Anda di halaman 1dari 5

Judul : Melaksanakan Walimatul Urs Di Jalanan Umum

Nama : Defry Rian Sagara


Lokal : HKI Lokal A-2018

A. Pendahuluan

Walimatul Urs merupakan acara walimah, pesta pernikahan, atau syukuran


dan makan-makan yang diadakan setelah melaksanakan akad pernikahan, sebagai
bentuk pengumuman bahwa suatu pasangan telah melaksanakan pernikahan sehingga
tidak muncul prasangka buruk dari masyarakat.
Para ulama ahli hukum islam bersepakat bahwa mengadakan pesta pernikahan
hukumnya adalah sunah muakkad, yakni perbuatan yang sangat dianjurkan, namun
tetap sesuai kemampuan.
Mengingat bahwa acara walimatul urs sudah menjadi kebiasaan di masyarakat
sebagai bentuk rasa syukur atas terjadinya pernikahan dan juga sebagai sarana
mengumumkan tentang adanya pernikahan dari suatu pasangan, maka suatu
pernikahan dianggap kurang lengkap apabila belum mengadakan walimatul urs, akan
tetapi terkadang kondisi tempat tinggal dari pelaksana yang kurang memadai untuk
melaksanakan acara walimatul urs sehingga seringkali menggunakan jalanan umum
sebagai sarana tempat untuk pelaksanaannya.
Dalam hal ini kemudian terjadi titik singgung antara kepentingan pribadi dan
kepentingan umum karena dalam pelaksanaannya menggunakan jalanan umum yang
merupakan fasilitas bagi masyarakat banyak. Jika dipandang dari perspektif hukum
islam maka diperlukan suatu penjelasan hukum terkait persoalan mengadakan acara
walimatul urs di jalanan umum.

B. Sumber Hukum

Pertama kita tentu perlu untuk mengetahui sumber hukum dari pelaksanaan
acara walimatul urs, yang mana disebutkan dalam sebuah hadis yang berbunyi :
ٍ ‫َن النَّبِ َّي ص لَّى اللَّه َعلَي ِه وس لَّم رأَى َعلَى َعب ِد ال َّرحم ِن ب ِن َع و‬
‫ف أََث َر‬ ِ ٍ َ‫َعن أَن‬
َّ ‫ض ي اللَّهُ َع ْن هُ أ‬
ْ ْ َْ ْ ََ ََ ْ ُ َ َ ‫س َر‬ ْ

‫َك أ َْولِ ْم َول َْو‬


َ ‫ال بَ َار َك اللَّهُ ل‬ ٍ ‫ت ْام َرأَةً َعلَى َو ْز ِن َن َو ٍاة ِم ْن ذَ َه‬
َ َ‫ب ق‬ ُ ‫ال إِنِّي َت َز َّو ْج‬ َ َ‫ص ْف َر ٍة ق‬
َ َ‫ال َما َه َذا ق‬ ُ

‫بِ َش ٍاة‬

Artinya : “Dari Anas radliallahu 'anhu, bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam
melihat bekas Shufr pada Abdurrahman bin Auf, maka beliau pun bertanya: "Apa
ini?" ia menjawab, "Sesungguhnya aku telah menikahi seorang wanita dengan mahar
Wazn Nawat dari emas." Beliau besabda: "Semoga Allah memberkahimu. Adakanlah
walimah meskipun dengan seekor kambing." (HR.Bukhari No. 4758)

Dari hadis ini kita dapat mengetahui bahwasanya Rasulullah saw


menganjurkan untuk melaksanakan acara walimatul urs, menurut ukuran orang arab
menyembelih seekor kambing merupakan suatu hal yang kecil sehingga bukan pesta
yang mewah-mewahan, jadi memang dalam melaksanankan walimatul urs haruslah
sesuai dengan kemampuan masing-masing orang.

Dalam hadis lain, berdasarkan hadits dari Shafiyyah bintu Syaibah ia berkata:

‫ض نِ َسائِِه بِ ُمدَّيْ ِن ِم ْن َش ِعي ٍر‬


ِ ‫صلَّى اللَّهُ َعلَْي ِه َو َسلَّ َم َعلَى َب ْع‬
َ ‫َم النَّبِ ُّي‬
َ ‫َت أ َْول‬
ِ ‫َعن أ ُِّم ِه ص ِفيَّةَ بِْن‬
ْ ‫ت َش ْيبَةَ قَال‬ َ ْ

Artinya : “Dari Ibunya Shafiyyah binti Syaibah ia berkata; Rasulullah shallallahu


'alaihi wasallam mengadakan walimah terhadap sebagian dari isteri-isterinya, yakni
dengan dua Mud gandum”. (HR.Bukhari no. 4774)

Hadis ini juga mempertegas bahwa memang dalam pelaksanaan acara


walimatul urs harus betul-betul sesuai kemampuan.

Terkait penggunaan jalan umum terdapat hadis Rasulullah saw yang


berbunyi :
‫ات َف َقالُوا َما لَنَا بُ ٌّد إِنَّ َما ِه َي‬ ُ َ ُ َْ َ َ‫صلَّى اللَّهُ َعلَْي ِه َو َسلَّ َم ق‬
ِ َ‫ال إِيَّا ُكم والْجلُوس َعلَى الطُّرق‬
َ ‫َع ْن النَّبِ ِّي‬

‫يق َح َّق َها قَالُوا َو َما َح ُّق الطَّ ِر ِيق‬


َ ‫س فَأَ ْعطُوا الطَّ ِر‬ ِ ‫ِاَّل‬ ِ َ َ‫َّث فِ َيها ق‬ ِ
َ ‫ال فَإذَا أ ََب ْيتُ ْم إ ال َْم َجال‬ ُ ‫سنَا َنتَ َحد‬
ُ ‫َم َجال‬
ِ ‫الساَل ِم وأَمر بِالْمعر‬
‫وف َو َن ْه ٌي َع ْن ال ُْم ْن َك ِر‬ ُّ ‫ص ِر َو َك‬
ُ ْ َ ٌ ْ َ َّ ‫ف اأْل َذَى َو َر ُّد‬ َ َ‫ض الْب‬
ُّ َ‫ال غ‬
َ َ‫ق‬

Artinya : “Dari Abu Sa'id Al Khudriy radliallahu 'anhuma dari Nabi shallallahu
'alaihi wasallam bersabda: "Janganlah kalian duduk duduk di pinggir jalan". Mereka
bertanya: "Itu kebiasaan kami yang sudah biasa kami lakukan karena itu menjadi
majelis tempat kami bercengkrama". Beliau bersabda: "Jika kalian tidak mau
meninggalkan majelis seperti itu maka tunaikanlah hak jalan tersebut". Mereka
bertanya: "Apa hak jalan itu?" Beliau menjawab: "Menundukkan pandangan,
menyingkirkan halangan, menjawab salam dan amar ma'ruf nahiy munkar".
(HR.Bukhari No.2285)

Dari hadis ini Rasulullah saw melarang untuk menggunakan jalanan apabila
dalam penggunaan nya tidak memperhatikan hak jalanan, sebagaimana yang di
sebutkan Rasulullah dalam hadis tersebut.

C. Alasan Hukum

Ada dua alasan hukum yang terdapat dalam persoalan ini, yang pertama
mengenai walimatul urs itu sendiri dan yang kedua mengenai penggunaan jalanan
umum, dari hadits tentang walimatul urs dapat kita ketahui bahwa Rasulullah memang
menganjurkan mengadakan acara tersebut dikarenakan banyak hikmah yang
terkandung dalam acara walimatul urs di antaranya adalah:

1. Sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah swt atas nikmat yang telah
diberikan dengan terlaksananya pernikahan antara dua insan
2. Sebagai sarana pemberitahuan kepada masyarakat mengenai pernikahan
suatu pasangan agar terhindar dari fitnah
3. Sebagai sarana untuk mempererat tali silaturahmi baik antara keluarga
kedua mempelai atau dengan masyakat
4. Mendapat ridha dari Allah swt karena melaksanakan sunah Rasulullah saw
dan lain-lain
Adapun yang kedua adalah terkait penggunaan jalan, walaupun dalam hadits
diatas menjelaskan tentang penggunaan jalan yang digunakan sebagai tempat duduk-
duduk, namun dalam konteks nya dapat kita qiyaskan ke dalam penggunaan jalan
untuk acara walimatul urs, salah satu tujuan larangan duduk-duduk dipinggir jalan
adalah karena hal tersebut mempersempit akses jalan dan justru menjadi sebuah
halangan dijalanan.

Dalam hadis tersebut dikatakan bahwa orang yang menggunakan jalanan


umum haruslah memberikan hak jalanan tersebut terlebih lagi kepada orang lain, oleh
karena itu apabila hak jalanan tidak di berikan maka penggunaan jalan dapat
dikategorikan sebagai perbuatan dzolim yang mana perbuatan dzolim merupakan
perbuatan yang di haramkan.

D. Kesimpulan

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa jalanan umum merupakan


fasilitas umum yang disediakan untuk semua orang, sedangkan walimatul urs
termasuk kedalam kepentingan pribadi. Maka dalam hal ini dapat disimpulkan hukum
yang berbeda yang mana tergantung pada pelaksanaannya, yang pertama ialah
diperbolehkan selama tidak mengganggu kepentingan umum yaitu dengan
memperhatikan hak jalanan sebagai mana keterangan hadis di atas, atau jika terjadi
penutupan jalan maka harus di sediakan jalur alternatif agar tidak mengganggu
perjalanan orang lain. Yang kedua yaitu diharamkan apabila dalam pelaksanaannya
mengganggu hak jalanan dan hak orang lain karena hal tersebut sudah termasuk
kedalam perbuatan dzolim. Oleh karenanya Wahbah Zuhaili dalam al-Fiqh Islam wa
Adillatuhu menjelaskan, boleh membuat acara di jalan umum dengan dua syarat: (1)
Ada jaminan keselamatan, (2) Mendapatkan ijin dari hakim atau instansi yang
berwenang. Dalam hal ini di Indonesia maka instansi yang berwenang adalah
Lembaga Kepolisian.

Daftar Pustaka

https://bincangsyariah.com/kalam/hukum-menggelar-walimah-di-
jalanan-umum/
http://carihadis.com/Shahih_Bukhari

https://www.ruangmuslimah.co/38949-ini-beberapa-hikmah-dari-
walimah-nikah

https://youtu.be/BKF64HyIl8o

Anda mungkin juga menyukai