ZAKAT FITRAH
A. PENGERTIAN ZAKAT FITRAH
1. Menurut Bahasa
Zakat fitrah terdiri dari dua kata, yaitu zakat dan fitrah. Dari segi bahasa, zakat berasal dari
kata Arab yaitu zakaa yang berarti tumbuh, suci, dan keberkahan. Sementara fitrah juga berasal
dari kata Arab fitrah yang berati suci. Dengan demikian, zakat fitrah menurut tinjauan kebahasaan
mempunyai arti tumbuh suci.
2. Menurut Istilah
Zakat fitrah menurut istilah syariat Islam adalah memberikan harta berupa makanan pokok
yang diserahkan kepada golongan/orang-orang yang berhak menerimanya dengan syarat-syarat
tertentu. Zakat fitrah juga disebut dengan zakat jiwa atau zakat nafsi oleh karena zakat fitrah
mempunyai tujuan sangat khusus untuk membersihkan jiwa seorang Muslim setiap selesai
mengerjakan ibadah puasa wajib di bulan Ramadhan setiap tahunnya.
َأ ْج ُر ُهْم ال َّز َك ا َة َو آ َتُو ا الَّص اَل َة َو َأ َق ا ُم وا الَّص ا ِلَح ا ِت َو َع ِم ُلوا آ َم ُنوا ا َّلِذ ي َن ِإ َّن
Ketentuan zakat fitrah perlu kita pahami karena zakat fitrah merupakan salah satu bagian dari
perintah Allah Swt, juga termasuk rukun Islam yang ke tiga, di mana kewajibannya dibebankan
kepada semua orang Islam. Jadi siapa pun baik kaya, miskin, laki-laki maupun perempuan, tua, muda
maupun bayi, semuanya harus membayar zakat fitrah. Untuk itu marilah belajar dengan seksama
dengan memahami, mengamati ketentuan zakat fitrah sebagai berikut :
Dari penjelasan Hadis di atas yang diriwayatkan oleh Muslim diterangkan bahwa alat
pembayaran zakat fitrah adalah gandum atau kurma dan makanan pokok pada suatu daerah
tertentu seperti beras di Indonesia pada umumnya, jagung di Madura, sagu di Papua dan lain-lain.
Kemudian banyaknya yang harus kita berikan perorang/jiwa sebanyak 1 sa’ menurut arti
bahasa Arab adalah nama ukuran sukatan (takaran) menurut Indonesia takaran 1 sa’ sama dengan
3,1 liter atau sekitar 2,5 kilogram dan hanya diberikan dalam setahun sekali.
Melihat ketentuan yang harus diberikan adalah makanan pokok berarti pemberian lain
tidak diperkenankan seperti memberikan suatu benda elektronik, baju, kendaraan bahkan makanan
atau yang lainnya.
8 FIKIH MADRASAH IBTIDAIYAH KELAS V
5. Waktu Pembayaran Zakat Fitrah
Waktu pembayaran zakat fitrah anak-anak tentu sudah tahu yaitu setelah melaksanakan
ibadah puasa satu bulan penuh, ketika hari raya idul fitri itu tiba. Tentu anak-anak merasa senang
dan gembira kemudian apa yang kamu lakukan tentu takbiran dan membayar zakat fitrah.
Pembayaran zakat fitrah boleh dilakukan secara langsung kepada mustahik dan boleh juga lewat
panitia yang ada di masjid, musalla, madrasah. Waktu wajib pembayaran zakat fitrah adalah saat
terbenamnya matahari pada penghabisan bulan Ramadhan sampai sebelum dilaksanakannya shalat
idul fitri. Sedangkan pembayaran zakat fitrah yang dilakukan setelah salat idul fitri, maka
dianggap sedekah sesuai dengan Hadis yang diriwayatkan oleh Abu Dawud dari Ibnu Abbas
sebagai berikut:
Artinya : Rasulullah Saw. mewajibkan zakat fitrah untuk membersihkan orang yang
berpuasa dari hal-hal yang tidak bermanfaat, kata-kata kotor, dan memberi makan orang-orang
miskin. Barangsiapa mengeluarkannya sebelum shalat Idul Fitri, zakatnya diterima, dan
barangsiapa yang mengeluarkannya setelah shalat Idul Fitri, hal itu merupakan salah satu dari
sedekah (Hadits Riwayat Abu Dawud dari Ibnu Majah)
Dari Hadits tersebut di atas bahwa waktu pembayaran zakat ditentukan oleh waktu tertentu
jika salah maka zakat fitrahnya tidak sah. Adapun waktu membayar zakat fitrah adalah sebagai
berikut :
a. Waktu wajib adalah sejak terbenamnya matahari pada akhir bulan Ramadhan sampai
menjelang shalat Idul Fitri
b. Waktu haram adalah membayar zakat fitrah setelah terbenamnya matahari pada hari raya Idul
fitri
c. Waktu afdal (sunah) adalah sesudah salat subuh tanggal 1 Syawwal sebelum shalat Idul Fitri
d. Waktu mubah (boleh) adalah sejak tanggal 1 Ramadhan sampai dengan akhir bulan Ramadhan
e. Waktu makruh adalah sesudah shalat Idul Fitri sebelum terbenamnya matahari pada tanggal 1
Syawwal
ِل الَّسِبْي َو اْبِن الّٰل َس ِبْيِل ْيَو ف َو اْلَغاِر ِم ْيَن رَقاِب ال َوِفى ُقُلۡو ُبُہۡم مَؤ َّلَفِة ا َو اْل َع َلْيَه َن َو اْلَع اِمِلْي َو اْلَم ٰس ِكْيِن َقَر ۤا ِء ِلْلف تالَّصَد ٰق ِاَّنَم ا
م َحِكْي مَعِلْي َو الّٰل الّٰل مَن َفِرْيَض ة
Artinya : ”Sesungguhnya zakat itu hanyalah untuk orang-orang fakir, orang miskin, amil zakat,
yang dilunakkan hatinya (mualaf), untuk (memerdekakan) hamba sahaya, untuk (membebaskan)
orang yang berutang, untuk jalan Allah dan untuk orang yang sedang dalam perjalanan, sebagai
kewajiban dari Allah. Allah Maha Mengetahui, Mahabijaksana.”S V 11
Penjelasan dari ayat di atas yang menyebutkan tentang orang yang berhak menerima zakat,
dapat dirinci sebagai berikut :
1) Fakir ádalah orang yang tidak memiliki harta benda dan tidak memiliki pekerjaan
2) Miskin adalah orang yang memiliki harta tetapi hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya
3) Amil adalah orang yang mengelola pengumpulan dan pembagian zakat
4) Muallaf adalah orang yang masih lemah imannya karena baru mengenal dan menyatakan
masuk Islam
5) Riqab (budak muqathab) yaitu budak sahaya yang memiliki kesempatan untuk merdeka tetapi
tidak memiliki harta benda untuk menebusnya
6) Garim yaitu orang yang memiliki hutang banyak sedangkan dia tidak bisa melunasinya
7) Sabilillah adalah orang-orang yang berjuang di jalan Allah sedangkan dalam perjuangannya
tidak mendapatkan gaji dari siapa pun
8) Ibnu Sabil yaitu orang yang kehabisan bekal dalam perjalanan, sehingga sangat membutuhkan
bantuan.