Oleh
JERI SUHARDI
NBP. 1001353018
Disusun oleh :
JERI SUHARDI
NBP . 1001353018
Pada
Dosen Pembimbing
Ir.HARMAILIS, M.Si
NIP.196909161994031003
JAMALUDDIN, S.Si,M.Si
NIP .197301162000031001
Mengetahui,
Direktur Politeknik Pertanian
Universitas Andalas
JERI SUHARDI
NBP : 1001353018
Telah diuji dan dipertahankan di depan tim penguji Laporan Tugas Akhir
Program Studi Mesin Dan Peralatan Pertanian Unand
Pada tanggal, 19 Juli 2013
TIM PENGUJI
No.
Nama
Jabatan
1.
2.
Anggota
3.
Jamaluddin, S.Si , M. Si
Anggota
Ketua
Tanda Tangan
RINGKASAN
Kelapa sawit (Elaeise Guenensis Jacq) merupakan salah satu tanaman
industri yang mana buahnya dapat diolah menjadi Crude Palm Oil (CPO). Minyak
sawit ini dapat diambil dari daging buah serta dapat diperoleh dari biji (Nut) buah
sawit. Mutu minyak sawit tergantung pada mutu buah dan proses pengolahannya.
Dalam memproduksi Crude Palm Oil (CPO) dan kernel standar mutu merupakan
hal yang sangat penting untuk menentukan minyak sawit yang berkualitas baik.
Sebelum menjadi Crude Palm Oil (CPO) kelapa sawit atau yang lebih
dikenal dengan Tandan Buah Segar (TBS) terlebih dahulu melalui beberapa
tahapan, setelah TBS selesai dipanen maka selanjutnya ditransportasikan
kepabrik. Tahap awal adalah stasiun penerimaan buah, pada stasiun ini akan
dilakukan penimbangan, sortasi buah dan pengumpulan buah. Dari stasiun
penerimaan buah selanjutnya adalah menuju stasiun sterilizer untuk proses
perebusan, dari stasiun sterilizer selanjutnya menuju ke stasiun thresher untuk
proses perontokan. Brodolan akan dikempa di stasiun press, dari stasiun press
akan menghasilkan dua keluaran yaitu berupa padatan atau cairan. Keluaran yang
berupa padatan adalah berupa inti dan fibre, fibre akan menuju ke stasiun boiler
sebagai bahan bakar. Sedangkan inti akan disalurkan ke stasiun kernel, keluaran
yang berupa cairan adalah minyak kasar. Sedangkan minyak kasar akan
ditransportasikan untuk melakukan proses pemurnian.
Standar spesifikasi mutu produksi di PT. GMP - POM yang dihasilkan
minyak sawit ( CPO) adalah, kadar ALB < 3.50 %, kadar air 0,20 %, kadar
kotoran < 0,02. Sedangkan pada inti sawit (kernel), kadar air < 7,00%, kadar
kotoran < 7,00%.
Sesungguhnya sesudah kesulitan ada kemudahan, maka apabila kamu sudah selesai dari suatu urusan kerjakanlah dengan
sungguh-sungguh urusan yang lain. Dan hanya kepada Tuhan kamu hendaknya berharap
Tiada kesuksesan tanpa tetesan keringat dan air mata, sesungguhnya dibalik kesulitan terdapat kemudahan
(QS.Alam Nasyrah : 6)
Ya Allah.....
Ampunilah dosa-dosa ku ini
Begitu besar rahmat yang telah Engkau limpahkan
Kadang ku selalu tidak bersyukur dan mengerjakan suruhan mu.....
Buat kedua orang tua saya ayah dan Ibunda tercinta.....
Terimalah karya kecil anak mu ini,
Ayah...
Syukur ku ucapakan karena sudah punya orang tua seperti ayah, ayah laki-laki perkasa yang selalu tegar, tidak
pernah mengeluh dengan segala keadaan. Ayah rela berhujan dan kepanasan siang malam demi sebuah tanggung jawab dan
kesuksesan anak-anak ayah, mudah-mudahan aku bisa meniru perjuangan dan tanggung jawab ayah...
Ibu...
Ibu adalah wanita yang sangat spesial...tempat bersandar untuk ku di saat aku merasa lelah menjalani roda
kehidupan ini, seorang inspirator dalam hidup ku, tetesan keringat dan doamu telah mengantarkan aku anakmu untuk
melaksanakan suatu amanahmu, yang selalu sabar dan tegar dengan keadaan dan kondisi apapun. Sembah sujud dan
terimakasih atas kasih sayang, pengorbanan perjuangan dan doamu yang tulus.
Ingin ku bersembah di kaki kedua orang tua ku, mencium kakinya dan memeluk hanya untuk menyatakan maaf
atas kesalahan dan dosa anak mu ini...
terima kasih ku ucapakan atas dukungan teman-teman dan keluarga di rumah yang telah memberi banyak
dukungan kepada adik mu ini untuk menyelesaiakan kuliah ku ini....
Terima kasih ku ucapkan untuk
Buat teman-teman anak MPP 10, akhirnya kita wisuda kawan, gak ada lagi waktu kita buat heboh ditaman,
kapanlah kita ngumpul-ngumpul lagi....??
KATA PENGANTAR
Penulis mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan
karunia, Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan ini. Laporan ini
berdasarkan hasil PKPM yang berjudul ALAT DAN MESIN PENGOLAHAN
KELAPA SAWIT MENJADI CPO (Crude Palm Oil) DI PT.GMP
PLANTATION-POM
DESA
TANJUNG
PANGKAL
KABUPATEN
semua pihak, terutama Jurusan Teknologi Pertanian beserta semua karyawan PT.
GMP POM yang sangat penulis hargai dan telah banyak membantu dalam
pembuatan laporan ini.
Akhirnya penulis mengharapkan semoga laporan ini akan bermanfaat
dalam pengembangan ilmu pengetahuan.
JS
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ..................................................................................
ii
DAFTAR TABEL.........................................................................................
vi
viii
I.
PENDAHULUAN ................................................................................
1
2
2
iii
4
7
10
10
10
10
12
13
13
14
14
17
17
18
18
21
24
25
26
28
29
33
34
35
36
37
38
38
40
41
41
42
43
44
45
45
46
II.
iv
46
47
48
48
49
49
51
51
51
52
53
53
54
55
55
56
56
58
60
62
62
62
63
63
64
65
65
66
66
66
71
71
73
75
75
76
76
77
78
78
79
83
V.
86
86
86
88
LAMPIRAN .................................................................................................
89
DAFTAR GAMBAR
Gambar
Halaman
12
18
21
24
6. Lori .......................................................................................................
26
27
28
vi
29
30
32
33
34
35
37
37
38
40
42
43
43
44
45
46
47
47
48
49
50
52
53
54
55
56
58
59
59
61
62
63
vii
64
64
65
65
66
67
73
74
75
76
77
78
79
83
viii
DAFTAR LAMPIRAN
Lapiran
1. Diagram Alir Proses Pengolahan Kelapa Sawit ....................................... 89
ix
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kelapa sawit merupakan tumbuhan tropis yang termasuk golongan palmae.
Tanaman ini berasal dari Afrika Barat dan pertama kali ditanam di Indonesia pada
tahun 1848, tepatnya di Kebun Raya Bogor yang merupakan kelapa sawit tertua di
Asia Tenggara. Selanjutnya pada tahun 1870-an benih dari Bogor tersebut
ditanam ditepi-tepi jalan sebagai tanaman hias di Deli, Sumatera.
Pada saat ini, perkebunan kelapa sawit telah berkembang lebih jauh sejalan
dengan kebutuhan dunia akan minyak nabati dan produk industri. Kebutuhan
minyak nabati dan lemak dunia terus meningkat sebagai akibat pertumbuhan
penduduk dan peningkatan pendapatan domestic bruto. Jumlah penduduk di
negara-negara kawasan timur + sekitar 3,2 milyar atau 50% dari penduduk dunia.
Minyak kelapa sawit merupakan komoditas yang mempunyai nilai strategis
karena merupakan bahan baku utama pembuatan minyak makan. Sementara,
minyak makan merupakan salah satu dari 9 kebutuhan pokok bangsa Indonesia.
Permintaan akan minyak makan di dalam dan di luar negeri yang kuat merupakan
indikasi pentingnya peranan komoditas kelapa sawit dalam perekonomian bangsa
(Pahan,2008).
Minyak yang dihasilkan oleh kelapa sawit berasal dari daging buah yang
sering dikenal dengan CPO (Crude Palm Oil) dan minyak yang dihasilkan dari
kernel sering dikenal dengan CPKO (Crude Palm Kernel Oil), dan sisa
pengolahannya seperti janjangan kosong dapat dijadikan pupuk untuk dilahan,
cangkang dan fiber dapat digunakan untuk bahan bakar boiler. Untuk
mengaplikasikan ilmu yang didapat oleh mahasiswa sewaktu kuliah di Program
Studi Mesin Dan Peralatan Pertanian maka dipilih PKS. PT. GERSINDO
MINANG PLATATION Desa Tanjung Pangkal Kabupaten Pasaman Barat
Provinsi Sumatra Barat sebagai tempat pelaksanaan PKPM, yang mempelajari
tentang alat dan mesin pengolahan kelapa sawit.
Kegiatan Pengalaman Kerja Praktek Mahasiswa (PKPM) merupakan salah
satu kegiatan yang wajib dilaksanakan oleh mahasiswa Politeknik Pertanian
Payakumbuh Semester VI.
1.2 Tujuan
PKPM merupakan salah satu kegiatan yang harus dijalani oleh mahasiswa di
Politeknik Pertanian Payakumbuh secara umum bertujuan untuk :
1. Untuk menambah wawasan dan meningkatkan pengetahuan serta pemahaman
mahasiswa mengenai kegiatan perusahaan yang mencakup dalam industri
pertanian.
2. Mahasiswa dapat beradaptasi dengan lingkungan masyarakat di luar kampus
sehingga
mahasiswa
diharapkan
kembali
kemasyarakat.
3. Dapat membekali mahasiswa dengan pengalaman yang sebenarnya di dunia
kerja sebagai persiapan diri dalam dunia kerja.
4. Untuk mempelajari, mengenal dan memahami secara langsung proses
pengolahan kelapa sawit menjadi CPO.
1.3 Ruang Lingkup
Ruang lingkup kegiatan Pelaksanaan Kerja Praktek Mahasiswa di Pabrik
Kelapa Sawit PT. Gersindo Minang Palantation meliputi kegiatan proses
pengenalan alat dan mesin pengolahan kelapa sawit menjadi CPO, proses
pemeliharaan dan perbaikan alat.
1.4 Manfaat
Manfaat yang diharapkan setelah mengikuti pengalaman kerja praktek
mahasiswa (PKPM) adalah :
1.
2.
Meningkatkan soft skill dalam bekerja sama dan bergaul dengan karyawan.
3.
Setelah itu
endocrap
Dura, dimana daging buah relatif tipis, kernel (inti) besar dan cangkang tebal.
2.
Pesifera, dimana daging buah tebal, inti kecil dan mempunyai cangkang tipis.
3.
Tenera, dimana merupakan hasil persilangan antara dura dan fisifera, daging
buah relatif tebal, cangkang tipis, dengan kandungan minyak yang tinggi serta
inti yang relatif sedang.
Berdasarkan warna buah sawit dibedakan atas 2 tipe yaitu antara lain :
1.
Tipe Higrescens
Ciri cirinya : buah mentah berwarna ungu (violet) sampai hijau pada
ujungnya, sedangkan pangkalnya agak pucat setelah masak berubah menjadi
kuning kemerahan.
2.
Tipe Virescens
Ciri cirinya : buah mentah berwarna hijau setelah masak menjadi orange
kemerahan tetapi ujungnya tetap kehijauan.
Proses pembentukan minyak didalam buah berlangsung selama 24 hari,
yaitu pada saat buah mulai masak. Pemanenan yang dilakukan sebelum proses
pembentukan minyak selesai akan mengakibatkan hasil minyak sedikit, sedangkan
pemanenan sesudah proses pembentukan minyak selesai akan merugikan karena
banyak buah yang telepas dari tandan dan jatuh ke tanah. Buah yang terlalu masak
sebagian kandungan minyaknya akan berubah menjadi asam lemak bebas yang
mengakibatkan rendahnya mutu dari minyak kelapa sawit. Pemanenan buah
kelapa sawit yang baik adalah : semua tandan yang telah matang harus di panen,
tandan buah dipotong dengan dodos atau eggrek bertangkai panjang, bekas
potongan pelepah harus melengkung menyerupai tapak kuda yaitu miring keluar,
pelepah daun yang dipotong dari pohonnya harus ditumpuk secara teratur pada
gawangan dan ditelungkupkan (Styamidjaja, 1991).
Tandan buah segar yang telah dipanen harus secepatnya diangkut ke pabrik
agar segera dilakukan pengolahan. Hal ini bertujuan untuk menghindari
terbentuknya asam lemak bebas, pengolahan harus dilaksanakan paling lambat 8
jam setelah pemanenan. Tandan buah segar yang telah sampai di pabrik harus
segera di olah.
2.2 Proses Pengolahan Kelapa Sawit Menjadi CPO
Setelah proses penimbangan tandan buah segar, buah kemudian dimasukkan
ke dalam lori untuk dilakukan proses perebusan. Buah beserta lory direbus pada
suatu tempat perebusan (sterilizer) selama 90 menit.Di dalam perebusan uap
panas dialirkan dengan suhu 125 C dan tekanan puncak dalam ruangan berkisar
2,8 - 3,0 kg/cm2 (Risza, 1994).
Tandan buah segar yang telah direbus kemudian dimasukkan ke dalam
mesin pelepas buah (thresher), buah yang telah rontok dibawa kedalam mesin
pelumat (digester) sedangkan janjangan kosong di bawa ke tempat pembakaran
(incenerator) dan digunakan sebagai mulsa. Buah diaduk dalam suatu bejana
silindris tegak selama beberapa waktu dan dipanaskan dalam suhu yang tinggi.
Bejana yang dilengkapi dengan beberapa lengan atau pisau pengaduk (Semangun,
2003).
Setelah buah diaduk pada digester kemudian buah dikempa (Screw Press).
Pengempaan ini bertujuan untuk memeras minyak sebanyak mungkin dari masa
remasan sehingga kehilangan minyak sekecil-kecilnya (Lubis,1992).
Minyak mentah berupa cairan yang ditiriskan dari bejana peremas dan yang
diperas oleh kempaan terdiri dari campuran minyak, air dan sisa sisa sel serta
potongan serabut-serabut halus dan cangkang halus. Upaya pertama untuk
media suspensi
tanah liat
dan bisa
juga
digunakan suspensi
kaolin
(Semangun,2003).
Inti basah yang terambil pada hidrosiklon atau lumpur pemisah harus
dikeringkan secepatnya untuk menghindari kerusakan mutu oleh kegiatan
mikroba. Untuk mencegah peristiwa ini dapat dilakukan seterilisasi melalui
pemanasan dengan uap sampai suhu minimum 90 C selama beberapa saat.
Selanjutnya pengeringan dilakukan dalam not silo dryer dengan mengalirkan
angin panas melalui inti, seperti pada pengeringan biji. Salah satu persyaratan
mutu inti ialah kadar kotorannya tidak boleh melibihi 2,75 %. Cangkang dan
kotoran lain dapat dipisahkan atau dipilih dengan tangan atau dengan hembusan
angin (winnowing). Persyaratan penimbunan atau penyimpanan inti yang baik
adalah : (a). Kadar inti 7 %, (b). Kadar inti pecah diusahakan sedikit mungkin, (c).
Memakai goni bersih dan kuat, (d). Ventilasi gudang harus baik dan udara kering,
(e). Tinggi lapisan goni berisi inti tidak lebih dari 4 lapis, (f). Penimbunan tidak
langsung diatas lantai semen (memakai lantai papan yang berkolong)
(Styamidjaja.1991).
pelaksanaan
PKPM
di
PKS.
PT.
GERSINDO
MINANG
: 5 Hari
b. Sortasi
: 5 Hari
c. Loding ramp
: 5 Hari
d. Sterilizer
: 7 Hari
e. Howasting crane
: 4 Hari
f. Tresher
: 5 Hari
g. Kernel
: 7 Hari
h. Clarifikasi
: 7 Hari
i. Boiler
: 7 Hari
10
j. Wtp
: 7 Hari
k. Limbah
: 7 Hari
11
Stasiun Timbangan
Stasiun Sterilizer
( perebusan )
Stasiun Tresher
(pemisahan buah dengan tandan)
Stasiun Pres
(pengempaan buah)
Stasiun Kernel
(pengolahan biji sawit)
Stasiun Clarifikasi
(pemurnian minyak)
Storage kernel
(penyimpanan kernel)
12
Sejarah Perusahaan
PT. Gersindo Minang Plantation Palm Oil Mill merupakan penanaman
13
Plantation
yang
berlokasi
di
desa
Tanjung
Pangkal,Pasaman
Barat,Sumatra Barat.
WILMAR Group merupakan suatu organisasi yang terdiri dari berbagai
unit perusahaan yang berbeda-beda. Segala bentuk peraturan tentang perusahaan,
pengawasan,
operasional
administrasi
PT.
Gersindo
Minang
Plantation
14
Menyelenggarakan
kegiatan-kegiatan
yang
telah
ditentukan
oleh
WILMAR Group
Memonotor dan memantau secara keseluruhan dari bahan baku yang diperoleh
sampai produk yang di hasilkan
15
C. Foreman Elektric
Bertanggung jawab atas kelancaran aliran listrik, baik di pabrik, kantor
maupun perumahan karyawan dan demi kelancaran proses produksi di pabrik
D. Supervisor Produktion
16
F. Supervisor Logistik
Menimbang berat truk yang membawa TBS, CPO dan Kernel baik dalam
keadaan kosong maupun berisi
Bertanggung jawab terhadap kebaikan mutu bahan yang akan di olah pabrik
Sebagai internal audit terhadap hasil proses produksi serta mutu,losses dan
hal-hal lain yang berhubungan dengan proses
Manager
: 1 orang
Asisten
: 8 orang
KTU
: 2 orang
Karyawan
: 149 orang
17
bebas pada buah tidak terlalu tinggi. Dan untuk pengangkutan hasil panen TBS ini
digunakan truk pengangkut dengan kapasitas muatan 6 8 ton TBS. truk ini
dilengkapi dengan hidrolik untuk menumpahkan TBS yang diangkut ke lantai
penerimaan TBS.
4.3 Stasiun Penerimaan Buah (Food Reception)
Setelah TBS di angkut dari lahan, stasiun yang pertama kali di lalui adalah
stasiun penerimaan buah. Di dalam penerimaan buah ada dua tempat yang harus
dilalui, antara lain :
4.3.1
yang diterima dan jumlah yang dikeluarkan untuk suatu bahan / material baik TBS
yang masuk, produksi yang keluar, jenjangan kosong yang keluar dan lain-lain
yang ditunjukkan oleh alat timbang dalam satuan kilogram (Kg).
Fungsi timbangan pada PKS PT. GERSINDO MINANG PLANTATION
(GMP-POM) adalah: sebagai alat untuk mengetahui / menimbang hasil-hasil
produksi PKS dan Kebun PT. GERSINDO MINANG PLANTATION (GMPPOM) seperti TBS, CPO, Kernel, Janjangan kosong, cangkang dan lain-lain.
18
Timbangan yang dimiliki di PKS. PT. GMP-POM yaitu 2 unit dan memakai
Digital sistem komputerisasi, dimana timbangan digital ini memakai petunjuk
berat dari layer/display. Berikut adalah spesifikasi timbangan yang dimiliki oleh
PKS. PT. GMP-POM :
Spesifikasi
Timbangan No.1 :
Merk
Kapasitas
: 50 ton
Produksi
: PT. MUGI
Timbangan No.2 :
Merk
Kapasitas
: 50 ton
Produksi
: PT. MUGI
Dalam satu hari PKS PT. GMP-POM buah yang masuk biasanya mencapai
1200 ton.
Tujuan penimbangan adalah :
19
Kemudian supir turun dan menyerahkan surat dari kebun kepada operator
timbangan. Lalu si operator mengisi datanya, seperti : No. SPB, No.Pol,
Divisi, kebun dan lain-lain sesuai dengan menu yang ada di komputer.
Lalu truk yang telah kosong ditimbang kembali. Secara otomatis komputer
akan melakukan perhitungan sehingga operator timbangan dan supir
mengetahui berat Netto TBS yang di angkut oleh truk. Kemudian si operator
mem-print data-datanya ke slip penerimaan buah sebanyak dua buah. Lalu slip
tersebut ditanda tangani oleh keduanya sebagai tanda persetujuan. Satu dibawa
oleh supir untuk diserahkan ke pihak kebun asal, dan satu lagi untuk operator
sebagai bukti.
Truk pengangkut harus berada tepat ditengah jembatan timban dan mesin truk
harus dimatikan.
Untuk truk produksi harus diperiksa oleh securiti, baik pada saat masuk
maupun keluar.
20
4.3.2
terhadap tandan buah segar yang baru datang dari tiap divisi / kebun, seperti pada
Gambar 4 dibawah ini.
Sebagai tempat kendali mutu untuk TBS yang dikirim oleh kebun.
Untuk mengetahui apakah TBS yang dikirim oleh divisi/kebun sesuai dengan
kriteria matang panen yang telah ditetapkan.
Sortasi/grading yang dilakukan di PT. Gersindo Minang Plantation Pasaman
Sortasi dilakukan dengan menurungkan TBS ari truk ke lantai loading ramp
sebanyak 100 janjang, kemudian dipisahkan sesuai kriteria buah mentah,
masak, terlalu masak, janjang kosong, tangkai panjang, buah busuk.
21
Grading 100 % yaitu, dengan cara membongkat TBS yang dibawa oleh setiap
truk. Kemudian di catat hasil grading dari semua TBS tersebut.
Adapun kriteria TBS yang digreding dalam sortasi buah masuk antara lain :
adalah set I. sedangkan set II dan set III tidak terlalu penting tetapi harus di
greding juga dan tuliskan di buku laporan harian.
Pengelompokan tandan :
1. Tandan matang : yaitu tandan yang berwarna orange kemerah-merahan dan
memiliki lebih dari dua brondol lepas per kg berat tandan, samapi lebih dari
50 % brondolan masih melekat pada tandan saat dilakukan sortasi / greding.
2. Tandan kurang matang : yaitu tandan yang berwarna orange kemerah-merahan
dan memiliki kurang dari 2 brondolan lepas per kg berat tandan.
3. Tandan terlalu matang : yaitu tandan yang berwarna merah gelap dan memiliki
lebih dari 50 % brondol lepas.
4. Tandan mentah : yaitu tandan yang berwarna ungu kehitam-hitaman dan tidak
memiliki brondolan lepas.
5. Tandan kosong : yaitu tandan yang memiliki lebih dari 90 % brondol lepas.
6. Tandan busuk : yaitu tandan sebagian / keseluruhannya buahnya berwarna
kehitam- hitaman, busuk dan berjamur.
7. Tandan tangkai panjang : tandan yang memiliki tangkai lebih dari 3 cm.
22
8. Tandan restan : tandan yang telah dipanen dan tidak diangkat selama lebih
dari 48 jam sebelum dikirim ke pabrik.
9. Tandan kotor : tandan yang lebih dari setengah bagian permukaan diselimuti
oleh lumpur, pasir dan kotoran lainnya.
10. Tandan kecil : tandan yang berukuran kecil dan beratnya kurang dari 3,5 kg.
11. Tandan terserang hama : tandan yang lebih 30 % buah diserang hama, seperti
tikus dan lain-lain.
12. Tandan sakit : tandan yang memiliki lebih dari 50 % buah abnormal dari
bentuk maupun beratnya.
13. Tandan dura : tandan yang memiliki kriteria
a. Ketebalan cangkang : 2 8 mm
b. Rasio cangkang pada buah : 25 50 %
c. Rasio mesocarp pada buah : 20 60 %
d. Rasio kernel pada buah: 4 20 %
15. Brondolan : buah yang lepas dari tandan segar karena kematangannya dan
biasanya berwarna orange kemerah-merahan. Seluruh brondolan harusdikirim
ke pabrik sebelum 24 jam.
Dari warna buah juga ditentukan kadar minyak yang terkandung di dalamnya,
antara lain :
a. Orange yaitu buah yang banyak mengandung minyak.
b. Kuning orange yaitu buah yang mengandung minyak sedang.
c. Kuning yaitu buah yang sedikit mengandung minyak.
23
: 230 cm
Tinggi pintu
: 95 cm
Tebal pintu
: 2,5 cm
Jumlah pintu
: 24 buah
Kemiringan
: 27
Memudahkan sistem FIFO, yaitu TBS yang pertama kali datang ke pabrik
diolah terlebih dahulu, sedangkan TBS yang terakhir datang menunggu
dibelakang.
24
Sebagai tempat penampungan TBS yang dibawa oleh truk dari kebun sebelum
dilakukan proses selanjutnya.
Setelah buah ditumpukkan di ramp, kemudian dilakukan pengisian TBS
kedalam lori. Pengisian dilakukan dengan cara mengatur posisi lori tepat dibawah
pintu ramp, kemudian membuka pintu tersebut secara berlahan-lahan agar TBS
yang jatuh ke dalam lori tidak terlalu penuh.
Hal-hal yang harus diperhatikan pada saat pengisian :
TBS yang diisikan tidak boleh terlalu membumbung ke atas, karena pada saat
lori dimasukkan kedalam sterilizer TBS tersebut akan menyentuh bagian atas
sterilizer sehingga TBS tersebut akan jatuh ke lantai, dapat merusak steam
spreader pada sterilizer.
TBS yang dimasukkan ke dalam lori harus disusun secara rapi sehingga
muatannya banyak.
Setelah lori yang berada di bawah hopper loading ramp terisi penuh,
pindahkan lori tersebut dan tempatkan kembali lori kosong tepat dibawah
hopper loading ramp.
4.4.1 Lori
Lori merupakan sabuah wadah pengangkut TBS yang berjalan di atas rel
yang kemudian akan direbus di Sterilizer. Setelah lori selesai diisi kemudian lori
ini akan ditarik oleh Capstan dengan memakai wire rope (sling) sebagai tali
penarik. Dapat dilihat pada Gambar 6 dibawah ini.
25
Gambar 6 . Lori
Jumlah lori
: 160 unit
Lebar lori
: 238 cm
Panjang lori
: 260 cm
: 250 cm
Lebar rel
: 85 cm
: 300 cm
Kapasitas lori
: 3,5 ton
Akan tetapi untuk mecapai kapasitas pabrik 45 ton TBS/jam, pengisian lori
adalah faktor yang sangat mempengaruhi. Sehingga lori diisi harus padat (dengan
muatan rata-rata 3,5 ton/lori.
4.4.2 Capstand
Capstand merupakan alat yang digerakan oleh elektro motor yang
derfungsi untuk menjalankan / menarik lory dengan menggunakan wire rope
26
(sling). Jumlah capstand pada loading ramp di PKS. PT. GMP PLANTATION
sebanyak 8 buah. Dapat dilihat pada Gambar 7 berikut ini.
Gambar 7. Capstand
Spesifikasi Elektro motor pada Capstan :
Merk
: TECO IDUCTION
Tenaga
: 25 HP
Putaran
: 1455 Rpm
Type
: AEE BAC
Penggoperasian capstand :
Memutar tali capstand harus dilakukan satu arah agar tidak merusak tali
capstand dan mencegah kecelakaan kerja.
Lori yang keluar dari rail track tidak boleh di tarik langsung dengan tali
capstand karena bila tali putus dapat membahayakan operator.
27
carriage
merupakan
sebuah
alat
yang
berfungsi
untuk
memindahkan lori dari rel yang satu ke rel yang lain. (dari rel pengisian menuju
rel sterilizer). Disini terdapat 2 buah Transfer carriage, yaitu :
Memakai sistem hidrolik.
memakai sistem Gear box
Transfer carriage yang di pakai di PKS. PT. GMP-POM adalah Transfer
carriage sistem gear box. Transfer carriage ini dilengkapi dengan motor listrik
sebagai tenaga penggerak yang disalurkan ke gear box kemudian ke roda pada
transfer carriage. Seperti pada Gambar 8 dibawah ini:
Lori yang sudah berisi TBS ataupunlori kosong dipindahkan dari jalur rail
track yang satu ke jalur rail track yang lain dengan menggunakan transfer
cariage.
28
Pada saat keluar masuknya lori dari transfer cariage, kondisi transfer cariage
harus keadaan terkunci.
Penempatan rail track transfer cariage harus satu jalur dengan rail track lori
yang akan di pindahkan agar pada saat menarik lori ke transfer cariage roda
lori tidak anjlok keluar jalur rail track.
Di loading ramp juga terdapat losses (suatu kehilangan di dalam pengolahan
yang tidak bisa di kutip lagi). Tetapi losses ini tidak dihitung lagi / tidak
mempunyai standart, dan losses ini disebut losses liar.
4.5 Stasiun Perebusan (Sterilizer)
Sterilizer merupakan suatu ketel tempat perebusan TBS yang berbentuk
bejana (silinder) dengan tipe horizontal. Pada bagian luar sterilizer ini dilapisi
dengan rook wool dan aluminium sebagai penahan panas. Gambar 9.
Gambar 9 : Sterilizer
Spesifikasi dari sterilizer adalah sebagai berikut :
Type
: Double Door
Made By
29
Jumlah
: 3 unit
Kapasitas
: 12 lori/rebusan.
Pola rebusan
2,8 kg/cm
39,5 menit
12mnt
menit
0,5mnt
menit
1,2kg/cm
12mnt
menit
5 menit
30
Puncak pertama, yaitu dengan tekanan 15 psi untuk proses penitrasi. Steam
yang masuk ke sterilizer sifatnya panas, sedangkan TBS yang baru
dimasukkan dingin. Jadi steam yang masuk tadi akan menjadi air akibat TBS
yang dingin.
Puncak kedua, dengan tekanan 25 psi untuk menaikkan suhu TBS agar TBS
dapat dimasak.
Cara kerjanya :
Lori yang telah berisi TBS (tandan buah segar) dimasukkan kedalam sterilizer
sebanyak 12 lori setiap perebusan (dengan muatan rata rata 5 ton/lori)
kemudian pintu sterilizer di tutup rapat.
Pengisian steam, kran steam buang dan kondensat ditutup, kran steam masuk
dibuka selama 1,5 menit (sampai tekanan 15 psi). Kemudian kran kondensat
dibuka (5 menit) kran steam buang dibuka dan kran steam masuk ditutup
sampai tekanan di dalam sterilizer 0 psi.
Pengisian kedua, kran steam masuk dibuka, kran kondensat dan kran buang
ditutup selama 20 menit (sampai tekanan 25 psi). Kemudian kran steam
kondensat dan buang dibuka, kran steam masuk ditutup sampai tekanan di
dalam sterilizer 0 psi.
31
Pengisian ketiga, kran steam masuk dibuka, kran kondensat dan buang di
tutup (sampai tekanan 35 psi). Lakukan penahanan selama 45 menit.
Kemudian kran masuk ditutup kran kondensat dan buang dibuka selama 5
menit sampai tekanan di dalam sterilizer 0 psi.
Apabila TBS banyak mentah maka perlu penambahan waktu perebusan untuk
menghindari losses brondolan tinggi jnjangan kosong.
Inlet Valve
Exhaust Valve
Safety Valve
Auxiliary
Sterilizer
Condensate Valve
Deareation Valve
Gambar 11. Sketsa Sterilizer
32
Auxiliary
Exhaust valve
Condensat valve
Safety valve
Deaeration valve
33
Cara kerjanya :
34
Kemudian tuangkan lori dengan cara menggerakkan tuas yang tersedia, lori
akan berputar 180 sehingga TBR buah yang membrondol akan jatuh ke
autofider.
Setelah habis dituang, gerakkan tuas untuk membalikkan lori kembali pada
posisi semula.
Lori yang sudah kosong diturunkan dan di tarik ke dauble trek dengan
menggunakan capstan.
Sebagai alat untuk melepaskan buah dari janjangan yang telah direbus (TBR)
dengan cara membanting didalam thresher yang mempunyai kisi kisi.
35
Spesifikasi :
Jumlah
: 3 unit
Jenis
: single drum
Putaran
: 22 24 rpm
Panjang
:4m
Diameter
:2m
: 3,5 cm
: 10,89
Motor penggerak
TBR dan fruit yang dibawa oleh autofider kemudian masuk kedalam
thresher yang berputar. TBR akan dibanting selama berada didalam thresher
sehingga fruit akan terlepas dari jenjangan. Fruit akan jatuh ke under thresher
conveyor melalui kisi-kisi thresher untuk kemudian diolah pada proses
selanjutnya, sedangkan tankos (tandan kosong) terlempar keluar dari ujung
thresher karena adanya plat pembawa. Kemudian tangkos ini jatuh ke horizontal
empty bunch conveyor. Setelah tangkos sampai di ujung horizontal empty bunch
conveyor, tangkos akan jatuh ke rethresing elevator lalu menuju ke dauble
threser.
4.7.1 Bunch elevator (pengangkut buah)
Bunch elevator terdiri dari dua buah rantai panjang dan besi bulat
ditengahnya yang dirangkai secara horizontal terhadap rantai tersebut sebagai
pembawa janjangan untuk dibawa ke dauble thresher.seperti pada gambar 15 di
bawah ini.
36
Dauble thresher
Dauble thresher adalah suatu alat yang berfungsi untuk membantu
melepaskan fruit yang masih melekat pada jenjangan dengan cara membanting
ulang jenjangan dalam dauble thresher dengan rpm yang berbeda. Jenjangan
akan dijatuhkan ke IEBC (ingclen empty bunch conveyor) menuju ke
pembuangan. Dapat di lihat pada gambar 16 di bawah ini:
37
fruit distributing
conveyor terdapat over flow conveyor yang berfungsi sebagai membawa fruit yang
lebih dari fruit distributing conveyor menuju cross bottom conveyor kemudian
diangkut oleh fruit elevator.
4.8.1 Digester (Pelumat)
Digester merupakan ketel tempat pengaduk dengan menggunakan pisau
yang berfungsi untuk melumatkan fruit sehingga daging buah (Mesocarp) terpisah
dari bijinya (nut) yang selanjutnya akan dilakukan pengepressan untuk
mengeluarkan minyak dari mesocarp tersebut. Dapat dilihat pada Gambar 17
berikut ini:
Jumlah
Kapasitas
: 5 unit
: 15 ton/jam
38
: 23 rpm
Motor penggerak
: 85-95 C
Waktu pelumatan
: 17 menit
dilengkapi
dengan
pisau-pisau
yang
masing-masingnya
39
40
oleh cone dengan tekanan ideal 50 bar sehingga minyak yang terkandung didalam
mesocarp akan terperas dan keluar dari melalui stainer. Lalu minyak tersebut
akan jatuh kebawah dan keluar melalui crude oil gutter menuju sand trap tank.
Sedangkan daging buah yang telah diperas (fibre) akan jatuh menuju cake breaker
conveyor.
Spesifikasi :
Jumlah
: 5 unit
Kapasitas
:15 ton/jam
: 10 rpm
Tekanan cone
: 50 bar
41
42
43
44
Spesifikasi :
Panjang
:6m
Diameter
:1m
Putaran
: 17 rpm
: 2 cm
: 15
45
ringan tidak terisap sehingga batu dan material ringan terjatuh kebawah. dapat di
lihat pada gambar 24 dibawah ini:
46
47
Model
Kapasitas : 6 ton
Putaran
: 1050 rpm
Jumlah
: 4 unit
: MSB cracket
48
49
Kernel dan cangkang yang telah dicuci di tabung pencucian kemudian dibawa
oleh split conveyor claybath menuju saringan yang berada di atas bak
hydrocyclone. Dan dibawah saringan ini terdapat corong tempat jatuhnya air
yang mengikut dengan kernel dan cangkang dari bak pencucian. Saringan ini
juga berputar seperti vibrating mesh yang berada dibawah bak hidrocyclone.
Kemudian kernel dan cangkang turun dari saringan yang berada di atas bak
hidrocyclone dan masuk ke dalam bak hidrocyclone yang berisi larutan
calcium sebagai media pemisah antara kernel dan cangkang.
50
Kernel yang telah diselimuti oleh larutan calcium menyebabkan berat jenis
kernel menjadi lebih rendah dari berat jenis cangkang sehingga inti
mengapung dipermukaan larutan dan keluar melalui sebuah pipa yang
posisinya dibagian atas bak hidrocyclone menuju vibrating mesh sebelah kiri,
sedangkan cangkang mengendap ke bawah dan keluar melalui sebuah pipa
yang berada dibagian dasar menuju vibrating mesh sebelah kanan.
Kernel yang keluar dari vibrating mesh masuk ke wet kernel conveyor untuk
proses selanjutnya sedangkan cangkang masuk ke wet shell conveyor untuk
kemudian diumpankan ke conveyor yang akan dibawa ke boiler sebagai
bahan bakar.
51
mengembuskan udara panas yang dihasilkan oleh boiler. Bisa dilihat pada
Gambar 30 dibawah ini.
52
53
54
55
antara minyak dengan sludge dan kotoran yang terikut dengan minyak, dengan
cara mengendapkan sludge dan kotoran dibagian dasar tank. Di dalam COT
terdapat 2 sekat sehingga COT terbagi menjadi 3 ruangan.
Minyak akan masuk keruang pertama, kotoran yang mengikut dari vibrating
screen akan mengendap disini. Kemudian minyak masuk keruang kedua melalui
bagian atas / permukaan. Disini juga terjadi pengendapan kotoran yang masih
mengikut dengan minyak. Lalu yang terakhir minyak masuk keruang ketiga, disini
minyak akan dipompakan oleh crudge oil pump ke Clarifier tank. Crudge oil tank
ini dilengkapi dengan steam (injection) sebagai pemanas yang mempunyai suhu
85- 95 C. Bisa dilihat pada Gambar 34 dibawah.
56
Sistim over flow adalah minyak keluar melalui sebuah pipa yang terletak pada
bagian atas tangki. Minyak yang berat jenisnya lebih ringan akan naik
kepermukaan dan masuk kesebuah pipa yang kepalanya berbentuk corong
(sama seperti yang terdapat di sand trap tank) dan keluar menuju oil tank.
Sistem under flow adalah sludge keluar melalui sebuah pipa yang terletak
dibagian bawah tangki. Kemudian sludge ini naik lagi ke atas mengikuti pipa
menuju sludge tank.
Pada tangki ini dilengkapi dengan pipa pipa steam untuk menjaga agar
suhu tetap 85 - 95C. disini terdapat 2 sistem pemasukkan steam, antara lain :
Sistem injeksi : sistem ini dipergunakan hanya pada saat tangki ini baru
dioperasikan. Sistem ini sifatnya langsung, biasanya dipakai 1 atau 2 jam
setelah mulai operasi (setelah suhu mencapai 70 C. fungsinya adalah untuk
menaikkan butiran butiran minyak yang telah mengendap.
Sistem coil : sistem ini dipergunakan setelah sistem injeksi dimatikan. Sifatnya
berkepanjangan. Pipa coil berbentuk spiral di dalam tangki. Tujuannya agar
suhu stabil sampai proses dihentikan.
Disini juga terdapat sebuah stirrer yang berfungsi untuk mengaduk massa
yang terdapat pada tangki agar butiran minyak dapat naik kepermukaan. Stirrer
ini bekerja dengan cara berputar dengan putaran 4 rpm. Tangki ini juga dilengkapi
dengan skimmer oil dan skimmer sludge fungsinya untuk menyamakan minyak
yang masuk dan sludge yang keluar. Sperti pada Gambar 35 dibawah ini.
57
58
Vacuum Dryer
Fungsi vacumm dryer adalah untuk memisahkan minyak dengan air yang
mengikut dengan minyak, agar minyak yang dipasarkan mempunyai kadar air
yang rendah.
: 2 unit
59
Tekanan
: 0,8 bar
Kapasitas
: 10 ton
Vacumm dryer ini dioperasikan pada saat minyak yang diolah / TBS
masuk banyak. Dan minyak yang diproses didalam vacuum dryer sudah sedikit
maka tabung akan terangkat kembali / saluran terbuka kembali.
Vacuum ini mempunyai 1 buah nozel.
Kapasitas 20 ton
Vacuum ini dioperasikan setiap waktu, baik TBS masuk banyak maupun
sedikit. Minyak yang dipompakan akan langsung masuk kedalam vacuum dryer.
Vacuum ini mempunyai 3 nozel.
Cara kerjanya :
1.
2.
Lalu minyak akan disemprotkan dari nozel menjadi butiran butiran halus.
3.
Sementara vacuum pump penghisap air dingin dari tangki air dingin, fungsi
dari air dingin ini adalah sebagai pengumpan agar air yang terdapat di dalam
minyak (yang berupa uap air) dapat menuju keluar dengan umpanan air
dingin tersebut.
4.
Air akan keluar melalui sebuah pipa yang terletak di bagian atas vacuum
dryer, sedangkan minyak akan turun kebawah dn keluar melalui pipa.
Kemudian minyak akan dipompakan oleh dried oil pump menuju tangki
timbun / storage tank.
60
Jumlah
: 2 unit
Kapasitas I
: 2000 ton
Kapasitas II
: 2500 ton
61
62
63
64
65
66
fibre sebagai bahan bakarnya. Karena uap yang dihasilkan oleh boiler sangat
diperlukan maka boiler ini merupakan alat yang paling vital, oleh karena itu
didalam pelaksanaan pengoprasiannya harus berdasarkan standart operating
process (SOP). Dapat dilihat pada gambar 46 berikut.
Draft Control
Fungsinya adalah untuk membuka dan menutup katup pengeluaran hawa
panas apabila boiler akan mulai dioperasikan, agar motor Induced Draft Fan
(IDF) tidak terlalu berat untuk melakukan start awal.
67
2.
3.
4.
5.
Second FDF
Fungsinya untuk menghembuskan udara ke dapur boiler melalui bagiang
samping boiler dan juga untuk mengatur bahan bakar.
6.
Rotary Feeder
Rotary feeder adalah merupakan corong pemasukan bahan bakar, yaitu
cangkang dan fibre.
7.
8.
yaitu untuk
68
9.
Header
Fungsinya adalah sebagai tempat penyimpanan air di dapur boiler. Header ini
berbentuk silinder yang terdapat di dinding dapur Boiler.
69
susunan roster yang dapat dibuka / ditutup dengan cara hidrolik dengan
bantuan kompresor.
15. Peralatan control
Fungsinya untuk mengontrol kondisi / / keadaan selamaboiler beroperasi agar
tidak terjadi sesuatu hal yang membahayakan.
16. Automatic Modulating Control
Fungsinya untuk mengatur volume air di dalam drum atas secra otomatis,
dimana pada bagian ini di pasang level switch yang berfungsi untuk
membatasi air di dalam drum baik kondisi maksimum maupun minimum.
17. Safety valve
Di boiler ada 2 buah safety valve yaitu di drum dan super heater fungsinya
untuk membatasi besarnya tekanan operasi dlam drum atau didalam header
super heater.
18. Alarm
Fungsinya sebagai petunjuk bahwa posisi level air di drum kurang dari batas
minimal atau posisi air lebih batas maximal yang di atur oleh modulating
control.
19. Pressure gauge
Fungsi sebagai alat pengukur tekanan uap pada drum dan super heater.
Sebelum boiler dioperasikan, boiler terlebih dahulu dipanaskan dengan cara
menghidupkan api secara manual diruang bakar/ dapur boiler tujuan antara lain :
Mencegah
terjadinya
pemanasan
mendadak
yang
mengakibatkan
70
Untuk membuang air dan udara yang berada pada super heater dengan cara
membuka condensat valve, dan air fan valve dan menutupnya kembali pada
saat boiler akan mulai di operasikan.
Pemanasan ini dihentikan apabila tekanan sudah menjadi 1,5 kg/cm (dilihat
dari manometer) dengan cara menghidupkan FDT dan sec. FDT dan yang terakhir
menghidupkan IDF (proses akan di mulai).
4.14 Stasiun Engine Room
Fungsi dari turbine adalah untuk mengubah tenaga uap menjadi energi
listrik, yaitu dengan jalan menggerakkan memutar alternator sehingga
menghasilkan energi listrik.
Steam yang masuk dari super heater pada boiler dengan tekanan kurang
lebih 20 kg/cm lalu steam tersebut akan masuk ketabung penampungan air yang
letaknya berada di atas turbine. Fungsi dari tabung penampung air ini adalah
untuk menyaring air yang mengikut dengan steam yang akan masuk ke dalam
turbine.
4.14.1 Turbine
Steam masuk pada turbine sesuai dengan perintah governoor. Fungsi dari
governoor ini adalah untuk menjaga dan menstabilkan putaran dari alternator
dengan jalan membuka menutup katup steam masuk secara otomatis. Batas
maksimal putaran alternator sebesar 1.750 rpm. Jika seandainya governoor ini
bermasalah, misalnya macet maka rpm akan terus naik dan melewati batas putaran
maksimal. Maka turbine akan trip / mati dengan jalan pompa menutup katup
steam masuk secara otomatis.
Beberapaperalatan pendukung yang dipergunakan pada steam turbine:
71
Steam separator
Berfungsi untuk menghindari uap basah masuk kedalam turbin
Governor
Fungsinyamengatur cara kerja klep / valve turbin agar putaran turbin tetep
stabil.
Hand trip
Fungsinya untuk mematikan turbin secara otomatis apabila turbin ada
problem emergency.
karena ada penekanan steam rebusan sehingga tabung yang berada di dalam
tabung BPV tidak jalan yang mengakibatkan putaran alternator akan berat maka
harus dilakukan pembuangan steam dari tabung BPV. Seperti pada Gambar 47
berikut ini:
72
Gambar 47 . Turbine
Spesifikasi Turbine :
Merk
: SHINKO
: 1.000 kw
Steam Press
: 20 kg/cm
Steam Temperatur
: 260C
Exhaust Press
: 3,5 kg/cm
Turbine speed
: 5.294 rpm
: 1.500 rpm
Weight
: 6.040 kg
genset dengan
menggunakan bahan bakar solar. Dapat dilihat pada Gambar 48 berikut ini.
73
Gambar 48 . Genset
Pemakaian solar dapat mencapai 45 liter / jam, sehingga genset dipakai
hanya pada saat pagi hari, malam hari, dan hari-hari dimana boiler tidak
beroperasi.
Spesifikasi genset 1
Merk
: Merci
Model
: 275
: 200 kw
Phase
:3
Ratet rpm
: 1.500
Made in
: German
Spesifikasi genset 2
Merk
: Merci
Model
: 3412
Ratis
: 400 kw
Phase
:3
Ratet rpm
: 1500
Made in
: Germany
74
merupakan
bejana
tekanan
yang
berfungsi
sebagai
tempat
penyimpanan steam yang dihasilkan dari turbine dan sebagai pendistribusi steam
ke masing masing stasiun yang memerlukan steam.
dengan:
Safety valve dan surplus valve berfungsi untuk membuang kelebihan steam.
75
diproses pengolahan dan domestik pada PT. GMP-POM adalah berasal dari
Sungai Batang Pasaman Desa Tanjung Pangkal Kabupaten Pasaman Barat.
Proses pengolahan air di stasiun water treatment terbagi 2, yaitu :
a. External Water Treatmen
External water Treatment adalah proses pengolahan awal terhadap air sungai
yang akan dipergunakan pada proses pengolahan dan domestik.
4.15.1 Raw Water Pump
Raw Water Pump adalah sebuah pompa untuk menghisap air dari sungai
menuju Water Stelling basin.
4.15.2 Water Clarifier Tank
Clarifier tank berfungsi sebagai alat penjernih air. Air yang berasal dari
waduk terlebih dahulu diinjeksikan dengan bahan kimia. Bahan kimia yang
digunakan yaitu aluminiun sulfhate sebagai pengikat kotoran-kotoran yang terikut
dan soda ash berfungsi sebagai penjernih air. Alat ini juga di lengkapi dengan
kerangan drain untuk membuang endapan lumpur. Dapat dilihat pada gambar 50
berikut ini:
76
Soda asli (NaOH) : berfungsi untuk menaikkan PH air sungai (< 5 menjadi 6
7, 0). Dosis untuk air jernih yaitu 27 kg campur 400 liter air. Dan untuk air
keruh yaitu 30 kg di campur 400 liter air terhadap zat-zat terlarut yang
terkandung pada air.
Setelah air masuk ke water Stelling basin dan terjadi pengendapan,
kemudian air yang sudah jernih di pompakan ke sand filter. Dapat dilihat pada
Gambar 51 dibawah ini.
77
78
79
minyak). Oleh karena itu di sludge recovery tank ini masih dilakukan
pemisahan antara minyak dengan sludge.
Sludge recovery ini terdiri dari tiga bagian, yaitu bagian satu adalah sebagai
tempat sludge dan kotoran pertama masuk. Kemudian bagian satu ini terjadi
pengendapan kotoran, sementara sludge mengalir ke bagian dua melalui bagian
atas / permukaan. Di bagian dua ini juga terjadi pengendapan, tetapi kotorannya
tidak sebanyak di bagian satu karena kotorannya sebagian besar sudah mengendap
dibagian pertama. Kemudian yang terakhir sludge masuk kebagian ke tiga, disini
juga akan terjadi pengendapan kotoran yang masih mengikat dari bagian satu dan
dua. Dan setelah sludge berada di bagian tiga sludge akan dipompakan ke cooling
pond yang berada di kolam limbah.
Sementara itu dari ketiga bagian bak sludge recovery tank ini ada saluran
drain menuju bak kontrol, gunanya adalah untuk membersihkan kotoran yang
mengendap di bak bagian satu, dua, dan tiga. Pembersihan dilakukan setiap pagi,
drain dipompakan ke kolam mati.
80
Kolam Anaerob I
Pada kolam ini perombakan organik oleh bakteri akan berlangsung secara
baik, diperlukan kondisi yang optimum dalam hal sebagai berikut:
1.
2.
3.
Kolam Anaerob II
Kolam anaerob II , pada prinsipnya system yang digunakan multiple feedeng
adalah system perombakan secara anaerob, yaitu system yang tidak
membutuhkan oksigen dalam proses perombakan bahan organic yang ada.
Perombakan ini membutuhkan bakteri anaerob. Proses anaerob dimulai
dengan tahapan hidroliis dan pengasaman yaitu perombakan substrat berupa
bahan organic makro molekul seperti protein, karbohidrat dan lemak oleh
mikroba yang mengandung enzim extra seluler (hydrolase). Tahapan
selanjutnya
adalah
pembentukan
asam-asam
mudah
menguap
81
hidrolisis 61 hari bada kolam ini BOD diharapkan dapat diturunkan menjadi
500 400 mg/l, dan air limbah dapat di aplikasikan ke land aplikasi, dab
volume kolam adalah 27.500 m3
Land Aplikasi
Land aplikasi digunakan sebagai wadah penampungan air limbah, dimana
land aplikasi terdiri dari banyak kolam (Flatbed) yang berjumlah 2.896
kolam, terbagi atas empat blok, yaitu Blok D- 16 D- 17 E- 16 E- 17 dan
masih dapat menampung semua air limbah yang diaplikasikan kolam anaerob
II. Kolam limbah yang terdapat di PKS. PT.GMP-POM. Dapat dilihat pada
gambar 54 berikut ini:
82
Disamping
itu
laboratorium
juga
sangat
berperan
untuk
Uraian
Norma
Produksi CPO
1
5%
0,20 %
Kotoran (Dirt)
0,020 %
83
Produksi PKO
1
4%
0,20 %
Kotoran (Dirt)
0,020 %
Produksi PK
Norma
1,00 %
8,00 %
Kotoran (Dirt)
8,00 %
Broken
18%
Uraian
Norma
Minyak Sawit/Contoh
1
0,80 %
2,17 %
4,00 %
Nut
0,47 %
Final Effluent
1,00%
LTDS I
3,00 %
LTDS II
3,00 %
3,00 %
84
Cara menentukan standar spesifikasi pada PT. GMP (POM) dapat dilihat
seperti rumus di bawah ini:
Perhitungan kandungan FFA DI CPO dapat dihitung dengan rumus :
Kadar ALB = ml NaOH x N.NaOH x 25,6
Berat Contoh
Kadar ALB yang didapatkan berkisar antara 3 5 %
Penentuan Kadar Air dalam CPO dapat dihitung dengan rumus :
Kadar Air = A B X 100%
Berat Sampel
Diman A = Berat contoh minyak sebelum dioven
B = Berat contoh minyak setelah dioven
Kadar air dalam CPO < 0,2 %
Penentuan kadar kotoran dalam CPO dapat dihitung dengan rumus :
Kadar Kotoran =
C B X 100%
A
85
2.
3.
5.2 Saran
1.
Agar mendapatkan hasil yang lebih baik, maka kedisiplinan tenaga kerja
harus diperhatikan serta pengoperasian alat agar sesuai dengan standar
operasional pabrik yang telah ditentukan.
86
2.
Sortasi harus dilakukan dengan baik sehingga TBS yang akan diolah benarbenar memenuhi syarat untuk diolah di PKS.
3.
4.
5.
Untuk masa yang akan datang diharapkan pada program studi menambahkan
mata ajaran mengenai mesin pengolahan yang digunakan pada pengolahan
hasil pertanian seperti sawit.
87
DAFTAR PUSTAKA
Adlin U. Lubis, 1992. Kelapa Sawit (Elais Guenensis Jacq) di Indonesia. Pusat
Penelitian Perean Marihat Pematang Siantar, Sumatera Utara
Fauzi Yan, 2002. Budidaya Pemanfaatan Dan Limbah Analisis Usaha dan
Pemasaran, Penebar Suara, Jakarta
Lubis,AU. 1992. Kelapa Sawit (Elais Guenensis Jacq) di Indonesia. Pusat
Penelitian Perean Marihat Pematang Siantar, Sumatera Utara.
Mashuri, 2010, Standard Operating Procedure Pabrik Kelapa Sawit, Medan.
Rhephi. 2007. Petunjuk Praktis Budidaya dan Pengolahan Kelapa Sawit. PT
Agromedia Pustaka. Jakarta
Risza Suyatno, 1994. Upaya Peningkatan Produktivitas Kelapa Sawit,
Yogyakarta.
Semangun Haryono, 2003. Manajemen Agrobisnis Kelapa Sawit, Yogykarta.
Setyamidjaja Djohana, 1991. Budidaya Kelapa Sawit, Yogyakarta.
.
88
89