WAKAF
PENGERTIAN WAKAF
َ َّ لَ ْن تَنَالُوا ْالبِ َّر َحت َّ َٰى ت ُ ْن ِفقُوا ِم َّما ت ُ ِحبُّونَ ۚ َو َما ت ُ ْن ِفقُوا ِم ْن َش ْي ٍء فَإ ِ َّن
َّللا بِ ِه َع ِلي ٌم
Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu
menafkahkan sehahagian harta yang kamu cintai. dan apa saja yang kamu nafkahkan Maka
Sesungguhnya Allah mengetahuinya QS : Ali Imran : 92
DASAR HUKUM WAKAF
PERSPEKTIF AL-QUR’AN
Dan belanjakanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepadamu sebelum
datang kematian kepada salah seorang di antara kamu; lalu ia berkata: "Ya Rabb-ku,
mengapa Engkau tidak menangguhkan (kematian)ku sampai waktu yang dekat, yang
menyebabkan aku dapat bersedekah dan aku termasuk orang-orang yang
saleh?“(Surat Al-Munafiqun Ayat 10)
ي صلى هللا َّ فَأَتَى اَلنَّ ِب, ضا ِبخَ يْ َب َر ً اب عُ َم ُر أ َ ْر َ ص َ َ ( أ: ال َ َق-َّللا ُ َعنْ ُه َما
َّ َ يَ ض ِ َر- َو َع ْن اِب ِْن عُ َم َر
ط هُ َو ُّ َصبْ َم ًاَل ق ِ ُ ضا ِبخَ يْ َب َر لَ ْم أً ْت أ َ ْر
ُ صب َ َ َّللا ! ِإنِِّي أ
ِ َّ َ ولَ ُ َيا َرس: ال َ َ فَق,عليه وسلم َي ْستَأ ْ ِم ُره ُ فِي َها
] ] َغي َْر,َّق بِ َها عُ َم ُر َ صد َ َ فَت: ال َ َصدَّقْتَ بِ َها ق َ َ َوت,صلَ َها ْ َ ستَ أ ْ َ إِ ْن ِشئْتَ َحب: ال َ َس ِعنْدِي ِمنْه ُ ق ُ َأَنْف
َوفِي, َوفِي اَلْق ُ ْر َبى,اء ِ َّق ِب َها فِي اَلْفُقَ َرَ صد َ َ فَت, ب ُ َو ََل يُو َه, ث َ ُ َو ََل ي,صل ُ َها
ُ ور ْ َ أَنَّه ُ ََل ي ُ َباعُ أ
ََل ُجنَا َح َعلَى َم ْن َو ِليَ َها أ َ ْن يَأْكُ َل ِمنْ َها,ْف ِ ضي َّ َوال,يل ِ ِ َواب ِْن اَل َّسب,َّللا
ِ َّ َ يل
ِ ِ َوفِي َسب,ب ِ لرقَا ِّ ِ َ ا
DASAR HUKUM ِّ َواللَّفْظُ ِل ُم ْس ِل ٍم َو ِفي ِر َوا َي ٍة ِللْبُخَ ِار,ق َعلَيْ ِه
ِي ٌ َصدِيقا ً ) َغي َْر ُمت َ َم ِّ ِو ٍل َم ًاَل ُمتَّف َ ط ِع َم ْ ُ َوي, وف ِ ِبالْ َم ْع ُر
) ُ ق ث َ َم ُرهُ َ َولَ ِك ْن يُنْف,ب ُ ََل ي ُ َباعُ َو ََل يُو َه,ص ِل ِه ْ َ َّق ِبأ
ْ صد َ َ ( ت:
PERSPEKTIF
SUNNAH Dari Ibnu umar Radhiyallahu ‘anhu ia berkata “Umar bin Khattab memperoleh
tanah di Khaibar, lalu dia bertanya kepada Nabi dengan berkata, “Wahai
Rasulullah, saya telah memperoleh tanah di Khaibar yang nilainya tinggi dan
tidak pernah saya peroleh yang lebih tinggi nilainya dari padanya. Apa yang
baginda perintahkan kepada saya untuk melakukannya?” maka Rasulullah
bersabda “Kalau kamu mau, tahan sumbernya dan sedekahkan manfaat
atau faedahnya.” Lalu Umar menyedekahkannya, ia tidak boleh dijual,
diberikan, atau dijadikan wariskan. Umar menyedekahkan kepada fakir
miskin, untuk keluarga, untuk memerdekakan budak, untuk orang yang
berperang di jalan Allah, orang musafir dan para tamu. Bagaimanapun ia
boleh digunakan dengan cara yang sesuai oleh pihak yang mengurusnya,
seperti memakan atau memberi makan kawan tanpa menjadikannya sebagai
sumber pendapatan
DASAR HUKUM
PERSPEKTIF
SUNNAH
DASAR HUKUM
PERSPEKTIF
SUNNAH
JENIS WAKAF
Kriteria Jenis Keterangan
Penerima Manfaat Wakaf Ahli/Dzurri Penerima manfaatnya keluarga/golongan tertentu
(Mauquf Alaih) Wakaf Khairi Penerima Manfaatnya Umum/Masyarakat
Wakaf Musytarak Penerima Manfaatnya Campuran
JENIS-JENIS Wakaf benda bergerak, adalah benda yang tidak bisa habis karena
dikonsumsi secara langsung, yaitu meliputi:
HARTA WAKAF
1. Uang, wakaf yang diserahkan oleh wakif dalam bentuk uang.
2. Logam mulia yaitu logam dan batu mulia yang memiliki manfaat untuk jangka panjang.
3. Surat berharga yaitu instrumen pasar modal seperti obligasi, sertifikat, dan saham.
4. Kendaraan yaitu objek wakaf yang dijadikan sebagai alat pelengkap dalam
menjalankan sebuah aktivitas, seperti mobil, motor dan sejenisnya yang dapat
dimanfaatkan secara maksimal.
5. Hak atas kekayaan intelektual yaitu hak kebendaan yang diakui oleh hukum atas benda
yang tidak berwujud berupa kreasi intelektual. Hak atas kekayaan intelektual antara
lain hak paten, hak merk dagang, hak cipta, dan sebagainya.
6. Hak sewa yaitu hak yang timbul atas benda bergerak dan benda tidak bergerak atas
sewanya.
7. Benda bergerak lainnya yang sesuai dengan ketentuan prinsip syariah dan peraturan
perundang-undangan.
Menurut sebagian ulama, wakaf tidak boleh dibatasi dalam waktu tertentu karena
wakaf bersifat selamanya dengan pahala yang selamanya juga. Namun, menurut
madzhab Maliki wakaf boleh dilakukan dalam jangka waktu tertentu sesuai dengan
Kekal keinginan wakif. Berdasarkan pendapat tersebut, terdapat tiga syarat dalam
selamanya menentukan kekekalan wakaf. Pertama; syarat kekal yang berkaitan dengan sifat
barang yang diwakafkan (mauquuf). Kedua; syarat kekal yang berkaitan dengan
keinginan wakif yang menginginkan kekekalan wakaf tersebut. Ketiga; syarat yang
berkaitan dengan tujuan wakaf yang selama-lamanya (Munzir Kahf: 102-104).
SYARAT Pasti
Wakaf yang sudah diikrarkan harus dilaksanakan tanpa syarat apapun. Apabila wakaf
diikuti dengan pilihan syarat, baik berupa syarat yang jelas ataupun tidak jelas maka
PELAKSANAAN dilaksanakan
amalan wakaf tersebut dinyatakan tidak sah (Wahbah al-Zuhaili: 8/208). Ini
merupakan syarat pelaksanaan wakaf yang ditetapkan mayoritas ulama fiqh kecuali
Apabila ikrar wakaf sudah diucapkan dan dibuat, wakaf harus dilaksanakan dengan
segera tanpa ditangguhkan atau disyaratkan pada suatu kejadian tertentu.
Pelaksanaan Pelaksanaan wakaf harus disegerakan karena ikrar wakaf (shighat) menimbulkan
akibat pemindahan hak milik atas harta benda wakaf dari wakif kepada Allah setelah
segera wakif mengucapkan ikrar wakaf. Ini merupakan pendapat mayoritas ulama fiqh
kecuali imam Malik, karena dia berpendapat bahwa wakaf bisa berlaku dengan
menangguhkan pelaksanaannya.
Menentukan Pihak-pihak yang akan menerima wakaf harus dijelaskan secara terperinci untuk
penerima menjauhkan dari berbagai perselisihan, fitnah atau permasalahan nantinya. Syarat ini
wakaf dengan merupakan syarat yang ditetapkan oleh imam Syafi‘i, sedangkan ulama fiqh yang lain
tidak mensyaratkan hal tersebut (Wahbah al-Zuhaili: 8/209-210).
jelas
Syarat Nazhir
SYARAT NAZHIR
KEWAJIBAN Mengusahakan
Mempertahankan
harta wakaf dari
NAZHIR hasil maksimal
dari harta wakaf
tuntutan pihak lain
dalam urusan
peradilan
Membagikan hasil
tersebut kepada
yang berhak
menerimanya.
Wakal Uang adalah wakaf berupa uang yang dikelola secara
produktif, hasilnya dimanfaatkan untuk Mauquf Alaih
UANG
pengecualian, atas dasar Istihsan bi al-'Urfi, berdasarkan
atsar Abdullah bin Mas'ud r.a: "Apa yang dipandang baik
oleh kaum muslimin maka dalam pandangan Allah
adalah baik, dan apa yang dipandang buruk oleh kaum
muslimin maka dalam pandangan Allah pun buruk"
Fatwa MUI tanggal 11 Mei 2002 yang menyatakan bahwa wakaf
uang hukumnya boleh;
WAKAF
wakaf tersebut, misalnya jamaah masjid, santri, anak-anak yatim
dan sebagainya.
WAKAF PRODUKTIF adalah pengelolaan asset wakaf untuk tujuan
mendapatkan keuntungan melalui investasi di instrumen
keuangan syariah atau investasi di kegiatan usaha pendidikan,
kesehatan, sewa-menyewa, produksi barang dan jasa,
perdagangan, pertanian dan lain sebagainya selama tidak
bertentangan dengan syariah dan ketentuan perundang-undangan.
Pada wakaf produktif, mauquf alaih mendapatkan manfaat dari
hasil keuntungan usaha