Disusun oleh :
KELOMPOK 7
Puji syukur penyusun panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala
karunia-Nya, makalah TPAI yang berjudul “Air Pengisi Boiler dari Air Laut“
ini dapat terselesaikan dengan baik.
Terima kasih kepada :
Semoga makalah ini bermanfaat bagi para pembaca yang sekiranya ingin
tahu lebih luas mengenai ilmu dibidang TPAI.
Kritik dan saran dari pembaca tetap penyusun harapkan agar makalah ini
lebih sempurna.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR________________________________________________2
BAB I PENDAHULUAN____________________________________________4
1.1 Latar Belakang___________________________________________________4
1.2 Rumusan Masalah__________________________________________________4
1.3 Tujuan____________________________________________________________5
DAFTAR PUSTAKA_________________________________________________18
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Air merupakan kebutuhan penting dalam proses produksi dan kegiatan
lain dalam suatu industri. Penggunaan air industri dapat memanfaatkan air
permukaan, air sebagai sumber air. Penggunaan air permukaan dan air
tanah mengharuskan untuk mengolah air. Air merupakan kebutuhan
penting dalam proses produksi dan kegiatan lain dalam suatu industri.
Untuk itu diperlukan penyediaan air bersih yang secara kualitas memenuhi
standar yang berlaku dan secara kuantitas dan kontinuitas harus memenuhi
kebutuhan industri sehingga proses produksi tersebut dapat berjalan dengan
baik. Dengan adanya standar baku mutu untuk air bersih industri, setiap
industri memiliki pengolahan air sendiri-sendiri sesuai dengan kebutuhan
industri (Hardayanti, 2006).
Air laut merupakan campuran dari 96,5% air murni dan 3,5% material
lainnya seperti garam-garaman, gas-gas terlarut, bahan-bahan organic dan
partikel-partikel tak terlarut. Sifat-sifat fisis utama air laut ditentukan oleh
96,5% air murni. (Annisa, 2017).
Boiler atau ketel uap adalah suatu bejana tertutup yang di dalamnya berisi
air untuk dipanaskan. Energi panas dari uap air keluaran boiler tersebut
selanjutnya digunakan untuk berbagai macam keperluan, seperti untuk turbin
uap, pemanas ruangan, mesin uap, dan lain sebagainya. Secara proses konversi
energi, boiler memiliki fungsi untuk mengkonversi energi kimia yang
tersimpan di dalam bahan bakar menjadi energi panas yang tertransfer ke fluida
kerja.
3. Alkalinitas
Didefinisikan sebagai jumlah anion dalam air yang akan bereaksi
untuk menetralkan ion H+ . Harga alkalinitas tinggi tidak dikehendaki
untuk umpan air boiler karena dapat menimbulkan pembusaan dan
carryover.
Coarse Screen
Filter pertama air laut yang bertujuan menahan kotoran yang berukuran
besar. Berbentuk seperti jaring
Bar Screen
Filter kedua air laut yang berbentuk seperti anyaman yang terbuat dari
material besi tahan karat sehingga padatan yang masih lolos dari coarse
screen diharapkan tertangkap disini.
Travelling Screen
Filter ketiga yang berupa saringan berjalan dari atas ke bawah. Filter ini
akan terus berputar untuk menyapu kotoran yang terikut dari bawah untuk
dibawa keatas dan dibuang.
Debris Filter
Filter keempat yang dilengkapi teknologi modern yang bisa autobackwash
berdasarkan perbedaan tekanan antara in dan out. Filter ini ditempatkan di
antara perpipaan sebelum inlet condenser.
2.5.2 Desalination Plant
Desalination Plant adalah proses meminimalisir kadar garam (salinitas)
dari air laut. Untuk pembangkit listrik yang berkapasitas besar menggunakan alat
tipe multi stage flash evaporator (MSFE) yaitu sistem distilasi multi stage yang
sekali lewatan air laut tanpa sirkulasi sehingga antara masukan dan keluaran selalu
fluida yang baru. Dalam proses ini didapatkan distillate (produk yang diharapkan
yang disebut air tawar (raw water) yang memiliki conductivity ≤ 40 µs / cm dan
produk yang tidak diharapkan yang mengandung salinitas tinggi yang tidak
mengalami kondensasi dan dibuang dengan pompa blow down pump. Istilat
tersebut umumnya digunakan untuk desalination plant tipe MSFE atau MED,
namun jika menggunakan tipe reverse-osmosis (RO) maka terdapat 2 istilah yaitu
permeate (produk yang diharapkan) dan concentrate (produk yang dibuang).
Peralatan dalam Desalination Plant adalah :
Sea Water Pump
Pompa yang digunakan untuk mengalirkan air menuju ke pretreatment
seperti clarifier atau bak pengendapan.
Automatic Filter dan Basket Filter
Automatic Filter bekerja normally open dan motor filter bergerak otomatis
berdasarkan perbedaan tekanan antara inlet dan outlet filter (karena ada
penyumbat padatan) sehingga motor akan bergerak memutar filter untuk
merontokkan filter. Basket filter berfungsi menyaring jika masih ada
partikel padatan terikut.
Chemical Injection
Beberapa injeksi kimia yang dipakai adalah :
o Anti Scaling berfungsi untuk mencegah terjadinya kerak di
perpipaan
o Anti Foam berfungsi untuk mencegah terjadinya buih - buih pada
air laut di water treatment plant
o Acid berfungsi untuk membersihkan tube
Brine Heater
Pemanas air laut sebelum masuk proses yang panasnya diambil
dari auxiliary steam low pressure (LP) turbine dengan suhu ± 110 oC dan
tekanan 1,25 bar.
Ruang Evaporator (Multi Stage / Chamber)
Stage / Chamber sebanyak 30 buah yang tersusun seri melingkar 4
seri diagonal dengan susunan seri 1 (stage 1 – 10), seri 2 (stage 11 – 18),
seri 3 (stage 19 – 25) dan seri 4 (stage 26 – 30). Air laut dipompa menuju
ke stage terakhir 30 dan mengalir sampai ke stage awal 1 melewati sisi
dalam chamber kemudian melewati brine heater untuk pemanasan
kemudian dilewatkan ruang evaporator (stage) mulai dari seri 1 - seri 2 -
seri 3 dan seri 4. Air laut yang sudah melewati brine heater akan
mengalami penguapan selama mengalir ke ruang evaporator dan karena
kontak dengan aliran air laut dingin di dalam chamber maka terjadilah
kondensasi (distillate water) dan tertampung khusus di dalam chamber
untuk dibawa ke proses selanjutnya dengan distillate pump sedangkan
yang tidak teruapkan di stage awal akan terus mengalir sampai stage
terakhir sampai ter-kondensasi. Namun sampai stage terakhir terdapat air
laut yang tidak mengalami kondensasi dan disedot oleh pompa blowdown
pump untuk dibuang kembali ke laut. Kondisi disini vacuum karena
pengaruh jet ejector system sehingga penguapan di tiap ruang evaporator
menjadi lebih cepat pada panas rendah dan cepat mengalami proses
kondensasi
Jet Ejector
Peralatan yang berfungsi untuk membuat vacuum system.
Distillate Pump
Pompa untuk air yang diharapkan dari hasil proses kondensasi di
desalination plant untuk dibawa ke tank.
Condensate Pump
Pompa hasil kondensasi di brine heater untuk dikembalikan lagi ke
stage.
Blowdown Pump
Pompa untuk menyedot air laut yang tidak mengalami kondensasi
di ruang evaporator untuk dibuang ke laut. Produk dari desalination plant
kemudian dipompa oleh distillate pump ke tank untuk penampungan
sementara kemudian dipompa oleh modif pump ke raw water tank (RWT).
HCL Tank
Larutan HCl 32 % yang akan diencerkan sesuai kebutuhan
regenerasi yaitu 4 % untuk proses regenerasi resin kation (Rz-) dan
menangkap ion H+ dari HCl sehingga terjadi pengikatan Rz-H+
NaOH Tank
Larutan NaOH 40 % yang akan diencerkan sesuai kebutuhan
regenerasi yaitu 4 % untuk proses regenerasi resin anion (Rz +) dan
menangkap ion OH- sehingga terjadi pengikatan Rz+OH-
Prefilter Tank
Bertujuan penyaring awal raw water sebelum masuk ke mixed bed
polisher dari pengotor air, kandungan besi. Didalamnya terdapat catridge
untuk penangkap kotoran.
Mixed Bed Polisher Tank
Berisi resin anion (Rz+) untuk pengikatan ion mineral negatif (Cl-,
SO42- , CO32-, SiO2- dan resin kation (Rz-) untuk pengikatan ion mineral
positif (Mg2+, Ca2+). Resin dicampur dalam satu tank sehingga disebut
mixed bed dan air keluaran mempunyai conductivity ≤ 1 µs / cm
(demineralized water) yang siap untuk dimasak di boiler. Reaksi
pengikatan sebagai berikut :
Resin Kation (-) Rz-H+ + X+ ---> Rz-X+ + H+ (dengan X+ adalah ion positif)
Resin Anion (+) Rz+OH- + X- ---> Rz+X- + OH- (dengan X- adalah ion
negatif)
Mixing Air Receiver
Berisi udara bertekanan untuk mencampur resin di mixed bed
polisher.
Waste Water Pit
Tempat penampungan air sisa proses regenerasi.
Make Up Water Tank (MWT)
Tempat penampungan air yang siap untuk proses selanjutnya di
unit. Kondisi air disini disyaratkan mempunyai conductivity < 1 µs / cm
dan pH 6,5 – 8.
2.5.5 Berbagai zat kimia yang dipakai untuk menjaga kualitas air boiler
Hamuna, Baigo, dkk. 2018. Kajian Kualitas Air Laut dan Indeks Pencemaran
Berdasarkan Parameter Fisika-Kimia Di Perairan Distrik Depapre,
Jayapura. Jurnal Ilmu Lingkungan. Vol 16 Issue 1: 35-43. Semarang:
Undip
Post medya. 2019. Mengapa Air Laut Bisa Asin? Simak Penjelasan Berikut Ini.
postmedya.com/science/mengapa-air-laut-bisa-asin-simak-penjelasan-
berikut-ini/.