Anda di halaman 1dari 41

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Perkembangan produksi pupuk di Indonesia setiap tahun mengalami


peningkatan. Pengingkatan ini terjadi karena kebutuhan masyarakat dan
perusahaan terhadap pupuk juga meningkat, peningkatan pupuk ini dikarenakan
para petani dan yang lain ingin menghasilkan tanaman yang berkualitas dan dapat
memberi kepuasan kepada pelanggan.
PT Sentana Adidaya Pratama (SADP) merupakan salah satu pabrik
produksi fertilizer yang ada di Kota Dumai. Hasil utama PT Sentana Adidaya
Pratama adalah fertilizer jenis NPK dengan grade yang bervariasi. Mahkota
Fertilizer merupakan merek dagang yang di produksi di PT SADP. Pupuk yang
dihasilkan oleh PT SADP akan di kirim ke perkebunan-perkebunan di Indonesia
serta di Ekspor keluar Negeri. Pupuk yang diproduksi di PT SADP merupakan
jenis pupuk majemuk yaitu pupuk yang terdiri dari kumpulan pupuk tunggal.
Sebagai seorang mahasiswa teknik industri sudah sewajarnya untuk
mengetahui dan memahami bagaimana proses pengolahan pupuk. Untuk melihat
secara langsung dan mengetahui lebih banyak tentang produksi pupuk tunggal
menjadi pupuk majemuk/NPK dapat dilakukan melalui Kerja Praktek. Kerja
Praktek meraupakan salah satu mata kuliah keahlian dalam pendidikan program
teknik industri di Sekolah Tinggi Teknologi Dumai. Melalui Kerja Praktek ini
mahasiswa dapat melakukan pengamatan langsung bagaimana proses produksi
fertilizer tersebut.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, rumusan masalah yang akan


dibahas dalam KP ini adalah:
1. Bagaimana proses produksi Mahkota Fertilizer plant 3 PT SADP?
2. Apa saja permasalahan yang ada pada saat proses produksi pupuk di plant 3 PT

SADP?

1.3. Tujuan Pelaksanaan Kerja Praktek

Dalam melaksanakan kerja praktek ini, penulis memiliki tujuan dari kerja
praktek yang dilakukan. Adapun tujuan penelitian sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui alur proses produksi Mahkota Fertilizer pada PT SADP.
2. Untuk mengetahui permasalahan yang ada pada saat proses produksi pupuk di
plant 3 PT SADP.

1.4. Batasan Masalah

Laporan kerja praktek ini memiliki batasan masalah agar permasalahan


yang dibahas menjadi terarah. Adapun batasan masalah sebagai berikut:
1. Proses produksi yang dipelajari hanya dari raw material sampai ke produk
pada plant 3 PT SADP.
2. Perusahaan yang dijadikan sebagai tempat pengumpulan data adalah PT SADP.
3. Peneliti tidak membahas secara keseluruhan tentang Quality Control Pupuk
yang di produksi di plant 3.

1.5. Manfaat Kerja Praktek

Adapun manfaat kerja praktek yang diperoleh pada kerja praktek di PT


Sentana Adidaya Pratama Kawasan Industri Dumai Pelintung adalah sebagai
berikut:
a. Bagi Mahasiswa
Manfaat kerja praktek yang diperoleh untuk mahasiswa sebagai
berikut:
1. Dapat mengetahui berbagai aspek perusahaan seperti: aspek teknik, aspek
pengolahan, persediaan, perawatan dan sebagainya.
2. Memperoleh kesempatan berlatih dilapangan.
3. Untuk memahami cara melaksanakan penelitian karya ilmiah.

2
4. Dapat mengenal lingkungan industri dan perusahaan.
b. Akademis
Untuk memperluas perkenalan STT Dumai dan khususnya program teknik
industri kepada lingkungan dan pihak perusahaan.
c. Perusahaan
Manfaat adanya mahasiswa yang melakukan kerja praktek yang
diperoleh untuk perusahaan sebagai berikut:
1. Dapat melihat keadaan perusahaan dari sudut pandang mahasiswa yang
melakukan kerja praktek.
2. Sebagai sumbangan perusahaan dalam memajukan pembangunan dibidang
pendidikan dan meningkatkan sumber daya manusia di kota Dumai.

1.6. Sistematika Penulisan Kerja Praktek

Dalam penulisan laporan praktek kerja lapangan ini dibagi menjadi lima
bagian pokok yang prinsipnya antara bagian yang satu dengan yang lainnya saling
terkait. Adapun bagian tersebut adalah:
BAB I : Pendahuluan
Menjelaskan tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan, batasan
masalah, manfaat, metode pengolahan data dan sistematika penulisan
laporan.
BAB II : Profil Perusahaan
Bab ini berisikan informasi mengenai perusahaan.
BAB III: Landasan Teori
Bab ini berisikan tentang landasan teori-teori yang akan dilaksanakan
dan dikerjakan selama kegiatan praktek kerja lapangan. Serta acuan
dalam melanjutkan bab selanjutnya.
BAB IV : Pembahasan
Bab ini berisikan tentang hasil serta data-data yang ada dan pembahasan
mengenai data-data tersebut.

3
BAB V : Penutup
Bab ini berisikan kesimpulan dan saran yang diperoleh dari
pembahasan dan saran dari peneliti untuk laporan kerja praktek.

4
BAB II
PROFIL PERUSAHAAN

2.1. Sejarah PT Sentana Adidaya Pratama

PT Sentana Adidaya Pratama  (SADP) didirikan tahun 1999 dengan


trading pupuk menjadi bisnis pertamanya  menggunakan merek Mahkota
Fertilizer sedangkan beroperasi mulai tahun 2003. PT SADP merupakan anak
perusahaan Wilmar Group Indonesia  salah satu perusahaan agrobisnis terbesar di
dunia terutama dalam bidang CPO dan turunannya. Ditahap awal
perkembangannya Mahkota Fertilizer melakukan impor dan distribusi untuk
seluruh pupuk berkualitas dan terjangkau yang dibutuhkan oleh perkebunan dan
pertanian khususnya perkebunan kelapa sawit seperti  pupuk tunggal (straight
fertilizer) yaitu pupuk KCl (kalium klorida), dan pupuk Rock Phospate (RP) (PT
Sentana Adidaya Pratama, 2017).
Dalam perjalanannya di picu oleh tingginya akan permintaan pupuk NPK
(compound fertilizer) dan juga semakin meningkatnya pengetahuan  user
perkebunan terhadap management pemupukan yang berimbang efektif dan efisien.
PT Sentana Adidaya Pratama menjawab tantangan itu dengan membangun pabrik
NPK sendiri yang berlokasi di Dumai Industrial state ( kawasan industri dumai)
Riau. Tahun 2002 Perkembangan  perkebunan kelapa sawit yang pesat menjadi
salah satu motor penggerak roda perekonomian nasional Mahkota Fertilizer untuk
terus melakukan ekspansi pembangunan pabrik NPK sebagai bentuk peran aktif
terhadap kemajuan perekonomian Indonesia,  sampai saat ini pupuk NPK telah
mempunyai 6 plant di seluruh Indonesia dengan kapasitas lebih dari 1 juta MT per
tahun (PT Sentana Adidaya Pratama, 2017).

5
2.2. Lokasi Perusahaan

Adapun lokasi usaha kegiatan PT Sentana Adidaya Pratama  (SADP) ini


adalah sebagai berikut (PT Sentana Adidaya Pratama, 2017):
1. Lokasi usaha: Penelitian ini dilakukan di Pabrik SADP Pelintung Jalan Raya
Dumai–Sei Pakning Kilometer 32 Kawasan Industri  Dumai Pelintung
Kecamatan Medang kampai Dumai-Riau 28816.
2. Aksesibilitas : lokasi usaha dapat ditempuh ±1/2 jam dari kota Dumai.

2.3. Ruang Lingkup Bidang Usaha

PT Sentana Adidaya Pratama bergerak dalam bidang agrocultural yaitu


pengolahan pupuk tunggal menjadi pupuk majemuk. Produk yang dihasilkan dari
pengolahan bahan baku tersebut NPK sebagai produk utama untuk pertanian
maupun perkebunan. Produk-produk yang dihasilkan tergantung grade yang
diminta oleh permintaan konsumen. Produk unggulan perusahaan di PT Sentana
Adidaya Pratama  yaitu dengan merek Mahkota Fertilizer yang dikirim melalui
dermaga ke luar negeri. Beberapa Negara yang menjadi tempat pemasaran
produk PT Sentana Adidaya Pratama  adalah negara-negara di Asia seperti di
Malaysia, Vietnam, dan Myanmar (PT Sentana Adidaya Pratama, 2017).

2.4. Spesifikasi Produk

Berikut ini macam-macam pupuk NPK yang diproduksi di PT Sentana


Adidaya Pratama, yaitu sebagai berikut (PT Sentana Adidaya Pratama, 2017):
1. NPK 12-12-17-2+TE
2. NPK 13-6-27-4
3. NPK 16-6-27-4
4. NPK 13-8-27+0,5B
5. NPK 15-15-6-4
6. NPK 13-6-27+0,65B
7. NPK 12-6-22-3+TE
8. NPK 13-8-27-4+0,5B, dan lain-lain.

6
2.5. Struktur Organisasi PT Sentana Adidaya Pratama

Struktur organisasi adalah gambaran umum hubungan kerjasama antara


dua orang atau lebih dengan tugas yang saling berhubungan satu sama lain supaya
tercapainya suatu tujuan yang sama. Struktur organisasi bagi perusahaan sangat
penting dalam menentukan jalannya perusahaan tersebut. Job description,
wewenang dan tanggung jawab dapat digambarkan pada struktur organisasi,
sehingga para karyawan mengetahui job description dan tanggung jawab masing-
masing. Adapun struktur organisasi PT sentana adidaya Pratama dapat dilihat
pada Gambar 2.1. Berikut ini adalah penjelasan tugas dari struktur organisasi
tersebut (PT SADP, 2019):
a) Factory Manager
Tugas dari seorang factory manager, antara lain:
a. Mengelola Pabrik dan seluruh aset sumber daya yang berada dibawah
pengawasannya.
b. Menyusun rencana dan anggaran tahunan.
c. Merencanakan, mempersiapkan, melaksanakan dan mengawasi kegiatan
pengolahan serta aspek lainnya agar mutu dan effisiensi yang tinggi dapat
dicapai dengan biaya yang ekonomis.
d. Menciptakan/menumbuhkan “Sense of Belonging” kepada seluruh
personil.
e. Dapat  mengantisipasi kejadian yang mungkin merugikan perusahaan.
b) Production Head
Berikut ini adalah tugas dari seorang production manager, yaitu:
a. Bekerja sama dengan kepala bagian PPC dalam penyusunan rencana dan
jadwal produksi.
b. Mengkoordinir dan mengawasi serta memberikan pengarahan kerja kepada
setiap seksi di bawahnya untuk menjamin terlaksananya kesinambungan
dalam proses produksi.
c. Memonitor pelaksanaan rencana produksi agar dapat dicapai hasil produksi
sesuai jadwal, volume, dan mutu yang ditetapkan.

7
8

Factory Manager

Production Engineering Quality Weight


PPIC Utility Bagging Operasional Store EHS
Head Head Control Bridge

Production Engineer
Foreman Ass SPV Foreman Foreman Ops SPV Foreman Foreman
SPV SPV

Engin Ass
Prod Ass SPV Operator Foreman Operator Operator Ops Ass SPV Operator Operator
SPV

Prod Analyst
Foreman Foreman
Foreman

Operator Operator Operator

Gambar 2.1. Struktur Organisasi PT Sentana Adidaya Pratama Dumai-Pelintung.


Sumber: PT Sentana Adidaya Pratama, 2019

Gambar 2.1. menunjukaan struktur organisasi di PT Sentana Adidaya Pratama (SADP).


9

d. Mengkoordinir dan mengawasi serta memberikan pengarahan kerja kepada


setiap seksi di bawahnya untuk menjamin terlaksananya kesinambungan
dalam proses produksi.
e. Memonitor pelaksanaan rencana produksi agar dapat dicapai hasil produksi
sesuai jadwal, volume, dan mutu yang ditetapkan.
f. Bertanggung jawab atas pengendalian bahan baku dan efisiensi penggunaan
tenaga kerja, mesin, dan peralatan.
g. Selalu menjaga agar fasilitas produksi berfungsi sebagaimana mestinya.
h. Selalu berusaha untuk meningkatkan keterampilan setiap penanggung
jawab dan karyawan di bawah tanggung jawabnya dengan memanfaatkan
tenaga ahli yang didatangkan oleh perusahaan.
i. Membantu supervisor listrik, bengkel, mekanik dalam pemeliharaan semua
instalasi yang ada di pabrik.
j. Membuat laporan harian dan berkala mengenai kegiatan di bagiannya
sesuai dengan sistem pelaporan yang berlaku.
k. Berusaha mencari cara-cara penekanan biaya dan metode perbaikan kerja
yang lebih efisien.
l. Menjaga disiplin kerja dan menilai prestasi kerja bawahannya secara
berkala.
m. Melakukan penilaian terhadap prestasi kerja bawahannya secara berkala.
n. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh manager produksi.
c) Supervisor
Tugas dari seorang production shift supervisor adalah sebagai berikut:
a. Menyampaikan kebijakan yang disampaikan oleh jabatan di atasnya kepada
seluruh bawahan dan groupnya.
b. Mengatur kelompok kerja pada grup yang dipegangnya,
c. Memberikan tugas pada subordinate.
d. Melaksanakan tugas, proyek, dan pekerjaan secara langsung.
e. Memberikan training pada subordinate.
f. Memimpin dan memotivasi subordinate atau bawahannya.
g. Menegakkan aturan yang telah di tentukan oleh perusahaan.
h. Mendisiplinkan bawahan/subordinate.
i. Memecahkan masalah sehari hari yang rutin.
j. Membuat rencana jangka pendek untuk tugas yang telah ditetapkan oleh
atasannya.
k. Mengontrol dan mengevaluasi kinerja bawahan.
l. Memberikan info pada manajemen mengenai kondisi bawahan, atau
menjadi perantara antara pekerja dengan manajemen.
d) Foreman
Tugas dari seorang production foreman adalah sebagai berikut:
a. Membuat schedule kegiatan atau jadwal kegiatan pekerjaan.
b. Memonitor atau memantau progress pekerjaan yang dilakukan tenaga ahli.
c. Bertanggung jawab dalam melaksanakan supervisi langsung dan tidak
langsung kepada semua karyawan yang berada di bawah tanggung
jawabnya, antara lain memberikan pelatihan kepada karyawan agar dapat
mencapai tingkat batas minimum kemampuan yang diperlukan bagi
teamnya dan dapat menerapkan sikap disiplin kepada karyawan sesuai
dengan peraturan yang berlaku di perusahaan.
d. Bertanggung jawab dalam melaksanakan koordinasi dalam membina kerja
sama team yang solid.
e. Bertanggung jawab dalam mencapai suatu target pekerjaan yang telah
ditetapkan dan sesuai dengan aturan.
f. Mengkoordinir seluruh aktifitas tim dalam mengelola seluruh kegiatan 
baik dilapangan maupun dikantor.
g. Bertanggung jawab terhadap pemberi pekerjaan yang berkaitan terhadap
kegiatan tim pelaksana pekerjaan.
h. Membimbing dan mengarahkan anggota team dalam mempersiapkan
semua laporan yang diperlukan.
i. Melakukan pengecekan hasil pekerjaan yang telah dilaksanakan.
j. Melaksanakan presentasi dengan direksi pekerjaan dan instansi terkait.

10
e) Operator
Tugas dari seorang production field operator ini ialah sebagai berikut:
a. Melaksanakan kebijakan dan rencana produksi 
b. Melaksanakan proses produksi dan prosedur kualitas sesuai dengan
ketentuan suatu perusahaan
c. mengoperasikan mesin dan mengontrol proses produksi.
d. Mengatur dan mengontrol bahan baku proses produksi sehingga menjadi
bahan jadi dengan ketentuan target yang telah ditentukan oleh perusahaan. 
e. Memahami kerja dengan standar keamanan, kesehatan dan keselamatan
dalam bekerja. 

2.6. Visi dan Misi PT Sentana Adidaya Pratama

Di dalam menjalankan operasional perusahaan manajemen PT Sentana


Adidaya Pratama telah menetapkan suatu visi dan misi yaitu (PT Sentana Adidaya
Pratama, 2017):
Visi dari PT Sentana Adidaya Pratama, yaitu:
“Menjadi perusahaan industri pupuk yang layak dan memberikan
motivasi dalam pembangunan pertanian di Indonesia”.
Misi dari PT Sentana Adidaya Pratama, yaitu:
“Membangun kemitraan dengan petani dan pengusaha
perkebunan dalam meningkatkan meningkatkan produktivitas
pertaniannya meliputi pelayanan yang komprehensif dalam pengelolaan
pertanian, dimana prioritas utamanya adalah perkebunan kelapa sawit”.
Untuk mencapai visi dan misi di atas, Mahkota Fertilizer berkomitmen
menyediakan pupuk berkualitas dan bekerjasama dengan  supplier Internasional
terkemuka, membangun kerjasama dengan perguruan tinggi dan institusi ataupun
lembaga penelitian, mengadakan seminar dan technical meeting dengan
stakeholder pertanian dan perkebunan, memberikan konsultasi agronomis kepada
petani dan pekebun.

11
2.7. Tenaga Kerja Perusahaan

PT SADP memiliki tenaga kerja yang terdiri dari karyawan tetap dan
harian. Karyawan tersebut di tempatkan sesuai dengan kebutuhan perusahaan.
Untuk menjelaskan rutinitas produksi PT SADP, karyawan tersebut di tempatkan
sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Untuk menjelaskan rutinitas produksi PT
SADP memiliki pembagian tenaga kerja tetap dan tenaga kerja harian.
Berdasarkan jam kerjanya tenaga kerja di perusahaan dikelompokkan atas dua
bagian yaitu (PT Sentana Adidaya Pratama, 2017):
A. Kelompok kerja langsung, yaitu kelompok kerja yang harus bekerja secara
terus menerus di dalam unit kerja. Kelompok ini langsung berhubungan dengan
proses yaitu bagian produksi, utility, operasional, Store departement, PPIC,
bagging dan laboratorium.
B. Kelompok kerja tak langsung, yaitu kelompok kerja yang hanya bekerja secara
periodik di dalam unit kerja, antara lain pegawai kantor dan petugas
kebersihan.
Jam kerja yang berlaku di PT SADP terbagi atas dua yaitu :
1. General Time (non shift)
Adalah waktu kerja yang berlaku untuk karyawan yang bekerja di
kantor (administrasi). Waktu kerja yang berlaku pada general time adalah:
A. Pada hari senin sampai kamis:
Pukul 08.00-12.00 WIB (bekerja)
Pukul 12.00-13.00 WIB (istirahat)
Pukul 13.00-16.00 WIB (bekerja)
B. Pada hari jum’at :
Pukul 08.00-12.00 WIB (bekerja)
Pukul 12.00-13.30 WIB (istirahat)
Pukul 13.30-16.00 WIB (bekerja)
C. Pada hari sabtu:
Pukul 08.00-13.00 WIB (bekerja)

12
2. Shift Time
Karena proses produksi di PT SADP berlangsung selama 24 jam,
maka waktu kerja untuk karyawan yang bekerja di lantai pabrik dibagi atas
tiga shift kerja. Karyawan yang bekerja pada shift tersebut dibagi lagi
berdasarkan jadwal waktu kerja pada masing-masing shift tersebut. Pembagian
waktu kerjanya adalah sebagai berikut:
A. Shift I : pukul 08.00-16.00 WIB
B. Shift II : pukul 16.00-24.00 WIB
C. Shift III : pukul 24.00-08.00 WIB

2.8. Sasaran Mutu PT Sentana Adidaya Pratama

Sasaran mutu di PT Sentana Adidaya Pratama, yaitu (PT Sentana


Adidaya Pratama, 2017):
1. Produk terukur dengan kebijakan mutu:
a. Produk tidak sesuai untuk semua grade NPK maksimal 5% dari total
produksi perbulan.
b. Kapasitas produksi NPK minimal 95% dari kapasitas produksi terpasang.
2. Penerapan training minimal 80% dari total matriks training dalam 1 bulan.
3. Komplain pelanggan maksimal 2 kali dalam sebulan.

2.9. Standar di PT Sentana Adidaya Pratama

Pengembangan  produksi pupuk NPK diimbangi dengan


management quality assurance dan quality control (QA atau QC) yang
baik dan terstandarisasi secara Internasional. Pabrik pupuk NPK telah
terstandarisasi oleh quality management system, yaitu (PT Sentana
Adidaya Pratama, 2017):
a) ISO 9001 adalah standar Internasional yang diakui dunia untuk sertifikasi
Sistem Manajemen Mutu (SMM) dan bersifat global. SMM menyediakan
kerangka kerja bagi perusahaan dan seperangkat prinsip-prinsip dasar dengan
pendekatan manajemen secara nyata dalam aktifitas rutin perusahaan.

13
Sistem ini besifat umum dan dapat diterapkan untuk berbagai jenis
organisasi dan industri. Sistem ini juga bersifat fleksibel untuk mengarahkan
berbagai organisasi dan industri dalam mencapai efisiensi dan efektifitas
dalam pengelolaannya untuk mencapai kepuasan pelanggan.
b) ISO 14001 adalah standar Internasional untuk sertifikasi masalah lingkungan.
Perkembangan perusahaan dan industri ini telah menyebabkan krisis
lingkungan dan energi. Bermula dari dampak industri inilah maka organisasi
dan industri dituntut untuk meningkatkan pertanggungjawaban terhadap
konservasi lingkungan.
Konservasi lingkungan telah menjadi tuntutan dari pelanggan negara
maju yang secara sadar melihat pentingnya perlindungan terhadap lingkungan
dilaksanakan sejak dini untuk meminimalkan kerusakan lingkungan di masa
depan, maka berdasarkan kesepakatan International pada tahun 1996
International Organization for Standardization meluncurkan suatu standar
untuk mengelola lingkungan secara professional di dalam organisasi dan
industri, standar tersebut disebut Sistem Manajemen Lingkungan ISO 14001.
Sistem manajemen ini banyak ditemui pada bidang teknik lingkungan.
Selain itu sistem manajemen ini juga mempunyai kaitan dengan bidang
ergonomi (Teknik Industri) terutama pada kuliah manajemen limbah industri
bidang lingkungan hidup atau ekologi dan ergonomi mempunyai hubungan
yang cukup kuat.
c) SMK3 diatur dalam Permenaker No.05/MEN/1996 tentang Sistem
Manejemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Sistem Manajemen K3 adalah
bagian dari sistem manajemen perusahaan secara keseluruhan yang
dibutuhkan bagi pengembangan, penerapan, pencapaian, pengkajian dan
pemeliharan kewajiban K3, dalam rangka pengendalian resiko yang berkaitan
dengan kegiatan kerja guna terciptanya tempat kerja yang aman, efisien dan
produktif.
Tujuan penerapan SMK3 :
1. Menempatkan tenaga kerja sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagai
manusia.

14
2. Meningkatkan komitmen pimpinan dalam melindungi tenaga kerja.
3. Meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja untuk menghadapi
globalisasi.
4. Proteksi terhadap industri dalam negeri.
5. Meningkatkan daya saing dalam perdagangan Internasional.
6. Mengeliminir boikot LSM Internasional terhadap produk ekspor
Nasional.
7. Meningkatkan pencegahan kecelakaan melalui pendekatan sistem.
8. Pencegahan terhadap problem sosial dan ekonomi terkait dengan
penerapan K3L.
d) SNI 2083:2012 (NPK PADAT)
Standar Nasional Indonesia (SNI) ini merupakan revisi SNI 02-2803-
2000,pupuk NPK padat, yang disusun berdasarkan Program Pemerintah
khususnya dalam rangka perlindungan konsumen dan produsen pupuk serta
mendukung perkembangan agro industri.
1. Ruang lingkup
Standar ini menetapkan persyaratan pupuk NPK padat.
2. Istilah Definisi
Pupuk NPK padat adalah pupuk buatan berbentuk padat yang
mengandung unsur hara utama Nitrogen,Fosfor,Kalium.
Produk yang di hasilkan oleh PT SADP pelindung berdasarkan SNI yang
berlaku berlaku di Indonesia yaitu:
 Memiliki standar ukuran 2-5 mm.
 Kandungan Moisture < 2%.
 Memiliki toleransi grade ± 8% dari grade yang di produksi.

15
BAB III
LANDASAN TEORI

3.1. Pengertian Proses Produksi

Saat ini banyak dijumpai perusahaan yang memproduksi barang


dan jasa untuk memenuhi kebutuhan atau keinginan masyarakat. Untuk
memproduksi barang dan jasa tersebut diperlukan adanya proses produksi.
Sebelum membahas mengenai proses produksi, terlebih dahulu akan
dibahas arti dari proses yaitu Proses adalah suatu cara, metode maupun
teknik untuk penyelenggaraan atau pelaksanaan dari suatu hal tertentu
(Ahyari, 2002).
Sedangkan produksi adalah kegiatan untuk mengetahui
penambahan manfaat atau penciptaan faedah, bentuk, waktu dan tempat
atas faktor-faktor produksi yang bermanfaat bagi pemenuhan konsumen
(Sukanto Reksohadiprodjo, 2002).
Pengertian produksi menurut Sofjan Assauri (2004), produksi
adalah kegiatan yang mentransformasikan masukan (input) menjadi
keluaran (output), tercakup semua aktifitas atau kegiatan yang
menghasilkan barang atau jasa serta kegiatan-kegiatan lain yang
mendukung atau menunjang usaha untuk menghasilkan produk tersebut
yang berupa barang atau jasa. Menurut Ahyari dalam  Christian  (2011), 
“Produksi  diartikan  sebagai  kegiatan  yang  dapat menimbulkan
tambahan manfaat atau faedah baru.
Ditinjau dari pengertian di atas, dapat dilihat proses produksi
merupakan kegiatan atau rangkaian yang saling berkaitan untuk
memberikan nilai atau menambah nilai kegunaan terhadap suatu barang.
Suatu proses produksi yang bertujuan memberi nilai suatu barang dapat
dilihat pada proses produksi yang mengolah bahan baku menjadi barang
setengah jadi atau barang jadi. Sedangkan proses produksi yang bertujuan
untuk menambah nilai atau kegunaan suatu barang atau jasa dapat dilihat

16
pada proses produksi yang merubah barang setengah jadi menjadi barang
jadi. Adapun produksi disini adalah transformasi dari faktor-faktor
produksi (bahan mentah, tenaga kerja, modal, serta teknologi) menjadi
hasil produksi atau produk. Agar tujuan berproduksi yaitu memperoleh
jumlah barang atau produk (termasuk jenis produk), dengan harga dalam
waktu serta kualitas yang diharapkan oleh konsumen, maka proses
produksi perlu diatur dengan baik.

3.2. Jenis-Jenis Proses Produksi

Menghasilkan suatu produk dapat dilakukan melalui beberapa cara,


metode dan teknik yang berbeda-beda. Walaupun proses produksi sangat
banyak, tetapi secara garis besar dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu:
a. Proses produksi terus menerus
Adalah suatu proses produksi dimana terdapat pola urutan yang pasti
dan tidak berubah-ubah dalam pelaksanaan produksi yang dilakukan dari
perusahaan yang bersangkutan sejak dari bahan baku sampai menjadi bahan
jadi (Subagyo, 2002).
b. Proses produksi terputus-putus
Adalah proses produksi dimana terdapat beberapa pola atau urutan
pelaksanaan produksi dalam perusahaan yang bersangkutan sejak bahan baku
sampai menjadi produk akhir (Subagyo, 2002).

3.3. Pengendalian Kualitas

Pengendalian kualitas adalah suatu sistem verifikasi dan penjagaan


atau perawatan dari suatu tingkatan atau derajat kualitas produk atau
proses yang dikehendaki dengan cara perencanaan yang seksama,
pemakaian peralatan yang sesuai, inspeksi yang terus-menerus, serta
tindakan korektif bilamana diperlukan. Dengan demikian hasil yang
diperoleh dari kegiatan pengendalian kualitas ini benar benar bisa
memenuhi standar-standar yang telah direncanakan atau ditetapkan.
Kegiatan pengendalian kualitas pada dasarnya akan merupakan

17
keseluruhan kumpulan aktifitas dimana berusaha untuk mencapai kondisi
“fitness for use” tidak peduli dimana aktifitas tersebut akan dilaksanakan
yaitu mulai pada saat produk dirancang, diproses, sampai selesai dan
didistribusikan ke konsumen. Dengan pengendalian kualitas, maka
diharapkan penyimpangan penyimpangan yang terjadi dapat ditekan
serendah mungkin dan proses produksi dapat diarahkan pada tujuan yang
ingin dicapai. (Wignjosoebroto, 2003).
Menurut Prawirosentono (2007), pengertian kualitas suatu produk
adalah
“Keadaan fisik, fungsi, dan sifat suatu produk bersangkutan yang
dapat memenuhi selera dan kebutuhan konsumen dengan memuaskan
sesuai dengan nilai uang yang telah dikeluarkan.”

3.4. Fungsi Pengendalian Proses Produksi

Fungsi pengendalian proses produksi adalah perencanaan,


penentuan urutan kerja, penentuan waktu kerja, pemberian perintah kerja,
dan tindal lanjut dalam pelaksanaan. Macam-macam dari fungsi
pengendalian proses produksi (Ahyari 2002):
a. Perencanaan produksi
Untuk merencanakan tentang apa dan berapa produk yang akan
diproduksi oleh perusahaan yang bersangkutan dalam suatu periode yang akan
datang. Hal yang perlu dipertimbangkan dalam penyusunan produksi adalah
adanya optimalisasi produk sehingga akan dapat dicapai tingkat biaya yang
paling rendah untuk pelaksanaan suatu proses produksi itu sendiri.
b. Penentuan urutan kerja
Suatu fungsi yang menetukan urutan suatu proses produksi yang akan
dilaksanakan oleh perusahaan. Sehingga perusahaan dapat menetukan urutan
kegiatan kerja yang logis, sistematis, dan ekonomis melalui urutan mana
bahan baku yang dipersiapkan untuk diproses menjadi produk akhir atau
barang jadi.
c. Penentuan waktu kerja

18
Suatu fungsi yang mentukan waktu kerja kapan pekerjaan proses
produksi akan dilaksanakan. Penentuan waktu kerja yang tepat dan jelas akan
dapat membantu tercapainya tingkat produktivitas kerja yang tinggi dalam
perusahaan.

d. Pemberian perintah kerja


Yang memiliki fungsi untuk menyampaikan perintah kepada bagian
pengelolaan yang akan dilakukan sesuai dengan urutan pekerjaan yang telah
ditentukan. Pemberian perintah kerja merupakan awal dari pelaksanaan suatu
pekerjaan untuk menyelesaikan produk yang ada dalam perusahaan.
e. Tindak lanjut dalam pelaksanaan proses produksi
Fungsi yang menindaklanjuti dalam kegiatan proses produksi. Sebab
walaupun urutan kerja dan waktu kerja sudah disusun dengan baik, kemudian
diberikan perintah untuk memulai suatu pekerjaan, bukan berarti semua proses
produksi dapat berjalan dengan yang diharapkan. Bisa saja terjadi
penyimpangan-penyimpangan proses produksi sehingga masih perlu adanya
tindak lanjut dalam proses produksi. Diharapkan dengan adanya tindak lanjut
ini penyimpangan-penyimpangan proses produksi, keterlambatan dan berbagai
macam hal yang mengganggu kelancaran dalam proses produksi sehingga
sebisa mungkin akan dapat diatasi ataupun dihindari.

3.5. Pengertian Kualitas Produk

Produk adalah salah satu faktor yang dapat mempengaruhi


keunggulan bersaing, disamping harga dan jangkauan distribusinya. Jadi
setiap perusahaan berupaya untuk mengembangkan produknya, agar
mampu bersaing dengan produk-produk pesaingnya di pasar. Unsur yang
terpenting dalam produk adalah kualitas. Yang dimaksud kualitas itu
sendiri adalah kualitas adalah faktor-faktor yang terdapat dalam suatu
barang atau hasil yang menyebabkan barang atau hasil tersebut sesuai

19
dengan tujuan untuk apa barang atau hasil dimaksudkan atau dibutuhkan
(Yamit, 2003).
Faktor-faktor disini adalah sifat-sifat yang dimiliki oleh barang
tersebut. Seperti wujudnya, komposisi, kekuatan dan sebagainya. Jadi
kualitas suatu barang tergantung pada sifat-sifat yang dimiliki oleh barang
yang bersangkutan. Sedangkan produk yaitu : “Produk adalah suatu barang
atau jasa untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen secara
memuaskan “ (Ahyari, 2002).

3.6. Definisi Pupuk

Pupuk didefenisikan sebagai material yang ditambahkan ke tanah


atau tajuk tanaman dengan tujuan untuk melengkapi ketersediaan unsur
hara (Novizan, 2005). Pengertian lain dari pupuk adalah pupuk bagi
tanaman sama seperti makanan pada manusia. Oleh tanaman, pupuk
digunakan untuk hidup, tumbuh, dan berkembang. Jika dalam makanan
manusia dikenal ada istilah gizi maka dalam pupuk yang beredar saat ini
terdiri dari bermacam-macam jenis, bentuk, warna, dan merek. Namun,
berdasarkan cara aplikasinya hanya ada dua jenis pupuk akar dan pupuk
daun. Manfaat pupuk adalah menyediakan unsur hara yang kurang atau
bahkan tidak tersedia di tanah untuk mendukung pertumbuhan tanaman.
Namun, secara lebih terinci manfaat pupuk ini dapat dibagi dalam dua
macam, yaitu yang berkaitan dengan perbaikan sifat fisik dan kimia tanah
(Marsono, 2005).
Pupuk merupakan salah satu sumber nutrisi utama yang diberikan
pada tumbuhan. Dalam proses pertumbuhan, perkembangan dan proses
reproduksi setiap hari tumbuhan membutuhkan nutrisi berupa mineral dan
air. Nutrisi yang dibutuhkan oleh tumbuhan diserap melalui akar, batang
dan daun. Nutrisi tersebut memiliki berbagai fungsi yang saling

20
mendukung satu sama lainnya dan menjadi salah satu komponen penting
untuk mendukung produktivitas pertanian (Dwi, 2007).
Pupuk anorganik adalah pupuk yang terbuat dengan proses fisika,
kimia, atau biologis. Pada umumnya pupuk anorganik dibuat oleh pabrik.
Bahan bahan dalam pembuatan pupuk anorgank berbeda beda, tergantung
kandungan yang diinginkan. Misalnya unsur hara fosfor terbuat dari batu
fosfor, unsure hara nitrogen terbuat dari urea. Pupuk anorganik sebagian
besar bersifat hidroskopis. Hidroskopis adalah kemampuan menyerap air
diudara, sehingga semakin tinggi higroskopis semakin cepat  pupuk
mencair (Musnamar, 2003).
Pupuk anorganik atau pupuk buatan dapat dibedakan menjadi
pupuk tunggal dan pupuk majemuk.  Pupuk tunggal adalah pupuk yang
hanya mengandung satu unsur hara misalnya pupuk N, pupuk P, pupuk K
dan sebagainya.  Pupuk majemuk adalah pupuk yang mengandung lebih
dari satu unsur hara misalnya N + P, P + K, N + K, N + P + K dan
sebagainya (Hardjowigeno, 2004).

3.7. Spesifikasi Alat Produksi Fertilizer

Alat yang di gunakan di proses produksi pupuk majemuk ini ialah


sebagai berikut:
1. Granulator drum
Granulator drum ialah alat yang berbentuk slinder yang berfungsi
sebagai pengaduk pupuk-pupuk tunggal atau material sekaligus alat
pembentuk granul-granul pupuk yang akan menjadi produk, pada alat proses
ini juga diberikan air yang sudah ditentukan takarannya agar pupuk yang telah
diaduk menjadi granul yang akan dibentuk sesuai dengan ukuran yang
diinginkan.

21
Gambar 3.1. Granulator Drum
Sumber: Google

2. Dryer Drum
Dryer drum berfungsi sebagai pengering pupuk yang sudah dibentuk di
dalam granulator, proses ini dilakukan dengan cara memberikan uap panas
yang dihasilkan oleh burner, burner berbahan bakar Medium Fuel Oil (MFO)
dan methane gas. Pada dryer drum digunakan hummer ball yang berfungsi
sebagai pemukul agar pupuk yang berada di dalam tidak melekat di dinding
drum. Melekatnya pupuk di dinding drum akan berpengaruh buruk terhadap
proses produksi. Udara panas yang dihasilkan dari burner langsung
dikeluarkan melalui fan dryer. Fan dryer merupakan kipas yang berukuran
besar dan mampu bekerja sebagai penghisap udara panas yang dihasilkan oleh
burner dan menyerap debu, dan selanjutnya udara panas dan debu tersebut
dikeluarkan melalui cerobong asap.

Gambar 3.2. Dryer dan Burner


Sumber: Google

22
3. Coller Drum
Coller drum berfungsi sebagai pendingin pupuk yang sebelumnya
sudah dipanaskan terlebih dahulu di dryer drum, setelah pupuk keluar dari
dryer drum pupuk masuk ke proses coller. Fan coller (kipas) berperan sebagai
pendingin pupuk yang masuk ke coller drum. Pada coller drum juga
digunakan hammer ball yang berfungsi sebagai pemukul agar pupuk yang
berada di dalam tidak melekat di dinding drum. Melekatnya pupuk di dinding
drum akan berpengaruh buruk terhadap proses produksi contohnya berkurang
hasil produksi. Oleh sebab itu di coller juga digunakan hammer ball untuk
memukul dinding drum agar tidak terjadinya pupuk yang melekat. Adapun
gambar dari coller drum ialah sebagai berikut:

Gambar 3.3. Coller Drum


Sumber: Google

4. Screnning
Scrennig (ayakan) berfungsi sebagai pemisahan antara ukuran pupuk
produk dengan yang tidak produk. Ukuran yang akan di jadikan produk antara
lain dari 2 mm sampai 5 mm, pupuk yang under size di kembalikan ke proses
awal, guna melakukan pengolahan kembali (recyle) sedangkan yang over size
di crushing terlebih dahulu agar mudah untuk melakukan pengolahan kembali.
Ukuran 2 mm sampai dengan 5 mm di teruskan ke coating.

23
Gambar 3.4. Screnning
Sumber: Google

5. Crushing
Crushing berfungsi sebagai penghancur produk yang tidak memenuhi
standar ukuran yang sudah ditentukan, setelah itu akan di recycle utnuk
diproses ulang.
6. Coating Drum
Coating drum merupakan alat yang berfungsi untuk melakukan
pelapisan white clay (Coating Agent) ke pupuk yang sudah melalui proses
screnning terlebih dahulu dan sudah menjadi produk. Proses ini merupakan
proses akhir dalam proses produksi pupuk majemuk, sebelum menuju ke
cooling bay (tempat pendinginan sementara). Proses ini difungsikan agar
pupuk tidak menyerap kadar air yang ada di udara. Karena pupuk yang sudah
jadi mempunyai sifat higroskopis (mudah menyerap air).

3.8. Material Handling

Pemindahan bahan atau material handling adalah suatu aktivitas yang


sangat penting dalam kegiatan produksi dan memiliki kaitan erat dengan

24
perencanaan tata letak fasilitas produksi. Adapun alat-alat yang digunakan untuk
melakukan pemindahan material dan barang-barang lainnya ialah sebagai berikut:
1. Conveyor
Conveyor merupakan alat bantu untuk pemindahan bahan baku hingga
bahan jadi. Berguna untuk memindahkan material pupuk dari raw material
hingga ke proses bagging.

Gambar 3.5. Conveyor


Sumber: Google

2. Elevator
Elevator merupakan alat bantu angkutan vertikal yang digunakan
untuk mengangkut barang dari tempat yang rendah ke tempat yang lebih
tinggi.

Gambar 3.6. Elevator

25
Sumber: Google

3. Forklift
Forklift merupakan alat bantu di luar dari sistem produksi yang
berfungsi sebagai pemindahan barang yang sudah di bagging (pengarungan)
menuju ke gudang.

Gambar 3.7. Forklift


Sumber: Google

4. Wheel loader
Wheel loader untuk pemindahan raw material yang sudah jadi untuk di
bagging ke hopper.

Gambar 3.8. Wheel Loader


Sumber: Google

26
BAB IV
PEMBAHASAN

4.1. Kandungan Unsur Hara Fertilizer

NPK fertilizer merupakan pupuk majemuk dengan kandungan


unsur hara yang lengkap. Sebelum mengolah pupuk majemuk, perlu
diperhatikan kandungan unsur hara yang ada di dalam pupuk tunggal.
Berikut ini adalah tabel 4.1. kandungan unsur hara pupuk tunggal:

Tabel 4.1.Unsur Hara Pupuk Tunggal


Pupuk Tunggal Kandungan
Urea 46% Nitrogen
Rock Phospat 28% P2O3
KCL 60% K2O
Magnesite 80% MgO
Borax 45% B2O3
ZnSO4 21% Zn
CuSO4 21% Cu
Brown Clay 70%
White Clay 90%
Sumber: PT SADP, 2019.

Tabel 4.1. menunjukkan jenis pupuk tunggal dan kandungannya


unsur haranya. Berikut ini adalah penjelasan untuk masing-masing unsur
hara pupuk tunggal:
a. Urea 46% (N)
Pupuk urea adalah pupuk kimia yang mengandung Nitrogen (N)
berkadar tinggi. Unsur nitrogen merupakan zat hara yang diperlukan tanaman.
Pupuk urea berbentuk butir-butir kristal berwarna putih, merupakan pupuk
yang mudah larut dalam air dan sifatnya sangat mudah menghisap air
(higroskopis), karen itu sebaiknya di simpan di tempat kering dan tertutup
rapat. Pupuk urea mengandung unsur hara N sebesar 46% dengan pengertian
setiap 1000 kg pupuk NPK mengandung 460 kg pupuk urea. Adapun gambar
dari pupuk urea sebagai berikut:

27
Gambar 4.1. Urea
Sumber: Google

b. Rock Phospat (RP) 28%


Rock phospat (RP) merupakan salah satu pupuk tunggal yang
bermanfaat untuk merangsang pertumbuhan akar sekaligus memperkuatnya
khususnya pada awal pertumbuhan, mengakselerasi pembentukan bungan
serta pemasakan biji dan buah, fosfor juga berberan sebagai bahan pembentuk
inti dan dinding sel, memacu pertumbuhan akar muda. Kegunaan dari pupuk
RP yaitu memacu pertumbuhan akar serta pembentukan akar yang baik,
mempercepat pembentukan bunga serta mempercepat masaknya biji maupun
buah, dan meningkatkan hasil panen. Berikut ini adalah gambar dari Rock
Phospat:

Gambar 4.2. Rock Phospat


Sumber: Google

c. KCL 60%

28
Pupuk KCL atau yang sering disebut sebagai MOP (Muriate Of
Potash) merupakan salah satu jenis pupuk tunggal yang memiliki konsentrasi
tinggi, yaitu mengandung 60% K2O sebagai kalium klorida. Pupuk KCL atau
MOP mengandung kadar kalium sebesar 60% serta klorida sebesar 45%.
Pupuk KCL mengandung unsur hara K sebesar 60% dengan pengertian setiap
1000 kg pupuk NPK mengandung 600 kg pupuk KCL. Pupuk ini memiliki
warna merah maupun putih, dengan dengan tekstur menyerupai kristal. Pupuk
KCL memiliki sifat mudah larut dalam air dan pupuk KCL memiliki
konsentrasi nutrisi yang sangat tinggi.

Gambar 4.3. KCL


Sumber: Google

d. Magnesite
Mengandung 80-85% magnesium dan oksida yang berwarna putih
bubuk
yang berfungsi sebagai transfer atau mensuplai magnesium.

Gambar 4.4. Magnesite


Sumber: Google

29
e. Borax
Mengandung 48% borax dan berwarna putih kristal. Berfungsi sebagai
zat penambahan yang memiliki unsur sedikit (trest elemen).

Gambar 4.5. Borax


Sumber: Google

f. Zinc (ZnSO4) 21%

Mengandung 21% zinc dan sulphate yang berwarna putih kristal.

Berfungsi sebagai zat penambahan yang memiliki unsur sedikit (trest elemen).

Gambar 4.6. ZnSO4


Sumber: Google

30
g. Copper (CuSO4)
Mengandung 21% copper dan sulphate yang berwarna biru kristal.
Berfungsi sebagai zat penambahan yang memiliki unsur sedikit (trest elemen).

Gambar 4.7. CuSO4


Sumber: Google

h. Brown Clay
Mengandung 0% berwarna coklat yang berbentuk pasir, liat, dan debu.
Berfungsi untuk mengikat unsur-unsur urea, KCL, dan rock phospate.

1. Feeding

Gambar 4.8. Brown Clay


Sumber: Google

i. White Clay
Mengandung 1% berwarna putih bubuk. Berfungsi sebagai zat anti
caking (tahan terhadap udara) supaya produk tersebut tahan lama.

31
4.2. Specification Grade

Berikut ini merupakan grade pupuk yang diproduksi di PT Sentana


Adidaya Pratama, dapat dilihat pada Tabel 4.2.

Tabel 4.2. Macam-Macam Grade


No Grade
1 12-12-17-2+TE
2 15-12-22-0,5 TE
3 17-30
4 7-6-34+1,45 TE
5 12-6-22-3-TE
6 14-7-26-1-TE
7 16-11-21-1 TE
8 13-8-27+0,5 b
9 13-6-27
Sumber: PT SADP, 2019

Tabel 4.2. menunjukkan bahwa pupuk memiliki berbagai macam


ukuran yang digunakan oleh konsumen untuk membedakan cara
pemberian nutrisi terhadap tumbuhan.

4.3. Cara Perhitungan Grade yang diproduksi

Adapun cara perhitungan kandungan unsur hara yang terdapat pada grade
12-6-22-3-TE dengan bassic sekali produksi 1000 Kg:
1. Untuk mensuplai nutrient Nitrogen diperoleh dari Urea dimana kandungan
Nitrogen (N2) sebesar 46%.
12x 1000kg
Urea= = 260kg
46

2. Untuk mensuplai nutrient Phosphate yang diperoleh dari Egypt Rock Phospate
(ERP) atau Chrismast Island Rock Phospate (CIRP), dimana kandungan
phosphor (P2O5) sebesar 28-30%.
6x 1000kg
Rock Phospate = = 200kg
30

32
3. Untuk mensuplai nutrient Kalium diperoleh dari MOP (muriate of potash) atau
KCL dimana kandungan K2O sebesar 60%.
22x 1000kg
MOP= = 366kg
60
4. Untuk mensuplai nutrient Magnesite diperoleh dari Magnesium dengan
kandungan MgO sebesar 80-85%.
3x 1000kg
Magnesite = = 36kg
84
5. Coating agent (white clay) kandungannya sebesar 1%.
0,01x 1000kg
Coating agent = = 10kg
1
6. Filler (Brown clay) kandungannya sebesar 0%.
Brown clay= 1000kg - 872kg =128kg
Perhitungan di atas dapat kita ketahui kadar unsur hara yang terdapat
setiap 1000 kg dapat dilihat pada Tabel 4.3.
Tabel 4.3. Jumlah Bahan Baku per 1000 kg
Bahan Baku Jumlah (kg)
Urea 260 Kg
Rock Phospat 200 Kg
KCL/MOP 366 Kg
MgO 36 Kg
Coating Agent 10 Kg
Brown Clay 128 Kg
Total 1000 kg
Sumber: Pengolahan Data, 2017

Total keseluruhan bahan baku 872 kg, untuk mencukupi 1000 kg


kekurangan dari bahan baku ditambah dengan bahan pengisi (Brown Clay) yaitu
128 kg.

4.4. Proses Produksi Pupuk NPK Plant 3 PT SADP


Secara umum, alur proses pembuatan pupuk Phonska akan
diuraikan melalui diagram pada Gambar 4.9.
Proses pembuatan pupuk NPK yang digunakan di plant 3 PT
SADP adalah proses kompleks yang menggabungkan proses pencampuran
(mixing). Secara umum proses pembuatan pupuk Mahkota terdiri atas

33
pemrosesan bahan padat dan bahan cair yang kemudian akan disatukan di
dalam sebuah alat yang disebut granulator.

Feeding

Granulator Recycle Conveyor Spillage Conveyor

Dryer

Crusher

Cooler

>5 mm Over size


Screening
<2 mm Under size
2-5 mm
Spillage
Polishing Screen

Coating
No
Quality Control Rejected

Coaling Bay
Yes

Bagging

Gambar 4.9. Diagram Alir Proses Produksi Mahkota Fertilizer plant 3


Sumber: PT SADP, 2019

Proses produksi Mahkota Fertilizer di plant 3 PT SADP sebagai


berikut:
1. Pengumpanan Bahan Baku (Feeding)

34
Transportasi bahan baku padat dari gudang penyimpanan (bay) ke
pabrik dapat dilakukan dengan wheel loader. Wheel loader membawa bahan
baku ke feeding. Setelah bahan baku dimasukkan ke feeding, bahan baku
dibawa ke hopper menggunakan elevator. Elevator (EL 301) digunakan untuk
mengangkut MgO dan DAP. Pada EL 302 digunakan untuk mengangkut
Brown Clay, KCl dan DAP. Belt Conveyor (CV 303) digunakan untuk
membawa Urea ke EL 303. Urea, MGO, DAP, Brown Clay dan KCl
diumpankan ke dalam Bin yang berada di lantai 4. Tujuh bin dengan kapasitas
besar digunakan untuk menyimpan MGO, DAP, Brown Clay dan KCl. Setelah
itu bahan baku masuk ke schank feeder,pada schank feeder ini digunakan
untuk proses penimbangan bahan baku,agar bahan baku yang digunakan
sesuai dengan grade atau jenis pupuk yang akan diolah dengan melewati
conveyor raw material. CV 311 digunakan untuk membawa RP. CV 312
digunakan untuk membawa DAP. CV 313 digunakan untuk membawa MgO.
CV 314 digunakan untuk membawa KCl. CV 316 digunakan untuk membawa
Urea. CV 317 digunakan untuk membawa Brown Clay. Selanjutnya bahan
baku dari schank feeder dibawa ke EL 304 menggunakan CV 318.
2. Granulasi
Untuk membuat NPK, semua bahan baku dan recycle diumpankan ke
dalam granulator menggunakan EL 304. Recycle berasal dari produk yang
berbentuk butiran halus, produk oversize, produk undersize yang dibawa
menggunakan CV 319 lalu masuk menuju granulator menggunakan EL 304
bersama bahan baku lainnya. Proses granulasi di plant 3 menggunakan air. Air
dapat ditambahkan secara langsung ke dalam granulator agar granul yang
dihasilkan lebih seragam. Padatan keluar dari granulator dengan kandungan
kadar air normal +4 % dan diumpankan secara gravitasi ke dalam dryer
melalu chute inlet dryer untuk memperoleh kadar air yang diinginkan yaitu -

+2%.
3. Dryer
Dryer berbentuk rotary drum. Dryer ini akan mengeringkan padatan
keluaran granulator hingga kadar airnya mencapai +2 % menggunakan panas

35
yang berasal dari burner. Suhu inlet dryer +250-280oC dan suhu outlet dryer
+58-650C. Udara yang keluar dari dryer mengandung sejumlah unsur yang
lepas dari produk, debu, dan air yang teruapkan dari produk saat dikeringkan.
Udara akan dimasukkan ke dalam cyclone, untuk memisahkan sebagian besar
partikel yang terbawa gas. Produk kering diumpankan ke exit dryer conveyor.
Dari situ produk diumpankan ke inlet cooler menggunakan CV 319.
4. Cooler
Cooler berbentuk rotary drum. Dryer ini akan menurunkan suhu
padatan keluaran dryer hingga suhunya mencapai +58-600C menggunakan
cooler fan. Suhu inlet dryer +250-280oC dan suhu outlet dryer + 58-650C.
Dari situ produk diumpankan ke exit cooler conveyor menggunakan CV 320
yang selanjutnya menuju EL 322 yang akan membawa produk ke penyaring /
process screen di plant 3 ini memiliki 3 screen.
5. Screen
Screen adalah suatu alat untuk pengayakan produk yang dihasilkan
oleh cooler drum di tahap ini pruduk yang oversisize dan undersize
dipisahkan. Produk dengan ukuran onsize yang keluar dari screen diumpankan
ke dalam polishing screen. Produk dengan ukuran undersize yang keluar dari
screen diumpan ke dalam conveyor recycle (CV 321) yang nantinya akan
diproses kembali menuju granulator menggunakan EL 304. Sedangkan produk
dengan ukuran oversize yang keluar dari screen jatuh ke dalam crusher agar
menghancurkan ukuran-ukuran yang besar lalu menuju CV 321 dan masuk ke
EL 304.
6. Polishing Screen
Polishing screen (pengayakan terakhir) ditahap ini produk yang dari
screen akan di polishing lagi untuk memisahkan ukuran yang oversize dan
undersize, supaya produk yang dihasilkan tercapai standarnya.
7. Coating
Pelapisan diperlukan terutama pada formulasi yang menggunakan
urea, karena sifat higroskopis bahan baku yang dapat mempercepat proses
caking, terutama jika terdapat variasi temperatur udara dan kadar air.

36
Pelapisan produk menggunakan white clay. Pengisian white clay sama seperti
pengisian bahan baku di feeding section. Pengisian white clay menggunakan
EL 307 yang selanjutnya akan disimpan di bin white clay. EL 307 juga
digunakan untuk mengisi borax. Setelah produk dilapisi white clay, produk
akan diumpan ke coaling bay menggunakan CV 323 dan EL 306 dan dibawa
menggunakan CV 324. Pada proses coating, diambil sampel melalui auto
sample setiap 15 menit yang terletak di bawah coating section. Auto sample
diambil untuk mengecek kualitas pupuk yang diproduksi.
8. Coaling bay
Produk yang telah jadi akan disimpan sementara di coaling bay untuk
menunggu tahap berikutnya. Produk di coaling bay ini juga untuk menurunkan
suhu produk menjadi +500C. Jika produk yang dihasilkan lulus uji Quality
Control, maka produk akan dibagging. Tetapi jika produk tidak lulus uji
Quality Control, maka produk akan di reject dan akan masuk ke bay 0
(penyimpanan spillage) dimana produk ini nantinya akan diproses kembali.
9. Bagging
Setelah produk lulus uji Quality Control, produk selanjutnya
dibagging. Produk yang di cooling bay dimasukkan ke hopper bagging
menggunakan loader. Hopper bagging juga sebagai tempat penimbangan
sebelum produk dikarungkan. Produk pupuk akan dibagging dalam karung
ukuran 50kg. Produk yang telah selesai dibagging selanjutnya akan dibawa ke
warehouse dan didistribusikan ke tempat-tempat seluruh daerah.

4.5. Masalah pada Proses Produksi Plant 3 PT SADP

Pada proses pengolahan pupuk, tidak selalu berjalan dengan lancar.


Masalah-masalah yang dialami pada saat proses produksi pupuk masih
sering terjadi. Adapun beberapa masa proses produksi adalah:
1. Chute tersumbat bisa disebabkan karena product lembab untuk cara
mengatasinya operator harus sering melakukan pegecekan. Apabila chute
tersumbat, tidak semua chute biasa dibersihkan pada saat proses produksi
berjalan, ada chute yang apabila dibersihkan harus stop plant sementara.

37
2. Nutrient out. Nutrient tidak tercapai bisa terjadi karena belt miring sehingga
menyebabkan kandungan bahan baku pupuk berkurang yang mengakibatkan
nutrient pupuk yang diproduksi berubah. Cara mengatasinya schenk feeder
dan timbangan sering dilakukan verifikasi dan kalibrasi.
3. Belt miring, penyebabnya roller kotor atau material lengket, cara
mengatasinya dengan melakukan cleaning roller.
4. Belt gasing, disebabkan oleh belt basah atau lembab yang terjadi karena pupuk
memuai terkena udara. Cara mengatasinya belt dikeringkan dan diberi white
clay.
5. Elevator Trip, penyebabnya bottom elevator penuh dengan material. Untuk
cara mengatasinya cleaning bottom pada saat produksi stop atau shut down.
6. Man power sering tidak memperhatikan job section masing-masing karena
operator tidak mampu menghandel semua area pekerjaannya sendirian,
sehingga operator sering kewalahan dalam menjalankan pekerjaannya.

38
BAB V
PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Kesimpulan dari kerja praktek pada proses produksi pupuk NPK di


plant 3 PT SADP Dumai, Pelintung yaitu:
Proses produksi pupuk NPK dimulai tahapan pengumpulan raw materials
dan feeding, selanjutnya raw materials masuk ke granulator, kemudian ke
tahapan pengeringan (dryer drum) dan tahapan pendinginan (cooler
drum),selanjutnya masuk ke tahapan pengayakan (screen) dan penghancuran
(crusher), tahapan akhir yaitu penyaringan (polishing screen) dengan ukuran
produk 2-5mm, selanjutnya produk pupuk masuk ke coating drum dan coaling
bay tempat penyimpanan sementara sebelum produk di bagging.
Untuk kendala yang ada di plant 3 adalah:
1. Chute tersumbat.
2. Nutrien out/tidak inspect.
3. Belt miring.
4. Belt gasing.
5. Elevator Trip.
6. Man power.

5.2. Saran

Selama peroses pelaksanaan kerja peraktek di PT SADP, penulis


dapat memberikan beberapa saran terhadap perusahaan PT SADP yaitu:
1. Rutinitas cleaning chute inlet dryer harusnya sering dilakukan agar
mengurangi penumpukan material pada chute-chute.
2. Dibuatkan vibrator chute inlet dryer untuk mengurangi penumpukan material.
3. Dibuatkan dust collector untuk mengurangi debu agar rutinitas cleaning lebih
maksimal.

39
4. Untuk karyawan agar lebih meningkatkan kesadarannya untuk menggunakan
peralatan safety sebelum bekerja di plant.

40
DAFTAR PUSTAKA

Ahyari,  Agus.,  2001,   Managemen  Produksi:  Perencanaan  sistem  Produksi,


Edisi ke 5, Cetakan –4, Jakarta.

Assauri,  Sofjan.,  2003,  Managemen  Produksi,  Edisi    Revisi,  LPFE   


Universitas Indonesia,  Jakarta.

Hardjowigeno, S., 2003. Klasifikasi Tanah dan Pedogenesis, Akapress, Jakarta.

Heizer, Jay., Barry Render., 2004,  Operation  Management, Cornel  University


Press, Ithaca & London.

Muhaimin., Sodikin, I., Sidart,. 2013. Analisis Pengendalian Kualitas Produk


dengan Penerapan Metode Taguchidan, ISSN: 2338-7750, Jurnal
REKAVASI.

Musnamar, 2003, Pupuk Organik (Cair dan Padat, Pembuatan Aplikasi), Penebar
Swadaya, Jakarta, Lingga, P dan Marsono, 2000, Petunjuk Penggunaan
Pupuk, Jakarta.

41

Anda mungkin juga menyukai