Anda di halaman 1dari 2

Istilah tabarukan atau ngalap barakah menjadi tradisi umat Islam di Indonesia khususnya

kaum pesantren. Beberapa waktu lalu, ada seorang ustadz youtube mengatakan bahwa
tabarukan atau ngalap barakah dengan mencium tangan dan berebut air minum guru, kiai,
atau ulama adalah tindakan yang tidak ada dasarnya di dalam agama, sehingga haram
dilakukan. Benarkah demikian?

Kita mulai dari makna Tabarruk, dari kata barakah, yang berarti bertambah. Sementara
tabaruk adalah mencari berkah dengan hal-hal baik dari Allah SWT.

Tabarruk secara bahasa artinya mengharap berkah. Secara istilah diartikan sebagai
menjadikan seseorang, tempat atau sesuatu yang diharapkan berkahnya perantara menuju
Alloh SWT.

Pengertian tabaruk ini yang menurut Sayyid Muhammad bin Alwi bin Abbas Al-Hasani Al-
Maliki kerap disalahpahami banyak orang. Sayyid Muhammad bin Alwi mencoba
mendudukkan persoalan terkai praktik tabaruk sebagaimana kutipan berikut ini:

‫ ينبغي أن نعلم أن التبرك ليس هو إال توسال إلى هللا‬،‫ بل بمشروعيته‬،‫وقبل أن نبيّن األدلة والشواهد الناطقة بجواز ذلك‬
‫سبحانه وتعالى بذلك المتبرَّك به سواء أكان أثرا أو مكانا أو شخصا‬

Ada beberapa riwayat baik dari Al Quran maupun Hadis yang bisa menjadi dalil bolehnya
tabaruk atau ngalap berkah ini, di antaranya:

1. Bertabarruk dengan Peninggalan Rasululullah ‫ﷺ‬

‫صاهُ َو َس ْيفِ ِه َوقَ َد ِح ِه َوخَاتَ ِم ِه َو َما ا ْستَ ْع َم َل ال ُخلَفَا ُء بَ ْع َدهُ ِم ْن ُذلِكَ ِم َّما لَ ْم‬ َ ‫ع النَّبِ ِّي صلى هللا عليه وسلم َو َع‬ ِ ْ‫بَابُ َما ُذ ِك َر ِم ْن ِدر‬
َ
‫ك أصْ َحابُهُ َو َغ ْي ُرهُ ْم بَ ْع َد َوفَاتِ ِه‬ ِ ‫ي ُْذكَرْ قِ ْس َمتُهُ َو ِم ْن َشع‬
ُ ‫ْر ِه َونَ ْعلِ ِه َوآنِيَتِ ِه ِم َّما يَتَبَ َّر‬

“Bab yang menyebutkan baju perang, tongkat, pedang, bejana, dan cincin Nabi ‫ﷺ‬
dan barang-barang yang digunakan para Khalifah setelah wafatnya Nabi dari
peninggalannya yang tidak dibagikan, rambut, sandal, dan wadah miliknya, dari
barang-barang yang dicari berkahnya oleh para sahabat dan selainnya setelah
beliau wafat.”

2. Asma’ binti Abu Bakar Bertabaruk dengan Jubah Nabi ‫ﷺ‬

‫قالت (أسماء بنت أبي بكر) كانت هذه عند عائشة حتى قبضت فل ّما قبضت أخذتها و كان النَّبِ ِّي صلى هللا عليه وسلم‬
‫يلبسها فنحن نغسلها للمرض نستشفي بها‬

“Asma’ binti Abu Bakar berkata : “Jubah ini (awalnya) dipegang Aisyah sampai ia
wafat. Setelah wafat saya ambil jubah itu. Nabi ‫ ﷺ‬memakai jubah ini. Kami
membasuhnya untuk orang orang yang sakit, kami mengharap kesembuhan melalui
jubah tersebut.” (HR. Abu Dawud dan Muslim)

3. Imam Ahmad Bertabarruk dengan Rambut Nabi ‫ﷺ‬

“Abdullah bin Ahmad berkata: “Bapakku mengambil sehelai rambut Nabi ‫ﷺ‬, lalu ia
letakkan di mulutnya, lalu diciuminya. Aku melihat Bapakku juga meletakkannya di matanya,
menyelupkannya ke dalam air dan meminumnya, mengharap kesembuhan. Aku melihat pula
bapakku mengambil bejana Nabi ‫ ﷺ‬di dalam air, lalu meminum air yang ada di dalamnya,
dan meminum air zamzam seraya mengharap kesembuhan. Bapakku mengusapnya ke kedua
tangan dan wajahnya.” Saya (ad-Dzahabi) berkata: “Mana orang yang ekstrim dan ingkar
kepada Ahmad? Telah shahih bahwa Abdullah bertanya kepada Bapaknya (Ahmad bin
Hanbal) tentang orang yang menyentuh mimbar Nabi dan menyentuh kamar (makam) Nabi
‫ ﷺ‬Ahmad berkata: “Menurutku boleh.” Semoga Allah melindungi kita dari pendapat
khawarij dan perbuatan bid’ah.”

4. Rasulullah ‫ ﷺ‬Bertabarruk dengan Sisa Air Wudhu Umat Islam

‫ بَ ْل‬، ‫ ” ال‬: ‫ضو ُء ِمنْ َج ٍّر َج ِدي ٍد ُم َخ َّم ٍر أَ َح ُّب إِلَيْكَ أَ ْم ِمنَ ا ْل َمطَا ِه ِر ؟ فَقَا َل‬ ُ ‫ ا ْل ُو‬، ِ ‫سو َل هَّللا‬ُ ‫ يَا َر‬: ُ‫ قُ ْلت‬: ‫ قَا َل‬، ‫َع ِن ا ْب ِن ُع َم َر‬
، ‫ث إِلَى ا ْل َمطَا ِه ِر‬
ُ ‫سلَّ َم يَ ْب َع‬
َ ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو‬ ُ ‫ َو َكانَ َر‬:‫ قَا َل‬، ” ُ‫س ْم َحة‬
َ ِ ‫سو ُل هَّللا‬ َّ ‫ إِنَّ ِدينَ هَّللا ِ ا ْل َحنِيفِيَّةُ ال‬، ‫ِمنَ ا ْل َمطَا ِه ِر‬
5[ َ‫سلِ ِمين‬ْ ‫ يَ ْر ُجو بَ َر َكةَ أَ ْي ِدي ال ُم‬، ُ‫ش َربُه‬
ْ ْ َ‫ فَي‬، ‫فَيُؤْ تَى بِا ْل َما ِء‬

“Diriwayatkan dari Ibn Umar, ia bertanya kepada Nabi: “Ya Rasulullah, apakah
berwudhu dari wadah baru yang tertutup atau dari tempat-tempat wudhu yang lebih
engkau senangi?” Rasulullah menjawab: “Tidak.  Tapi dari tempat-tempat berwwudhu”.
Agama Allah adalah agama yang lurus dan mudah. Ibn Umar berkata: “Kemudian
Rasulullah menuju tempat-tempat berwudhu dan beliau diberi air, kemudian
meminumnya. Beliau mengharap berkah dan tangan-tangan umat Islam.”

Anda mungkin juga menyukai