Anda di halaman 1dari 3

‫َأع َمالِنَا‬ ِ ِ ِ‫ِهلل حَنْم ُده ونَستَعِينُه ونَسَت ْغ ِفره و َنعوذُ ب‬

ْ ‫اهلل ِم ْن ُشُر ْو ِر َأْن ُف ِسنَا َو َسيَّئات‬ ُْ َ ُ ُ ْ َ ُ ْ ْ َ ُ َ


ِ ‫ِإ ّن احْل م َد‬
َْ
‫ي لَ ُه‬ ِ ‫ضلِل فَالَ ه‬
‫اد‬ ْ ‫ي‬ ‫ن‬ ‫م‬ ‫و‬ ‫ه‬ ‫ل‬
َ ‫ل‬‫ض‬ِ ‫من يه ِد ِه اهلل فَالَ م‬
َ َ ْ ُ ْ ََ ُ ّ ُ ُ َْ ْ َ

ُ‫َأ ْش َه ُد َأ ْن الَ ِإلهَ ِإالّ اهلل‬wahdahulaa syariikalah lahul mulk,


walahul hamdu wahuwa ‘ala kulli syi ingqodiir.

ُ‫وَأ ْش َه ُد َأ ّن حُمَ ّم ًدا َعْب ُدهُ َو َر ُس ْولُه‬wahabibuhu


َ wakholiiluh,
sholawaatu robbi, wasalamuhu, wabarokatuhu ‘alaih, wa
‘ala aalihi wa ash haabihi ajma’iin.

‫ان ِإىَل َي ْوِم ال ّديْن‬


ٍ ‫اَللهم صل وسلّم على حُمَم ٍد وعلى آلِِه ِوَأصحابِِه ومن تَبِعهم بِِإحس‬.
َ ْ ْ َُ ْ َ َ َ ْ ََ ّ َ ْ َ َ َّ ُّ
Yaumala yan fau maalu wala banuun, illa man ataAllaaha
biqolbin saliim. Amma ba’ad.

Faya ibadallaah, uusikum wanafsiya bitakuwallaah faqad


faazal muttaquun.

Qoolallaahu tabaaraka wata’ala :


‫يَاَأيّ َها الّ َذيْ َن َآمُن ْوا اّت ُقوا اهللَ َح ّق ُت َقاتِِه َوالَ مَتُْوتُ ّن ِإالّ َوَأْنتُ ْم ُم ْسلِ ُم ْو َن‬
Perintah pertama yang ada di dalam Al-qur’an adalah perintah beribadah. Bukalah lembaran-lembaran
Al-qur’anul kariim, kita akan mendapatkan Allah berfirman :
“Yaa ayyuhannaasu’buduu robbakumulladzi kholaaqokum, huwalladzi namingqoblikum la’allakum
tattaquun : wahai manusia, beribadahlah kalian kepada Rabb kalian, yang menciptakan kita, yang
memberikan rizki kepada kita, yang mengatur alam semesta ini.
Kita tidak boleh memberikan ibadah kita kepada selain pencipta kita, Dia yang menciptakan kita, yang
menciptakan orang tua kita, yang menciptakan nenek moyang kita, untuk apa : la’allakum tattaquun (agar
kalian menjadi orang yang bertaqwa). Pengabdian seorang hamba kepada penciptanya, untuk mencapai tingkat
ketaqwaan. Karena kita tau, keberhasilan, kesuksesan, hanya untuk orang-orang yang bertaqwa. Surgaa, Allah
sediakan buat orang-orang yang berttaqwa “(u’iddat lilmuttaqiin)”. Tapi ibadah seperti apa yang Allah
inginkan dari kita. Ketahuilah para jama’aah, kalau Allah itu tidak butuh kita datang ke masjid, Allah tidak
memerlukan agar kita ruku’, sujud, bersedekah, puasa, gak perlu Allah dengan itu semua. Allah tidak perlu kita
menabung untuk berangkat haji, mengeluarkan harta kita, meninggalkan keluarga dan pekerjaan kita, demi
untuk mengunjungi Baitullaah, Allah gak butuh. Tapi Allah perintahkan itu kepada kita, bukan karena
kebutuhan Dia kepada kita :
“Walillahi ‘alannaas, hijjul bait manistatho’ilaihissabiila” : (Allah mewajibkan bagi kita untuk
berangkat ke rumah-Nya bagi yang mampu),
Wamankafar, fa innallaaha ghoniiyun ‘anil ‘aalamiin : ( Yang kufur, yang tidak mau berangkat ke
rumah Allah, yang tidak mau berangkat haji, yang tidak mau berangkat umrah, Allah itu tidak butuh
dengan alam semesta ini, Allah itu tidak butuh dengan ibadah orang Indonesia)
Rasul shallallahu’alaihi wa sallam berkata, Qalallahu azza wajal, Allah berfirman sebuah hadits
Qudsi, yang menjelaskan kepada ummat manusia, kalau Pencipta kita tidak butuh dengan kita, Allah
berfirman :
“Lau anna awwalakum, wa aakhirokum, wa in sakum jinnakum, kaanu ‘ala atsqoo qolbi rojulin
waahidin minkum : (Kata Allah: Andaikata semuanya, manusia yang pertama sampai manusia yang
terakhir, bangsa jin yang pertama sampai bangsa jin yang terakhir, mereka berada di tingkat
ketaqwaan di level ketaqwaan orang yang hatinya paling bertaqwa di antara kita).
Siapakah orang yang paling bertaqwa di antara kita? Nabi kita Muhammad shallallaahu ‘alaihi wa
sallam. Andaikata seluruh penduduk Indonesia hatinya seperti Rasulullaah shallallaahu ‘alaihi wa
sallam, ibadahnya seperti ibadahnya Rasulullaah shallallaahu ‘alaihi wa sallam, apa kata Allah :
”maazaa da dzaalika fii mulki syai a” : (itu tidak akan menambah kekuasaan sedikitpun di kerajaan-
Ku) kata Allah.
Allah gak butuh kita datang ke masjid, ruku’, sujud, banguun subuh untuk sholat subuh ke rumah Allah,
dan Allah katakan :
“Lau anna awwalakum, wa aakhirokum, wa in sakum jinnakum, kaanu ‘ala afjari qolbi rojulin
waahidin minkum : (kata Allah Andaikata semuanya, manusia yang pertama sampai manusia yang
terakhir, bangsa jin yang pertama sampai bangsa jin yang terakhir, mereka berad di level kejahatan
orang yang hatinya paling jahat di antara kita). Siapakah orang yang paling jahat di antara kita?
Firaun, ya kita contohkan Firaun yang dia mengatakan :”Ana rabbukumul a’la” (dia mengaku
sebagai Tuhan yang paling tinggi).
Andaikat semua manusia mengaku Tuhan, gak ada yang beribadah, mereka berbuat maksiat seenak
mereka. Apa kata Allah :
“maanaqosho dzaalika min mulki syai a” : (itu tidak akan mengurangi kekuasaanKu sedikitpun).
Lalu kata Allah :
Andaikata semua manusia, semua bangsa jin dari awal penciptaan sampai akhir penciptaan, mereka
berdiri di sebuah lembah, lalu mereka semua memohon, meminta kepada Allah apa saja, dan Allah
mengabulkan semua permohonan mereka.
Kata Allah :
“maanaqosho dzaalika min ma’indi” : (itu tidak akan mengurangi apa yang ada di sisiku, kecuali
seperti berkurangnya air laut, ketika jarum dimasukkan kemudian diangkat.

Lalu kenapa kita beramal, kenapa kita dating ke Masjid, kenapa kita ketika sampai tua renta masih
berdzikir, masih meminta kepada Allah Jalla jalaluh, kalau Allah tidak butuh dengan ibadah kita. Allah
memberikan segalanya kepada kita, allah mengatakan :
“Innama hiya a’malukum” : (itu amalan kalian, buat kalian) gak ada buat Allah, itu buat kita.
“Uhsii haalakum” : (Aku catat, kata Allah), Aku kumpulin buat kalian.
“Faman wajada khoiron, fal yahmadhillah” : ( Barang siapa yang mendapatkan kebaikan dalam
catatannya, dalam catatan kehidupan dia, hendaklah dia memuji Allah). yang membuat kita bisa
rukuk itu Allah, yang membuat kita bisa datang ke masjid itu Allah, yang membuat kita bisa berdzikir itu
Allah. Maka siapa yang pantas di puji? Hanya Allah Subhanahu Wata’ala, maka puji lah Allah
sebanyak-banyaknya.
”Waman wajada ghoira dzalika fala yalu manna ila nafsah” : (Dan barang siapa mendapati
keburukan dalam catatannya, jangan mencela siapa-siapa, jangan mencela orang lain, jangan
mencela kelompok, jangan mencela organisasi, jangan mencela kecuali dirinya sendiri.
Kita yang Allah berikan segala sarananya, lalu kita tidak mengabdi kepada Allah, maka jangan
meyalahkan apalagi mencela siapa-siapa kecuali dirinya sendiri.

Ma’asyiral Muslimin…
Amalan seperti apa yang Allah inginkan? Tidak semua shalat diterima, tidak semua puasa diterima, tidak
semua sedekah diterima,. Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Tabrani, Rasulullah shallallaahu ‘alaihi
wa sallam mengatakan :
“Innarrajula, layu sholli sholaata sittina hasanah” : (Ada orang yang sholat selama 60 tahun),
“Lamtuk ballahu shola” : (Satupun sholatnya tidak ada yang diterima), kenapa tidak diterima, kata
Rasul Shallallahu ‘alaihi wa sallam Wahai manusia-manusia yang beriman, wahai orang-orang yang
beriman, semua yang hadir di tempat ini, beriman kepada Allah dan hari akhir, Allah perintahkan kepada
kita untuk bertakwa :
Ittaqillaah : bertakwalah kalian kepada Allah, takwa yang merupakan wasiat semua Nabi kepada ummatnya,
yang Allah wasiatkan kepada kita semuanya, takwa yang sebenarnya , yakni menjalankan semua perintah-Nya
dan menjauhi segala apa-apa yang di larang-Nya, dan jangan kalian mati kecuali dalam kondisi Islam.

Anda mungkin juga menyukai