Anda di halaman 1dari 3

RESUME

KIMIA DASAR “CHEMICAL FERTILIZER”


KELOMPOK 4
OFFERING J
Nama Anggota:
1. Anastasya Marfa Salsabillah (220332605431)
2. Dhini Rahma Eka Putri (220332605155)
3. Lia Indah Sari (220332603413)
4. Sabiqotul Maimanah (220332601333)
Pengertian Pupuk Kimia
Pupuk kimia adalah pupuk anorganik yang pembuatannya berlangsung di pabrik dan
dilakukan secara proses kimiawi. Pupuk ini mengalami proses yang panjang karena harus
mengikuti perhitungan hara yang menyusunnya. Pupuk ini terdiri dari pupuk tunggal dan
majemuk.
Fungsi Pupuk Kimia
Pupuk kimia memiliki kandungan yang mudah terurai sehingga mineral di dalamnya dapat
dengan cepat terserap oleh tanaman. Membuat tanaman tumbuh lebih cepat dan sehat juga
terhindar dari hama penyakit. Pupuk kimia lebih efisien jika dibandingkan dengan pupuk
organik.
Jenis Pupuk Kimia
 Pupuk anorganik tunggal.
Artinya pupuk ini hanya mengandung satu hara saja. Sebagai contoh adalah pupuk urea (N),
pupuk KCl yang mengandung kalium dan SP-26 yang mengandung fosfat saja. Penggunaan
pupuk ini harus dibarengi oleh pupuk jenis lain.
 Pupuk anorganik majemuk
Artinya memiliki unsur hara lebih dari satu. Contoh yang paling populer adalah pupuk NPK
dengan persentase tertentu, tergantung dari merk pabriknya. Merk terkenal adalah pupuk
mutiara dan pupuk phonska.
Macam-macam Pupuk Kimia
1. Pupuk Urea
Pupuk urea merupakan pupuk nitrogen dengan kadar yang tinggi. Setiap 100 kg pupuk
mengandung 46 kg nitrogen. Ini adalah unsur hara makro yang diperlukan oleh tanaman.
Pupuk urea bersifat higroskopis, sehingga mudah larut dalam air dan mudah diserap tanaman.
Oleh karena itu, pupuk ini harus disimpan di tempat yang kering dan tertutup rapat.
2. Pupuk ZA
Pupuk ZA (Zwavelzure Amonium) adalah pupuk nitrogen dengan kadar rendah. Pupuk ZA
juga mengandung amonia 20% dan belerang 23%. Pupuk ZA mudah larut ke dalam air dan
tidak menghisap air. Kandungannya juga lebih stabil sehingga tahan disimpan dalam waktu
yang lama. Pupuk ZA dapat diaplikasikan pada semua jenis tanaman.
3. Pupuk Kalium Sulfat (ZK)
Pupuk kalium sulfat atau ZK merupakan pioneer pupuk kalium di Indonesia. Pupuk ini
merupakan pupuk majemuk yang mengandung 50% unsur hara makro K dalam bentuk K20
(kalium klorida) dan 17% unsur hara makro sekunder S (sulfur). Ini dapat digunakan sebagai
pupuk dasar atau pupuk susulan.
4. Pupuk Kalium Klorida (KCI)
Pupuk KCI merupakan jenis pupuk yang mengandung 60% kalium klorida yang umum
digunakan oleh petani. Pupuk ini cocok diaplikasikan pada tanaman yang toleran terhadap
klorida dan juga cocok diaplikasikan pada tanah dengan kandungan Cl rendah. Namun,
beberapa tanaman tertentu seperti wortel dan kentang tidak dapat menerima unsur kloridanya
karena bersifat racun.
5. Pupuk Dolomit (Kapur Karbonat)
Pupuk dolomit secara umum diaplikasikan untuk mengapur tanah yang asam. Ini sangat baik
untuk menaikkan pH tanah yang rendah. Pupuk ini mengandung kalsium oksida dan
magnesium oksida 47%, serta kalsium karbonat dan magnesium karbonatnya 85%.

Kelebihan
Kelebihan atau dampak positif dari penggunaan pupuk kimia ini adalah dapat menyuburkan
tanah yang tidak subur dengan cepat. Ini disebabkan oleh unsur hara pada pupuk kimia yang
penting bagi tanaman, seperti nitrogen, fosfor, kalium, belerang, dan magnesium. Unsur hara
yang terkandung dalam pupuk kimia juga lebih cepat terurai dan mudah diserap oleh
tumbuhan.
Dibandingkan dengan pupuk organik, kadar zat hara dan mineral pada pupuk kimia lebih
tinggi, sehingga pertumbuhan tanaman lebih cepat. Selain itu, kebutuhan tanaman akan unsur
hara dapat dilakukan dengan mudah karena pupuk kimia unsur haranya sudah jelas dan telah
ditakar dengan sesuai untuk tanaman.
Kekurangan
Kekurangan dan dampak negatif dari penggunaan pupuk kimia adalah dapat menyebabkan
peningkatan keasaman tanah. Ini karena mineral yang tidak dimanfaatkan mampu bereaksi
dengan air yang ada di tanah membentuk senyawa asam. Maka, perlu adanya penilaian
terhadap status nutrisi dari tanah dan tanaman sebelum memberikan pupuk kimia.
Kesimpulan
Pada umumnya tanaman saat ini memiliki pertumbuhan yang sangat cepat dari biasanya,
misalnya jagung hibrida, biasanya jagung ini tumbuh hingga 90 hari, tetapi saat ini jagung
hibrida sudah bisa di panen ketika mencapai 65 hari. Pertumuhan ini terjadi karena adanya
pupuk kimia yang membantu mempercepat proses pertumbuhan jagung hibrida tersebut.
Selain menggunakan pupuk kimia tersebut kita juga harus memperhatikan PH dari tanah
tersebut, semakin banyak pupuk kimia yang digunakan maka akan menurunkan prodiktivitas
dari tanah tersebut.

Anda mungkin juga menyukai