserah dan bersabar. Dalam KBBI sendiri Tawakal berarti berserah kepada
kehendak tuhan dengan mempercayai dan menyerahkan segala penderitaan,
cobaan, dan segala hal yang terjadi di dunia.8
Menurut islam tawakal merupakan tumpuan yang menjadi landasan dalam
langkah terakhir dari sebuah perjuangan. Jadi setiap muslim wajib melakukan
usaha atau ikhtiar sebelum menyerahkan hasilnya kepada Allah SWT, karena
ini tawakal juga diartikan sebagai penyerahan diri dan ikhtiar dari seseorang.
Kendati demikian sifat tawakal tidak dapat muncul sekaligus, melainkan
mucul sedikit demi sedikit sesuai dengan perkembangan ilmu seseorang.9
Tawakal yang sesungguhnya ialah tawakal yang disertai dengan ikhtiar,
oleh karena itu merupakan kebutuhan yang wajib dimiliki oleh setiap muslim
dan muslimah tanpa melihat status dan jabatan dari orang itu sendiri karena
manusia selalu membutuhkan bantuan dan dorongan dari kekuatan yang
menolongnya dan akan membantuknya mencapai keinginannya serta
meringankan penderitaannya ketika gagal.
Selain pengertian tawakal di atas berikut ini adalah pengertian tawakal dari
para ahli :

 Imam al-Qusyairi
Tawakal adalah memasrahkan segala perkara kepada Allah SWT dan
menjadikannya sebagai dzat yang memutuskan setiap hasil dari perkara yang
dihadapi hambanya.10
 Ibnu Qoyim al-Jauzi
Tawakal merupakan amalan dan penghambaan hati dari seseorang dengan
menyerahkan segala sesuatu kepada Allah SWT, berlindung padanya, dan
ridha atas segala hal yang terjadi dan menimpa dirinya
 Ahmad Bin Hambal
Tawakal merupakan aktifitas hati, tidak diucapkan oleh lisan, bukan
dilakukan oleh gerakan tubuh, bukan pula cabang keilmuan. Tawakal juga
bukan hanya berdiam diri tanpa usaha.11

8
Kholida Qothrunnada, "Apa arti Tawakal? Ini Penjelasan Lengkapnya dalam Islam" ,
(terakhir diakses pada 3 April 2023, 19.05)
9
Asmaran AS, Pengantar Studi Tasawuf, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2002) Cet ke-2, h. 124
10
Muhammad Tholhal Fayyadi, “Pengertian Tawakal Menurut Imam al-Qusyairi”
11
Kompas.com, “Pengertian Tawakal” (terakhir diakses pada 3 April 2023, 19.37)

7
D. Cara Pencapaian Tawakal Melalui Eksplorasi Hadits
Dalam hal ini, Tawakkal bagian dari keikhlasan dan optimism, berdasar pada
Hadits Imam al-Bukhari, No.5991:
‫ ِعي ِد‬: ‫س‬ َ ‫ َد‬:‫ دًا ِع ْن‬:‫صيْنَ بْنَ َع ْب ِد ال َّر ْح َم ِن قَا َل ُك ْنتُ قَا ِع‬ َ ‫س ِمعْتُ ُح‬ َ ‫ش ْعبَةُ قَا َل‬ُ ‫ق َح َّدثَنَا َر ْو ُح بْنُ ُعبَا َدةَ َح َّدثَنَا‬ ْ ‫َح َّدثَنِي ِإ‬
ُ ‫س َحا‬
َ ‫د ُْخ ُل ا ْل َجنَّةَ ِمنْ ُأ َّمتِي‬:َ‫ا َل ي‬::َ‫لَّ َم ق‬:‫س‬
‫ ِر‬:‫ا بِ َغ ْي‬::ً‫ ْبعُونَ َأ ْلف‬:‫س‬ َ ‫ ِه َو‬:‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي‬ ُ ‫س َأنَّ َر‬
َ ِ ‫سو َل هَّللا‬ ٍ ‫ْب ِن ُجبَ ْي ٍر فَقَا َل عَنْ ا ْب ِن َعبَّا‬
‫ست َْرقُونَ َواَل يَتَطَيَّرُونَ َو َعلَى َربِّ ِه ْم يَتَ َو َّكلُون‬
ْ َ‫ب ُه ْم الَّ ِذينَ اَل ي‬
ٍ ‫سا‬
َ ‫ِح‬
Artinya: Telah menceritakan kepadaku [Ishaq] telah menceritakan kepada kami
[Rauh bin Ubadah] telah menceritakan kepada kami [Syu'bah], dia berkata; saya
mendengar [Hushain bin Abdurrahman] dia berkata; saya berdiri di samping [Sa'id
bin Jubair] lalu dia berkata; dari [Ibnu Abbas] bahwasanya Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam bersabda: Ada tujuh puluh ribu orang dari umatku yang masuk surga
tanpa hisab, yaitu yang tidak meminta diruqyah (pengobatan dengan jampi-jampi,
atau mantera), tidak berfirasat sial karena melihat burung dan hanya bertawakkal
kepada Tuhan mereka. (Imam al-Bukhari, No.5991).

 Penjelasan Hadits
Abu ‘Isa Tirmidzi mengatakan bahwa hadits ini. Hadits ini sekaligus menunjukkan
bahwa yang disebut tawakkal berarti melakukan usaha, bukan hanya sekedar
menyandarkan hati pada Allah. Karena burung saja pergi di pagi hari untuk mengais
rezeki. Maka tentu manusia yang berakal tentu melakukan usaha, bukan hanya
bertopang dagu menunggu rezeki turun dari langit. Sebagaimana dijelaskan pula oleh
Ibnu Hajar Al-Atsqalani rahimahullah ketika membahas tidaklah hewan melata di
muka bumi melainkan Allah yang beri rezeki, lantas beliau berkata, “Bukanlah yang
dimaksud meninggalkan sebab lalu berpangku tangan pada makhluk lain supaya bisa
mendapatkan rezeki. Sikap malas-malasan seperti ini yang enggan berusaha bertolak
belakang dengan maksud tawakkal. Imam Ahmad pernah ditanya mengenai
seseorang yang cuma mau duduk-duduk saja di rumahnya atau hanya berdiam di
masjid. Ia berkata, “Aku tidak mau bekerja sedikit pun dan hanya mau menunggu
sampai rezekiku datang.” Imam Ahmad pun berkata, “Orang ini benar benar bodoh.

8
Padahal Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda -sebagaimana hadits burung di
atas- disebutkan bahwa burung saja bekerja dengan berangkat di pagi hari. Para
sahabat nabi yang mulia pun berdagang dan bekerja dengan hasil kurma mereka.
Merekalah sebaik-baik teladan.” (Fathul Bari, 11:306).12
 Sanad
َ ‫ َد‬:‫ دًا ِع ْن‬:‫صيْنَ بْنَ َع ْب ِد ال َّر ْح َم ِن قَا َل ُك ْنتُ قَا ِع‬
‫ ِعي ِد‬: ‫س‬ َ ‫ش ْعبَةُ قَا َل‬
َ ‫س ِمعْتُ ُح‬ ُ ‫ق َح َّدثَنَا َر ْو ُح بْنُ ُعبَا َدةَ َح َّدثَنَا‬ ْ ‫َح َّدثَنِي ِإ‬
ُ ‫س َحا‬
‫ْب ِن ُجبَ ْير‬
Artinya: Telah menceritakan kepadaku [Ishaq] telah menceritakan kepada kami
[Rauh bin Ubadah] telah menceritakan kepada kami [Syu'bah], dia berkata; saya
mendengar [Hushain bin Abdurrahman] dia berkata; saya berdiri di samping [Sa'id
bin Jubair] lalu dia berkata; dari [Ibnu Abbas].
 Matan
‫ب ُه ْم‬
ٍ ‫ا‬: ‫س‬ َ ‫سلَّ َم قَا َل َيد ُْخ ُل ا ْل َجنَّةَ ِمنْ ُأ َّمتِي‬
َ ‫ ِر ِح‬:‫ا ِب َغ ْي‬::ً‫ ْبعُونَ َأ ْلف‬:‫س‬ َ ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو‬ ُ ‫س َأنَّ َر‬
َ ِ ‫سو َل هَّللا‬ ٍ ‫فَقَا َل عَنْ ا ْب ِن َعبَّا‬
‫ست َْرقُونَ َواَل يَتَطَيَّرُونَ َو َعلَى َربِّ ِه ْم يَتَ َو َّكلُون‬
ْ َ‫الَّ ِذينَ اَل ي‬
Artinya: saya mendengar [Hushain bin Abdurrahman] dia berkata; saya berdiri di
samping [Sa'id bin Jubair] lalu dia berkata; dari [Ibnu Abbas] bahwasanya Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: Ada tujuh puluh ribu orang dari umatku yang
masuk surga tanpa hisab, yaitu yang tidak meminta diruqyah (pengobatan dengan
jampi-jampi, atau mantera), tidak berfirasat sial karena melihat burung dan hanya
bertawakkal kepada Tuhan mereka.
 Rawi
Periwayat hadist dari tingkatan mudawwin: Imam Bukhori

 Kritik Rawi

Dalam kaidah kesahihan hadis dinyatakan bahwa syarat hadis yang dinilai sahih
apabila memenuhi lima kriteria,13 yakni; Apabila sanad hadis bersambung mulai dari

12
https://www.daaruttauhiid.org/tawakal-seperti-burung/
13
Menurut Dubhi al-Salih, Sahih dalah hadits musnad yang bersambing sanadnya dengan perawi yang
adil lagi dabit dari perawi yang dil lagi adil pula. Semua perawi tersebut sampai kepada Nabi atau
Sahabat atau Tabi’in dan tidak terdapat syaz serta illah. Lihat Subhi al-Sahih, Ulum al-Hadits wal
MUatalahu (Baerut : Dar Ulum Li Malayin 1988, h. 145)

9
mukharrij-nya sampai kepada Nabi, seluruh perawi pada jalur sanad tersebut bersifat
adil, seluruh perawi bersifat ḍābiṭ, tidak terdapat syāż, tidak terdapat ‘illah.
Dengan kriteria di atas dapat dinilai tingkat kualitas suatu hadis. Apabila suatu hadis
memenuhi semua kriteria tersebut maka ia dinilai sahih namun bila salah satu kriteria
tidak terpenuhi maka akan dinilai daif. Untuk mengetahui kualitas persambungan
sanad dan keadilan serta keḍābiṭan para perawinya dilakukan penelitian tentang
biografi perawi. Berikut akan dipaparkan mengenai biografi perawi hadis yang
menjadi fokus penelitian. Hadis Riwayat Bukhari : 5991 ( hadis tentang Tawakkal
sebagai bentuk keikhasan dan optimisme ). Dilihat dari sanad hadistnya, hadis ini
memiliki jalur sanad sebagai berikut:

No Nama Perawi Urutan Sanad Shighat


1 Ibnu Abbas Periwayat I Sanad I ‫ع َْن‬
2 Hasan Bin Abdurrahman Periwayat II Sanad II ‫قَا َل‬
3 Syu’bah Bin al Hajjaj Periwayat III Sanad III ‫َح َّدثَنَا‬
4 Rukh Bin Ubadah Periwayat IV Sanad IV َ‫َح َّدثَن‬
5 Ishaq Bin Yasar Periwayat V Sanad V َ‫َح َّدثَن‬

Kebersambungan sanadnya adalah Bukhari (194 – 256 H) , Nama lengkap : Abu


Abdillah Muhammad bin Ismail bin Ibrahim Al-Bukhari, Ishaq bin Yasar ( Wafat 222
H ), Rukh Bin Ubadah ( Wafat 170 H ), Syu’bah bin al- Hajjaj bin Saurad. ( Wafat
160 H ), Hasan Bin Abdurrahman (Wafat 96 H), Ibnu Abbas ( Wafat 68 H ).
Mengenai sanad dalam hadis ini, sudah dapat dikatakan memiliki syarat hadis yang
shahih. Dimana semua sanadnya bersambung karena jika dilihat dari identitas
perawinya misalnya dilihat dari tahun wafatnya, maka dapat dikatakan bahwa
masing-masing perawinya ada kemungkinan untuk saling bertemu. Sehingga bila
diperhatikan dari kualitas Sanad menunjukkan hadis tersebut sanadnya bersambung,
perawinya daya hafalnya cukup tinggi, terhindar dari adanya illat/kecatatan. Dengan
demikian sanad hadis tersebut berkualitas Shahih.

10
BAB III
Pentutup
Kesimpulan
Kata syukur berasal dari Bahasa arab yaitu syukr yang artinya berterima kasih.
Secara Bahasa berasal, syukr artinya pujian atas kebaikan atau penuhnya sesuatu. kata

11
syukur menggambarkan nikmat. Menurut sebagian para ulama, syukur berasal dari
kata syakara yang artinya membuka.
Syukur adalah kualitas hati yang harus diraihdan dimiliki oleh setiap orang,
karena dengan bersyukur akan menjadikan kita selalu dalam kebahagiaan dengan rasa
damai, dan tentram. Di sisi lain kebalikan dari syukur yakni kufur. Kufur akan nikmat
seseorang yang senantiasa dibebani dengan rasa kurang bahagia
Tawakal merupakan kata dari bahasa arab yaitu tawakkul yang berarti
berserah dan bersabar. Dalam KBBI sendiri Tawakal berarti berserah kepada
kehendak tuhan dengan mempercayai dan menyerahkan segala penderitaan, cobaan,
dan segala hal yang terjadi di dunia
Menurut islam tawakal merupakan tumpuan yang menjadi landasan dalam
langkah terakhir dari sebuah perjuangan. Jadi setiap muslim wajib melakukan usaha
atau ikhtiar sebelum menyerahkan hasilnya kepada Allah SWT, karena ini tawakal
juga diartikan sebagai penyerahan diri dan ikhtiar dari seseorang. Kendati demikian
sifat tawakal tidak dapat muncul sekaligus, melainkan mucul sedikit demi sedikit
sesuai dengan perkembangan ilmu seseorang

Saran.

12
DAFTAR PUSTAKA
 Choirul Mahfud, ‘THE POWER OF SYUKUR Tafsir Kontekstual Konsep
Syukur Dalam Al-Qur ’ an’.
 Muslim ibn al-Hajjaj, Shahih Muslim, Bab : Perkara seorang mukmin
semuanya baik melalui Aplikasi Maktabah Syamilah

13
 Aura Hasna, Kaya Dengan Bersyukur: Menemukan Makna Sejati Bahagia
Dan Sejahtera Dengan Mensyukuri Nikmat Allah SWT, ed. by Sukoco
(jakarta: PT., 2013)
 Baqtiar, Dinar Restu “Konsep Syukur Syaikh Imam al-Ghazali dalam Kitab Minhajul
Abidin”.2020, IAIN Kudus
 Aisyah, Asti, & Chisol, Rohmatun “Rasa Syukur Kaitannya dengan Kesejahteraan Psikologis
pada Guru Honorer Sekolah Dasar”, 2020 Proyeksi: Jurnal Psikologi, 13(2), 109–122.
 Aidah putri pratiwi, Zahrotunnisa, Dadah “Hadist tentang syukur bermakan produktivitas”
VOL-8, Gunung Djati Conference Series, 2022, hal-1013
 Kholida Qothrunnada, "Apa arti Tawakal? Ini Penjelasan Lengkapnya dalam
Islam" , (terakhir diakses pada 3 April 2023, 19.05)
 Asmaran AS, Pengantar Studi Tasawuf, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2002)
Cet ke-2, h. 124
 Muhammad Tholhal Fayyadi, “Pengertian Tawakal Menurut Imam al-Qusyairi”
 Kompas.com, “Pengertian Tawakal” (terakhir diakses pada 3 April 2023, 19.37)
 https://www.daaruttauhiid.org/tawakal-seperti-burung/

 Menurut Dubhi al-Salih, Sahih dalah hadits musnad yang bersambing


sanadnya dengan perawi yang adil lagi dabit dari perawi yang dil lagi adil
pula. Semua perawi tersebut sampai kepada Nabi atau Sahabat atau Tabi’in
dan tidak terdapat syaz serta illah. Lihat Subhi al-Sahih, Ulum al-Hadits wal
MUatalahu (Baerut : Dar Ulum Li Malayin 1988, h. 145)

14

Anda mungkin juga menyukai