Anda di halaman 1dari 11

WAKAF

1. PENGERTIAN WAKAF
• Kata “Wakaf” berasal dari bahasa Arab “Waqafa
• “Wakafa” berarti “menahan” atau “berhenti” atau “diam” di tempat” atau
tetap berdidi”.
• Kata “Wakafa-Yaqufu-Waqfan” sama artinya “Habas-Yahbisu-Tahbisan”.
• al-Waqf dalam bahasa Arab mengandung beberapa pengertian.
•  Artinya : Menahan, menahan harta untuk diwakafkan, tidak dipindah
milikkan.
• WAKAF DLM FATWA MUI:
• ‫اح َم ْوج ُْو ٍد‬ ْ َ‫ع بِ ِه َم َع بَقَا ِء َع ْينِهِ بِق‬
َ َّ‫ط ِع الت‬
ٍ َ‫ َمصْ َر ٍفف ُمب‬.‫صرُّ فِى َرقَبَتِ ِه علَى‬ ُ ‫ال يُ ْم ِك ُن ا ِال ْنتِفَا‬
ٍ ‫َحبْسُ َم‬
• “menahan harta yang dapat dimanfaatkan tanpa lenyap bendanya, dengan cara tidak
melakukan tindakan hukum terhadap benda tersebut, disalurkan pada sesuatu yang mubah
(tidak haram) yang ada,
• Wakaf memiliki Istilah lain:
• 1, Shadaqah Jariah
• ‫اريَ ٍة َأ ْو ِع ْل ٍم يُ ْنتَفَ ُع ِب ِه َأ ْو‬ َ ‫ط َع َع ْنهُ َع َملُهُ ِإاَّل ِم ْن ثَاَل ثَ ٍة ِإاَّل ِم ْن‬
ِ ‫ص َدقَ ٍة َج‬ َ َ‫ان ا ْنق‬
ُ ‫ات اِإْل ْن َس‬ َ ِ ‫َع ْن َأبِي هُ َر ْي َرةَ َأ َّن َرسُو َل هَّللا‬
َ ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم قَا َل ِإ َذا َم‬
ُ‫ح يَ ْد ُعو لَه‬ ٍ ِ‫صال‬ َ ‫“ َولَ ٍد‬
• Diriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda, “Apabila manusia meninggal dunia, terputuslah (pahala) amal perbuatannya kecuali dari tiga hal,
yaitu kecuali dari sedekah jariyah (wakaf), ilmu yang dimanfaatkan, atau anak shaleh yang mendoakannya

• 2. Al-Habsu
• 3. Wakaf (UU No.41 th 2004 ttg Wakaf, PP No. 42 Tahun 2006 ttg pelaksanaan UU No 41
‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم‬
َ ‫ي‬َّ ِ‫ضا بِ َخ ْيبَ َر فََأتَى النَّب‬ ً ْ‫اب َأر‬ َ ‫ص‬ َ ‫ب َأ‬ِ ‫ض َي هَّللا ُ َع ْنهُ َما َأ ْن ُع َم َر ب َْن ْال َخطَّا‬ ِ ‫َع ْن اب ِْن ُع َم َر َر‬
َ َ‫س ِع ْن ِدي ِم ْنهُ فَ َما تَْأ ُم ُر بِ ِه ق‬
‫ال‬ َ َ‫ط َأ ْنف‬
ُّ َ‫صبْ َمااًل ق‬ ِ ‫ضا بِ َخ ْيبَ َر لَ ْم ُأ‬ ً ْ‫ْت َأر‬ ُ ‫صب‬ َ ‫ُول هَّللا ِ ِإنِّي َأ‬
َ ‫ال يَا َرس‬ َ َ‫يَ ْستَْأ ِم ُرهُ فِيهَا فَق‬
‫ق ِبهَا فِي‬ َ ‫ص َّد‬
َ َ‫ث َوت‬ ُ ‫ع َواَل يُوهَبُ َواَل يُو َر‬ ُ ‫ق ِبهَا ُع َم ُر َأنَّهُ اَل يُبَا‬ َ َ‫ت بِهَا قَا َل فَت‬
َ ‫ص َّد‬ َ َ‫ْت َأصْ لَهَا َوت‬
َ ‫ص َّد ْق‬ َ ‫ت َحبَس‬ َ ‫ِإ ْن ِشْئ‬
‫ْف اَل ُجنَا َح َعلَى َم ْن َو ِليَهَا َأ ْن يَْأ ُك َل ِم ْنهَا‬ ِ ‫ضي‬ َّ ‫يل َوال‬ ِ ‫يل هَّللا ِ َواب ِْن ال َّس ِب‬
ِ ِ‫ب َوفِي َسب‬ ِ ‫ْالفُقَ َرا ِء َوفِي ْالقُرْ بَى َوفِي ال ِّرقَا‬
ً ‫ين فَقَا َل َغ ْي َر ُمتََأثِّ ٍل َم‬
‫ال‬ َ ‫ير‬ ِ ‫ت بِ ِه اب َْن ِس‬ ْ ‫ُوف َوي‬
ُ ‫ُط ِع َم َغ ْي َر ُمتَ َم ِّو ٍل قَا َل فَ َح َّد ْث‬ ِ ‫بِ ْال َم ْعر‬
Diriwayatkan dari Ibnu Umar Radhiyallahu anhu bahwa Umar bin al-Khaththab Radhiyallahu anhu
memperoleh tanah (kebun) di Khaibar; lalu ia datang kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk
meminta petunjuk mengenai tanah tersebut. Ia berkata, “Wahai Rasulullah! Saya memperoleh tanah di
Khaibar; yang belum pernah saya peroleh harta yang lebih baik bagiku melebihi tanah tersebut; apa
perintah Engkau (kepadaku) mengenainya?” Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab: “Jika mau,
kamu tahan pokoknya dan kamu sedekahkan (hasil)- nya.”
Ibnu Umar berkata, “Maka, Umar menyedekahkan tanah tersebut, (dengan mensyaratkan) bahwa tanah itu
tidak dijual, tidak dihibahkan, dan tidak diwariskan. Ia menyedekahkan (hasil)-nya kepada fuqara, kerabat,
riqab (hamba sahaya, orang tertindas), sabilillah, ibnu sabil, dan tamu. Tidak berdosa atas orang yang
mengelolanya untuk memakan dari (hasil) tanah itu secara ma’ruf (wajar) dan memberi makan (kepada
orang lain) tanpa menjadikannya sebagai harta hak milik.”
2. Rukun dan Ragam Wakaf
• 1. Wakif : pihak yg mewakafkan
• 2. Mauquf alaihi: pihak yg berhak menerima manfaat wakaf
• 3. Mauquf bih : benda yang diwakafkan
• 4. Shighat akad : pernyataan wakaf dari wakif
• Dalam Konteks Investasi, akad wakaf memiliki 3 pihak:
• 1. Wakif : pihak yg mewakafkan
• 2. Mauquf alaihi: pihak yg berkewajiban pengelolaan dan investasi benda wakaf
• 3. Mauquf alaihi: pihak yg berhak menerima manfaat wakaf
3. Macam-macam Wakaf
• 1. Wakaf Ahli, yaitu wakaf yg tujuannya untuk membantu keluarga,
• 2. Wakaf Khairi, yaitu wakaf yg tujuannya untuk memberi manfaat kepada
masyarakat umum.
4. Sifat Wakaf menurut Fuqaha
• Abu Hanifah:
• Benda yg sdh diwakafkan tetap menjadi milik wakif krn akad wakaf termasuk dlm akad ghairu lazim (tidak
menyebabkan terjadinya perpindahan hak milik benda wakaf) kecuali dlm 4 hal:
• 1. Wakaf untuk masjid
• 2. Wakaf yg ditetapkan oleh keputusan hakim
• 3. Wakaf Wasiat
• 4. wakaf untuk kuburan
• Benda yg sdh diwakafkan dapat dijual, dihibahkan, atau diwariskan. Dng alasan:
• 1. Diqiyaskan kepada Ariyah (ghair lazim)
• 2. Hadits Syuraih: Nabi Muhammad telah menjual benda wakaf
• Abu Yusuf
• Benda yang sudah diwakafkan tidak boleh dijual, dihibahkan, atau diwariskan
• Imam Syafi’I (termasuk Jumhur Ulama)
• Akad Wakaf adalah akad Lazim. Karena itu benda wakaf berpindah menjadi milik umum (milik
Allah). Maka tidak boleh dijual, dihibahkan, atau diwariskan.
• Ulama Malikiyah
• Wakaf bisa muabad atau muaqat. Alasannya:
• Hadits Imam Bukhari : Jika berkenan, tahan pokoknya dan sedekahkan manfatnya.
• Ulama Malikiyah berpendapat benda wakaf tetap menjadi milik wakif.
WAKAF UANG
• Fatwa MUI tentang Wakaf Uang yang ditetapkan pada tanggal 11 Mei 2002/28 Shafar 1423 H,
memutuskan :
(1) Wakaf Uang (Cash Wakaf/Waqf al-Nuqud) adalah wakaf yang dilakukan seseorang, kelompok
orang, lembaga atau badan hukum dalam bentuk uang tunai.
(2) Termasuk ke dalam pengertian uang adalah surat-surat berharga.
(3) Wakaf Uang hukumnya jawaz (boleh).
(4) Wakaf Uang hanya boleh disalurkan dan digunakan untuk hal-hal yang dibolehkan secara syar’iy
(‫)مصرفمباح‬.  (5)Nilai pokok Wakaf Uang harus dijamin kelestariannya, tidak boleh dijual, dihibahkan,
dan/atau diwariskan.

Anda mungkin juga menyukai