DAN ASTRONOMI
salat Zuhur dan Asar perspektif fikih dan astronomi (falak syar’i).
A. Dalil Waktu Salat Zuhur dan Asar dalam al-Qur`an dan Hadis
1
2
1
Abū al-Husain Muslim bin al-Hajjāj al-Qusyairi an-Naisabūri, Shahīh
Muslim, (Beirut: Dāru Ihya` al-Kutub al-‘Arabiyyah, t.t.), I:427.
3
2
Abū ‘Abdurrahmān Ahmad bin Syu’aib bin ‘Ali al-Khurasāniy an-
Nasā`i, Sunan an-Nasā`i, (Halab: Maktab al-Maṭbū’āt al-Islamiyyah, 1986),
I:255.
4
3
Abū Dāwud Sulaimān bin al-Asy’aṡ bin Isḥāq bin Basyīr bin Syadād
bin ‘Amr al-Azdiy as-Sijistāniy, Sunan Abī Dāwud, (Beirut: al-Maktabah al-
‘aṣriyyah, t.t.), I:107.
5
Asar
4
Susiknan Azhari, Ilmu Falak Perjumpaan Khazanah Islam dan Sains
Modern, (Yogyakarta: Suara Muhammadiyah, 2011), hlm. 24-31.
5
Oman Fathurrohman, “Salat”, Modul Pembelajaran di Pendidikan
Ulama Tarjih Muhammadiyah (PUTM) Yogyakarta, hlm. 6. Lihat Susiknan
Azhari, Ilmu Falak…, hlm. 25.
6
Sudut waktu adalah sudut pada lingkaran ekuator yang diukur mulai
dari lingkaran meridian setempat hingga lingkaran deklinasi yang melalui benda
langit.
7
Oman Fathurrohman, “Salat…, hlm. 7.
6
1. Salat Zuhur
berikut:
8
Susiknan Azhari, Ilmu Falak…, hlm. 66.
7
Gambar 2. 1
(Sumber: Oman Fathurrohman, Modul Pembelajaran
Waktu Salat)
Keterangan:
9
WMH merupakan waktu yang mengacu pada peredaran semu harian
Matahari sebenarnya.
8
𝑊𝑀𝑀 = 𝑊𝑀𝐻 − 𝑒
𝑒. 𝑡. = 12𝑗 − 𝑒
10
Oman Fathurrohman, “Salat…, hlm. 11.
11
Ibid.
12
Ibid.
13
Ibid., hlm. 12.
9
2. Salat Asar
14
Ibid.
15
Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah, Pedoman Hisab
Muhammadiyah…, hlm. 60.
16
𝜆𝑡: Bujur Tempat, 𝜆𝑑: Bujur tolok waktu daerah.
17
Oman Fathurrohman, “Salat…, hlm. 13.
18
Zawal adalah ketika Matahari melewati garis langit yang
menghubungkan Utara dan Selatan. Muhammad Hadi Bashori, Pengantar Ilmu
Falak…, hlm. 148.
10
a.
Gambar 3. 2
(Sumber: Oman Fathurrohman, Modul Pembelajaran
Waktu Salat)
Keterangan:
AB : tongkat, panjangnya =a
BC : panjang bayang-bayang saat
Matahari berkulminasi,
panjangnya =b
19
Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah, Pedoman Hisab…,
hlm. 51.
20
Ibid., hlm. 53. Hal ini sebagaimana disampaikan oleh para ahli falak.
21
Oman Fathurrohman, “Salat…, hlm. 15.
11
tan 𝑧𝑚
= h = 𝐜𝐨𝐭 −𝟏 {tan 𝒛𝒎 + 𝟏}
= 𝒛𝒎 = |𝝓 − 𝜹|
b.
𝒛𝒎 = |𝝓 − 𝜹|
Gambar 3. 3
(Sumber: Oman Fathurrohman, Modul Pembelajaran
Waktu Salat)
Keterangan:
P : tempat Pengamat E : Ekuator
12
M : Matahari 𝛿 : deklinasi
Matahari
C. Contoh Perhitungan
22
Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah, Pedoman Hisab…,
hlm. 54.
23
Lintang tempat merupakan jarak sepanjang meridian bumi yang
diukur dari ekuator bumi sampai suatu tempat yang bersangkutan. Disebut
sebagai latitude dalam ilmu astronomi dengan harga lintang 0° sampai 90°.
24
Bujur tempat adalah jarak sepanjang ekuator bumi dihitung dari
meridian yang melewati kota Greenwich sampai meridian yang melewati kota
yang bersangkutan. Dalam ilmu astronomi dikenal dengan longitude dengan
harga bujur 0° sampai 180°. Tempat yang berada di sebelah barat Greenwich
disebut Bujur Barat (BB) sedangkan yang disebelah timur disebut Bujur Timur
(BT).
13
(𝑖). 31
25
Berdasarkan KEPRES No. 41 tahun 1987 Negara Republik
Indonesia dibagi menjadi tiga wilayah, yaitu, Waktu Indonesia Barat (WIB)
dengan bujur tolok 105° 𝐵𝑇, Waktu Indonesia Tengah (WITA) dengan bujur
tolok 120° 𝐵𝑇, dan Waktu Indonesia Timur (WIT) dengan bujur tolok 135° 𝐵𝑇.
26
Kerendahan ufuk adalah perbedaan kedudukan antara ufuk yang
sebenarnya (hakiki) dengan ufuk terlihat (mar’i) oleh seorang pengamat.
27
Semi diameter matahari adalah jarak antara titik pusat matahari
dengan piringan luarnya atau seperdua garis tengah piringan matahari (jari-jari).
28
Refraksi matahari adalah pembiasan sinar matahari. Refraksi
menyatakan selisih antara ketinggian bendalangit menurut penglihatan dengan
ketinggian sebenarnya dan diketahui refraksi matahari di horison adalah
34′ 30′′ .
29
Deklinasi matahari adalah jarak matahari dari lingkaran ekuator
diukur sepanjang lingkaran waktu yang melalui matahari hingga ke titik pusat
matahari tersebut.
30
Perata waktu adalah selisih waktu antara waktu matahari hakiki
dengan matahari rata-rata, karena peredarab semu harian matahari dari timur ke
barat tidak konstan. Hal ini disebabkan percepatan bumi mengelilingi matahari
tidak konstan karena bidang edarnya berbentuk elips.
31
Perhitungan waktu salat Zuhur dan Asar tidak menggunakan data
kerendahan ufuk, semi diameter, dan refraksi matahari. Baca selengkapnya,
Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah, Pedoman Hisab…, Hlm. 58-61.
32
Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah, Pedoman Hisab…,
hlm. 58.
14
dengan bujur tempat senilai 110° 21′ 𝐵𝑇, dengan bujur tolok
sebagai berikut:
33
Ibid.
34
Ibid.
15
berkulminasi (𝑧𝑚 )
3. Proses perhitungan
𝑧𝑚 = |𝜙 − 𝛿|
ℎ = cot −1(tan 𝑧𝑚 + 1)
= cot −1(1.22650114925)
𝑡
= cos−1(− tan 𝜙 𝑥 tan 𝛿 + sin ℎ 𝑥 sec 𝜙 𝑥 sec 𝛿)
= 49.29943749058 ∶ 15
4. Kesimpulan
Dari perhitungan di atas, diketahui bahwa waktu