Anda di halaman 1dari 12

KHUTBAH IDIL FITRI TAHUN 1441 HIJRIYAH

MODERASI BERAGAMA DI INDONESIA

DI SUSUN OLEH
PENYULUH AGAMA ISLAM NON PNS
KECAMATAN RAWAS ULU
KABUPATEN MUSI RAWAS UTARA

KANTOR KEMENTERIAN AGAMA KABUPATEN MUSI RAWAS


UTARATAHUN 2020
KHUTBAH IDIL FITRI 1441 H
MODERASI BERAGAMA DI INDONESIA

‫السالم عليكم ورحمة هللا وبركاته‬


‫ هللَا ُ أَ ْكبَ ُر‬،‫ هللَا ُ أَ ْكبَ ُر‬،‫ هللَا ُ أَ ْكبَ ُر‬،‫ هللَا ُ أَ ْكبَ ُر‬،‫ هللَا ُ أَ ْكبَ ُر‬،‫ هللَا ُ أَ ْكبَ ُر‬،‫ هللَا ُ أَ ْكبَ ُر‬،‫ هللَا ُ أَ ْكبَ ُر‬،‫ هللَا ُ أَ ْكبَ ُر‬،‫هللَا ُ أَ ْكبَ ُر‬
ُ‫ص َر َع ْب َده‬ َ َ‫ق َو ْع َدهُ َون‬ َ ‫ص َد‬ َ ،ُ‫ اَل اِلَهَ اِاَّل هللاُ َو ْح َده‬،ً‫ص ْيال‬ ِ َ‫س ْب َحانَ هللاِ بُ ْك َرةً َوأ‬ ُ ‫ َوا ْل َح ْم ُد هَّلِل ِ َكثِ ْي ًرا َو‬،‫َكبِ ْي ًرا‬
َ َ
.ُ‫ هللاُ أ ْكبَ ُر َو هَّلِل ِ ا ْل َح ْمد‬،‫ اَل إِلَهَ اِالَّ هللاُ َوهللاُ أ ْكبَ ُر‬،ُ‫اب َو ْح َده‬ َ ‫َوأَ َع َّز ُج ْن َدهُ َو َهزَ َم اأْل َ ْح َز‬
‫ش ُر ْو ِر‬ ُ ْ‫ب اِلَ ْي ِه َونَ ُع ْو ُذ بِاهللِ ِمن‬ ُ ‫س تَ ْه ِد ْي ِه َونَتُ ْو‬ ْ َ‫س تَ ْغفِ ُرهُ َون‬ ْ َ‫إِنَّ ا ْل َح ْم َد هَّلِل ِ َو ْح َدهُ نَ ْح َم ُدهُ َون‬
ْ َ‫س تَ ِع ْينُهُ َون‬
َ
‫ش َه ُد أنْ اَل‬ َ
ْ ‫ أ‬.‫شدًا‬ َ
ِ ‫ضلِ ْلهُ فلَنْ تَ ِج َد لَهُ َولِيًّا ُم ْر‬ ْ ُ‫ت أَ ْع َمالِنَا َمنْ يَ ْه ِد ِه هللاُ ف ُه َو ا ْل ُم ْهتَ ِد َو َمنْ ي‬
َ ِ ‫سيِّئَا‬ َ ‫سنَا َو‬ ِ ُ‫أَ ْنف‬
َ‫س الَةَ َوأَدَّى اأْل َ َمانَ ة‬ َ ‫الر‬ِّ ‫ي بَلَّ َغ‬ ْ ‫س ْولُهُ الَّ ِذ‬ ُ ‫ش َه ُد أَنَّ ُم َح َّمدًا َع ْب ُدهُ َو َر‬ ْ َ‫ش ِر ْي َك لَهُ َو أ‬ َ ‫اِلَهَ اِاَّل هللاُ َو ْح َدهُ اَل‬
‫ص ْحبِ ِه َو َم ِن‬ َ ‫صطفَى ُم َح َّم ِد ْب ِن َع ْب ِد هللاِ َو َعلَى آلِ ِه َو‬ َ ْ ‫سلِّ ْم َعلَى َحبِ ْيبِنَا ا ْل ُم‬ َ ‫ص ِّل َو‬ َ ‫ اَللَّ ُه َّم ف‬.َ‫ص َح اأْل ُ َّمة‬
َ َ َ‫َون‬
‫ أَ َّما َب ْع َد ُه‬.‫ق ِج َها ِد ِه إِلَى َي ْو ِم ال ِّد ْي ِن‬ َّ ‫سبِ ْي ِل هللاِ َح‬
َ ِ ‫ي‬‫ف‬ ‫د‬
َ ‫ه‬
َ ‫ا‬‫ج‬ ‫و‬
َ َ ِِ َ ِ‫ه‬ ‫ي‬ ‫د‬
ْ ‫ه‬‫ب‬ ‫َى‬‫د‬ َ ‫ت‬ ‫ه‬
ْ ‫ا‬ ‫و‬ ‫ه‬ ‫ت‬َّ ‫ن‬
َ ِِ ُ ِ ْ َ ُ ‫س‬ ‫ب‬ َّ‫َن‬ ‫ت‬ ‫س‬ ‫ا‬ ‫و‬ ‫ه‬ ‫َا‬ ‫د‬‫ه‬ُ ‫اتَّبَ َع‬
َ َ ْ َ َ
‫ فقَ ا َل هللاُ تَ َع الى فِي َكتَابِ ِه‬، َ‫س ي بِتَق َوى هللاِ َوطا َعتِ ِه فقَ ْد ف ا َز ال ُمتَّقُ ْون‬ َ ْ ْ
ِ ‫ص ْي ُك ْم َونَف‬ ُ
ِ ‫فَيَا ِعبَا َد هللاِ أ ْو‬
: ‫َّر ِج ْي ِم‬ ‫ان ال‬ِ َ‫ْيط‬ َّ َ‫ْو ُذ بِاهللِ ِمن‬
‫الش‬ ‫ق ا ْلقَـائِلِيْنَ أَ ُع‬ ُ ‫َد‬ ‫ص‬ْ َ‫َو أ‬ ‫ِر ْي ِم َو ُه‬ ‫ا ْل َك‬
﴾ َ‫سلِ ُمون‬ ْ َ ‫اَّل‬ َّ َ َّ َّ ُ
ْ ‫﴿يَاأيُّ َهاال ِذينآ َمنوااتَّقواالل َه َحقتُقاتِ ِه َواَل تَ ُموتُنإ ِ َوأنتُ ْم ُم‬ ُ َ َّ َ

Hadirin, Sidang Shalat Ied yang dirahmati Allah,


Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar. 3X Walillahilham

Alhamdulillah kita panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, bahwa


kita semua umat Islam baru saja telah menyelesaikan suatu tugas besar yakni
ibadah puasa ramadhan, sementara hari ini kita segera akan merayakan suatu
hari kemenangan yang kita kenal dengan Idul Fitri.

Sejak terbenam matahari dan terbitnya hilal 1 Syawal 1441 H di ufuk


Barat sore kemarin, di seantero persada bumi nusantara dan pada belahan
bumi lainnya, dalam suasana menyambut Hari Raya Idul Fitri, 1 Syawwal
1441 H, kita umat Islam mengumandangkan kalimat-kalimat tauhid, takbir,
tahmid dan tahlil. Kalimat tauhid menunjukkan suatu pengakuan yang kokoh
bahwa Allah adalah Maha Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya. Kalimat takbir
memberikan kesan yang kuat dalam diri kita bahwa Allah adalah Maha Besar
dan Maha Agung, tidaksatupun yang dapat menyamai kebesaran dan
keagungan-Nya. Kalimat tahmid mengandung makna bahwa zat yang patut
dipuji hanyalah Allah SWT. Dan pujian seluruhnya diperuntukkan bagi-Nya.
Kalimat tahlil menegaskan kalimat tauhid bahwa tidak ada Tuhan yang patut
disembah kecuali AllahSWT.

Kalimat-kalimat agung itu pada saat kini tengah menggema dimana-


mana, dikumandangkan oleh umat Islam dan pada hari ini di tempat ini kita
semua melakukan hal yang sama serta melaksanakan Sholat Idul Fitri
sebagai manifestasi kegembiraan atas kemenangan yang kita peroleh dari
suatu perjuangan yakni melawan hawanafsu. Untuk mempertahan kan fitrah
itu dalam realita kehidupan tentulah kita harus berpegangteguh
terhadapSumber ajaran Islam ialah Alquran dan Hadits Nabi Muhammad
Saw. Rujukan paling utama dalam ajaran Islam yaitu kalam Allah yang
diwahyukan kepada Nabi Muhammad saw, untuk disampaikan kepada umat
manusia. Hakikat diturunkannya Alquran adalah menjadi acuan moral secara
universal bagi umat manusia dalam memecahkan problematik sosial yang
timbul di tengah-tengah masyarakat. Itulah sebabnya, metode penafsiran
Alquran secara tematik, justru dihadirkan untuk menjawab perbagai
problematik aktual yang dihadapi masyarakat sesuai dengan konteks dan
dinamika sejarahnya.
Dalam pandangan umat Islam, dari sekian banyak agama, ideologi,
dan falsafah yang mengemuka di dunia, hanya Islam yang akan bisa
bertahan menghadapi tantangan-tantangan zaman. Pandangan ini bahkan
bagi sebagian dari mereka sudah menjadi keyakinan. Pandangan ini
berdasarkan pada sebuah kenyataan yang tidak dapat terbantahkan bahwa
hanya Islam sebagai sebuah agama yang memiliki sifat universal dan
komprehensif. Sifat inilah yang kemudian meniscayakan sejumlah
keistemewaan keistimewaan yang melekat pada Islam dan tidak pada
agama-agamalain.

Era teknologi informasi dan komunikasi yang datang tak terelakkan ini
telah menyisakan sebuah tantangan yang mesti kita hadapi bersama.
Tantangan tersebut tak lain berupa perubahan dalam sebuah lini dan aspek
kehidupan. semangat globalisasi telah memangkas bola dunia yang luas
menjadi sempit.Sebagaidampaknya,lajuinformasidankomunikasi.bukan saja
sulit disaring apa lagi dibendung, tetapi sekaligus mengaburkan nilai- nilai
kemanusiaan dalam pranata kehidupan umat beragama sehari-hari.

Sebagai agama samawi terakhir yang diturunkan Allah SWT melalui


Nabi Muhammad SAW, Islam dipersepsikan mengandung ajaran-ajaran
moderat di dalamnya, yang sering dikenal dengan istilah Moderasi Islam.
Dalam struktur ajarannya, Islam selalu memadukan kedua titik ekstrimitas
yang saling berlawanan. Sebagai contoh, ajaran Islam tidak semata memuat
persoalan ketuhanan secara esoterik, melainkan juga hal-hal lain menyangkut
kemanusiaan dengan implikasinya dalam kehidupan sehari-hari.Seperti
halnya mengaktualisasikan nilai-nilai agama dan budaya luhur, kehidupan
pribadi, keluarga, masyarakat, bangsa, dan negara melalui pendidikan formal,
informal, dan nonformal. Demikian ini, agar dalam tataran praktis tidak terjadi
benturan, ketidakadilan, kesewenang-wenangan, ketidaknyamanan, danlain-
lain.

Hadirin, Sidang Shalat Ied yang dirahmati Allah,


Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar. 3X walillahilham
Moderasi Islam dalam bahasa arab disebut dengan al-Wasathiyyah al-
Islamiyyah.
Dalam al-Qur‟an surat al-Baqarah ayat 143,
umat Islam disebut ummatan wasathan karena mereka adalah umat
yang akan menjadisaksiatauakandisaksikanolehseluruhumatmanusia
sehingga harus adil agar bisa diterima kesaksiannya. Atau
harus baik dan berada ditengah karena mereka akan disaksikan oleh
seluruh umat manusia. Tafsir kata wasath pada ayat tersebut dengan
adil diriwayatkan oleh Abu Sa‟id al-Khudri dari Rasulullah saw.
Pada tataran praksisnya, wujud moderat atau jalan tengah
dalam Islam dapat diklasifikasikan menjadi empat wilayah
pembahasan, yaitu:
1. Moderat dalam persoalan „aqidah;
2. Moderat dalam persoalan ibadah;
3. Moderat dalam persoalan perangai dan budi pekerti;
4. Moderat dalam persoalan tasyri‟ (pembentukan syariat).

Wasathiyah (moderasi) ajaran Islam tercermin, antara lain


dalam hal-halberikut:
1. „Aqidah
Aqidah Islam sejalan dengan fitrah kemanusiaan,
berada di tengah antara mereka yang tunduk pada
khurafat dan mempercayai segala sesuatu walau tanpa
dasar, dan mereka yang mengingkari segala sesuatu
yang berwujud metafisik. Selain mengajak beriman
kepada yang ghaib, Islam mengajak akal manusia untuk
membuktikan ajakannya secara rasional.
Allah Ta‟ala berfirman:

(Q.S al-Baqarah/2: 111).36

Demikian prinsip yang selalu diajarkannya. Dalam


keimanan Islam tidak sampai mempertuhankan para
pembawa risalah dari Tuhan, karena mereka adalah
manusia biasa yang diberi wahyu, dan tidak
menyepelekannya, bahkan sampai membunuhnya,
seperti yang dilakukan umat Yahudi.
2. Ibadah
Islam mewajibkan penganutnya untuk melakukan
ibadah dalam bentuk dan jumlah yang sangat terbatas,
misalnya shalat limat kali dalam sehari, puasa sebulan
dalam setahun, haji sekali dalam seumur hidup, agar
selalu ada komunikasi antara manusia dengan
Tuhannya. Selebihnya Allah mempersilahkan manusia
untuk berkarya dan bekerja mencari rezeki Allah di
mukabumi.
Moderasi dalam peribadatan sangat jelas dalam firman Allah:
9. Wahai orang-orang yang beriman! Apabila diseru untuk
melaksanakan shalat pada hari Jum‟at, maka
segeralahkamumengingat Allah dan tinggalkanlah jual-beli. Yang
demikian itu lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui. 10.
Apabila shalat telah dikumandangkan, maka bertebaranlah di
bumi; carilah karunia Allah, dan ingatlah Allah banyak-banyak
agar kamu beruntung. (QS. al-Jumu‟ah/62: 9-10).
Allah SWT menerangkan apabila muadzin
Mengumandangkan adzan pada hari jum‟at, maka
hendaklah kita meinggalkan perniagaan dan segala
usaha dunia serta bersegera ke masjid mendengarkan
khutbah dan melaksanakan shalat jum‟at, dengan cara
yang wajar, tidak berlari-lari, tetapi berjalan dengan
tenang sampai ke masjid. Pada ayat selanjutnya, Allah
menerangkan bahwa setelah selesai melaksanakan
shalat jum‟at, umat Islam boleh berteburan di muka
bumi untuk melaksanakan urusan duniawi, dan
berusaha mencari rezeki yang halal, sesudah
menunaikan yang bermanfaat untuk akhirat. Hendaklah
mengingat Allah sebanyak-banyaknya dalam
mengerjakan usahanya dengan menghindarkan diri dari
kecurangan, penyelewengan, dan lainnya.
3. Akhlak
Dalam pandangan al-Qur‟an manusia terdiri dari
dua unsur, yaitu ruh dan jasad. Dalam proses
penciptaan manusia awal (Adam) dijelaskan bahwa
Allah telah menciptakannya daritanah kemudian
meniupkan ke dalam tubuhnya ruh. Kedua unsur itu
mempunyai hak yang harus dipenuhi. Karena itu,
rasulullah saw mengecam keras sahabatnya yang
dianggapnya berlebihan dalam beribadah dengan
mengabaikan hak tubuhnya, keluarga, dan masyarakat.
Nabi bersabda:
‫صموأفطروقمو نمفانجلسدكحقاوانلعينكعليكحقاوانلزوجك‬
‫عليكحقا‬
Puasa dan berbukalah, bangun malam(untuk shalat)
dan tidurlah, sesungguhnya tubuhmu memiliki hak
yang harus dipenuhi, matamu punya hak untuk
dipejamkan, istrimu punya hak yang harus dipenuhi.
.(HR. Bukhari dari Abdullah bin Amr bin al-Ash)
4. PembentukanSyariat
Apa yang dapat ditangkap sebagai keseimbangan tasry‟ dalam
Islam adalah penentuan halal dan haram yang selalu mengacu
pada asas manfaat-madharat, suci-najis, serta bersih- kotor.
Dengan kata lain, satu-satunya tolak ukur yang digunakan Islam
dalam penentuan halal dan haram adalah maslahah umat atau
dalam bahasa kaidah fiqhiyyahnya: jalbu al-mashalih wa dar‟u al-
mafasid (upaya mendatangkan kemaslahatan dan
mencegahkerusakan).

Hadirin, Sidang Shalat Ied yang dirahmati Allah,


Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar. 3X Walillahilham

Demikian pula moderasi dalam arti keseimbangan juga


terdapat dalam firman Allah: Yang artinya
7. Dan langit telah ditinggikan-Nya dan Dia ciptakan keseimbangan.
8. Agar kamu jangan merusak keseimbangan itu. 9. Dan
tegakkanlah keseimbangan itu dengan adil dan janganlah kamu
mengurangi keseimbangan itu. (QS. ar- Rahman/55:7-9).

Keseimbangan (tawazun) ini bukan hanya berlaku dalam


sikap keberagaman, tetapi di alam raya ini juga berlaku prinsip
keseimbangan. Malam dan siang, terang dan gelap, panas dan
dingin, daratan dan lautan, diatur sedemikian rupa secara seimbang
dan penuh perhitungan agar yang satu tidak mendominasi dan
mengalahkan yang lain.
Dalam ayat diatas, al-mizan atau al-wazn adalah alat untuk
mengetahui keseimbangan barang dan mengukur beratnya. Bisa
diterjemahkan neraca/timbangan. Kata ini digunakan secara
metafora untuk menunjuk keadilan dankeseimbangan yang menjadi
kata kunci kesinambungan alam raya.
Ketiga ayat di atas disebut dalam konteks surah ar- Rahman
yang menjelaskan karunia dan ni‟mat Allah yang berada di darat, laut,
dan udara, serta karunia-Nya di akhirat. Konteks penyebutan yang
demikian menegaskan bahwa kenikmatan dunia dan akhirat hanya
dapat diperoleh dengan menjaga keseimbangan (tawazun, wasathiyah)
dan bersikap adil serta proporsional.

Al-Qardawi menyebut beberapa kosakata yang serupa makna


dengannya termasuk katan Tawazun, I'tidal, Ta'adul dan Istiqamah.
Sementara dalam bahasa inggris sebagai Islamic Moderation. Moderasi
Islam adalah sebuah pandangan atau sikap yang selalu berusaha mengambil
posisi tengah dari dua sikap yang berseberangan dan berlebihan sehingga
salah satu dari kedua sikap yang dimaksud tidak mendominasi dalam pikiran
dan sikap seseorang. Dengan kata lain seorang Muslim moderat adalah
Muslim yang memberi setiap nilai atau aspek yang berseberangan bagian
tertentu tidak lebih dari porsi yang semestinya.
K.H. Abdurrahman Wahid pun merumuskan bahwa moderasi harus
senantiasa mendorong upaya untuk mewujudkan keadilan sosial yang dalam
agama dikenal dengan al-maslahah al-‘ammah. Bagaimanapun hal ini harus
dijadikan sebagai fondasi kebijakan publik, karena dengan cara yang
demikian itu kita betul-betul menerjemahkan esensi agama dalam ruang
publik. Dan setiap pemimpin mempunyai tanggungjawab moral yang tinggi
untuk menerjemahkannya dalam kehidupan nyata yang benar-benar
dirasakan oleh publik.
Islam selalu bersikap moderat dalam menyikapi setiap persoalan,
bahkan prinsip moderasi ini menjadi karakteristik Islam dalam merespon
segala persoalaan.Dalam konteks keseimbangan, Rasulullah pun melarang
umatnya untuk tidak terlalu berlebihan meski dalam menjalankan agama
sekalipun. Beliau lebih senang jika hal itu dilakukan secara wajar tanpa
adanya pemaksaan diri dari yang berlebihan.
Dalam realitas kehidupan nyata, manusia tidak dapat menghindarkan
diri dari perkara-perkara yang berseberangan. Karena itu al-Wasathiyyah
Islamiyyah mengapresiasi unsur rabbaniyyah (ketuhanan) dan Insaniyyah
(kemanusiaan), mengkombinasi antara Maddiyyah (materialisme) dan
ruhiyyah (spiritualisme), menggabungkan antara wahyu (revelation) dan akal
(reason), antara maslahah ammah (al-jamāiyyah) dan maslahah individu (al-
fardiyyah).
Beberapa gambaran keseimbangan inilah yang biasa dikenal dengan
istilah “moderasi”.
Dalam sebuah ungkapan bahasa Arab disebutkan ‫خلذجماوز‬
‫دال‬a aaaa aaaa aaaa aaaa aaaaaaa aaaa aaaa aaaa aaaaaaa aaaa aaaa aaaa aaaaaaa aaaa aaaa aaaa aaaa aa‫(االعت‬sebaik-baiksegalasesuatuadalahyangberadaditengah-
tengah.Misalnyadermawan yaitu sikap di antara kikir dan boros, pemberani yaitu
sikap di antara penakut dan nekat, dan lain-lain.
Islam sesungguhnya memiliki prinsip-prinsip moderasi yang sangat
mumpuni, antara lain keadilan, keseimbangan, dan toleransi yang merupakan
bagian dari paham ahlus sunnah waljama’ah yang dirumuskan oleh Imam al-
Hasan Asy’ari dan Abu Mansyur al-Maturidi di bidang akidah, dan mengikuti
salah satu empat mazhab empat (Hanafi, Maliki, Syafi’i dan Hambali) pada
bidang sayari’ah dan dalam bidang tasawuf mengikuti al-Ghazali dan al-
Junaidi al-Baghdadi.

Hadirin, Sidang Shalat Ied yang dirahmati Allah,


Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar. 3X Walillahilham

Adapun salah satu karakter ahlus sunnah waljama’ah adalah selalu


dapat beradaptasi dengan situasi dan kondisi, oleh karena itu ahlus sunnah
waljama’ah tidaklah jumud, tidak kaku, tidak eksklusif, dan juga tidak elitis,
apalagi ekstrim. Sebaliknya ahlus sunnah waljama’ah bisa berkembang dan
sekaligus dimungkinkan bisa mendobrak kemaparan yang sudah kondusif.
Tentunya perubahan tersebut harus tetap mengacu pada paradigma dan
prinsip as-salih wal- aslah, karena hal tersebut merupakan implementasi dari
kaidahal-muhafazah ‘alal-qadim as-salih wal-akhzu bi-jadid al-aslah,
termasuk upaya menyamakan langkah sesuai dengan kondisi yang
berkembang pada masa kini dan masa yang akandatang.. Pandangan yang
seperti itu membuat umat Islam menjadi mudah dan menjalankan agamanya.
Karena pada hakikatnya, Islam memang agama yang memudahkan umat
dalam menjalankan perintah-perintah Allah dan Rasul-Nya. Muda-mudahan
allah menetapkan hati kita untuk selalu bersikap moderasi dalam beragama
sesuai dengantuntunan Rosulullah Saw. Aaaamiin Allahumma Aaamiin

Anda mungkin juga menyukai