Anda di halaman 1dari 12

‫‪Naskah Khutbah Idul Fitri 1445 H‬‬

‫‪IDUL FITRI 1445 H:‬‬


‫‪ANTARA KEGEMBIRAAN, PENDERITAAN DAN HARAPAN AKAN MASA‬‬
‫‪DEPAN GEMILANG‬‬

‫‪Khutbah Pertama‬‬

‫ِ‬
‫السالَ ُم َعلَْي ُك ْم َوَر ْْحَةُ هللا َوبََرَكاتُهُ‬
‫َّ‬

‫اَهللُ أَ ْك ََبُ‪ ،‬اَهللُ أَ ْك ََبُ‪ ،‬اَهللُ أَ ْك ََبُ‬


‫اَهللُ أَ ْك ََبُ‪ ،‬اَهللُ أَ ْك ََبُ‪ ،‬اَهللُ أَ ْك ََبُ‬
‫اَهللُ أَ ْك ََبُ‪ ،‬اَهللُ أَ ْك ََبُ‪ ،‬اَهللُ أَ ْك ََبُ‬

‫ِ ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫اَهلل اَ ْكَب َكبِْيا و ْ ِ ِ‬


‫صَر َعْب َدهُ‪،‬‬ ‫اْلَ ْم ُدِ هلل َكث ْ ًْيا َو ُسْب َحا َن هللا بُك َْرًًت َواَصْيالً‪ ،‬الَ الَهَ االَّ هللاُ َو ْح َدهُ‪َ ،‬‬
‫ص َد َق َو ْع َدهُ‪َ ،‬ونَ َ‬ ‫ُ َُ ًْ َ‬
‫اب َو ْح َدهُ‪ .‬اَهللُ اَ ْك ََبُ‪ ،‬اَهللُ اَ ْك ََبُ َوَِّلِلِ ا ْْلَ ْم ُد‬
‫َحَز َ‬
‫َعَّز ُجْن َدهُ‪َ ،‬وَهَزَم اْأل ْ‬
‫َوأ َ‬

‫اَ ْْلم ُدِ هللِ الَّ ِذي جعل ه َذ الْي وِم عِيداً لِلْمسلِ ِمْي وحَّرم علَي ِهم فِي ِه ِ‬
‫الصياَ َم‪ ،‬اَ ْْلَ ْم ُدِ هللِ الَّ ِذ ْي نََّزَل الْ ُق ْرآ َن ُه ًدى‬ ‫ْ َ َ َ َ َْ ْ ُ ْ َْ َ َ َ َ ْ ْ ْ‬ ‫َْ‬
‫َّاس َوبَيِناَ ٍت ِم َن ا ْْلَُدى َوالْ ُف ْرقَا َن‪ََْ ،‬ن َم ُدهُ َونَ ْش ُك ُرهُ َعلَى نِ َع ِام ِه وَك َم ِال اِ ْح َسانِِه َوُه َو ذُو ا ْْلَالَِل َواْ ِإل ْكراَِم‪.‬‬
‫لِلن ِ‬

‫ِ ِ‬
‫اَ ْش َه ُد اَ ْن الَ الَهَ االَّ هللاِ َو ْح َدهُ الَ َش ِريْ َ‬
‫ك لَهُ‪َ .‬وأَ ْش َه ُد اَ َّن ُُمَ َّمداً َعْب ُدهُ َوَر ُس ْولُهُ َخ ْ َْي اْألَانَِم‪.‬‬
،‫ان َوَدعاَ اِ ََل هللاِ بِ َد ْع َوتِِه‬
ٍ ‫ ومن تَبِعه ِبِِحس‬،‫اَللَّه َّم صلِي وسلِم علَى سيِ ِد َان ُُمَ َّم ِد وعلَى آلِِه وأَصحاَبِِه وذُ ِريَّتِ ِه‬
َ ْ َُ ْ ََ َ ْ َ ََ َ َ ُ ََ ْ َ ُ
َّ ‫ِف َسبِْي ِل هللاِ َح ًّق ِجهاَ ِدهِ اِ ََل َدا ِر‬
.‫السالَِم‬ ْ ِ ‫َوَم ْن جاَ َه َد‬

ِ َ ‫ال هللا تَع‬ ِ ِ َ‫ أُو ِصي ُكم وإِايَّي بِتَ ْقوى هللاِ وط‬،‫فَيا عِباد هللا‬
َ :‫اَل ِِف كتَابِه الْ َك ِرِْْي‬
‫﴿ايأَيُّ َها‬ َ ُ َ َ‫ ق‬.‫اعته فَ َق ْد فَ َاز الْ ُمتَّ ُقو َن‬
َ َ َ َ َْ ْ ْ َ ََ َ
.﴾‫الِلَ َح َّق تُ َقاتِِه َوَال َتَُوتُ َّن إَِّال َوأَنْتُ ْم ُم ْسلِ ُمو َن‬
َّ ‫آمنُوا اتَّ ُقوا‬
َ ‫ين‬
ِ
َ ‫الَّذ‬
:‫اََّما بَ ْع ُد‬

AlLâhu akbar, AlLâhu akbar, AlLâhu akbar, wa lilLâhil hamdu.


Ma’âsyiral Muslimîn rahimakumulLâh.

AlhamdulilLaahi Rabbil ‘aalamiin. Segala pujian hanya milik Allah, Rabb semesta alam.
Shawalat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada junjungan alam, Baginda Nabi
Muhammad saw.. Juga kepada keluarganya yang mulia, para Sahabatnya yang utama, serta
siapa saja yang setia mengikuti beliau hingga akhir masa.

AlLâhu akbar, AlLâhu akbar, AlLâhu akbar, wa lilLâhil hamdu.


Ma’âsyiral Muslimîn rahimakumulLâh.

Idul Fitri identik dengan Hari Kebahagiaan, terutama bagi orang-orang yang menunaikan
puasa sepanjang bulan Ramadhan atas dasar iman dan dorongan mendapatkan ridha-Nya,
imân[an] wa ihtisâb[an]. Mereka inilah yang pantas merayakan kebahagiaan, sebagaimana
sabda Baginda Nabi Muhammad saw.
»‫ان؛ فَ ْر َحةٌ عِْن َد فِطْ ِرهِ َوفَ ْر َحةٌ عِْن َد لَِق ِاء َربِِه‬
ِ َ‫لصائِِم فَرحت‬
َ ْ َّ ‫«ل‬
ِ
Bagi orang yang berpuasa ada dua kebahagiaan: kebahagia saat berbuka puasa dan
kebahagiaan saat berjumpa dengan Rabb-nya (HR al-Bukhari dan Muslim, dengan lafadz
Muslim).

AlLâhu akbar, AlLâhu akbar, AlLâhu akbar, wa lilLâhil hamdu.


Ma’âsyiral Muslimîn rahimakumulLâh.
Meskipun demikian, saat ini kita tidak bisa merasakan kegembiraan secara utuh. Bagaimana
kita bisa bergembira, sementara umat ini terus diselimuti oleh aneka ragam duka yang
menyayat hati. Inilah yang terjadi sejak runtuhnya Khilafah dan Kapitalisme global
mendominasi dunia.

Tengoklah kondisi Palestina, khususnya Gaza, hari ini. Lebih dari 32 ribu nyawa kaum
Muslim di sana melayang akibat serangan militer entitas Yahudi. Sekitar 7.000 lainnya masih
tertimbun di bawah reruntuhan bangunan. Sebagian besar dari para korban tersebut adalah
anak-anak dan kaum perempuan.

Akibat dari serangan kaum Yahudi itu, hampir dua juta warga Gaza telah kehilangan rumah-
rumah mereka. Menurut WHO, hampir 80% atau 160.000 infrastruktur hancur lebur. Ribuan
rumah, ratusan rumah sakit dan sekolah, masjid, kampus, sumber air dan fasilitas sanitasi
rusak parah. Diperkirakan butuh puluhan miliaran dolar AS, juga butuh lebih 70 tahun, untuk
memulihkan Gaza menjadi seperti sediakala. Kini, sebagian besar mereka harus menjadi
pengungsi dan tinggal di perbatasan Gaza dan Mesir yang luasnya hanya sekitar 3,5 km atau
seluas 500 lapangan sepak bola.

Di samping terus terancam oleh serangan bom dan keganasan tentara Yahudi, mereka juga
terancam kelaparan yang mengakibatkan kematian. Karena tiadanya makanan, sebagian
mereka sering terpaksa makan rerumputan dan memakan pakan hewan. Karena kehausan,
mereka harus minum dari air kotor yang tergenang di jalanan.

Penting dicatat dari tragedi di Palestina ini, baik di Gaza maupun Tepi Barat, adalah bahwa
genosida ini tidak terjadi hanya saat 7 Oktober saja. Genosida telah berlangsung sejak tahun
1948. Sejak entitas Yahudi merampas dan menduduki tanah Palestina secara ilegal hingga
saat ini. Sejak saat itu, selama 76 tahun, hingga hari ini, sekitar 5,9 juta warga Palestina
secara keseluruhan berstatus pengungsi, dan setiap saat berada dalam ancaman kaum
Yahudi.

Melihat mereka yang terus menderita, bagaimana kita bisa bergembira dan berbahagia?

AlLâhu akbar, AlLâhu akbar, AlLâhu akbar, wa lilLâhil hamdu.


Ma’âsyiral Muslimîn rahimakumulLâh.

Yang lebih menyakitkan, para penguasa di negeri-negeri Islam, khususnya para pemimpin
Arab, sampai saat ini tetap bergeming. Mereka seolah tuli dan buta. Derita kaum Muslim
Palestina yang begitu luar-biasa, tak sedikit pun menyentuh hati dan mengusik rasa
kemanusiaan mereka.
Sebagian besar mereka hanya melayangkan kutukan dan kecaman. Itu pun penuh kepura-
puraan dan sekadar pencitraan agar dianggap punya kepedulian. Sebagian pemimpin
Muslim lainnya bahkan tetap bergandeng tangan dengan entiras Yahudi itu. Padahal tangan
Yahudi durjana itu masih berlumuran darah ribuan para syuhada, juga puluhan ribu Muslim
yang terluka.

AlLâhu akbar, AlLâhu akbar, AlLâhu akbar, wa lilLâhil hamdu.


Ma’âsyiral Muslimîn rahimakumulLâh.

Menyaksikan semua derita kaum Muslim Palestina yang amat menyakitkan ini, sepantasnya
kita bertanya: Di mana ukhuwah Islamiyah yang sering disuarakan? Bukankah semua kaum
Muslim bersaudara, sebagaimana firman-Nya:
﴾ ٌ‫﴿ اََِّّنَا الْ ُم ْؤِمنُ ْو َن اِ ْخ َوة‬
Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara (QS al-Hujurat [49]: 10).

Kita pun layak bertanya: Manakah hasil dari ibadah puasa kaum Muslim selama Ramadhan?
Bukankah puasa Ramadhan seharusnya membuat para pelakunya menjadi orang-orang
yang bertakwa? Bukankah salah satu ciri takwa tercermin dalam kecintaan dan kepedulian
kepada sesama saudara?

Banyak nash yang menuntut setiap Muslim untuk mempedulikan dan menolong saudara-
saudaranya sesama Muslim di mana pun dan kapan pun. Rasulullah saw., misalnya,
bersabda:
‫اْلَ َس ِد‬
ْ ‫اعى لَهُ َسائُِر‬ ْ ُ‫ إِذَا ا ْشتَ َكى ِمْنهُ ع‬،‫اْلَ َس ِد‬
َ ‫ض ٌو تَ َد‬ ْ ‫اْح ِه ْم َوتَ َعاطُِف ِه ْم َمثَ ُل‬
ُِ ‫«مثَل الْم ْؤِمنِْي ِِف تَو ِاد ِهم وتَر‬
ََْ َ َ ُ ُ َ
َّ ‫ِِب‬
ْ ‫لس َه ِر َو‬
»‫اْلُ َّمى‬
Perumpamaan kaum Mukmin dalam cinta-mencintai, sayang-menyayangi dan bahu-
membahu seperti satu tubuh. Jika salah satu anggota tubuhnya sakit, seluruh anggota
tubuhnya yang lain ikut merasakan sakit juga, dengan tidak bisa tidur dan demam (HR al-
Bukhari dan Muslim).

Rasulullah saw. pun bersabda:


‫ َوَم ْن فََّر َج َع ْن‬،‫اجتِ ِه‬ ِ ِ ِ ‫ ومن َكا َن ِِف ح‬،‫ َال يظْلِمه وَال يسلِمه‬،‫«لْمسلِم أَخو الْمسلِ ِم‬
َ ‫اجة أَخيه َكا َن هللاُ ِِف َح‬ َ َ ْ ََ ُ ُ ْ ُ َ ُ ُ َ ُْ ُ ُُْ
»‫ َوَم ْن َس َََت ُم ْسلِ ًما َس َََتهُ هللاُ يَ ْوَم الْ ِقيَ َام ِة‬،‫ُم ْسلِ ٍم ُك ْربَةً فََّر َج هللاُ َعْنهُ ُك ْربَةً ِم ْن ُك ُرَِب ِت يَ ْوِم الْ ِقيَ َام ِة‬
Seorang Muslim adalah saudara bagi Muslim lainnya. Dia tak boleh menzalimi saudaranya
dan membiarkan saudaranya itu (dizalimi). Siapa saja yang memenuhi kebutuhan
saudaranya. Allah akan memenuhi kebutuhannya. Siapa saja yang menghilangkan satu
kesulitan saudaranya (di dunia), Allah akan menghilangkan satu kesulitan dari dirinya pada
Hari Kiamat (HR al-Bukhari).

Berdasarkan nas-nas tersebut, jelas tidak sepantasnya kaum Muslim berdiam diri dan
berpangku tangan, serta tidak mempedulikan saudaranya. Termasuk saudara-saudara
Muslim di Palestina yang telah lama menderita.

AlLâhu akbar, AlLâhu akbar, AlLâhu akbar, wa lilLâhil hamdu.


Ma’âsyiral Muslimîn rahimakumulLâh.

Umat Muslim jelas bukan minoritas di dunia ini. Mereka telah menjadi mayoritas penduduk
bumi ini. Jumlah kaum Muslimin di seluruh dunia mencapai lebih dari 2 miliar jiwa. Itu
berarti 25 persen dari jumlah penduduk dunia. Mereka tersebar di 53 negeri Muslim. Juga
ada jutaan Muslim yang tersebar di berbagai negeri non-Muslim, seperti di benua Eropa
ataupun di Amerika Serikat.

Berbicara kekuatan militer pun, yang seharusnya dapat digunakan melindungi kaum Muslim
di berbagai belahan dunia, sejumlah negeri Muslim masuk klasifikasi negara dengan
kekuatan militer terkuat di dunia. Menurut pemeringkatan oleh Global Fire Power pada
tahun 2023, ada empat negeri Islam masuk dalam jajaran 20 besar yakni: Pakistan, Turki,
Indonesia, Mesir dan Iran.

Namun, jumlah yang banyak dan pasukan yang sangat kuat, tak bisa menahan berbagai
tekanan dan intimidasi dari negara-negara kafir penjajah. Faktanya, hari ini umat Muslim
justru menjadi pesakitan, terintimidasi, dan teraniaya secara fisik. Bahkan sebagian terusir
dari negerinya sendiri. Keadaan ini sudah diperingatkan oleh Nabi saw.. Kata beliau, mereka
ini seperti buih di lautan (HR Abu Dawud).

Ma’âsyiral Muslimîn rahimakumulLâh.

Keadaan umat Islam semacam ini tentu tak boleh kita biarkan. Umat Islam harus bangkit.
Kaum Muslim harus kembali menjadi umat terbaik. Sebabnya, itulah jatidiri dan karakter asli
umat Baginda Nabi saw sebagaimana disebutkan dalam firman Allah SWT:
﴾ ۗ ِ‫ف َوتَنْ َه ْو َن َع ِن الْ ُمنْ َك ِر َوتُ ْؤِمنُ ْو َن ِِب ٰلِل‬
ِ ‫َّاس ََتْمرو َن ِِبلْمعرو‬ ِ ‫﴿ ُكنْ تم خْي اَُّم ٍة اُخ ِرج‬
ْ ُ ْ َ ْ ُ ُ ِ ‫ت للن‬ ْ َ ْ َْ َ ْ ُ
Kamu (umat Islam) adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia (selama) kamu
menyuruh (berbuat) yang makruf, mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah
(QS al-Quran (QS Ali Imran [3]: 10).
Predikat umat terbaik tentu hanya dimiliki oleh kaum Muslim yang bertakwa. Takwa sendiri
adalah hikmah yang semestinya terwujud pada diri setiap Muslim yang berpuasa selama
Bulan Ramadhan. Demikian sebagaimana firman-Nya:
َۙ
﴾ ‫ب َعلَى الَّ ِذيْ َن ِم ْن قَ ْبلِ ُك ْم لَ َعلَّ ُك ْم تَتَّ ُق ْو َن‬ ِ
َ ‫ام َك َما ُكت‬
ِ ِ ِ َّ
َ ‫﴿ ٰاايَيُّ َها الذيْ َن اٰ َمنُ ْوا ُكت‬
ُ َ‫ب َعلَْي ُك ُم الصي‬
Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kalian berpuasa, sebagaimana puasa itu telah
diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian, agar kalian bertakwa (QS al-Baqarah [2]:
183).

Ma’âsyiral Muslimîn rahimakumulLâh.

Ketakwaan adalah ketaatan secara total pada syariah Allah SWT, baik menyangkut hukum-
hukum yang mengatur kehidupan individu dan kehidupan privat, maupun hukum-hukum
yang mengatur kehidupan publik, bermasyarakat, dan bernegara. Ketakwaan total semacam
ini hanya bisa terwujud dengan adanya Khilafah atau Imamah. Sebab, hukum-hukum yang
mengatur kehidupan publik, bermasyarakat, dan bernegara tidak bisa dijalankan kecua;i
oleh Imam atau Khalifah.

Patut ditegaskan, menegakkan Khilafah dengan cara mengangkat seorang khalifah bagi
kaum Muslim sedunia adalah kewajiban syariah. Rasulullah saw. bersabda:
»ً‫اهلِيَّة‬
ِ ‫«ومن مات ولَيس ِِف عنُ ِق ِه ب ي عةٌ مات ِميتةً ج‬
َ َ َ َ َ َْ ُ َ ْ َ َ َ ْ َ َ
Siapa saja yang mati dan di pundaknya tidak ada baiat, maka dia mati dengan kematian
jahiliah (HR Muslim).

Karena itu eksistensi Khilafah dan keberadaan seorang khalifah bagi kaum Muslim sedunia
adalah wajib. Ini juga merupakan ijma’ yang telah disepakati oleh para ulama dan kaum
Muslimin. Imam Nawawi rahimahuLlah berkata:
ِ ٍ ِ ‫َْجعوا علَى أَنَّه ََِيب علَى الْمسلِ ِمْي نَص‬
َ ‫ب َخلي َفة َوُو ُجوبُهُ ِِبلشَّْرِع َال ِِبلْ َع ْق ِل َوأ ََّما َما ُحك َي َع ِن ْاأل‬
‫َص ِم‬ ُ ْ َ ْ ُ َ ُ ُ َ ُ َ ْ ‫«وأ‬ َ
»‫اط َال ِن‬ِ ‫ال َال ََِيب وعن َغ ِْيهِ أَنَّه ََِيب ِِبلْع ْق ِل َال ِِبلشَّرِع فَب‬
َ َ‫أَنَّهُ ق‬
َ ْ َ ُ ُ ْ ََْ ُ
Dan mereka bersepakat bahwa wajib bagi kaum muslimin untuk mengangkat khalifah dan
kewajibannya karena syara' bukan karena akal. Adapun yang dikatakan oleh al Asham (orang
yang tuli dalam agama) bahwa itu tidak wajib atau yang dikatakan lainnya bahwa kewajiban
itu berasal dari akal bukan karena syara', maka perkataan keduanya adalah batil. (Syarah
Nawawi ala Muslim, 12/205).
Di sisi lain, Imam atau Khalifah, tidak boleh lebih dari satu bagi kaum Muslim sedunia. Imam
Ibnu Katsir (w. 774 H) menyatakan:
»‫وز‬
ُ ُ‫ض أ َْو أَ ْكثَ َر فَ َال ََي‬ ِ ْ ‫صب إِ َم َام‬
ِ ‫ْي ِِف ْاأل َْر‬ ُ ْ َ‫«فَأ ََّما ن‬
Pengangkatan dua imam (khalifah) atau lebih di muka bumi itu tidak boleh terjadi (Abu al-
Fida’ Ismail bin Umar bin Katsir, Tafsîr al-Qur’ân al-Azhîm, 1/222).

Dengan demikian ketakwaan secara kaffah hanya itu terwujud dengan adanya Khilafah yang
menerapkan dan menjalankan syariah secara kaffah dan menyatukan kaum Muslim seluruh
dunia dalam satu kepemimpinan.

Ketika hal ini terwujud, maka kita pun layak mengharapkan janji Allah SWT berupa
diturunkannya keberkahan dan kemenangan kepada kaum Muslim atas semua penganut
agama dan ideologi lain.

AlLâhu akbar, AlLâhu akbar, AlLâhu akbar, wa lilLâhil hamdu.


Ma’âsyiral Muslimîn rahimakumulLâh.

Itulah sebabnya keberadaan Khilafah mutlak dibutuhkan. Wajib secara hukum syariah.
Mendesak secara realitas politik. Tanpa Khilafah, umat bak anak ayam kehilangan induknya.
Mereka tanpa perlindungan sama sekali. Inilah yang terjadi hari ini. Salah satunya dialami
oleh Muslim Palestina sejak puluhan tahun lamanya. Juga dialami oleh Muslim Xingjiang,
Muslim Rohingnya, Muslim India, dll. Karena itu benarlah sabda Nabi saw.:
» ‫ يُ َقاتَ ُل ِم ْن َوَرائِِه َويُتَّ َقى بِِه‬،ٌ‫ام ُجنَّة‬ ِْ ‫« إََِّّنَا‬
ُ ‫اإل َم‬
Sungguh Imam/Khalifah adalah perisai; orang-orang berperang di belakang dirinya dan
menjadikan dia sebagai pelindung (HR Muslim).

Karena itu, satu abad lebih dunia tanpa Khilafah, bagi umat Islam ini adalah sejarah kelam.
Pasalnya, sebelumnya, di era Khilafahlah lebih 13 abad umat Islam pernah memimpin dunia.
Namun, saat ini umat Islam berada dalam kondisi yang paling terpuruk. Tidak ada satu
kawasan pun di belahan bumi ini di mana umat Islam tidak terpojok, terasingkan dan
terdiskriminasi.

AlLâhu akbar, AlLâhu akbar, AlLâhu akbar, wa lilLâhil hamdu.


Ma’âsyiral Muslimîn rahimakumulLâh.

Namun demikian, sebagai Muslim yang bertakwa, kita harus tetap punya harapan. Kita harus
tetap optimis menatap masa depan. Kita harus tetap yakin bahwa masa depan gemilang
sesungguhnya milik Islam dan kaum Muslim. Allah SWT tegas berfirman dalam al-Quran:
ْۖ
‫ف الَّ ِذيْ َن ِم ْن قَْبلِ ِه ْم‬
َ َ‫استَ ْخل‬ ِ ‫َّه ْم ِِف ْاالَْر‬
ْ ‫ض َك َما‬
ِ ِ ِ ٰ ‫﴿ وع َد ٰالِل الَّ ِذين اٰمنُوا ِمْن ُكم وع ِملُوا‬
ُ ‫الصل ٰحت لَيَ ْستَ ْخل َفن‬ ََ ْ ْ َ َْ ُ َ َ
ۗ ْۢ
﴾ ‫َّه ْم ِم ْن بَ ْع ِد َخ ْوفِ ِه ْم اَْمنًا‬ ِ ِ ِ ِ
ُ ‫َولَيُ َمكنَ َّن َْلُْم ديْنَ ُه ُم الَّذى ْارتَضٰى َْلُْم َولَيُبَدلَن‬
Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal shalih di
antara kalian, bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di muka bumi,
sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa; akan
meneguhkan bagi mereka agama yang telah Dia ridhai untuk mereka; dan akan menukar
(keadaan) mereka, sesudah mereka dalam ketakutan, menjadi aman sentosa… (QS an-Nur
[24]: 55).

Allah SWT pun berfirman:


﴾‫الديْ ِن ُكلِه َولَ ْو َك ِرهَ الْ ُم ْش ِرُك ْو َن‬
ِ ‫اْل ِق لِيظْ ِهره علَى‬ ِ ‫﴿ ُه َو الَّ ِذ ْا‬
َ َ ُ َْ ‫ي اَْر َس َل َر ُس ْولَه ِِب ْْلُ ٰدى َوديْ ِن‬
Dialah Yang telah mengutus Rasul-Nya (dengan membawa) petunjuk (al-Quran) dan agama
yang benar untuk Dia menangkan atas segala agama, walaupun kaum musyrik tidak menyukai
(QS at-Taubah [9]: 33).

Ayat ini memastikan kemenangan Islam atas seluruh agama dan ideologi. Dan itu hanya
tejadi ketika kaum muslimin memiliki kekuasaan. itulah yang disyaratkan dalam Hadits. Dari
Tsauban, Rasulullah saw bersabda:
»‫ي يل منها‬ َ ْ‫ وإن ُمل‬،‫ومغَا ِرََبا‬
َ ‫ك أُميت سيبلُ ُغ ما ُزِو‬ َ ‫أيت َم َشا ِرقَها‬
ُ ‫يل األرض فر‬
َ ‫« إن هللا زوى‬
Sesungguhnya Allah melipatkan bumi untukku, maka aku telah melihat bagian barat dan
bagian timurnya. Sesungguhnya kekuasaan umatku akan mencapai semua bagian yang
dilipatkan bagiku darinya (HR Abu Dawud dan Ahmad).

Kekuasaan itu tak lain adalah Khilafah Islam, yang akan segera kembali, insya Allah,
sebagaimana diberitakan dalam Hadits Nabi saw.:
» ٍ‫اج نُبُ َّوة‬
ِ ‫« ُُثَّ تَ ُكو ُن ِخ َالفَةً َعلَى ِمْن َه‬
Kemudian akan ada lagi Khilafah yang mengikuti manhaj Kenabian. (HR Ahmad).

Selain itu, Allah telah menetapkan ajal (tenggat waktu) bagi setiap umat. AS, Inggris, Prancis,
Cina, Rusia, Jerman, dan lain-lain mempunyai ajal, yang tidak bisa dielakkan. Semakin ke sini,
ajal mereka semakin dekat. Allah SWT berfirman:
ۤ ِ ٌۚ ٍ ِ
﴾ ‫اعةً َّوَال يَ ْستَ ْق ِد ُم ْو َن‬ ‫ن‬‫و‬ ‫ر‬ ِ
َ َ َ ْ ُ َ ْ َ ْ ُ َ َ َ ‫﴿ َول ُك ِل اَُّمة اَ َج ٌل فَاذَا َج‬
‫س‬ ‫خ‬ ْ
‫أ‬ ‫ت‬‫س‬ ‫ي‬ ‫ال‬
َ ‫م‬ ‫ه‬ُ‫ل‬‫ج‬ ‫ا‬ ‫ء‬ ‫ا‬
‫‪Tiap-tiap umat mempunyai batas waktu. Jika telah datang batas waktunya, mereka tidak‬‬
‫)‪dapat mengundurkan batas waktu tersebut barang sesaat pun dan tidak dapat (pula‬‬
‫‪memajukannya (QS al-A’raf [7]: 34).‬‬

‫‪Maka dari itu, kewajiban kita adalah terus menguatkan keyakinan, dan berjuang semata-‬‬
‫‪sama karena Allah, tanpa lelah. Bersabar di jalan dakwah, sebagaimana kesabaran Nabi saw.‬‬
‫‪dan para Sahabat, sampai Allah memenangkan urusan-Nya melalui tangan-tangan mereka.‬‬

‫آلاي ِت َوِذ ْك ِر ْ‬
‫اْلَكِْي ِم َوتَ َقبَّ َل هللاُ ِم ِ ِْن َوِمْن ُك ْم‬ ‫ِ ِِ ِ‬ ‫ِ ِ‬
‫ِف الْ ُق ْرآن الْ َعظْي ِم َونَ َف َع ِ ِْن َوإِ َّاي ُك ْم ِبَا فْيه م َن اْ َ‬
‫يل َولَ ُك ْم ِ ْ‬
‫َِب َرَك هللاُ ِ ْ‬
‫يل َولَ ُك ْم َولِ َسائِِر‬ ‫الرِحيم‪ ،‬أَقُو ُل قَوِل ه َذا وأ ِ‬
‫َستَ ْغف ُر هللاَ ِ ْ‬ ‫استَ ْغف ُرْوهُ إِنَّهُ ُه َو الْغَ ُف ْوُر َّ ْ ُ ْ ْ َ َ ْ‬
‫الس ِميع الْعلِيم و ِ‬
‫تالََوتَهُ إِنَّهُ ُه َو َّ ْ ُ َ ْ ُ َ ْ‬
‫ِ‬
‫ْي ِآم ْْيْ‪.‬‬ ‫ِِ‬
‫الْ ُم ْسلم ْ َ‬

‫‪Khutbah Kedua‬‬

‫اَهللُ أَ ْك ََبُ‪ ،‬اَهللُ أَ ْك ََبُ‪ ،‬اَهللُ أَ ْك ََبُ‬


‫اَهللُ أَ ْك ََبُ‪ ،‬اَهللُ أَ ْك ََبُ‪ ،‬اَهللُ أَ ْك ََبُ‪ ،‬اَهللُ أَ ْك ََبُ‪.‬‬

‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫هللا أَ ْكَب َكبِْيا و ْ ِ ِ‬


‫صَر َعْب َدهُ‪،‬‬ ‫اْلَ ْم ُد هلل َكث ْ ًْيا‪َ ،‬و ُسْب َحا َن هللا بُكَْرةً َوأَصْيالً‪ .‬الَ إِلَهَ إِالَّ هللاُ َو ْح َدهُ‪َ ،‬‬
‫ص َد َق َو ْع َدهُ‪َ ،‬ونَ َ‬ ‫ُ َُ ًْ َ‬
‫اب َو ْح َدهُ‪ .‬الَ إِلَهَ إِالَّ هللاُ‪ ،‬هللاُ أَ ْك ََبُ‪ ،‬هللاُ أَ ْك ََبُ َوهللِ ْ‬
‫اْلَ ْم ُد‪.‬‬ ‫َحَز َ‬
‫َعَّز ُجْن َدهُ َوَهَزَم األ ْ‬
‫َوأ َ‬

‫الدي ِن ُكلِ ِه‪ .‬اَ ْْلَ ْم ُد هللِ الَّ ِذ ْي َكَّرَم َهذهِ األَُّمةَ‬
‫اْلمد هلل الذي أَرسل رسولَه ِِب ْْل َد ٰى وِدي ِن ا ْْل ِق لِيظْ ِهره علَى ِ‬
‫َ ُ َُ َ‬ ‫َْ َ َُ ُ ُ َ‬
‫اج النُّبُ َّوةِ‪.‬‬
‫الرا ِش َدةِ‪َ .‬علَى ِمْن َه ِ‬‫ص َبِاَ بنِبُ ُوةِ نَبِيِ ِه اِلْ َك ِرِِيَِة‪ ،‬و اَ َعزَها ِِب ْْلِالَفَِة َّ‬ ‫ِِ ِ‬
‫بِ َشريِ ْعتَه ال ْكاَمل ِة‪َ ،‬‬
‫وخ َّ‬

‫ك لَهُ‪َ ،‬وأَ ْش َه ُد اَ َّن ُُمَ َّم ًدا َعْب ُدهُ َوَر ُس ْولُهُ الَ نَبِيَا بَ ْع َدهُ‪ ،‬اَْر َسلَهُ بِ ِر َسالَتِ ِه‬ ‫ِ ِ‬
‫اَ ْش َه ُد اَ َّن الَ الَهَ االَّ هللاُ َو ْح َدهُ الَ َش ِريْ َ‬
‫الش ِريْ َف ِة لِ ُم َعا َْلَِة ُك ِل ُم ْشكِلَ ِة ْ‬
‫اْلَيَاةِ‪.‬‬ ‫الْ ُق ْد ِسيَّ ِة َواَ ْح َك ِام ِه َّ‬
‫ْي‪َ ،‬و اتَّ ُق ْوا هللاَ َح َّق تُ َقاتِِه‪َ ،‬و الَ َتَُْوتُ َّن إِالَّ َو أَنْتُ ْم ُم ْسلِ ُم ْو َن‪.‬‬
‫فَيَا اَيُّهاَ الْم ْؤِمنُ ْو َن‪َ ،‬تََ َّسكوا ِِبْ ِإل ْسالَِم ِِف ُك ِل ِح ْ ٍ‬
‫ُ‬

‫اََّما بَ ْع ُد‪:‬‬

‫‪AlLâhu akbar, AlLâhu akbar, AlLâhu akbar, wa lilLâhil hamdu. Ma’âsyiral Muslimîn‬‬
‫‪rahimakumulLâh‬‬

‫‪Marilah kita berdoa, memohon dan bermunajat kepada Allah SWT. Semoga Allah SWT‬‬
‫‪mengabulkan permohonan kita. Semoga Allah SWT memberi kita kesabaran dan keikhlasan,‬‬
‫‪menguatkan ketaatan kita, melanggengkan ketakwaan kita dan meneguhkan kita untuk‬‬
‫‪tetap istiqamah di jalan-Nya.‬‬

‫صلُّوا َعلَْي ِه‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ ِ‬


‫َّب‪َ ،‬ايأَيُّ َها الَّذ َ‬
‫ين ءَ َامنُوا َ‬ ‫ِف الْ ُق ْرآن الْ َعظْي ِم‪﴿ :‬إِ َّن هللاَ َوَمالَئ َكتَهُ يُ َ‬
‫صلُّو َن َعلَى النِ ِ‬ ‫اَل ِ ْ‬
‫ال هللاُ تَ َع َ‬‫قَ َ‬
‫يما﴾‪.‬‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫َو َسل ُموا تَ ْسل ً‬

‫اَللَّه َّم ص ِل على سيِ ِد َان ُُم َّم ٍد‪ ،‬وعلى آلِِه وذُ ِرَّايتِِه وأَصحابِِه ومن تَبِعه ِبِِحس ٍ ِ ِ ِ‬
‫ان ا ََل يَ ْوم الديْ ِن‪ ،‬بَِر ْْحَتِ َ‬
‫ك َاي‬ ‫َ ْ َ ََ ْ َُ ْ َ‬ ‫َ ََ َ َ‬ ‫ُ َ َ َ َ‬
‫ْي‪.‬‬ ‫أَرحم َّ ِ ِ‬
‫الراْح ْ َ‬ ‫ََْ‬

‫ِ‬
‫الشك ُْر َك َما‬
‫ك ُّ‬ ‫اِف نِ َع َامهُ َويُ َكاف ُئ َم ِزيْ َدهُ‪َ ،‬اي َربَّنَا لَ َ‬
‫ك ا ْْلَ ْم ُد َولَ َ‬ ‫ْي َْحْ ًدا يُ َو ِ ْ‬
‫ِِ‬ ‫ِ‬
‫اَللَّ ُه َّم َْحْ ًدا َشاك ِريْ َن َْحْ ًدا َانعم ْ َ‬
‫ِ‬
‫ك‪.‬‬ ‫ك الْ َك ِرِْْي َو َع ِظْي ِم ُسلْطَانِ َ‬
‫يَْن بَغِ ْي ل َو ْج ِه َ‬

‫ات والْمسلِ ِمْي والْمسلِم ِ‬ ‫ِ ِ‬ ‫ِ ِ ِِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ ِِ‬ ‫ِ‬


‫ات‬ ‫ْي َوالْ ُم ْؤمنَ َ ُ ْ ْ َ َ ُ ْ َ‬‫الل ُه َّم ا ْغف ْر لَنَا َو ل َوالديْنَا َو ْار َْحْ ُه ْم َك َما َربَّ ْو َن صغَ ًارا‪ .‬اَللَّ ُه َّم ا ْغف ْر للْ ُم ْؤمن ْ َ‬
‫ْي‪.‬‬ ‫ك اي أَرحم َّ ِ ِ‬‫اْل ِ ِ ِ‬ ‫ِ‬ ‫ك ََِسيع قَ ِريب ُُِميب الد ْ ِ‬ ‫ِ ِ‬ ‫اْأل ِ ِ‬
‫الراْح ْ َ‬ ‫اجات‪ ،‬بَر ْْحَت َ َ ْ َ َ‬
‫َّع َوات‪ ،‬فَيَا قَاض َي َْ َ‬ ‫َحيَاء مْن ُه ْم َو األ َْم َوات‪ ،‬إن َ ْ ٌ ْ ٌ ْ ُ‬ ‫ْ‬
‫اشنَا‪ ،‬وأَصلِح لَنَا ِ‬
‫آخَرتَنَا الَِّيت‬ ‫ِ‬ ‫َصلِ ْح لَنَا ُدنْيَ َ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫اللَّه َّم أ ِ‬
‫اان الَِّيت فْي َها َم َع ُ َ ْ ْ‬ ‫َصل ْح لَنَا ديْنَ نَا الَّذي ُه َو ع ْ‬
‫ص َمةُ أ َْم ِرَان‪َ ،‬وأ ْ‬ ‫ُ ْ‬
‫احةً لَنَا ِم ْن ُك ِل َش ٍر‪.‬‬ ‫ِ‬
‫ت َر َ‬ ‫اْلَيَاةَ ِزَاي َدةً لَنَا ِِف ُك ِل َخ ٍْْي‪َ ،‬و ْ‬
‫اج َع ِل الْ َم ْو َ‬ ‫اج َع ِل ْ‬
‫اد َان‪َ ،‬و ْ‬
‫الَْي َها َم َع ُ‬

‫اْلا مت َقبَّ ًال‪ ،‬موافِ ًقا ِِبَح َك ِامك وخالِ ِ‬


‫الله َّم اجعل عملَنَا عم ًال ِ‬
‫صا ل َو ْج ِه َ‬
‫ك‬ ‫ْ َ ََ ً‬ ‫َُ‬ ‫ص ً َُ‬ ‫ُ ْ َ ْ ََ ََ َ‬

‫ات‪ ،‬وا ْغ ِفر لَنَا ذُنُوب نَا و ْاع ُفوا عنَّا تَ ْق ِ‬


‫صَراتَنَا‬ ‫اَلله َّم تَ َقبَّل ِمنَّا صالَتَنَا و ِصيامنَا وقِيامنَا وُك َّل أ َْعمالِنَا َّ ِ ِ‬
‫َْ َ ْ َ‬ ‫الصاْلَ َ ْ‬ ‫َ‬ ‫َ ََ َََ َ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫ُ‬
‫ْي‪.‬‬ ‫ك اي أَرحم َّ ِ ِ‬ ‫ِ ِ‬
‫الراْح ْ َ‬ ‫َو ْار َْحْنَا بَر ْْحَت َ َ ْ َ َ‬

‫الرْزِق‪َ ،‬وتَ ْوبَةً قَ ْب َل الْ َم ْو ِت‪،‬‬ ‫اْلس ِد‪ ،‬وِزايدةً ِ ِ‬ ‫ِ‬ ‫اَللَّه َّم اِ َّان نَسئ لُك س َالمةً ِ ِ‬
‫ِف ِ‬ ‫ِف الْعلْ ِم‪َ ،‬وَِب َرَكةً ِ ْ‬
‫ِف َْ َ َ َ َ ْ‬ ‫ِف الديْ ِن‪َ ،‬و َعافيَةً ِ ْ‬ ‫َْ َ َ َ ْ‬ ‫ُ‬
‫ِف َس َكَرةِ الْ َم ْو ِت‪َ ،‬وََنَاةً ِم َن النَّا ِر‪َ ،‬و َع ْف ًوا عِنْ َد‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫َوَر ْْحَةً عنْ َد الْ َم ْوت‪َ ،‬وَمغْفَرةً بَ ْع َد الْ َم ْوت‪ ،‬اَللَّ ُه َّم َه ِو ْن َعلَْي نَا ِ ْ‬
‫اب‪.‬‬‫ا ْْلِس ِ‬
‫َ‬

‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬


‫ُّو َن‬
‫صد ْ‬ ‫ك َونَ ْستَ ْغف ُرَك َوالَ نَ ْك ُف ُرَك‪َ ،‬ونُ ْؤِم ُن بِ َ‬
‫ك َوََنْلَ ُع َم ْن يَ ْف ُج ُرَك‪ .‬اَللَّ ُه َّم َعذ ِب الْ َك َفَرةَ الذيْ َن يَ ُ‬ ‫اَللَّ ُه َّم إِ َّان نَ ْستَعِْي نُ َ‬
‫ك‪َ ،‬ويُ َقاتِلُ ْو َن أ َْولِيَاءَ َك‪.‬‬ ‫ِ‬
‫ك‪َ ،‬ويُ َكذبُ ْو َن ُر ُسلَ َ‬
‫ِ‬
‫َع ْن َسبِْيل َ‬

‫ِ‬ ‫اب‪ ،‬إِه ِزِم الْي هود واَعو َاَنُم وصلِ‬ ‫اَللَّ ُه َّم اي مْن ِزَل الْكِتَ ِ‬
‫ص َارُه ْم َوَرأْ ََسَاليِ ْ َ‬
‫ْي َواَ ْع َوا ََنُ ْم‬ ‫ْ‬‫ن‬
‫َ َ‬‫ا‬
‫َ‬‫و‬ ‫ْي‬
‫َ‬ ‫ْ‬ ‫ِ‬
‫ب‬‫ِ‬‫ي‬ ‫َحَز ِ ْ َ ُ ْ َ َ ْ َ ْ َ َ‬ ‫اب َوُم ْه ِزَم اْأل ْ‬ ‫َ ُ‬
‫ِ ِ‬
‫َوا ْش َََتاكيِ ْ َ‬
‫ْي َو ُشيُ ْو َع ُه ْم‪.‬‬

‫ِِ‬ ‫ِِ‬ ‫ِِ‬ ‫ِ‬


‫ْي‬
‫ْي‪َ ،‬واقْ تُ ْل َم ْن قَاتَ َل َوقَتَ َل الْ ُم ْسلم ْ َ‬
‫اخ ُذ ْل َم ْن َخ َذ َل الْ ُم ْسلم ْ َ‬ ‫اَللَّ ُه َّم أَعَّز اْ ِإل ْسالَ َم َوالْ ُم ْسلم ْ َ‬
‫ْي‪َ ،‬و ْ‬
‫اس ِقْي ود ِمر أَع َدائَك أَع َداء ِ‬
‫ِ‬ ‫ِِ‬ ‫ِ‬ ‫اَللَّه َّم أ َْهلِ ِ‬
‫الديْ َن‬ ‫ْي واَلْ َف ْ َ َ َ ْ ْ َ ْ َ‬ ‫ك الْ َك َفَرةَ َوالْ ُم ْش ِرك ْ َ‬
‫ْي َوالْ ُمنَافق ْ َ‬ ‫ُ‬

‫ٍ‬ ‫ِ ِ ِ‬ ‫ٍ‬ ‫ِ‬ ‫اَللَّه َّم ارحم أ َُّمةَ سيِ ِد َان ُُم َّم ٍد‪ ،‬اَللَّه َّم أ ِ‬
‫اج َع ْلنَا م ْن أ َُّمة َسيِد َان ُُمَ َّمد َ‬
‫صلَّى هللاُ‬ ‫َصل ْح أ َُّمةَ َسيِد َان ُُمَ َّمد‪ ،‬اَللَّ ُه َّم ْ‬
‫ُ ْ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫ُ َْْ‬
‫َعلَْي ِه َو َسلَّ َم‪.‬‬

‫اج النُّبُ َّوةِ‪ ،‬تُعُِّز َِبَا اْ ِإل ْسالَ َم‬


‫الرا ِش َدةِ َعلَى ِمنْ َه ِ‬ ‫ك بِ َع ْوَدةِ َد ْولَِة ْ‬
‫اْلِالَفَِة َّ‬ ‫ِ‬ ‫اَللَّه َّم أ ِْ‬
‫ََن ْز لَنَا َما َو َع ْدتَنَا َعلَى َر ُس ْول َ‬ ‫ُ‬
‫ك اي اَرحم َّ ِ ِ‬ ‫ص ِِ ِ ِِ ِ‬ ‫ِِ‬ ‫ِِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ ِ‬
‫ْي‪.‬‬
‫الراْح ْ َ‬ ‫ْي إلقَ َامت َها‪ِ ،‬ب ْذن َ َ ْ َ َ‬ ‫َواَ ْهلَهُ‪َ ،‬وتُذ ُّل َبَا الْ ُك ْفَر َواَ ْهلَهُ‪َ ،‬وا ْج َع ْلنَا م َن الْ َعامل ْ َ‬
‫ْي الْ ُم ْخل ْ َ‬

‫لمْناَ أنَ ْف ُسناَ واِ ْن ملْ تَغَ ْف ِرلْنَاَ وتَ َر ْْحْناَ لَنَ ُك ْونَناَّ ِم َن ْ‬
‫اْلاَ ِسريِ َن‬ ‫ربَنَّاَ ظَ َ‬

‫صًرا َك َما َْحَْلتَهُ َعلَى الَّ ِذيْ َن ِم ْن قَ ْبلِنَا‪َ ،‬ربَّنَا َوالَ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ ِ ِ‬
‫َربَّنَا الَ تُ َؤاخ ْذ َان ا ْن نَسْي نَا اَْو اَ ْخطَأْان‪َ ،‬ربَّنَا َوالَ ََْتم ْل َعلَْي نَا ا ْ‬
‫ص ْرَان َعلَى الْ َق ْوِم الْ َكافِ ِريْ َن‪.‬‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫َُتَملْنَا َما الَ طَاقَةَ لَنَا بِه‪َ ،‬و ْاع ُف ْوا َعنَّا َوا ْغف ْر لَنَا َو ْار َْحْنَا اَنْ َ‬
‫ت َم ْوالَ َان َوانْ ُ‬

‫آلخرةِ حسنَةً وقِنَا ع َذاب النَّا ِر‪ ،‬ربنا ت َقبَّل منِاَّ و ِ‬‫ربَّنَا آتِنَا ِِف الدُّنْيا حسنَةً وِ ِ‬
‫ت‬ ‫ب ُد َعائنَاَ إِن َ‬
‫َّك أَنْ َ‬ ‫استَج ْ‬
‫ْ َْ‬ ‫ِف اْ َ َ َ َ َ َ‬ ‫ْ َ ََ َْ‬ ‫َ‬
‫الرِحْي ُم‪.‬‬
‫اب َّ‬
‫َّو ُ‬
‫ت الت َّ‬ ‫ب َعلَْي نَا إِن َ‬
‫َّك اَنْ َ‬ ‫العلَيِ ْم َوتُ ْ‬
‫َّ ِ‬
‫السمْيع ْ‬

‫ِ‬ ‫ص ُفو َن‪ ،‬وسالم علَى الْمرسلِْي‪ ،‬و ْ ِ ِ‬


‫ِ‬ ‫و ُسْب َحانَ َ ِ ِ ِ‬
‫اْلَ ْم ُد َّلِل َر ِب الْ َعالَم ْ َ‬
‫ْي‪.‬‬ ‫ك َرب الْعَّزة َع َّما يَ ْ َ َ ٌ َ ُ ْ َ ْ َ َ‬ ‫َ‬

‫السالَ ُم َعلَْي ُك ْم َوَر ْْحَةُ هللاِ َوبََرَكاتُهُ‪.‬‬


‫َو َّ‬

Anda mungkin juga menyukai