Anda di halaman 1dari 47

LAPORAN KERJA PRAKTIK

DI PT MURINI SAMSAM II (WIMAR GROUP)


PELINTUNG-DUMAI
(1 Oktober – 30 September)

Disusun oleh:
Nofrizal Hady 18101154250035

FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS PUTRA INDONESIA “yptk”
PADANG
2021
LEMBARPENGESAHAN
LAPORAN PELAKSANAAN KERJA PRAKTIK

DI PT. MURINI SAMSAM II (WILMAR GROUP)

Nama / NIM : Nofrizal Hady (18101154250035

Menyetujui,
Koordinator Kerja Praktik Pembimbing Kerja Praktik

( Muhammad Ilham Adelino, SM, MT ) ( Meldia Fitri, ST, MT )


NIDN: 1005098705 NIDN: 1024028201
Mengetahui,
Ketua Program Studi Teknik Industri
Fakultas Teknik Universitas Putra Indonesia (Padang)

( Dr. Ir. Zefri Yenni, MM )


NIDN. 1009096401
LEMBAR PENGESAHAN PERUSAHAAN

Pelaksanaa Kerja Praktik


Nama Perusahaan: PT. Murini Samsam II (Wilmar Group)
Tanggal Pelaksanaan: 1 Oktober 2021 – 30 Oktober 2021

Disusun Oleh:
Nofrizal Hady 18101154250035

Menyetujui,

Manager Perusahaan Pembimbing Kerja Praktik

Mangoloi Sigalingging Hamdani


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat tuhan yang maha esa atas
karunia-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan kerja praktik di
PT. Murini Samsam II. Laporan Kerja Praktik ini ditujukan untuk memenuhi
salah satu mata kuliah dan persyaratan dalam menyelesaikan program
sarjana teknik industri di universitas putra indonesia padang. Selain itu
laporan kerja paraktik ini dapat diselesaikan karena banyaknya dukungan,
bimbingan serta bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada
kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada:
1. Kedua orang tua penulis yang selalu mendukung serta
mendoakan penulis dalam setiap langkah.
2. Ibu Meldia Fitri, ST, MP selaku Dosen Pembimbing Kerja
Praktik
3. Bapak Mangoloi sebagai manager PT. Murini Samsam II yang
telah memberikan kesempatan Kepada penulis untuk melakukan
kerja praktik
4. Bapak Hamdani selaku mentor utama yang membimbing penulis
selama kerja praktik dan dalam penyusunan laporan kerja
praktik.
5. Bapak Mangihut Uli Tobing dan Lisanudin Ginting sebagai
Mentor pendamping yan membimbing penulis selama kegiatan
kerja praktik.
6. Bapak Dr. Ir. Zefri Yenni, MM Selaku dekan fakultas teknik
industri Universitas Putra Indonesia padang.
7. Seluruh karyawan PT. Murini Samsam II yang telah banyak
membantu penulis selama melakukan Kerja Praktik
Penulis menyadari bahwa laporan kerja praktik ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh kaeran itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun untuk menyempurnakan proposal penelitian ini. Akhir
kata, penulis berharap semog alaporan kerja praktik ini dapat bermanfaat
bagi kita semua
Dumai, Oktober 2021

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN...........................................................................ii
KATA PENGANTAR...................................................................................v
DAFTAR ISI.................................................................................................ix
BAB 1 PENDAHULUAN..............................................................................1
1.1. Latar Belakang pendirian PT. Murini Samsam II.................1
1.2. Sejarah dan Lambang PT. Murini Samsam II......................2
1.2.1. Sejarah PT. Murini Samsam II...................................2
1.2.2. Lambang PT. Murini samsam II.................................2
1.3. Lokasi dan Daerah Operasi PT.Murini Samsam II....................3
1.4 Tata letak Industri ......................................................................3
1.5 Distribusi dan Pemasaran Produk ..............................................4
1.5.1. Produk.........................................................................4
1.5.2. Pemasaran Produk......................................................6
BAB II STRUKTUR ORGANISASI PERUSAHAAN ..........................7
2.1. Struktur Organisasi Dan Unit Kerja PT.Murini Samsam..........7
2.2 Visi dan Misi Perusahaan..........................................................10
2.3 K3 Pada PT.Murini Samsam II.................................................10
2.4 Sistem Ketenagakerjaan............................................................11
BAB III ORIENTASI LAPANGAN.......................................................12
3.1 Stasiun Weight Bridge (Jembatan Timbang)............................12
3.2 Stasiun Sortasi...........................................................................13
3.3 Stasiun Loading Ramp..............................................................15
3.4 Stasiun Perebusan.....................................................................17
3.5 Stasiun Pressing........................................................................22
3.6 Stasiun Pemurnian Minyak (Clarification Station)..................28
BAB IV PENUTUP ..................................................................................50
4.1. Kesimpulan..............................................................................50
4.2. Saran.........................................................................................50
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................52
50
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Pendirian PT. Murini Samsam II


Indonesia merupakan negara agraris yang memiliki sumber daya alam yang
melimpah. Salah satu komoditas yang banyak dihasilkan adalah kelapa sawit.
Kelapa sawit merupakan tanaman tropis yang menghasilkan tandan buah segar dan
jika diolah akan menghasilkan minyak yang disebut minyak kelapa sawiL
Dibandingkan komoditas pertanian lainnya・ kelapa sawit memiliki keuntungan
yaitu penggunaan lahan yang efisien dan memiliki hasil produksi yang optimal.
Penggunaan lahan kelapa sawit hanya sebesar 6% dari lahan dunia namun mampu
menghasilkan 7-10 kali dibandingkan komoditas lainnya. Karena hal itu,
pengembangan perkebunan kelapa sawit di Indonesia menjadi meningkat pesat
Peningkatan perkebunan kelapa sawit ini menjadikan Indonesia sebagai negara
dengan luas kebun kelapa sawit terbesar didunia.
Berkembangnya ilmu pengetahuaan dan teknologi menyebabkan industri
banyak melakukan inovasi-inovasi sehingga mampu memenuhi kebutuhan pasar.
Karena hal itu, perindustrian mengalami peningkatan dan perkembangan yang
pesat Perkembangan industri ini juga harus memperhatikan ketersediaan bahan
baku. Salah satu bahan baku yang dipakai untuk industri adalah Crude Palm Oil
(CPO). Industri yang banyak memakai Crude Palm Oil (CPO) adalah industrvi
pangan dan industri non pangan. Banyaknya industri yang memakai Crude Palm Oil
(CPO) sebagai bahan baku membuat industri kelapa sawit harus memaksimalkan
produknya. Banyaknya permintaan Crude Palm Oil [CPO] baik untuk kebutuhan
dalam negeri maupun luar negeri serta ketidakseimbangan produksi kelapa saw it
dengan jumlah industri pengolahannya memnjadi alasan pendirian pabrik
pengolahan sawit
PT. Murini Samsam II merupakan Pabrik yang berada dibawah naungan PT.
Wilmar Internasional. Pabrik pengolahan kelapa saw it ini PT. Murini Samsam II
Wilmar Group menerima bahan baku Tandan Buah Segar (TBS) dari supplier yang
sudah bekerja sama dengan perusahaan. Produk yang dihasilkan oleh PT. Murini
Samsam II adalah Crude Palm Oil (CPO) dan Palm Kernel (PK). Produk-produk ini
akan dikirim ke pabrik-pabrik dibawah naungan PT. Wilmar Internasional lainnya
yang berada di dalam Kawasan Industri Dumai untuk dioiah.
1.2. Sejarah dan Lambang PT. Murini Samsam II
Pada Sub bab ini akan dibahas lebih dalam mengenai sejarah dan lambang
PT. Murini Samsam II.
1.2.1. Sejarah PT. Murini Samsam II
PT. Murini Samsam merupakan salah satu pabrik pengolahan kelapa sawit
dibawah naungan PT. Wilmar Internasional. PT. Murini Samsam II niulai dibangun
pada tahun 2005 dan berlokasi di Kawasan industri Dumai- Pelintung, Kecamatan
Medang Kampai, Kota Dumai. PT. Murini samsam 11 mulai beroperasi pada bulan
juni tahun 2006 dengan kapasitas pengolahan pabrik 60 ton/jam.
PT. Murini Samsam II dibangun dalam Kawasan Industri Dumai, sehingga
semua regulasi yang ada mengikuti Kawasan dan semua hasil produksi akan di
supply ke Kawasan. PT. Murini Samsam II dibangun untuk menampung TBS dari
kebun masyarakat sekitar seperti petani, perkebunan perseorangan dan
perusahaan perkebunan. Setiap supplier yang telah bekerja sama dengan
perusahaan mengirimkan TBS setiap harinya sebagai t
bahan baku pengolahan Crude Palm Oil (CPO). PT. Murini Samsam II memiliki lebih
dari 100 orang tenaga kerja dan sebagian besar tenaga kerja nya herasal dari warga
lokal kota Dumai.

1.2.2・ Lambang PT・ Murini Samsam II

Gambar 1.1. Lambang Wilmar Group


(Sumber: PT. Murini Samsam II, 2021)
PT. Murini Samsam II merupakan Pabrik yang berada dibawah naungan PT.
Wilmar Intemasional sehingga lambang perusahaan menggunakan lambang Wilmar
group. Huruf "W" pada bagian atas merupakan inisial nama Wilmar. Kata "Wilmar"
pada bagian bawah huruf "W" merupakan singkatan nama pendiri perusahaan
Wilmaar International Limited yaitu William Kuok dan dan Martua Sitorus.
1.3. Lokasi dan Daerah Operasi PT. Murini Samsam II
Lokasi dan daerah PT. Murini Samsam II terletak di Kawasan Industri
Dumai yang berlokasi di Pelintung, Kecamatan Medang Kampai. Kota Dumai. Faktor
yang mendasari pemilikan lokasi PT. Murini Samsam 1! tersebut demi tercapainya
keuntungan teknis dan ekonomi yang optimal yaitu
a. Karakteristik Lokasi
Lokasi PT. Murini Samsam II berada di Kawasan Industri Dumai yang
berjarak kurang lebih 39 Km dari Kota Dumai dengan jarak tempuh sekitar 1 jam.
Kawasan industri Dumai memiliki luas mencapai 1.731,00 Ha.
b. Ketersediaan Pasar
PT. Murini Samsam II berada dekat dengan pabrik pabrik berbahan baku
Crude Palm Oil (CPO) seperti PT. Wilmar Bioenergi Indonesia.
c. Ketersediaan Tenaga Kerja
Lokasi PT. Murini Samsam II dekat dengan Kota Dumai. Banyaknya industri
yang berada di Kota Dumai membuat tenaga kerja cukup banyak tersedia.
d. Ketersediaan Air
Kebutuhan Air untuk Utilitas pabrik didapatkan dari pengolahan air di
Kawasan Industri Dumai. Air yang diolah di Kawasan Industri Dumai didapatkan
dari sungai yang berada di Kawasan Industri Dumai.
1.4. Tata Letak Industri
PT. Murini Samsam II berada di Kawasan Industri Dumai, berjarak 8,5 km
dari gerbang Kawasan Industri Dumai. Pada bagian depan PT. Murini Samsam II,
terdapat pos security dan weighbridge (Jem ba tan Timbang). Dibagian samping pos
security terdapat tempat absen untuk para karyawan absen dan terdapat parkiran
sepeda motor disebelahnya. Pada bagian sampinng weighbridge terdapat Gedung
untuk administrasi weighbridge.
Terdapat jalur pejalan kaki di samping parkiran sepeda motor. Di satu sisi
jalur pejalan kaki terdapat taman dan disisi yang lainnya terdapat jalan untuk truk
menuju stasiun sortasi. Stasiun sortasi berada di atas Gedung kantor. Pada bagian
belakang Gedung administrasi weightbridge terdapat jalur evakuasi dan jalur
evakuasi ini juga terdapat di seluruh area pabrik.
Didalam Gedung kantor terdapat ruang para staff kantor, ruang meeting,
poliklinik. laboratorium, ruang maintenance dan juga store. Dibagian belakang
gedung kantor terdapat stasiun loading ramp dan stasiun sterilizer.
Pada sebelah gedung kantor terdapat tempat pengolahan Tandan Buah Kosong
Kelapa Sawit (TKKS). Di sebelah tempat pengolahan tandan buah kosong kelapa
sawit, terdapat stasiun boiler, stasiun thresher, stasiun press, stasiun klarifikasi,
stasiun kernel, strorage dan juga pengolahan limbah.
1.5. Distribusi dan Pemasaran Produk
Pada sub bab ini akan dibahas lebih dalam mengenai produk dan distribusi
pemasaran produk PT. Murini Samsam II.
1.5.1. Produk
1. Crude Palm Oil (CPO)
Buah kelapa sawit diolah menjadi produk utama PT. Murini Samsam II yaitu
Crude Palm Oil (CPO). CPO yang dihasilkan pabrik ini memiliki persentasi
kandungan sebagai berikut:
a. FFA < 3,0%
b. Moisture maksimal 0,20%
c. D0B1 (Deterioration Of Bleachability Index) 2,50%
d. Din 0,02%
2. Kernel
Kernel adalah biji atau inti kelapa sawit yang didapatkan dari hasil
PT. Murini Samsam II Wilmar Group pemisahan kulit dan cangkang kelapa sawit
Didalam kerne! silo, inti kelapa sawit ini dimasak selama 16 jam dengan temperatur
steam 90-95°C. Kernel ini memiliki persentasi kandungan sebagai berikut:

a. Moisture maksimal 5%
b. Dirt maksimal 5%
3. Fiber
Serat kelapa sawit atau sering disebut fiber adalah produk samping
dari PT. Murini Samsam II. Fiber ini berbentuk serabut dan berwarna kecoklatan
serta menjadi bahan bakar utama boiler di pabrik ini. Fiber yang dihasilkan
memiliki persentase kandungan sebagai berikut:
a. Moisture
b. Oil loss pada fiber
4. Cangkang
Cangkang kelapa sawit pada pabrik ini biasanya diolah sebagai bahan

bakar pembantu saat fiber tidak mencukupi kebutuhan untuk bahan bakar boiler.
Lalu sisanya akan dijual keluar pabrik tetapi masih didalam Kawasan Industri
Dumai (KID).
5. FAO
Fatty Acid Oil (FAO) adalah minyak kotor yang diambil dari recofery tank.
Minyak kotor ini biasanya dijual keluar untuk diolah lebih lanjut. FAO biasa disebut
minyak kotor kama minyak ini mengandung FFA diatas 50%. FAO biasanya untuk
bahan baku pembuatan sabun, pakan ternak, dan untuk produksi Distilled Fatty
Acid.
6. Solid keluaran dekanter

Berupa padatan berwarna coklat kehitam・hitaman. Solid diperoleh dari

pemisahan minyak pada dekanter dimana dekanter tidak hanya menghasilkan solid,
tetapi juga menasilkan heoVy phase, dan light phase. Dimana Heavy phase ditransfer
ke recovery tank, light phase di continue ke CST sedangkan solid akan dijual keluar
pabrik.

1.5.2. Pemasaran Produk


Berada didalam Kawasan industri memudahkan PT. Murini Samsam 11
dalam memasarkan produk yang dihasilkan. Jarak pabrik yang berdekatan
membuat proses pemasaran tidak berlangsung lama. Crude Palm Oil (CPO) dan
Palm Kernel (PK) yang dihasilkan PT. Murini Samsam II merupakan bahan baku
untuk pabrik lain yang berada di dalam Kawasan Industri Dumai (KID). Produk-
produk samping yang dihasilkan PT. Murini Samsam II juga akan didistribusikan ke
pabrik yang berada di dalam Kawasan Industri Dumai (KID).
BAB II
STRUKTUR ORGANISASI PERUSAHAAN

2.1. Struktur Oranisasi Dan Unit Kerja PT. Murini Samsam II


Struktur organisasi pada perusahaan diadakan untuk menunjukkan adanya
pembagian kerja sesuai spesialisasi pekerjaannya yang bertujuan untuk
menetapkan tugas dan tanggung jawab kepada pekerja sehingga tercipta sistem
kerja yang efisien dan efektif. Struktur organisasi pada perusahaan juga
memberikan gambaran tugas yang jelas pada karyawannya.
Adapun manfaat dari struktur organisasi ini antara lain :
a. Membantu para pejabat agar lebih mengerti akan tugas dan jabatannya.
b. Menjelaskan dan menjernihkan persoalan mengenai pembatasan
tugas, tanggung jawab, wewenang, dan lain-lain.
c. Sebagai bahan orientasi untuk pejabat
d. Menentukan jumlah pegawai di kemudian hari.
c. Penyusunan program pengembangan manajemen.
f. Menentukan training untuk para pejabat yang sudah ada.
g. Mengatur kembali prosedur kerja yang berlaku bila terbukti kurang
lancar. ,
Head mill
Mangoloi sigalaging

(Sumber: PT. Murini Samsam II, 2021)

Berikut adalah tugas dari setiap bagian pada PT. Murini Samsam H:
1. Mill Head atau Mill Manager
Mill Head bertanggung jawab untuk memimpin proses jalannya pabrik ini.
Mencakup proses produksi, sortasi, logistik, administrasi, SDM, laboratorium,
hingga K3. Mill Head juga wajib niemeriksa secara rutin parameter losses setiap
stasiun proses agar terkontrolnya mutu produksi pada pabrik serta memeriksa
laporan harian dari logistik. Dan apabila terjadi masalah pada proses, Mill Head
harus mengadakan rapat dengan mandor lapangan maupun maintenance untuk
mengetahui permasalahan yang terjadi.
2. Asisten Mill Head
Asisten Mill Head bertugas untuk melakukan pengawasan lebih lanjut
terkait dengan jalannya produksi. Seperti membuat laporan tentang pengecekan
mesin, memeriksa laporan masuknya bahan baku yang masuk, memeriksa laporan
kerja harian dari setiap stasiun proses, memeriksa losses setiap stasiun proses, dan
memberikan laporan kepada Mill Head terkait jalannya proses.
3. Spv Timbangan

Bertugas memeriksa kendaraan pengangkut tandan buah yang masuk ke


perusahan, termasuk membuat data rekapan perusahaan asal kendaraan, berat
kendaraan saat masuk dan keluar, memeriksa kelengkapan data supir seperti SIM
dan KTP. Setelah itu membuat iaporan harian dan melaporkannya pada Mill Head.
Pada stasiun timbangan juga membuat Iaporan berupa logsheet yang akan dibawa
supir untuk dilaporkan pada stasiun sortasi.

4. Spv Sortasi
Spv sortasi memiliki tugas untuk memeriksa mutu kelapa sawit yang
masuk, apakah buah yang masuk layak untuk diolah dan diberi harga normal atau
terdapat pengurangan harga disebabkan oleh mutu buah. lalu membuat Iaporan
logsheet: sortasi yang akan dibawa supir kembali ke timbangan.
5. Spv Proses
Spv proses bertugas untuk memeriksa serta mengontrol jalannya produksi
pada pabrik, seperti memeriksa langsung keadaan dan kondisi proses serta
membuat rekapan Iaporan dari setiap stasiun proses lalu melaporkannya pada Mill
Head. Tidak hanya itu, asisten spv proses juga mengontrol kerja karyawan agar
karyawan bekerja dcngan tertib dan scsuai K3.
6. Spv Maintenance
Bertugas dalam menangani mesin yang beroperasi dengan memeriksa
secara rutin kondisi mesin agar tidak sampai rusak dan proses produksi berjalan
lancar. Lalu memperbaiki jika ada kerusakan pada mesin serta bertanggung jawab
pada elektrikal. Dan juga membuat Iaporan pemeriksaan mesin secara rutin yang
kemudian akan dilaporkan pada Mill Head.
7. Spv Laboratorium
Spv laboratorium memiliki tanggung jawab untuk memeriksa dan
niengawasi mutu produksi dengan mengukur losses kernel, oil losses pada produksi,
dirt dan moisture. Spv laboratorium juga membuat Iaporan hasil pengujian losses,
dirt, maupun moisture. Pengujian oil losses produksi dilakukan setiap pagi dengan
pengambilan sampel di tanki storage untuk menguji oil lossesnya. Sedangkan oil
losses pada fiber dan kernel maupun stasiun lainnya dilakukan setiap 2 jam sekali.
Spv laboratorium juga bertugas mengirim sampel dari perusahaan ke laborarorium

kawasan (pusat).
8. Spv Administrasi
Spv administrasi memiliki tangggung jawab untuk mengurus administrasi
perusahaan. Administrasi yang dimaksud seperti melakukan arsip data agar data
yang ada mudah dikelola dan terorganisir dengan baik. Lalu bertanggung jawab

dalam pembuatan surat, baik surat perintah kerja, surat penjualan dan pembelian・

surat perpanjangan kontrak. dan surat lainnya yang dibutuhkan oleh perusahaan.
Administrasi sendiri membawahi logistik, EHS, timbangan, dan gudang.
2.2. Visi dan Misi Perusahaan
Visi dari PT. Murini Samsam II adalah menjadi perusahaan kelas dunia yang
dinamis pada bisnis agrikultur dan industri terkait dengan

pertumbuhan yang dinamis dengan tetap mempertahankan posisinya sebagai


pemimpin pasar didunia dan manajemen yang baik melalui sinergi dan konsistensi
pengolahan lingkungan serta tetap memperhatikan keselamatan kerja (K3).
Sedangkan untuk misinya yaitu menjadi mitra usaha yang unggul dan layak
dipercaya bagi stakeholder serta membangun lingkungan yang menerapkan Zero
Accident dan Zero Pollution. •
2.3. K3 Pada PT. Murini Samsam II
Tujuan diadakannya K3 adalah untuk melindungi pekerja dari kecelakaan
saat bekerja dan setela bekerja. K3 akan berjalan dengan baik apabila
penerapannya konsisten dan bersifat jangka panjang. Dalam menjalankan
perusahaan yang menerapkan zero accident dan zero pollution maka PT. Murini
Samsam II memberikan bekal berupa pelatihan K3 pada karyawannya agar
karyawan mengerti bahaya saat bekerja dan cara menghindarinya. Selain itu PT.
Murini Samsam II memberikan alat pelindung untuk menghindari terjadinya
kecelakaan saat bekerja. Alat pelindung yang dimaksud adalah topi safety, earplug,
sarung tangan, kacamata pelindung, serta sepatu safety.
Karena PT. Murini Samsam II mengolah kelapa sawit, lingkungan pabrik
menjadi lebih licin disebabkan minyak yang tidak sengaja tertumpah atau buah
yang tidak sengaja jatuh dan terlindas. Lalu minyak ini akan niengotori lantai dan
tentu iantai akan licin. Maka dari itu diadakan pembersihan di lingkungan pabrik
secara berkala, baik itu perharinya maupun tiap hari sabtu. Demi meminimalisir
kecelakaan kerja yang terjadi dari dalam maupun luar. pabrik ini juga memeriksa
terlebih dahulu visitor yang hendak masuk kelingkungan pabrik, dengan melihat
kelengkapan aturan K3 yang diterapkan perusahaan.
2.4. Sistem Ketenagakerjaan
PT. Murini Samsam II memiliki 2 shift untuk para karyawannya yaitu shift
pagi dan malam. Shift pagi memiliki waktu 8 jam kerja sedangkan shift malam
memiliki waktu 16 jam kerja atau biasa disebut shift panjang. Untuk pembagian shift
nya rolling setiap seminggu sekali agar tidak ada karvawan yang merasa tidak adil.
Di pabrik ini karyawan bekerja selama 6 hari dalam 1 minggu dan 1 hari libur. Bila
terdapat kendala atau bahan baku tersedia lebih maka karyawan mendapat jatah
lembur.
BAB III
ORIENTASI LAPAGAN

PT. Murini Samsam II memiliki sepuluh stasiun untuk memperoleh Crude


Oil Palm (CPO) dan inti sawit (kernel) dari bahan baku tandan buah segar (TBS).
Adapun tahapan proses untuk mengolah tandan buah segar (TBS) di pabrik terdiri
dari sembilan stasiun yaitu, stasiun timbangan (weight bridge), stasiun sortasi,
stasiun loading ramp, stasiun sterilizer, stasiun pressing, stasiun klarifikasi. stasiun
kernel, stasiun boiler dan engine room, dan stasiun metana.
3.1. Stasiun Weight Bridge (Jenibatan Timbang)
Bahan baku dari pabrik pengolahan kelapa sawit berasal dari tanaman
kelapa sawit yang disebut fress fruit bunches atau tandan buah segar (TBS). Tandan

buah segar berasal dari kebun・kcbun yang diangkut dengan menggunakan truk ke

pabrik. Buah yang baik berasal dari buah yang telah matang sempurna. Di PT.
Murini Samsam selain penimbangan TBS juga nienimbang kernel dan cangkang
untuk pengiriman.
Proses pengolahan dimulai dari weight bridge atau jembatan timbangan
elektronik berfungsi untuk mengetahui berat tandan buah segar (TBS) yang akan
diolah. Di stasiun ini sistem penimbangannya sudah canggih dengan menggunakan
sistem yang telah terhubung dengan komputer sehingga hasil penimbangan buah
iangsung masuk ke: komputer. Sebelum dibongkar truk yang berisi TBS ditimbang
(bruto), kemudian setelah di bongkar truk ditimbang untuk mengetahui berat truk
kosong (tara). Sehingga, untuk mencari neto dari tandan buah segar yaitu (bruto-
tara= netto).
Kapasitas jembatan timbangan di PT. Murini Samsam minimal 200 kg dan
maksimal 60.000 kg. Jembatan timbangan dilengkapi dengan 6 lead cell yang
berfungsi sebagai sensor berat pada timbangan yang terletak 2 dibagian depan, 2
dibagian tengah, 2 dibagian belakang sebagai titik tumpu penimbangan. Jembatan
timbangan harus dikalibrasi setiap tahun oleh badan
Metrology untuk menjaga keakuratan data penimbangan.
3.2. Stasiun Sortasi
Sortasi merupakan proses selanjutnya dari proses penimbangan, disortasi
dilakukan dengan cara penyortiran buah sawit oleh petugas sortasi. Penyortiran

Gambar 3.1. jembatan Timbangan

(Sumber: Dokiimentasi pribadi)

Gambar 3.2. Alur Proses Penimbangan (Weight Bridge)


(Sumber: PT. Murini Samsam II, 2021)

berfungsi untuk memilih kualitas TBS dan rendemen produksi yang layak diolah.
Cara penyortiran ini dilakukan dengan alat tojok secara visual sehingga
penyertorian tidak sempuma. Jenis TBS yang akan disortasi yaitu buah mentah,
janjang kosong, buah busuk, dan buah sarkasi (buah kecil). Apabila terdapat TBS
yang tidak layak atau tidak sesuai SOP (standar operasi pabrik] maka harus
dipuiangkan ke supplier atau tetap diterima.
Gambar 3.3. Statiun Sortasi
(Sumber: Dokumentasi pribadi)

Di PT. Murini Samsam II proses sortasi juga menggunakan software


pendukung berupa e-grading yang terdapat ditablct Sehingga, data-data TBS yang
akan disoratsi akan terinput ditablet Data yang diambil adalah tingkat kesegaran
buah, jumlah tandan, berondolan, air dan sampah. Data-data yang telah terinput di
tablet akan terbaca oleh pihak supervisior dan terkirim ke
data pusat.
Selain proses sortasi ada juga kegaiatan berkaia berupa PORLA (palm oil
registration registered licence authority), kegiatan ini dilakukan oieh supplier buah
kelapa sawit untuk mengetahui kualitas buah yang dikirimkan petugas sortasi
mengambil 100 TBS secara representitave kemudian memisahkan berdasarkan
ukuran buah dan jenis fraksi kematang buah.
Tabel 3.1. Fraksi TBS Menurut Standar PKS Murini Samsam II
NO. Fraksi Persen buah berondol t Keterangan

1. Fraksi 00 Berondolan lepas 0 Sangat mentah

2. Fraksi 0 Berortdolan lq?as <12,5% Mentah


3. Fraksi 1 Berondolan lepas 12,5-25% Mengkal

4. Fraksi 2 Berondolan tepas 25-50 % Matang 1

S. Fraksi 3 Berondolan lepas 50-75% Matang 2

6・ Fraksi 4 Berondolan lepas 75-100% . Sangat Matang


7. Fraksi 5 Berondolan didalam ikut terlepas ke luar Lewat matang

8. Fraksi 6 Berondolan sisa, sisa <25 % Buah busuk


(Sumber: PT. Murini Samsam II. 2021)

Adapun tujuan dari sortasi yaitu:


a. Untuk mengetahui kualitas TBS yang diterima oleh pihak pabrik.
b. sebagai data laporan balik ke supplier atas kualitas TBS yang dikirim ke
pihak pabrik.
c. dapat menentukan parameter kualitas TBS Yang dapat mempengaruhi mutu
produksi CPO (Crude Palm 0/7).
3.3. Statiun Loading Ramp
Tandan buah segar telah disortasi maka selanjutnya ke proses loading ramp
atau penyimpanan sementara. Loading ramp merupakan proses awal dari
pengolahan kelapa sawit sebelum memasukkan proses selanjutnya. PT. Murini
Samsam memiliki 2 loading ramp, jumlah pintu loading ramp ada 16 pintu dan 24
pintu. Loading ramp yang digunakan sekarang adalah 24 pintu Dengan kapasitas
satu pintu 15 ton. Kapasitas loading ramp ± 360 ton (dalam dua ramp) dan tingkat
kemiringan ramp 45*. Pintu loading ramp memiliki sistem buka tutup atas dan
bawah yang digerakan oleh motor sistem hidrolik dan terdapat celah di pintu yang
berfiingsi untuk membuang kotoran yang terdapat di TBS. Waktu pengisian TBS ke
dalam lori 30 menit dan waktu pengangkutan 45 menit Lori yang diisi pada stasiun
loading ramp adalah 12 lori.
Adapun bagian-bagian dari loading Ramp antara lain:
a. Cylinder hydraulic yang berfungsi untuk penyuplai oil untuk pompa. sistem
kerja dengan tekanan oil.
b. Pintu loading ramp yang berfungsi untuk mengeluarkan TBS Ke lori.
c. Control panel yang berfungsi sebagai pengontrol buka-tutup pintu, untuk
mengontrol keluarnva TBS ke dalam lori yang dioperasikan oleh operator
loading ramp.
d. Pompa hydraulic berfungsi sebagai pendorong pintu loading ramp dengan
sistem kerja tekanan oil dari cylinder hydraulic dengan cara menekan
control panel buka tutup pintu loading ramp.
e. Kisi-kisi yang berfungsi untuk menyaring kotoran yang terdapat pada TBS.
f. Pipa dan selang hydraulic yang berfungsi sebagai tempat kabeL
Gambar 3.4. Loading Ramp
(Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Lori adalah alat untuk mengangkut dan tempat merebus tandan buah
segar. Kapaskas satu k>rr dUs* penuh 10 ten. Lubang besar bagian at as yang
terdapat pada lori berfungsi untuk nienahan lori supaya tidak mengembang,
sedangkan ktbang keeU dibagian bawah berftmgsi untuk memasukkan ste&m
kedalam lori.

Gambar 3.5. lori


(Sumber: Dokumentasi Pribadi)

2. Capstand
Cap stand adalah alat untuk menarik dan mendorong lori dengan
menggunakan sling berbahan metalis dengan ukuran % inchi untuk lori koseng dan
sling berbahan metalis berukuran 1 mchi untuk lori berisi.
Gambar 3.6. Capstand
Sumber: Dokunientasi Pribadi

3. Tra nsfer ca rriage


Tansfer carriage adalah alat untuk memindahkan lori dengan menggunakan
sistem hidrolik. Di PT. Murini Samsam terdapat 4 transfer carriage dengan
kapasitas masing-masing 20 ton yang mampu mengangkut 2 lori. Alat transfer
carriage yang beroperasi hanya 2 unit, yaitu untuk menwHiahkan k>ri darr jalur
pengisian TBS ke jahir perebusan, dan untuk memindahkan lori dari jalur
perebusan ke jalur penuangan TBS.

Gambar 3.7. Transfer Carriage (Sumber: Dokunientasi pribadi)

3.4. Stasiun Perebusan (Sterilizer)


3.4.1. Sterilizer
Sterilizer merupakan benjana uap bertekanan yang digunakan untuk
mensterilkan tandan buah sawk dengan menggunakan steam. Di PT. Murini
Samsam menggunakan sterilizer yang terbentuk horizontal dengan jumlah sterilizer
yang beroperasi 2 unit yang berkapasitas 60 ton/jam dengan 6 lori

sekali perebusan. Dalam proses perebusan, TBS dipanaskan dengan uap pada
temperatur 135-150°c dan tekanan 2,8-3,0 bar selama 90 menit. Pada tipe
perebusan sterilizer menggunakan triple peak dimana peak 1 dan peak 2 untuk
membebaskan udara pada TBS dan peak 3 untuk mematangkan dan melunakan
daging TBS. Siklus perebusan terhadap waktu perebusan ditambah waktu buka
tutup pintu sterilizer untuk memasukan lori. Waktu perebusannya ± 90 menit dan
120 menit
Gambar 3.8. Sterilizer

(Sumber: Dokementasi pribadi)

Tahapan-tahapan melakukan perebusan dengan triple peak antara lain:


1. Persiapan sterilisasi
Setdah lori yang berisi TBS dimasukkan kedalam sterilizer. Pintu sterilizer,
inlet valve, exhaust valve dan condensate valve ditutup.
2. Daerasi

Inlet valve dan condesate di buka untuk membuang udara yang ada di dalam
sterilizer selama ±4 menit Daerasi ini perlu dilakukan agar tidak menghambat
penetrasi steam yang ada pada TBS.

3. Puncak I
Selama 12 menit exhaust valve dan condensate valve di tutup, sedangkan
inlet valve dibuka hingga tekanannya mencapai 1,5 bar dan condensate valve dibuka
hingga tekananya 0 bar selama 2 menit
4. Puncak II
Selama 12 menit condensate valve ditutup. inlet valve dibuka hingga
tekanan mencapai 2-2,5 bar. Setelah mencapai tekanan 2,5 bar inlet valve ditutup
pastikan condensate valve di buka hingga tekanan 0 bar selama 3 menit
5. Puncak III
Selama 12 menit exhaust valve dan condensate valve ditutup, inlet valve
dibuka hingga tekanan mencapai 3 bar, setelah mencapai tekanan 3 bar inlet valve
ditutup. Exhaust valve dan condensate valve diturunkan sampai tekanan 0 bar.
6. Pengeluaran lori
Setelah tekanan sterilizer 0 bar maka pintu sterilizer dapat dibuka dengan
sistem motor hidrolik.
Adapun tujuan dari sterilizer adalah sebagai bcrikut:.
1. Melunakan daging pada buah '
2. Memudahkan pelepasan pada buah
3. Mematikan enzim
4. Menurunkan viskositas minyak.
3.4.2. Tippler
Tippler adalah alatyang berfungsi untuk menuangkan buah yang telah di
rebus untuk dikirimkan ke thresher. Sistem kerja alat tippler yaitu dengan
membalikkan lori 180° dengan tekanan hidrolik agar buah terjatuh ke scarper
under tippler yang berfungsi sebagai alat membawa TBS yang sudah
di rebus menuju thresher. Tippler berjumlah 2 buah dengan kapasitas lori 10 ton
dengan waktu pembuangan 8-10 menit 1 jam dengan jumlah 6 lori.

Gambar 3.9. Tippler


(Sumber: Dokiimentasi pribadi)

Gambar 3.10. Scarper Under Tippler


(Sumber: Dokumentasi pribadi)

3.4.3. Thresher
Thresher adalah alat yang berfungsi untuk melepaskan berondolan dari
tandaflnya, dengan prinstp kerja dtbanting dengan kecepatan putaran 22-24 rpm.
Kecepatan putaran mempengaruhi pelepasan berondolan dari tandan, apabila
semakin cepat putarannya maka banyak berondolan yang terlempar keluar
sedangkan semakin lama putarannya maka banyak berondolan yang tidak terlepas
dari tandan. Thresher memiliki kapasitas 36 ton/jam dengan diameter 2 m dan
lebarnya 6 m. Pada dinding thresher
dilengkapi dengan kisi-kisi yang berfungsi sebagai jalan berondolan setelah
terlepas dari tandannya

Gambar 3.12. Thresher


(Sumber: Dokumentasi pribadi)

Adapun macam・macam alat transportasi menuju proses digester adalah

sebaga berikut:
a. Bottom cross conveyor
RoUom cross conveyor ini berfiingsi sebagai alat untuk menyalurkan
berondolan yang telah terlepas dari tandan atau hasil dari thresher yang
ditampung oleh under cross conveyor menuju fruit elevator.

Gambar 3.13 Bottom Cross Conveyor


(Sumber: PT. Murini Samsam II, 2021)

b. Fruit Elevator
Fruit elevator ini berfungsi sebagai alat mengangkut berondolan dari
bottom cross conveyor yang akan didistibusikan ke conveyor distribusi. Alat ini
menggunakan timba-timba yang terikat pada rantai dan digunakan tmtuk
mengangkut buah masak atau brondolan masak.
22

c. Top cross conveyor

Gambar 3.13 Fruit Elevator


(Sumber: PT. Murini Samsam II, 2021)

Top cross conveyor ini berfungsi sebagai alat untuk membawa berondolan
dari fruit conveyer menuju conveyor distribusi dengan
nienggunakan sistem screw.
3.5. Stasiun Pressing
Hasil thresher dibawa oleh distributing conveyor ke station press di alat
digester. Digester suhu harus di jaga 90-95°c dan lama pelumatan 10-15 menit agar
berondolan di dalam digester tidak terlalu banyak. Hasil dari digester ini dibawa ke
station pressing untuk mengepres yang akan menghasilkan crude palm oil (CPO)
menuju stasiun klarifikasi sedangkan hasil nut dan fiber menuju stasiun kernel.
23

Gambar 3.16. Diagram Alir Proses Pressing (Sumber: PT. Murini Samsam II, 2021)

3.5.1. Digester
Digester adalah alat vang berfungsi untuk mencacah dan melumat
berondolan yang menghasilkan kandungan minyak. Digester ini berbentuk tabung
silindris yang dilengkapi dengan pengadukan perupa stirring arm (pengaduk
berupa pisau-pisau) yang berfungsi untuk merajang berondolan yang memiliki
jumlah pisau 6 yang terdiri dari 5 tingkat pisau pengaduk dan 1 tingkat pisau
pelempar・ Pisau pengaduk dengan kecepatan pengaduk 25-26 rpm yang

berfungsi untuk mengaduk atau melumat berondolan sedangkan pisau pelempar


berfungsi unhik melemnar atau mendorong hasil lumatan berondolan menuju
mesin press. Tekanan pada digester 40 bar dengan suhu 90-95°c yang diberikan
steam (uap panas) untuk mempermudahkan proses pelumatan. Semakin banyak
berondolan di dalam digester maka semakin tidaksempurna proses pengadukan
dan waktu tinggalnya semakin lama.
Gambar 3.16. Unit Digester

(Sumber: Dokumentasi pribadi)

Pada alat digester memiliki fungsinya adalah sebagai berikut:


1. Melumat daging buah.
2. Meniisahkan daging buah dengan nut (biji buah).
3. Dopat mempermudahkan pada proses pengepresan (proses pressing}.
3.5.2. Screw Press
Pressing adalah alat untuk memisahkan minyak dari daging buah yang
berasal dari digester. Pada proses pressing terdapat screw pressing yang berfungsi
untuk memeras hasil Jumatan berondolan untuk menghasilkan minyak yang
terkandung. Tekanan cone pada mesin screw press 38-40 bar, di PT. Murini
Samsam terdapat 6 unit screw pressing tetapi hanya 4 unit yang bersperas; dan 2
unit sebagai cadangafi. pa4a mesin pressing terdapat air deluction yang terdapat
dari vacuum dryer yang berfungsi sebagai pelumas untuk proses pressing.
Tekanan cone ini mengakibatkan hasil lumataq dari digester yang masuk
ke srew press akan terperas, sehingga hasil press akan keluar melalui lubang
stainner yang akan dialirkan ke oil gutter (stasiun klarifikasi), hasi) pengepresan
sepeili fiber dan nut akan keluar melalui celah conus menuju bet?辰r conveyor
(staskiw kernd'). Pads proses pressing tekanan nya harus dijaga agar memperkecil
hilangnya minyak dan tekanan kempanya tidak tinggi jika tinggi maka
mengakibatkan nut akan pecah yang akan terjadi broken kernel.

Program Studi Teknik Kimia I FST UNJA


Gambar 3.18. Screw Press
(Sumber: PT. Murini Samsam II, 2021)
Tujuan dari proses pressing adalah sebagai berikut:
1. Dapat mengepres daging buah sehingga menghasilkan minyak, fiber dan
nut.
2. Pada proses press dilaJcukan dengan silindris tertutup yang dilengkapi
dengan saringan agar hasil minyak kelapa sawit tidak tercampur.
3. Pada proses pressing, alat yang digunakan berbentuk screw yang bertujuan
agar pressing berjalan secara kontinu sehingga hasil lumatan tidak
bertumpuk.
3.5.3. Talang Minyak (Oil Gutter}
Talang minyak berfungsi; untuk menampung crude oil dari screw press
untuk dialirkan ke Sand Trap Tank, yang sebelumnya dilakukan pengenceran.
Pengenceran bertujuan untuk memudahkan pemisahan minyak dengan pasir dan
serat yang masih terkandung di dalam minyak. Pemisahan dilakukan dengan air
cukup panas agar pemisahan cepat terjadi. Oil gutter terbuat dari plat stainless stel!
dengan ketebalan 4-6 mm, yang dipasang miring dibawah screw press tepatnya
dibawah hordes press.
Gam bar 3.19. Oil gutter
(Sumber: Dokumentasi pribadi)

3.5.4. Tanki Perangkap Pasir (Sand Trap Tank)


Setalah minyak ditampung oleh talang minyak, selanjutnya akan dialirkan
ke sand trap tank. Sand Trap Tank berfungsi untuk menangkap pasbr yjmg
terkandung di dalam minyak dengan cara pengendapan. Pr&ses pemisahan
dilakukan dengan memanfaatkan perbedaan berat jenis pasir dan minyak. Pasir
dan kotoran lain dengan massa jenis lehih Herat akan turun ke bawah dan
mengendap, sedangkan minyak berada dilapisan atas. Prinsip kerja sand trap tank
adalah memanfaatkan plat-plat pengarah, agar terjadi putaran sentrifugal dan
aliran laminar di dalam sand trap tank sehingga pasir yang terikut di dalam crude
oil akan turun ke dasar. Sand trap tank dilengkapi dengan pipa steam m/ecthrt
tmtuk mempertahankan temperatur crude oH pada 90-95°C. PT. Murini Samsam II
memiliki 2 unit sand trap tank yang masing-masing memiliki kapasitas 10 ton.
.
Gambar 3.20. Sand trap tank
(Sumber: Dokumentasi pribadi)
3.5.5. Ayakan Getar {Vibrating Screen)
Vibrating Screen merupakan suatu ayakan untuk memisahkan minyak dari
kotoran, pasir dan serat yang masih terikut di dalam minyak. Vibrating Screen
bekerja dengan cara menggetarkan drum yang berisi minyak. Kotoran-kotoran
yang tersari ng akan dikembalikan melalui corong ke bucket fruit elevator dan
diolah kembali. Vibrating screen umumnya menggunakan double deck ukuran 60’

Gambar 3.21. Vibrating screen


*
(Sumber: Dokumentasi pribadi)

3.5.6. Tanki Minyak Mentah (Crude Oil Tank)


Crude oil tank (COT) adalah tanki tempat pcnampungan minyak dari
vibrating screen sebelum dipompakan ke CST. Selain itu, crude oil tank berFungsi
untuk mengendopkan parhkskpartikel yang tidak JaFUt dan lotos dari pengayakan.
Crude oil tank berupa tanki stainless stell yang dilengkapi pipa steam injection untuk
menjaga temperatur crude oil 90-95°C. PT. Murini Samsam II memiliki 2 unit
dengan kapasitas 8 m3. Cara kerja crude oil tank menggunakan sistem over flow,
dimana terdapat 2 sekat sehingga terdapat 3 ruangan. Minyak akan masuk pada
ruang pertama dan terjadi pengendapan, setelah over flow minyak akan melewati
sekat dan masuk ke ruangan kedua. Kemudian masuk ke ruangan ketiga yang
selanjutnya dipompa kan ke CST.
Gambar 3.22. (a) Skema crude oil tank, (b)

crude oil lank


(Sumber: Dokumentasi pribadi)

3.5. Stasiun Pemumian Minyak [Clarification Station)


Stasiun klarifikasi adalah stasiun pemurnian minyak yang merupakan
stasiun terakhir untuk pengolahan minyak. Minyak mentah (CPO) dari stasiun press
d^cirim ke stasiun ini antu4< di proses kbih l&njut sehingga didapat minyak
produksi yang sesuai dengan kualitas dan kuantitas yang diharapkan. Stasiun
kJari^ikas^ tsrdapat 2 fose pengolahan, yaitu pengolahon minyak dan pengolahan
Sludge

3.6.1. Continuous Settling Tank (CST)


Continuous settling tank merupakan suatu tank) penampungan CPO dari
COT yang berfungsi untuk memisahkan minyak dan sludge dengan memanfaatkan
gaya gravitas; untuk dilalcukan pemisahan bordasarkon berat jenis. Terdapat
pengaduk [stirrer) dengan kecepatan 3-4 rpm untuk mempercepat pemisahan
antara minyak dan lumpur. Minyak yang terkumpul pada bagian atas CST diambil
dengan menggunakan talang pengutip (skimmer), selanjutnya dialirkan ke oil tank
dan sludge akan dialirkan melalui bottom cone ke dalam sludge balance tank.
Continuous settling tank adalah tipe tanki bersambung yang dapat mengalirkan dan
tanki satu ke tanki lainnya. PT. Murini Samsam II memiliki 2 unit, yaitu CST 1 dan
CST 2. Continuous settling tank 1 memiliki kapasitas 120 ton dan kapasitas
continuous settling tank 90 ton. Suhu di continuous settling tank dipertahankan
antara 90°C-95°C. sehingga diinjeksikan steam dan untuk mempertahankan suhu
digunakan steam coil pada dinding CST.
3.6.2. Vacuum Dryer
Vacuum Dryer berfungsi untuk mengurangi kadar air [moisture) dalam
minyak mentah (CPOj, dengan metode penguapan hampa udara pada suhu 70°C dan
tingkat kevakuman dipertahankan 760 mmHg. Basil keluaran yang diharapkan
adalah minyak mengandung air < 0,20%]. Prinsip kerja vacuum dryer yaitu dengan
menyemprotkan minyak yang bdrasal dari oil tank melalui nozzle-nozzle yang
terdapat di dalam vacuum dryer. Air yang sudah berupa partikel kecil akan naik ke
atas, kemudian dipompakan ke water delution tank. Sedangkan minyak akan turun
ke bawah dan dipompakan ke tanki penyimpanan (storage tank)
Gambar 3.24. (a)skema kerja vacuum dryer, (bjvacuum dryer
(Sumber: Dokumentasi pribadi)

3.6.3. Tanki Penyimpanan {Storage Tank)


Storage tank adalah tempat penyimpanan senientara CPO hasi) produksi
sebelum dikirim ke costumer. Minyak dalam tangki ini harus selalu dipanaskan
dengan cars di pass ng pipa pemsna^ dengan uap dsn di caps;

suhu 60°C-65°C untuk menghindari kenaikan asam lemak bebas (free fatty acid /
FFAj dan kadar air dalam mtnyak di tangki. PT. Muriiri Satnsam II memiliki 3 unit
Storage dengan kapasitas masing 500 ton.

Gambar 3.25. Storage (Sumber:


Dokumentasi pribadi)

3.6.4. Sludge Tank


Sludge tank merupakan tanki tempat penampungan lumpur (sludge) yang

Gambar 3.26. sludge tank


(Sumber: Dokumentasi pribadi)
berasal dari tandan kosong kelapa sawit (TKKS) yang dihancurkan di bug press.
Sludge yang ditampung akan keltiar melalui al;ran ba^vah yang di transfer melalui
parit menuju fat fit PT. Murini Samsam II memiliki 1 unit sludge tank dengan
kapasitas 5 m3.
3.6.5. Sludge Balance Tank
Slude balance tank adalah tempat penampungan sementara lumpur (sludge)
dari hasil pemisahan di continuous settling tank (CST) yang masih mengandung
minyak 7 9 %. Tangki in; dipasang steam injection untuk niemanaskan dan agar
sludge tetap encer (tidak membeku), diusahakan suhu sludge balance tank berkisar
90°C -95°C.
3.6.6. Sand Cyclone I & II
Sludge masih mengandung pasir dan masih perlu diproses iebih lanjut pada
alat sand cyclone. Sand cyclone berfungsi untuk memisahkan pasir yang terkandung
di dalam lumpur. Pemisahan dilakukan berdasarkan perbedaan berat jenis dan
memanfaatkan gaya sentrifugal yang uihasilkan cydone. Pasir dan kotoran yang
terpisah akan dialirkan ke bak pasir, sedangkan lumpur akan

Gambar 3.27. (a) Sand cyclone 1, (b) Sand cyclone 2


(Sumber: PT. Murini Samsam II, 2021)
3.6.7. Buffer Tank
Buffer tank adalah tanki tempat pengumpulan sludge sementara dari sand
cyclone sebelum di pompakan ke decanter. Tanki diharapkan selalu penuh sehingga
umpan untuk decanter selalu terpenuhi.
3.6.8. Decanter
Umpan (siudge) dari buffer tank masuk ke decanter untuk diiakukan
pemisahan menjadi tiga fasa, yaitu minyak [light phase), sludge (heavy phase), dan
solid dengan cara centrifugal. Sludge dialirkan melalui nozzle yang berputar
sehingga air dan NOS dengan berat jenis lebih besar akan terpisah keluar. Minyak
dengan berat jenis lebih kecil akan diteruskan ke reclaimed, yang sdanjutnya akan
d: recycle kc CST 1, sodang1<an sludge akan dkeruskan ke kolam fat fit dan fasa

solid akan diteruskan ke solid tank.


3.6.9. Reclaimed
Reclaimed merupakan bak yang penampung minyak hasil keluaran t
dari decanter, yang berfungsi untuk menampung minyak sebelum recycle
kc continuous setting 戚.Terdapat endapan d; dasar reclaimed yang akan
diteruskan ke bak fat fit

Gambar 3.28. Decanter


(Sumbcr? Dokumentasi pribadi)

Gambar 3.29. reclaimed (light


phase)
(Sumber: Dokumentasi pribadi)
3.6.11. Fat Fit
Fat fit adalah bak penampung akhir dan proses klarifikasi (light phase),
serta penampungan sludge dan minyak yang keluar dari bocoran・ bocoran alat di

stasiun klarifikasi yang dialirkan melalui parit menuju ke fat fit. Hasil penampungan
di fat fit akan diendapkan untuk mimisahkan miko dan sludge sebelum dikirim ke
penampungan limbah. Sedangkan miko dari fat fit akan dipompakan menuju
continuous settling tank untuk selanjutnya diproses lagi di stasiun klarifikasi

Gambar 3.30. fat fit


(Sumber: Dokumentasi pribadi)

3.6.12. Recovery Tank


Oil recovery tank merupakan tanki penampungan minyak kotor (miko),
yang berasal dari hasil keluaran decanter (heavy phase) dan CQndensato steriliser.
Oi! recovery tank berfungs: untuk menongkap minyak (miko) dengan menggunakan
prinsip berdasarkan pecbedaan berat jenis. Miko yang memiliki kandungan FFA
tinggi akan dialirkan ke tanki fatti Acid
Oil (FAO). Sedangkan sludge akan dialirkan ke stasiun pengolahan limbah.

Gambar 3.31. Recovery tank


(Sumber: Dokumentasi pribadi)
T. Murini Samsam II Wilmar Group
BAB IV
PENUTUP

4.1. Kesimpulan
Berdasarkan kegiatan yang dilakukan selama kuliah kerja praktik di PT.
Murini Samsam H selama dua bulan dapat ditarik kesimpulan yaitu:
1. PT. Murini Samsam li dibangun pada tahun 2005 yang berlokasi di
Kawasan Dumai-Pelintung, Kecamatan Medang Kampai-Kota Dumai dan
beroperasi pada luni tahun 2006.
2. PT. Murini Samsam II yang merupakan pabrik pengolahan kelapa sawit
dengan kapasitas 60 ton/ jam, dengan produksi akhir yaitu crude oil palm
(CPO) dan inti sawit (kernel).
3. PT. Murini Samsam II memiliki sembilan stastiun proses pengolahan yaitu,
penimbangan, sortasi, loading ramp, perebusan, pressing, klarifikasi, kernel,
boiler dan engine room, dan metana.
4. PT. Murini Samsam II menghasilkan limbah cair vang akan diproses menjadi
gas metana yang akan distribusikan ke pabrik pupuk.
5. Hasil produksi dari PT. Murini Samsam II didistribusi ke Kawasan
Industri Dumai sendiri dan produk samping menjadi bahan bakar
A
boiler.
6. Di PT. Murini Samsam II masih menggunakan alat* secara manula hanya
sedikit yang menggunakan alat yang canggih yang di control oleh komouter.
4.2 Saran
Saran kami, selaku mahasiswa magang kerja praktik di harapkan di PT.
Murini Samsam II yaitu:
1. Bag! operator yang bekerja di PT. Murini Samsam II sebaiknya lebih
menguasai pada bidang masing-masing dan menggunakan APD yang
lengkap.
2. Pada lingkungan sekitar pabrik harus bersih agar menghindari resiko.
terjadinya kecelakaan pada saat proses berjalan.
3. Alat proses Di PT. Murini Samsam II masih manula sebaiknya ada yang
menggunakan alat yang canggih untuk mempermudahkan proses dan
meminilisirkan waktu
DAFTAR PUSTAKA

Kementrian Perindustrian Indonesia. 2021. Daftar Kawasan Industri.


www.kemenpri.go.id. (diakses pada 20 September 2021)
Mahfud, Ahmad. 2020. Efektivitas nilai specific gravity larutan kalsium karbonat
(CaCO3) untuk meminimalisir losses clay ba th. JCWE 12(2]: 86.
Naibaho, Ponten. 1998. Teknologipengolahan kelapa sawit Pusat Penelitian Kelapa
Sa wit Medan.
Payana, Eben Dwi. 2010. Pengolahan minyak dan inti sawit di PT. Langkat
Nusantara Kepong. I ST A. Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai