A. Sunah Ab’adh
Sunah Ab’adh adalah amalan amalan dalam sholat yang sangat dituntut, jika ditinggalkan
dengan sengaja atau tidak, disunatkan sujud sahwi.
1. Tasyahud
Tasyahud yang termasuk sunah ab'ad adalah tasyahud awal. Rasulullah saw sendiri
sebagaimana yang diriwayatkan oleh Abu Dawud dan Imam Muslim pernah duduk sekali
dalam salat kemudian dilanjutkan dengan dua sujud.
Musthafa Al-Bugha dan Musthafa Al-Khin menjelaskannya dalam Al-Fiqhul Manhaji ala
Madzhabil Imamis Syafi'i.
Dikatakan, "(Dua sujud yang dilakukan Rasulullah saw) menjadi ganti dari tasyahud awal
yang ditinggalkan Rasul karena tidak duduk tasyahud juga. Jika tasyahud termasuk rukun,
maka tentu nabi akan melakukannya, serta tidak menggantikannya dengan sujud sahwi."
Jika di poin pertama tadi adalah tasyahud awal, selanjutnya adalah duduk tasyahud awal yang
tergolong sunah ab'ad. Adapun dalilnya sama dengan hadis yang telah dijelaskan
sebelumnya.
Masih dalam posisi tasyahud awal, jika seseorang lupa tidak membaca selawat Nabi, maka ia
perlu sujud sahwi karena selawat Nabi adalah sunah ab'ad.
Sama seperti selawat pada tasyahud awal, membaca selawat kepada keluarga Nabi ketika
tasyahud akhir hukumnya sunah ab’ad, sehingga jika ditinggalkan maka disunahkan sujud
sahwi.
Saat salat subuh, kita disunahkan untuk membaca doa qunut karena doa ini termasuk sunah
ab’ad.
Dalam sebuah riwayat dari Anas bin Malik disebutkan, "Rasulullah saw selama hidupnya
selalu qunut di dalam salat subuh hingga beliau meninggal dunia." (HR. Al-Hakim).
6. Membaca shalawat dan salam kepada Nabi dan keluarga Nabi pada saat qunut
Dalam doa qunut terdapat kalimat selawat dan salam kepada Nabi Muhammad saw yang
apabila ditinggalkan maka seseorang disunahkan untuk sujud sahwi.
B. Sunah Haiat
Sunah Haiat adalah amalan amalan sunat dalam sholat , jika ditinggalkan dengan sengaja atau
tidak , tidak disunatkan sujud sahwi. Sunah haiat ini sangat dianjurkan untuk dikerjakan agar
menambah banyak pahala. Sunah-sunah tersebut di antaranya:
Sesuai dengan hadits dari Ibnu Umar ra, “Bahwasanya Nabi Muhammad SAW apabila beliau
melaksanakan shalat, beliau mengangkat kedua tangannya sampai sejajar dengan kedua bahu
beliau, kemudian membaca takbir. Apabila beliau ingin ruku, beliau pun mengangkat kedua
tangannya seperti itu, dan begitu pula kalau beliau bangkit dari ruku” (HR Bukhari Muslim).
4. Meletakkan tangan kanan di atas tangan kiri di bawah dada dan di atas pusar. Hal ini
berdasarkan hadist:
Dari Wail bin Hijr ra, “Saya pernah salat bersama Nabi saw, kemudian beliau meletakkan
tangan kanannya di atas tangan kiri di atas dadanya” (HR Ibnu Huzaimah dalam shahih-nya).
Firman Allah,
Artinya: “Maka apabila kamu membaca Al-quran, maka hendaklah kamu memohon
perlindungan kepada Allah dari setan yang terkutuk.” (Qs An-Nahl ayat: 98)
6. Membaca do’a iftitah
sesuai dengan hadits dari Ali bin Abi Thalib ra, ia berkata: “Rasulullah saw apabila shalat,
beliau membaca (do’a iftitah) sebagai berikut:
اتِي هَّلِل ِ َر ِّب00اي َو َم َم0 َ 0َ ِكي َو َم ْحي0س ُ ُاَل تِي َون0ص َ َّ ِر ِكينَ إِن0ش ْ ا ِمنْ ا ْل ُم00َا أَن00ض َحنِيفًا َو َم َ ت َواأْل َ ْر ِ س َما َوا َّ َو َّجهْتُ َو ْج ِه َي لِلَّ ِذي فَطَ َر ال
ي0س ِ دُكَ ظَلَ ْمتُ نَ ْف0ا َع ْب00َهَ إِاَّل أَ ْنتَ أَ ْنتَ َربِّي َوأَن0َ ُك اَل إِل0ِلِ ِمينَ اللَّ ُه َّم أَ ْنتَ ا ْل َمل0س
ْ ا ِمنْ ا ْل ُم00َرتُ َوأَن0 ْ 0 َذلِكَ أُ ِم0ِش ِري َك لَهُ َوب
َ ا ْل َعالَ ِمينَ اَل
َنِ َها إِاَّل أَ ْنت0س
َ ِدي أِل َ ْح0ق اَل يَ ْهِ ِن اأْل َ ْخاَل0س
َ ِدنِي أِل َ ْح0وب إِاَّل أَ ْنتَ َوا ْه
َ ُذن0ُّ 0 ُر ال0ِا إِنَّهُ اَل يَ ْغف00وبِي َج ِمي ًع00َُوا ْعتَ َر ْفتُ بِ َذ ْنبِي فَا ْغفِ ْر لِي ُذن
َك0ْ َك َوإِلَي0ا ِب0َ َك أَن0س إِلَ ْي َّ َد ْي َك َو0َ ُر ُكلُّهُ فِي ي0 ْع َديْكَ َوا ْل َخ ْي0س
َ ُّر لَ ْي0الش َ َك َو0سيِّئَ َها إِاَّل أَ ْنتَ لَبَّ ْي
َ ص ِرفُ َعنِّي َ اص ِرفْ َعنِّي
ْ َسيِّئَ َها اَل ي ْ َو
ُ ستَ ْغفِ ُر َك َوأَت
َُوب إِلَيْك ْ َار ْكتَ َوتَ َعالَيْتَ أ
َ َتَب
Aku hadapkan wajahku kepada Allah, Maha pencipta langit dan bumi dengan keadaan ikhlas
dan tidak mempersekutukanNya. Sesungguhnya shalatku, segala ibadahku, hidupku dan
matiku, hanya semata-mata untuk Allah Tuhan semesta alam. Tidak ada sekutu bagiNya, dan
karena itu aku patuh kepada perintahNya, dan berserah diri kepadaNya. Ya Allah, Engkaulah
Maha Penguasa. Tidak ada Ilah yang berhak disembah selain Engkau. Engkaulah Tuhanku
dan aku adalah hambaMu. Aku telah menzhalimi diriku dan aku mengakui dosa-dosaku.
Karena itu ampunilah dosa-dosaku semuanya. Sesungguhnya tidak ada yang berwenang
untuk mengampuni segala dosa melainkan Engkau. Dan tunjukilah kepadaku akhlak yang
paling bagus. Sesungguhnya tidak ada yang dapat menunjukkannya melainkan hanya
Engkau. Dan jauhkanlah akhlak yang buruk dariku, karena sesungguhnya tidak ada yang
sanggup menjauhkannya melainkan hanya Engkau. Labbaik wa sa’daik (Aku patuhi segala
perintahMu, dan aku tolong agamaMu). Segala kebaikan berada di tanganMu. Sedangkan
kejahatan tidak datang daripadaMu. Aku berpegang teguh denganMu dan kepadaMu. Maha
Suci Engkau dan Maha Tinggi. Kumohon ampun dariMu dan aku bertobat kepadaMu).” (HR.
Muslim).
7. Membaca amin (aamiin) setelah membaca surat al-Fatihah. Hal ini disunahkan kepada
setiap orang yang shalat, baik sebagai imam maupun makmum jika mendengar bacaan
imamnya atau shalat sendirian.
َق تَأْ ِم ْينُهُ تَأْ ِميْن ِ َ إِ َذا أَ َّمن: سلَّ َم قَا َل
َ َاإل َما ُم فأ ِّمنوا؛ فَإِنَّهُ َمنْ َواف َ ض َي هللاُ َع ْنهُ أَنَّ النَبِ َّي
َ صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َوآلِ ِه َو ِ عَنْ أَبِي ه َر ْي َرةَ َر
ْ َ
ال َمالَئِ َك ِة ُغفِ َر لَهُ َما تَق َّد َم ِمنْ ذنبِ ِه
َ
Sabda Rasulullah saw dari Abu Hurairah ra, “Apabila imam membaca amin, malaikat pun
membaca amin maka ucapkanlah pula amin olehmu. Maka sesungguhnya barangsiapa yang
bacaan aminnya berbarengan dengan aminnya malaikat, maka akan diampuni segala dosa-
dosanya yang terdahulu.” (HR Bukhari dan Muslim).
Dari Jubair bin Muth’im ra, ia berfkata: “saya mendengar Nabi saw membaca surat At-Thur
pada shalat maghrib”. (HR. Bukhari)
10. Membaca “sami’allahu liman hamidah” sewaktu bangkit dari ruku’. Sesuai dengan
hadist:
Dari Abu Sa’id al-Khudhri, ia berkata: sesungguhnya Rasulallah saw jika bangkit dari
rukunya membaca: “Pujian sepenuh langit, pujian sepenuh bumi, pujian sepenuh antara
keduanya dan pujian sepenuh apa saja yang Engkau kehendakinya setelah itu. Pemilik segala
sanjungan dan pujian, sepantasnya apa yang dikatakan seorang hamba dan kita semua hamba
bagiMu. Ya Allah tidak ada Dzat yang mampu menghalangi terhadap orang yang Engkau
berikan sesuatu kepadanya. Dan tidak ada Dzat yang mampu memberikan sesuatu kepada
orang yang Engkau halangi. Dan tiada berguna orang yang mempunyai keberuntungan di
hadapan keberuntungan dari pada-Mu”. (HR Muslim)
11. Iftirasy yaitu duduk diatas tumit kaki pada setiap duduk setelah sujud dan pada tasyahud
awal kecuali pada tasyahud akhir.
12. maka disunahkan duduk tawarruk yaitu memasukan kaki kiri ke kaki kanan dengan posisi
di atas paha.
Sesuai dengan hadits panjang dari Abu Humaid as-Saa’idi tersebut di atas: “dan ketika beliau
duduk (tahiyyat) yang terdapat salam, beliau merubah posisi kaki kiri dan duduk secara
tawaruk (duduk dengan posisi kaki kiri masuk ke kaki kanan).” Setelah itu sepuluh sahabat
tersebut berkata; “Benar kamu, demikianlah Rasulullah saw melaksanakan shalat (HR. Abu
Dawud, at-Tirmdzi, Bukhari)
13. Salam yang kedua. Adapun salam yang pertama berhukum wajib karena termasuk
rukunnya salat.
Daftar Pustaka :
https://hasansaggaf.wordpress.com/2012/02/29/sunah-sunah-dalam-shalat/
https://akurat.co/rahmah/id-1145329-read-7-sunah-abad-dalam-salat-jika-ditinggalkan-maka-
perlu-sujud-sahwi
https://www.muslimina.id/fiqih-shalat-vi-sunnah-haiat-didalam-shalat/