Anda di halaman 1dari 11

HADIS MUDRAJ

Makalah:
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah:
Ulumul Hadis

Disusun Oleh:
Hamid
Muktasim

Dosen Pengampu:
Fitrotun Nafsiyah M.Th.I

PROGRAM STUDI ILMU HADIS


SEKOLAH TINGGI ILMU USHULUDDIN DARUSSALAM
BANGKALAN
2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Alloh Swt. yang telah memberikan
nikmat Nya kami yaitu nikmat sehat dan sempat sehingga kami bisa mengerjakan
yugas mulia ini.
Shalawat dan salam semoga tetap tercurah limpahkan kepada Nabi
Muhammad Saw. Yang mana sebab gigih Nya beliau dalam mendakwah kan
ajaran agama Islam kita dapat merasakan indahnya Islam dan manisnya iman.
Ribuan terimakasih kami haturkan kepada dosen Fitrotun Nafsiyah M.Th.I
yang telah memberikan tugas kepada kami, tugas yang sangat mulia, yaitu
makalah Hadis Mudraj, yang mana kami di tugaskan untuk mempresentasikan
kepada sahabat-sahabat IH. untuk memberikan pemahaman kepada mereka
sehingga mereka memahami apa yang di sebut Hadis Mudraj.
Selanjutnya kami mengaharap kepada para pembaca yang budiman khusus
nya kepada dosen yang terhormat untuk mengkritik yang membangun dan
memberi saran kepada kami, apabila ada kesalahan dari makalah kami baik dari
segi penulisan atau dari segi ketatabahasaan, karena kami meyakini bahwa
makalah kami masih jauh dari kesempurnaan, karena kesempurnaan mutlaq hanya
milik Alloh Swt. namun kami selalu berusaha untuk menyempurnakan tugas
mulia ini.
Terakhir dari kami selaku penulis makalah, mengucapkan selamat
membaca, dan mohon maaf yang tiada batas nya apabila apabila ada kesalahan
dari segi pengetikan, karena hanya itu kemammpuan dari kami.

Bangakalan, 15 November 2018.


Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Hadis mudraj termasuk hadis yang di perselisihkan riwayat hadis nya,
yang mana perselisihan para rawi merupakan suatu fenomena amat penting dalam
hadis, karena darinya akan terungkap banyak hal yang perlu diketahui baik pada
sanad, matan, ataupun pada kedua-dua nya sekaligus. Dengan pembahasan yang
kritis oleh para ulama yang mendalam ilmu nya tentang masalah ini, akan
terungkaplah keadaan hadis yang sebagian rawinya di curigai ke-tsiqot-annya atau
kecacatan sanad dan matannya, khususnya yang terdapat dalam hadis mudraj,
karena idraj dalam hadis memiliki dampak yang sangat berbahaya, lantaran
kadang-kadang berakibat menjadikan suatu yang bukan hadis sebagai hadis. Para
ulama sangat keras menyoroti dan mengkajinya dengan serius serta
menanggapinya dengan hati-hati, oleh karena itu, untuk menjaga keauntetikan
hadis, kami butuh dan sangat perlu untuk mempelajari dan mengkajinya.

B. Rumusan masalah
1. Bagaiman pengertian hadis mudraj?
2. Berapakah macam-macam hadis mudraj?
3. Bagaimana cara mengetahui hadis mudraj? Dan
4. Bagaiman kehujjahan hadis mudraj?

C. Tujuan masalah
1. Untuk memahami hadis mudraj
2. Untuk mengetahui macam-macam hadis mudraj
3. Untuk mengetahui hadis mudraj
4. Untuk menetahui kehujjahan hadis mudraj
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian hadis mudraj
Idraj adalah bahasa arab yang berbentuk mashdar dari lafad ‫ ادرج‬yang
berarti berjalan atau naik berangsur-angsur1
Sedangkan menurut istilah ulama muhaddisin adalah:
‫ما ذكر في ضمن الحديث متصال به من غير فصل وليس منه‬
Artinya: Segala sesuatu yang tersebut dalam kandungan suatu hadis dan
bersambung dengannya tanpa adanya pemisah, padahal ia bukan dari hadis itu.2
Atau juga bisa diartikan sebagai berikut:
‫ او ادخل في متنه ما ليس منه بال فصل‬,‫ما غير سياق اسناده‬
Artinya: Hadis yang dirubah susunan sanad nya, atau sesuatu yang dimasukkan
kedalam matan hadis yang bukan bagiannya tanpa adanya pemisah3
B. Macam-macam hadis mudraj
Para ulama membagi idraj sesuai dengan tempatnya menjadi dua bagian:
mudraj matan dan mudraj sanad.
a) Mudraj matan
‫مدرج المتن هو ما ذكر في متن الحديث من قول بعض الروة الصحابي او من دونه موصوال بالحديث‬
Artinya: Mudraj matan adalah ucapan sebagian rawi dari kalangan sahabat atau
dari generasi setelahnya yang tercatat dalam matan hadis dan bersambung4
Sebagian ulama hadis yang lain mengartikan bahwa hadis mudraj adalah:
‫او ادخل في متنه ما ليس منه بال فصل‬
Artinya: Sesuatu yang dimasukkan kedalam matan hadis yang bukan bagian nya
tanpa adanya pemisah5
Mudraj matan ada tiga macam
1. Diawal matan

1
Mahmud Yunus, Kamus Yunus Arab-Indonesia ( Jakarta: PT. Mahmud Yunus Wa Dzurriyah
2010),125.
2
Nuruddin ‘Itr Ulumul Hadis (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya 2016),472.
3
Muhammad Tahhan Taisir Mushthalahah Hadis (Surabaya: Al-Hidayah (tth)),103.
4
Nuruddin ‘Itr Ulumul Hadis (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya 2016).472.
5
Muhammad Tahhan Taisir Mushthalahah Hadis (Surabaya: Al-Hidayah (tth)),104.
2. Ditengah matan
3. Diakhir matan
Contohnya:
1. contoh idraj diawal matan:
‫اسبغو الوضؤ ويل لأل عقاب من النار‬
Artinya: Sempurnakanlah wudlu’, kecelakaan api nerakalah (akan menimpa orang
yang tidak membereskan wudlu’ di) tumit-tumit mereka.
Perkataan (sempurnakanlah wudlu’) sebenarnya adalah perkataan Abu
Hurairah sendiri yang dimasukkan oleh perawi dalam hadis tersebut, dan bukan
hadis Nabi. Hal ini ditegaskan oleh riwayat yang lain yang diriwayatkan oleh
imam Bukhori yatiu:
)‫ البخارى‬,‫ ر‬,‫ ص‬,‫ ويل لأل عقاب من النار(خ‬:‫ اسبغو الوضؤ فإن ابا القاسم قال‬:‫عن ابى هريرة قال‬
Artinya: Dari Abu Hurairah, ia berkata: Sempurnakanlah wudlu’, karena Abul
Qosim (Nabi) pernah bersabda: kecelakaan api nerakalah (akan menimpa orang
yang tidak membereskan wudlu’ di) tumit-tumit mereka. (H.R. Bukhari)
Riwayat pertama diriwayatkan oleh Abu Qathn, sedangkan riwayat yang
kedua diriwayatkan oleh Abu Syababah.
2. contoh idraj ditengah matan:
‫ سمعت‬:‫عن طريق عبد الحميد بن جعفر عن هشام بن عروة عن ابيه عن بشرة بنت صفوان قالت‬
)‫ الدرقطنى‬,‫ ر‬,‫ من مس ذكره او انثييه او رفغيه فليتوضأ ( ح‬:‫رسول هللا صلى هللا عليه وسلم يقول‬
Artinya: dari jalur Abdul Hamid Ibnu Ja’far dari Hisyam Ibnu Urwah dari bapak
nya dari Basyrah Binti Sofwah dia berkata: aku telah mendengar Rasulullah Saw.
Bersabda: Barang siapa yang menyentuh kemaluannya atau dua buah
kemaluannya atau dua pangkal pahanya, maka hendaklah ia berwudlu’ (H.R,
Daraquthni)
Daraquthni memberi keteranagan ucapan itu ‫( او انثييه او رفغيه‬atau dua buah
kemaluannya atau dua pangkal pahanya) bahwa ucapan itu dari Urwah: bapak
Hisyam, karena Abdul Hamid waham, maka itu dianggap hadis olehnya
3. contoh idraj diakhir matan6

6
Ibid…..hal, 104.
‫ ال يغلق الرهن من صاحبه الذى رهنه له غنمه وعليه غرمه (مسند‬:‫قال رسول هللا صلى هللا عليه وسلم‬
)‫الشافعى‬
Artinya: Rasulullah Saw. bersabda: tidak tercabut barang gadaian dari orang-
orang yang menggadaikannya: baginya lah apa-apa yang bertambah dari barang-
barang itu, dan atas tanggungannyalah apa-apa yang kurang dari padanya.
(Musnad As-Syafii)
Kata Ibnu Wahb dan Abu Dawud bahwa ucapan ‫له غنمه وعليه غرمه‬
(baginya lah apa-apa yang bertambah dari barang-barang itu, dan atas
tanggungannya lah apa-apa yang kurang dari padanya) itu bukan sabda nabi,
tetapai omongan Said bin Musayyab.7
Diantara mudraj-mudraj diatas, ada banyak mudraj yang bersifat
manafsirkan kata-kata sukar dan jarang terpakai, mudraj semacam ini hanya
terdapat ditengah atau dikhir matan, tidak yang dipermulaan matan.
Conyohnya:
Ditengah matan
‫فكان يخلو بغار حراء يتحنث فيه (وهو التعبد) الليالى اوالت العدد قبل ان ينزع الى اهله‬
Artinya: Beliau berkhalwat di gua hiro’, beliau berkhalwat disana untuk
bertahannus -beribadah- didalamnya selama beberapa malam sebelum kembali
pada keluarganya.
Kata-kata )‫ (وهو التعبد‬adalah perkataan Imam al-Zuhri yang disertakan
dalam hadis.8
Diakhir matan
‫ اخبرنى محمد بن جبير بن‬:‫(الدرامي) اخبرنا الحاكم بن نافع اخبرنا شعيب بن ابى همزة عن الزهرقال‬
‫ ان لى اسماء انا محمد وانا احمد وانا‬:‫ سمعت رسول هللا صلى هللا عليه وسلم يقول‬:‫مطعم عن ابيه قال‬
‫ والعاقب الذى ليس‬,‫الماحى الذى يمحو هللا بي الكفر وانا الحاشر الذى يحشر الناس على قدمي وانا العاقب‬
)317:2 ‫بعده احد ( الدارمي‬
(Ad-Darami) Hakim Ibnu Nafi’ memberitahuku, Syuaib Ibnu Abi Hamzah
memberitahuku, dari Zuhri dia berkata: Muhammad Ibnu Jubair Ibnu Mat’am dari
bapaknya dia berkata: Aku pernah mendengar rasulullah Saw. Bersabda:

7
A. Qadir Hassan Ilmu Mushthalahah Hadis (Bandung: Diponegoro 2007),176.
8
Manna’ Al-Qatthan Mabahis Fii Ulumil Hadis (Bandung: Pustaka Al-Kaustar 2009),154.
sesungguhnya aku mempunyai beberapa nama: akulah Muhammad, akulah
Ahmad, akulah yang menghapus, yaitu sebabku allah menghapus kekufuran,
akulah yang mengumpulkan, yaitu manusia dikumpulkan atas kakiku, dan akulah
al-Aqib, al-Aqib adalah yang tidak ada seorang (Nabi pun) sesudahnya.
Diakhir matan hadis tersebut ada susunan
(dan akulah al-Aqib, al-Aqib adalah yang tidak ada seorang (Nabi pun)
sesudahnya) itu bukan perkataan Nabi, melainkan perkataan Imam al-Zuhri9
b) Mudraj isnad
‫ما غير سياق اسناده‬
Artinya: Hadis yang dirubah sanadnya.
Para ulama membagi tiga bagian dalam mudraj isnad
1. Seorang mendengar suatu hadis dari banyak guru dengan beraneka jalur
sanadnya, kemudian ia meriwayatkannya dengan satu sanad tanpa
menjelaskannya.
contoh:
( ‫عن عاصم بن ضمرة و للحارث االعور عن على رضى هللا عنه عن النبى صلى هللا عليه وسلم‬
)‫فإذا كانت لك مائتا درهم وحل عليه الحول ففيها خمسة دراهم‬
Artinya: dari Ashim Bin Damrah dan Al-Haris Al-A’war dari Ali ra. Dari
Nabi Saw beliau bersabda: apabila kamu memiliki harta 200 dirham dan
sudah berusia 1 th dalam kepemilikanmu, maka padanya wajib zakat lima
dirham.
Dalam hadis ini terjadi idraj suatu sanad kedalam suatu sanad yang lain,
yakni bahwa Ashim Bin Damrah meriwayatkan hadis ini dengan mauquf
pada Ali ra. Sedangkan Al-Haris meriwayatkannya secara marfu’ kepada
Nabi Muhammad Saw.
2. Seorang rawi memiliki sebagian matan, tetapi ia juga memiliki sebagian
matan lainnya dari sanad yang berbeda, kemudian matan tersebut
diriwayatkan oleh salah seorang muridnya secara sempurna dengan satu
sanad.

9
A. Qadir Hassan Ilmu Mushthalahah Hadis (Bandung: Diponegoro 2007),177.
Contoh: hadis Said Bin Abu Maryam dari Malik Al-Zuhri dari Anas
dengan marfu’
‫ال تباغضوا والتحاسدوا وال تنافسوا‬
Artinya: janganlah kalian saling membenci, jangan saling dengki, dan
jangan bermewah-mewahan.
Kata-kata ‫(وال تنافسوا‬jangan bermewah-mewahan) dalam hadis ini adalah
mudraj pada sanad ini, adapun asal kalimat ini dari hadis lain yang
diriwayatkan oleh imam Malik dari Abu Zinad dari Abu Hurairah dengan
marfu’
3. Seorang muhaddis membacakan suatu sanad hadis, kemudian terjadilah
sesuatu sehingga ia mengeluarkan kata-katanya sendiri, kemudian kata-
katanya dianggap oleh sebagian orang yang mendengarnya sebagai matan
hadis, sehingga mereka meriwayatkan kata-kata tersebut dengan sanad
yang dibaca muhaddis itu.
Contoh: ketika Syuraik Bin Abdillah Al-Qodhi ketika ia membacakan
sanad berikut kepada murid-muridnya.
‫ثنا االعمش عن ابى سفيان عن جابر قال رسول هللا صلى هللا عليه وسلم‬
Tiba-tiba Tsabit Bin Musa (seorang zahid) datang, kemudian Syuraik
berkata:
‫من كثرت صالته بالليل حسن وجهه بالنهار‬
Artinya: Barang siapa banyak melakukan shalat malam, maka wajahnya
akan cerah disiang hari.
Sebagian dari muridnya menulis perkataan Syuraik tersebut, padahal itu
bukan bagian dari matan hadis10. Menurut pendapat yang lain, Tsabit sendiri yang
meriwayatkan perkataan Syuraik tersebut karena ia menyangka omongan Syuraik
itu adalah kelanjutan dari sanad yang ia sebut tadi, maka meriwayatkanlah ia
sebagai sabda Nabi Muhammad Saw11
C. Cara mengetahui Hadis Mudraj

10
Nuruddin ‘Itr Ulumul Hadis (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya 2016).,473.
11
Manna’ Al-Qatthan Mabahis Fii Ulumil Hadis (Bandung: Pustaka Al-Kaustar 2009),155.
Seyogyanya nya kita mengetahui bagaimana caranya mengetahui mudraj
itu, mudraj dapat diketahui dengan hal-hal berikut
1) Keadaannya terpisah dalam riwayat lain
2) Dinyatakan oleh siperawi sendiri
3) Diterangkan oleh ahli hadis yang benar-benar hafiz
4) Musthil rasulullah berkata seperti itu12
D. Kehujjahan Hadis Mudraj
Hadis mudraj adalah termasuk hadis dhaif, karena tercampur dengan
sesuatu yang bukan hadis, seandainya kata-kata yang di-idraj-kan itu shahih atau
hasan karena dimungkinkan melalui sanad yang lain yang shahih, maka hal ini
tidak mengubah ke-dhaifan-nya, karena kita menandainya sebagai sesuatu yang
tercampur dalam sebuah hadis yang padanya terjadi idraj.
Sedangkan pelaku idraj itu dihukumi mubah apabila karena kesalahan dan
kelupaannya, kecuali sering melakukannya, maka dihukumi tercela. Dan pelaku
idraj dengan adanya unsur kesengajaan, maka ijmak ulama menghukumi haram.
Tetapi imam As-Suyuthi mengecualikan kesengajaan dalam idraj, apabila untuk
menafsirkan suatu kata yang asing, seperti yang dilakukan oleh imam al-zuhri,
maka hukumnya itu boleh13 dan hukum hadis tersebut tidak dianggap dhaif
(lemah) apabila sanadnya sudah sah14
E. Karya-karya tentang Hadis Mudraj
a. “Al-Fashlu Li Al-Washli Al-Mufrad Fi An-Naqli” karya Al-Khatib Al-
Baghdadi
b. “Taqrib Al-Manhaj Bi Tartib Al-Mudraj” karya Ibnu Hajar, ringkasan dari
kitab Al-Khatib dengan beberapa tambahan atasnya15

12
Ibd...hal, 155.
13
Nuruddin ‘Itr Ulumul Hadis (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya 2016), 474.
14
A. Qadir Hassan Ilmu Mushthalahah Hadis (Bandung: Diponegoro 2007),176.
15
Manna’ Al-Qatthan Mabahis Fii Ulumil Hadis (Bandung: Pustaka Al-Kaustar 2009),155.
BAB III
PENUTUP
E. Kesimpulan
Hadis mudraj segala sesuatu yang tersebut dalam kandungan suatu hadis
dan bersambung dengannya tanpa adanya pemisah, padahal ia bukan dari hadis
itu.
Hadis mudraj terbagi menjadi dua bagian:
1) mudraj matan
2) mudraj sanad.
mudraj matan adalah ucapan sebagian rawi dari kalangan sahabat atau dari
generasi setelahnya yang tercatat dalam matan hadis dan bersambung.
Mudraj matan ada tiga macam
1. Diawal matan
2. Ditengah matan
3. Diakhir matan
Mudraj isnad terbagi menjadi tiga bagian:
1. Seorang mendengar suatu hadis dari banyak guru dengan beraneka jalur
sanadnya, kemudian ia meriwayatkannya dengan satu sanad tanpa
menjelaskannya.
2. Seorang rawi memiliki sebagian matan, tetapi ia juga memiliki sebagian
matan lainnya dari sanad yang berbeda, kemudian matan tersebut
diriwayatkan oleh salah seorang muridnya secara sempurna dengan satu
sanad.
3. Seorang muhaddis membacakan suatu sanad hadis, kemudian terjadilah
sesuatu sehingga ia mengeluarkan kata-katanya sendiri, kemudian kata-
katanya dianggap oleh sebagian orang yang mendengarnya sebagai matan
hadis, sehingga mereka meriwayatkan kata-kata tersebut dengan sanad
yang dibaca muhaddis itu.

DAFTAR PUSTAKA
Yunus Mahmud, Kamus Yunus Arab-Indonesia ( Jakarta: PT. Mahmud Yunus Wa
Dzurriyah 2010).
Al-Qatthan Manna’ Mabahis Fii Ulumil Hadis (Bandung: Pustaka Al-Kaustar
2009).
‘Itr Nuruddin Ulumul Hadis (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya 2016).
Hassan A. Qadir Ilmu Mushthalahah Hadis (Bandung: Diponegoro 2007).
Tahhan Muhammad Taisir Mushthalahah Hadis (Surabaya: Al-Hidayah (tth)).

Anda mungkin juga menyukai