PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tanah idealnya dapat menyediakan sejumlah unsur hara penting yang
dibutuhkan oleh tanaman. Penyerapan unsur hara oleh tanaman semestinya dapat
segera diperbaharui sehingga kandungan unsur hara diclalam tanah tetap
seirnbang.
Berkembangnya usaha pertanian yang membuka areal hutan secara besarbesaran menyebabkan proses penghanyutan dan pencucian unsur hara semakin
besar. Akibatnya, persediaan unsur hara didalam tanah semakin lama sernakin
menipis. Apalagi banyak unsur hara yang hilang tidak dikembalikan Jagi ketanah
karena terangkut bersama bagian tanaman. Kondisi tersebut cliperburuk clengan
rnunculnya pertanian modem yang menerapkan sistem pertanian monokultur
(menanam satu jenis tanaman disatu lahan) dan penggunaan varietas unggul yang
menyerap lebih ban yak unsur hara.
Varietas unggul yang digunakan oleh para petani umumnya merniliki sifat
yang rakus terhadap unsur hara. Jika varietas unggul digunakan secara terns
menerus, tanah akan semakin rniskin unsur hara. Kondisi ini dapat diperbaiki
clengan penambahan unsur hara secara tepat, yakni Iewat pemupukan.
Pupuk didefinisikan sebagai material yang ditarnbahkan ketanah atau tajuk
tanaman dengan tujuan untuk melengkapi ketersediaan unsur hara. Bahan pupuk
yang paling awal digunakan adalah kotoran hewan, sisa pelapukan tanaman, dan
arang kayu. Pemakaian pupuk kimia kemudian berkembang seiring dengan
ditemukannya deposit garam kalsium di Jerman pada tahun 1839.
Pengetahuan tentang unsur hara dan unsur kimia dalam pertanian modern
ditemukan pada tahun 1849 oleb Justus Von Leibig seorang ahli kimia
berkebangsaan Jerman. Ia member bukti yang membantah teori humus sebagai
unsur hara. Menurut Leibig, tanaman memperoleh zat karbon dari udara clan
MAKALAH PIK
Pembuatan Pupuk NPK
Page 1
beberapa unsur mineral (kalium, kalsiurn, sulfur dan phosphor) clari dalam tanah.
Serelah penemuan Leibig, studi rnengenai unsur hara mengalami kemajuan pesat
di akhir abacl ke-19,yang diikuti dengan perkembangan industri pupuk. Tahun
1842 dimulai pembuatan pupuk superphosphat, Kemudian tahun 1884
berkembang
teori-teori
dasar
untuk
membuat
pupuk
amonia
melalui
Dapat memilih formula dan jenis bahan baku sesuai dengan kebutuhan:
komoditi, lokasi dan ekonomis
MAKALAH PIK
Pembuatan Pupuk NPK
Page 2
Dijamin kualitas produk sesuai standar SNI, karena berasal dari bahan baku
yang bermutu dan proses produksi yang sempurna.
Page 3
MAKALAH PIK
Pembuatan Pupuk NPK
Page 4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Penggolongan Pupuk
Pupuk digolongkan menjadi dua, yakni pupuk organik clan pupuk an-organik.
Pupukorganik aclalab pupuk yang terbuat clari sisa-sisa makhluk biclup yang
diolah melalui proses pembusukan (dekomposisi) oleb bakteri pengurai.
Contobnya adalah pupuk kompos (berasal dari sisa-sisa tanaman) clan pupuk
kandang (berasal dari kotoran temak). Pupuk an-organik atau pupuk buatan
adalah jenis pupuk yang dibuat oleh pabrik dengan cara rneramu berbagai baban
kimia sehingga memiliki persentase kandungan hara yang tinggi. Contoh pupuk
an-organik adalah urea, TSP, clan Gandasil, Menurut unsur hara yang
dikandungnya dapat dibagi menjadi dua, yakni pupuk tunggal clan pupuk
majemuk. Pada pupuk tunggal, jenis unsur hara yang dikandungnya hanya satu
macam. Pupuk majemuk adalab pupuk yang mengandung lebih dari satu jenis
unsur hara. Conteh pupuk majemuk antara lain diamonium pbospbat yang
mengandung unsur nitrogen clan fosfor, serta pupuk NPK Mutiara yang
mengandung unsur nitroen, fosfor dan kalium. Menurut cara aplikasinya, pupuk
dibedakan menjadi dua, yakni pupuk daun clan pupuk akar. Pupuk claun cli
berikan lewat penyemprotan pada daun tanaman. Contohnya Gandasil B dan D,
Grow More, dan Vitabloom, Pupuk akar diserap tanaman Iewat akar dengan ara
penebaran di tanah. Contohnya pupuk urea, NPK, clan Dolomit.
2.2 Definsi pupuk NPK
Pupuk NPK adalah pupuk buatan yang berbentuk cair atau padat yang
mengandung
unsur
hara
dan kalium.Pupuk
NPK
merupakan salah satu jenis pupuk majemuk yang paling umum digunakan.
Pupuk NPK mempunyai berbagai bentuk. Yang paling khas adalah pupuk
padat yang berbentuk granul atau bubuk. Ada juga pupuk NPK yang berbentuk
cair, beberapa keuntungan dari pupuk cair adalah efek langsung dan
jangkauannya yang luas.
MAKALAH PIK
Pembuatan Pupuk NPK
Page 5
MAKALAH PIK
Pembuatan Pupuk NPK
Page 6
Page 7
pertumbuhan
dan
produksi
tanaman.
Ditambahkan
oleh
Elemen Sekunder
Memperkeras
batang
tanaman
dan
sekaligus
merangsang
pembentukan biji
Kalsium
yang
terdapat
dalam
batang
dan
daun
dapat
Page 8
Menyusun klorofil.
MAKALAH PIK
Pembuatan Pupuk NPK
Page 9
2.4.2.6
MAKALAH PIK
Pembuatan Pupuk NPK
Page 10
2.4.2.10
Khlor (Cl)
Manfaat khlor pada tanaman dintarnya :
Page 11
Page 12
Sedang
Tinggi
Page 13
MAKALAH PIK
Pembuatan Pupuk NPK
Page 14
MAKALAH PIK
Pembuatan Pupuk NPK
Page 15
Page 16
Keterangan:
*) cliberikan seluruhnya saat tanam atau 7 -13 hari setelah tanam
**) cliberikan pada saat tanaman berumur 30-40 hari setelah tanam
2.10 Agar Efisiensi Penggunaan NPK Tinggi
Hal-hal yang perlu diwaspadai dalam penggunaan pupuk NPK ialah bila
aplikasinya dilakukan di tanah dengan pembatas kelarutan dan kejenuhan unsur
alumunium yang tinggi, derajat keasaman tanah tidak sesuai dengan persyaratan
tanaman yang diusahakan, dan tanah kurang mengandung unsur mikro. Di tanahtanah bermasalah semacam ini, efisiensi pupuk majemuk umumnya berkurang.
Untuk itu, agar efisiensinya tetap tinggi, aplikasi pupuk NPK dianjurkan hanya
dilakukan di tanah-tanah yang subur dan sesuai dengan tuntutan tanaman
Page 17
NPK. Hal ini telah terbukti melalui beberapa penelitian pada beberapa tanaman
hortikultura.
Terhadap tanaman kentang, misalnya. Penggunaan pupuk NPK (23-23-0; 1221-19; 20-11-11) nyata meningkatkan hasil, mutu dan nilai gizi kentang yang
dipanen. Keuntungan bersih marginal memakai kombinasi pupuk urea, TSP, dan
KCl yang semula Rp. 1672,30, menjadi Rp. 1626,52 bila memakai pupuk NPK.
Tingkat pengembalian marginal yang semula 485 persen pun berubah menjadi
785 persen. Artinya, jika biaya pupuk dan tenaga kerja naik 1 persen, keuntungan
bersih akan meningkat sebesar 7,85 persen.
Demikian pula hasil penelitian pada tanaman jagung. Meskipun rata-rata hasil
yang didapat di tiap lokasi penelitian cukup bervariasi, namun hasil petak yang
dipupuk NPK (16-16-16; 15-15-15; 20-11-11) dan DAP lebih tinggi
dibandingkan yang dipupuk dengan urea, TSP, dan KCl dengan takaran sesuai
anjuran setempat. Dari pengujian di Nusa Tenggara Barat, dengan pupuk NPK
didapat panenan berkisar 21,14 29,04 ku/ha, sedangkan dengan urea, TSP, dan
KCl hasilnya 21,13 ku/ha.
Penelitian lainnya pada tanaman padi gogo. Hasil petakan yang dipupuk NPK
(16-16-16; 20-11-11; 12-21-19; dan 14-9-20) ternyata juga lebih tinggi daripada
yang dipupuk urea, TSP, dan KCl. Pada penelitian yang dilakukan di Kabupaten
Sumbawa itu, didapat panenan padi gogo berkisar 47,30-50,99 ku/ha. Sementara
petakan yang dipupuk dengan urea, TSP, dan KCl 41,06 ku/ha.
2.12 Beberapa merk pupuk NPK dipasaran
NPK Phonska, produksi PT. Petrokirnia Gresik
NPK Pelangi, produksi PT. Pupuk Kalimantan Timur
NPK Kujang, produksi PT. Pupuk Kujang
NPK Niphonska, produksi CV. Dewi Sri Rama
NPK Semut, produksi CV. Dharma Niaga
MAKALAH PIK
Pembuatan Pupuk NPK
Page 18
MAKALAH PIK
Pembuatan Pupuk NPK
Page 19
MAKALAH PIK
Pembuatan Pupuk NPK
Page 20
BAB III
PROSES PEMBUATAN
3.1 Diagram Alir Proses Pembuatan Pupuk NPK Produksi Pabrik
Gambar 3.1 Diagram alir Pembuatan NPK
MAKALAH PIK
Pembuatan Pupuk NPK
Page 21
Page 22
berasal dari asam fosfat. Asam fosfat dinetralkan dengan amoniak dan proses
netralisasi ini berlangsung di dalam reaktor yang dipasang sedemikian rupa
sehingga slurry Amonium Fosfat (mengandung sedikit sulfat) yang dihasilkan
langsung tertuang ke dalam Granulator. Asam fosfat yang diumpankan ke dalam
reaktor pipa berasal dari unit Scrubbing dan Steam bertekanan sedang digunakan
untuk membersihkan reaktor pipa. Untuk melengkapi proses netralisasi asam agar
mencapai grade yang diinginkan atau untuk menetralkan asam sulfat yang
diumpankan ke dalam Granulator maka dipasang Ammonia System Sparger. Jenis
Sparger yang digunakan adalah Ploughshare yang dipasang di dasar Granulator,
sehingga amoniak yang terbawa ke dalam Scrubber dapat diminimalkan.
Penggunaan amoniak cair dilakukan untuk memudahkan pengontrolan temperatur
pada Granulator. Pengontrolan temperatur ini sangat penting agar produk yang
diinginkan memiliki kandungan urea yang tinggi dengan kandungan NPK yang
sesuai.
3.2.2 Pengeringan, Pemilahan, dan Penggilingan Produk
Produk keluaran Granulator dimasukkan ke dalam Dryer untuk mengurangi
kadar air hingga mencapai 1,5 % sesuai dengan spesifikasi produk NPK yang
diinginkan. Dryer berbentuk Rotary Drum dan Dryer ini akan mengeringkan
padatan keluaran granulator hingga kadar airnya mencapai 1 - 1,5 % menggunakan
udara pengering dengan arah Co - Current. Combustion Chamber menggunakan
bahan bakar gas sebagai media pemanas. Terdapat 3 buah Fan yang menyuplai
udara ke dalam Dryer. Combustion Fan yang menyediakan udara dengan kuantitas
stoikiometri untuk pembakaran, Quench Air Fan yang digunakan untuk
mendinginkan daerah Furnace dan terakhir Air Fan yang digunakan untuk
mengatur kondisi udara yang dibutuhkan untuk mencapai temperatur di dalam
Dryer yang diinginkan. Drum Dryer juga dilengkapi dengan Grizzly (pemisah
bongkahan) untuk menghancurkan gumpalan yang dapat menyumbat aliran
keluaran Dryer menuju Elevator. Apabila gumpalan sampai keluar, Grizzly akan
mengangkat dan membuangnya ke dalam Hopper lalu diumpankan ke dalam
MAKALAH PIK
Pembuatan Pupuk NPK
Page 23
Lump Crusher. Gumpalan yang telah hancur akan bergabung dengan keluaran
Dryer pada Conveyor. Belt Conveyor tersebut dilengkapi dengan pemisah
magnetik untuk memisahkan material besi yang terbawa dalam produk yang dapat
merusak Screen atau Crusher. Timbangan dapat dipasang untuk memeriksa jumlah
produk di dalam proses granulasi / Loop Recycle. Produk dapat diumpankan
kembali ke dalam proses melalui suatu Pay Loader, melalui Spillage Recovery
System yang dilengkapi dengan Hopper kecil dan Belt Conveyor atau dapat
dikirim kembali ke gudang penyimpanan bahan baku untuk proses selanjutnya.
Screen feeder pertama berguna untuk mengoptimalkan distribusi produk yang akan
melewati Screen. Screen bertipe Double Deck digunakan karena memiliki efisiensi
yang tinggi dan kemudahan dalam pemeliharaan dan pembersihannya. Terdapat
dua penyaring, satu beroperasi sedangkan yang lain sebagai cadangan, dilengkapi
dengan Motor Vibrator dan Self Cleaning System. Produk dengan ukuran yang
sesuai (on size) dari penyaring diumpankan langsung ke Small Recycle Regulator
Bin. Produk oversize yang telah dipisahkan dijatuhkan secara gravitasi ke dalam
Pulverizer yang terdiri atas Double Opposed Rotor Chain Mill atau Tripple Rotor
Mill yang dapat digunakan untuk beban besar dengan Rubber Line Casing.
Terdapat Diverter untuk mengganti jalur penyaring dan Crusher secara bergantian
jika akan dilakukan perbaikan atau terjadi masalah dalam pengoperasiannya.
Produk undersize jatuh secara gravitasi ke dalam Recycle Belt Conveyor
sedangkan produk onsize diumpankan ke Recycle Regulator Bin yang terletak di
atas Recycle Regulator Belt Conveyor. Keluaran Recycle Conveyor dimasukkan
ke dalam Granulator Elevator yang menampung semua aliran recycle bersamasama dengan bahan baku padat yang akan diumpankan ke dalam Pug Mill.
Granulator dilengkapi dengan Flexing Rubber Panels untuk menghindari
penumpukan produk. Granulator juga dilengkapi dengan Lump Kicker agar tidak
ada gumpalan yang tersisa di dalam drum yang dapat mengganggu aliran padatan
dan menjaga agar gumpalan tersebut tidak terbawa ke dalam Dryer. Lump Kicker
akan mengeluarkan gumpalan ke dalam Grizzly yang akan membuat gumpalan
tersebut terpisah - pisah akibat aksi perputaran. Produk kering kemudian
MAKALAH PIK
Pembuatan Pupuk NPK
Page 24
diumpankan ke Double Deck Screen yang akan memilah - milah produk menjadi
produk on size, oversize, dan undersize. Produk oversize akan dimasukkan ke
dalam Crusher kemudian dikembalikan ke dalam Pug Mill bersama-sama dengan
produk undersize, debu dari Cyclone, dan sebagian produk jadi. Produk on size
akan mengalami perlakuan produk akhir.
3.3.3 Produk Akhir
onsize memiliki temperatur tinggi sehingga perlu didinginkan di dalam
Fluidized Bed Cooler. Produk dingin kemudian dilapisi oleh Coating Oil dan
Coating Powder di dalam Coating Drum. Produk ini perlu dilapisi karena sifatnya
yang higroskopis. Produk yang telah dilapisi akan masuk ke unit bagging dan siap
dipasarkan.
3.3.4 Produk Utama (Pupuk NPK)
Produk utama yang dihasilkan dari unit produksi ini adalah pupuk NPK
dengan spesifikasi sebagai berikut:
NPK
Bau : Tanpa bau
Penampilan :Butiran berwarna merah muda
Kelarutan : mudah larut dalam air
Spesifik Gravity : < 1
pH : 5 8
% N : 14 16
% P2O5 : 14 16
% K2O : 14 -16
% H2O : 1,5 maksimum
% Sulfur : 10
Ukuran butiran : mesh -4+10 minimal 70%
( http://www.petrokimia-gresik.com/phonska.asp )
MAKALAH PIK
Pembuatan Pupuk NPK
Page 25
MAKALAH PIK
Pembuatan Pupuk NPK
Page 26
BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Pupuk NPK termasuk jenis pupuk an-organik yang paling umurn digunakan.
Pupuk NPK juga termasuk jenis pupuk majemuk karena memakai lebih dari
satu unsur hara.
Pupuk NPK adalah pupuk buatan yang berbentuk cair atau padat yang
mengandung unsur hara utama nitrogen, fosfor, dankalium.
4.2 SARAN
MAKALAH PIK
Pembuatan Pupuk NPK
Page 27
Fidianto, Eko, 2011. Pengaruh Unsur Nitrogen (N) dan Fosfor (P) bagi
Tumbuhan. [online]. (http://ekoyo.blogspot.co.id/2011/11/pengaruh-unsur-nitrogen-n-danfosfor-p.html , diakses tanggal 9 November 2015)
MAKALAH PIK
Pembuatan Pupuk NPK
Page 28
MAKALAH PIK
Pembuatan Pupuk NPK
Page 29