Anda di halaman 1dari 3

ADA YANG MEMAKAI DOA KHUNUT DAN ADA YANG

TIDAK DALAM SHOLAT SUBUH?


Nama : Lia Indah Sari
NIM : 220332603413
Offering : C25
Dalam kehidupan sehari-hari kegiatan kita tidak lepas dari kegiatan keagamaan
didalamnya karena kita setiap hari wajib melakukan ibadah yang dinamakan sholat dalam 5
waktu. Sholat adalah tiang agama. Setiap anak pasti sudah diajarkan bagaimana cara sholat
sejak usia dini dalam keluarga masing-masing,Tetapi pengajaran yang diberikan dari keluarga
terhadap anak memiliki banyak versi.Orang tua akan mengajari anak-anak mereka dengan
keyakinan yang mereka pegang. Keyakinan disini bukan berarti berbeda agama tetapi didalam
islam ada berbagai madzab. Madzab adalah Jalan yang dilalui untuk mendapatkan ridho Allah
itu mungkin ada banyak tetapi memiliki standar yang sama yaitu sesuai dengan Al-Qur’an dan
Hadist seperti yang disampaikan oleh baginda nabi kita Nabi Muhammad SAW.

Didalam keluarga saya,saya dibesarkan dengan ajaran agama yang dinaungi organisasi
islam Bernama nahdatul ulama. Awalnya saya merasa bodo amat dengan hal-hal seperti itu
tetapi semakin saya tumbuh saya menyadari ada oeganisasi islam lain yang didalam ajarannya
ada perbedaan dengan kami. Didalam keluarga kecil saya tidak ada pertentangan dengan hal
tersebut,tetapi dalam keluarga besar saya ada satu sampai dua orang yang berbeda. Dan saya
menemukan perbedaan itu ketika salahsatu keluarga saya tidak memakai doa khunut dalam
sholat subuhnya. Karena saya terbiasa dengan lingkungan yang homogen ketika saya
menemukan sesuatu yang berbeda saya bertanya-tanya,kemudian hal itu saya tanyakan
kepada ustadzah saya. Beliau berkata ‘Di negara kita ada dua organisasi islam yang sangat
besar yaitu Nahdatul Ulama dan Muhammadiyah, dimana didalamnya sama-sama
mengajarkan islam hanya saja terdapat perbedaan.Perbedaan tersebut selagi masih sesuai
dengan Ai-Qur’an dan Hadist diperbolehkan dalam agama kita’.
Sejak beberapa waktu lalu, saya mendengar opini masyarakat bahwa orang yang
mengikuti Muhammadiyah tidak menggunakan doa khunut saat sholat subuh sedangkan
orang yang mengikuti NU menggunakan doa khunut itu adalah salahsatu ciri khas yang
membedakan keduanya, karena saya banyak mendengar hal seperti itu. Saya menemukan
dua artikel dimana didalamnnya menjawab opini masyarakat tentang hal diatas. Dari sumber
gema.uhamka.ac.id saya menemukan kenapa Muhammadiyah tidak memakai doa qunut
dalam sholat subuh pada kita tau kalua doa qunut itu sunnah,bila dikerjakan mendapatkan
pahala dan bila ditinggalkan ia akan merugi. Dalam sumber tersebut disampaikan
Permasalahan qunut sebenarnya telah dijawab pada keputusan Muktamar Tarjih Wiradesa
dan sudah termaktub dalam buku Himpunan Putusan Tarjih hal. 366-367, dan telah dijawab
oleh Tim PP. Muhammadiyah Majlis Tarjih dalam buku Tanya Jawab Agama Jilid 2.
Pengertian qunut secara definitif adalah tunduk pada Allah dengan penuh kebaktian
dan juga bisa berarti tulul qiyam (‫ول‬ ُ ‫ ْ)الق َيام ُط‬atau berdiri lama untuk membaca dan berdoa di
ِ ِ
dalam shalat sesuai dengan yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa
sallam dan ini termasuk ada tuntunannya (masyru’), berdasarkan hadis Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam:
َ ّ ُ َ ّ َ ‫ق‬:َ ‫الة َأف َض ُل‬
َ ُ ُ ُُ ْ
‫للا َصَل الن ِ ِب أن َج ِابر َعن‬ ‫ال َو َسل َم َعلي ِه‬ ِ ‫وت طول الص‬
ِ ‫القن‬. [‫ماجه وابن وأحممد مسلم رواه‬
‫]وصححه ر‬
‫والتمذى‬
Artinya: “Diriwayatkan dari Jabir, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
Shalat yang paling utama adalah berdiri lama (untuk membaca doa qunut).” [HR. Muslim,
Ahmad, Ibnu Majah, dan Tirmidzi].Adapun qunut diartikan dengan arti khusus yakni berdiri
lama ketika i’tidal dan membaca doa: Allahummahdiny fiman hadait … dan seterusnya di
waktu shalat Subuh hukumnya diperselisihkan ulama, di samping doa tersebut juga sebagai
doa qunut witir berdasarkan hadis:
ْ ‫ال الس َال ُم َع َلي ِه َع ي‬
َ ‫ق‬:َ ‫ول َع ّل َمب‬ ّ َ ُ ََ َّ َ َ ُ َُ
َ ‫ول ُهن َكل‬ ُُ ْ
‫َل بن ال َح َسن َو َعن‬ ِ ِ ِ ِ
ُ ‫للا َر ُس‬
ِ ‫َل‬ ‫ص‬ ‫للا‬ ‫ه‬
ِ ‫ي‬ ‫ل‬ ‫ع‬ ‫م‬ ‫ل‬ ‫س‬‫و‬ ‫ات‬ ‫م‬ ِ ‫وت ِ ِف أق‬
ِ ‫الوتر قن‬:
ّ َ ‫ه َدي َت ف‬،َ َ ‫ع َافي َت ف‬،
َ ‫يمن َو َت َو ّلب‬ َ ‫ت َو ّلي َت ف‬،َ ‫يما ل َو َبارك‬ َ
َ ‫أع َطي َت ف‬، ‫َفإنك َق َضي َت َما َش َوقب‬
‫يمن اه ِد ِ ِن الل ُهم‬ ِ ‫يمن َو َع ِاف ِ ِب‬ ِ َ ِ ِ ِ َ ِ ِ ِ ِِِ ِ
َ َ َ َ ُ َ ََ ُ َ َ َ َ َ َْ ََ َ َ َ َََ ُ َ َ َ َ ْ
‫ض‬ِ ِ ‫ق‬ ‫ت‬ ‫ل‬ ‫و‬ ‫ض‬ ‫ق‬ ‫ي‬ ‫ك‬ ‫ي‬‫ل‬ ‫ع‬، ‫ه‬ ‫إن‬ ‫ل‬ ‫ل‬ ‫ذ‬ِ ‫ي‬ ‫ن‬ ‫م‬ِ ‫ت‬ ‫ي‬‫ال‬‫و‬، ‫ت‬ ‫ك‬‫ار‬ ‫ب‬‫ت‬ ‫ا‬ ‫ن‬‫ب‬‫ر‬ ‫ت‬ ‫ي‬ ‫ال‬ ‫ع‬‫ت‬‫و‬. [‫اه‬‫و‬‫ر‬ ‫ة‬ ‫س‬ ‫م‬ ‫خ‬ ‫]ال‬
Artinya: Diriwayatkan dari Hasan bin Ali, ia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam telah mengajarkan kepadaku tentang kalimat-kalimat yang aku baca ketika melakukan
qunut witir: Allahumma-hdini fiman hadait, wa’afini fiman ‘afait, watawallani fiman tawallait
wabarikli fima a’thaita wa qini syarra ma qadzaita fainnaka taqdzi wala yuqdza ‘alaika innahu
la yadzillu man wallaita tabarakta rabbana wa ta’alaita. (HR. Lima Ahli Hadis)
Majelis Tarjih memilih untuk tidak melakukan doa qunut karena melihat hadis-hadis
tentang qunut Subuh dinilai lemah dan banyak diperselisihkan oleh para ulama. Di samping
itu terdapat hadis yang menguatkan tidak adanya qunut Subuh. Dalam riwayat beberapa
Imam disebutkan sebagai berikut:
ُ ‫ان بن َعاصم َعن الربيع بن َقيس َطريق من ْال َخط‬ َ َ َ ُ َُْ ََ َ َ َ ّ
‫يب َر َو ُاه َما‬ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ‫سليم‬، ‫ِلنس قلنا‬:ِ ‫َصَل الن ِ ِب أن َيز ُع ُمون قو ًما إن‬
َ ‫ف َق‬:َ ‫ح َع ََل َيد ُعو َواح ًدا َشه ًرا َق َن َت إن َما َك َذ ُبوا‬
ُ ‫ال ْال َفجر ف َيق ُن ُت َي َزل َلم َو َس ّل َم َع َليه‬ َ َ ُْ
‫للا‬ ‫ي أح َي ِاء ِمن َ ي‬ ‫شك‬
ِ ِِ ِ ِ ِ ‫الم‬.
Artinya: Khatib meriwayatkan dari jalan Qais bin Rabi’ dari Ashim bin Sulaiman, kami
berkata kepada Anas: Sesungguhnya suatu kaum menganggap Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam itu tidak putus-putus berqunut di (shalat) subuh, lalu Anas berkata: Mereka telah
berdusta, karena beliau tidak qunut melainkan satu bulan, yang mendoakan kecelakaan satu
kabilah dari kabilah-kabilah kaum musyrikin. [HR. al-Khatib]
Begitu pula doa qunut witir yang dibaca sesudah i’tidal sebelum sujud pada rakaat
terakhir di malam shalat witir baik dalam bulan Ramadan maupun dipertengahannya, tidak
disyariatkan. Karena itu tidak perlu untuk diamalkan. Dalil-dalil yang menyatakan adanya doa
qunut seperti riwayat Abu Dawud, at-Tirmidzi, riwayat an-Nasa’i, riwayat Ahmad dan riwayat
Ibnu Majah dipandang kurang kuat karena ada perawi-perawi yang dipandang dhaif.
Adapun yang ada tuntunannya itu ialah qunut NAZILAH yakni dilakukan setiap shalat
selama satu bulan di kala kaum muslimin menderita kesusahan dan tidak hanya dikhususkan
untuk shalat tertentu saja. Dan ini berdasarkan hadis Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bahwa
beliau pernah melakukannnya selama sebulan kemudian Meninggalkannya setelah turun
peringatan Allah subhanahu wa ta’ala.

َ ‫ال ْا ُلب َخارى َق‬


‫ال‬ َ ‫ال َن ب ُن ُم َحم ُد َق‬َ َ َ َ
‫ض ُع َم َر ابن َعن ن ِافع عن عج‬ َ ‫ َق‬: ‫ان‬
ُ ‫ال َعن ُه َما‬
َ ِ ‫للا َر‬ َ َ ُ ُ َ
‫للا رسول ك‬
ّ ُّ
‫اَلل َصَل‬
َ
‫َعلي ِه‬
ِ ِ
ّ َ
‫ي ِم َن ر َجال َعَل َيد ُعو َو َسل َم‬َ ‫للا َأن َز َل َح رب ب َأس َمائهم ُي َس ِّميهم ْا ُلمشك‬ َ ‫ب ْا َِلمر ِم َن َل َك َلي‬
ُ ‫س( َت َع َال‬ َ
‫)ش ْئ‬ ‫)عمران ال( – ية اِل‬
ِ ِ ِِ ِ
Artinya: Berkata al-Bukhari: Berkata Muhammad bin Ajlan dari Nafi’, dari Umar,
katanya: Pernah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengutuk orang-orang musyrik
dengan menyebut nama-nama mereka sampai Allah menurunkan ayat 127 surah Ali Imran:
Laisa laka minal-amri syaiun (tidak ada sedikitpun campur tanganmu dalam urusan mereka
itu).”

Pemahaman yang dapat diambil dari riwayat tersebut ialah:

 Bahwa QUNUT NAZILAH tidak lagi boleh diamalkan.


 Boleh dikerjakan dengan tidak menggunakan kata-kata kutukan dan
permohonan pembalasan terhadap perorangan.
Wallahu a’lam bish-shawab.
Alasan yang digunakan Muhammadiyah dalam menjawab kenapa tidak menggunakan doa
qunut lemgkap disertai dengan penguat yang berupa dalil Al-Qur’an dan Hadist mungkin
Sebagian orang dapat menerimadan Sebagian tidak, Namanya manusia.
Saya harus dapat menghargai apapun perbedaan yang ada dalam keluarga saya, selagi
tidak menyimpang dari Al-Quran dan hadist. Tetapi saya juga menemukan orang yang tidak
membaca doa qunut dalam subuhnya bukan berarti dia mengikuti Muhammadiyah tetapi
karena bisa jadi tidak hafal.Dari suatu sumber yang saya baca bahwa NU dan Muhammadiyah
sama-sama penganut madzab syafi’i, dimana madzab syafi’i yang memperbolehkan doa
qunut dalam shalat subuh adalah, sementara ulama dari mazhab lain seperti Imam Hanafi,
Maliki, dan Hambali tidak mewajibkan atau memperbolehkan penggunaan doa qunut dalam
shalat subuh. Karena Muhammadiyah memiiki pendapat sendiri yang yakin serta disertai
bukti berupa dalil yang kuat, kita harus menghargai.
Kita dapat menyimpulkan bahwa apapun yang kita, ayah ibu kita,saudara kita ikuti
selagi tidak menyalahi aturan dalam islam,kita harus menghargainya. Opini masyarakat
timbul dari orang-orang merasa iri terhadap apa yang orang lain lakukan,tidak terima kenapa
berbeda,menyalahkan padahal belum mencari tahu apakah hal yang berbeda tersebut
dilarang dalam agama kita. Kita sebagai manusia, makhluk Allah memiliki keterbatasan yang
dimana jika kita ingin mengetahui kita harus berusaha bukan menyimpulkan diri kita yang
paling benar. Jangan menaruh rasa iri dalam hati, karena rasa iri hanya akan menjauhkan kita
dari pintu rezeki.

Anda mungkin juga menyukai