Anda di halaman 1dari 102

Laporan Tugas Akhir

ALAT DAN MESIN PENGOLAHAN KELAPA SAWIT


MENJADI CPO (Crude Palm Oil) DI PT.GMP PLANTATIONPOM DESA TANJUNG PANGKAL KABUPATEN
PASAMAN BARAT, SUMATERA BARAT

Oleh
JERI SUHARDI
NBP. 1001353018

PROGRAM STUDI MESIN DAN PERALATAN PERTANIAN


JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN
POLITEKNIK PERTANIAN UNIVERSITAS ANDALAS
PAYAKUMBUH
2013

Laporan Tugas Akhir


ALAT DAN MESIN PENGOLAHAN KELAPA SAWIT
MENJADI CPO (Crude Palm Oil) DI PT.GMP PLANTATIONPOM DESA TANJUNG PANGKAL KABUPATEN
PASAMAN BARAT, SUMATERA BARAT

Disusun oleh :

JERI SUHARDI
NBP . 1001353018

Laporan ini merupakan sebagai persyaratan


Untuk menyelesaikan pendidikan Diploma III

Pada

PROGRAM STUDI MESIN DAN PERALATAN PERTANIAN


JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN
POLITEKNIK PERTANIAN UNIVERSITAS ANDALAS
PAYAKUMBUH
2013

Laporan Tugas Akhir


ALAT DAN MESIN PENGOLAHAN KELAPA SAWIT
MENJADI CPO (Crude Palm Oil) DI PT.GMP PLANTATIONPOM DESA TANJUNG PANGKAL KABUPATEN
PASAMAN BARAT, SUMATERA BARAT
Oleh :
JERI SUHARDI
NBP . 1001353018
Menyetujui :
Ketua Jurusan

Dosen Pembimbing

Ir.HARMAILIS, M.Si
NIP.196909161994031003

JAMALUDDIN, S.Si,M.Si
NIP .197301162000031001

Mengetahui,
Direktur Politeknik Pertanian
Universitas Andalas

Ir.DENI SOREL, M.Si


NIP. 1960041611988031002

Laporan Tugas Akhir


ALAT DAN MESIN PENGOLAHAN KELAPA SAWIT
MENJADI CPO (Crude Palm Oil) DI PT.GMP PLANTATIONPOM DESA TANJUNG PANGKAL KABUPATEN
PASAMAN BARAT, SUMATERA BARAT
Oleh :

JERI SUHARDI
NBP : 1001353018
Telah diuji dan dipertahankan di depan tim penguji Laporan Tugas Akhir
Program Studi Mesin Dan Peralatan Pertanian Unand
Pada tanggal, 19 Juli 2013
TIM PENGUJI
No.

Nama

Jabatan

1.

Prima zola, S.T, M.T

2.

Sri Aulia Novita, S.TP, M.P

Anggota

3.

Jamaluddin, S.Si , M. Si

Anggota

Ketua

Tanda Tangan

RINGKASAN
Kelapa sawit (Elaeise Guenensis Jacq) merupakan salah satu tanaman
industri yang mana buahnya dapat diolah menjadi Crude Palm Oil (CPO). Minyak
sawit ini dapat diambil dari daging buah serta dapat diperoleh dari biji (Nut) buah
sawit. Mutu minyak sawit tergantung pada mutu buah dan proses pengolahannya.
Dalam memproduksi Crude Palm Oil (CPO) dan kernel standar mutu merupakan
hal yang sangat penting untuk menentukan minyak sawit yang berkualitas baik.
Sebelum menjadi Crude Palm Oil (CPO) kelapa sawit atau yang lebih
dikenal dengan Tandan Buah Segar (TBS) terlebih dahulu melalui beberapa
tahapan, setelah TBS selesai dipanen maka selanjutnya ditransportasikan
kepabrik. Tahap awal adalah stasiun penerimaan buah, pada stasiun ini akan
dilakukan penimbangan, sortasi buah dan pengumpulan buah. Dari stasiun
penerimaan buah selanjutnya adalah menuju stasiun sterilizer untuk proses
perebusan, dari stasiun sterilizer selanjutnya menuju ke stasiun thresher untuk
proses perontokan. Brodolan akan dikempa di stasiun press, dari stasiun press
akan menghasilkan dua keluaran yaitu berupa padatan atau cairan. Keluaran yang
berupa padatan adalah berupa inti dan fibre, fibre akan menuju ke stasiun boiler
sebagai bahan bakar. Sedangkan inti akan disalurkan ke stasiun kernel, keluaran
yang berupa cairan adalah minyak kasar. Sedangkan minyak kasar akan
ditransportasikan untuk melakukan proses pemurnian.
Standar spesifikasi mutu produksi di PT. GMP - POM yang dihasilkan
minyak sawit ( CPO) adalah, kadar ALB < 3.50 %, kadar air 0,20 %, kadar
kotoran < 0,02. Sedangkan pada inti sawit (kernel), kadar air < 7,00%, kadar
kotoran < 7,00%.

Sesungguhnya sesudah kesulitan ada kemudahan, maka apabila kamu sudah selesai dari suatu urusan kerjakanlah dengan
sungguh-sungguh urusan yang lain. Dan hanya kepada Tuhan kamu hendaknya berharap
Tiada kesuksesan tanpa tetesan keringat dan air mata, sesungguhnya dibalik kesulitan terdapat kemudahan
(QS.Alam Nasyrah : 6)
Ya Allah.....
Ampunilah dosa-dosa ku ini
Begitu besar rahmat yang telah Engkau limpahkan
Kadang ku selalu tidak bersyukur dan mengerjakan suruhan mu.....
Buat kedua orang tua saya ayah dan Ibunda tercinta.....
Terimalah karya kecil anak mu ini,

Ayah...
Syukur ku ucapakan karena sudah punya orang tua seperti ayah, ayah laki-laki perkasa yang selalu tegar, tidak
pernah mengeluh dengan segala keadaan. Ayah rela berhujan dan kepanasan siang malam demi sebuah tanggung jawab dan
kesuksesan anak-anak ayah, mudah-mudahan aku bisa meniru perjuangan dan tanggung jawab ayah...

Ibu...
Ibu adalah wanita yang sangat spesial...tempat bersandar untuk ku di saat aku merasa lelah menjalani roda
kehidupan ini, seorang inspirator dalam hidup ku, tetesan keringat dan doamu telah mengantarkan aku anakmu untuk
melaksanakan suatu amanahmu, yang selalu sabar dan tegar dengan keadaan dan kondisi apapun. Sembah sujud dan
terimakasih atas kasih sayang, pengorbanan perjuangan dan doamu yang tulus.
Ingin ku bersembah di kaki kedua orang tua ku, mencium kakinya dan memeluk hanya untuk menyatakan maaf
atas kesalahan dan dosa anak mu ini...
terima kasih ku ucapakan atas dukungan teman-teman dan keluarga di rumah yang telah memberi banyak
dukungan kepada adik mu ini untuk menyelesaiakan kuliah ku ini....
Terima kasih ku ucapkan untuk
Buat teman-teman anak MPP 10, akhirnya kita wisuda kawan, gak ada lagi waktu kita buat heboh ditaman,
kapanlah kita ngumpul-ngumpul lagi....??

KATA PENGANTAR
Penulis mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan
karunia, Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan ini. Laporan ini
berdasarkan hasil PKPM yang berjudul ALAT DAN MESIN PENGOLAHAN
KELAPA SAWIT MENJADI CPO (Crude Palm Oil) DI PT.GMP
PLANTATION-POM

DESA

TANJUNG

PANGKAL

KABUPATEN

PASAMAN BARAT SUMATERA BARAT


Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terimakasih banyak kepada
Bapak Jamaluddin, S.Si,M.Si sebagai dosen Pembimbing atas saran, arahan dan
bimbingannya selama pelaksanaan dan penulisan laporan PKPM ini. Bantuan dari
ii

semua pihak, terutama Jurusan Teknologi Pertanian beserta semua karyawan PT.
GMP POM yang sangat penulis hargai dan telah banyak membantu dalam
pembuatan laporan ini.
Akhirnya penulis mengharapkan semoga laporan ini akan bermanfaat
dalam pengembangan ilmu pengetahuan.

Tanjung Pati, 21 Juni 2013

JS

DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR ..................................................................................

DAFTAR ISI .................................................................................................

ii

DAFTAR TABEL.........................................................................................

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................

vi

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................

viii

I.

PENDAHULUAN ................................................................................

1.1. Latar Belakang ...............................................................................


1.2. Tujuan ............................................................................................
1.3. Ruang Lingkup ...............................................................................

1
2
2

iii

1.4. Manfaat ...........................................................................................

TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................

2.1. Tanaman Kelapa Sawit ...................................................................


2.2. Proses Pengolahan Kelapa Sawit Menjadi CPO.............................

4
7

III. METODA PELAKSANAAN ..............................................................

10

3.1. Waktu pelaksanaan .........................................................................


3.2. Tempat Pelaksanaan .......................................................................
3.3. Metode Pelaksanaan .......................................................................
3.4. Diagram Alir Proses Pengolahan Kelapa Sawit ............................

10
10
10
12

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................

13

4.1. Sejarah Perusahaan .........................................................................


4.1.1. Lokasi dan Luas Areal ..........................................................
4.1.2. Menajemen dan Struktur OrganisasiPerusahaan ..................
4.1.3. Jumlah Tenaga Kerja Di PKS. PT.GMP-POM ....................
4.2. Pengangkutan Tandan Buah Segar (TBS) ......................................
4.3. Stasiun Penerimaan Buah (FoodReception) ...................................
4.3.1. Jembatan Timbang (Weight Bridge ) ....................................
4.3.2. Pengumpulan Buah (Fruit Yard) ..........................................
4.4. Stasiun Loading Ramp ....................................................................
4.4.1. Lori ........................................................................................
4.4.2. Capstand ...............................................................................
4.4.3. Transfer Carriage .................................................................

13
14
14
17
17
18
18
21
24
25
26
28

4.5. Stasiun Perebusan (Sterilizer).........................................................


4.6. Stasiun Rail Track ..........................................................................
4.6.1. Hoasting Crane .....................................................................
4.7. Stasiun Thresser (bantingan) ..........................................................
4.7.1. Bunch elevator ( Pengangkut Buah ) ....................................
4.7.2. Double Threser ....................................................................
4.8. Stasiun Press ...................................................................................
4.8.1. Digester (pelumat) ................................................................
4.8.2. Press (pengempaan) ..............................................................
4.9. Stasiun Kernel.................................................................................
4.9.1. Cake Breaker Conveyor (CBC) ............................................
4.9.2. Dericarper (pemisah nut dan fiber) ......................................
4.9.3. Fibre Cyclone........................................................................
4.9.4. Polishing Drum .....................................................................
4.9.5. Under Polishing Drum Conveyor .........................................
4.9.6. Destoner Cyclone ..................................................................
4.9.7. Wet Nut Transport fan ..........................................................

29
33
34
35
36
37
38
38
40
41
41
42
43
44
45
45
46

II.

iv

4.9.8. Nut Silo..................................................................................


4.9.9. Ripple mill (pemecah nut) .....................................................
4.9.10. Cracked Mixtur Conveyor dan cracked Mixture Elevator .
4.9.11. Separating ...........................................................................
4.9.12. LTDS I (Ligh Tenera Dust Separator I) .............................
4.9.13. Claybath ..............................................................................
4.9.14. Wet Kernel Conveyor ..........................................................
4.9.15. Wet Kernel Elevator...........................................................
4.9.16. Kernel Silo .........................................................................
4.9.17. Kernel To Bangker .............................................................
4.10. Stasiun Klarifikasi (Pemurnian) ...................................................
4.10.1. Crude Oil Gutter .................................................................
4.10.2. Sand Trap Tank ...................................................................
4.10.3. Vibrating Screen (Ayakan Getar) .......................................
4.10.4. Crude Oil Tank (COT) ........................................................
4.11. Pemurnian Minyak ......................................................................
4.11.1. Continuous Setting Tank ...................................................
4.11.2. Oil Tank ............................................................................
4.11.3. Storage Tank ( Tanki Timbun ) .........................................
4.12. Proses pengolahan Sludge ............................................................
4.12.1. Sludge Tank........................................................................
4.12.2. Vibrating Screen ...............................................................
4.12.3. Sand Cyclone .....................................................................
4.12.4. Buffer Tank ........................................................................
4.12.5. Sludge Separator ................................................................
4.12.6. Reclaimed Tank .................................................................
4.12.7. Fat fit..................................................................................
4.12.8. Bak recovery ......................................................................
4.12.9. Sludge Drain Tank .............................................................
4.13. Stasiun Boiler (ketel uap) .............................................................
4.14. Stasiun Engine Room ....................................................................
4.14.1. Turbine ...............................................................................
4.14.2. Genset (Generator Setting) ................................................
4.14.3. Tabung BPV (Break Preasure Valve) ................................
4.15. Stsiun Water Treatment (WTP) ....................................................
4.15.1. Raw Water Pump ...............................................................
4.15.2. Water Clarifier Tank ..........................................................
4.15.3. Water Stelling Basin ..........................................................
4.15.4. Sand Filtre .........................................................................
4.15.5. Water Tower Tank .............................................................
4.16. Stasiun Final Effluent ...................................................................
4.17. Stasiun Laboratorium ...................................................................
v

46
47
48
48
49
49
51
51
51
52
53
53
54
55
55
56
56
58
60
62
62
62
63
63
64
65
65
66
66
66
71
71
73
75
75
76
76
77
78
78
79
83

V.

KESIMPULAN DAN SARAN ...........................................................

86

5.1. Kesimpulan ....................................................................................


5.2. Saran ..............................................................................................

86
86

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................

88

LAMPIRAN .................................................................................................

89

DAFTAR GAMBAR
Gambar

Halaman

1. Buah Kelapa Sawit ...............................................................................

2. Diagram alir proses pengolahan kelapa sawit .....................................

12

3. Jembatan timbangan ............................................................................

18

4. Pengumpulan buah ..............................................................................

21

5. Loading Rump .....................................................................................

24

6. Lori .......................................................................................................

26

7. Capstan dan guide bollard...................................................................

27

8. Transfer carriage .................................................................................

28

vi

9. Sterilizer (Rebusan) .............................................................................

29

10. Diagram rebusan Triple peaks .............................................................

30

11. Sketsa sterilizer ...................................................................................

32

12. Rial track .............................................................................................

33

13. Hoisting crane ......................................................................................

34

14. Thresher (bantingan) ............................................................................

35

15. Bunch Elevator ....................................................................................

37

16. Double thresher ..................................................................................

37

17. Digester (Pelumat) ...............................................................................

38

18. Press (Pengempaan).............................................................................

40

19. Cake Breaker Conveyor (CBC) ..........................................................

42

20. Depericarper .......................................................................................

43

21. Fibre Cyclone ......................................................................................

43

22. Polishing Drum ...................................................................................

44

23. Under Polishing Drum Conveyor .......................................................

45

24. Distoner Cyclone ................................................................................

46

25. Nut Silo ................................................................................................

47

26. Ripple Mill ..........................................................................................

47

27. Cracked Mixture Conveyor dan Cracked Mixture Elevator ..............

48

28. Separating ...........................................................................................

49

29. Claybath ..............................................................................................

50

30. Karnel Silo ..........................................................................................

52

31. Kernel To Bangker ..............................................................................

53

32. Sand Trap Tank ...................................................................................

54

33. Vibrating Screen .................................................................................

55

34. Crude Oil Tank ...................................................................................

56

35. Continuous Settling Tank ....................................................................

58

36. Oil Tank ..............................................................................................

59

37. Vacuum Dryer .....................................................................................

59

38. Storage Tank .......................................................................................

61

39. Sludge Tank .........................................................................................

62

40. Sand Cyclone ......................................................................................

63

vii

41. Buffer Tank ..........................................................................................

64

42. Sludge Saparator ................................................................................

64

43. Reclaimed Tank ...................................................................................

65

44. Fat Fit .................................................................................................

65

45. Bak Recovery .......................................................................................

66

46. Boiler ...................................................................................................

67

47. Turbin Uap ..........................................................................................

73

48. Diesel Genset ......................................................................................

74

49. Tabung BPV ........................................................................................

75

50. Clarifier Tank ......................................................................................

76

51. Water Settling Basin ...........................................................................

77

52. Sand Filtre ..........................................................................................

78

53. Water Tower Tank ...............................................................................

79

54. Kolam Limbah ....................................................................................

83

viii

DAFTAR LAMPIRAN

Lapiran
1. Diagram Alir Proses Pengolahan Kelapa Sawit ....................................... 89

ix

I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kelapa sawit merupakan tumbuhan tropis yang termasuk golongan palmae.
Tanaman ini berasal dari Afrika Barat dan pertama kali ditanam di Indonesia pada
tahun 1848, tepatnya di Kebun Raya Bogor yang merupakan kelapa sawit tertua di
Asia Tenggara. Selanjutnya pada tahun 1870-an benih dari Bogor tersebut
ditanam ditepi-tepi jalan sebagai tanaman hias di Deli, Sumatera.
Pada saat ini, perkebunan kelapa sawit telah berkembang lebih jauh sejalan
dengan kebutuhan dunia akan minyak nabati dan produk industri. Kebutuhan
minyak nabati dan lemak dunia terus meningkat sebagai akibat pertumbuhan
penduduk dan peningkatan pendapatan domestic bruto. Jumlah penduduk di
negara-negara kawasan timur + sekitar 3,2 milyar atau 50% dari penduduk dunia.
Minyak kelapa sawit merupakan komoditas yang mempunyai nilai strategis
karena merupakan bahan baku utama pembuatan minyak makan. Sementara,
minyak makan merupakan salah satu dari 9 kebutuhan pokok bangsa Indonesia.
Permintaan akan minyak makan di dalam dan di luar negeri yang kuat merupakan
indikasi pentingnya peranan komoditas kelapa sawit dalam perekonomian bangsa
(Pahan,2008).
Minyak yang dihasilkan oleh kelapa sawit berasal dari daging buah yang
sering dikenal dengan CPO (Crude Palm Oil) dan minyak yang dihasilkan dari
kernel sering dikenal dengan CPKO (Crude Palm Kernel Oil), dan sisa
pengolahannya seperti janjangan kosong dapat dijadikan pupuk untuk dilahan,
cangkang dan fiber dapat digunakan untuk bahan bakar boiler. Untuk
mengaplikasikan ilmu yang didapat oleh mahasiswa sewaktu kuliah di Program

Laporan PKPM 2013

Mesin dan Peralatan Pertanian

Studi Mesin Dan Peralatan Pertanian maka dipilih PKS. PT. GERSINDO
MINANG PLATATION Desa Tanjung Pangkal Kabupaten Pasaman Barat
Provinsi Sumatra Barat sebagai tempat pelaksanaan PKPM, yang mempelajari
tentang alat dan mesin pengolahan kelapa sawit.
Kegiatan Pengalaman Kerja Praktek Mahasiswa (PKPM) merupakan salah
satu kegiatan yang wajib dilaksanakan oleh mahasiswa Politeknik Pertanian
Payakumbuh Semester VI.
1.2 Tujuan
PKPM merupakan salah satu kegiatan yang harus dijalani oleh mahasiswa di
Politeknik Pertanian Payakumbuh secara umum bertujuan untuk :
1. Untuk menambah wawasan dan meningkatkan pengetahuan serta pemahaman
mahasiswa mengenai kegiatan perusahaan yang mencakup dalam industri
pertanian.
2. Mahasiswa dapat beradaptasi dengan lingkungan masyarakat di luar kampus
sehingga

mahasiswa

diharapkan

tidak akan kesulitan jika

kembali

kemasyarakat.
3. Dapat membekali mahasiswa dengan pengalaman yang sebenarnya di dunia
kerja sebagai persiapan diri dalam dunia kerja.
4. Untuk mempelajari, mengenal dan memahami secara langsung proses
pengolahan kelapa sawit menjadi CPO.
1.3 Ruang Lingkup
Ruang lingkup kegiatan Pelaksanaan Kerja Praktek Mahasiswa di Pabrik
Kelapa Sawit PT. Gersindo Minang Palantation meliputi kegiatan proses

Laporan PKPM 2013

Mesin dan Peralatan Pertanian

pengenalan alat dan mesin pengolahan kelapa sawit menjadi CPO, proses
pemeliharaan dan perbaikan alat.
1.4 Manfaat
Manfaat yang diharapkan setelah mengikuti pengalaman kerja praktek
mahasiswa (PKPM) adalah :
1.

Mendapatkan pengalaman dari lapangan dan menghubungkan pengetahuan


akademik dengan keterampilan.

2.

Meningkatkan soft skill dalam bekerja sama dan bergaul dengan karyawan.

3.

Mahasiswa dapat termotivasi untuk berusaha sendiri dalam mengarungi dunia


kerja.

Laporan PKPM 2013

Mesin dan Peralatan Pertanian

II. TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Tanaman Kelapa Sawit
Sejak revolusi industri di Benua Eropa, meningkatlah kebutuhan bahan baku
untuk pembuatan sabun dan margarine. Salah satu bahan baku tersebut adalah
minyak sawit yang dipasok dari Afrika Barat. Pada mulanya minyak sawit hanya
dihasilkan dari tanaman yang tumbuh liar di hutan-hutan. Akibat meningkatnya
kebutuhan minyak sawit terjadilah pelonjakan harga yang tajam sehingga
timbulah keinginan para pemilik industri sabun dan margarin untuk mendirikan
pabrik kelapa sawit. Sir William Lever merupakan orang yang pertama
mendirikan pabrik kelapa sawit pada tahu 1911 di Sierra Leone.
Pada tahun 1948 pemerintah Belanda memperkenalkan tanaman kelapa
sawit di Indonesia. Tanaman kelapa sawit tersebut ditanam di Kebun Raya Bogor
sebanyak 4 batang pohon. Pada tahun 1864, tanaman ini mulai di coba di berbagai
tempat di seluruh Indonesia, diantaranya di Banyumas, Palembang, dan kemudian
di coba secara luas di Jawa Barat. Barulah pada tahun 1910 tanaman kelapa sawit
mulai ditanam secara komersial di Sumatra Utara. Pada tahun 1957 Pemerintah RI
melakukan program nasionalisasi perkebunan kelapa sawit.

Setelah itu

perkebunan kelapa sawit mulai berkembang pesat di seluruh daerah di Indonesia


( Rhephi, 2007 ).
Tanaman kelapa sawit mulai diusahakan secara komersil pada tahun 1911.
Perintis usaha perkebunan kelapa sawit di Indonesia adalah Adrien Hallet, seorang
warga Belgia yang telah belajar banyak tentang kelapa sawit di Afrika. Budidaya
yang dilakukannya diikuti oleh K. Schadt yang menandai lahirnya perkebunan
kelapa sawit di Indonesia. Sejak saat itu, perkebunan kelapa sawit di Indonesia

Laporan PKPM 2013

Mesin dan Peralatan Pertanian

mulai berkembang. Perkebunan kelapa sawit pertama kali berlokasi di Pantai


Timur Sumatera (Deli) dan Aceh. Luas areal perkebunannya mencapai 5.123 Ha.
Indonesia mulai mengekspor minyak sawit pada tahun 1919 sebesar 576 ton ke
Negara-negara Eropa, kemudian tahun 1923 mulai mengekspor minyak inti sawit
sebesar 850 ton (Semangun, 2003).
Buah kelapa sawit tersusun dalam tandan buah hingga berapa tingkat dan
pada buah yang sehat dapat mencapai 10 tingkat. Tiap buah panjangnya 2-5 cm
dan beratnya dapat melebihi 30 gram, akan masak kira kira 5-6 bulan setelah
penyerbukan yang terdiri dari beberapa bagian diantaranya : kulit buah (exocarp),
daging buah (mesocarp), cangkang (endocarp), dan inti (kernel). Dapat dilihat
pada Gambar 1 di bawah ini
mesocrap
cangkang
kernel
exocrap

endocrap

Gambar 1. Buah kelapa sawit

Berdasarkan ketebalan daging buah dan cangkang kelapa sawit dapat


dibedakan atas tiga tipe yaitu :
1.

Dura, dimana daging buah relatif tipis, kernel (inti) besar dan cangkang tebal.

2.

Pesifera, dimana daging buah tebal, inti kecil dan mempunyai cangkang tipis.

Laporan PKPM 2013

Mesin dan Peralatan Pertanian

3.

Tenera, dimana merupakan hasil persilangan antara dura dan fisifera, daging
buah relatif tebal, cangkang tipis, dengan kandungan minyak yang tinggi serta
inti yang relatif sedang.
Berdasarkan warna buah sawit dibedakan atas 2 tipe yaitu antara lain :

1.

Tipe Higrescens
Ciri cirinya : buah mentah berwarna ungu (violet) sampai hijau pada
ujungnya, sedangkan pangkalnya agak pucat setelah masak berubah menjadi
kuning kemerahan.

2.

Tipe Virescens
Ciri cirinya : buah mentah berwarna hijau setelah masak menjadi orange
kemerahan tetapi ujungnya tetap kehijauan.
Proses pembentukan minyak didalam buah berlangsung selama 24 hari,

yaitu pada saat buah mulai masak. Pemanenan yang dilakukan sebelum proses
pembentukan minyak selesai akan mengakibatkan hasil minyak sedikit, sedangkan
pemanenan sesudah proses pembentukan minyak selesai akan merugikan karena
banyak buah yang telepas dari tandan dan jatuh ke tanah. Buah yang terlalu masak
sebagian kandungan minyaknya akan berubah menjadi asam lemak bebas yang
mengakibatkan rendahnya mutu dari minyak kelapa sawit. Pemanenan buah
kelapa sawit yang baik adalah : semua tandan yang telah matang harus di panen,
tandan buah dipotong dengan dodos atau eggrek bertangkai panjang, bekas
potongan pelepah harus melengkung menyerupai tapak kuda yaitu miring keluar,
pelepah daun yang dipotong dari pohonnya harus ditumpuk secara teratur pada
gawangan dan ditelungkupkan (Styamidjaja, 1991).

Laporan PKPM 2013

Mesin dan Peralatan Pertanian

Tandan buah segar yang telah dipanen harus secepatnya diangkut ke pabrik
agar segera dilakukan pengolahan. Hal ini bertujuan untuk menghindari
terbentuknya asam lemak bebas, pengolahan harus dilaksanakan paling lambat 8
jam setelah pemanenan. Tandan buah segar yang telah sampai di pabrik harus
segera di olah.
2.2 Proses Pengolahan Kelapa Sawit Menjadi CPO
Setelah proses penimbangan tandan buah segar, buah kemudian dimasukkan
ke dalam lori untuk dilakukan proses perebusan. Buah beserta lory direbus pada
suatu tempat perebusan (sterilizer) selama 90 menit.Di dalam perebusan uap
panas dialirkan dengan suhu 125 C dan tekanan puncak dalam ruangan berkisar
2,8 - 3,0 kg/cm2 (Risza, 1994).
Tandan buah segar yang telah direbus kemudian dimasukkan ke dalam
mesin pelepas buah (thresher), buah yang telah rontok dibawa kedalam mesin
pelumat (digester) sedangkan janjangan kosong di bawa ke tempat pembakaran
(incenerator) dan digunakan sebagai mulsa. Buah diaduk dalam suatu bejana
silindris tegak selama beberapa waktu dan dipanaskan dalam suhu yang tinggi.
Bejana yang dilengkapi dengan beberapa lengan atau pisau pengaduk (Semangun,
2003).
Setelah buah diaduk pada digester kemudian buah dikempa (Screw Press).
Pengempaan ini bertujuan untuk memeras minyak sebanyak mungkin dari masa
remasan sehingga kehilangan minyak sekecil-kecilnya (Lubis,1992).
Minyak mentah berupa cairan yang ditiriskan dari bejana peremas dan yang
diperas oleh kempaan terdiri dari campuran minyak, air dan sisa sisa sel serta
potongan serabut-serabut halus dan cangkang halus. Upaya pertama untuk

Laporan PKPM 2013

Mesin dan Peralatan Pertanian

memisahkan serabut dan cangkang halus adalah dengan menggunakan ayakan


getar melalui kawat saringan (vibrating screen). Setelah disaring proses
selanjutnya adalah dengan mengendapkan minyak tersebut dalam tangki
pengendap (clarifikasi). Tangki ini berbentuk silinder vertical dengan kerucut
terbalik dibawahnya tempat menampung sementara endapan sisa serabut halus,
pasir, tanah dan kotoran yang lain lainnya (Styamidjaja, 1991).
Minyak yang dikutip dari tangki pengendapan masih mengandung sekitar
0,5 % air dan sejumlah kotoran. Kotoran ini dipisahkan dengan sentrifus
berputaran tinggi, biasanya kadar airnya akan turun menjadi 0,25 % dan kadar
kotoran menjadi sekitar 0,01 %. Untuk mendapatkan kadar air yang diinginkan
(0,08 %) minyak masih harus dikeringkan. Pengeringan dilakukan dengan
pengeringan Vacum pada suhu yang relatif rendah, agar minyak tidak teroksidasi
saat pengeringan dengan suhu yang tinggi (Semangun, 2003).
Inti yang telah dikeringkan melalui hembusan angin akan lebih mudah untuk
penghancuran karena inti dengan cangkang telah lekang dengan demikian inti
tidak ikut pecah pada waktu pemecahan. Pembersihan dan pengeringan biji seperti
yang tersebut diatas adalah untuk mencapai efisiensi pemecahan yang tinggi,
pemecahan dilakukan pada alat pemecah sentrifugal, pemecah ini terdiri dari suatu
rotor berputaran tinggi, yang dilengkapi dengan sejumlah alur radial disepanjang
mukanya, biji yang dimasukkan melalui rotor akan terlempar melalui celah kearah
cincin pemecah dengan gaya sentripeta (ripple mill) (Lubis,1992).
Campuran pecahan dari ripple mill terdiri atas cangkang, inti, dan biji tidak
pecah. Pemisah inti dari campuran ini dilakukan dengan perbedaan berat jenis inti
dari cangkang, dan biji. Perinsip pemisahan ini dilakukan dengan menggunakan

Laporan PKPM 2013

Mesin dan Peralatan Pertanian

media suspensi

tanah liat

dan bisa

juga

digunakan suspensi

kaolin

(Semangun,2003).
Inti basah yang terambil pada hidrosiklon atau lumpur pemisah harus
dikeringkan secepatnya untuk menghindari kerusakan mutu oleh kegiatan
mikroba. Untuk mencegah peristiwa ini dapat dilakukan seterilisasi melalui
pemanasan dengan uap sampai suhu minimum 90 C selama beberapa saat.
Selanjutnya pengeringan dilakukan dalam not silo dryer dengan mengalirkan
angin panas melalui inti, seperti pada pengeringan biji. Salah satu persyaratan
mutu inti ialah kadar kotorannya tidak boleh melibihi 2,75 %. Cangkang dan
kotoran lain dapat dipisahkan atau dipilih dengan tangan atau dengan hembusan
angin (winnowing). Persyaratan penimbunan atau penyimpanan inti yang baik
adalah : (a). Kadar inti 7 %, (b). Kadar inti pecah diusahakan sedikit mungkin, (c).
Memakai goni bersih dan kuat, (d). Ventilasi gudang harus baik dan udara kering,
(e). Tinggi lapisan goni berisi inti tidak lebih dari 4 lapis, (f). Penimbunan tidak
langsung diatas lantai semen (memakai lantai papan yang berkolong)
(Styamidjaja.1991).

Laporan PKPM 2013

Mesin dan Peralatan Pertanian

III. METODE PELAKSANAAN


3.1 Waktu Pelaksanaan
Waktu pelaksanaan Pengalaman Kerja Praktek Mahasiswa (PKPM) ini
selama 2,5 bulan dimulai pada tanggal 11 April 2013 dan selesai pada tanggal 21
Juni 2013.
3.2 Tempat Pelaksanaan
Tempat dilaksanakannya Pengalaman Kerja Praktek Mahasiswa (PKPM) ini
di PKS. PT. GMP-POM kebun Pasaman Barat Kabupaten Pasaman Propinsi
Sumatra Barat.
3.3 Metode Pelaksanaan
Dalam

pelaksanaan

PKPM

di

PKS.

PT.

GERSINDO

MINANG

PLANTATION (GMP-POM)) ini mahasiswa melaksanakan kegiatan di pabrik


pengolahan kelapa sawit, yang dilaksanakan setiap hari senin sampai sabtu dan
kegiatan dimulai pada pukul 07.30 sampai pada pukul 16.00 WIB, adapun PKPM
ini dilakukan di masing stasiun seperti :
a. Timbangan

: 5 Hari

b. Sortasi

: 5 Hari

c. Loding ramp

: 5 Hari

d. Sterilizer

: 7 Hari

e. Howasting crane

: 4 Hari

f. Tresher

: 5 Hari

g. Kernel

: 7 Hari

h. Clarifikasi

: 7 Hari

i. Boiler

: 7 Hari

Laporan PKPM 2013

10

Mesin dan Peralatan Pertanian

j. Wtp

: 7 Hari

k. Limbah

: 7 Hari

untuk pengambilan data seperti pengelasan pembongkaran dan pencekan


alat. Sambil bekerja mahasiswa melakukan diskusi dan tanya jawab dengan
Operator, Mandor, Asisten dan karyawan.

Laporan PKPM 2013

11

Mesin dan Peralatan Pertanian

3.4 Diagram Alir Proses Pengolahan Kelapa Sawit


Secara garis besar diagram alir dari proses pengolahan kelapa sawit dapat
dilihat pada Gambar. 2 dibawah.
Tandan Buah Segar
(TBS)

Stasiun Timbangan

Stasiun Loading Ramp


( penampungan sementara TBS)

Stasiun Sterilizer
( perebusan )

Stasiun Rail Track


(memindahkan lori ke jalur rel

Stasiun Tresher
(pemisahan buah dengan tandan)

Stasiun Pres
(pengempaan buah)

Stasiun Kernel
(pengolahan biji sawit)

Stasiun Clarifikasi
(pemurnian minyak)

Storage kernel
(penyimpanan kernel)

Storage Tank CPO


(tangki penyimpanan CPO)

Gambar 2. Diagram alir proses pengolahan kelapa sawit


Laporan PKPM 2013

12

Mesin dan Peralatan Pertanian

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1

Sejarah Perusahaan
PT. Gersindo Minang Plantation Palm Oil Mill merupakan penanaman

modal asing (PMA) yang mengikut sertakan perusahaan swasta Nasional.


Penanaman modal asing (PMA) PT. GMP-POM ini secara teoritis dengan
keputusan presiden (kepres) RI No. 117/1 PMA/ 1993 dengan bidang usaha
perkebunan kelapa sawit terpadu dengan unit pengolahan minyak kelapa sawit.
Pada awalnya sebelum berganti nama menjadi PT. GERSINDO MINANG
PLANTATIO (GMP) perusahaan ini bernama PT. BUKUT TAUN yang pada
tanggal 11 September 1996 mendapat izin dari Bupati Pasaman No.
526/1332/peret- 1996 tentang status areal kebun inti PT.BUKIT TAUN sebagai
pengguna areal lain(apl) di atas tanah seluas 36000 Ha, dan izin Gubernur
Sumbar No. 525.26/633/Prod-1991 tanggal 26 februari 1991 tentang persetujuan
prinsip penggunaan tanah untuk perkebunan kelapa sawit di pasaman serta izin
Mentri kehutanan RI No. 231/Mas Hut-VII/1993 tanggal 9 februari 1993 tentang
cadangan hutan seluas 6430 Ha,untuk kebun kelapa sawit di pasaman-sumbar oleh
PT. BUKIT TAUN.
Dalam perkembangannya PT. BUKIT TAUN mengalami perubahan nama
menjadi PT. Gersindo Minang Plantation Palm Oil Mill berdasarkan akte
pendirian perusahaan oleh notaris Gede Kartyas, SH. No. HK350/S.E.600/09.94
tanggal 20 September 1994, dan dengan urat keputusan Mentri Negara Agraris
Badan Pertahanan Nasional No.78/HGU/BPN/97 tanggal 15 jili 1997 tentang hak
guna usaha,maka di mulai lah hutan tidur menjadi industri dengan jenis tanaman
kelapa sawit.

Laporan PKPM 2013

13

Mesin dan Peralatan Pertanian

Dalam perkembangannya PT. GMP-POM mengalami kemajuan yang


sangat pesat,sehingga memungkinkan untuk membangun pabrik pengolahan
kelapa sawit. Sehingga pada tanggal 3 Februari 2004 pabrik ini mulai di
operasikan dengan kapasitas 60 ton/jam.
4.1.1 Lokasi dan Luas Areal
PT. GMP-POM unit pengolahan kelapa sawit berlokasi di Kebun Pasaman
Barat Desa Tanjung Pangkal Kabupaten Pasaman Barat Propinsi Sumatra Barat.
Lokasi PKS PT. GMP-POM berada di kawasan Kebun PT. GMP-POM tepatnya
di desa Tanjung Pangkal.
Perusahaan ini memiliki areal perkebunan seluas 5.000 Ha dengan Luas
Areal tanaman menghasilkan 4951,71 Ha dan luas areal non tanaman 48,29 Ha.
4.1.2 Manajemen dan Struktur Organisasi Perusahaan
PT. Gersindo Minang Plantation adalah suatu perusahaan anak cabang dari
suatu group perusahaan yang bernama WILMAR GROUP yang memiliki
beberapa anak cabang di berbagai di Indonesia ini, salah satunya PT. Gesindo
Minang

Plantation

yang

berlokasi

di

desa

Tanjung

Pangkal,Pasaman

Barat,Sumatra Barat.
WILMAR Group merupakan suatu organisasi yang terdiri dari berbagai
unit perusahaan yang berbeda-beda. Segala bentuk peraturan tentang perusahaan,
pengawasan,

operasional

administrasi

PT.

Gersindo

Minang

Plantation

sepenuhnya diatur oleh WILMAR Group.


Untuk pelaksanaan administrasi yang baik dalam suatu perusahaan
industri, dimana organisasi yang formal sekurang-kurangnya harus memenuhi tiga
pengertian yaitu:

Laporan PKPM 2013

14

Mesin dan Peralatan Pertanian

A. Sebagai sistem kerja sama


B. Sebagai kelompok orang yang bekerja sama
C. Sebagai proses pembagian kerja
PT. Gersindo Minang Plantation menggunakan konsep organisasi line and
staff,dimana seorang atasan dalam menjalankan tugasnya di bantu oleh beberapa
staff dan bawahanya. Adapun urain tugasnya adalah sebagai berikut:
1. Mill Manager

Menyelenggarakan

kegiatan-kegiatan

yang

telah

ditentukan

oleh

WILMAR Group

Menyelenggarakan dan mengawasi kelancaran administrasi perusahaan secara


menyeluruh

Menjamin kelancaran daneksistensi perusahaan

Memimpin dan mengendalikan semua usaha, kegiatan yang di lakukan oleh


perusahaan

Memonotor dan memantau secara keseluruhan dari bahan baku yang diperoleh
sampai produk yang di hasilkan

Mengkondisikan serta menciptakan iklim kerja yang baik terhadap bawahanya

Bertanggung jawab oleh semua kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan

2. Asst. Mill Manager

Menyaksikan menyelenggarakan penggolahan TBS hingga menjadi CPO dan


Kernel

Bertanggung jawab terhadap semua kegiatan yang dilakukan di pabrik

Bertanggung jawab atas produk yang di hasilkan

Menyelenggarakan dan melakukan penelitian,pengembangan dan analisa mutu

Laporan PKPM 2013

15

Mesin dan Peralatan Pertanian

Mengawasi hasil kerja dari bagian-bagian yang baik secara teknis,


penggunaan barang, biaya dan lain-lainnya

Mengevaluasi dan mengambil kebijakan atas hasil kerja dari masing-masing


bagian
Dalam menjalankan tugasnya Mill Manager dan Asisten Manager di bantu

oleh beberapa asisten, antara lain:


A. Supervisor Administration
Mengatur semua masalah keuangan perusahaan dan mengatur semua
maslah administrasi perusahaan yang bertanggung jawab langsung kepada Mill
Manager dan Asst. Manager.
B. Supervisor Mechanic

Mengkoordinasi dan mengawasi secara langsung hasil kerja bagiannya

Mengelolabiaya-biaya yang di keluarkan pada saat perbaikan

Bertanggung jawab atas kelancaran operational pabrik yang menyangkut


kesiapan alat dan perbaikan untuk memperlancar kegiatan produksi

C. Foreman Elektric
Bertanggung jawab atas kelancaran aliran listrik, baik di pabrik, kantor
maupun perumahan karyawan dan demi kelancaran proses produksi di pabrik
D. Supervisor Produktion

Memonitor langsung dari proses produksi serta meminimalkan losses terhadap


CPO maupun kernel

Bertanggung jawab langsung terhadap Asst. Manager

E. Personal dan General Administration (PGA)

Mengkoordinir dan mengawasi langsung terhadap hasil kerja bagiannya

Laporan PKPM 2013

16

Mesin dan Peralatan Pertanian

Menyelenggarakan pembinaan dan pengunaan fasilitas perusahaan

Menyiapkan laporan bulanan produksi,keuangan dan laporan lainnya

Menyiapkan dan melakukan pembayaran gaji karyawan

Melakukan internal audit bersama asisten laboratorium terhadap CPO dan


kernel yang di hasilkan dan melayani pemasaran dari produksi

F. Supervisor Logistik

Menimbang berat truk yang membawa TBS, CPO dan Kernel baik dalam
keadaan kosong maupun berisi

Bertanggung jawab langsung kepada Asst. Manager

G. Supervisor Qualiti Control

Bertanggung jawab terhadap kebaikan mutu bahan yang akan di olah pabrik

Sebagai internal audit terhadap hasil proses produksi serta mutu,losses dan
hal-hal lain yang berhubungan dengan proses

Bertanggung jawab atas penanggulangan limbah yang di hasilkan serta


menangani pengolahan air

4.1.3 Jumlah Tenaga Kerja di PKS. PT. GMP-POM

Manager

: 1 orang

Asisten

: 8 orang

KTU

: 2 orang

Karyawan

: 149 orang

4.2 Pengangkutan Tandan Buah Segar (TBS)


Setelah TBS ( Tandan Buah Segar) di panen dilahan, kemudian TBS ini
seharusnya langsung diangkut ke pabrik. Hal ini bertujuan agar kadar asam lemak

Laporan PKPM 2013

17

Mesin dan Peralatan Pertanian

bebas pada buah tidak terlalu tinggi. Dan untuk pengangkutan hasil panen TBS ini
digunakan truk pengangkut dengan kapasitas muatan 6 8 ton TBS. truk ini
dilengkapi dengan hidrolik untuk menumpahkan TBS yang diangkut ke lantai
penerimaan TBS.
4.3 Stasiun Penerimaan Buah (Food Reception)
Setelah TBS di angkut dari lahan, stasiun yang pertama kali di lalui adalah
stasiun penerimaan buah. Di dalam penerimaan buah ada dua tempat yang harus
dilalui, antara lain :
4.3.1

Jembatan Timbang (Weight Bridge)


Jembatan timbang adalah suatu alat untuk mengetahui berapa banyak jumlah

yang diterima dan jumlah yang dikeluarkan untuk suatu bahan / material baik TBS
yang masuk, produksi yang keluar, jenjangan kosong yang keluar dan lain-lain
yang ditunjukkan oleh alat timbang dalam satuan kilogram (Kg).
Fungsi timbangan pada PKS PT. GERSINDO MINANG PLANTATION
(GMP-POM) adalah: sebagai alat untuk mengetahui / menimbang hasil-hasil
produksi PKS dan Kebun PT. GERSINDO MINANG PLANTATION (GMPPOM) seperti TBS, CPO, Kernel, Janjangan kosong, cangkang dan lain-lain.

Gambar 3. Jembatan timbangan


Laporan PKPM 2013

18

Mesin dan Peralatan Pertanian

Timbangan yang dimiliki di PKS. PT. GMP-POM yaitu 2 unit dan memakai
Digital sistem komputerisasi, dimana timbangan digital ini memakai petunjuk
berat dari layer/display. Berikut adalah spesifikasi timbangan yang dimiliki oleh
PKS. PT. GMP-POM :
Spesifikasi
Timbangan No.1 :

Merk

: Every Weigh Tronix

Kapasitas

: 50 ton

Produksi

: PT. MUGI

Timbangan No.2 :

Merk

: Every Weigh Tronix

Kapasitas

: 50 ton

Produksi

: PT. MUGI

Dalam satu hari PKS PT. GMP-POM buah yang masuk biasanya mencapai
1200 ton.
Tujuan penimbangan adalah :

Untuk mengetahui jumlah TBS yang masuk.

Untuk mengetahui aliran keluarnya hasil produksi CPO dan kernel.

Untuk mendapatkan data-data untuk proses pengolahan.

Untuk mengetahui jumlah bahan / material yang masuk dan keluar.

Sebagai bahan pembanding dan juga sebagai alat kontrol.

Cara kerja dari timbangan :

Truk pengangkut TBS masuk dan berhenti di atas timbangan.

Laporan PKPM 2013

19

Mesin dan Peralatan Pertanian

Kemudian supir turun dan menyerahkan surat dari kebun kepada operator
timbangan. Lalu si operator mengisi datanya, seperti : No. SPB, No.Pol,
Divisi, kebun dan lain-lain sesuai dengan menu yang ada di komputer.

Kemudian truk melakukan penuangan TBS di lantai sortasi / langsung ke


Ramp.

Lalu truk yang telah kosong ditimbang kembali. Secara otomatis komputer
akan melakukan perhitungan sehingga operator timbangan dan supir
mengetahui berat Netto TBS yang di angkut oleh truk. Kemudian si operator
mem-print data-datanya ke slip penerimaan buah sebanyak dua buah. Lalu slip
tersebut ditanda tangani oleh keduanya sebagai tanda persetujuan. Satu dibawa
oleh supir untuk diserahkan ke pihak kebun asal, dan satu lagi untuk operator
sebagai bukti.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penimbangan antara lain :

Truk pengangkut harus berada tepat ditengah jembatan timban dan mesin truk
harus dimatikan.

Supir tidak boleh berada di dalam truk.

Untuk truk produksi harus diperiksa oleh securiti, baik pada saat masuk
maupun keluar.

Membersihkan jembatan timbangan setiap hari.

Pemeriksaan terhadap keadaan dan kebersihan komponen dalam waktu


tertentu, misalnya dua bulan sekali.

Laporan PKPM 2013

20

Mesin dan Peralatan Pertanian

4.3.2

Pengumpulan Buah (Fruit Yard)


Tempat pengumpulan buah merupakan tempat untuk dilakukan sortasi

terhadap tandan buah segar yang baru datang dari tiap divisi / kebun, seperti pada
Gambar 4 dibawah ini.

Gambar 4 . Pengumpulan buah


Adapun fungsi dari Fruit Yard adalah :

Sebagai tempat penampungan/penuangan TBS yang dibawa oleh truk.

Sebagai tempat kendali mutu untuk TBS yang dikirim oleh kebun.

Sebagai tempat penilaian terhadap TBS yang dikirim oleh kebun.

Untuk mengetahui apakah TBS yang dikirim oleh divisi/kebun sesuai dengan
kriteria matang panen yang telah ditetapkan.
Sortasi/grading yang dilakukan di PT. Gersindo Minang Plantation Pasaman

Barat ini ada dua jenis :

Sortasi dilakukan dengan menurungkan TBS ari truk ke lantai loading ramp
sebanyak 100 janjang, kemudian dipisahkan sesuai kriteria buah mentah,
masak, terlalu masak, janjang kosong, tangkai panjang, buah busuk.

Laporan PKPM 2013

21

Mesin dan Peralatan Pertanian

Grading 100 % yaitu, dengan cara membongkat TBS yang dibawa oleh setiap
truk. Kemudian di catat hasil grading dari semua TBS tersebut.

Adapun kriteria TBS yang digreding dalam sortasi buah masuk antara lain :

Set I : mentah, kurang matang, matang, terlalu matang, jenjangan kosong.

Set II : busuk, tangkai panjang, dura, kotor, restan, hama, basah,


parthenocarpik.

Set III : kesegaran, kuning, kuning orange, orange.


Akan tetapi yang dianggap paling penting dari ketiga hal tersebut diatas

adalah set I. sedangkan set II dan set III tidak terlalu penting tetapi harus di
greding juga dan tuliskan di buku laporan harian.
Pengelompokan tandan :
1. Tandan matang : yaitu tandan yang berwarna orange kemerah-merahan dan
memiliki lebih dari dua brondol lepas per kg berat tandan, samapi lebih dari
50 % brondolan masih melekat pada tandan saat dilakukan sortasi / greding.
2. Tandan kurang matang : yaitu tandan yang berwarna orange kemerah-merahan
dan memiliki kurang dari 2 brondolan lepas per kg berat tandan.
3. Tandan terlalu matang : yaitu tandan yang berwarna merah gelap dan memiliki
lebih dari 50 % brondol lepas.
4. Tandan mentah : yaitu tandan yang berwarna ungu kehitam-hitaman dan tidak
memiliki brondolan lepas.
5. Tandan kosong : yaitu tandan yang memiliki lebih dari 90 % brondol lepas.
6. Tandan busuk : yaitu tandan sebagian / keseluruhannya buahnya berwarna
kehitam- hitaman, busuk dan berjamur.
7. Tandan tangkai panjang : tandan yang memiliki tangkai lebih dari 3 cm.

Laporan PKPM 2013

22

Mesin dan Peralatan Pertanian

8. Tandan restan : tandan yang telah dipanen dan tidak diangkat selama lebih
dari 48 jam sebelum dikirim ke pabrik.
9. Tandan kotor : tandan yang lebih dari setengah bagian permukaan diselimuti
oleh lumpur, pasir dan kotoran lainnya.
10. Tandan kecil : tandan yang berukuran kecil dan beratnya kurang dari 3,5 kg.
11. Tandan terserang hama : tandan yang lebih 30 % buah diserang hama, seperti
tikus dan lain-lain.
12. Tandan sakit : tandan yang memiliki lebih dari 50 % buah abnormal dari
bentuk maupun beratnya.
13. Tandan dura : tandan yang memiliki kriteria
a. Ketebalan cangkang : 2 8 mm
b. Rasio cangkang pada buah : 25 50 %
c. Rasio mesocarp pada buah : 20 60 %
d. Rasio kernel pada buah: 4 20 %
15. Brondolan : buah yang lepas dari tandan segar karena kematangannya dan
biasanya berwarna orange kemerah-merahan. Seluruh brondolan harusdikirim
ke pabrik sebelum 24 jam.
Dari warna buah juga ditentukan kadar minyak yang terkandung di dalamnya,
antara lain :
a. Orange yaitu buah yang banyak mengandung minyak.
b. Kuning orange yaitu buah yang mengandung minyak sedang.
c. Kuning yaitu buah yang sedikit mengandung minyak.

Laporan PKPM 2013

23

Mesin dan Peralatan Pertanian

4.4 Stasiun Loading Ramp


Loading ramp merupakan tempat penuangan TBS yang dibawa oleh truk
pengangkut untuk sementara waktu sebelum didistribusikan kedalam lori, dengan
kemiringan Ramp 27. Di ujung ramp bagian bawah terdapat pintu yang
digerakkan oleh motor listrik dengan sistim hidrolik. seperti pada Gambar 5
dibawah ini.

Gambar 5. Loading ramp


Spesifikasi dari Loading Ramp :

Lebar pintu Loading Ramp

: 230 cm

Tinggi pintu

: 95 cm

Tebal pintu

: 2,5 cm

Jumlah pintu

: 24 buah

Kemiringan

: 27

Fungsi Loading Ramp :

Mempermudah TBS masuk kedalam lori untuk perebusan di Sterilizer.

Memudahkan sistem FIFO, yaitu TBS yang pertama kali datang ke pabrik
diolah terlebih dahulu, sedangkan TBS yang terakhir datang menunggu
dibelakang.

Laporan PKPM 2013

24

Mesin dan Peralatan Pertanian

Sebagai tempat penampungan TBS yang dibawa oleh truk dari kebun sebelum
dilakukan proses selanjutnya.
Setelah buah ditumpukkan di ramp, kemudian dilakukan pengisian TBS

kedalam lori. Pengisian dilakukan dengan cara mengatur posisi lori tepat dibawah
pintu ramp, kemudian membuka pintu tersebut secara berlahan-lahan agar TBS
yang jatuh ke dalam lori tidak terlalu penuh.
Hal-hal yang harus diperhatikan pada saat pengisian :

TBS yang diisikan tidak boleh terlalu membumbung ke atas, karena pada saat
lori dimasukkan kedalam sterilizer TBS tersebut akan menyentuh bagian atas
sterilizer sehingga TBS tersebut akan jatuh ke lantai, dapat merusak steam
spreader pada sterilizer.

TBS yang dimasukkan ke dalam lori harus disusun secara rapi sehingga
muatannya banyak.

Setelah lori yang berada di bawah hopper loading ramp terisi penuh,
pindahkan lori tersebut dan tempatkan kembali lori kosong tepat dibawah
hopper loading ramp.

4.4.1 Lori
Lori merupakan sabuah wadah pengangkut TBS yang berjalan di atas rel
yang kemudian akan direbus di Sterilizer. Setelah lori selesai diisi kemudian lori
ini akan ditarik oleh Capstan dengan memakai wire rope (sling) sebagai tali
penarik. Dapat dilihat pada Gambar 6 dibawah ini.

Laporan PKPM 2013

25

Mesin dan Peralatan Pertanian

Gambar 6 . Lori

Spesifikasi dari lori adalah :

Jumlah lori

: 160 unit

Lebar lori

: 238 cm

Panjang lori

: 260 cm

Tinggi lori dari roda

: 250 cm

Lebar rel

: 85 cm

Jarak antar rel

: 300 cm

Kapasitas lori

: 3,5 ton

Akan tetapi untuk mecapai kapasitas pabrik 45 ton TBS/jam, pengisian lori
adalah faktor yang sangat mempengaruhi. Sehingga lori diisi harus padat (dengan
muatan rata-rata 3,5 ton/lori.
4.4.2 Capstand
Capstand merupakan alat yang digerakan oleh elektro motor yang
derfungsi untuk menjalankan / menarik lory dengan menggunakan wire rope

Laporan PKPM 2013

26

Mesin dan Peralatan Pertanian

(sling). Jumlah capstand pada loading ramp di PKS. PT. GMP PLANTATION
sebanyak 8 buah. Dapat dilihat pada Gambar 7 berikut ini.

Gambar 7. Capstand
Spesifikasi Elektro motor pada Capstan :

Merk

: TECO IDUCTION

Tenaga

: 25 HP

Putaran

: 1455 Rpm

Type

: AEE BAC

Penggoperasian capstand :

Sebelum menjalankan capstand pastikan terlebih dahulu kondisi tali (sling)


capstand layak atautidaknya untuk digunakan.

Memutar tali capstand harus dilakukan satu arah agar tidak merusak tali
capstand dan mencegah kecelakaan kerja.

Lori yang keluar dari rail track tidak boleh di tarik langsung dengan tali
capstand karena bila tali putus dapat membahayakan operator.

Laporan PKPM 2013

27

Mesin dan Peralatan Pertanian

4.4.3 Transfer Carriage


Transfer

carriage

merupakan

sebuah

alat

yang

berfungsi

untuk

memindahkan lori dari rel yang satu ke rel yang lain. (dari rel pengisian menuju
rel sterilizer). Disini terdapat 2 buah Transfer carriage, yaitu :
Memakai sistem hidrolik.
memakai sistem Gear box
Transfer carriage yang di pakai di PKS. PT. GMP-POM adalah Transfer
carriage sistem gear box. Transfer carriage ini dilengkapi dengan motor listrik
sebagai tenaga penggerak yang disalurkan ke gear box kemudian ke roda pada
transfer carriage. Seperti pada Gambar 8 dibawah ini:

Gambar 8. Transfer carriage


Penggoperasian Transfer cariage:

Lori yang sudah berisi TBS ataupunlori kosong dipindahkan dari jalur rail
track yang satu ke jalur rail track yang lain dengan menggunakan transfer
cariage.

Laporan PKPM 2013

28

Mesin dan Peralatan Pertanian

Pada saat keluar masuknya lori dari transfer cariage, kondisi transfer cariage
harus keadaan terkunci.

Penempatan rail track transfer cariage harus satu jalur dengan rail track lori
yang akan di pindahkan agar pada saat menarik lori ke transfer cariage roda
lori tidak anjlok keluar jalur rail track.
Di loading ramp juga terdapat losses (suatu kehilangan di dalam pengolahan

yang tidak bisa di kutip lagi). Tetapi losses ini tidak dihitung lagi / tidak
mempunyai standart, dan losses ini disebut losses liar.
4.5 Stasiun Perebusan (Sterilizer)
Sterilizer merupakan suatu ketel tempat perebusan TBS yang berbentuk
bejana (silinder) dengan tipe horizontal. Pada bagian luar sterilizer ini dilapisi
dengan rook wool dan aluminium sebagai penahan panas. Gambar 9.

Gambar 9 : Sterilizer
Spesifikasi dari sterilizer adalah sebagai berikut :

Type

: Double Door

Made By

: Super Andalas Steel

Laporan PKPM 2013

29

Mesin dan Peralatan Pertanian

Jumlah

: 3 unit

Kapasitas

: 12 lori/rebusan.

Pola rebusan

: Triple Peak (tiga puncak)

Adapun tujuan dari perebusan ini adalah :

Menghentikan aktifitas enzim lipase pada TBS.


TBS yang dipanen mengandung enzim lipase yang tetap bekerja dalam buah.
Enzim lipase bertindak sebagai pembentuk asam lemak bebas yang dapat
mempengaruhi mutu dari CPO yang dihasilkan.

Melunakkan daging buah (mesocarp).

Melekangkan inti (kernel) dan cangkang (Shell).

Mengurangi kadar air dalam buah.

Mempermudah buah lepas dari tandannya.


Disini terdapat tiga buah sterilizer yang letaknya berdekatan antara

ketiganya. Proses perebusan yang dilakukan di PKS. PT. GERSINDO MINANG


PLANTATION adalah perebusan sistem tiga puncak (triple peak). Seperti
Diagram di bawah ini :

2,8 kg/cm

39,5 menit

12mnt
menit

0,5mnt
menit

1,2kg/cm
12mnt
menit

5 menit

Gambar 10 : Diagram rebusan Triple peaks

Laporan PKPM 2013

30

Mesin dan Peralatan Pertanian

Puncak pertama, yaitu dengan tekanan 15 psi untuk proses penitrasi. Steam
yang masuk ke sterilizer sifatnya panas, sedangkan TBS yang baru
dimasukkan dingin. Jadi steam yang masuk tadi akan menjadi air akibat TBS
yang dingin.

Puncak kedua, dengan tekanan 25 psi untuk menaikkan suhu TBS agar TBS
dapat dimasak.

Puncak ketiga, yaitu dengan tekanan 35 psi untuk memasak TBS.

Cara kerjanya :

Lori yang telah berisi TBS (tandan buah segar) dimasukkan kedalam sterilizer
sebanyak 12 lori setiap perebusan (dengan muatan rata rata 5 ton/lori)
kemudian pintu sterilizer di tutup rapat.

Pembuangan udara (daeration) selama 5 menit, kran kondensat dibuka dan


kran steam buang ditutup dan kram steam masuk dibuka, tujuannya adalah
steam untuk membuang udara di dalam rebusan, karena udara dapat
menyebabkan TBS sebelah bawah tidak masak.

Pengisian steam, kran steam buang dan kondensat ditutup, kran steam masuk
dibuka selama 1,5 menit (sampai tekanan 15 psi). Kemudian kran kondensat
dibuka (5 menit) kran steam buang dibuka dan kran steam masuk ditutup
sampai tekanan di dalam sterilizer 0 psi.

Pengisian kedua, kran steam masuk dibuka, kran kondensat dan kran buang
ditutup selama 20 menit (sampai tekanan 25 psi). Kemudian kran steam
kondensat dan buang dibuka, kran steam masuk ditutup sampai tekanan di
dalam sterilizer 0 psi.

Laporan PKPM 2013

31

Mesin dan Peralatan Pertanian

Pengisian ketiga, kran steam masuk dibuka, kran kondensat dan buang di
tutup (sampai tekanan 35 psi). Lakukan penahanan selama 45 menit.
Kemudian kran masuk ditutup kran kondensat dan buang dibuka selama 5
menit sampai tekanan di dalam sterilizer 0 psi.

Hal-hal yang harus diperhatikan pada saat perebusan adalah :

Apabila TBS banyak mentah maka perlu penambahan waktu perebusan untuk
menghindari losses brondolan tinggi jnjangan kosong.

Waktu perebusan (90 menit). Blowdown/pembuangan dan steam yang masuk


harus mengikuti aturan, karena berpengaruh terhadap TBS yang akan diolah
pada proses selanjutnya.

Perhatikan selalu kondisi packing pintu rebusan,apabila packing pintu rebusan


mengalami kebocoran akan mengakibatkan tekanan dalam rebusan akan
berkurang.

Periksa selalu kondisi katup pengaman, apakah berfungsi dengan baik


Steam in

Inlet Valve
Exhaust Valve

Safety Valve
Auxiliary

Sterilizer

Condensate Valve
Deareation Valve
Gambar 11. Sketsa Sterilizer

Laporan PKPM 2013

32

Mesin dan Peralatan Pertanian

Keterangan Gambar. 11 dapat dilihat di bawah ini:


Steam in

: Pipa pemasukkan steam dari engine room

Auxiliary

: Penyetabil steam yang masuk.

Exhaust valve

: Pengeluaran steam keudara.

Condensat valve

: Pengeluaran air dan lumpur yang terikut dengan TBS.

Safety valve

: Untuk menjaga tekanan dalam rebusan tidak terlalu tinggi


atau melebihi tekanan yang di ijinkan

Deaeration valve

: Pengeluaran air akibat tekanan dari steam.

4.6 Stasiun Rail Track


Setelah lori yang berisikan TBS selesai direbus di sterilizer selama 90
menit, kemudian lori yang berada di sterilizer ini dikeluarkan dengan dorongan
lori yang akan masuk ke rebusan (lori yang mengantri di Loading Ramp). Lalu
lori yang telah berisi TBR (tandan buah rebus) ditarik dengan capstan menuju
transfer carriage. Fungsi dari transfer carriagee di stasiun rail track ini adalah
sama dengan fungsi yang berada di loading ramp, yaitu untuk memindahkan lori
dari rel yang satu ke rel yang lainnya (dari rel rebusan menuju rel creen).
Kemudian lori tersebut satu persatu di tarik oleh capstan menuju creen. Dapat
dilihat pada Gambar 12 berikut ini:

Gambar 12 . Rail track


Laporan PKPM 2013

33

Mesin dan Peralatan Pertanian

4.6.1 hoasting Crane


Crene adalah suatu alat yang berfungsi sebagai untuk menggangkat dan
menuangkan TBR yang berada didalam lori yang telah keluar dari sterilizer
menuju autofider secara di anggkat dan berputar yang digerakkan oleh tenaga
motor listrik. Dapat dilihat pada Gambar 13 berikut ini.

Gambar 13 . Hoasting crane


Hal-hal yang haus diperhatikan dalam penuangan antara lain :

Penuangan ini dilakukan berdasarkan kondisi dari digester, jika digester


kosong maka dilakukan penuangan dan jika digester penuh maka penuangan
ditunda dulu sampai digester kosong.

Penuangan dilakukan dengan perlahan-lahan agar buah tidak menumpuk di


autofider yang mengakibatkan kinerja dari autofider tidak maksimal.

Cara kerjanya :

Lori diangkat ke dalam autofider dengan menggunakan creen, lori harus


berada tepat di tengah-tengah creen agar pada saat penuangan tidak terjadi
slip.

Laporan PKPM 2013

34

Mesin dan Peralatan Pertanian

Kemudian tuangkan lori dengan cara menggerakkan tuas yang tersedia, lori
akan berputar 180 sehingga TBR buah yang membrondol akan jatuh ke
autofider.

Setelah habis dituang, gerakkan tuas untuk membalikkan lori kembali pada
posisi semula.

Lori yang sudah kosong diturunkan dan di tarik ke dauble trek dengan
menggunakan capstan.

4.7 Stasiun Thresher (bantingan)


Thresher merupakan alat untuk melepaskan buah / fruit dari jenjangan.
Thresher berbentuk silinder horizontal yang berkisi-kisi dan diberi plat pembawa.
Dapat dilihat pada Gambar 14 dibawah ini.
Fungsi dari thresher ini adalah :

Sebagai alat untuk melepaskan buah dari janjangan yang telah direbus (TBR)
dengan cara membanting didalam thresher yang mempunyai kisi kisi.

Sebagai tempat pemisahan antara fruit dengan tandan kosong.

Gambar 14. Thresher


Laporan PKPM 2013

35

Mesin dan Peralatan Pertanian

Spesifikasi :

Jumlah

: 3 unit

Jenis

: single drum

Putaran

: 22 24 rpm

Panjang

:4m

Diameter

:2m

Jarak antar kisi kisi

: 3,5 cm

Kemiringan plat pembawa

: 10,89

Motor penggerak

: TECO Induction 20 Hp 3 phase

TBR dan fruit yang dibawa oleh autofider kemudian masuk kedalam
thresher yang berputar. TBR akan dibanting selama berada didalam thresher
sehingga fruit akan terlepas dari jenjangan. Fruit akan jatuh ke under thresher
conveyor melalui kisi-kisi thresher untuk kemudian diolah pada proses
selanjutnya, sedangkan tankos (tandan kosong) terlempar keluar dari ujung
thresher karena adanya plat pembawa. Kemudian tangkos ini jatuh ke horizontal
empty bunch conveyor. Setelah tangkos sampai di ujung horizontal empty bunch
conveyor, tangkos akan jatuh ke rethresing elevator lalu menuju ke dauble
threser.
4.7.1 Bunch elevator (pengangkut buah)
Bunch elevator terdiri dari dua buah rantai panjang dan besi bulat
ditengahnya yang dirangkai secara horizontal terhadap rantai tersebut sebagai
pembawa janjangan untuk dibawa ke dauble thresher.seperti pada gambar 15 di
bawah ini.

Laporan PKPM 2013

36

Mesin dan Peralatan Pertanian

Gambar 15 . Bunch elevator


4.7.2.

Dauble thresher
Dauble thresher adalah suatu alat yang berfungsi untuk membantu

melepaskan fruit yang masih melekat pada jenjangan dengan cara membanting
ulang jenjangan dalam dauble thresher dengan rpm yang berbeda. Jenjangan
akan dijatuhkan ke IEBC (ingclen empty bunch conveyor) menuju ke
pembuangan. Dapat di lihat pada gambar 16 di bawah ini:

Gambar 16. Dauble thresher


Fruit yang berada pada under thresher conveyor kemudian dibawa menuju
Bottom cross conveyor dan kemudian dianggkut oleh fruit elevator menuju ke
digester untuk dilakukan pelumatan.

Laporan PKPM 2013

37

Mesin dan Peralatan Pertanian

4.8 Stasiun Press


Fruit yang telah diangkut oleh fruit elevator dengan menggunakan baket
kemudian dijatuhkan ke fruit distributing conveyor. Disini fruit akan
didistribusikan ke masing-masing digester. Dan diujung

fruit distributing

conveyor terdapat over flow conveyor yang berfungsi sebagai membawa fruit yang
lebih dari fruit distributing conveyor menuju cross bottom conveyor kemudian
diangkut oleh fruit elevator.
4.8.1 Digester (Pelumat)
Digester merupakan ketel tempat pengaduk dengan menggunakan pisau
yang berfungsi untuk melumatkan fruit sehingga daging buah (Mesocarp) terpisah
dari bijinya (nut) yang selanjutnya akan dilakukan pengepressan untuk
mengeluarkan minyak dari mesocarp tersebut. Dapat dilihat pada Gambar 17
berikut ini:

Gambar 17. Digester


Spesifikasi :

Jumlah

Kapasitas

Laporan PKPM 2013

: 5 unit
: 15 ton/jam

38

Mesin dan Peralatan Pertanian

Putaran pisau digester

: 23 rpm

Motor penggerak

: TECO, 3 phase, 30 hp, 1445 rpm

Isi max dan min digester : digester

Suhu dalam digester

: 85-95 C

Waktu pelumatan

: 17 menit

Setelah fruit didistribusikan ke masing-masing digester kemudian fruit


masuk kedalam digester. Disini fruit akan dicacah oleh empat pasang pisau
pelumat yang berputar pada porosnya dengan putaran 23 rpm. Selama proses
pelumatan berlangsung steam dimasukkan. Ini bertujuan agar beban pisau pelumat
tidak terlalu berat. Fruit akan perlahan-lahan turun kebawah dan akan didorong
oleh pisau pelempar menuju press melalui sebuah corong. Sel-sel kantong minyak
yang telah lepas dari daging buah akan turun kebawah dan disaring oleh saringan
yang terletak pada lapisan bawah digester kemudian keluar melalui valve drain
digester menuju crude oil tank.
Tujuan dari pelumatan ini adalah untuk :

Mempermudah pemerasan pada screw press

Melekangkan mesocarp dari nut

Melumatkan mesocarp, dan

Menghancurkan sel-sel kantongan minyak pada mesocarp


Digester

dilengkapi

dengan

pisau-pisau

yang

masing-masingnya

mempunyai fungsi yaitu :


1. Pisau pelumat, mata pisaunya berbentuk seperti sabit gunanya untuk
melumatkan fruit.

Laporan PKPM 2013

39

Mesin dan Peralatan Pertanian

2. Pisau pelempar berada pada bagian bawah, gunanya untuk melemparkan


menuju screw press melalui sebuah corong.
Hal-hal yang harus diperhatikan antara lain :
Suhu dalam digester 90C
Digester sebaiknya berisi sebanyak
Tekanan steam yang masuk sebaiknya 3 kg/cm
4.8.2 Press (Pengempaan)
Merupakan alat memeras minyak yang terkandung didalam mesocarp
dengan adanya tekanan dari cone dan ulir (screw). Alat ini dilengkapi dengan
silinder berlubang / stainer sebagai tempat keluarnya minyak kasar hasil dari
pengepresan.
Tujuan dari pengepresan ini adalah untuk memproleh minyak yang
terkandung dalam mesocarp yang telah dilumatkan sebelumnya. dapat dilihat
pada Gambar 18 berikut ini.

Gambar 18. Press


Mesocarp dan nut akan masuk kedalam screw press dan kemudian didorong
oleh kedua screw press yang berputar berlawanan arah menuju cone. Pada saat
mesocarp sampai di ujung screw press kemudian mesocarp tersebut akan ditekan
Laporan PKPM 2013

40

Mesin dan Peralatan Pertanian

oleh cone dengan tekanan ideal 50 bar sehingga minyak yang terkandung didalam
mesocarp akan terperas dan keluar dari melalui stainer. Lalu minyak tersebut
akan jatuh kebawah dan keluar melalui crude oil gutter menuju sand trap tank.
Sedangkan daging buah yang telah diperas (fibre) akan jatuh menuju cake breaker
conveyor.
Spesifikasi :
Jumlah

: 5 unit

Kapasitas

:15 ton/jam

Putaran screw press

: 10 rpm

Tekanan cone

: 50 bar

4.9 Stasiun Kernel


Setelah fibre dan nut (press cake) selesai di press pada stasiun press
kemudian fibre dan nut dibawa oleh cake breaker conveyor menuju stasiun kernel.
Stasiun kernel merupakan tempat pengolahan biji (nut) menjadi inti (kernel) dan
cangkang (shell).
4.9.1 Cake Breaker Conveyor (CBC)
Cake breaker conveyor ini berbeda dengan conveyor lainnya. Conveyor ini
berbentuk spiral yang piringannya bersegi-segi. Disamping untuk membawa fibre
dan nut menuju depericarper juga untuk mengaduk-aduk fibre dan nut. Press cake
yang keluar dari mesin press yang masih berbentuk gumpalan jatuh ke cake
breaker conveyor dan gumpalan tersebut dicacah oleh putaran conveyor 87 rpm,
cake breaker conveyor ini berputar dengan cepat agar terjadi penggemburan yang
baik dan juga karena volume yang dihantar banyak. Dapat dilihat pada Gambar 19
dibawah ini:

Laporan PKPM 2013

41

Mesin dan Peralatan Pertanian

Gambar 19. Cake breaker conveyor


4.9.2 Depericarper (pemisahan nut dan fibre).
Depericarper adalah suatu alat yang berfungsi sebagai untuk memisahkan
serabut (fibre) dengan inti (nut). Alat ini terdiri dari separating coulumn dan
polishing drum. Fungsi dari alat ini yaitu untuk pembersih fibre yang melekat
pada nut dan sebagai tempat terjadinya pemisahan antara serabut (fibre) dengan
biji (nut).
Ampas dan biji dari CBC yang masuk ke depericarper akan terpisah karena
adanya hisapan blower (fan), ampas kering yang berat jenisnya lebih rendah dari
nut terhisap kedalam fibre cyclone dan melalui air lock masuk kedalam conveyor
bahan bakar boiler, sedangkan nut yang berat jenisnya lebih besar jatuh kebawah
dan masuk kedalam polishing drum untuk dilakukan proses selanjutnya.dapat
dilihat pada gambar 20 berikut ini:

Laporan PKPM 2013

42

Mesin dan Peralatan Pertanian

Gambar 20. Depericarper


4.9.3 Fibre Cyclone
Merupakan alat yang dilengkapi dengan blower / fan untuk mengisap fibre
(serabut kering) dan air lock sebagai alat untuk mengatur laju pengumpanan untuk
dilakukan pengisapan. Seperti pada Gambar 21 dibawah ini

Gambar 21. Fibre cyclone

Laporan PKPM 2013

43

Mesin dan Peralatan Pertanian

4.9.4 Polishing Drum


Polishing drum merupakan suatu alat berbntuk drum horizontal yang
berputar. Alat ini dilengkapi dengan siku pengarah yang bertujuan untuk
mengarahkan biji hingga keujung drum. Fungsi dari polishing drum ini adalah
untuk membersihkan sisa-sisa serabut yang masuk melekat pada nut. Pada
umumnya disini akan terdapat fibre dan nut yang masih menggumpal, fibre kasar,
batu, dan kotoran lain yang tidak dapat dipisahkan dengan menggunakan hisapan
fibre cyclone.
Nut dan kotoran fibre yang masih terikut akan masuk kedalam polishing
drum yang berputar. Dengan adanya plat pembawa maka nut akan dibawa ke
ujung polishing drum. Di ujung polishing drum terdapat lubang-lubang
pengeluaran nut sehinga nut yang ukurannya lebih kecil akan jatuh ke Under
Polishing Drum Conveyor sementara kotoran lain yang ukurannya lebih besar
akan tetap berputar di ujung polishing drum dan dibersihkan oleh operator. Seperti
pada Gambar 22 berikut ini.

Gambar 22. Polishing drum

Laporan PKPM 2013

44

Mesin dan Peralatan Pertanian

Spesifikasi :

Panjang

:6m

Diameter

:1m

Putaran

: 17 rpm

Diameter lubang keluar nut

: 2 cm

Kemiringan plat pembawa

: 15

4.9.5 Under Polishing Drum Conveyor


Merupakan alat yang berfungsi untuk membawa nut yang telah dihisap
dengan kotoran lain menuju ke Destoner Cyclone. Posisi Under Polishing Drum
Conveyor ini berada tepat dibawah lubang pengeluaran Polishing Drum. Dapat
dilihat pada gambar 23 di bawah ini:

Gambar 23. Under polishing drum conveyor


4.9.6 Destoner Cyclone
Destoner Cyclone merupakan suatu alat yang berfungsi sebagai untuk
memisah batu dan material ringan, dimana nut yang lebih ringan akan terisap dan
masuk ke conveyor pembawa nut ke timba elevator sedangkan batu dan material

Laporan PKPM 2013

45

Mesin dan Peralatan Pertanian

ringan tidak terisap sehingga batu dan material ringan terjatuh kebawah. dapat di
lihat pada gambar 24 dibawah ini:

Gambar. 24 Distoner cyclone


4.9.7 Wet Nut Transport fan
Suatu alat yang berfungsi sebagai pengisap nut yang telah terpisah dari
batu maupun meterial lain kedalam nut bin. Nut dihisap menuju nut silo yang
posisinya berada diatas. Di ujung Wet Nut Transport Fan terdapat sebuah air lock
yang fungsinya untuk menyetabilkan nut yang keluar menuju nut bin.
4.9.8 Nut Silo
Nut silo merupakan suatu tempat penampung nut (volumenya 40 50 ton)
yang telah bersih untuk dilakukan proses pemisahan cangkang dengan inti.
Didalam nut silo ini terjadi pengelompokan nut kemasing-masing Ripple mill.
Tujuannya adalah agar nut yang jatuh ke ripple mill merata. Seperti pada Gambar
25 dibawah ini:

Laporan PKPM 2013

46

Mesin dan Peralatan Pertanian

Gambar 25 . Nut silo


4.9.9 Ripple mill (pemecah nut)
Ripple mill merupakan suatu alat untuk memecahkan cangkang agar inti
(kernel) dan cangkang dapat dipisahkan pada proses selanjutnya sehingga bisa
digunakan sebagai bahan bakar boiler.
Nut masuk kedalam ripple mill kemudian nut akan dibawa oleh rotor bar
yang berputar, lalu nut akan dihempaskan ke rotor disk (rotor plat) sebagai alat
pemecah. Nut yang telah pecah akan jatuh kebawah dan dibawa oleh craked
mixtur conveyor. Dapat dilihat seperti gambar 26 dibawah ini.

Gambar 26 . Ripple mill

Laporan PKPM 2013

47

Mesin dan Peralatan Pertanian

Spesifikasi ripple mill

Model

Kapasitas : 6 ton

Putaran

: 1050 rpm

Jumlah

: 4 unit

: MSB cracket

4.9.10 Cracked Mixtur Conveyor dan cracked Mixture Elevator


Cracked Mixtur Conveyor dan cracked Mixture Elevator merupakan alat
untuk membawa Out Put Ripple Mill berupa kernel dan cangkang yang masih
bersatu menuju separating. Dapat dilihat pada gambar 27 di bawah ini:

Gambar 27. Cracked mixtur conveyor dan cracked mixture elevator


4.9.11 Separating
Separating merupakan suatu alat yang berfungsi sebagai untuk pemisah
kernel dengan pecahan cangkang. Pemisahan ini terjadi karena adanya perbedaan
berat jenis antara kernel dengan cangkang. Cangkang yang sudah pecah
mempunyai berat jenis lebih ringan dari pada kernel dapat di lihat pada gambar 28
di bawah ini:

Laporan PKPM 2013

48

Mesin dan Peralatan Pertanian

Gambar 28. saparating


4.9.12 LTDS I (Ligh Tenera Dust Separator )
Merupakan alat untuk pemisah antara kernel dan cangkang. Cangkang
yang berat jenisnya lebih ringan akan terisap oleh separating fan. Sedangkan
kernel yang mempunyai berat jenis berat akan jatuh ke Wet Kernel Conveyor.
Pemisahan ini juga bisa disebut systim pengolahan kering. Ada juga kernel yang
pecah pada saat pemecahan di ripple mill dan cangkang yang berat jenisnya
diantara keduanya, tidak terlalu ringan dan tidak terlalu berat. Kernel dan
cangkang seperti ini akan masuk ke claybath untuk dipisah kembali.
4.9.13 Claybath
Claybath adalah suatu tempat pemisahan antara kernel dengan cangkang
dengan menggunakan bantuan calcium (CaCO3). Pemisahan ini disebut juga
dengan pemisahan kernel dengan cangkang melalui sistim basah. Bisa dilihat pada
Gambar 29 dibawah ini:

Laporan PKPM 2013

49

Mesin dan Peralatan Pertanian

Gambar 29. Claybath


Calybath dilengkapi dengan vibrating mesh, merupakan ayakan getar yang
fungsinya adalah untuk menyaring kernel dan cangkang yang telah berpisah
setelah selesai di bak hidrocyclone dan juga sebagai tempat quality control.
Hidrocyclone pump untuk sirkulasi larutan.
Cara kerja pemisahan pada claybath adalah :

Kernel dan cangkang yang telah dicuci di tabung pencucian kemudian dibawa
oleh split conveyor claybath menuju saringan yang berada di atas bak
hydrocyclone. Dan dibawah saringan ini terdapat corong tempat jatuhnya air
yang mengikut dengan kernel dan cangkang dari bak pencucian. Saringan ini
juga berputar seperti vibrating mesh yang berada dibawah bak hidrocyclone.

Sebelum kernel dan cangkang dimasukkan ke claybath, terlebih dahulu


pastikan bahwa calcium telah larut di dalam bak hidrocyclone dan
hidrocyclone pump juga harus dipastikan hidup untuk sirkulasi larutan.

Kemudian kernel dan cangkang turun dari saringan yang berada di atas bak
hidrocyclone dan masuk ke dalam bak hidrocyclone yang berisi larutan
calcium sebagai media pemisah antara kernel dan cangkang.

Laporan PKPM 2013

50

Mesin dan Peralatan Pertanian

Kernel yang telah diselimuti oleh larutan calcium menyebabkan berat jenis
kernel menjadi lebih rendah dari berat jenis cangkang sehingga inti
mengapung dipermukaan larutan dan keluar melalui sebuah pipa yang
posisinya dibagian atas bak hidrocyclone menuju vibrating mesh sebelah kiri,
sedangkan cangkang mengendap ke bawah dan keluar melalui sebuah pipa
yang berada dibagian dasar menuju vibrating mesh sebelah kanan.
Kernel yang keluar dari vibrating mesh masuk ke wet kernel conveyor untuk
proses selanjutnya sedangkan cangkang masuk ke wet shell conveyor untuk
kemudian diumpankan ke conveyor yang akan dibawa ke boiler sebagai
bahan bakar.

4.9.14 Wet Kernel Conveyor


Merupakan suatu alat yang berfungsi sebagai pembawa kernel yang keluar
dari LTDS I, LTDS II dan dari vibrating mesh claybath menuju Wet kernel
Elevator.
4.9.15 Wet Kernel Elevator
Merupakan suatu alat yang berfungsi sebagai pembawa kernel dari wet
kernel conveyor untuk dibawa kedalam kernel silo. Wet kernel elevator ini
berbentuk timba / bucket yang dihubungkan dengan rantai / chain.
4.9.16 Kernel Silo
Kernel yang dibawa oleh wet kernel conveyor dan wet kernel elevator
kemudian masuk kedalam kernel silo. Kernel silo merupakan suatu alat yang
berbentuk tabung horizontal untuk mengurangi kadar air yang terkandung di
dalam kernel (7%) agar tumbuhnya jamur sewaktu penyimpanan di gudang kernel
(kernel storage) dapat dihindari. Alat ini dilengkapi dengan blower / fan untuk

Laporan PKPM 2013

51

Mesin dan Peralatan Pertanian

mengembuskan udara panas yang dihasilkan oleh boiler. Bisa dilihat pada
Gambar 30 dibawah ini.

Gambar 30 . Kernel silo


Setelah kernel mengalami proses pemasakan di kernel silo kemudian
kernel turun dari bagian bawah yang berbentuk kerucut menuju saringan. Saringan
ini berfungsi untuk menyaring nut yng masih utuh (yang belum pecah pada ripple
mill). Penyaringan ini terjadi berdasarkan ukuran. Kernel yang ukurannya lebih
kecil akan lolos dan kemudian dipompakan menuju kernel storage, sedangkan nut
yang masih utuh ukurannya lebih besar akan tersangkut dan masuk ke sebuah
drum penampungan yang kemudian diolah kembali.
4.9.17 Kernel To Bangker
Dari saringan, kernel di pompakan oleh dry kernel transport dan masuk
kedalam kernel storage. Merupakan tempat penyimpanan atau penimbunan kernel
sebelum di pasarkan. Dapat dilihat pada gambar 31 berikut ini:

Laporan PKPM 2013

52

Mesin dan Peralatan Pertanian

Gambar 31. Kernel to bangker


4.10 Stasiun Klarifikasi (Pemurnian)
Stasiun klarifikasi merupakan suatu tempat pemurnian minyak yang masih
kasar menjadi minyak yang dapat dipasarkan, baik pemurnian kotoran maupun
pemurniaan kadar air yang terdapat pada minyak. Karena minyak kasar yang
keluar dari press masih banyak mengandung serabut, atau fibre, pasir, dan lumpur
(sludge) sehingga perlu diolah distasiun klarifikasi agar dihasilkan minyak kelapa
sawit yang dapat dipasarkan.
4.10.1 Crude Oil Gutter
Minyak yang keluar dari press akan mengalir ke sand trap tank melalui
sebuah talang air (srude oil gutter). Tujuannya pemberian air panas ini adalah agar
minyak yang mengalir tidak menggumpal sehingga banyak minyak yang mengalir
ke sand Trap Tank lancar.
Crude oil gutter berada tepat dibawah press. Jadi minyak yang keluar dari
masing-masing press akan mengalir pada sebuah crude oil gutter dan menuju
sand trap tank.

Laporan PKPM 2013

53

Mesin dan Peralatan Pertanian

4.10.2 Sand Trap Tank


minyak yang diperoleh dari press kemudian dialirkan ke sand trap tank.
Fungsi dari Sand trap tank adalah untuk menampung sementara minyak yang
keluar dari press dan juga untuk mengendapkan pasir dan kotoran lain yang
mengikut dengan minyak. Proses pemisahan ini terjadi karena adanya perbedaan
berat jenis antara minyak dengan kotoran. Pasir dan kotoran lain yang berat
jenisnya lebih berat akan turun kebawah dan mengendap di bagian dasar sand trao
tank. Sedangkan minyak yang berat jenisnya lebih ringan akan naik ke
permukaan. Minyak ini kemudian masuk kedalam pipa bentuknya seperti corong
yang berada dipermukaan minyak dan mengalir menuju vibrating screen. Disini
juga ada pemasukkan steam, dengan tujuan agar butiran minyak yang mengikut
dengan kotoran dapat naik kepermukaan. Pemasukkan steam di sand trap tank ini
adalah sistim coil dengan suhu 85 - 95 C.
Pasir dan kotoran yang mengendap di sand trap tank ini dibersihkan setiap
pertukaran shiff kerja agar pasir dan kotoran tidak mengeras dan semakin tebal
sehingga mengakibatkan kinerja dari sand trap tank ini tidak maksimal lagi.
Dapat dilihat pada Gambar 32 dibawah ini.

Gambar 32. Sand trap tank

Laporan PKPM 2013

54

Mesin dan Peralatan Pertanian

4.10.3 Vibrating Screen (Ayakan Getar)


Minyak yang telah dipisahkan dengan pasir dan kotoran lain pada sand trap
tank akan dialirkan ke vibrating screen. Vibrating screen adalah suatu alat untuk
memisahkan minyak dari serabut (fibre) kasar dan halus yang terikut pada minyak
malalui sistem ayakan / ayakan getar. Vibrating screen ini bekerja dengan cara
bergetar. Disini terdapat 3 buah saringan. Dengan adanya getaran maka minyak
yang berada pada saringan I akan turun kebawah (menuju kesaringan 2 dan
saringan 3) sedangkan kotoran yang masih mengikut dari sand trap tank (fibre,
pasir, kotoran halus) akan terdorong keluar dan jatuh ke bottom cross conveyor
untuk diolah lagi. Minyak yang jatuh kesaringan ke 3 akan diperlakukan sama
dengan pada saringan no 1, kotorannya akan keluar dan jatuh ke bottom cross
conveyor. Sedangkan minyak akan keluar melalui sebuah pipa menuju crude oil
tank (COT). Seperti pada Gambar 33 dibawah.

Gambar 33 . Vibrating screen


4.10.4 Crude Oil Tank (COT)
Minyak yang telah disaring di vibrating screen kemudian dialirkan kedalam
crude oil tank (COT). COT merupakan suatu alat tempat penampungan minyak
sementara sebelum di pompakan ke Clarifier Tank. Disini juga terjadi pemisahan
Laporan PKPM 2013

55

Mesin dan Peralatan Pertanian

antara minyak dengan sludge dan kotoran yang terikut dengan minyak, dengan
cara mengendapkan sludge dan kotoran dibagian dasar tank. Di dalam COT
terdapat 2 sekat sehingga COT terbagi menjadi 3 ruangan.
Minyak akan masuk keruang pertama, kotoran yang mengikut dari vibrating
screen akan mengendap disini. Kemudian minyak masuk keruang kedua melalui
bagian atas / permukaan. Disini juga terjadi pengendapan kotoran yang masih
mengikut dengan minyak. Lalu yang terakhir minyak masuk keruang ketiga, disini
minyak akan dipompakan oleh crudge oil pump ke Clarifier tank. Crudge oil tank
ini dilengkapi dengan steam (injection) sebagai pemanas yang mempunyai suhu
85- 95 C. Bisa dilihat pada Gambar 34 dibawah.

Gambar 34 Crude oil tank


4. 11 Pemurnian Minyak
4.11.1 Cntinuous Settling Tank
Continuos settling tank yang terdapat di PT. GMP-POM mempunyai
kapasitas 120 m. Continuous settling tank berfungsi untuk tempat terjadinya
proses pemisahan antara minyak murni dengan sludge yang mana proses
pemisahan terjadi akibat perbedaan berat jenis. Alat ini berbentuk tanki segi
empat memanjang dilengkapi dengan beberapa sekat untuk menahan retensi
Laporan PKPM 2013

56

Mesin dan Peralatan Pertanian

minyak dan bagian dasarnya berbentuk kerucut berfungsi untuk menggefektifkan


penggendapan pasir Minyak akan keluar dengan sistim over flow, sedangkan
sludge akan keluar dengan sistim under flow.

Sistim over flow adalah minyak keluar melalui sebuah pipa yang terletak pada
bagian atas tangki. Minyak yang berat jenisnya lebih ringan akan naik
kepermukaan dan masuk kesebuah pipa yang kepalanya berbentuk corong
(sama seperti yang terdapat di sand trap tank) dan keluar menuju oil tank.

Sistem under flow adalah sludge keluar melalui sebuah pipa yang terletak
dibagian bawah tangki. Kemudian sludge ini naik lagi ke atas mengikuti pipa
menuju sludge tank.
Pada tangki ini dilengkapi dengan pipa pipa steam untuk menjaga agar

suhu tetap 85 - 95C. disini terdapat 2 sistem pemasukkan steam, antara lain :

Sistem injeksi : sistem ini dipergunakan hanya pada saat tangki ini baru
dioperasikan. Sistem ini sifatnya langsung, biasanya dipakai 1 atau 2 jam
setelah mulai operasi (setelah suhu mencapai 70 C. fungsinya adalah untuk
menaikkan butiran butiran minyak yang telah mengendap.

Sistem coil : sistem ini dipergunakan setelah sistem injeksi dimatikan. Sifatnya
berkepanjangan. Pipa coil berbentuk spiral di dalam tangki. Tujuannya agar
suhu stabil sampai proses dihentikan.
Disini juga terdapat sebuah stirrer yang berfungsi untuk mengaduk massa

yang terdapat pada tangki agar butiran minyak dapat naik kepermukaan. Stirrer
ini bekerja dengan cara berputar dengan putaran 4 rpm. Tangki ini juga dilengkapi
dengan skimmer oil dan skimmer sludge fungsinya untuk menyamakan minyak
yang masuk dan sludge yang keluar. Sperti pada Gambar 35 dibawah ini.

Laporan PKPM 2013

57

Mesin dan Peralatan Pertanian

Gambar 35 . Continuous settling tank


Pada bagian bawah tangki ini juga terdapat saluran drain menuju sludge
tank. Ini merupakan saluran keluar sludge yang telah mengendap pada dasar
tangki.
Setelah terjadi pemisahan di continuous settling tank, maka di continuous
settling tank ini terdapat dua proses pengolahan, antara lain pengolahan minyak
dan proses pengolahan sludge.
4.11.2 Oil Tank
Oil tank yang terdapat pada PT. Gersindo Minang Plantation ini berkapasitas
20 m. Oil tank adalah tempat penampungan minyak murni sementara setelah
dipisahkan di continuous settling tank (sistim over flow). Disini juga terdapat
pemasukkan steam sistim coil dengan tujuan untuk menjaga suhu agar tetap 80 90 C. kotoran yang masih mengikut dengan minyak akan mengendap di oil tank
ini. Di bagian bawah tangki terdapat sebuah saluran drain menuju reclaimed tank.
Kemudian setelah keluar dari oil tank minyak dipompakan keatas oleh vacuum
dryer menuju storeg tenk dilihat pada gambar 36 berikut ini:

Laporan PKPM 2013

58

Mesin dan Peralatan Pertanian

Gambar 36. Oil tank

Vacuum Dryer
Fungsi vacumm dryer adalah untuk memisahkan minyak dengan air yang

mengikut dengan minyak, agar minyak yang dipasarkan mempunyai kadar air
yang rendah.

Gambar 37. Vacuum dryer


Spesifikasi vacumm Dryer
Jumlah
Laporan PKPM 2013

: 2 unit
59

Mesin dan Peralatan Pertanian

Tekanan

: 0,8 bar

Kapasitas

: 10 ton

Vacumm dryer ini dioperasikan pada saat minyak yang diolah / TBS
masuk banyak. Dan minyak yang diproses didalam vacuum dryer sudah sedikit
maka tabung akan terangkat kembali / saluran terbuka kembali.
Vacuum ini mempunyai 1 buah nozel.

Kapasitas 20 ton
Vacuum ini dioperasikan setiap waktu, baik TBS masuk banyak maupun

sedikit. Minyak yang dipompakan akan langsung masuk kedalam vacuum dryer.
Vacuum ini mempunyai 3 nozel.
Cara kerjanya :
1.

Minyak masuk ke dalam vacuum dryer.

2.

Lalu minyak akan disemprotkan dari nozel menjadi butiran butiran halus.

3.

Sementara vacuum pump penghisap air dingin dari tangki air dingin, fungsi
dari air dingin ini adalah sebagai pengumpan agar air yang terdapat di dalam
minyak (yang berupa uap air) dapat menuju keluar dengan umpanan air
dingin tersebut.

4.

Air akan keluar melalui sebuah pipa yang terletak di bagian atas vacuum
dryer, sedangkan minyak akan turun kebawah dn keluar melalui pipa.
Kemudian minyak akan dipompakan oleh dried oil pump menuju tangki
timbun / storage tank.

4.11.3 Storage Tank (tangki timbun)


Tangki timbun merupakan tempat penyimpanan sekaligus penimbunan
minyak yang akan dipasarkan. Pada tangki ini dilengkapi dengan pipa steam (coil)

Laporan PKPM 2013

60

Mesin dan Peralatan Pertanian

untuk pemanas agar mutu minyak dapat dipertahankan sebagaimana sewaktu


dikirimkan ke tangki timbun. Disini terdapat dua buah tangki timbun. Dapat
dilihat pada gambar 38 berikut ini:

Gambar 38 . Storage tank


Spesifikasi dari storage tank (tangki timbun)

Jumlah

: 2 unit

Kapasitas I

: 2000 ton

Kapasitas II

: 2500 ton

Hal- hal yang harus diperhatikan :

Mutu minyak dalam tangki timbun harus diperiksa / dianalisa.

Temperatur dalam tangki 1 berkisar 60 C, dan tangki 2 berkisar 35 C.

Kadar air minyak 0,10 0,20 %

Kadar kotoran 0,015 0,020 %

Asam lemak bebas maksimal 3,5 %

Pemeriksaan pipa pipa steam.

Proses pengolahan Sludge


Sludge yang telah dikeluarkan oleh continuous settling tank dengan sistem

under flow akan dikirim ke sludge tank,

Laporan PKPM 2013

61

Mesin dan Peralatan Pertanian

4.12 Proses pengolahan Sludge


4.12.1 Sludge Tank
Sludge Tank adalah tangki tempat sludge untuk sementara waktu, sebelum di
teruskan ke vibrating screen. Di dalam sludge tank juga ada pemasukan steam.
Suhu yang dinginkan dalam sludge Tank ini mecapai 90 95 C. agar butiran
butiran minyak yang masih ada pada sludge dapat terpecahkan sehingga butiran
minyak naik keatas permukaan dan sludge juga terpecahkan untuk mempermudah
proses di slauge saparator. Sistem pemasukkan steamnya adalah sistem injeksi.
Kemudian sludge yang telah keluar dari sludge tank akan menuju vibrating
screen. Kapasitas dari sludge tank ini adalah 30 m. dapat dilihat pada gambar 39
berikut ini:

Gambar 39. Sludge tank


4.12.2 Vibrating Screen
Fungsi dari vibrating screen adalah sebagai penyaring minyak yang masih
terkandung dalam sludge. Cara kerjanya sama dengan vibrating screen
sebelumnya. Hanya saja disini memakai 1 saringan saja. Sludge akan keluar dan
masuk ke send cyclone.
Laporan PKPM 2013

62

Mesin dan Peralatan Pertanian

4.12.3 Sand Cyclone


Sand cyclone berfungsi sebagai alat penggurang kandungan pasir di sludge
sebelum di proses pada mesin sludge saparator sehingga umur pakai sludge
saparator lebih panjang. Alat ini bekerja dengan sistem sentrifugal dimana fraksi
berat turun kebawah sedangkan fraksi ringan keluar dari bagian atas. Dapat dilihat
pada gambar 40 berikut ini:

Gambar 40. Sand cyclone


4.12.4 Sludge Buffer Tank
Buffer tank berfungsi sebagai tangki penampung sludge untuk umpan ke
sludge saparator dengan kapasitas 3 m dan ketebalan plat tanki 4,5 mm serta di
lengkapi dengan overflow yang menuju ke sludge tank. Dapat dilihat pada
Gambar 41 dibawah ini.

Laporan PKPM 2013

63

Mesin dan Peralatan Pertanian

Gambar 41 . Buffer tank


4.12.5 Sludge Separator
Sludge separator merupakan alat centrifugal yang berfungsi memisahkan
sludge dengan oil. Pada sludge separator digunakan gaya centrifugal dimana
sludge di putar dengan kecepatan tinggi sehingga terpisah antara sludge dan oil
berdasarkan berat jenis larutan. Minyak yang berasal dari pemisah ini akan di
tampung di reclaimed tank, sedangkan sludge yang keluar dari sludge separator
masuk ke sludge fit. Dapat dilihat bada gambar 42 di bawah ini:

Gambar 42. Sludge saparator

Laporan PKPM 2013

64

Mesin dan Peralatan Pertanian

4.12.6 Reclaimed Tank


Reclaimed Tank merupakan tempat penampungan minyak yang keluar dari
sludge separator. sedangkan sludge drain tank dan bak recovery yang kemudian
akan dipompakan ke CST untuk diolah lagi. Dapat dilihat pada Gambar 43 di
bawah ini.

Gambar 43 . Reclaimed tank


4.12.7 Fat fit
Merupakan suatu tempat berbentuk bak, yang dibuat ditanah dengan
diplaster menggunakan semen untuk menampung heavy fhase yang keluar dari
Sludge Separator serta minyak yang tercecer. Fat fit dilengkapi dengan skimmer
manual yang akan dipompakan ke sludge drain tank. Dapat dilihat pada gambar
44 berikut ini:

Gambar 44. Fat fit


Laporan PKPM 2013

65

Mesin dan Peralatan Pertanian

4.12.8 Bak recovery


Merupakan suatu tempat berbentuk bak, berfungsi untuk menampung air,
pasir, sludge dari fat fit untuk dikirimkan ke kolam limbah. Apabila pada bak
recovery masih terdapat minyak atau minyak yang naik dipermukaan, maka
minyak tersebut langsung dikutip dan dikirimkan ke CST untuk diolah kembali.
Dapat dilihat pada gambar 45 berikut ini:

Gambar 45. Bak Recovery


4.12.9 Sludge Drain Tank
Sludge Drain Tank adalah bak tempat penampungan sludge yang masih
mengandung minyak dari tangki lain. Sludge drain ini terdiri dari dua bagian.
Bagian 1 merupaka tempat pemasukkan sludge kemudian butiran minyaknya akan
naik kepermukaan dan mengalir dibagian ke 2. lalu dari bagian 2 minyak akan
dialirkan menuju reclaimed tank.
4.13 Stasiun Boiler (Ketel Uap)
Stasiun boiler merupakan suatu alat untuk menghasilkan uap steam untuk
pembangkit tenaga listrik dan juga untuk proses pengolahan yang memerlukan
steam dengan cara pemanasan terhadap air dengan memanfaatkan cangkang dan

Laporan PKPM 2013

66

Mesin dan Peralatan Pertanian

fibre sebagai bahan bakarnya. Karena uap yang dihasilkan oleh boiler sangat
diperlukan maka boiler ini merupakan alat yang paling vital, oleh karena itu
didalam pelaksanaan pengoprasiannya harus berdasarkan standart operating
process (SOP). Dapat dilihat pada gambar 46 berikut.

Gambar 46 . Boiler (ketel uap)


Kegunaan Steam :
Kapasitas dan tekanan steam boiler yang dipilih / digunakan harus di
sesuaikan dengan kebutuhan steam untuk pembangkit tenaga dan keperluan proses
di pabrik minyak kelapa sawit. Steam yang dihasilkan boiler di gunakan untuk :

Penggerak utama steam turbin untuk pembangkit tenaga listrik

Perebusan buah disterilizer

Pemanasan crude oil, air, kernel, minyak di storeg tank

Terdapat beberapa komponen di stasiun boiler, antara lain :


1.

Draft Control
Fungsinya adalah untuk membuka dan menutup katup pengeluaran hawa
panas apabila boiler akan mulai dioperasikan, agar motor Induced Draft Fan
(IDF) tidak terlalu berat untuk melakukan start awal.

Laporan PKPM 2013

67

Mesin dan Peralatan Pertanian

2.

Induced Draft Fan (IDF)


Fungsinya adalah untuk mengisap hawa panas dan abu sisa pembakaran
melalui bagian atas dari boiler. Abu yang kasar akan keluar melalui dumper
dust collector 1 dan 2, sedangkan abu yang halus akan ikut bersama hawa
panas keluar melalui Chimney (cerobong asap).

3.

1st dan 2nd Dust Collector


Fungsinya untuk mengatur pengeluaran abu yang terbawa gas asap agar tidak
terbuang langsung lewat cerobong asap.

4.

Forced Draft Fan


Berfungsi sebagai pengembus udara ke dapur boiler melalui bagian bawah
dapur boiler.

5.

Second FDF
Fungsinya untuk menghembuskan udara ke dapur boiler melalui bagiang
samping boiler dan juga untuk mengatur bahan bakar.

6.

Rotary Feeder
Rotary feeder adalah merupakan corong pemasukan bahan bakar, yaitu
cangkang dan fibre.

7.

Elektrik Feed Water Pump


Fungsi adalah untuk memompakan air dan deaerator ke boiler dengan
menggunakan tenaga listrik dan turbin.

8.

Steam Driver Feed Water Pump


Fungsinya sama dengan Elektrik Feed Water Pump,

yaitu untuk

memompakan air dari deaerator ke boiler, bedanya adalah sumber tenaganya


adalah dengan menggunakan steam dari heater pada Boiler.

Laporan PKPM 2013

68

Mesin dan Peralatan Pertanian

9.

Header
Fungsinya adalah sebagai tempat penyimpanan air di dapur boiler. Header ini
berbentuk silinder yang terdapat di dinding dapur Boiler.

10. Upper Drum


Upper drum adalah tempat pemasukkan air dari deaerator dan juga sebagai
tempat berkumpulnya steam bahan yang dihasilkan dari dapur boiler, Lower
Drum dan header yang kemudian steam basah tersebut keluar manuju Super
Heater.
11. Lower Drum
Lower Drum adalah tempat penampungan air yang turun dari upper drum
yang kemudian air ini dialirkan ke pipa-pipa yang terdapat di dapur. Kotoran
yang terdapat pada air ini juga akan mengendap di Lower Drum ini dan akan
dibersihkan dengan melakukan Blowdown.
12. Super Heater
Super heater adalah tempat berkumpulnya steam kering sebelumnya telah di
rubah, dari steam basah menjadi steam kering di pipa super heater yang siap
untuk didistribusikan ke Turbin.
13. Chimney (cerobong asap)
Chimney adalah tempat keluarnya hawa panas yang telah dihisap oleh IDF.
14. Ruang Bakar
Ruang bakar adalah tempat pembakaran dari bahan bakar (cangkan dan
serabut), untuk memanaskan dan mengguapkan air yang mengalir di dalam
pipa pipa pendidih. Ruangan bakar ini bagian bawahnya disikat dengan

Laporan PKPM 2013

69

Mesin dan Peralatan Pertanian

susunan roster yang dapat dibuka / ditutup dengan cara hidrolik dengan
bantuan kompresor.
15. Peralatan control
Fungsinya untuk mengontrol kondisi / / keadaan selamaboiler beroperasi agar
tidak terjadi sesuatu hal yang membahayakan.
16. Automatic Modulating Control
Fungsinya untuk mengatur volume air di dalam drum atas secra otomatis,
dimana pada bagian ini di pasang level switch yang berfungsi untuk
membatasi air di dalam drum baik kondisi maksimum maupun minimum.
17. Safety valve
Di boiler ada 2 buah safety valve yaitu di drum dan super heater fungsinya
untuk membatasi besarnya tekanan operasi dlam drum atau didalam header
super heater.
18. Alarm
Fungsinya sebagai petunjuk bahwa posisi level air di drum kurang dari batas
minimal atau posisi air lebih batas maximal yang di atur oleh modulating
control.
19. Pressure gauge
Fungsi sebagai alat pengukur tekanan uap pada drum dan super heater.
Sebelum boiler dioperasikan, boiler terlebih dahulu dipanaskan dengan cara
menghidupkan api secara manual diruang bakar/ dapur boiler tujuan antara lain :

Mencegah

terjadinya

pemanasan

mendadak

yang

mengakibatkan

pembengkokan pada pipa.

Laporan PKPM 2013

70

Mesin dan Peralatan Pertanian

Untuk membuang air dan udara yang berada pada super heater dengan cara
membuka condensat valve, dan air fan valve dan menutupnya kembali pada
saat boiler akan mulai di operasikan.
Pemanasan ini dihentikan apabila tekanan sudah menjadi 1,5 kg/cm (dilihat

dari manometer) dengan cara menghidupkan FDT dan sec. FDT dan yang terakhir
menghidupkan IDF (proses akan di mulai).
4.14 Stasiun Engine Room
Fungsi dari turbine adalah untuk mengubah tenaga uap menjadi energi
listrik, yaitu dengan jalan menggerakkan memutar alternator sehingga
menghasilkan energi listrik.
Steam yang masuk dari super heater pada boiler dengan tekanan kurang
lebih 20 kg/cm lalu steam tersebut akan masuk ketabung penampungan air yang
letaknya berada di atas turbine. Fungsi dari tabung penampung air ini adalah
untuk menyaring air yang mengikut dengan steam yang akan masuk ke dalam
turbine.
4.14.1 Turbine
Steam masuk pada turbine sesuai dengan perintah governoor. Fungsi dari
governoor ini adalah untuk menjaga dan menstabilkan putaran dari alternator
dengan jalan membuka menutup katup steam masuk secara otomatis. Batas
maksimal putaran alternator sebesar 1.750 rpm. Jika seandainya governoor ini
bermasalah, misalnya macet maka rpm akan terus naik dan melewati batas putaran
maksimal. Maka turbine akan trip / mati dengan jalan pompa menutup katup
steam masuk secara otomatis.
Beberapaperalatan pendukung yang dipergunakan pada steam turbine:

Laporan PKPM 2013

71

Mesin dan Peralatan Pertanian

Oil cooler dan pompa sirkulasi air


Fungsinya untuk melakukan proses pendinginan minyak pelumas pada gear
box turbin

Steam separator
Berfungsi untuk menghindari uap basah masuk kedalam turbin

Klep valve turbin


Fungsinya mengatur tekanan steam yang masuk ke turbin

Governor
Fungsinyamengatur cara kerja klep / valve turbin agar putaran turbin tetep
stabil.

Valve head nozzel


Fungsinya untuk meringankan putaran turbin apabila tekanan steam drop,
dengan cara membuka nozzel dan apabila kondisi normal nozzel ditutup.

Hand trip
Fungsinya untuk mematikan turbin secara otomatis apabila turbin ada
problem emergency.

Emergency valve trip


Fungsinya untuk dapat menutup secara otomatis aliran uap masuk ke dalam
casing rotor.
Ada juga pada saat putaran dari alternator turun (di bawah 1500 rpm)

karena ada penekanan steam rebusan sehingga tabung yang berada di dalam
tabung BPV tidak jalan yang mengakibatkan putaran alternator akan berat maka
harus dilakukan pembuangan steam dari tabung BPV. Seperti pada Gambar 47
berikut ini:

Laporan PKPM 2013

72

Mesin dan Peralatan Pertanian

Gambar 47 . Turbine
Spesifikasi Turbine :

Merk

: SHINKO

Steam Out Put

: 1.000 kw

Steam Press

: 20 kg/cm

Steam Temperatur

: 260C

Exhaust Press

: 3,5 kg/cm

Turbine speed

: 5.294 rpm

Out Put Shaff Speed

: 1.500 rpm

Weight

: 6.040 kg

4.14.2 Genset (generator setting)


Fungsi dari genset ini sama dengan fungsi dari turbine, yaitu sama sama
sebagai pembangkit listrik, bedanya adalah sumber tenaganya. Turbine
menggunakan steam sebagai sumber tenaga sedangkan

genset dengan

menggunakan bahan bakar solar. Dapat dilihat pada Gambar 48 berikut ini.

Laporan PKPM 2013

73

Mesin dan Peralatan Pertanian

Gambar 48 . Genset
Pemakaian solar dapat mencapai 45 liter / jam, sehingga genset dipakai
hanya pada saat pagi hari, malam hari, dan hari-hari dimana boiler tidak
beroperasi.
Spesifikasi genset 1

Merk

: Merci

Model

: 275

Rotatet power prime

: 200 kw

Phase

:3

Ratet rpm

: 1.500

Made in

: German

Spesifikasi genset 2

Merk

: Merci

Model

: 3412

Ratis

: 400 kw

Phase

:3

Ratet rpm

: 1500

Made in

: Germany

Laporan PKPM 2013

74

Mesin dan Peralatan Pertanian

4.1.4.3 Tabung BPV (break preasure Valve)


BPV

merupakan

bejana

tekanan

yang

berfungsi

sebagai

tempat

penyimpanan steam yang dihasilkan dari turbine dan sebagai pendistribusi steam
ke masing masing stasiun yang memerlukan steam.

Bejana ini dilengkapi

dengan:

Make up valve yang berfungsi untuk menaikkan atau menambah tekanan.

Safety valve dan surplus valve berfungsi untuk membuang kelebihan steam.

Steam trapberfungsi untuk membuang kondensad.

Dapat di lihat pada Gambar 49 di bawah ini

Gambar 49 . Tabung bpv


4.15 Stasiun Water Treatment (WTP)
Stasiun Water Treatment merupakan suatu tempat pengolahan air yang
akan dipakai / dipergunakan dalam proses pengolahan maupun untuk keperluan
domestik. Sumber air yang dipergunakan baik untuk proses pengolahan maupun
untuk domestik adalah bersumber dari sungai jernih yang berada tidak jauh dari
PKS. Pada dasarnya air yang berasal dari sungai masih banyak mengandung zatzat terlarut serta kandungan lain yang dapat merugikan. Air yang digunakan
Laporan PKPM 2013

75

Mesin dan Peralatan Pertanian

diproses pengolahan dan domestik pada PT. GMP-POM adalah berasal dari
Sungai Batang Pasaman Desa Tanjung Pangkal Kabupaten Pasaman Barat.
Proses pengolahan air di stasiun water treatment terbagi 2, yaitu :
a. External Water Treatmen
External water Treatment adalah proses pengolahan awal terhadap air sungai
yang akan dipergunakan pada proses pengolahan dan domestik.
4.15.1 Raw Water Pump
Raw Water Pump adalah sebuah pompa untuk menghisap air dari sungai
menuju Water Stelling basin.
4.15.2 Water Clarifier Tank
Clarifier tank berfungsi sebagai alat penjernih air. Air yang berasal dari
waduk terlebih dahulu diinjeksikan dengan bahan kimia. Bahan kimia yang
digunakan yaitu aluminiun sulfhate sebagai pengikat kotoran-kotoran yang terikut
dan soda ash berfungsi sebagai penjernih air. Alat ini juga di lengkapi dengan
kerangan drain untuk membuang endapan lumpur. Dapat dilihat pada gambar 50
berikut ini:

Gambar50. Clarifier tank

Laporan PKPM 2013

76

Mesin dan Peralatan Pertanian

4.15.3 Water Stelling Basin


Water Stelling Basin adalah suatu tempat berupa bak yang terbagi menjadi 3
bagian, fungsinya adalah sebagai tempat pengendapan zat-zat terlarut dan juga
sebagai tempat penampungan air yang telah jernih sebelum dipompakan ke Sand
Filter. Sebelum air masuk kedalam water Stelling basin terlebih dahulu dilakukan
penginjeksian bahan kimia ke pipa air yang akan menuju water stelling basin
dengan tujuan untuk meningkatkan zat-zat terlarut, sehingga proses pengendapan
terjadi dengan sempurna. Adapun bahan kimia yang diinjksikan yaitu :

Flokulan : berfungsi untuk meningkat lumpur yang tekandung pada air.


Dosisnya 1 ons campur yang terkandung pada air (untuk 17 jam operasi).

Aluminium sulphat / tawas A12SO3) : fungsi untuk menjernihkan air dengan


mengikat zat-zat terlarut pada air. Dosisnya untuk air keruh 41 kg campur 100
liter air. Untuk air normal 37,9 kg campur 400 liter air, untuk operasi.

Soda asli (NaOH) : berfungsi untuk menaikkan PH air sungai (< 5 menjadi 6
7, 0). Dosis untuk air jernih yaitu 27 kg campur 400 liter air. Dan untuk air
keruh yaitu 30 kg di campur 400 liter air terhadap zat-zat terlarut yang
terkandung pada air.
Setelah air masuk ke water Stelling basin dan terjadi pengendapan,

kemudian air yang sudah jernih di pompakan ke sand filter. Dapat dilihat pada
Gambar 51 dibawah ini.

Gambar 51. Water settling basin


Laporan PKPM 2013

77

Mesin dan Peralatan Pertanian

4.15.4 Sand Filtre


Sand filtre adalah suatu alat yang berfungsi untuk menyaring kembali air
yang telah diproses di water stelling basin yang kemungkinan masih mengandung
zat-zat terlarut yang masih terikut dengan air. Penyaringan di sand filtre ini
menggunakan pasir kwarsa sebagai media.
Setelah air disaring di sand filtre, kemudian air dipompakan ke atas tower
tank untuk dikirimkan ketempat yang memerlukan. Seperti pada Gambar 52
dibawah ini.

Gambar 52. Sand filter


4.15.5 Water Tower Tank
Water Tower Tank adalah suatu tempat untuk menampung air dari sand
filter dan untuk didistribusikan ke tempat-tempat yang memerlukan pemompaan
air ke Water Tower Tank ini adalah dengan sistem otomatis dengan menggunakan
bandul diatas permukaan air di Water Tower Tank. Seperti pada Gambar 53
dibawah ini.

Laporan PKPM 2013

78

Mesin dan Peralatan Pertanian

Gambar 53 . Water tower tank


b.

Internal Water Treatment


Intenal Water Treatmen adalah pengolahan lanjutkan terhadap air yang telah
diolah di external water treatment untuk air yang akan di umpankan ke
boiler.

4.16 Stasiun Final Effluent


Final Effuen adalah suatu tempat pengolahan limbah yang dihasilkan dari
pengolahan kelapa sawit. Bak itu berupa cairan maupun padatan yang terlarut
untuk dinetralkan agar tidak mencemari lingkungan.
Di PT. GMP-POM Pasaman Barat, limbah yang dihasilkan dari pengolahan
kelapa sawit dimanfaatkan menjadi pupuk cairan untuk tanaman kelapa sawit.

Sludge recovery tank


Sludge recovery tank adalah suatu tempat pemisahan minyak dengan sludge
dan sebagai tempat pengutipan minyak dari fat fit. Heavy pashe yang dikirim
dari fat fit masih ada kemungkinan bercampur dengan minyak (masih terdapat

Laporan PKPM 2013

79

Mesin dan Peralatan Pertanian

minyak). Oleh karena itu di sludge recovery tank ini masih dilakukan
pemisahan antara minyak dengan sludge.
Sludge recovery ini terdiri dari tiga bagian, yaitu bagian satu adalah sebagai
tempat sludge dan kotoran pertama masuk. Kemudian bagian satu ini terjadi
pengendapan kotoran, sementara sludge mengalir ke bagian dua melalui bagian
atas / permukaan. Di bagian dua ini juga terjadi pengendapan, tetapi kotorannya
tidak sebanyak di bagian satu karena kotorannya sebagian besar sudah mengendap
dibagian pertama. Kemudian yang terakhir sludge masuk kebagian ke tiga, disini
juga akan terjadi pengendapan kotoran yang masih mengikat dari bagian satu dan
dua. Dan setelah sludge berada di bagian tiga sludge akan dipompakan ke cooling
pond yang berada di kolam limbah.
Sementara itu dari ketiga bagian bak sludge recovery tank ini ada saluran
drain menuju bak kontrol, gunanya adalah untuk membersihkan kotoran yang
mengendap di bak bagian satu, dua, dan tiga. Pembersihan dilakukan setiap pagi,
drain dipompakan ke kolam mati.

Kolam Pendinginan (Cooling Pond)


Berfungsi untuk mendinginkan air limbah yang masih panas, sehingga suhu
trun dari (60oC 70oC) menjadi (40oC - 45oC) dan untuk mendukung
kehidupan bakteri anaerob pada kolam berikutnya, dan volume kolam adalah
88.500 m3.

Kolam Pengasaman (Acidification Pond)


Kolam ini berfungsi untuk menurunkan suhu air limbah dan menaikan pH air
limbah, dimana lama penahanan pada kolam ini berlangsung 43 hari, dan
volume kolam adalah 19.500 m3.

Laporan PKPM 2013

80

Mesin dan Peralatan Pertanian

Kolam Anaerob I
Pada kolam ini perombakan organik oleh bakteri akan berlangsung secara
baik, diperlukan kondisi yang optimum dalam hal sebagai berikut:

1.

pH netral yaitu 7 7,5

2.

Suhu antara 30oC 40oC untuk bakteri mesophly

3.

Nutrisi yang cukup mengandung nitrogen dan phospat


Apabila pH berada antara 7 7,5 (perlu dikondisikan). Dimana bahan organik
dirombak menjadi asam yang menguap. Kedalam kolam ini perlu diberikan
campuran air limbah yang sudah matang dari kolam anaerob II dengan cara
sirkulasi, lama penahanan adalah 56 hari, dan volume kolam adalah 25.300
m3 .

Kolam Anaerob II
Kolam anaerob II , pada prinsipnya system yang digunakan multiple feedeng
adalah system perombakan secara anaerob, yaitu system yang tidak
membutuhkan oksigen dalam proses perombakan bahan organic yang ada.
Perombakan ini membutuhkan bakteri anaerob. Proses anaerob dimulai
dengan tahapan hidroliis dan pengasaman yaitu perombakan substrat berupa
bahan organic makro molekul seperti protein, karbohidrat dan lemak oleh
mikroba yang mengandung enzim extra seluler (hydrolase). Tahapan
selanjutnya

adalah

pembentukan

asam-asam

mudah

menguap

(pengasaman/acidoginesis). Polimer-polimer ini setelah dropionat, butirat


atau asesat, etanol dan gas karbondioksida. Setelah masa penahanan WPH
(Waktu Penahanan Hidrolisis) selama kurang lebih 20 hari didalam kolam ini,
maka BOD limbah menurun sekitar 4000 5000 mg/l dan pH 7.5 (layak
untuk dijadikan bahan land application), sampai dengan waktu penahanan
Laporan PKPM 2013

81

Mesin dan Peralatan Pertanian

hidrolisis 61 hari bada kolam ini BOD diharapkan dapat diturunkan menjadi
500 400 mg/l, dan air limbah dapat di aplikasikan ke land aplikasi, dab
volume kolam adalah 27.500 m3

Kolam Aeration Pond


Kolam ini secara operasional tidak difungsikan karena kolam anaerob II
masih bisa menampung semua air limbah dan semua air limbah yang masuk
kekolam anaerob II diaplikasikan ke land aplikasi. Akan tetapi adanya curah
hujan yang cukup tinggi kolam ini banyak terisi air hujan, volume kolam ini
12.500 m3.

Kolam Pengendapan (Sedimentasi Pond)


Kolam ini sama dengan kolam aeration tidak difungsikan untuk air limbah,
volume kolam ini adalah 19.500 m3

Land Aplikasi
Land aplikasi digunakan sebagai wadah penampungan air limbah, dimana
land aplikasi terdiri dari banyak kolam (Flatbed) yang berjumlah 2.896
kolam, terbagi atas empat blok, yaitu Blok D- 16 D- 17 E- 16 E- 17 dan
masih dapat menampung semua air limbah yang diaplikasikan kolam anaerob
II. Kolam limbah yang terdapat di PKS. PT.GMP-POM. Dapat dilihat pada
gambar 54 berikut ini:

Laporan PKPM 2013

82

Mesin dan Peralatan Pertanian

Gambar 54. Kolam limbah


Stasiun Quality Control (Laboratorium)
Stasiun ini berfungsi sebagai tempat untuk mengontrol hasil produksi.
Laboratorium adalah sarana untuk mengendalikan spesifikasi mutu hasil produksi
yang diolah di PT.GMP (POM) agar sesuai dengan target dan standar yang
ditentukan.

Disamping

itu

laboratorium

juga

sangat

berperan

untuk

mengendalikan proses pengolahan yang meliputi spesifikasi mutu bahan baku,


standar teknis dan angka-angka kerja proses pengolahan.
Berikut ini adalah standar spesifikasi mutu produksi dan proses CPO
(Crude Palm Oil), PT.GMP-(POM) (Palm Kernel), KPO (Kernel Palm Oil) :
1. Mutu Produksi
No.

Uraian

Norma

Produksi CPO
1

Kadar Asam (FFA)

5%

Kadar Air (Moisture)

0,20 %

Kotoran (Dirt)

0,020 %

Laporan PKPM 2013

83

Mesin dan Peralatan Pertanian

Produksi PKO
1

Kadar Asam (FFA)

4%

Kadar Air (Moisture)

0,20 %

Kotoran (Dirt)

0,020 %

Produksi PK

Norma

Kadar Asam (FFA)

1,00 %

Kadar Air (Moisture)

8,00 %

Kotoran (Dirt)

8,00 %

Broken

18%

2.Losses (kerugian) Pada Proses Pengolahan


No.

Uraian

Norma

Minyak Sawit/Contoh
1

Air rebusan (Condensate)

0,80 %

Janjangan Kosong (Empty bunch)

2,17 %

Ampas Press (Fibre)

4,00 %

Nut

0,47 %

Final Effluent

1,00%

Inti Sawit /Contoh


1

LTDS I

3,00 %

LTDS II

3,00 %

Kernel losses w.shell

3,00 %

Laporan PKPM 2013

84

Mesin dan Peralatan Pertanian

Cara menentukan standar spesifikasi pada PT. GMP (POM) dapat dilihat
seperti rumus di bawah ini:
Perhitungan kandungan FFA DI CPO dapat dihitung dengan rumus :
Kadar ALB = ml NaOH x N.NaOH x 25,6
Berat Contoh
Kadar ALB yang didapatkan berkisar antara 3 5 %
Penentuan Kadar Air dalam CPO dapat dihitung dengan rumus :
Kadar Air = A B X 100%
Berat Sampel
Diman A = Berat contoh minyak sebelum dioven
B = Berat contoh minyak setelah dioven
Kadar air dalam CPO < 0,2 %
Penentuan kadar kotoran dalam CPO dapat dihitung dengan rumus :
Kadar Kotoran =

C B X 100%
A

Kadar kotoran yang didapatkan berkisar antara < 0,02 %

Laporan PKPM 2013

85

Mesin dan Peralatan Pertanian

V. KESIMPULAN DAN SARAN


5.1 Kesimpulan
Dari pelaksanaan Pengalaman Kerja Praktek Mahasiswa (PKPM) di PT.
GMP-POM Pasaman Barat yang dilaksanakan selama 10 minggu, dapat diambil
beberapa kesimpulan yaitu :
1.

Stasiun proses pengolahan kelapa sawit di PKS PT. GMP-POM Pasaman


Barat dikelompokkan menjadi beberapa stasiun yaitu : stasiun penerimaan
buah, stasiun loading ramp, stasiun rebusan, stasiun bantingan, stasiun press,
stasiun klarifikasi, staisun boiler, stasiun pengolahan air, stasiun engine room,
stasiun pengolahan limbah, stasiun bengkel.

2.

Proses pengolahan kelapa sawit di PKS PT. GMP-POM dimulai dari


pengangkutan TBS dari kebun, penimbangan, sortasi, loading ramp,
perbusan, perontokan, pengadukan, pengepresan, penyaringan, pengendapan,
pemurnian, pengeringan dan penyimpanan CPO. Sedangkan untuk kernel
dilakukan proses selanjutnya setelah pengepresan yaitu, pemisahan ampas,
pengeringan, pemecahan, pemisahan, pengeringan, penyimpanan kernel.

3.

Standar spesifikasi mutu produksi yang dihasilkan minyak sawit ( CPO) di


PT.GMP POM ini adalah, kadar ALB < 3.50 %, kadar air 0,20 %, kadar
kotoran < 0,02. Sedangkan pada inti sawit (kernel), kadar air < 7,00%, kadar
kotoran < 7,00%.

5.2 Saran
1.

Agar mendapatkan hasil yang lebih baik, maka kedisiplinan tenaga kerja
harus diperhatikan serta pengoperasian alat agar sesuai dengan standar
operasional pabrik yang telah ditentukan.

Laporan PKPM 2013

86

Mesin dan Peralatan Pertanian

2.

Sortasi harus dilakukan dengan baik sehingga TBS yang akan diolah benarbenar memenuhi syarat untuk diolah di PKS.

3.

Sebaiknya dilakukan pengawasan sebelum proses, sedang proses dengan


lebih baik dan teliti. Agar rendemen yang diinginkan dapat tercapai dengan
sempurna.

4.

Faktor keselamatan pekerja dipabrik sangat perlu diperhatikan, serta


meningkatkan kesejahteraan karyawan sehingga dapat menjamin kelancaran
proses produksi.

5.

Untuk masa yang akan datang diharapkan pada program studi menambahkan
mata ajaran mengenai mesin pengolahan yang digunakan pada pengolahan
hasil pertanian seperti sawit.

Laporan PKPM 2013

87

Mesin dan Peralatan Pertanian

DAFTAR PUSTAKA
Adlin U. Lubis, 1992. Kelapa Sawit (Elais Guenensis Jacq) di Indonesia. Pusat
Penelitian Perean Marihat Pematang Siantar, Sumatera Utara
Fauzi Yan, 2002. Budidaya Pemanfaatan Dan Limbah Analisis Usaha dan
Pemasaran, Penebar Suara, Jakarta
Lubis,AU. 1992. Kelapa Sawit (Elais Guenensis Jacq) di Indonesia. Pusat
Penelitian Perean Marihat Pematang Siantar, Sumatera Utara.
Mashuri, 2010, Standard Operating Procedure Pabrik Kelapa Sawit, Medan.
Rhephi. 2007. Petunjuk Praktis Budidaya dan Pengolahan Kelapa Sawit. PT
Agromedia Pustaka. Jakarta
Risza Suyatno, 1994. Upaya Peningkatan Produktivitas Kelapa Sawit,
Yogyakarta.
Semangun Haryono, 2003. Manajemen Agrobisnis Kelapa Sawit, Yogykarta.
Setyamidjaja Djohana, 1991. Budidaya Kelapa Sawit, Yogyakarta.
.

Laporan PKPM 2013

88

Mesin dan Peralatan Pertanian

Laporan PKPM 2013

89

Mesin dan Peralatan Pertanian

Anda mungkin juga menyukai