Anda di halaman 1dari 11

Aswaja

Amaliyah seputar
puasa

m p ok
Kelo 11
Kelompok 11
 Khoiril Fajri
 Muhammad Febriyanto
 Susi Susanti
Puasa Rajab
Rajab termasuk bulan-bulan yang dihormati, sehingga banyak Muslim
yang mengerjakan amalan, seperti berpuasa sunnah. Jumhur ulama
mempunyai dua hujjah dalam menetapkan hukum puasa rajab.
Pertama, adanya hadis yang menganjurkan untuk berpuasa sunnah.
Kedua, adanya hadits yang menganjurkan untuk berpuasa pada bulan-
bulan haram (mulia), yang mana Rajab termasuk bulan haram.
Haditsnya adalah sebagai berikut:

“Rasulullah SAW bersabda kepada Abdullah bin Harits yang bertanya


tentang puasa sunnah kepada beliau: “Berpuasalah kamu di bulan
kesabaran (Ramadhan), kemudian berpuasalah tiga hari setelahnya, dan
kemudian berpuasalah pada bulan-bulan haram”. (HR. Ahmad, Abu Daud,
An-Nasa'i dan Ibnu Majah)
Rukyat Hilal
Rukyat adalah aktivitas mengamati visibilitas hilal, yakni penampakan bulan
sabit yang pertama kali tampak setelah terjadinya ijtimak.
Rukyat dapat dilakukan dengan mata telanjang,atau dengan alat bantu optik
seperti teleskop. Di lingkungan NU dari berbagai level struktur, menjelang
Ramadhan dan Syawal dilakukan Rukyatul Hilal oleh Lajnah Falakiyah. Hal ini
sesuai pada hadits Rasulullah.

‘’Dari Ibn Umar ia berkata: “Para sahabat berupaya melihat hilal. Lalu saya
kabarkan kepada Rasulullah bahwa saya melihatnya. Lalu beliau berpuasa
dan memerintahkan umat islam berpuasa.” (HR. Abu Dawud, Al Baihaqi, dan
Al Hakim. Shahih)
Tadarus Al Quran di bulan Ramadhan
Selain bulan Ramadhan bertepatan dengan turunnya Al-Qur’an, bulan
Ramadhan juga menjadi waktu rutinan Nabi Muhammad saw untuk bertadarus
Al-Qur’an kepada Malaikat Jibril.
Dalam hadits riwayat Ibnu ‘Abbas dijelaskan,
ُ‫ِين َي ْل َقاه‬
َ ‫ان ح‬ َ ‫ض‬ َ ‫ان َأجْ َو ُد َما َي ُكونُ فِي َر َم‬ َ ‫اس َو َك‬ ِ ‫صلَّى هَّللا ُ َع َل ْي ِه َو َسلَّ َم َأجْ َودَ ال َّن‬
َ ِ ‫ان َرسُو ُل هَّللا‬ َ ‫َّاس َقا َل َك‬ ٍ ‫ْن َعب‬ ِ ‫َعنْ اب‬
ْ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم َأجْ َو ُد ِب ْال َخي ِْر ِمن‬
َ ِ ‫آن َف َل َرسُو ُل هَّللا‬َ ْ‫ُدَار ُس ُه ْالقُر‬
ِ ‫ان َفي‬ َ ‫ض‬َ ‫ان َي ْل َقاهُ فِي ُك ِّل لَ ْيلَ ٍة ِمنْ َر َم‬ َ ‫ِجب ِْري ُل َو َك‬
‫يح ْالمُرْ َس َل ِة‬ِ ِّ‫الر‬
Artinya, “Dari Ibnu Abbas berkata, “Rasulullah saw adalah manusia yang
paling lembut terutama pada bulan Ramadhan ketika malaikat Jibril A\ss
menemuinya, dan adalah Jibril mendatanginya setiap malam di bulan
Ramadhan, dimana Jibril mengajarkannya Al-Quran. Sungguh Rasulullah saw
orang yang paling lembut daripada angin yang berhembus.” (HR. Bukhari)
Iktikaf di bulan Ramadhan
Salah satu amalan yang dianjurkan pada bulan Ramadhan adalah i'tikaf.
I’tikaf adalah berdiam diri di masjid dengan niat untuk mendekatkan diri
kepada Allah dengan memperbanyak ibadah. Banyak hadits-hadits yang
menunjukkan bahwa Rasulullah saw sering melakukan i’tikaf sepuluh hari
terakhir di bulan Ramadhan.
Dari Aisyah RA: “Rasulullah melakukan i’tikaf setiap bulan Ramadhan selama
sepuluh hari, maka ketika di tahun menjelang wafatnya, Rasulullah beri’tikaf
dua puluh hari. Dan istri-istrinya beri’tikaf setelah itu.”( HR. Bukhori dan
Muslim).
Puasa bulan syawal
Bulan syawal dianjurkan puasa enam hari setelah Idul Fitri, seperti dalam
hadits shahih:

“Dari Abu Ayyub al Anshari, sungguh ia bercerita kepada Umar bin tsabit bin al
harits al khazraji, bahwa Rasulullah bersabda:”Barangsiapa puasa Ramadhan,
lalu menyusulnya dengan puasa enam hari bulan syawal, maka seperti pahala
puasa setahun” (HR. Muslim)
Puasa Tarwiyah dan Arafah
Menjelang hari raya Idul Adha, umat Islam dianjurkan untuk mengamalkan 2
puasa sunah, yaitu puasa Tarwiyah dan Arafah. Puasa Tarwiyah dilakukan
pada 8 Dzulhijah, sedangkan puasa Arafah pada 9 Dzulhijah.
Puasa Tarwiyah dan Arafah juga memiliki keutamaan tersendiri, salah satunya
adalah menghapus dosa.
Hal itu tertulis dalam hadis Nabi Muhammad SAW sebagai berikut.
“Puasa pada hari Tarwiyah akan mengampuni dosa setahun lalu, sedangkan
puasa hari Arafah akan mengampuni dosa dua tahun” (HR Tirmidzi).
Puasa pada Asyhurul Hurum
Al-Asyhur al-Hurum (bahasa Arab:d‫لحرم‬dd‫ر ا‬d‫ألشه‬dd‫ا‬, bulan-bulan Haram) atau sering
juga disebut bulan-bulan yang disucikan, adalah bulan-bulan yang
diperintahkan oleh Allah swt kepada orang-orang beriman untuk menjaga
kesuciannya dan menghormatinya. Bulan-bulan tersebut terdiri dari,
Muharram, Rajab, Dzulqa’dah dan Dzulhijjah.

َ ‫ت َواَأْل ْر‬
‫ض ِم ْن َها َأ ْر َب َع ٌة ُح ُر ٌم‬ َّ ‫ب هَّللا ِ َي ْو َم َخ َل َق‬
ِ ‫الس َم َاوا‬ ِ ‫ش ْه ًرا فِي ِك َتا‬ َ ‫ور عِ ْن َد هَّللا ِ ا ْث َنا َع‬
َ ‫ش َر‬ ُّ ‫ِإنَّ ِع َّد َة ال‬
ِ ‫ش ُه‬
(٣٦ :‫لتوبة‬//‫ورة ا‬//‫)س‬

Artinya: “Sesungguhnya jumlah bulan menurut Allah ialah dua belas bulan,
sebagaimana dalam ketetapan Allah pada waktu Dia menciptakan langit dan
bumi, di antaranya ada empat bulan yang diagungkan (Dzulqa’dah, Dzulhijjah,
Muharram dan Rajab)” (QS at-Taubah: 36).
Sebagai bulan yang mulia, syariat menganjurkan untuk lebih memperbanyak
ibadah dan amal kebaikan di dalamnya, salah satunya dengan melakukan
puasa sunah. Bahkan puasa sunah di bulan ini memiliki nilai lebih
dibandingkan berpuasa sunah di bulan yang lain. Sebagaimana ungkapan
imam As-Syarwani:

ُ‫ ُث َّم َر َج َب ُث َّم ا ْلح َِّج ُة ُث َّم ا ْل َق ْع َدة‬،‫ضلُ َها ا ْل ُم َح َّر ُم‬ ْ ‫ضانَ اَأْل‬
َ ‫ش ُه ُر ا ْل ُح ُر ُم َوَأ ْف‬ َ ‫ص ْو ِم َب ْع َد َر َم‬ َ ‫َأ ْف‬
ُّ ‫ضل ُ ال‬
َّ ‫ش ُه ْو ِر لِل‬

“Bulan yang paling utama untuk berpuasa setelah bulan Ramadan adalah Al-
Asyhur al-Ḥurum. Dan, yang paling utama dari keempatnya adalah bulan
Muharam, Rajab, Dzulhijah, kemudian Dzulqa’dah.
Sesi Tanya Jawab
‫شقُ ِق هَّللا ُ َع َل ْي ِه َي ْو َم ا ْلقِ َيا َم ِة‬
ْ ‫شاق ِْق َي‬
َ ‫َو َمنْ ُي‬

“Barang siapa yang menyulitkan (orang lain) maka Allah akan


mempersulitnya pada hari kiamat”
(HR. Al-Bukhari no. 7152)

Anda mungkin juga menyukai