Anda di halaman 1dari 36

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Praktek Kerja Lapangan


Bangsa Indonesia selalu menerapkan sebuah sistem Pendidikan
Nasional yang lebih mengarah kepada pengembangann dan peningkatan
Sumber Daya Manusia (SDM), dimana seluruh Warga Negara Indonesia
diharapkan memiliki wawasan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK),
yang nantinya akan dapat membangun Bangsa Indonesia untuk lebih maju
dan sejahtera serta selalui bertaqwa kepada Allah SWT. Untuk mencapai
tujuan tersebut, perlu dilaksanakan suatu program pendidikan dan
pelatihan secara berkesinambungan, salah satunya ialah melalui Praktek
Kerja Lapangan (PKL).
Hal ini dimaksudkan agar memiliki keterkaitan yang baik antara
dunia pendidikan dengan dunia usaha atau industri demi tercapainya
pembangunan Nasional.
Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Padang sebagai salah satu
lembaga pendidikan, mengemban tugas dan amanat untuk
mengembangkan pendidikan, agar menghasilkan lulusan yang memahami
Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK).
Salah satu upaya untuk memahami tujuan di atas maka, Jurusan
Teknik Mesin Politeknik Negeri Padang menugaskan bahwa mahasiswa
untuk melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di Perusahaan.
Tujuan pelakasanaaan Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini adalah agar
mahasiswa Teknik Mesin Politeknik Negeri Padang dapat menerapkan
ilmu yang didapatkan drlama perkuliahan di dunia industri.
Penulis melakukan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di PT Inti
Indosawit Subur, Pangkalan Kerinci, Riau yang merupakan salah satu
Badan Usaha Milik Swasta yang bergerak dibidang minyak kelapa sawit.

1.2 Tujuan Praktek Kerja Lapangan

1
Adapun tujuan umum dan tujuan khusus dilaksanakan Praktek
Kerja Lapangan ini adalah :
1. Tujuan Umum
a. Sebagai salah satu mata kuliah wajib mahasiswa Jurusan Teknik
Mesin Politeknik Negeri Padang.
b. Sebagai pengetahuan lanjutan di dunia industri.
c. Sebagai tempat penerapan praktek yang telah didapatkan di bangku
perkuliahan.
d. Dapat mengetahui permasalahan – permasalahan yang timbul di
industri serta mencari solusi penyelesaiannya.
e. Dapat belajar mengembangkan interpersonal skill (human relation)

2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui proses pada kerja pabrik di PT ASIAN AGRI
b. Untuk mengetahui problem yang sering terjadi pada pompa
hydrocyclone di PT ASIAN AGRI
c. Untuk mempelajari pemasangan pompa hydrocyclone di pabrik PT
ASIAN AGRI
d. Untuk mengetahui perawatan rutin pada pompa hydrocyclone di PT
ASIAN AGRI.
e. Mampu mengetahui bagaimana sebenarnya prosedur di industri.
f. Melatih beradaptasi dengan lingkungan industri dan dunia usaha
melalui keikut sertaan dalam disiplin kerja dan mematuhi peraturan
yang telah ditetapkan oleh dunia industri.
g. Dapat memberikan sumbangan tenaga dan fikiran pada perusahaan
atas segala sesuatu yang mungkin dirasa kurang.
h. Sebagai persiapan untuk terjun langsung ke dunia industri dan
mengamati mutu di tempat lapangan industri.
i. Melihat secara langsung aktivitas pabrik pada saat memproduksi
j. Melatih kemampuan bergaul dengan bawahan, rekan sejawat dan
atasan dalam perusahaan.
k. Melengkapi teori yang diperoleh di perkuliahan dengan keadaan
sebenarnya yang ada di pabrik.
l. Mampu mengatasi dan mengantisipasi berbagai permasalahan yang
timbul di lapangan dengan menggunakan ilmu yang dimiliki.

1.3 Manfaat Praktek Kerja Lapangan

Pelaksanaan praktek kerja lapangan ini diharapkan akan


memberikan manfaat baik bagi mahasiswa, pihak kampus, maupun pihak

2
industri. Adapun manfaat dari Praktek kerja lapangan ini adalah sebagai
berikut:

1. Bagi Mahasiswa
Praktek Kerja Lapangan bermanfaat dalam memberikan bekal
terhadap mahasiswa tentang apa yang perlu mereka miliki nantinya
apabila ingin terjun ke dunia industri. Mahasiswa yang sukses dalam
Praktek Kerja Lapangan lebih mudah beradaptasi dengan dunia kerja,
karena mereka diasumsikan telah memahami kebutuhan industri yang
diharapkan dari mereka sebagai calon tenaga kerja.
2. Bagi Politeknik Negeri Padang
Manfaat yang didapat oleh Politeknik Negeri Padang adalah
dapat menjalin hubungan kerja sama yang lebih baik, membantu
mahasiswa dalam pengembangan ilmu yang dimiliki oleh mahasiswa
selama perkuliahan agar terampil nantinya di dunia kerja.
3. Bagi Industri/Instansi
Disamping itu manfaat bagi PT Inti Indosawit Subur,
Pangkalan Kerinci, Riau adalah mencari calon tenaga kerja yang siap
kerja unggul dan professional dibidangnya.

1.4 Metode Pengumpulan Data


Metode pengumpulan data pada saat Praktek Kerja Lapangan
dilakukan dengan 2 metode, yaitu metode primer dan sekunder. Prosedur
kerja dan proses perawatan yang ada secara aktif dengan dibimbing
terlebih dahulu oleh instruktur yang ditunjuk oleh perusahaan yang
bersangkutan, sehingga dapat merasakan langsung kerja guna mengetahui
cara kerja dan permasalahan-permasalahan yang dihadapi. Dalam proses
penganalisaan penulis mengambil data-data dari sumber melalui :
1. Data primer
Data yang diperoleh dalam penyusunan secara langsung dan saat
Praktek Kerja Lapangan digunakan dengan cara :
a. Metode Interview
Interview adalah metode yang digunakan untuk
mengumpulkan data dengan dialog yang dilakukan penulis dengan

3
pembimbing lapangan, mandor-mandor atau karyawan lainnya
untuk memperoleh informasi.
b. Metode Observasi
Penulis mengadakan pengamatan secara langsung terhadap
obyek yang dipelajari dan berbagai kegiatan selama melaksanakan
Praktek Kerja Lapangan.

2. Data Sekunder
Data Sekunder adalah data yang pengumpulannya dari perusahaan,
serta sumber-sumber dengan objek yang dipelajari untuk permasalahan
yang dihadapi, buku perusahaan serta buku pinjaman yang mempunyai
hubungan menyelesaikan persoalan atau permasalahan yang dihadapi.

1.5 Batasan Masalah


Dalam penulisan dan pembahasan laporan Praktek Kerja Lapangan
ini penulis hanya membahas tentang “Cara kerja sistem Hydrocyclone
dalam Pemisahan Minyak” yang dilaksanakan di PT Inti Indosawit Subur,
Pangkalan Kerinci, Riau.

1.6 Tempat Dan Waktu Pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan (PKL)


Praktek Kerja Lapangan ini dilaksanakan di PT Inti Indosawit Subur,
yang beralamat di Jl. Lintas timur KM 60, Pabrik Satu, Pangkalan Kerinci,
Kabupaten Pelalawan, Riau.dan berlangsung dari tanggal 4 Februari 2019
sampai dengan 4 Maret 2019.

4
5
BAB II

PROFIL PERUSAHAAN

2.1 Sejarah Perusahaan

Asian Agri adalah salah satu perusahaan swasta nasional


terkemuka di Indonesia yang memproduksi minyak sawit mentah melalui
perkebunan yang dikelola secara berkelanjutan.
Berdiri sejak tahun 1979, Asian Agri saat ini telah berkembang
menjadi salah satu perusahaan kelapa sawit terbesar di Asia yang
mengelola perkebunan kelapa sawit seluas 100.000 hektar di Sumatera
Utara, Riau dan Jambi, serta didukung oleh 25.000 orang karyawan yang
bergabung dan berkembang bersama perusahaan.
Bisnis kami meliputi pembibitan, penanaman, hingga pengolahan
tanda buah segar (TBS) untuk menghasilkan minyak sawit berkelanjutan
di pabrik yang berteknologi tinggi dan ramah lingkungan.
Asian Agri merupakan pelopor program kemitraan petani kelapa
sawit dengan tujuan mendukung peningkatan kesejahteraan keluarga
petani serta mendorong pengelolaan industri kelapa sawit nasional yang
berkelanjutan.
Melalui kebijakan keberlanjutan perusahaan, Asian Agri senantiasa
berkomitmen dalam menerapkan praktik terbaik untuk memberikan
dampak positif bagi Masyarakat, Negara, Iklim, Pelanggan dan
Perusahaan.

2.2 Letak dan Tempat Perusahaan

PT Inti Indosawit Subur yang beralamat di Jl. Lintas timur KM 60,


Pabrik Satu, Pangkalan Kerinci, Kabupaten Pelalawan, Riau.

2.3 Struktur Organisasi Perusahaan

6
STRUKTUR ORGANISASI
PT INTI INDOSAWIT SUBUR-PABRIK BUATAN SATU (PBS)
ASIAN AGRI

HEAD
PLANTATION II

GROUP MANAGER TC PLT II


KBN

MILL
MANAGER

ASKEP PBS

ASST ASST ASST ASST KEPALA TATA ASST


BENGKEL/MAINTENANCE USAHA (KTU) BIO GAS
OPERASIONAL PROSES SHIFT A PROSES SHIFT B

KEPALA KEPALA KEPALA PROSES KEPALA PROSES KEPALA KEPALA


BENGKEL LAB SHIFT A SHIFT B GUDANG KEAMANAN

KERANI
BENGKEL

MANDOR
LISTRIK 2.4 Tugas dan Wewenang PT Inti Indosawit Subur

1. Mill Manager

7
a. Mill Manager Mengelolah pabrik Minyak Kelapa sawit (PMKS)
dan seluruh asset sumber daya yangberada dibawah
Pengawasannya.
b. Membangun dan memelihara hubungan harmonis antara PMKS
dan kebun dalam suasana kompetitif, sehat untuk pencapaian target
produktivitas dan biaya yang optimum,efisien dan
berkesinambungan.
c. Mempersiapkan, merencanakan, melaksanakan dan mengawasi
kegiatan penolahan serta aspek lainnya agar mutu dan efisiensi
yang tinggi dapat dicapai dengan biaya yang ekonomis.
d. Membina karakter personil PMKS yang baik untuk menjadi human
capital perusahaan jangka panjang
e. Mempertahankan dan memperkuat hubungan kerja dengan institusi
institusi pemerintah, PMKS tetangga serta kelompok - kelompok
kerja seperti lembaga swadayamasyarakat, serikat pekerja, tokoh
informal dsb, umtuk mengamankan kepentingan perusahaan di
daerah operasionalnya.

2. Head Asistant Mill


a. Mengelolah pabrik Minyak Kelapa sawit (PMKS) berada dibawah
pengawasannya.
b. Mempersiapkan, merencanakan, melaksanakan dan mengawasi
kegiatan penolahan serta aspek lainnya agar mutu dan efisiensi
yang tinggi dapat dicapai dengan biaya yang ekonomis.
c. Membina karakter personil PMKS yang baik untuk menjadi human
capital perusahaan jangka panjang.

3. Assistant Workshop
a. Melaksanakan seluruh program kegiatan / pekerjaan pemeliharaan
dan perawatan unit-unit mesin utama serta mesin pendukung
pengolahan TBS yang telah ditetapkan.

b. Mengendalikan seluruh aspek pelaksanaan perawatan dan


perbaikan unit mesin pengolahan termasuk pengawasan dan

8
pengendalian waktu dan biaya dengan tetap memperhatikan aspek
teknis seperti keadaan dan lifetime.
c. Mengawasi pengoperasian seluruh mesin pengolahan dengan tetap
memperhatikan perlakuan yang baik dan benar sehingga
menghasilkan efisiensi mesin yang optimum dengan tetap
memperhatikan standar perlakuan yang telah ditentukan.
d. Membina karakter personil PMKS yang baik untuk menjadi human
capital perusahaan jangka panjang

4. Asistant Mill
a. Mengusahakan tercapainya pengolahan dengan memperhatikan
mutu, efisiensi, hasil analisi laboratorium, hasil pengolahan air,
pengolahan limbah dan produksi yang ekonomis.
b. Membina karakter personil PMKS yang baik untuk menjadi human
capital perusahaan jangka pangjang

5. Assistant Account & Admin


a. Mengelolah semua kegiatan administrasi dan keuangan .dalam
lingkungan unit usaha (kebun, PMKS dll) untuk mendapatkan data
yang benar dan akurat sehingga menghasilkan laporan dan
informasi yang tepat waktu, akurat, relevan dan konsisten sebagai
alat pengendalian, alat pengamanan asset, alat pengamanan
seumber daya dan alat pengambilan keputusan.
b. Membina karakter personil kantor yang baik untuk menjadi human
capital perusahaan jangka panjang.

2.5 Sistem Kerja Perusahaan PT Sorini Argo Asia Corporindo Tbk.

2.5.1 Visi Perusahaan

“Menjadi salah satu perusahaan berbasis sumber daya


berkelanjutan terbesar dan terbaik, senantiasa menciptakan
manfaat bagi masyarakat, Negara, iklim, pelanggan dan
perusahaan.”

2.5.2 Misi Perusahaan

9
“Meningkatkan kualitas hidup melalui sumber daya alam
berkelanjutan”

2.5.3 Prinsip Budaya Kerja

a. Complementary Team
Kami satu dalam tujuan dan saling melengkapi dalam
kerjasama tim.
b. Ownership
Kami memelihara rasa memiliki untuk senantiasa mencapai
yang terbaik.

c. People
Kami mengembangkan seumber daya manusia untuk
tumbuh bersama.

d. Integrity
Kami bertindak dengan penuh integritas.

e. Customer
Kami memahami dan memberikan yang terbaik bagi
pelanggan.

f. Continuous Improvement
Kami menghindari ketidakpedulian dan melakukan
perbaikan terus menerus.

2.6 Produk Yang Dihasilkan

2.6.1 Nama produk yang dihasilkan

1. CPO (Crude Palm Oil)


CPO (Crude Palm Oil ) atau yang biasa disebut dengan
minyak kelapa sawit kasar adalah minyak hasil pengolahan buah
kelapa sawit yang diperoleh melalui proses ekstraksi daging buah
tanaman kelapa sawit. Buah kelapa sawit terdiri atas kulit buah
(exocarp), daging buah (pulp mesocarp), cangkang (shell

10
endosperm), dan inti (kernel endosperm). Exocarp dan Mesocarp
banyak mengandung CPO.
Minyak CPO mempunyai ciri-ciri fisik agak kental,
berwarna kuning jingga kemerah-merahan karena mengandung
pigmen karotenoida.

Gambar 2.1 Hasil Produk CPO

2. CPKO (Crude Palm Kernel Oil)


CPKO merupakan minyak inti buah tanaman kelapa sawit
yang telah dipisahkan dari daging buah dan tempurungnya.
CPKO bersifat semi padat pada suhu ruang, lebih jenuh
dari pada minyak kelapa sawit namun setara dengan minyak
kelapa.

Gambar 2.2 Hasil Produk CPKO

11
2.6.2 Struktur buah kelapa sawit

Gambar 2.3 Struktur buah kelapa sawit

2.7 Pembagian Jam Kerja

Pembagian jam kerja pada PT Inti Indosawit Subur adalah


Jam kerja bagi karyawan non shift :
a. Senin – Jumat : 07.00 –16.00
b. Sabtu : 07.00-12.00

Jam kerja bagi karyawan shift :


a. Shift 1 (Pagi) : 07.00 – 16.00
b. Shift 2 (Malam) : 19.00 - 07.00

* Karyawan yang bekerja melebihi dari jam ketentuan perusahaan


akan di perhitungkan lembur.

2.8 Proses Pengolahan Minyak Sawit

1. Penerimaan Buah (Fruit Reception)


Proses penerimaan buah dimulai dari penimbangan TBS yang
berasal dari kebun. Penimbangan TBS dilakukan di jembatan timbang
yang berfungsi untuk menimbang/mengetahui jumlah TBS yang masuk ke
PKS unutk diolah dari setiap produksi sehingga memudahkan untuk
mengetahui rendemen minyak dan inti serta berat tandan rata-rata. Berat
TBS dapat diketahui dari selisih berat bruto (berat kotor truk) dengan berat

12
saat truk bermuatan TBS. Penimbangan dilakukan pada waktu truk
bermuatan dan pada saat truk kosong.
Hal-hal yang perlu diperhatikan sebelum menimbang, agar diperoleh
penimbangan yang tepat dan akurat yaitu, petugas mencatat nomor plat
mobil yang masuk, timbangan harus pastikan menunjuk angka 00 sebelum
mobil mulai masuk untuk menimbang. Setelah itu, memeriksa kelayakan
penimbangan untuk mencegah kecurangan penambangan, maka
sopir,kernet dan barang-barang berat harus di turunkan. Untuk
menghindari kerusakan pada timbangan sebaiknya truk masuk dan keluar
timbangan harus perlahan-lahan untuk menghindari beban kejut, lantai
timbangan diusahan selalu bersih agar timbangan berfungsi dengan baik.

2. Penyortiran TBS (Grading)


Penyortiran yaitu pemisahan atau pengkelasan TBS sesuai dengan
fraksi sebagai salah satu kendali mutu CPO yang akan dihasilkan baik dari
segi kualitas TBS. Sortasi atau grading bertujuan untuk mengetahui mutu
TBS yang masuk di PKS, meningkatkan kualitas mutu CPO produksi,
meningkatkan mutu rendemen minyak dan inti sawit yang diolah dan
meningkatkan hasil produksi yang lebih menguntungkan. TBS dibawa truk
pengangkut menuju ke grading station untuk dilakukan penyortiran TBS.
Sistem denda diberlakukan untuk TBS yang tidak memenuhi syarat pada
saat bongkar muatan. TBS yang masuk berasal dari kebun sendiri dan
masyarakat setempat (PKS,KBM,PLASMA).

3. Penimbunan Sementara/Pemindahan TBS (Loading Ramp)


TBS yang telah disortasi di Grading Station ini kemudian
dimasukan ke dalam lori-lori. Lori yaitu tempat kelapa sawit untuk proses
perebusan yang berkapasitas 4,5-5 ton TBS pada setiap lorinya. TBS
dimasukan kedalam lori dengan membuka pintu Loading Ramp yang
diatur dengan sistem hidrolik. Bangunan loading ramp memiliki
kemiringan pada lantai dengan sudut 27º, kemiringan ini bertujuan unutk
mempermudah dalam memasukan buah kedalam lori-lori yang telah
disediakan, karena buah akan jatuh dengan adanya gaya gravitasi.

13
TBS dituangkan pada tiap-tiap sekat dan diatur dari pintu ke pintu
lainya.Pengisian lori yang baik hendaknya tidak terlalu penuh, sesuai
dengan kapasitas lori. Pengisian lori yang terlalu penuh bahkan hingga
membumbung akan mengakibatkan pintu maupun penahan tandan buah
bengkok, buah terjatuh dalam rebusan dan packing pintu tergesek buah .
dan apabila hal demikian maka dapat mengakibatkan beberapa kerugian
produksi yaitu kehilangan minyak pada air kondesat rebusan,
penyumhmbatan saringan pipa kondesat, kenaikan kadar ALB,
bertambahnya jam kerja pabrik, kerugian steam dan kerusakan alat-alat.
Setelah lori-lori diisi dengan TBS, lori-lori tersebut dimasukan ke dalam
sterilizer dengan menggunakan capstand yang berfungsi menarik lori
masuk dan keluar dari strelizier.

4. Perebusan TBS (Sterilizer)


Perebusan merupakan salah satu tahap utama dalam proses
pengolahan TBS. Baik buruknya mutu dan hasil olahan PKS yang paling
utama ditentukan oleh keberhasilan rebusan. Merebus buah harus sesuai
dengan ketentuan yang ada dan merupakan proses pengolahan yang
mutlak dilakukan.
Perebusan atau sterilisasi buah dilakukan dalam sterilizer yang
berupa bejana uap bertekanan. Biasanya sterilizer dirancang untuk dapat
memuat 6 sampai 10 lori dengan tekanan uap 3 kg/cm². Lori tempat buah
dibuat berlubang dengna diameter 0,5 inch, yang berfungsi untuk
penetesan air kondensat yang terdapat diantara buah. Dalam proses
perebusan TBS dipanaskan uap pada temperatur sekitar 135ºC selama 80 –
90 menit. Sterilizer harus dilengkapi dengan katup pengaman (safety
valve) untuk menjaga tekanan di dalam sterilizier tidak melebihi tekanan
kerja maksimum yang diperkenankan. Fungsi sterilizer adalah untuk
melakukan sterilisasi buah TBS sebelum di proses menjadi minyak.

5. Penebahan (Threshing)
Penebahan adalah pemisahan brondolan dari janjangan kosong. Jika
pada proses ini tidak sempurna dapat menjadi salah satu yang
mempengaruhi efisiensi pabrik. Dengan menggunakan putaran, TBS
dibanting sehingga brondolan lepas dari tandannya dan jatuh ke konveyor

14
dan elevator untuk didistribusikan ke thresser. Thresser mempunyai
kecepatan putaran 23-25 rpm. Pada bagian dalam thresser, dipasang
batang-batang besi perantara sehingga membentuk kisi-kisi yang
memungkinkan brondolan keluar dari thresser. Kemudian tandan kosong
diangkut oleh empty bunch conveyor untuk diangkut ke penampungan
empty bunch. Pada stasiun ini buah yang telah direbus siap untuk
dipisahkan antara brndolan dan tandannya sebelum ke dalam digester.
Keberhasilan dalam proses ini harus memperhatikan beberapa hal seperti,
pengisian merata dan tidak terlalu penuh agar proses penebahan dapat
berlangsung secara sempurna. Dalam proses ini diperlukan beberapa alat
berfungsi sebagai pembawa, seperti: Konveyor janjangan kosong (empty
bunch conveyor), Konveyor buah (fruit conveyor) dan timba buah
(fruit elevator).
6. Stasiun Pengempaan (Station Pressing)
Stasiun pengempaan adalah stasiun pertama dimulainya
pengambilan minyak dari buah dengan cara melumatkan dan mengempa.
Sebelum brondolan dikempa, brondolan dilumatkan/dibuburkan terlebih
dahulu dengan menggunakan alat.

7. Pemurnian Minyak (Clarification)


Stasiun pemurnian minyak adalah stasiun terakhir untuk pengolahan
minyak. Minyak kasar hasil stasiun pengempaan di kirim ke stasiun ini
untuk di proses lebih lanjut, sehingga diperoleh minyak produksi. Proses
pemisahan minyak, air dan kotoran dilakukan dengan sistem pengendapan
dan penguapan.

8. Stasiun pengolah biji


Stasiun pengolah biji adalah stasiun akhir untuk memperoleh inti
sawit. Biji dari pemisah biji dan ampas (Depericarper) dikirim ke stasiun
ini untuk diperam, dipecah, dipisahkan antara serabut, biji dan cangkang.
Inti dikeringkan sampai batas yang ditentukan, serabut dan cangkang
dikirim ke pusat pembangkit tenaga uap sebagai bahan bakar.

9. Stasiun Pusat Pembangkit Tenaga (Power plan)

15
Pusat pembangkit tenaga adalah stasiun tenaga listrik uap dan
biogas. Tenaga listrik diperoleh dari pembangkit listrik tenaga diesel yang
menggunakan bahan bakar gas metam, dan pembangkit listrik tenaga uap
yang menggunakan listrik tenaga uap, karena bahan bakar dapat diperoleh
dari buangan proses pengolahan dan semua stasiun memerlukan uap
sebagai sumber panas.
Stasiun ini bermanfaat untuk pabrik yaitu untuk proses pengolahan
dan untuk kebutuhan listrik domestik (perumahan karyawan/PKS).

BAB III
TINJAUAN PUSTAKA

3.1 Pengertian Pompa Hydrocyclone


Pada dasarnya hydrocyclone merupakan gabungan dari dua kata
yaitu Hydro dan cyclone. Hydro dapat diartikan air ataupun cairan,
sedangkan cyclone dapat diartikan sebagai pusaran. Sehingga
hydrocyclone diartikan sebagai pusaran air. Dalam penggunaanya secara
nyata hydrocyclone dapat diartikan sebagai suatu alat yang dapat
memisahkan material ataupun partikel dari suatu komposisi campuran baik
berbentuk padatan dengan cairan ataupun cairan dengan cairan. Pemisah
antara partikel padat dengan cair merupakan unit operasi yang sangat
dibutuhkan dalam kegiatan pengguna teknologi pemisahan mekanis seperti
pertambangan dan industri kimia. Perangkat yang biasa digunakan yaitu
filter, centrifuge, dan hydrocyclone.
Pada centrifuge dibutuhkan kecepatan putaran tinggi untuk
pemisahan sehingga dibutuhkan energi masuk yang sangat besar pula,
sedangkan hydrocyclone lebih ekonomis karena tidak dibutuhkan energi
sebesar centrifuge untuk mengatasi pressure drop sehingga pemisahan

16
dapat terjadi , Hydrocyclone, yang juga dikenal sebagai liquid cyclone,
adalah sebuah alat untuk memisahakan solid-liquid yang tersuspensi.
Prinsip kerjanya dengan sedimentasi secara sentrifugal, partikel
tersuspensi diperlakukan gaya sentrifugal, sehingga menyebabkan partikel
tersebut terpisahkan dari air. Seperti centrifuge, yang menggunakan prinsip
yang sama, pemasangan hydrocyclone mudah, tidak menghabiskan biaya
yang banyak, serta mudah dioperasikan. Oleh karena itu alat ini banyak
digunakan pada industri pertambangan, kimia, perminyakan, tekstil, dan
metal Karena memiliki keuntungan antara lain strukturnya sederhana,
biayanya rendah, kapasitasnya besar dengan luas lahan yang kecil, dan
mudah dalam pemeliharaan sehingga hydrocyclone banyak digunakan di
Industri Hydrocyclone juga mampu beroperasi pada temperatur tinggi bila
bahannya dari logam, sedangkan kelemahannya adalah efisiensi
pengumpulan rendah karena hanya mampu meremoval partikel yang
berukuran >5μm.

Gambar 3.1 Bagian-bagian Pompa Hydrocyclone


Adapun komponen penting dalam sistem pompa Hydrocyclone ini
adalah Pompa Hydrocyclone, vortex, washing drum, vibrating, convenyor
kernel dan elektromotor. Yang memiliki fungsi :
1. Vortex
Lapisan

3.2 Prinsip Kerja Hydrocyclone

17
Prinsip kerja dari hydrocyclone adalah terdapatnya kumpulan
partikel dan air yang masuk dalam arah tangensial ke dalam siklon pada
bagian puncaknya. Kumpulan air dan partikel ditekan ke bawah secara
spiral (primary vortex) karena bentuk dari siklon. Gaya sentrifugal
menyebabkan partikel terlempar ke arah luar, membentur dinding dan
kemudian bergerak turun ke dasar hydrocyclone. Dekat dengan bagian
dasar hydrocyclone, air bergerak membalik dan bergerak ke atas dalam
bentuk spiral yang lebih kecil (secondary vortex) partikel yang lebih
ringan bergerak keluar dari bagian puncak hydrocyclone sedangkan
partikel yang berat keluar dari dasar hydrocyclone.

Gambar 3.2 Prinsip kerja hydrocyclone

Ada beberapa alasan mengapa hydrocyclone dipakai sebagai alat


pemisah, yaitu:
1. Biaya operasional yang relatif murah
2. Prosesnya dapat dilakukan pada satu tempat

18
3. Desain ataupun modelnya sederhana, berupa kombinasi konstruksi
silinder dan kerucut
4. Tidak memiliki bagian yang bergerak
5. Minim biaya perawatan

3.3 Jenis-Jenis Hydrocyclone

3.3.1 Hydrocyclone tipe konvensional

Pada Hydrocyclone tipe konvensional memiliki bagian berbentuk


silinder dan bagian berbentuk kerucut. Memiliki dua jenis tipe yang
berbeda yang berdasarkan sudut kemiringannya. Tipe yang pertama
memiliki sudut kemiringan 20 derajat– 25 derajat, sedangkan jenis yang
lain memiliki sudut > 25 derajat hingga 180 derajat. Fluida dialirkan
melalui dari lubang inlet bagian atas pada silinder dan aliran tersebut
menghasilkan gerakan berbentuk pusaran yang kuat pada dinding
Hydrocyclone.

Gambar 3.3 Hydrocyclone tipe Konvesional

19
Gambar 3.4 Pompa hidrosiklone pada PBS ASIAN AGRI

3.4 Konstruksi pada multicyclone

Pada proses klarifikasi ataupun pada proses klasifikasi untuk


ukuran partikel yang sangat kecil biasanya dipergunakan hydrocylone
dalam jumlah yang banyak. Tetapi ukuran dari hydrocyclone yang
digunakan tidak sebesar hydrocyclone pada umumnya. Hal ini
dimaksudkan karena diperlukannya proses pemisahan yang berulang-ulang
dan kualitas hasil pemisahan yang sangat baik sehingga dibuatlah
konstruksi multicyclone. Secara umum dapat dilihat terdapat 2 jenis
konstruksi multicyclone yang dapat dijumpai, yaitu : konstruksi linear dan
konstruksi circular. Kedua jenis konstruksi tersebut memiliki fungsinya
masing-masing, seperti pada konstruksi circular yang memungkinkan tiap
hydrocyclone dapat terhubung dalam jumlah banyak dimana mengelilingi
satu pipa atau lubang utama sehingga panjang pipa penghubung tiap
hydrocyclone tetap sama.

3.4.1 Round Desilter Hydrocyclone

Terdiri dari 10 hingga 20 Hydrocyclone yang digabungkan secara


melingkar menjadi satu bagian. Pada Hydrocyclone ini dilengkapi dengan
Shut-off valves pada setiap konstruksinya. Sehingga memungkinkan untuk

20
memindahkan atau mengganti salah satu Hydrocyclonejika rusak tanpa
menganggu kinerja Hydrocyclone lainnya dan juga memudahkan operator
untuk mengawasi kinerja disetiap Hydrocyclone.

Gambar 3.4 Round Desilter Hydrocyclone

3.4.2 Inline Desilter Hydrocyclone

Terdiri dari 10 – 20 Hydrocyclone yang disusun secara pararel.


Inline Desilter Hydrocyclone biasanya digunakan pada tempat yang tidak
memiliki area yang cukup luas untuk menampung banyak konstruksi
instalasi mesin. Sehingga dapat menghemat pemakaian tempat.

Gambar 3.5 Inline Desilter Hydrocyclone

3.4.3 Hydrocyclone aliran aksial

21
Pada umumnya digunakan pada industri pengolahan air bersih.
Berfungsi memisahkan sisi minyak dari campuran air kemudian sisa
minyak tersebut ditampung dan dibuang. Karateristik dari Hydrocyclone
aliran aksial :

a) Konsentrasi penyerapan minyak hingga 10.000 ppm

b) Besar penurunan tekanan balik 2 - 3,5 bar

c) Besar penurunan tekanan buang 4 – 7,5 bar

d) Penurunan tekanan dapat diminimalkan dengan


menambah jumlah pipa didalam Hydrocyclone

Gambar 3.6 Hydrocyclone aliran aksial

22
3.5 Bagian-bagian dari Hydrocyclone

Secara umum bagian-bagian dari Hydrocyclone dapat dilihat dari


gambar berikut :

Lubang keluar

Feed Chamber

Vortex finder
Lubang masuk

Cone station (Bagian kerucut)

Apex Valvex (Katup kerucut)


Tail pipe (pipa bawah)

Lubang keluar

Gambar 3.7 Bagian-bagian Hydrocyclone

Keterangan:

1. Lubang masuk
2. Cylindrical section
3. Vortex finder
4. Cone section
5. Lubang keluar

3.5.1 Lubang masuk (Inlet area)

Ada beberapa tipe dari lubang masuk (Inlet area), yaitu : lubang
masuk tipe involute, lubang masuk tipe ramp dan lubang masuk tipe scroll.
Berbagai tipe tersebut dimaksudkan untuk lebih memaksimalkan kinerja
dari Hydrocyclone. Dengan konstruksi lubang masuk dengan tipe involute,

23
lubang masuk tipe ramp dan lubang masuk tipe scroll dapat mengurangi
efek dari turbulensi yang terjadi disekitar dinding lubang masuk dan
daerah antara lubang masuk dengan cylinder section.

Gambar 3.8 Beberapa tipe dari lubang masuk (Inlet area)

3.5.2 Cylindrical section

Pada dasarnya diameter dari cylindrical section memilki diameter


sebesar diameter dari Hydrocyclone . Konstruksi dari cylindrical section
yang panjang dimaksudkan untuk memperbesar kapasitas dan juga
mengurangi dari kecepatan tangensial. Besar kecilnya dari konstruksi dari
cylindrical section dapat mempengaruhi besarnya tekanan.

Gambar 3.9 Beberapa tipe dari cylindrical section

24
3.5.3 Vortex finder

Pada umumnya besar dari vortex finder 20 - 45 % dari diameter


Hydrocyclone. Besar dari vortex finder dapat kualitas pemisahan yang
dihisap.

3.5.4 Cone section

Besar sudut pada cone section didasarkan pada jenis


pemakaiannya. Pada cone section besudut 20° merupakan standar
pemakaian pada industri pertambangan mineral. Sedangkan untuk
Hydrocyclone yang memiliki bagian bawah datar diperuntukan untuk
pemisahan material-material berstruktur kasar.

Gambar 3.10 Beberapa tipe dari cone section

3.6 Keuntungan dan kerugian Hydrocyclone

A. Hal-hal yang menguntungkan :

2. Fluida kerja yang mudah diperoleh.

25
3. Harga fluida kerja yang murah.

4. Proses pengolahan limbah yang tidak sulit.

5. Pengoperasian system hydrocyclone yang tidak terlalu sulit.

B. Hal-Hal yang merugikan :

1. Sulit memperoleh bahan cone yang tahan abrasi .

2. Untuk kondisi cracked mixture yang berat jenis yang tidak extrim
dengan air akan sulit dilakukan proses pemisahan.

3.7 Hydrocyclone pada Industri Kelapa Sawit

Fresh fruit
bunch

Sterilization

Digestion

Depericaper
Pressing Fan

Silo drier

Nut cracker

Cracked nut
blower

Hydrocyclone
Kernel drier

Kernel storage

Gambar 3.11 Tahapan proses pengolahan hingga mencapai hydrocyclone

26
3.8 Spesifikasi Peralatan

Gambar 3.12 Spesifikasi Pompa pada PBS ASIAN AGRI


Diameter pipa Output : 105 m
Diameter pipa input : 125 m
Ketebalan hossing pompa : 95 mm
Kedalaman hossing pompa : 44 mm
Volume lingkaran : 1519 m
Luas pipa dalam : 345 m
Luas pipa luar : 383 m
Luas pipa whetsheel dalam : 458 m
Luas pipa whetsheel luar : 60 m
Diameter pipa : 6,5 inch

27
BAB IV
PEMBAHASAN

4.1 Pengertian Fluida

Fluida adalah suatu zat yang bisa mengalami perubahan-


perubahan bentuknya secara continue/terus-menerus bila terkena
tekanan/gaya geser walaupun relatif kecil atau bisa juga dikatakan suatu
zat yang mengalir, kata fluida mencakup zat cair, gas, air, dan udara karena
zat-zat ini dapat mengalir. Sebaliknya batu dan benda-benda keras (seluruh
zat-zat padat tidak dapat dikategorikan sebagai fluida karena zat-zat
tersebut tidak bisa mengalir secara continue.
Fluida di bagi menjadi 2 bagian di antaranya adalah :
1. Fluidan statis (fluida yang diam)
2. Fluida dinamis (fluida yang bergerak)

4.2 Head Loss

Head Loss adalah kerugian tekanan yang terjadi pada aliran


internal. Aliran internal seperti pada pemipaan sangat sering mengalami
head loss. Head loss terjadi karena berbagai hal seperti gesekan fluida
dengan dinding pipa dan adanya hambatan pada pipa seperti belokan,
percabangan, katup, dan lain sebagainya. Head loss dibagi atas 2 yaitu:

1. Major losses
Major losses adalah energi yang hilang sepanjang pipa
lurus yang seragam dan sebanding dengan panjang pipa .
Losses ini disebabkan karena gesekan internal fluida
dan juga gesakan antara fluida dan dinding saluran, maka semua
pipa baik pipa halus atau pipakasar muncul major losses.

28
2. Minor losses

Minor losses adalah energi yang hilang dari fluida di


sebabkan oleh perubahan bentuk lokal dari saluran, seperti:
perubahan luas penampang, katup dan belokan.
Minor losses terjadi karena aliran yang mengalir melewati
bentuk lokal dari saluran mengalami perubahan kecepatan,
arah atau besarnya, maupun keduanya.

4.3 Pengoperasian Hydrocyclone

A. Sebelum

1. Periksa dan pastikan drum pengeluaran hidrosiklon bebas


bergerak

2. Periksa volume dan ketinggian air (tukar airnya jika sudah


terlalu kotor)

3. Putar pompa secara manual dengan tangan untuk meyakinkan


tidak terjadi penyumbatan saat berhenti beroperasi

4. Secara visual lakukan pemeriksaan terhadap kekencangan


sabuk, pulley, kebocoran-kebocoran pada penekan packing
pompa

5. Periksa kebocoran pada seluruh instalasi pipa-pipa pada


hidrosiklon

6. Secara visual yang longgar, pin kopling dan kekencangan rantai


penggerak

B. Sedang

1. Jalankan drum atau vibrating screen

2. Amati apakah ada getaran dan suara yang tidak normal

29
3. Jalankan pompa hidrosiklon

4. Periksa amper, kebocoran-kebocoran pada instalasi pipa, suara


dan getaran yang tidak normal

5. Masukkan umpan dari LTDS II

6. Amati amper saat berbeban, jika ada yang tidak normal segera
hentikan dan perbaiki

7. Periksa tekanan pompa-pompa (untuk inti dan cangkang)

8. Periksa kernel losses di wet sheel harus < 2% dan jika diatas
lakukan penyetelan vortex untuk mendapatkan kualitas dan
losses sesuai standart.

9. Pertahankan tinggi permukaan air di tanki hidrosiklo dan tidak


dibenarkan sampai overflow terus menerus

10. Awasi air tidak melimpah ke corong pengeluaran dan terangkut


masuk kernel silo dan conveyor cangkang

C. Sesudah

1. Hentikan mesin pemecah biji (ripple mill)

2. Hentikan umpan ke hidrosiklon

3. Jalankan pemisah hingga tidak ada lagi cangkang dan inti yang
keluar

4. Hentikan pengoperasian mesin-mesin

5. Hentikan pemasukan air ke bak hidrosiklon

6. Posisikan saklar ke posisi “OFF”

4.4 Cone Hydrocyclone

Adapun jenis cone yang dipakai oleh PT Inti Indosawit Subur ialah:

30
A. Cone diameter 50 (kernel)

Dengan fungsi membersihkan cangkang

B. Cone berdiameter 45 (wet shell)

Dengan fungsi membersihkan kernel

Memiliki tujuan yang sama yaitu agar losses pada saat proses di
Kernel station tidak begitu besar dengan harapan losses 0%. Cone yang
dipakai memiliki ketebalan 9 ml. Dengan menggunakan kecepatan
elektromotor 1500 Rpm
4.5 Troubleshooting

Hydrocylone yang sering dioperasikan adalah untuk proses


pemisahan kernel dengan wet shell. Adapun komponen yang sering
mengalami masalah adalah Cone pada pompa hydrocyclone. Pada hasil di
lapangan, kerusakkan pada cone yang terkena abrasi sering mengalami
kebocoran sehingga beberapa partikel tidak dapat difungsikan pada ke
pompa hydrocyclone. Akibat kemungkinan selain dari abrasi ialah Mess
yang sudah penuh yang dapat mengakibatkan Losses tinggi. Losses di PT
Inti Indosawit Subur dicek per 2 jamnya dengan standart kotoran kernel
7% losses 2,5.

Gambar 4.1 Cone yang korosi di PBS ASIAN AGRI

31
Gambar 4.2 Cone yang berlubang akibat abrasi

4.6 Maintenance

1.1.1 Preventive Maintenance (Perawatan Pencegahan)

Preventive Maintenance atau kadang disebut juga Preventative


Maintenance adalah jenis Maintenance yang dilakukan untuk mencegah
terjadinya kerusakan pada mesin selama operasi berlangsung. Contoh
Preventive maintenance adalah melakukan penjadwalan untuk pengecekan
(inspection) dan pembersihan (cleaning) atau pergantian suku cadang
secara rutin dan berkala. Preventive Maintenace terdiri dua jenis, yakni :

a. Periodic Maintenance (Perawatan berkala)


Periodic Maintenance ini diantaranya adalah perawatan berkala
yang terjadwal dalam melakukan pembersihan mesin, Inspeksi mesin,
meminyaki mesin dan juga pergantian suku cadang yang terjadwal
untuk mencegah terjadi kerusakan mesin secara mendadak yang dapat
menganggu kelancaran produksi. Periodic Maintenance biasanya
dilakukan dalam harian, mingguan, bulanan ataupun tahunan.

b. Predictive Maintenance (Perawatan Prediktif)


Predictive Maintenance adalah perawatan yang dilakukan untuk
mengantisipasi kegagalan sebelum terjadi kerusakan total. Predictive
Maintenance ini akan memprediksi kapan akan terjadinya kerusakan

32
pada komponen tertentu pada mesin dengan cara melakukan analisa
trend perilaku mesin/peralatan kerja.
Berbeda dengan Periodic maintenance yang dilakukan
berdasarkan waktu (Time Based), Predictive Maintenance lebih
menitikberatkan pada Kondisi Mesin (Condition Based).
Berikut data dari Preventif Maintenance yang terdapat di PT
ASIAN AGRI:

Gambar 4.3 Data Maintenance yang sering mengalami masalah di PT ASIAN


AGRI

33
Gambar 4.4 Keterangan data

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Dengan berakhirnya hasil tulisan ini penulis mengucapkan terima


kasih kepada Allah SWT dan Nabi Muhammad SAW yang telah
memberikan kesempatan dan kesehatan sehingga penulisan laporan ini
dapat selesai dengan baik. Maka penulis dapat memperoleh beberapa
kesimpulan diantaranya adalah sebagai berikut;
1. Tekanan aliran cone pada pompa hydrocyclone sering mengalami
kebocoran sehingga masih sulit memperoleh bahan cone yang tahan
abrasi.

34
2. Adapun SOP yang harus diperhatikan sebelum melakukan pemeliharaan
Cone pada pompa hidrosiklon merupakan langkah antisipasi atau safety
bagi karyawan, lingkungan sekitar pemeliharaan pompa hidrosiklon dan
peralatan

5.2 Saran

Adapun saran yang dapat penulis berikan yang berhubungan


dengan praktek kerja lapangan ini adalah :
a) Menjaga agar kapasitas feeding yang continue dan konstan.
b) Menjaga performance pompa sebaik mungkin.

c) Menjaga agar memonitor life time dari cone hydrocyclone.

d) Menjaga komposisi feeding tidak berfluktuasi

DAFTAR PUSTAKA

https://www.scribd.com/document/366640827/Pengertian-CPO

http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/30961/Chapter%20II.pdf?
sequence=3&isAllowed=y

http://digilib.unila.ac.id/13367/14/BAB%20II.pdf

35
36

Anda mungkin juga menyukai