Anda di halaman 1dari 47

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Perkembangan produksi pupuk di Indonesia setiap tahun mengalami

peningkatan. Pengingkatan ini terjadi karena kebutuhan masyarakat terhadap

pupuk juga meningkat, peningkatan pupuk ini dikarenakan para petani ingin

menghasilkan tanaman yang berkualitas dan dapat memberi kepuasan kepada

pelanggan. Tanaman yang berkualitas dapat menambah penghasilan para petani

dari segi penjualan hasil tanaman tersebut. Semakin meningkatnya produksi

pertanian ini diharapkan kesejahteraan petani juga akan meningkat.

PT Sentana Adidaya Pratama (SADP) merupakan salah satu pabrik

produksi fertilizer yang ada di Kota Dumai. Hasil utama PT Sentana Adidaya

Pratama adalah fertilizer jenis NPK dengan grade yang bervariasi. Mahkota

Fertilizer merupakan merek dagang yang di produksi di PT SADP. Pupuk yang

dihasilkan oleh PT SADP akan di kirim ke perkebunan-perkebunan di Indonesia

serta di Ekspor keluar Negeri. Pupuk yang diproduksi di PT SADP merupakan

jenis pupuk majemuk yaitu pupuk yang terdiri dari kumpulan pupuk tunggal.

Sebagai seorang mahasiswa teknik industri sudah sewajarnya untuk

mengetahui dan memahami bagaimana proses pengolahan pupuk. Untuk melihat

secara langsung dan mengetahui lebih banyak tentang produksi pupuk tunggal
menjadi pupuk majemuk/NPK dapat dilakukan melalui Kerja Praktek. Kerja

Praktek meraupakan salah satu mata kuliah keahlian dalam pendidikan program

teknik industri di Sekolah Tinggi Teknologi Dumai. Melalui Kerja Praktek ini

mahasiswa dapat melakukan pengamatan langsung bagaimana proses produksi

fertilizer tersebut.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, rumusan masalah yang akan

dibahas dalam KP ini adalah:

1. Bagaimana proses produksi Mahkota Fertilizer plant 3 PT SADP?

2. Apa saja permasalahan yang ada pada saat proses produksi pupuk di plant 3 PT

SADP?

1.3. Tujuan Pelaksanaan Kerja Praktek

Dalam melaksanakan kerja praktek ini, penulis memiliki tujuan dari kerja

praktek yang dilakukan. Adapun tujuan penelitian sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui alur proses produksi Mahkota Fertilizer pada PT SADP.

2. Untuk mengetahui permasalahan yang ada pada saat proses produksi pupuk di

plant 3 PT SADP.

2
1.4. Batasan Masalah

Laporan kerja praktek ini memiliki batasan masalah agar permasalahan

yang dibahas menjadi terarah. Adapun batasan masalah sebagai berikut:

1. Proses produksi yang dipelajari hanya dari raw material sampai ke produk

pada plant 3 PT SADP.

2. Perusahaan yang dijadikan sebagai tempat pengumpulan data adalah PT SADP.

3. Peneliti tidak membahas secara keseluruhan tentang Quality Control Pupuk

yang di produksi di plant 3.

4. Peneliti tidak membahas secara keseluruhan tentang proses pembanggingan

pupuk.

1.5. Manfaat Kerja Praktek

Adapun manfaat kerja praktek yang diperoleh pada kerja praktek di PT

Sentana Adidaya Pratama Kawasan Industri Dumai Pelintung adalah sebagai

berikut:

a. Bagi Mahasiswa

Manfaat kerja praktek yang diperoleh untuk mahasiswa sebagai

berikut:

1. Dapat mengetahui berbagai aspek perusahaan seperti: aspek teknik, aspek

pengolahan, persediaan, perawatan dan sebagainya.

2. Memperoleh kesempatan berlatih dilapangan.

3. Untuk memahami cara melaksanakan penelitian karya ilmiah.

4. Dapat mengenal lingkungan industri dan perusahaan.

3
b. Akademis

Untuk memperluas perkenalan STT Dumai dan khususnya program teknik

industri kepada lingkungan dan pihak perusahaan.

c. Perusahaan

Manfaat adanya mahasiswa yang melakukan kerja praktek yang

diperoleh untuk perusahaan sebagai berikut:

1. Dapat melihat keadaan perusahaan dari sudut pandang mahasiswa yang

melakukan kerja praktek.

2. Sebagai sumbangan perusahaan dalam memajukan pembangunan dibidang

pendidikan dan meningkatkan sumber daya manusia di kota Dumai.

1.6. Sistematika Penulisan Kerja Praktek

Dalam penulisan laporan praktek kerja lapangan ini dibagi menjadi lima

bagian pokok yang prinsipnya antara bagian yang satu dengan yang lainnya saling

terkait. Adapun bagian tersebut adalah:

BAB I : Pendahuluan

Menjelaskan tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan, batasan

masalah, manfaat, metode pengolahan data dan sistematika penulisan

laporan.

BAB II : Profil Perusahaan

Bab ini berisikan informasi mengenai perusahaan.

4
BAB III: Landasan Teori

Bab ini berisikan tentang landasan teori-teori yang akan dilaksanakan

dan dikerjakan selama kegiatan praktek kerja lapangan. Serta acuan

dalam melanjutkan bab selanjutnya.

BAB IV : Pembahasan

Bab ini berisikan tentang hasil serta data-data yang ada dan pembahasan

mengenai data-data tersebut.

BAB V : Penutup

Bab ini berisikan kesimpulan dan saran yang diperoleh dari

pembahasan dan saran dari peneliti untuk laporan kerja praktek.

5
BAB II
PROFIL PERUSAHAAN

2.1. Sejarah PT Sentana Adidaya Pratama

PT Sentana Adidaya Pratama  (SADP) didirikan tahun 1999 dengan

trading pupuk menjadi bisnis pertamanya  menggunakan merek Mahkota

Fertilizer sedangkan beroperasi mulai tahun 2003. PT SADP merupakan anak

perusahaan Wilmar Group Indonesia  salah satu perusahaan agrobisnis terbesar di

dunia terutama dalam bidang CPO dan turunannya. Ditahap awal

perkembangannya Mahkota Fertilizer melakukan impor dan distribusi untuk

seluruh pupuk berkualitas dan terjangkau yang dibutuhkan oleh perkebunan dan

pertanian khususnya perkebunan kelapa sawit seperti  pupuk tunggal (straight

fertilizer) yaitu pupuk KCl (kalium klorida), dan pupuk Rock Phospate (RP) (PT

Sentana Adidaya Pratama, 2017).

Dalam perjalanannya di picu oleh tingginya akan permintaan pupuk NPK

(compound fertilizer) dan juga semakin meningkatnya pengetahuan  user

perkebunan terhadap management pemupukan yang berimbang efektif dan efisien.

PT Sentana Adidaya Pratama menjawab tantangan itu dengan membangun pabrik

NPK sendiri yang berlokasi di Dumai Industrial state ( kawasan industri dumai)

Riau. Tahun 2002 Perkembangan  perkebunan kelapa sawit yang pesat menjadi

salah satu motor penggerak roda perekonomian nasional Mahkota Fertilizer untuk

terus melakukan ekspansi pembangunan pabrik NPK sebagai bentuk peran aktif

terhadap kemajuan perekonomian Indonesia,  sampai saat ini pupuk NPK telah

6
mempunyai 6 plant di seluruh Indonesia dengan kapasitas lebih dari 1 juta MT per

tahun (PT Sentana Adidaya Pratama, 2017).

2.2. Lokasi Perusahaan

Adapun lokasi usaha kegiatan PT Sentana Adidaya Pratama  (SADP) ini

adalah sebagai berikut (PT Sentana Adidaya Pratama, 2017):

1. Lokasi usaha: Penelitian ini dilakukan di Pabrik SADP Pelintung Jalan Raya

Dumai–Sei Pakning Kilometer 32 Kawasan Industri  Dumai Pelintung

Kecamatan Medang kampai Dumai-Riau 28816.

2. Aksesibilitas : lokasi usaha dapat ditempuh ±1/2 jam dari kota Dumai.

2.3. Ruang Lingkup Bidang Usaha

PT Sentana Adidaya Pratama bergerak dalam bidang agrocultural yaitu

pengolahan pupuk tunggal menjadi pupuk majemuk. Produk yang dihasilkan dari

pengolahan bahan baku tersebut NPK sebagai produk utama untuk pertanian

maupun perkebunan. Produk-produk yang dihasilkan tergantung grade yang

diminta oleh permintaan konsumen. Produk unggulan perusahaan di PT Sentana

Adidaya Pratama  yaitu dengan merek Mahkota Fertilizer yang dikirim melalui

dermaga ke luar negeri. Beberapa Negara yang menjadi tempat pemasaran

produk PT Sentana Adidaya Pratama  adalah negara-negara di Asia seperti di

Malaysia, Vietnam, dan Myanmar (PT Sentana Adidaya Pratama, 2017).

2.4. Spesifikasi Produk

Berikut ini macam-macam pupuk NPK yang diproduksi di PT Sentana


Adidaya Pratama, yaitu sebagai berikut (PT Sentana Adidaya Pratama, 2017):

7
1. NPK 12-12-17-2+TE
2. NPK 13-6-27-4
3. NPK 16-6-27-4
4. NPK 13-8-27+0,5B
5. NPK 15-15-6-4
6. NPK 13-6-27+0,65B
7. NPK 12-6-22-3+TE
8. NPK 13-8-27-4+0,5B, dan lain-lain.

2.5. Struktur Organisasi PT Sentana Adidaya Pratama

Struktur organisasi adalah gambaran umum hubungan kerjasama antara

dua orang atau lebih dengan tugas yang saling berhubungan satu sama lain supaya

tercapainya suatu tujuan yang sama. Struktur organisasi bagi perusahaan sangat

penting dalam menentukan jalannya perusahaan tersebut. Job description,

wewenang dan tanggung jawab dapat digambarkan pada struktur organisasi,

sehingga para karyawan mengetahui job description dan tanggung jawab masing-

masing. Adapun struktur organisasi PT sentana adidaya Pratama sebagai berikut:

8
Gambar 2.1. Struktur Organisasi PT Sentana Adidaya Pratama Dumai-Pelintung.
Sumber: PT Sentana Adidaya Pratama, 2019

Gambar 2.1. menunjukaan struktur organisasi di PT Sentana Adidaya

Pratama (SADP). Berikut ini adalah penjelasan tugas dari struktur organisasi

tersebut (PT SADP, 2019):

a) General Manager

Tugas dan wewenang seorang General Manager, antara lain:

a. Ikut menghadiri rapat planning bersama dengan Manager lainnya.

b. Mengawasi seluruh aktivitas perusahaan.

c. Menerima dan menganalisa laporan dari seriap Manager bagian yang

dibawahinya.

b) Factory Manager

Tugas dari seorang factory manager, antara lain:

a. Mengelola Pabrik dan seluruh aset sumber daya yang berada dibawah

pengawasannya.

b. Menyusun rencana dan anggaran tahunan.

9
c. Merencanakan, mempersiapkan, melaksanakan dan mengawasi kegiatan

pengolahan serta aspek lainnya agar mutu dan effisiensi yang tinggi dapat

dicapai dengan biaya yang ekonomis.

d. Menciptakan/menumbuhkan “Sense of Belonging” kepada seluruh

personil.

e. Dapat  mengantisipasi kejadian yang mungkin merugikan perusahaan.

c) Production Head

Berikut ini adalah tugas dari seorang production manager, yaitu:

a. Bekerja sama dengan kepala bagian PPC dalam penyusunan rencana dan

jadwal produksi.

b. Mengkoordinir dan mengawasi serta memberikan pengarahan kerja kepada

setiap seksi di bawahnya untuk menjamin terlaksananya kesinambungan

dalam proses produksi.

c. Memonitor pelaksanaan rencana produksi agar dapat dicapai hasil produksi

sesuai jadwal, volume, dan mutu yang ditetapkan.

d. Bertanggung jawab atas pengendalian bahan baku dan efisiensi penggunaan

tenaga kerja, mesin, dan peralatan.

e. Selalu menjaga agar fasilitas produksi berfungsi sebagaimana mestinya.

f. Selalu berusaha untuk meningkatkan keterampilan setiap penanggung

jawab dan karyawan di bawah tanggung jawabnya dengan memanfaatkan

tenaga ahli yang didatangkan oleh perusahaan.

g. Membantu supervisor listrik, bengkel, mekanik dalam pemeliharaan semua

instalasi yang ada di pabrik.

10
h. Membuat laporan harian dan berkala mengenai kegiatan di bagiannya

sesuai dengan sistem pelaporan yang berlaku.

i. Berusaha mencari cara-cara penekanan biaya dan metode perbaikan kerja

yang lebih efisien.

j. Menjaga disiplin kerja dan menilai prestasi kerja bawahannya secara

berkala.

k. Melakukan penilaian terhadap prestasi kerja bawahannya secara berkala.

l. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh manager produksi.

d) Supervisor

Tugas dari seorang production shift supervisor adalah sebagai berikut:

a. Menyampaikan kebijakan yang disampaikan oleh jabatan di atasnya kepada

seluruh bawahan dan groupnya.

b. Mengatur kelompok kerja pada grup yang dipegangnya,

c. Memberikan tugas pada subordinate.

d. Melaksanakan tugas, proyek, dan pekerjaan secara langsung.

e. Memberikan training pada subordinate.

f. Memimpin dan memotivasi subordinate atau bawahannya.

g. Menegakkan aturan yang telah di tentukan oleh perusahaan.

h. Mendisiplinkan bawahan/subordinate.

i. Memecahkan masalah sehari hari yang rutin.

j. Membuat rencana jangka pendek untuk tugas yang telah ditetapkan oleh

atasannya.

k. Mengontrol dan mengevaluasi kinerja bawahan.

11
l. Memberikan info pada manajemen mengenai kondisi bawahan, atau

menjadi perantara antara pekerja dengan manajemen.

e) Foreman

Tugas dari seorang production foreman adalah sebagai berikut:

a. Membuat schedule kegiatan atau jadwal kegiatan pekerjaan.

b. Memonitor atau memantau progress pekerjaan yang dilakukan tenaga ahli.

c. Bertanggung jawab dalam melaksanakan supervisi langsung dan tidak

langsung kepada semua karyawan yang berada di bawah tanggung

jawabnya, antara lain memberikan pelatihan kepada karyawan agar dapat

mencapai tingkat batas minimum kemampuan yang diperlukan bagi

teamnya dan dapat menerapkan sikap disiplin kepada karyawan sesuai

dengan peraturan yang berlaku di perusahaan.

d. Bertanggung jawab dalam melaksanakan koordinasi dalam membina kerja

sama team yang solid.

e. Bertanggung jawab dalam mencapai suatu target pekerjaan yang telah

ditetapkan dan sesuai dengan aturan.

f. Mengkoordinir seluruh aktifitas tim dalam mengelola seluruh kegiatan 

baik dilapangan maupun dikantor.

g. Bertanggung jawab terhadap pemberi pekerjaan yang berkaitan terhadap

kegiatan tim pelaksana pekerjaan.

h. Membimbing dan mengarahkan anggota team dalam mempersiapkan

semua laporan yang diperlukan.

i. Melakukan pengecekan hasil pekerjaan yang telah dilaksanakan.

12
j. Melaksanakan presentasi dengan direksi pekerjaan dan instansi terkait.

f) Operator

Tugas dari seorang production field operator ini ialah sebagai berikut:

a. Melaksanakan kebijakan dan rencana produksi 

b. Melaksanakan proses produksi dan prosedur kualitas sesuai dengan

ketentuan suatu perusahaan

c. mengoperasikan mesin dan mengontrol proses produksi.

d. Mengatur dan mengontrol bahan baku proses produksi sehingga menjadi

bahan jadi dengan ketentuan target yang telah ditentukan oleh perusahaan. 

e. Memahami kerja dengan standar keamanan, kesehatan dan keselamatan

dalam bekerja. 

2.6. Visi dan Misi PT Sentana Adidaya Pratama

Di dalam menjalankan operasional perusahaan manajemen PT Sentana

Adidaya Pratama telah menetapkan suatu visi dan misi yaitu (PT Sentana Adidaya

Pratama, 2017):

Visi dari PT Sentana Adidaya Pratama, yaitu:

“Menjadi perusahaan industri pupuk yang layak dan memberikan

motivasi dalam pembangunan pertanian di Indonesia”.

Misi dari PT Sentana Adidaya Pratama, yaitu:

“Membangun kemitraan dengan petani dan pengusaha perkebunan

dalam meningkatkan meningkatkan produktivitas pertaniannya meliputi

13
pelayanan yang komprehensif dalam pengelolaan pertanian, dimana prioritas

utamanya adalah perkebunan kelapa sawit”.

Untuk mencapai visi dan misi di atas, Mahkota Fertilizer berkomitmen

menyediakan pupuk berkualitas dan bekerjasama dengan  supplier Internasional

terkemuka, membangun kerjasama dengan perguruan tinggi dan institusi ataupun

lembaga penelitian, mengadakan seminar dan technical meeting dengan

stakeholder pertanian dan perkebunan, memberikan konsultasi agronomis kepada

petani dan pekebun.

2.7. Tenaga Kerja Perusahaan

PT SADP memiliki tenaga kerja yang terdiri dari karyawan tetap dan

harian. Karyawan tersebut di tempatkan sesuai dengan kebutuhan perusahaan.

Untuk menjelaskan rutinitas produksi PT SADP, karyawan tersebut di tempatkan

sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Untuk menjelaskan rutinitas produksi PT

SADP memiliki pembagian tenaga kerja tetap dan tenaga kerja harian.

Berdasarkan jam kerjanya tenaga kerja di perusahaan dikelompokkan atas dua

bagian yaitu (PT Sentana Adidaya Pratama, 2017):

A. Kelompok kerja langsung, yaitu kelompok kerja yang harus bekerja secara

terus menerus di dalam unit kerja. Kelompok ini langsung berhubungan dengan

proses yaitu bagian produksi, utility, operasional, Store departement, PPIC,

bagging dan laboratorium.

B. Kelompok kerja tak langsung, yaitu kelompok kerja yang hanya bekerja secara

periodik di dalam unit kerja, antara lain pegawai kantor dan petugas

kebersihan.

14
Jam kerja yang berlaku di PT SADP terbagi atas dua yaitu :

1. General Time (non shift)

Adalah waktu kerja yang berlaku untuk karyawan yang bekerja di

kantor (administrasi). Waktu kerja yang berlaku pada general time adalah:

A. Pada hari senin sampai kamis:

Pukul 08.00-12.00 WIB (bekerja)

Pukul 12.00-13.00 WIB (istirahat)

Pukul 13.00-16.00 WIB (bekerja)

B. Pada hari jum’at :

Pukul 08.00-12.00 WIB (bekerja)

Pukul 12.00-13.30 WIB (istirahat)

Pukul 13.30-16.00 WIB (bekerja)

C. Pada hari sabtu:

Pukul 08.00-13.00 WIB (bekerja)

2. Shift Time

Karena proses produksi di PT SADP berlangsung selama 24 jam,

maka waktu kerja untuk karyawan yang bekerja di lantai pabrik dibagi atas

tiga shift kerja. Karyawan yang bekerja pada shift tersebut dibagi lagi

berdasarkan jadwal waktu kerja pada masing-masing shift tersebut. Pembagian

waktu kerjanya adalah sebagai berikut:

A. Shift I : pukul 08.00-16.00 WIB

B. Shift II : pukul 16.00-24.00 WIB

C. Shift III : pukul 24.00-08.00 WIB

15
2.8. Sasaran Mutu PT Sentana Adidaya Pratama

Sasaran mutu di PT Sentana Adidaya Pratama, yaitu (PT Sentana Adidaya

Pratama, 2017):

1. Produk terukur dengan kebijakan mutu:

a. Produk tidak sesuai untuk semua grade NPK maksimal 5% dari total

produksi perbulan.

b. Kapasitas produksi NPK minimal 95% dari kapasitas produksi terpasang.

2. Penerapan training minimal 80% dari total matriks training dalam 1 bulan.

3. Komplain pelanggan maksimal 2 kali dalam sebulan.

2.9. Standar di PT Sentana Adidaya Pratama

Pengembangan  produksi pupuk NPK diimbangi dengan management

quality assurance dan quality control (QA atau QC) yang baik dan terstandarisasi

secara Internasional. Pabrik pupuk NPK telah terstandarisasi oleh quality

management system, yaitu (PT Sentana Adidaya Pratama, 2017):

a) ISO 9001 adalah standar Internasional yang diakui dunia untuk sertifikasi

Sistem Manajemen Mutu (SMM) dan bersifat global. SMM menyediakan

kerangka kerja bagi perusahaan dan seperangkat prinsip-prinsip dasar dengan

pendekatan manajemen secara nyata dalam aktifitas rutin perusahaan.

Sistem ini besifat umum dan dapat diterapkan untuk berbagai jenis

organisasi dan industri. Sistem ini juga bersifat fleksibel untuk mengarahkan

berbagai organisasi dan industri dalam mencapai efisiensi dan efektifitas

dalam pengelolaannya untuk mencapai kepuasan pelanggan.

16
b) ISO 14001 adalah standar Internasional untuk sertifikasi masalah lingkungan.

Perkembangan perusahaan dan industri ini telah menyebabkan krisis

lingkungan dan energi. Bermula dari dampak industri inilah maka organisasi

dan industri dituntut untuk meningkatkan pertanggungjawaban terhadap

konservasi lingkungan.

Konservasi lingkungan telah menjadi tuntutan dari pelanggan negara

maju yang secara sadar melihat pentingnya perlindungan terhadap lingkungan

dilaksanakan sejak dini untuk meminimalkan kerusakan lingkungan di masa

depan, maka berdasarkan kesepakatan International pada tahun 1996

International Organization for Standardization meluncurkan suatu standar

untuk mengelola lingkungan secara professional di dalam organisasi dan

industri, standar tersebut disebut Sistem Manajemen Lingkungan ISO 14001.

Sistem manajemen ini banyak ditemui pada bidang teknik lingkungan.

Selain itu sistem manajemen ini juga mempunyai kaitan dengan bidang

ergonomi (Teknik Industri) terutama pada kuliah manajemen limbah industri

bidang lingkungan hidup atau ekologi dan ergonomi mempunyai hubungan

yang cukup kuat.

c) SMK3 diatur dalam Permenaker No.05/MEN/1996 tentang Sistem

Manejemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Sistem Manajemen K3 adalah

bagian dari sistem manajemen perusahaan secara keseluruhan yang

dibutuhkan bagi pengembangan, penerapan, pencapaian, pengkajian dan

pemeliharan kewajiban K3, dalam rangka pengendalian resiko yang berkaitan

17
dengan kegiatan kerja guna terciptanya tempat kerja yang aman, efisien dan

produktif.

Tujuan penerapan SMK3 :

1. Menempatkan tenaga kerja sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagai

manusia.

2. Meningkatkan komitmen pimpinan dalam melindungi tenaga kerja.

3. Meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja untuk menghadapi

globalisasi.

4. Proteksi terhadap industri dalam negeri.

5. Meningkatkan daya saing dalam perdagangan Internasional.

6. Mengeliminir boikot LSM Internasional terhadap produk ekspor

Nasional.

7. Meningkatkan pencegahan kecelakaan melalui pendekatan sistem.

8. Pencegahan terhadap problem sosial dan ekonomi terkait dengan

penerapan K3L.

d) SNI 2083:2012 (NPK PADAT)

Standar Nasional Indonesia (SNI) ini merupakan revisi SNI 02-2803-

2000,pupuk NPK padat, yang disusun berdasarkan Program Pemerintah

khususnya dalam rangka perlindungan konsumen dan produsen pupuk serta

mendukung perkembangan agro industri.

1. Ruang lingkup

Standar ini menetapkan persyaratan pupuk NPK padat

2. Istilah Definisi

18
Pupuk NPK padat adalah pupuk buatan berbentuk padat yang

mengandung unsur hara utama Nitrogen,Fosfor,Kalium.

Produk yang di hasilkan oleh PT SADP pelindung berdasarkan SNI yang

berlaku berlaku di Indonesia yaitu:

 Memiliki standar ukuran 2-5 mm

 Kandungan Moisture < 2%

 Memiliki toleransi grade ± 8% dari grade yang di produksi

19
BAB III
LANDASAN TEORI

3.1. Pengertian Proses Produksi

Saat ini banyak dijumpai perusahaan yang memproduksi barang dan jasa

untuk memenuhi kebutuhan atau keinginan masyarakat. Untuk memproduksi

barang dan jasa tersebut diperlukan adanya proses produksi. Sebelum membahas

mengenai proses produksi, terlebih dahulu akan dibahas arti dari proses yaitu

Proses adalah suatu cara, metode maupun teknik untuk penyelenggaraan atau

pelaksanaan dari suatu hal tertentu (Ahyari, 2002).

Sedangkan produksi adalah kegiatan untuk mengetahui penambahan

manfaat atau penciptaan faedah, bentuk, waktu dan tempat atas faktor-faktor

produksi yang bermanfaat bagi pemenuhan konsumen (Sukanto Reksohadiprodjo,

2002).

Pengertian produksi menurut Sofjan Assauri (2004), produksi adalah

kegiatan yang mentransformasikan masukan (input) menjadi keluaran (output),

tercakup semua aktifitas atau kegiatan yang menghasilkan barang atau jasa serta

kegiatan-kegiatan lain yang mendukung atau menunjang usaha untuk

menghasilkan produk tersebut yang berupa barang atau jasa. Menurut Ahyari

dalam  Christian  (2011),  “Produksi  diartikan  sebagai  kegiatan  yang  dapat

menimbulkan tambahan manfaat atau faedah baru.

Ditinjau dari pengertian di atas, dapat dilihat proses produksi merupakan

kegiatan atau rangkaian yang saling berkaitan untuk memberikan nilai atau

menambah nilai kegunaan terhadap suatu barang. Suatu proses produksi yang

20
bertujuan memberi nilai suatu barang dapat dilihat pada proses produksi yang

mengolah bahan baku menjadi barang setengah jadi atau barang jadi. Sedangkan

proses produksi yang bertujuan untuk menambah nilai atau kegunaan suatu barang

atau jasa dapat dilihat pada proses produksi yang merubah barang setengah jadi

menjadi barang jadi. Adapun produksi disini adalah transformasi dari faktor-

faktor produksi (bahan mentah, tenaga kerja, modal, serta teknologi) menjadi hasil

produksi atau produk. Agar tujuan berproduksi yaitu memperoleh jumlah barang

atau produk (termasuk jenis produk), dengan harga dalam waktu serta kualitas

yang diharapkan oleh konsumen, maka proses produksi perlu diatur dengan baik.

3.2. Jenis-Jenis Proses Produksi

Menghasilkan suatu produk dapat dilakukan melalui beberapa cara,

metode dan teknik yang berbeda-beda. Walaupun proses produksi sangat banyak,

tetapi secara garis besar dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu:

a. Proses produksi terus menerus

Adalah suatu proses produksi dimana terdapat pola urutan yang pasti

dan tidak berubah-ubah dalam pelaksanaan produksi yang dilakukan dari

perusahaan yang bersangkutan sejak dari bahan baku sampai menjadi bahan

jadi (Subagyo, 2002).

b. Proses produksi terputus-putus

Adalah proses produksi dimana terdapat beberapa pola atau urutan

pelaksanaan produksi dalam perusahaan yang bersangkutan sejak bahan baku

sampai menjadi produk akhir (Subagyo, 2002).

21
3.3. Pengendalian Kualitas

Pengendalian kualitas adalah suatu sistem verifikasi dan penjagaan atau

perawatan dari suatu tingkatan atau derajat kualitas produk atau proses yang

dikehendaki dengan cara perencanaan yang seksama, pemakaian peralatan yang

sesuai, inspeksi yang terus-menerus, serta tindakan korektif bilamana diperlukan.

Dengan demikian hasil yang diperoleh dari kegiatan pengendalian kualitas ini

benar benar bisa memenuhi standar-standar yang telah direncanakan atau

ditetapkan. Kegiatan pengendalian kualitas pada dasarnya akan merupakan

keseluruhan kumpulan aktifitas dimana berusaha untuk mencapai kondisi “fitness

for use” tidak peduli dimana aktifitas tersebut akan dilaksanakan yaitu mulai pada

saat produk dirancang, diproses, sampai selesai dan didistribusikan ke konsumen.

Dengan pengendalian kualitas, maka diharapkan penyimpangan penyimpangan

yang terjadi dapat ditekan serendah mungkin dan proses produksi dapat diarahkan

pada tujuan yang ingin dicapai. (Wignjosoebroto, 2003).

Menurut Prawirosentono (2007), pengertian kualitas suatu produk adalah

“Keadaan fisik, fungsi, dan sifat suatu produk bersangkutan yang dapat

memenuhi selera dan kebutuhan konsumen dengan memuaskan sesuai dengan

nilai uang yang telah dikeluarkan.”

3.4. Fungsi Pengendalian Proses Produksi

Fungsi pengendalian proses produksi adalah perencanaan, penentuan

urutan kerja, penentuan waktu kerja, pemberian perintah kerja, dan tindal lanjut

dalam pelaksanaan. Macam-macam dari fungsi pengendalian proses produksi

(Ahyari 2002):

22
a. Perencanaan produksi

Untuk merencanakan tentang apa dan berapa produk yang akan

diproduksi oleh perusahaan yang bersangkutan dalam suatu periode yang akan

datang. Hal yang perlu dipertimbangkan dalam penyusunan produksi adalah

adanya optimalisasi produk sehingga akan dapat dicapai tingkat biaya yang

paling rendah untuk pelaksanaan suatu proses produksi itu sendiri.

b. Penentuan urutan kerja

Suatu fungsi yang menetukan urutan suatu proses produksi yang akan

dilaksanakan oleh perusahaan. Sehingga perusahaan dapat menetukan urutan

kegiatan kerja yang logis, sistematis, dan ekonomis melalui urutan mana

bahan baku yang dipersiapkan untuk diproses menjadi produk akhir atau

barang jadi.

c. Penentuan waktu kerja

Suatu fungsi yang mentukan waktu kerja kapan pekerjaan proses

produksi akan dilaksanakan. Penentuan waktu kerja yang tepat dan jelas akan

dapat membantu tercapainya tingkat produktivitas kerja yang tinggi dalam

perusahaan.

d. Pemberian perintah kerja

Yang memiliki fungsi untuk menyampaikan perintah kepada bagian

pengelolaan yang akan dilakukan sesuai dengan urutan pekerjaan yang telah

ditentukan. Pemberian perintah kerja merupakan awal dari pelaksanaan suatu

pekerjaan untuk menyelesaikan produk yang ada dalam perusahaan.

e. Tindak lanjut dalam pelaksanaan proses produksi

23
Fungsi yang menindaklanjuti dalam kegiatan proses produksi. Sebab

walaupun urutan kerja dan waktu kerja sudah disusun dengan baik, kemudian

diberikan perintah untuk memulai suatu pekerjaan, bukan berarti semua proses

produksi dapat berjalan dengan yang diharapkan. Bisa saja terjadi

penyimpangan-penyimpangan proses produksi sehingga masih perlu adanya

tindak lanjut dalam proses produksi. Diharapkan dengan adanya tindak lanjut

ini penyimpangan-penyimpangan proses produksi, keterlambatan dan berbagai

macam hal yang mengganggu kelancaran dalam proses produksi sehingga

sebisa mungkin akan dapat diatasi ataupun dihindari.

3.5. Pengertian Kualitas Produk

Produk adalah salah satu faktor yang dapat mempengaruhi keunggulan

bersaing, disamping harga dan jangkauan distribusinya. Jadi setiap perusahaan

berupaya untuk mengembangkan produknya, agar mampu bersaing dengan

produk-produk pesaingnya di pasar. Unsur yang terpenting dalam produk adalah

kualitas. Yang dimaksud kualitas itu sendiri adalah kualitas adalah faktor-faktor

yang terdapat dalam suatu barang atau hasil yang menyebabkan barang atau hasil

tersebut sesuai dengan tujuan untuk apa barang atau hasil dimaksudkan atau

dibutuhkan (Yamit, 2003).

Faktor-faktor disini adalah sifat-sifat yang dimiliki oleh barang tersebut.

Seperti wujudnya, komposisi, kekuatan dan sebagainya. Jadi kualitas suatu barang

tergantung pada sifat-sifat yang dimiliki oleh barang yang bersangkutan.

Sedangkan produk yaitu : “Produk adalah suatu barang atau jasa untuk memenuhi

kebutuhan dan keinginan konsumen secara memuaskan “ (Ahyari, 2002).

24
3.6. Definisi Pupuk

Pupuk didefenisikan sebagai material yang ditambahkan ke tanah atau

tajuk tanaman dengan tujuan untuk melengkapi ketersediaan unsur hara (Novizan,

2005). Pengertian lain dari pupuk adalah pupuk bagi tanaman sama seperti

makanan pada manusia. Oleh tanaman, pupuk digunakan untuk hidup, tumbuh,

dan berkembang. Jika dalam makanan manusia dikenal ada istilah gizi maka

dalam pupuk yang beredar saat ini terdiri dari bermacam-macam jenis, bentuk,

warna, dan merek. Namun, berdasarkan cara aplikasinya hanya ada dua jenis

pupuk akar dan pupuk daun. Manfaat pupuk adalah menyediakan unsur hara yang

kurang atau bahkan tidak tersedia di tanah untuk mendukung pertumbuhan

tanaman. Namun, secara lebih terinci manfaat pupuk ini dapat dibagi dalam dua

macam, yaitu yang berkaitan dengan perbaikan sifat fisik dan kimia tanah

(Marsono, 2005).

Pupuk merupakan salah satu sumber nutrisi utama yang diberikan pada

tumbuhan. Dalam proses pertumbuhan, perkembangan dan proses reproduksi

setiap hari tumbuhan membutuhkan nutrisi berupa mineral dan air. Nutrisi yang

dibutuhkan oleh tumbuhan diserap melalui akar, batang dan daun. Nutrisi tersebut

memiliki berbagai fungsi yang saling mendukung satu sama lainnya dan menjadi

salah satu komponen penting untuk mendukung produktivitas pertanian (Dwi,

2007).

Pupuk anorganik adalah pupuk yang terbuat dengan proses fisika, kimia,

atau biologis. Pada umumnya pupuk anorganik dibuat oleh pabrik. Bahan bahan

dalam pembuatan pupuk anorgank berbeda beda, tergantung kandungan yang

25
diinginkan. Misalnya unsur hara fosfor terbuat dari batu fosfor, unsure hara

nitrogen terbuat dari urea. Pupuk anorganik sebagian besar bersifat hidroskopis.

Hidroskopis adalah kemampuan menyerap air diudara, sehingga semakin tinggi

higroskopis semakin cepat  pupuk mencair (Musnamar, 2003).

Pupuk anorganik atau pupuk buatan dapat dibedakan menjadi pupuk

tunggal dan pupuk majemuk.  Pupuk tunggal adalah pupuk yang hanya

mengandung satu unsur hara misalnya pupuk N, pupuk P, pupuk K dan

sebagainya.  Pupuk majemuk adalah pupuk yang mengandung lebih dari satu

unsur hara misalnya N + P, P + K, N + K, N + P + K dan sebagainya

(Hardjowigeno, 2004).

3.7. Spesifikasi Alat Produksi Fertilizer

Alat yang di gunakan di proses produksi pupuk majemuk ini ialah sebagai

berikut:

1. Granulator drum

Granulator drum ialah alat yang berbentuk slinder yang berfungsi

sebagai pengaduk pupuk-pupuk tunggal atau material sekaligus alat

pembentuk granul-granul pupuk yang akan menjadi produk, pada alat proses

ini juga diberikan air yang sudah ditentukan takarannya agar pupuk yang telah

diaduk menjadi granul yang akan dibentuk sesuai dengan ukuran yang

diinginkan.

26
Gambar 3.1. Granulator Drum
Sumber: Google

2. Dryer Drum

Dryer drum berfungsi sebagai pengering pupuk yang sudah dibentuk di

dalam granulator, proses ini dilakukan dengan cara memberikan uap panas

yang dihasilkan oleh burner, burner berbahan bakar Medium Fuel Oil (MFO)

dan methane gas. Pada dryer drum digunakan hummer ball yang berfungsi

sebagai pemukul agar pupuk yang berada di dalam tidak melekat di dinding

drum. Melekatnya pupuk di dinding drum akan berpengaruh buruk terhadap

proses produksi. Udara panas yang dihasilkan dari burner langsung

dikeluarkan melalui fan dryer. Fan dryer merupakan kipas yang berukuran

besar dan mampu bekerja sebagai penghisap udara panas yang dihasilkan oleh

burner dan menyerap debu, dan selanjutnya udara panas dan debu tersebut

dikeluarkan melalui cerobong asap.

27
Gambar 3.2. Dryer dan Burner
Sumber: Google

3. Coller Drum

Coller drum berfungsi sebagai pendingin pupuk yang sebelumnya

sudah dipanaskan terlebih dahulu di dryer drum, setelah pupuk keluar dari

dryer drum pupuk masuk ke proses coller. Fan coller (kipas) berperan sebagai

pendingin pupuk yang masuk ke coller drum. Pada coller drum juga

digunakan hammer ball yang berfungsi sebagai pemukul agar pupuk yang

berada di dalam tidak melekat di dinding drum. Melekatnya pupuk di dinding

drum akan berpengaruh buruk terhadap proses produksi contohnya berkurang

hasil produksi. Oleh sebab itu di coller juga digunakan hammer ball untuk

memukul dinding drum agar tidak terjadinya pupuk yang melekat. Adapun

gambar dari coller drum ialah sebagai berikut:

28
Gambar 3.3. Coller Drum
Sumber: Google

4. Screnning

Scrennig (ayakan) berfungsi sebagai pemisahan antara ukuran pupuk

produk dengan yang tidak produk. Ukuran yang akan di jadikan produk antara

lain dari 2 mm sampai 5 mm, pupuk yang under size di kembalikan ke proses

awal, guna melakukan pengolahan kembali (recyle) sedangkan yang over size

di crushing terlebih dahulu agar mudah untuk melakukan pengolahan kembali.

Ukuran 2 mm sampai dengan 5 mm di teruskan ke coating.

Gambar 3.4. Screnning


Sumber: Google

29
5. Crushing

Crushing berfungsi sebagai penghancur produk yang tidak memenuhi

standar ukuran yang sudah ditentukan, setelah itu akan di recycle utnuk

diproses ulang.

6. Coating Drum

Coating drum merupakan alat yang berfungsi untuk melakukan

pelapisan white clay (Coating Agent) ke pupuk yang sudah melalui proses

screnning terlebih dahulu dan sudah menjadi produk. Proses ini merupakan

proses akhir dalam proses produksi pupuk majemuk, sebelum menuju ke

cooling bay (tempat pendinginan sementara). Proses ini difungsikan agar

pupuk tidak menyerap kadar air yang ada di udara. Karena pupuk yang sudah

jadi mempunyai sifat higroskopis (mudah menyerap air).

3.8. Material Handling

Pemindahan bahan atau material handling adalah suatu aktivitas yang

sangat penting dalam kegiatan produksi dan memiliki kaitan erat dengan

perencanaan tata letak fasilitas produksi. Adapun alat-alat yang digunakan untuk

melakukan pemindahan material dan barang-barang lainnya ialah sebagai berikut:

1. Conveyor

Conveyor merupakan alat bantu untuk pemindahan bahan baku hingga

bahan jadi. Berguna untuk memindahkan material pupuk dari raw material

hingga ke proses bagging.

30
Gambar 3.5. Conveyor
Sumber: Google

2. Elevator
Elevator merupakan alat bantu angkutan vertikal yang digunakan

untuk mengangkut barang dari tempat yang rendah ke tempat yang lebih

tinggi.

Gambar 3.6. Elevator


Sumber: Google

31
3. Forklift

Forklift merupakan alat bantu di luar dari sistem produksi yang

berfungsi sebagai pemindahan barang yang sudah di bagging (pengarungan)

menuju ke gudang.

Gambar 3.7. Forklift


Sumber: Google.

4. Wheel loader

Wheel loader untuk pemindahan raw material yang sudah jadi untuk di

bagging ke hopper.

Gambar 3.8. Wheel Loader


Sumber: Google.

32
BAB IV
PEMBAHASAN

4.1. Kandungan Unsur Hara Fertilizer

NPK fertilizer merupakan pupuk majemuk dengan kandungan unsur hara

yang lengkap. Sebelum mengolah pupuk majemuk, perlu diperhatikan kandungan

unsur hara yang ada di dalam pupuk tunggal. Berikut ini adalah tabel 4.1.

kandungan unsur hara pupuk tunggal:

Tabel 4.1.Unsur Hara Pupuk Tunggal


Pupuk Tunggal Kandungan
Urea 46% Nitrogen
Rock Phospat 28% P2O3
KCL 60% K2O
Magnesite 80% MgO
Borax 45% B2O3
ZnSO4 21% Zn
CuSO4 21% Cu
Brown Clay 70%
White Clay 90%
Sumber: PT SADP, 2019.

Tabel 4.1. menunjukkan jenis pupuk tunggal dan kandungannya unsur

haranya. Berikut ini adalah penjelasan untuk masing-masing unsur hara pupuk

tunggal:

a. Urea 46% (N)

Pupuk urea adalah pupuk kimia yang mengandung Nitrogen (N)

berkadar tinggi. Unsur nitrogen merupakan zat hara yang diperlukan tanaman.

Pupuk urea berbentuk butir-butir kristal berwarna putih, merupakan pupuk

yang mudah larut dalam air dan sifatnya sangat mudah menghisap air

33
(higroskopis), karen itu sebaiknya di simpan di tempat kering dan tertutup

rapat. Pupuk urea mengandung unsur hara N sebesar 46% dengan pengertian

setiap 1000 kg pupuk NPK mengandung 460 kg pupuk urea. Adapun gambar

dari pupuk urea sebagai berikut:

Gambar 4.1. Urea


Sumber: Google.

b. Rock Phospat (RP) 28%

Rock phospat (RP) merupakan salah satu pupuk tunggal yang

bermanfaat untuk merangsang pertumbuhan akar sekaligus memperkuatnya

khususnya pada awal pertumbuhan, mengakselerasi pembentukan bungan

serta pemasakan biji dan buah, fosfor juga berberan sebagai bahan pembentuk

inti dan dinding sel, memacu pertumbuhan akar muda. Kegunaan dari pupuk

RP yaitu memacu pertumbuhan akar serta pembentukan akar yang baik,

mempercepat pembentukan bunga serta mempercepat masaknya biji maupun

buah, dan meningkatkan hasil panen. Berikut ini adalah gambar dari Rock

Phospat:

34
Gambar 4.2. Rock Phospat
Sumber: Google.

c. KCL 60%

Pupuk KCL atau yang sering disebut sebagai MOP (Muriate Of

Potash) merupakan salah satu jenis pupuk tunggal yang memiliki konsentrasi

tinggi, yaitu mengandung 60% K2O sebagai kalium klorida. Pupuk KCL atau

MOP mengandung kadar kalium sebesar 60% serta klorida sebesar 45%.

Pupuk KCL mengandung unsur hara K sebesar 60% dengan pengertian setiap

1000 kg pupuk NPK mengandung 600 kg pupuk KCL. Pupuk ini memiliki

warna merah maupun putih, dengan dengan tekstur menyerupai kristal. Pupuk

KCL memiliki sifat mudah larut dalam air dan pupuk KCL memiliki

konsentrasi nutrisi yang sangat tinggi.

35
Gambar 4.3. KCL
Sumber: Google.

d. Magnesite

Mengandung 80-85% magnesium dan oksida yang berwarna putih bubuk

yang berfungsi sebagai transfer atau mensuplai magnesium.

Gambar 4.4. Magnesite


Sumber: Google.

e. Borax

Mengandung 48% borax dan berwarna putih kristal. Berfungsi sebagai

zat penambahan yang memiliki unsur sedikit (trest elemen).

36
4.1. Proses Produksi Fertilizer

Gambar 4.5. Borax

Sumber: Google.

f. Zinc (ZnSO4) 21%

Mengandung 21% zinc dan sulphate yang berwarna putih kristal.

Berfungsi sebagai zat penambahan yang memiliki unsur sedikit (trest elemen).

Gambar 4.6. ZnSO4

Sumber: Google.

g. Copper (CuSO4)

Mengandung 21% copper dan sulphate yang berwarna biru kristal.

Berfungsi sebagai zat penambahan yang memiliki unsur sedikit (trest elemen).

37
Gambar 4.7. CuSO4

Sumber: Google.

h. Brown Clay

Mengandung 0% berwarna coklat yang berbentuk pasir, liat, dan debu.

Berfungsi untuk mengikat unsur-unsur urea, KCL, dan rock phospate.

1. Feeding

Gambar 4.8. Brown Clay

Sumber: Google.

i. White Clay

38
Mengandung 1% berwarna putih bubuk. Berfungsi sebagai zat anti caking

(tahan terhadap udara) supaya produk tersebut tahan lama.

4.2. Specification Grade

Berikut ini merupakan grade pupuk yang diproduksi di PT Sentana


Adidaya Pratama, dapat dilihat pada tabel 4.2.:

Tabel 4.2. Macam-Macam Grade


No Grade
1 12-12-17-2+TE
2 15-12-22-0,5 TE
3 17-30
4 7-6-34+1,45 TE
5 12-6-22-3-TE
6 14-7-26-1-TE
7 16-11-21-1 TE
8 13-8-27+0,5 b
9  13-6-27
Sumber: PT SADP, 2019.
Tabel 4.2. menunjukkan bahwa pupuk memiliki berbagai macam ukuran
yang digunakan oleh konsumen untuk membedakan cara pemberian nutrisi
terhadap tumbuhan.

4.3. Cara Perhitungan Grade yang diproduksi

Adapun cara perhitungan kandungan unsur hara yang terdapat pada grade
12-6-22-3-TE dengan bassic sekali produksi 1000 Kg:
1. Untuk mensuplai nutrient Nitrogen diperoleh dari Urea dimana kandungan
Nitrogen (N2) sebesar 46%.
12 x 1000 kg
Urea= =260 kg
46

39
2. Untuk mensuplai nutrient Phosphate yang diperoleh dari Egypt Rock Phospate
(ERP) atau Chrismast Island Rock Phospate (CIRP), dimana kandungan
phosphor (P2O5) sebesar 28-30%.
6 x 1000 kg
Rock Phospate= =200 kg
30

3. Untuk mensuplai nutrient Kalium diperoleh dari MOP (muriate of potash) atau
KCL dimana kandungan K2O sebesar 60%.
22 x 1000 kg
MOP= =366 kg
60
4. Untuk mensuplai nutrient Magnesite diperoleh dari Magnesium dengan
kandungan MgO sebesar 80-85%.
3 x 1000 kg
Magnesite= =36 kg
84
5. Coating agent (white clay) kandungannya sebesar 1%.
0,01 x 1000 kg
Coating agent= =10 kg
1
6. Filler (Brown clay) kandungannya sebesar 0%.
Brown clay=1000 kg−872 kg=128 kg
perhitungan di atas dapat kita ketahui kadar unsur hara yang terdapat
setiap 1000 kg yaitu:
Tabel 4.3. Jumlah Bahan Baku per 1000 kg
Bahan Baku Jumlah (kg)
Urea 260 Kg
Rock Phospat 200 Kg
KCL/MOP 366 Kg
MgO 36 Kg
Coating Agent 10 Kg
Brown Clay 128 Kg
Total 1000 kg
Sumber: Pengolahan Data, 2017.
Total keseluruhan bahan baku 872 kg, untuk mencukupi 1000 kg
kekurangan dari bahan baku ditambah dengan bahan pengisi (Brown Clay) yaitu
128 kg.
4.4 Proses Produksi Mahkota Fertilizer Plant 3 PT SADP

40
a. Feeding
b. Granulasi
c. Recycle
4. Final Produk
Proses awal pembuatan fertilizer berawal di Feeding yaitu dimana bahan
baku seperti urea,phosphor,kcl,magnesit,serta bahan baku trest element
diumpankan dari bay ke hopper dengan menggunakan loader,kemudian di bawa
menuju bin menggunakan elevator.Bin adalah tempat penampungan bahan baku
sementara sebelum di lanjutkan ke tahap berikutnya.Setelah itu bahan baku masuk
ke schank feeder,pada schank feeder ini digunakan untuk proses penimbangan
bahan baku,agar bahan baku yang digunakan sesuia dengan grade atau jenis
pupuk yang akan diolah dengan melewati conveyor raw material.Kemudian
masuk ke elevator dan dibawa ke dalam granulator.
Granulator adalah suatu alat yang digunakan untuk proses gralunasi atau
proses pencampuran bahan baku menjadi berbentuk butiran yang berukuran 2-5
mm.Pada proses ini granulasi terbentuk karena adanya pencampuran semua bahan
baku dengan menggunakan steam yang sudah ditentukan yang berasal dari boiler
disinilah salah satu hubungannya department utility dengan department
production.Selanjutnya hasil sari granulator akan masuk ke dryer melalui chute
inlet dryer.
Dryer adalah alat untuk proses pengeringan atau memanaskan material
yang dihasilkan oleh granulator.Untuk proses pengeringan alat yang digunakan
adalah burner. Produk yang keluar dari dryer tersebut memiliki kandungan
moisture sebesar < 2% .Setelah proses ini terjadi produk tersebut dibawa lagi ke
tahap screen,menggunakan elevator.
Screen adalah suatu alat untuk pengayakan produk yang dihasilkan oleh
dryer drum di tahap ini pruduk yang oversisize dan undersize dipisahkan.Dimana
yang berukuran diatas 5 mmakan di teruskan ke mesin crusher,untuk
dihancurkan/digiling ulang setelah itu akan dibawa ke granulator melalui
conveyor recycle,sedangkan yang berukuran dibawah 2 mm akan dibawa ke
granulator beserta dengan produk yang spillage dan material feeding menggunak

41
conveyor recycle.Sedangkan produk yang berukuran 2-5 mm akan dibawa ke
tahap selanjutnya yaitu polishing screen.
Polishing screen (pengayakan terakhir),ditahap ini produk yang dariscreen
akan di polishing lagi untuk memisahkan ukuran yang oversize dan
undersize,supaya produk yang dihasilkan tercapai standarnya.Selanjutnya produk
akan diumpankan ke coating drum untuk pelapisan produk dengan white clay agar
tidak menggumpal (caking),setelah itu melalui conveyor dan naik ke elevator
produk untuk masuk ke cooling bay dengan spesifikasi bentuk granule 2-5 mm.
Produk yang di cooling bay dimasukkan ke hopper baggingmenggunakan
loader,Hopper bagging juga sebagai tempat penimbangan sebelum produk
dikarungkan.Tahapan proses produksi fertilizer dapat pada lampiran 1.

4.5. Masalah pada Proses Produksi Plant 2 PT SADP

Pada proses pengolahan pupuk, tidak selalu berjalan dengan lancar.

Masalah-masalah yang dialami pada saat proses produksi pupuk masih sering

terjadi. Adapun beberapa masa proses produksi adalah:

1. Chute tersumbat bisa disebabkan karena product lembab untuk cara

mengatasinya operator harus sering melakukan pegecekan. Apabila chute

tersumbat, tidak semua chute biasa dibersihkan pada saat proses produksi

berjalan, ada chute yang apabila dibersihkan harus stop plant sementara.

2. Nutrien out/tidak inspect. Nutrien tidak tercapai bisa terjadi karena belt miring

sehingga menyebabkan kandungan bahan baku pupuk berkurang yang

mengakibatkan nutrient pupuk yang diproduksi berubah. Cara mengatasinya

schenk feeder dan timbangan sering dilakukan verifikasi dan kalibrasi.

3. Belt miring, penyebabnya roller kotor atau material lengket, cara

mengatasinya dengan melakukan cleaning roller.

42
4. Belt gasing, disebabkan oleh belt basah atau lembab yang terjadi karena pupuk

memuai terkena udara. Cara mengatasinya belt dikeringkan dan diberi white

clay.

5. Elevator Trip, penyebabnya bottom elevator penuh dengan material. Untuk

cara mengatasinya cleaning bottom pada saat produksi stop atau shut down.

6. Man power sering tidak memperhatikan job section masing-masing karena

operator tidak mampu menghandel semua area pekerjaannya sendirian,

sehingga operator sering kewalahan dalam menjalankan pekerjaannya.

4.6. Flowchart Proses Produksi Mahkota Fertilizer PT SADP

Berikut ini adalah flowchart proses produksi fertilizer.

Raw Material

Recycle Recycle
Granulator

Dryer Crushing

Kecil dari 2 Screen Besar dari 5


.

Coating

Cooling Bay

Bagging
Gambar 4.6.1. Flowchart Proes Produksi Fertilizer
Sumber: PT SADP, 2019.

43
BAB V
PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Kesimpulan dari kerja praktek pada proses produksi fertilizer plant 3 PT


SADP Dumai, pelingtung yaitu:
Proses produksi fertilizer dimulai tahapan pengumpulan raw materials dan
feeding, selanjutnya raw materials masuk ke granulator, kemudian ke tahapan
pengeringan (dryer drum),selanjutnya masuk ke tahapan pengayakan (screen) dan
penghancuran (crusher),tahapan akhir yaitu penyaringan (polishing screen)
dengan ukuran produk 2-5mm, selanjutnya produk pupuk masuk ke coating clay
drum dan cooling bay tempat penyimpanan sementara sebelum produk di
bagging.
Untuk kendala yang ada di plant 3 adalah:
1. Chute tersumbat.

2. Nutrien out/tidak inspect.

3. Belt miring.

4. Belt gasing.

5. Elevator Trip.

6. Man power.

5.2. Saran

Selama peroses pelaksanaan kerja peraktek di PT SADP, penulis dapat


memberikan beberapa saran terhadap perusahaan PT SADP yaitu:
1. Rutinitas cleaning chute inlet dryer harusnya sering dilakukan agar
mengurangi penumpukan material pada chute-chute.
2. Dibuatkan vibrator chute inlet dryer untuk mengurangi penumpukan material.

44
3. Dibuatkan dust collector untuk mengurangi debu agar rutinitas cleaning lebih
maksimal.
4. Untuk karyawan agar lebih meningkatkan kesadarannya untuk menggunakan
peralatan safety sebelum bekerja di plant.

45
DAFTAR PUSTAKA

Ahyari,  Agus.,  2001,   Managemen  Produksi:  Perencanaan  sistem  Produksi,


Edisi ke 5, Cetakan –4, Jakarta.

Assauri,  Sofjan.,  2003,  Managemen  Produksi,  Edisi    Revisi,  LPFE   


Universitas Indonesia,  Jakarta.

Hardjowigeno, S., 2003. Klasifikasi Tanah dan Pedogenesis, Akapress, Jakarta.

Heizer, Jay., Barry Render., 2004,  Operation  Management, Cornel  University


Press, Ithaca & London.

Muhaimin., Sodikin, I., Sidart,. 2013. Analisis Pengendalian Kualitas Produk


dengan Penerapan Metode Taguchidan, ISSN: 2338-7750, Jurnal
REKAVASI.

Musnamar, 2003, Pupuk Organik (Cair dan Padat, Pembuatan Aplikasi), Penebar
Swadaya, Jakarta, Lingga, P dan Marsono, 2000, Petunjuk Penggunaan
Pupuk, Jakarta.

46
47

Anda mungkin juga menyukai