Anda di halaman 1dari 6

KHUTBAH SALAT GERHANA MATAHARI

DOA, TAKBIR DAN SEDEKAH

‫ض والَّ ِذي َج َع ل ُك َّل َش ْي ٍئ إِ ْعتِبَ ارا لِّْلمت َِّقنْي َ و َج َع ل ىِف‬ ‫ِ يِف‬ ِ َّ ِ ِّ ‫ْد لِل ِه َر‬
َ َ ُ ً َ َ ِ ‫ اَلذي َخلَ َق اْ ِإلنْ َس ا َن َخلْي َف ةً اْأل َْر‬، َ ‫ب الْ َع الَمنْي‬ ُ ‫اَحْلَم‬
ِ ِ
‫ت َو ُه َو‬ ِ
ُ ‫ْد حُيْىِي َومُي ْي‬ ُ ‫ْك َولَهُ احْلَم‬ُ ‫ لَهُ الْ ُمل‬،ُ‫ك لَه‬ َ ْ‫َش َه ُد أَ ْن الَ الهَ االَّ اهللُ َوحـْ َدهُ الَشـَ ِري‬ ْ ‫ أ‬.‫ب الْ ُم ْس لِ ِمنْي َ َب ْه َج ةً َّو ُس ُر ْو ًرا‬ ِ ‫ُقلُو‬
ْ
ِ‫مـ ٍد س يِّ ِد الْمرس ل‬ ِ ِ
َ ‫ص ِّل َعلَى َس يِّدنَا حُمَ َّ َ ُ ْ َ نْي‬ َ ‫ اَللَّ ُه َّم‬.ُ‫عْده‬ ُ ‫َش َه ُد اَ َّن حُمَ َّم ًدا َع‬
َ ‫بْدهُ َو َر ُس ْولُهُ الَ نَيِب َّ َب‬ ْ ‫ َوأ‬.‫َعلَى ُك ِّل َش ْي ٍئ قَ د ْيٌر‬
‫ اَِّت ُق ْوا اهللَ َح َّق تُ َقاتِه َوالَ مَتُ ْوتُ َّن إِالَّ َوأ َْنـتُ ْم‬،‫ َفيَا أَيُّ َه ا الْ ُم ْس لِ ُم ْو َن‬،‫ْد‬
ُ ‫ص َحاِبه أَمْج َعِنْي َ أ ََّما َبع‬ ِ ِ
ْ َ‫َوأَفْض ِل اْالَنْبِيَ اء َو َعلَى آلِه َوا‬
ٍ ِ ِ ِ َّ ِّ‫ اقْرأْ بِاس ِم رب‬: ِ‫ابِه الْ َك ِرمْي‬ ِ َ‫مس لِمو َن َف َق ْد قَ َال اهلل َتع اىل يِف كِت‬
‫ك‬ َ ُّ‫ْرأْ َو َرب‬ َ ‫ اق‬.‫ َخلَ َق اإْل نْ َس ا َن م ْن َعلَ ق‬.‫ك الذي َخلَ َق‬ َ َ ْ َ َ َ ُ ُْ ْ ُ
.‫اأْل َ ْكَر ُم‬
ِ ِ ِّ ‫الش مس ِض ياء والْ َقم ر نُورا وقَ دَّره منَ ا ِز َل لَِتعلَم وا ع َدد‬ ِ
ُ‫ َم ا َخلَ َق اللَّه‬.‫اب‬
َ ‫ني َواحْل َس‬
َ ‫الس ن‬ َ َ ُْ َ ُ َ َ ً َ َ َ ً َ َ ْ َّ ‫ ُه َو الَّذي َج َع َل‬:ً‫وقال أيض ا‬
‫ات لَِق ْوٍم َي ْعلَ ُمو َن‬
ِ ‫صل اآْل ي‬ ِ ِ َ ِ‫ٰذَل‬
َ ُ ِّ ‫ يُ َف‬.‫ك إاَّل باحْلَ ِّق‬

Jamaah a‘zakumullah,

Sebagian besar kita kerap salah paham, begitu kata “ayat-ayat Allah” disebutkan
maka yang tergambar hanya teks Al-Qur’an. Padahal, Allah menciptakan ayat bukan
semata huruf-huruf atau lafal-lafal suci. Ayat secara bahasa berarti tanda. Apa itu
tanda? Tanda adalah sarana yang dianggap representasi dari kehadiran sesuatu. Allah
menciptakan tanda akan keberadaan Diri-Nya bukan melalui Al-Qur’an saja. Alam
semesta dan diri kita pun adalah bagian dari tanda alias ayat-Nya. Allah subhanahu
wata’ala berfirman:

‫ك أَنَّهُ َعلَى ُك ِّل َش ْي ٍء َش ِهي ٌد‬ ِ ‫اق ويِف أَْن ُف ِس ِهم حىَّت يتَبنَّي َ هَلُم أَنَّهُ احْل ُّق أَومَل يك‬
َ ِّ‫ْف بَِرب‬ َْ َ َ ْ ََ َ ْ
ِ ‫ِ ِ يِف‬
َ َ‫َسنُ ِريه ْم آيَاتنَا اآلف‬
“Kami (Allah) akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (ayat) Kami di
segenap ufuk dan pada diri mereka sendiri, sehingga jelaslah bagi mereka bahwa Al-
Qur’an itu adalah benar. Dan apakah Tuhanmu tidak cukup (bagi kamu) bahwa
sesungguhnya Dia menyaksikan segala sesuatu?“ (QS Fushshilat [41]:53 )

Dari sinilah kemudian muncul istilah ayat qauliyah dan ayat kauniyah.


Ayat qauliyah berupa ayat Al-Qur’an yang bisa kita baca dan ucapkan, sementara
ayat kauniyah berupa realitas ciptaan di luar itu, seperti penciptaan manusia dan
hewan, pergantian siang dan malam, serta fenomena alam lainnya. Termasuk segenap
hal yang ada dalam diri manusia: tentang metabolisme tubuh, emosi, pikiran,
perasaan, dan lain-lain. Ayat atau tanda yang disebutkan terakhir ini bisa dibaca jika
dan hanya jika kita merenungkan dan menghayatinya secara mendalam.
ِ ِ َّ ِ ‫ف اللَّي ِل والن ِ ٍ أِل‬ ِ ‫ض واختِاَل‬ ِ َّ ‫إن يِف خ ْل ِق‬
ً ُ‫ين يَ ْذ ُك ُرو َن اللَّهَ قيَ ًام ا َو ُقع‬
‫ودا َو َعلَ ٰى‬ َ ‫ الذ‬ ‫َّهار آَل يَات ُويِل اأْل َلْبَاب‬ َ َ ْ ْ َ ِ ‫الس َٰم َوات َواأْل َْر‬ َ َّ
ِ َ‫اطاًل سبحان‬ ِ ‫الس ٰمو‬
‫اب النَّا ِر‬
َ ‫ك فَقنَا َع َذ‬ َ َ ْ ُ ِ َ‫ت َٰه َذا ب‬ ِ ‫ات َواأْل َْر‬
َ ‫ض َربَّنَا َما َخلَ ْق‬ ِ ‫َّ يِف‬ ِ‫هِب‬
َ َ َّ ‫ُجنُو ْم َو َيَت َفك ُرو َن َخ ْلق‬
“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan
siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang
mengingat Allah sambil berdiri, duduk, atau berbaring dan mereka memikirkan
tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): ‘Ya, Tuhan kami, tiadalah
Engkau ciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari
siksa neraka’.” (QS Ali Imran [3]:190-191).

Jamaah shalat gerhana matahari a‘zakumullah,

Gerhana matahari total yang kita alami hari ini adalah bagian dari
ayat kauniyah tersebut.  Penanda tentang keagungan dan kekuasaan Allah subhanahu
wata’ala. Gerhana matahari terjadi ketika piringan matahari ditutup oleh piringan
bulan. Jika bulan hanya menutup sebagian, maka disebut sebagai gerhana matahari
sebagian. Jika seluruh piringan bulan menutupi piringan matahari disebut sebagai
gerhana matahari total. Meskipun ukuran diameter matahari sekitar 400 kali lebih
besar daripada diameter bulan, bayangan bulan mampu menghalangi cahaya matahari
sepenuhnya karena bulan lebih dekat dibandingkan matahari. Bulan berjarak rata-rata
384.400 kilometer dari bumi sedangkan matahari mempunyai jarak rata-rata
149.680.000 kilometer dari bumi.

Gerhana merupakan peristiwa alamiah sebagai bagian dari gerak harmonis sistem
Tata Surya yang luar biasa. Tata Surya adalah kumpulan benda-benda langit yang
terdiri atas sebuah bintang yang disebut matahari dan semua objek yang terikat oleh
gaya gravitasinya. Tata Surya sendiri terletak di galaksi Bima Sakti, sebuah galaksi
spiral yang berdiameter sekitar 100.000 tahun cahaya dan memiliki sekitar 200 miliar
bintang. Matahari berlokasi di salah satu lengan spiral galaksi yang disebut Lengan
Orion. Letak Matahari berjarak antara 25.000 dan 28.000 tahun cahaya dari pusat
galaksi, dengan kecepatan orbit mengelilingi pusat galaksi sekitar 2.200 kilometer per
detik. Subhânallâh.

Peristiwa gerhana matahari total ini merupakan momentum tepat bagi kita semua
untuk merenungkan dahsyatnya kekuasaan Penguasa Alam Raya ini. Ini juga
momentum seorang hamba untuk mengagungkan Tuhannya, meningkatkan kualitas
penghambaan, dan membantu sesama. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallampernah
bersabda:
ِ ‫ت أَح ٍد والَ حِل ي‬
َ ‫ فَ ِإ َذا َرأ َْيتُ ْم َذ‬، ‫اتِه‬
،‫لِك فَ ْادعُوا اهللَ َو َكّب ُر ْوا‬ ِ ِِ ِ ِِ َّ ‫إِ َّن‬
ََ َ َ ‫س َوالْ َق َم َر َآيتَ ان م ْن آيَ ات اهلل الَ َيْن َخ َس َفان ل َم ْو‬َ ‫الش ْم‬
َ َ‫ َوت‬، ‫صلُّوا‬
‫ص َّد ُق ْوا‬ َ ‫َو‬

“Sesungguhnya matahari dan bulan adalah bagian dari tanda-tanda (keagungan)


Allah. Keduanya tidak memunculkan gerhana lantaran peristiwa kematian atau
kelahiran seseorang. Apabila kalian melihat gerhana itu, lekaslah berdoa kepada
Allah, bertakbirlah, dan dirikanlah shalat, dan bersedakahlah.” (HR Bukhari)

Mari kita gunakan kesempatan langka ini untuk bermuhasabah, menginstropeksi diri
sendiri. Sudahkah doa, takbir, dan sedekah kita berada di jalan yang benar?

Apakah kita berdoa sebagai wujud ketawadukan kepada Sang Khaliq atau
keserakahan kita sebagai manusia yang serba-ingin? Berdoa karena kita
membutuhkan Allah atau sekadar memenuhi nafsu diri sendiri? Pernahkah kita tidak
meremehkan doa sebagai perintah dari Allah subhanahu wata’alâ?

Lalu bagaimana dengan takbir kita? Sudahkah ia lebih mendalam dan bermakna dari
sebatas kata-kata? Apakah kita bagian dari sebagian orang yang bertakbir
membesarkan nama Allah tapi di saat bersamaan juga membesarkan ego pribadi dan
kelompoknya sendiri?

Bagaimana pula dengan sedekah kita? Seberapa besar manfaat yang dibawa harta dan
kehadiran kita untuk orang-orang sekitar? Masihkah kita membeda-bedakan dalam
bersedekah orang yang kita senangi dan orang yang kita benci? Sudah kita tak
mengharap pamrih dari jasa-jasa yang kita buat meskipun sekadar pujian dan terima
kasih?

Jamaah a‘zakumullah,

Apapun momentumnya, seyogianya hal itu menjadi bahan memperbaiki kualitas


kepribadian kita. Semakin dekat kepada Allah dari hari ke hari, kian bersahabat
dengan alam dan manusia lainnya dari waktu ke waktu. Hal itu bisa dilakukan hanya
dengan menjadikan Allah sebagai satu-satunya tujuan dan Dzat yang diagungkan,
melebihi apa saja, tak terkecuali jabatan, gelar, harta, atau lainnya.
Iman Al-Ghazali pernah bertanya, “Apa yang paling besar di dunia ini?”

Murid-muridnya yang menjawab, “Gunung.”

“Matahari.”

“Bumi.”

Imam Al-Ghazali berkata, “Semua jawaban itu benar, tapi yang jauh lebih besar
adalah hawa nafsu. Maka kita harus hati-hati dengan nafsu kita, jangan sampai nafsu
kita membawa ke neraka.”

Semoga kita semua bisa belajar dan mengambil dari peristiwa gerhana matahari ini.

 
‫‪KHOTBAH II‬‬

‫ِ ِ‬ ‫ِه واِمتِنَ ِ‬
‫ِ ِ‬ ‫لى اِ ْح َسانِِه َو ُّ‬ ‫ِ‬
‫ك لَهُ َواَ ْش َه ُد اَ َّن‬‫ْدهُ الَ َش ِريْ َ‬ ‫انِه‪َ .‬واَ ْش َه ُد اَ ْن الَ الَهَ االَّ اهللُ َواهللُ َوح َ‬ ‫لى َت ْوفْيق َ ْ‬
‫الش ك ُْر لَهُ َع َ‬ ‫اَحْلَ ْم ُد هلل َع َ‬
‫ص َحابِِه َو َسلِّ ْم تَ ْسلِْي ًما كِ ْثيًرا‬ ‫ِِ‬ ‫ٍ‬ ‫ِ‬ ‫َّاعى اِىل ِر ْ ِِ‬
‫سيِّ َدنَا حُم َّم ًدا عب ُده ورسولُه الد ِ‬
‫ص ِّل َعلَى َسيِّدنَا حُمَ َّمد ِو َعلَى اَله َواَ ْ‬ ‫الله َّم َ‬
‫ض َوانه‪ُ .‬‬ ‫َ‬ ‫َ َْ ُ َ َ ُ ْ ُ‬ ‫َ‬
‫َّاس اَِّت ُقوااهللَ فِْي َم ا اََم َر َوا ْنَت ُه ْوا َع َّما َن َهى َو ْاعلَ ُم ْوا اَ َّن اهللّ اََم َر ُك ْم بِاَْم ٍر بَ َدأَ فِي ِْه بَِن ْف ِس ِه َوثَـىَن مِب َآل ئِ َكت ِِه‬
‫ْد فَي اَ اَيُّ َه ا الن ُ‬
‫اََّما َبع ُ‬
‫ص ِّل‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫ص لُّ ْوا َعلَيْه َو َس لِّ ُم ْوا تَ ْس لْي ًما‪ُ .‬‬
‫الله َّم َ‬
‫ِ‬
‫لى النَّىِب يآ اَيُّ َه ا الَّذيْ َن َآمُن ْوا َ‬ ‫بِ ُق ْد ِس ِه َوقَ َال تَع اَىَل اِ َّن اهللَ َو َمآل ئِ َكتَ هُ يُ َ ُّ‬
‫ص ل ْو َن َع َ‬
‫ِ ِ‬ ‫ِ‬ ‫ٍ‬ ‫ِ‬ ‫ٍ‬ ‫ِ‬
‫ض اللّ ُه َّم‬ ‫ك َو َمآلئ َك ة اْملَُق َّربِنْي َ َو ْار َ‬ ‫ص لَّى اهللُ َعلَي ِْه َو َس لِّ ْم َو َعلَى ِآل َس يِّدناَ حُمَ َّمد َو َعلَى اَنْبِ َ‬
‫يآئِك َو ُر ُس ل َ‬ ‫َعلَى َس يِّدنَا حُمَ َّمد َ‬
‫ان اِلَ َىي ْوِم‬
‫الص حاب ِة والتَّابِعِ وتَ ابِعِي التَّابِعِ هَل م بِاِحس ٍ‬
‫نْي َ ُ ْ ْ َ‬
‫ِِ‬
‫روعُثْ َم ان َو َعلى َو َع ْن بَقيَّة َّ َ َ َ نْي َ َ‬
‫ِ‬ ‫ع ِن اْخللَ َف ِاء َّ ِ ِ‬
‫الراش ديْ َن اَىِب بَ ْك ٍر َوعُ َم َ‬ ‫َ ُ‬
‫الرامِحِ‬ ‫ِ‬
‫ض َعنَّا َم َع ُه ْم بَِرمْح َت َ‬
‫ك يَا اَْر َح َم َّ نْي َ‬ ‫الدِّيْ ِن َو ْار َ‬
‫ِز اْ ِال ْس الَ َم َواْمل ْس لِ ِمنْي َ َوأ َِذ َّل‬
‫الله َّم اَع َّ‬
‫ُ‬
‫ات اَالَحيآء ِمْنهم واْالَمْو ِ‬
‫ات‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫ُ‬ ‫ُ‬ ‫ْ‬
‫ات واْملس لِ ِم واْملس لِم ِ‬
‫َ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫نْي‬ ‫ْ‬ ‫َ‬
‫اَلله َّم ا ْغفِر لِْلم ؤِمنِ واْملؤِمنَ ِ‬
‫ْ ُ ْ نْي َ َ ْ‬ ‫ُ‬
‫ُ‬ ‫ُ‬ ‫ُ‬ ‫ُ‬
‫اخ ُذ ْل َم ْن َخ َذ َل اْمل ْس لِ ِمنْي َ َو َد ِّم ْر اَ ْع َداءَالدِّيْ ِن َواعْلِ‬ ‫صَر الدِّيْ َن َو ْ‬ ‫ص ْر َم ْن نَ َ‬
‫ِ‬ ‫ِ‬
‫ص ْر عبَ َاد َك اْملَُو ِّحديَّةَ َوانْ ُ‬
‫ِ‬ ‫ِ‬
‫الش ِّْر َك َواْملُ ْشركنْي َ َوانْ ُ‬
‫ُ‬
‫الزالَ ِز َل َواْملِ َح َن َو ُس ْوءَ اْ ِلفْتنَ ِة َواْملِ َح َن َم ا ظَ َه َر ِمْن َه ا َو َم ا بَطَ َن‬ ‫الله َّم ْادفَ ْع َعنَّا اْلبَالَءَ َواْ َلوبَاءَ َو َّ‬ ‫َكلِم ِ‬
‫اتِك اىَل َي ْو َم الدِّيْ ِن‪ُ .‬‬ ‫َ َ‬
‫ِ‬ ‫ِ‬
‫ب اْ َلع الَمنْي َ ‪َ .‬ربَّنَ ا آتن اَ ىِف ال ُّد ْنيَا َح َس نَةً َوىِف اْآل ِخ َر ِة‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫َع ْن َبلَ ِدنَا انْ ُدونْيس يَّا َّ‬
‫عآمةً يَ ا َر َّ‬ ‫لْدان اْمل ْس لمنْي َ َّ‬ ‫خآص ةً َو َس ائ ِر اْ ُلب َ‬
‫اهلل ! اِ َّن اهللَ يَأْ ُم ُرنَ ا‬
‫اس ِرين‪ِ .‬عباد ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫حس نة وقِن ا ع َذاب النَّا ِر‪ .‬ربَّن ا ظَلَمن ا اَْنفس ناوُاِ‬
‫ِر لَنَ ا َوَتْرمَحْنَ ا لَنَ ُك ْونَ َّن م َن اْخلَ ْ َ َ َ‬ ‫ْ‬ ‫ف‬‫غ‬‫ْ‬ ‫ت‬‫َ‬ ‫ْ‬‫مَل‬ ‫ن‬
‫ْ‬ ‫َ َ َْ ُ َ َ َ‬ ‫َ َ ًَ َ َ َ َ‬
‫شآء َواْملْن َك ِر َواْ َلب ْغي يَعِظُ ُك ْم لَ َعلَّ ُك ْم تَ َذ َّك ُر ْو َن َواذْ ُك ُروااهللَ اْ َلع ِظْي َم‬‫تآء ِذى اْل ُق رىب ويْنهى ع ِن اْل َفح ِ‬ ‫ان وإِي ِ‬‫ِ ِ‬
‫ُ‬ ‫ْ‬ ‫ْ َ ََ َ َ‬ ‫بِاْ َلع ْد ِل َواْال ْح َس َ ْ‬
‫ي ْذ ُكر ُكم وا ْش ُكروه على نِع ِم ِه ي ِز ْد ُكم ولَ ِذ ْكر ِ‬
‫اهلل اَ ْكَب ْر‬ ‫َ ْ ْ َ ُْ ُ َ َ َ َ ْ َ ُ‬

‫حكمة حدوث الكسوف‪:‬‬

‫خيوف اهلل عباده‪ ،‬ويوقظهم من الغفلة؛ ليعلم العباد أن وراء هذا الكون العظيم خالقاً مدبراً‬
‫بكسوف الشمس والقمر ّ‬
‫قديراً بيده كل شيء‪ ،‬وأنه ليس بغافل عن ملكه وخلقه‪ ،‬وأنه قادر على أن يعاقبهم بآية من آياته الكونية العظام‪،‬‬
‫بأن يسلبهم نور الشمس والقمر فيظلون يف أرضهم يعمهون‪.‬‬

‫ويف حصول الكسوف من احلكم‪:‬‬

‫ظهور قدرة تصرف الرب يف خملوقاته العظيمة‪ ،‬واإلعالم بأنه قد يؤخذ من ال ذنب له ليحذر من له ذنب‪ ،‬وإعالم‬
‫الناس ببعض ما سيجري يوم القيامة‪ ،‬وتنبيه القلوب الغافلة وإيقاظها لتعود إىل اهلل‪ ،‬وختويف العباد من إقامتهم على‬
‫معاصي اهلل‪ ،‬وأن يتبني بتغريمها تغري ما بعدمها وما سوامها‪.‬‬

‫ات إِاَّل خَت ْ ِوي ًفا [‪[ }]59‬اإلسراء‪.]59:‬‬ ‫قال اهلل تعاىل‪{ :‬وما نُر ِسل بِاآْل ي ِ‬
‫ََ ْ ُ َ‬
‫اس ُج ُدوا لِلَّ ِه الَّ ِذي‬ ‫لش م ِ ِ‬
‫س َواَل ل ْل َق َم ِر َو ْ‬
‫ِ‬
‫س َوالْ َق َم ُر اَل تَ ْس ُج ُدوا ل َّ ْ‬
‫الش ْم ُ‬
‫َّه ُار َو َّ‬
‫يْل َوالن َ‬‫ِ َّ‬ ‫وق ال اهلل تع اىل‪ِ :‬‬
‫{وم ْن آيَاتِه الل ُ‬‫َ‬
‫صلَت‪.]37:‬‬ ‫َخلَ َق ُه َّن إِ ْن ُكْنتُ ْم إِيَّاهُ َت ْعبُ ُدو َن [‪[ }]37‬فُ ِّ‬
ٍ ‫ول اإْلِ نْس ا ُن يومئ‬
‫) َكاَّل اَل‬10( ‫ِذ أَيْ َن الْ َم َف ُّر‬ َ ْ َ َ ُ ‫) َي ُق‬9( ‫س َوالْ َق َم ُر‬ ُ ‫الش ْم‬
َّ ‫ِع‬ َ ‫) َومُج‬8( ‫ف الْ َق َم ُر‬ َ ‫) َو َخ َس‬7( ‫ص ُر‬ َ َ‫فَِإذَا بَ ِر َق الْب‬
ِ ‫) ب ِل اإْلِ نْس ا ُن علَى َن ْف ِس ِه ب‬13( ‫َخر‬ ‫ِ ٍ مِب‬ ٍِ
َ ِّ‫) إِىَل َرب‬11( ‫َو َز َر‬
( ٌ‫ص َرية‬ َ َ َ َ َ ‫) يُنَبَّأُ اإْلِ نْ َسا ُن َي ْو َمئذ َا قَد‬12( ‫ك َي ْو َمئذ الْ ُم ْسَت َقُّر‬
َ َّ ‫َّم َوأ‬
)14

7. Maka apabila mata terbelalak (ketakutan),


8. dan apabila bulan telah hilang cahayaNya,
9. dan matahari dan bulan dikumpulkan,
10. pada hari itu manusia berkata: "Ke mana tempat berlari?"
11. sekali-kali tidak! tidak ada tempat berlindung!
12. hanya kepada Tuhanmu sajalah pada hari itu tempat kembali.
13. pada hari itu diberitakan kepada manusia apa yang telah dikerjakannya dan apa
yang dilalaikannya.
14. bahkan manusia itu menjadi saksi atas dirinya sendiri

Maka apabila mata


terbelalak (ketakutan),
َ ‫َفإِ َذا َب ِر َق ْٱل َب‬
‫ص ُر‬ 7

dan apabila bulan telah


hilang cahayanya,
‫ف ْٱل َق َم ُر‬
َ ‫َو َخ َس‬ 8

dan matahari dan bulan


dikumpulkan,
‫َو ُج ِم َع ٱل َّشمْ سُ َو ْٱل َق َم ُر‬ 9

pada hari itu manusia


berkata: "Ke mana
ُّ‫َيقُو ُل ٱإْل ِن ٰ َسنُ َي ْو َم ِئ ٍذ أَي َْن ْٱل َم َفر‬ 10

tempat lari?"

Sekali-kali tidak! Tidak


ada tempat berlindung!
‫َكاَّل اَل َو َز َر‬ 11

Hanya kepada
Tuhanmu sajalah pada
ُّ‫ك َي ْو َم ِئ ٍذ ْٱلمُسْ َت َقر‬
َ ‫إِ َل ٰى َر ِّب‬ 12

hari itu tempat kembali.

Pada hari itu


diberitakan kepada
‫نسنُ َي ْو َم ِئ ۭ ٍذ ِب َما َق َّد َم َوأَ َّخ َر‬
َ ٰ ِ ‫ُي َنبَّؤُ ۟ا ٱإْل‬ 13

manusia apa yang telah


dikerjakannya dan apa
yang dilalaikannya.
Bahkan manusia itu
menjadi saksi atas
ٌ‫ير ۭة‬
َ ‫ص‬ِ ‫َب ِل ٱإْل ِن ٰ َسنُ َع َل ٰى َن ْف ِس ِهۦ َب‬ 14

dirinya sendiri,

Anda mungkin juga menyukai