KEUTAMAAN WAKA
F
Ustadz Aunur Rofiq bin Ghufron حفظه اهلل
KEUTAMAAN WAKAF
Sumber: almanhaj.or.id yang menyalinnya dari
Majalah As-Sunnah EdISI 05 Th. VIII_1425H/2004M
اعلِ ِه
ِ َمن د َّل علَى خ ٍ َفلَه ِمثْل أَج ِر ف
ْ ُ ُ َ ْ َ َ َرْي
Barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka
ia (orang yang menunjukkannya) akan mendapat pahala
seperti orang yang melakukannya. (HR Muslim, 3509)
لَ ْن َتنَالُوا الْرِب َّ َحىَّت ُتْن ِف ُقوا مِم َّا حُتِ بُّو َن
DEFINISI WAKAF
1
Lihat Mu’jam Al Wasith, 2/1051.
Dan tahanlah mereka (di tempat perhentian) karena
sesungguhnya mereka akan ditanya. (QS. Ash Shofat/37:
24).2
2
Lihat kitab Al Mabsuth, 12/39.
3
Lihat kitab Al Muhgni oleh Ibn Qudamah (8/184), Fiqhus Sunnah
(3/377), Al Hidayah, Al Kafi, Al Talhish, Al Mustau’ib, Al Hawy Ash
Shaghir. Lihat kitab Al Inshaf oleh Mardawi (7/3), Hasyiah Ibn Abidin
(4/398), Subulus Salam (3/87).
4
Lihat kitab Al Mabsuth, 12/39.
para sahabatnya serta para pengikutnya yang setia. Sahabat
Abdullah bin Umar Radhiyallahu ‘anhu berkata :
َّجا ِر َ َول اللَّ ِه الْ َم ِدينَةَ أ ََمَر بِبِنَ ِاء الْ َم ْس ِج ِد َوق
َّ ال يَا بَيِن الن ُ لَ َّما قَ ِد َم َر ُس
KEUTAMAAN WAKAF
HUKUM WAKAF
ص َدقٍَة ِ ٍ ِ
َ ات اإْلِ نْ َس ا ُن ا ْن َقطَ َع َعْن هُ َع َملُ هُ إِاَّل م ْن ثَاَل ثَ ة إِاَّل م ْن
َ إِ َذا َم
ِ جا ِري ٍة أَو ِع ْل ٍم يْنت َفع بِِه أَو ولَ ٍد
ُصال ٍح يَ ْدعُو لَه
َ َ ْ ُ َُ ْ َ َ
6
Lihat Kitab Taisiril Allam, 2/246.
Dia tidak akan mendapat pahala dari Allah setelah meninggal
dunia, kecuali (dari) tiga perkara ini; karena tiga perkara ini
termasuk usahanya. Para sahabat dan tabi’in mengizinkan
orang berwakaf, bahkan menganjurkannya.7
RUKUN WAKAF
7
Lihat kitab Taisiril Allam, 2/132.
8
Lihat Fathul Bari, 5/402.
9
Lihat Taisiril Allam Syarah Umdatul Ahkam, 2/245.
10
Lihat kitab Al Fiqhul Islami Waadillatihi, 8/159.
Syarat Orang Yang Wakaf (Wakif)
12
Lihat Minhajul Muslim, 349.
13
HR Imam Ahmad, no. 1041. Lihat Majmu’ Fatawa, 31/49.
Syarat Benda Wakaf
14
Lihat Fathul Bari, 5/403.
Syarat Yang Menerima Wakaf
ِ
ُ ُالس َف َهاءَ أ َْم َوالَ ُك ُم الَّيِت َج َع َل اللَّهُ لَ ُك ْم قيَ ًاما َو ْار ُزق
وه ْم ُّ َواَل ُت ْؤتُ وا
15
Lihat kitab Majmu’ Fatawa Ibn Taimiyah, 31/33.
16
Lihat kitab Fiqhus Sunnah, 3/381; Al Mughni, 8/195 dan Fiqih
Sunnah, 8/189.
17
Lihat Fiqih Sunnah, 3/381; Majmu’ Fatawa, 31/30; Al Fiqhul
Islami, 8/193; Al Mufashal Fi Ahkamil Mar’ah, 10/425
tamu, tidaklah ada ikatan, karena mereka membutuhkan
bantuan atau karena kemiskinannya”.18
Ikrar Wakaf
wakafkan) ت
ُ ( حبسaku tahan pokoknya) atau مثرهتا
َ بلت
ُ ( سaku
pergunakan hasilnya untuk fi sabilillah), atau dengan sindiran
hasilnya) حرمت
ً (ku haramkan mengambil hasilnya) أبدت
ُ (aku
abadikannya). Contohnya, bila ada orang yang berkata ”saya
sedekahkan rumahku ini, aku abadikan rumah ini, atau tidak
aku jual rumah ini, dan aku tidak menghibahkannya”.
18
Lihat Fathul Bari, 5/403
Ketiga: Wasiat, misalnya, bila aku meninggal dunia, maka
aku wakafkan rumah ini. Akad semacam ini dibolehkan,
sebagaimana pendapat Imam Ahmad, karena kalimat ini
merupakan wasiat.19
PERSAKSIAN WAKAF
19
Lihat Al Mughni, 8/189; Al Mifsal Fi Ahkamil Mar’ah, 10/429; Fiqih
Sunnah, 3/380. Lihat Fathul Bari, 5/403; Taisirul Allam, 2/132.
Wahai, Rasulullah. Sesungguhnya ibuku meninggal dunia.
Ketika itu saya tidak ada. Apakah dapat bermanfaat
kepadanya bila aku bershadaqah sebagai gantinya?”
Beliau menjawab,”Ya,” maka Sa’ad
berkata,”Sesungguhnya aku menjadikan kamu sebagai
saksi, bahwa pekarangan yang banyak buahnya ini aku
shadaqahkan untuk ibuku. (HR. Bukhari, 2551)
20
Lihat Fathul Bari, 5/391.
PENCATATAN WAKAF
ت هِب َا
َ ْص َّدق
َ ََصلَ َها َوت
ْتأَ ت َحبَّ ْس
ِ
َ إِ ْن شْئ
21
Lihat kitab Al Muhadzab, 1/446.
Harta wakaf, bukanlah milik pewakaf lagi ; karena hadits
di atas menerangkan:
ث
ُ ور
َ ُب َواَل ي
ُ وه ْ أَنَّهُ اَل يُبَاعُ أ
َ َُصلُ َها َواَل ي
WAKAF BERKELOMPOK
22
Lihat kitab Al Mabsuth, 12/39.
23
Lihat Al Umm, Imam Syafi’i, kitab Athaya Wash Shadaqah Wal
Habsi.
Wakaf tidak harus dilakukan oleh perorangan, tetapi
boleh dengan berjama’ah. Misalnya, iuran membeli tanah
untuk membangun masjid, pendidikan Islam dan lainnya.
24
Lihat Fathul Bari, 5/384.
tidak diinginkan oleh pewakaf atau keluarganya pada
kemudian hari.
PERSYARATAN WAKIF
ِ ُشر
وط ِه ْم ُ الْ ُم ْسلِ ُمو َن ِعْن َد
ِِ ِ
َح َّل َحَر ًاما ُ ني إِاَّل
َ ص ْل ًحا َح َّر َم َحاَل اًل أ َْو أ َ الص ْل ُح َجائٌز َبنْي َ الْ ُم ْس لم
ُّ
ِ ِ ِ
َ َوالْ ُم ْسل ُمو َن َعلَى ُش ُروط ِه ْم إاَّل َشْرطًا َحَّر َم َحاَل اًل أ َْو أ
َح َّل َحَر ًاما
Damai itu dibolehkan sesama kaum muslimin, kecuali
perdamaian yang mengharamkan yang halal atau
menghalalkan yang haram, orang muslim menurut
persyaratannya, kecuali persyaratan yang
mengharamkan yang halal atau menghalalkan yang
haram.25
26
Lihat kitab Taisirul Allam, 2/250.
27
Lihat Majmu’ Fatawa Ibn Taimiyah, 31/100.
jikalau Abu Hanifah mendengar hadits Umar (sebagaimana di
atas), tentu dia akan mencabut perkataannya. Sedangkan
Imam Qurthubi berpendapat, mencabut wakaf adalah
menyelisihi Ijma’. Kita tidak perlu memperhatikan pendapat
yang membolehkannya.28
28
Lihat kitab Taisirul Allam, 2/252.
29
Lihat kitab Khasiyah Ibn Abidin, 4/459.