Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH TPAI

AIR PENGISI BOILER DARI AIR LAUT

Disusun oleh :
KELOMPOK 7

1. Rosalia Dwi Kurnia 40040117060052


2. Uswatun Hasanah 40040117060053
3. M.Abdullah Arif 40040117060054
4. M. Naufal Prat 40040117060056
5. Satya Pramudika 40040117060057
6. Aniq Fitriadi A. D. 40040117060059
7. M. Tirta Aditya 40040117060060

PROGRAM STUDI DIPLOMA III TEKNIK KIMIA


DEPARTEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI SEKOLAH VOKASI
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala
karunia-Nya, makalah TPAI yang berjudul “Air Pengisi Boiler dari Air Laut“
ini dapat terselesaikan dengan baik.
Terima kasih kepada :

1. Ir.Dwi Handayani,MT selaku dosen pengampu mata kuliah TPAI


2. Pihak-pihak yang membantu dan tidak bisa disebutkan satu persatu.

Semoga makalah ini bermanfaat bagi para pembaca yang sekiranya ingin
tahu lebih luas mengenai ilmu dibidang TPAI.

Kritik dan saran dari pembaca tetap penyusun harapkan agar makalah ini
lebih sempurna.

Semarang, 19 September 2019

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR________________________________________________2
BAB I PENDAHULUAN____________________________________________4
1.1 Latar Belakang___________________________________________________4
1.2 Rumusan Masalah__________________________________________________4
1.3 Tujuan____________________________________________________________5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA_______________________________________6


2.1 Air Laut________________________________________________________6
2.1.1 Pengertian Air Laut___________________________________________________6
2.1.2 Karakteristik Air Laut_________________________________________________6

2.2 Syarat Air Pengisi Boiler_____________________________________________7


2.3 Karakteristik Air Boiler______________________________________________9
2.4 Pengolahan Air Laut Menjadi Air Umpan Boiler________________________10
2.5 Aplikasi Air Pengumpan Boiler Dari Air Laut Pada PLTU_______________11
2.5.1 Tahap Filtrasi_______________________________________________________11
2.5.2 Desalination Plant_____________________________________________________12
2.5.3 Demineralization Plant / WTP Plant________________________________________14
2.5.4 Tahap Deaerasi________________________________________________________15
2.5.5 Berbagai zat kimia yang dipakai untuk menjaga kualitas air boiler________________16

BAB III PENUTUP__________________________________________________17


3.1 Kesimpulan________________________________________________________17

DAFTAR PUSTAKA_________________________________________________18
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Air merupakan kebutuhan penting dalam proses produksi dan kegiatan
lain dalam suatu industri. Penggunaan air industri dapat memanfaatkan air
permukaan, air sebagai sumber air. Penggunaan air permukaan dan air
tanah mengharuskan untuk mengolah air. Air merupakan kebutuhan
penting dalam proses produksi dan kegiatan lain dalam suatu industri.
Untuk itu diperlukan penyediaan air bersih yang secara kualitas memenuhi
standar yang berlaku dan secara kuantitas dan kontinuitas harus memenuhi
kebutuhan industri sehingga proses produksi tersebut dapat berjalan dengan
baik. Dengan adanya standar baku mutu untuk air bersih industri, setiap
industri memiliki pengolahan air sendiri-sendiri sesuai dengan kebutuhan
industri (Hardayanti, 2006).
Air laut merupakan campuran dari 96,5% air murni dan 3,5% material
lainnya seperti garam-garaman, gas-gas terlarut, bahan-bahan organic dan
partikel-partikel tak terlarut. Sifat-sifat fisis utama air laut ditentukan oleh
96,5% air murni. (Annisa, 2017).
Boiler atau ketel uap adalah suatu bejana tertutup yang di dalamnya berisi
air untuk dipanaskan. Energi panas dari uap air keluaran boiler tersebut
selanjutnya digunakan untuk berbagai macam keperluan, seperti untuk turbin
uap, pemanas ruangan, mesin uap, dan lain sebagainya. Secara proses konversi
energi, boiler memiliki fungsi untuk mengkonversi energi kimia yang
tersimpan di dalam bahan bakar menjadi energi panas yang tertransfer ke fluida
kerja.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana karakteristik air laut?
2. Bagaimanakah tahapan pengolahan air laut sampai menjadi air pengisi
boiler ?
3. Bagaimanakah syarat air pengisi boiler ?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui karakteristik air laut
2. Mengetahui tahapan dalam pengolahan air laut sampai menjadi air pengisi
boiler
3. Mengetahui syarat air pengisi boiler
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Air Laut
2.1.1 Pengertian Air Laut

Air laut merupakan larutan yang kompleks yang mengandung


berbagai macam bahan kimia organik dan anorganik. Air laut adalah
air dari laut atau samudera. Air laut memiliki kadar garam rata-rata
3,5%. Artinya dalam 1 liter (1000 mL) air laut terdapat 35 gram
garam (terutama, namun tidak seluruhnya, garam dapur/NaCl).(Post
Medya, 2019)

Air laut memiliki kadar garam karena bumi dipenuhi dengan


garam mineral yang terdapat di dalam batu-batuan dan tanah.
Contohnya natrium, kalium, kalsium, dll. Apabila air sungai
mengalir kelautan, air tersebut membawa garam.Ombak laut yang
memukul pantai juga dapat menghasilkan garam yang terdapat pada
batu - batuan. Lama - kelamaan air laut menjadi asin karena banyak
mengandung garam. Air tawar lebih ringan dari air asin. (Ayano,
2018)

2.1.2 Karakteristik Air Laut


Baku Mutu Air Laut adalah ukuran batas atau kadar makhluk
hidup, zat, energi atau komponen yang ada atau harus ada dan atau
unsur pencemar yang ditenggang keberadaannya di dalam air laut.
Berikut adalah baku mutu air laut berdasarkan KEPUTUSAN
MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 51 Tahun
2004 tentang baku mutu air laut :
2.2 Syarat Air Pengisi Boiler
Pada dasarnya air yang akan digunakan, terutama yang digunakan sebagai
air pengisi ketel, harus memenuhi syarat. Air yang berasal dari alam (sungai dan
tanah) tidak ada yang dalam keadaan murni, biasanya terdapat pengotor-pengotor,
antara lain :
1. Zat tersuspensi, seperti lumpur dan tanah liat. Biasanya dihilangkan dengan
penyaringan.
2. Zat terlarut, seperti garam-garam mineral (garam magnesium, kalsium dan lain-
lain).
Boiler atau ketel uap merupakan sebuah alat untuk pembangkit uap dimana
uap ini berfungsi sebagaizat pemindah tenaga kaloris. Tenaga kalor yang
dikandung dalam uap dinyatakan dengan entalpi panas.
     
Hal-hal yang mempengaruhi efisiensi boiler adalah bahan bakar dan
kualitas air umpan boiler.Parameter-parameter yang mempengaruhi kualitas
air umpan boiler antara lain:
1. Oksigen terlarut, dalam jumlah yang tinggi dapat menyebabkan korosi pada
peralatan boiler.
2. Kekeruhan, dapat mengenda pada perpipaan dan peralatan proses serta
mengganggu proses.
3. pH. Bila tidak sesuai dengan standar kualitas air umpan boiler dapat
menyebabkan korosi pada peralatan.
4. Kesadahan, merupakan kandungan ion Ca dan Mg yang dapat menyebabkan
kerak pada peralatan serta perpipaan boiler sehingga menimbulkan local
overheating
5. Fe, dapat menyebabkan air bewarna dan mengendap disaluran air dan boiler
bila teroksidasi oleh oksigen.
Secara umum air yang akan digunakan sebagai umpan boiler adalah air
yang tidak mengandung unsur yang dapat menyebabkan terjadinya endapan
yang dapat membentuk kerak pada boiler dan air yang tidak mengandung
unsur yang dapat menyebabkan korosi boiler. 
Berikut ini merupakan persyaratan baku mutu air umpan boiler :
Harga pH pada air umpan boiler penting untuk diperhatikan untuk
mencegah terjadinya korosi. Terdapat hubungan antara pH dan laju
terjadinya korosi pada bahan kontruksi dari logam mid steel yang
menunjukkan adanya kecenderungan menurunnya korosi dengan naiknya
harga pH.

2.3 Karakteristik Air Boiler


1. pH
Merupakan indikasi untuk keasaman suatu zat . PH (Pondus
hidrogenium) ditentukan oleh jumlah hydrogen bebas (H +) dalam suatu
zat. PH adalah factor logaritmik, ketika sebuah larutan menjadi 10x lebih
asam, PH akan jatuh oleh satu unit.
          2. Daya hantar listrik/konduktivitas
Daya hantar listrik adalah kemampuan dari larutan untuk
menghantarkan arus listrik yang dinyatakan dalam pmhos/cm. Harga daya
hantar listrik dari umpan air boiler di[erhatikan untuk mencegah terjadinya
endapan kerak pada bagian permukaan perpidahan panas dan untuk
menjaga kemurnian steam.

         3. Alkalinitas
Didefinisikan sebagai jumlah anion dalam air yang akan bereaksi
untuk menetralkan ion H+ . Harga alkalinitas tinggi tidak dikehendaki
untuk umpan air boiler karena dapat menimbulkan pembusaan dan
carryover.

        4. Kesadahan, karbonat dan non karbonat


        5. Silica
     6.  Besi
       7.  Phospat
8.  Turbiditas, sifat optic dari suatu larutan yang menyebabka cahaya yang
melaluinya terabsorsi.
       9.   TTS ( Total Suspendied Solid)

2.4 Pengolahan Air Laut Menjadi Air Umpan Boiler


Tahap pengolahan air laut untuk memenuhi baku mutu air laut sesuai
Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 51 tahun 2004 :

FILTRASI NETRALISASI DEMINERALISASI


2.5 Aplikasi Air Pengumpan Boiler Dari Air Laut Pada PLTU
2.5.1 Tahap Filtrasi
Air laut dari intake canal (conductivity = 40.000-50.000 µs/cm) yang memiliki
beberapa filter sebagai berikut :

 Coarse Screen
Filter pertama air laut yang bertujuan menahan kotoran yang berukuran
besar. Berbentuk seperti jaring
 Bar Screen
Filter kedua air laut yang berbentuk seperti anyaman yang terbuat dari
material besi tahan karat sehingga padatan yang masih lolos dari coarse
screen diharapkan tertangkap disini.
 Travelling Screen
Filter ketiga yang berupa saringan berjalan dari atas ke bawah. Filter ini
akan terus berputar untuk menyapu kotoran yang terikut dari bawah untuk
dibawa keatas dan dibuang.
 Debris Filter
Filter keempat yang dilengkapi teknologi modern yang bisa autobackwash
berdasarkan perbedaan tekanan antara in dan out. Filter ini ditempatkan di
antara perpipaan sebelum inlet condenser.
2.5.2 Desalination Plant
Desalination Plant adalah proses meminimalisir kadar garam (salinitas)
dari air laut. Untuk pembangkit listrik yang berkapasitas besar menggunakan alat
tipe multi stage flash evaporator (MSFE) yaitu sistem distilasi multi stage yang
sekali lewatan air laut tanpa sirkulasi sehingga antara masukan dan keluaran selalu
fluida yang baru. Dalam proses ini didapatkan distillate (produk yang diharapkan
yang disebut air tawar (raw water) yang memiliki conductivity ≤ 40 µs / cm dan
produk yang tidak diharapkan yang mengandung salinitas tinggi yang tidak
mengalami kondensasi dan dibuang dengan pompa blow down pump. Istilat
tersebut umumnya digunakan untuk desalination plant tipe MSFE atau MED,
namun jika menggunakan tipe reverse-osmosis (RO) maka terdapat 2 istilah yaitu
permeate (produk yang diharapkan) dan concentrate (produk yang dibuang).
Peralatan dalam Desalination Plant adalah :
 Sea Water Pump
Pompa yang digunakan untuk mengalirkan air menuju ke pretreatment
seperti clarifier atau bak pengendapan.
 Automatic Filter dan Basket Filter
Automatic Filter bekerja normally open dan motor filter bergerak otomatis
berdasarkan perbedaan tekanan antara inlet dan outlet filter (karena ada
penyumbat padatan) sehingga motor akan bergerak memutar filter untuk
merontokkan filter. Basket filter berfungsi menyaring jika masih ada
partikel padatan terikut.
 Chemical Injection
Beberapa injeksi kimia yang dipakai adalah :
o Anti Scaling berfungsi untuk mencegah terjadinya kerak di
perpipaan
o Anti Foam berfungsi untuk mencegah terjadinya buih - buih pada
air laut di water treatment plant
o Acid berfungsi untuk membersihkan tube

Injeksi dilakukan sebelum air laut masuk ke Basket Filter atau


Automatic Filter.

 Brine Heater
Pemanas air laut sebelum masuk proses yang panasnya diambil
dari auxiliary steam low pressure (LP) turbine dengan suhu ± 110 oC dan
tekanan 1,25 bar.
 Ruang Evaporator (Multi Stage / Chamber)
Stage / Chamber sebanyak 30 buah yang tersusun seri melingkar 4
seri diagonal dengan susunan seri 1 (stage 1 – 10), seri 2 (stage 11 – 18),
seri 3 (stage 19 – 25) dan seri 4 (stage 26 – 30). Air laut dipompa menuju
ke stage terakhir 30 dan mengalir sampai ke stage awal 1 melewati sisi
dalam chamber kemudian melewati brine heater untuk pemanasan
kemudian dilewatkan ruang evaporator (stage) mulai dari seri 1 - seri 2 -
seri 3 dan seri 4. Air laut yang sudah melewati brine heater akan
mengalami penguapan selama mengalir ke ruang evaporator dan karena
kontak dengan aliran air laut dingin di dalam chamber maka terjadilah
kondensasi (distillate water) dan tertampung khusus di dalam chamber
untuk dibawa ke proses selanjutnya dengan distillate pump sedangkan
yang tidak teruapkan di stage awal akan terus mengalir sampai stage
terakhir sampai ter-kondensasi. Namun sampai stage terakhir terdapat air
laut yang tidak mengalami kondensasi dan disedot oleh pompa blowdown
pump untuk dibuang kembali ke laut. Kondisi disini vacuum karena
pengaruh jet ejector system sehingga penguapan di tiap ruang evaporator
menjadi lebih cepat pada panas rendah dan cepat mengalami proses
kondensasi
 Jet Ejector
Peralatan yang berfungsi untuk membuat vacuum system.
 Distillate Pump
Pompa untuk air yang diharapkan dari hasil proses kondensasi di
desalination plant untuk dibawa ke tank.
 Condensate Pump
Pompa hasil kondensasi di brine heater untuk dikembalikan lagi ke
stage.
 Blowdown Pump
Pompa untuk menyedot air laut yang tidak mengalami kondensasi
di ruang evaporator untuk dibuang ke laut. Produk dari desalination plant
kemudian dipompa oleh distillate pump ke tank untuk penampungan
sementara kemudian dipompa oleh modif pump ke raw water tank (RWT).

2.5.3 Demineralization Plant / WTP Plant


WTP Plant berfungsi untuk menghasilkan air bebas mineral dan
didalamnya terdapat beberapa peralatan seperti :

 HCL Tank
Larutan HCl 32 % yang akan diencerkan sesuai kebutuhan
regenerasi yaitu 4 % untuk proses regenerasi resin kation (Rz-) dan
menangkap ion H+ dari HCl sehingga terjadi pengikatan Rz-H+
 NaOH Tank
Larutan NaOH 40 % yang akan diencerkan sesuai kebutuhan
regenerasi yaitu 4 % untuk proses regenerasi resin anion (Rz +) dan
menangkap ion OH- sehingga terjadi pengikatan Rz+OH-
 Prefilter Tank
Bertujuan penyaring awal raw water sebelum masuk ke mixed bed
polisher dari pengotor air, kandungan besi. Didalamnya terdapat catridge
untuk penangkap kotoran.
 Mixed Bed Polisher Tank
Berisi resin anion (Rz+) untuk pengikatan ion mineral negatif (Cl-,
SO42- , CO32-, SiO2- dan resin kation (Rz-) untuk pengikatan ion mineral
positif (Mg2+, Ca2+). Resin dicampur dalam satu tank sehingga disebut
mixed bed dan air keluaran mempunyai conductivity ≤ 1 µs / cm
(demineralized water) yang siap untuk dimasak di boiler. Reaksi
pengikatan sebagai berikut :
Resin Kation (-) Rz-H+ + X+ ---> Rz-X+ + H+ (dengan X+ adalah ion positif)
Resin Anion (+) Rz+OH- + X- ---> Rz+X- + OH- (dengan X- adalah ion
negatif)
 Mixing Air Receiver
Berisi udara bertekanan untuk mencampur resin di mixed bed
polisher.
 Waste Water Pit
Tempat penampungan air sisa proses regenerasi.
 Make Up Water Tank (MWT)
Tempat penampungan air yang siap untuk proses selanjutnya di
unit. Kondisi air disini disyaratkan mempunyai conductivity < 1 µs / cm
dan pH 6,5 – 8.

2.5.4 Tahap Deaerasi


Deaerator adalah salah satu jenis alat pemanas yang digunakan oleh
banyak pembangkit listrik didunia. Deaerator biasanya terletak pada bagian atas
dari ruangan turbin. Fungsi utama dearator adalah untuk mengurangi
kadar/konsentrasi oksigen sehingga berada pada level yang sangat rendah seolah-
olah tidak ada lagi oksigen pada air tersebut. Padahal kita tahu bahwa air itu
komposisi kimianya terdiri dari unsur Hidrogen dan oksigen.
Deaerator pada prinsipnya hampir sama dengan heater yang lainnya yakni
juga berfungsi untuk pemanasan temperatur feedwater, akan tetapi berbeda dalam
hal prosesnya. Proses perpindahan panas yang terjadi didalam heater adalah
perpindahan panas secara tidak langsung. Air dipanaskan oleh steam yang
mengalir pada tube-tube yang ada didalam heater. Sedangkan pada deaerator,
perpindahan panas terjadi akibat dari kontak langsung antara steam dan feedwater.

2.5.5 Berbagai zat kimia yang dipakai untuk menjaga kualitas air boiler

 Sodium Hipoklorit (NaOCl) dan Pereaksian antara Asam Korida (HCl) +


Sodium Chloride (NaO2Cl)
Diijnjeksikan di bak penampung air laut untuk melemahkan biota
laut agar tidak terikut ke proses selanjutnya.
 Poly Alumunium Chloride (PAC), Al2(SO4)3(Tawas) dll
Diinjeksikan di settling pond untuk membantu mempercepat
pengendapan (coagulant)
 Anti Scale ---> Na3PO4, Na2HPO4, NaOH
Diinjeksikan di demineralized water plant dan steam drum untuk
mencegah karat yang bisa menyebabkan korosi pipa (tube). Selain itu juga
bisa untuk menaikan pH air boiler (8,8 - 10,8), namun pH air juga tidak
bisa dibuat terlalu tinggi (> 10,8) karena bisa menyebabkan korosi pH
tinggi. Ini grafik untuk menentukan penggunaan phospate yang dilihat dari
parameter suhu dan tekanan operasi boiler.
 Oxygen Scavenger ---> Sodium Sulphite (Na2SO3), Sodium Bisulphite
(NaHSO3) dan Hydrazine (N2H4)
Diinjeksikan di deaerator untuk meminimalisir kandungan O2
terlarut.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Air laut merupakan larutan yang kompleks yang mengandung berbagai
macam bahan kimia organik dan anorganik. Air laut memiliki kadar garam
rata-rata 3,5%. Air laut memiliki kadar garam karena bumi dipenuhi dengan
garam mineral yang terdapat di dalam batu-batuan dan tanah. Contohnya
natrium, kalium, kalsium, dll. Boiler atau ketel uap merupakan sebuah alat
untuk pembangkit uap dimana uap ini berfungsi sebagaizat pemindah tenaga
kaloris. Tenaga kalor yang dikandung dalam uap dinyatakan dengan entalpi
panas.
Untuk menghasilkan air bebas mineral di unit pembangkitan diperlukan
suatu sistem pengolahan air yang disebut water treatment plant (WTP). WTP
adalah proses pengolahan air yang dimulai dari pre-treatment-desalination dan
demineralization.
Proses WTP : Air Laut – Desalination Plant – Raw Water Tank (Air
Tawar) – Demineralization Plant (Air Demin) – Make Up Water Tank – Unit
(Condensor – Deaerator – Steam Drum – Steam Turbin)
DAFTAR PUSTAKA

Annesniwa.2014.Ketel Uap. http://annesniwa.blogspot.com/2014/09/pengilahan-


air-untuk-boiler-ketel-uap.html

Feriyanto.2015. Water Treatment Plant PLTU.


https://www.caesarvery.com/2015/06/water-treatment-plant-in-power-
plant.html

Hamuna, Baigo, dkk. 2018. Kajian Kualitas Air Laut dan Indeks Pencemaran
Berdasarkan Parameter Fisika-Kimia Di Perairan Distrik Depapre,
Jayapura. Jurnal Ilmu Lingkungan. Vol 16 Issue 1: 35-43. Semarang:
Undip

Post medya. 2019. Mengapa Air Laut Bisa Asin? Simak Penjelasan Berikut Ini.
postmedya.com/science/mengapa-air-laut-bisa-asin-simak-penjelasan-
berikut-ini/.

Setiadi, Tjandra. 2007. Pengolahan dan Penyediaan Air. Bandung:ITB.

Technoart. 2015. Pengolahan air di pltu. http://artikel-teknologi.com/pengolahan-


air-di-pltu-3-2/.

Anda mungkin juga menyukai