Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN MAGANG INDUSTRI

PT BORNEO INDAH MARJAYA


LABURAN KALIMANTAN TIMUR

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kelapa sawit (Elais quineensis jack) merupakan salah satu jenis tumbuhan
tropis yang berkembang pesat di Kalimantan Timur. Satu buah tandan segar
kelapa sawit dapat mengandung minyak sebanyak 28% (Sekjen, Dept.
Perindustrian, 2007). Berdasarkan data Dinas Perkebunan Provinsi Kalimantan
Timur khususnya Kabupaten Paser pada tahun 2014 luas areal kelapa sawit
mencapai 182.156 Ha dengan kapasitas produksi Tandan Buah Segar (TBS)
sebesar 1.359.492 Ton atau setara dengan 380.657,76 Ton Crude Palm Oil
(CPO).
Proses produksi di Pabrik Kelapa Sawit (PKS) dimulai dengan mengolah
bahan baku tandan buah segar (TBS) kelapa sawit menjadi crude palm oil
(CPO). Proses pengolahan TBS disetiap pabrik umumnya bertujuan untuk
memperoleh minyak dengan kualitas yang baik dan sesuai dengan standar.
Dalam pengolahan TBS, proses penebahan/pemipilan merupakan salah
satu proses yang penting. Proses pemipilan yang optimal akan memudahkan
proses selanjutnya yakni pemecahan pada ripple mill dan pengolahan minyak
CPO. Hal ini bergantung pada kecepatan putaran motor, jika kecepatan putaran
motor tidak optimal maka dapat berpengaruh terhadap kapasitas olah unit
tersebut.
Berdasarkan hal ini maka saya mengambil judul penulisan tugas khusus ini
adalah Menghitung Kecepatan Putaran dan Troughput pada Unit Thresher.
1.2 Tujuan
1. Mengetahui kecepatan putaran pada unit Thresher
2. Mengetahui throughput pada unit Thresher
1.3 Ruang Lingkup
1

Laporan Magang Industri


Jurusan Teknik Kimia
Politeknik Negeri Samarinda

LAPORAN MAGANG INDUSTRI


PT BORNEO INDAH MARJAYA
LABURAN KALIMANTAN TIMUR
Ruang lingkup pengambilan data tugas khusus di PT BIM yakni pada unit
Thresher.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pabrik Kelapa Sawit (PKS)
Pabrik kelapa sawit adalah industri yang bergerak di bidang pengolahan
Tandan Buah Segar (TBS) menjadi Crude Palm Oil (CPO) dan Palm Kernel
(PK). Dalam kesehariannya, pabrik ini beroperasi menerima TBS yang berasal
dari perkebunan sendiri (TBS inti) dan TBS luar yang dibawa oleh pihak
masyarakat namun masih dalam cakupan Kabupaten Paser.
2

Laporan Magang Industri


Jurusan Teknik Kimia
Politeknik Negeri Samarinda

LAPORAN MAGANG INDUSTRI


PT BORNEO INDAH MARJAYA
LABURAN KALIMANTAN TIMUR
Untuk pembelian harga TBS dari masyarakat dilakukan secara terbuka
dan transparan serta menganut keputusan harga Dinas Perkebunan dan
berkoordinasi dengan pihak operasional di head Office Jakarta. TBS yang akan
diolah terlebih dahulu di sortir sesuai kriteria mutu TBS yang tertera pada form
pembelian.
TBS yang diterima akan diolah melalui beberapa unit utama dan alat
pendukung sehingga memperoleh CPO yang bagus sesuai standart mutu yang
ditetapkan, begitu juga dengan hasil samping/by product seperti palm kernel,
cangkang, fiber, bunch press fiber. Salah satu stasiun yang terdapat dalam
sebuah PKS sebagai berikut:
2.1.1

Thresher
Thresher adalah suatu alat berupa drum berputar dengan kapasitas 40

ton/jam yang berfungsi untuk melepaskan atau memisahkan brondolan dari


janjang kelapa sawit dengan cara membanting tandan buah ke dalam drum.
Pada pabrik ini menggunakan 3 unit thresher tipe rotary drum thresher yang
memiliki panjang 6 meter dan diameter 2,3 meter. Adapun putaran thresher ini
23 rpm berputar secara horizontal. Drum dirancang dengan kisi-kisi yang
berfungsi untuk meloloskan brondolan, adapun jumlah brondol sebanyak 67%
dan janjang kosong sebanyak 21% janjang ini akan keluar setelah minimal
enam kali putaran/bantingan didalam rotary drum thresher (Anonimc, 2014).
Keberhasilam proses dari stasiun threshing sangat dipengaruhi dari keberhasilan
pada stasiun sterilizer. Jika buah yang dihasilkan pada stasiun sterilizer tidak
matang maka dapat menghambat effisiensi thresher dan dapat mengakibatkan
troughput tidak tercapai.
2.1.2

Tujuan
Adapun tujuan dari penebah (Thresher) yakni :
- Untuk melepaskan buah (tandan buah segar yang sudah direbus) dengan
tandannya dengan sistem bantingan, roll dan travel.
3

Laporan Magang Industri


Jurusan Teknik Kimia
Politeknik Negeri Samarinda

LAPORAN MAGANG INDUSTRI


PT BORNEO INDAH MARJAYA
LABURAN KALIMANTAN TIMUR
-

Untuk menjaga kestabilan/pemerataan secara berkesinambungan agar


kapasitas pengolahan TBS dapat tercapai sesuai desain pabrik.

Menjaga oil loss maupun kernel loss seoptimal mungkin agar berada dibawah
target/parameter yang sudah ditentukan.

2.1.3

Bagian-Bagian Thresher
1. Body
Body terdiri dari plate dan dilengkapi dengan pintu-pintu berengsel. Pintupintu berengsel ini berguna untuk :
-

Mengarahkan brondolan jatuh tepat ke bellow thresher conveyor dan


dibawa ke digester melalui beberapa conveyor maupun fruit elevator.

Memudahkan inspeksi maupun maintenance drum stripper dan bellow


conveyor.

Memudahkan kegiatan pembersihan body bagian dalam, hanger


bushing maupun kisi-kisi drum stripper dari serat-serat tandan maupun
benda asing yang mengganggu kelancaran operasional.

2. Drum Stripper
Drum

stripper

merupakan

alat

utama

untuk

melakukan

pemipilan/pelepasan brondolan dari janjangannya. Pemipilan berlangsung di


dalam drum thresher oleh shaft drum yang berputar sehingga bantingan
terjadi dari plate stripper 6 sampai 7 kali dari ketinggian optimalnya
(Anonime, 2014). Target kegagalan pemipilan sesuai Standard Operation
Procedure hanya maksimal 5%, bila diatasnya harus dilakukan suatu
pemeriksaan terhadap stasiun

perebusan, peralatan Threshing maupun


4

Laporan Magang Industri


Jurusan Teknik Kimia
Politeknik Negeri Samarinda

LAPORAN MAGANG INDUSTRI


PT BORNEO INDAH MARJAYA
LABURAN KALIMANTAN TIMUR
kualitas TBS itu sendiri. Pada drum thresher dipasang pelat pelempar
(stripper) yang berfungsi mengangkat cook fruit bunch untuk proses
bantingan.

Gambar 1. Drum Thresher


Agar troughput tercapai dan tidak ada hambatan dalam proses
pemipilan sehingga proses pemipilan berlangsung optimal pada drum
thresher, maka putaran drum harus diperhitungkan biasanya 23 sampai 26
rpm (Anonimb, 2014). Bila rpm tidak seimbang dengan jumlah
pengumpanan dari autofeeder misalnya rpm terlalu lambat atau terlalu
cepat, maka hal ini mengakibatkan kerugian seperti berikut:

rpm terlalu cepat berakibat kapasitas/throughput lebih tercapai tetapi loss


brondolan (oil dan kernel) akan tinggi meskipun perlakuan di sterilizer
sudah baik, karena waktu pemipilan tidak optimal.

rpm terlalu lambat berakibat waktu pemipilan terlalu panjang sehingga


troughput tidak tercapai dan cenderung menyebabkan oil loss tinggi pada
empty bunch press, bahkan dapat menyebabkan kemacetan dan keausan
pada peralatan lebih cepat.

Laporan Magang Industri


Jurusan Teknik Kimia
Politeknik Negeri Samarinda

LAPORAN MAGANG INDUSTRI


PT BORNEO INDAH MARJAYA
LABURAN KALIMANTAN TIMUR

rpm ideal maka waktu pemipilan efektif sehingga troughput dapat


tercapai bahkan lebih, pemipilan optimal dan dapat mencegah terjadinya
oil losses (Pahan, 2006).

2.1.4 Perhitungan Kecepatan Putaran Thresher

Gambar 2. Centrifugal Force


Gaya Sentrifugal
Fr = m v2/r

(1)

Gaya Sentripetal
Fp = W . cos = m . g . cos

(2)

Gerakan bunch jatuh adalah gerakan parabolik; yaitu Gabungan/resultant


gerakan Gerak Lurus Berubah Beraturan GLBB sumbu y dan Gerak
Lurus Beraturan GLB sumbu x.
GLBB sumbu y :
vyt = vy g t
6

Laporan Magang Industri


Jurusan Teknik Kimia
Politeknik Negeri Samarinda

LAPORAN MAGANG INDUSTRI


PT BORNEO INDAH MARJAYA
LABURAN KALIMANTAN TIMUR
y = vy t g t2

.. (3)

GLB sumbu x :
vxt = vx
x = vx t

.. (4)

dimana :
vy = v sin
vx = v cos

. (5)
(6)

Dari persamaan (4) dan (6) diperoleh :


x
(7)
t = v cos

Persamaan (5) dan (7) dimasukkan ke persamaan (3)

y = v Sin

= x tg

x
1
x2
g
v cos 2 v 2 cos 2

1
x2
g
( 8)
2 v 2 cos 2

Untuk benda jatuh bebas seperti diatas berlaku :


m v2 = m g h
v2 = 2 g h ......... (9)

Laporan Magang Industri


Jurusan Teknik Kimia
Politeknik Negeri Samarinda

LAPORAN MAGANG INDUSTRI


PT BORNEO INDAH MARJAYA
LABURAN KALIMANTAN TIMUR
Persamaan (9) dimasukkan ke persamaan (8) :

y = x tg

x2
( 10 )
h cos 2

Dari gambar diatas untuk mendapatkan ketinggian maksimum syaratnya


bunch melewati titik centre bunch (0,0) yang mana bila datum diambil dari
bunch saat mulai lepas dari Thresher, maka :
y = - r cos
x = r sin

........... (11)

Kemudian persamaan (11) dimasukkan ke persamaan (10) :

- r cos = r sin tg

r 2 sin 2
(12 )
h cos 2

- r cos = r sin tg -

r 2 tg2
( 13 )
h

Dalam keadaan kesetimbangan, maka (1) = (2) :


m v2/r = m g cos .. (14)
v2 = r g cos .. (15)
Persamaan (9) = (15), maka :
2 g h = r g cos .. (16)
h = r cos .. (17)

Laporan Magang Industri


Jurusan Teknik Kimia
Politeknik Negeri Samarinda

LAPORAN MAGANG INDUSTRI


PT BORNEO INDAH MARJAYA
LABURAN KALIMANTAN TIMUR
Kemudian persamaan (17) dimasukkan ke persamaan (13), maka :

- cos = sin tg 1/2

tg 2
(18 )
cos

cos

Maka :
- cos2 = sin2 tg2 .. (19)
Persamaan diatas disederhanakan menjadi :
tg2 = sin2 + cos2
tg2 = 1
tg2 = 2

tg = 2

= 52.74o = 54o.45

Sehingga,
= 90 = 35.26o = 35o.15
Untuk mendapatkan putaran Thresher kembali menggunakan persamaan
(15), yang mana :
v2 = r g cos
2 r2 = r g cos
=

g cos /r

2 n / 60 =

g cos /r

Laporan Magang Industri


Jurusan Teknik Kimia
Politeknik Negeri Samarinda

LAPORAN MAGANG INDUSTRI


PT BORNEO INDAH MARJAYA
LABURAN KALIMANTAN TIMUR

g cos /r (20)

n = (60/2 )
Misalkan,

D = Diameter Thresher (m).


d = Diameter bunch (m).
r = Jarak dari center weight bunch ke center Thresher (m).
r = (D d)/2 (m).
Maka persamaan (20) dapat ditulis sebagai berikut :

g cos /r

r
r

n = (60/2 )

n = (60/2 ) g cos /r ( Dd)/ 2

( Dd)/2

g cos /r

n = (60/2 )

(Dd)/2
(21)
(Dd )

Karena,
g = 9.81 m/dt2

cos = cos 54.74o = 0.5773

Maka persamaan (21) menjadi,

n = 45.47

( Dd )/2
(Dd)/2

....... (22)

10

Laporan Magang Industri


Jurusan Teknik Kimia
Politeknik Negeri Samarinda

LAPORAN MAGANG INDUSTRI


PT BORNEO INDAH MARJAYA
LABURAN KALIMANTAN TIMUR
Rumus diatas adalah secara teoritis dan bila disesuaikan dengan kenyataan
praktis bahwa bunch mengalami perubahan diameter dari awal jatuh
hingga keluar thresher dan faktor-faktor lainnya yang mempengaruhi
keakuratan rumus diatas, maka konstanta diatas berubah dan menjadi
rumus empiris sebagai berikut :

n = 40

( Dd )/2
(Dd)/2

...... (23)

Sumber : (Anonima, 2014)

Kecepatan putaran drum thresher pada PT BIM dapat dihitung dengan


menggunakan persamaan (23):

n 40

(D - d)/2
D -d

dimana :

N = rpm Threshing
D = diameter drum
d = diameter Tandan Buah Segar

Misal : D = 2.3 m dan d = 0.8 m, maka rpm drum yang ada direncanakan
adalah :

n 40

(2.3 - 0.8)/2
2.3 - 0.8

= 23,09 rpm @ 23 rpm.


2.1.5 Faktor Faktor Untuk Meningkatkan Effisiensi Thresher
1. Effisiensi sterilizer
2.
Ketinggian jatuh dari bunch, ditentukan oleh rpm thresher.
3. Jumlah bantingan paling tidak 6 kali.
11

Laporan Magang Industri


Jurusan Teknik Kimia
Politeknik Negeri Samarinda

LAPORAN MAGANG INDUSTRI


PT BORNEO INDAH MARJAYA
LABURAN KALIMANTAN TIMUR
4. Feeding (autofeeder) sesuai kapasitas dan konstan (jumlah janjangan dalam
thresher). Jika feeding tidak kontinyu (over kapasitas) maka dapat
menghambat proses pemipilan.
5. Kecepatan putaran motor thresher. Cepat lambatnya putaran pada drum
thresher memiliki dampak yang merugikan. Bila putaran terlalu lambat maka
banyak tandan buah yang tidak membrondol karena frekuensi bantingan yang
kurang. Sebaliknya jika putaran terlalu cepat berakibat banyak kerugian
minyak yang terikut pada janjangan karena frekuensi bantingan yang terlalu
sering. Putaran yang ideal dengan hasil maksimal berkisar antara 23-26 rpm.
Pada pebahan TBS matang terdapat 3 gerakan :
1. Bantingan
2. Rolling
3. Travel
Cara Kerja:
Buah hasil perebusan (sterilized fruit bunch), masuk ke thresher
berkesinambungan dan mengalami terangkat, terbanting dan tergulir berulangulang sambil bergerak maju ke arah ujung pengeluaran. Selama proses tersebut
brondolan terlepas dari janjangan, dimana brondolan keluar melalui celah kisikisi dan masuk ke bellow thresher conveyor dan janjangan kosong keluar dari
ujung depan thresher dan masuk ke empty bunch press conveyor (EFB
conveyor). Terangkatnya janjangan disebabkan oleh gaya sentrifugal yang
ditimbulkan oleh putaran thresher dan dibantu oleh lifting bar.

Gambar 3. Gerakan buah dalam Thresher


2.1.6

Kapasitas Thresher
12

Laporan Magang Industri


Jurusan Teknik Kimia
Politeknik Negeri Samarinda

LAPORAN MAGANG INDUSTRI


PT BORNEO INDAH MARJAYA
LABURAN KALIMANTAN TIMUR
Suatu pabrik atau perusahaan memiliki kapasitas olahnya masih-masing
yang biasa disebut dengan troughput. Troughput menunjukkan jumlah kapasitas
olah maksimum suatu unit per jam biasanya memiliki satuan Ton/jam. Nilai
troughput antara pabrik dengan troughput dari masing-masing unit yang ada
didalam pabrik berbeda. Kapasitas unit harus lebih besar dibandingkan dengan
troughput pabrik, hal ini karena unit telah di desain sedemikian rupa agar
mampu melebihi kapasitas maksimal pabrik sehingga target yang pabrik
inginkan dapat tercapai (Naibaho,P.M.1998).
Pabrik kelapa sawit PT BIM memiliki target pencapaian kapasitas
(troughput) 45 ton/jam. Dengan kapasitas 45 ton/jam diharapkan setiap unit
mampu melakukan fungsinya masing-masing agar target tersebut dapat tercapai.
Salah satu contoh dalam hal ini yakni unit thresher. PT BIM menggunakan 3
unit thresher type rotary drum dengan kapasitas masing-masing 62 ton/jam.
Penggunaan 3 unit thresher ini bertujuan untuk meningkatkan effisiensi dari
pemipilan. Kapasitas thresher dapat dihitung dengan cara :
Kapasitas (C) Luas Penampang K Bulk Density Velocity
Dimana :
Luas penampang D2 , D Diameter drum (2,3 m)
3,14 x (2,3 m)2
16,61 m2
K
Konstanta (0,05)
Bulk Density
650 kg/m3 0,65 Ton/m3
Velocity
Kecepatan Transfer

putaran drum
x jarak bantinganbuah (0,5 m)
jumlah putaranbanting

23
x 0,5
6

1,92 m/menit
Maka :
Kapasitas thresher

Luas Penampang K Bulk Density Velocity


13

Laporan Magang Industri


Jurusan Teknik Kimia
Politeknik Negeri Samarinda

LAPORAN MAGANG INDUSTRI


PT BORNEO INDAH MARJAYA
LABURAN KALIMANTAN TIMUR

16,61 m 0,05 0,65

Ton
Jam

1,92

m
menit

60

menit
jam

62,19 Ton/jam
62 Ton/jam

BAB III
METODOLOGI
3.1

Tanggal dan Tempat

3.1.1

Tanggal
Periode tugas khusus ini adalah tanggal 01 Mei hingga 09 Juni 2016

3.1.2

Tempat
Pengumpulan data dilakukan di PT Borneo Indah Marjaya pada unit Thresher

3.2 Prosedur Kerja


1.
2.
3.
4.

Mengambil data yang diperlukan pada unit thresher


Melakukan perhitungan kecepatan putaran pada unit thresher
Menghitung troughput thresher
Mengambil kesimpulan berdasarkan hasil perhitungan yakni meninjau
hubungan antara kecepatan putaran thresher dengan troughput yang
dihasilkan

14

Laporan Magang Industri


Jurusan Teknik Kimia
Politeknik Negeri Samarinda

LAPORAN MAGANG INDUSTRI


PT BORNEO INDAH MARJAYA
LABURAN KALIMANTAN TIMUR

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Data Pengamatan dan Hasil Perhitungan
Tabel 4.1 Kecepatan Putaran Thresher
No

Kecepatan putaran Thresher

Data

1
2

(rpm)

Kecepatan putaran motor (rpm)


Ratio motor

1460
61,63

23,69

Tabel 4.2 Troughput Thresher

No

1
2
3
4
5

Jenis Thresher
1
2
3
1
2
3
1
2
3
1
2
3
1
2
3

Input Thresher

Waktu Tinggal

Troughput

(Ton)

(Menit)

(Ton/jam)

18,5
18,5
18,5
18,5
18,5
18,5
18,5
18,5
18,5
18,5
18,5
18,5
18,5
18,5
18,5

18,5
17
20
18
19
17,5
17,5
18
19
19
20
18
18,5
18,5
19

60,00
65,29
55,50
61,67
58,42
63,43
63,43
61,67
58,42
58,42
55,50
61,67
60,00
60,00
58,42
15

Laporan Magang Industri


Jurusan Teknik Kimia
Politeknik Negeri Samarinda

LAPORAN MAGANG INDUSTRI


PT BORNEO INDAH MARJAYA
LABURAN KALIMANTAN TIMUR
1
2
3
1
2
3

6
7

18,5
18,5
18,5
18,5
18,5
18,5
Rata-rata

19
19,5
20
19,5
19
20

58,42
56,92
55,50
56,92
58,42
55,50
59,22

4.2 Pembahasan
Thresher adalah suatu alat berupa drum berputar yang berfungsi untuk
melepaskan atau memisahkan (pemipilan) brondolan dari janjang kelapa sawit
dengan cara membanting tandan buah ke dalam drum. Salah satu tujuan adanya
unit thresher yakni menjaga kestabilan/pemerataan secara berkesinambungan agar
kapasitas pengolahan TBS dapat tercapai sesuai desain pabrik.
Berdasarkan pengamatan pada unit thresher di PT BIM selama 1 minggu
kegiatan yang dilakukan saat proses penebahan yakni pertama pengisian TBS
matang ke dalam drum thresher melalui autofeeder secara kontinyu. Proses
penebahannya menghabiskan waktu 17-20 menit untuk setiap satu jenis thresher
dengan kecepatan putaran motor 23,69 rpm. Dengan kecepatan putaran tersebut,
TBS matang yang diumpan ke dalam thresher mendapat 3 perlakuan yakni
terangkat, terbanting dan tergulir. Menurut teori, kecepatan putaran yang ideal
berkisar antara 23-26 rpm sehingga jika dilihat dari data pengamatan yang
dilakukan dapat diketahui bahwa kecepatan putaran motor pada unit thresher PT.
BIM telah sesuai dengan standar yang ditentukan.
Troughput unit thresher dapat dihitung dengan cara membagi kapasitas buah
matang yang masuk ke thresher dengan lama waktu tinggal buah di dalam drum
thresher tersebut. Waktu tinggal buah di dalam drum thresher dapat berbeda-beda
hal ini dipengaruhi oleh kesinambungan umpan yang masuk ke dalam thresher.
Jika buah yang masuk ke dalam thresher secara kontinyu maka proses pemipilan
16

Laporan Magang Industri


Jurusan Teknik Kimia
Politeknik Negeri Samarinda

LAPORAN MAGANG INDUSTRI


PT BORNEO INDAH MARJAYA
LABURAN KALIMANTAN TIMUR
dapat berlangsung cepat sehingga waktu tinggal buah di dalam thresher hanya
sebentar, sebaliknya jika buah yang akan dipipil masuk ke thresher secara tidak
kontinyu maka dapat memperlambat proses pemipilan sehingga buah akan tinggal
lama di dalam drum thresher. Buah masuk ke dalam thresher secara tidak
kontinyu dapat disebabkan karena unit autofeeder atau unit setelah thresher
(bellow thresher) mengalami over kapasitas. Cepat lambatnya waktu tinggal buah
di dalam thresher dapat berpengaruh terhadap besar kecilnya nilai troughput yang
dihasilkan. Semakin cepat waktu tinggal buah di dalam thresher maka troughput
yang dihasilkan akan semakin besar. Sebaliknya semakin lama waktu tinggal buah
di dalam thresher maka nilai troughput yang dihasilkan akan semakin kecil. Hal
ini dapat dilihat pada Tabel 4.2. Waktu tinggal buah selama 17 menit
menghasilkan nilai troughput 65,29 ton/jam lebih besar dibandingkan troughput
yang dihasilkan selama proses berlangsung 20 menit yakni 55,50 ton/jam.
Kinerja unit thresher pada PT BIM dengan putaran sebesar 23,69 rpm dapat
mendukung tercapainya troughput pabrik karena kecepatan putaran thresher yang
ideal dapat mengurangi hambatan dalam proses pemipilan. Hal ini dapat dilihat
pada data tabel 4.2 mengenai perhitungan troughput bahwa rata-rata troughput
yang dihasilkan dari unit thresher di PT BIM dengan kecepatan putaran 23,69 rpm
yakni sebesar 59,22 ton/jam melebihi dari target troughput yang pabrik inginkan.
Namun troughput yang diperoleh masih dibawah kapasitas maksimum dari unit
thresher yakni 62 Ton/jam. Akan tetapi, untuk meningkatkan effisiensi pemipilan
maka PT BIM menggunakan 3 unit thresher.

BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil perhitungan dapat disimpulkan bahwa :
17

Laporan Magang Industri


Jurusan Teknik Kimia
Politeknik Negeri Samarinda

LAPORAN MAGANG INDUSTRI


PT BORNEO INDAH MARJAYA
LABURAN KALIMANTAN TIMUR
1. Kecepatan putaran unit thresher di PT BIM yakni 23,69 rpm.
2. Throughput rata rata pada unit thresher sebesar 59,22 ton/jam.
5.2 Saran
Untuk pengembangan lebih lanjut pada kinerja unit thresher di PT BIM maka
penulis memberikan saran agar operator lebih memperhatikan umpan yang
masuk ke dalam thresher harus berkesinambungan sehingga proses pemipilan
tidak terhambat dan troughput thresher dapat mencapai kapasitas maksimumnya.

DAFTAR PUSTAKA

Anonima. 2011. Design Pabrik Kelapa Sawit PT Borneo Indah Marja. PT Astra Agro
Lestari : Jakarta.
Anonimb. 2014. Brevet Dasar 2A-MQC : PT Astra Agro Lestari : Jakarta.
Anonimc. 2014. Instruksi Kerja. PT Borneo Indah Marjaya, Laburan.
Anonimd. 2014. Modul-06 Training Operator Pabrik. PT Astra Agro Lestari.Tbk:
Jakarta.
Anonime. 2014. Standar Operasional Prosedur (SOP) : PT Borneo Indah Marjaya,
Laburan.
18

Laporan Magang Industri


Jurusan Teknik Kimia
Politeknik Negeri Samarinda

LAPORAN MAGANG INDUSTRI


PT BORNEO INDAH MARJAYA
LABURAN KALIMANTAN TIMUR

Naibaho,P.M. 1998. Pemanfaatan Tandan kosong kelapa sawit (TKKS) untuk


pembuatan BioBriket. Bengkulu. Universitas Bengkulu.
Pahan.2006. Pemanfaatan Limbah cair CPO sebagai perekat pada pembuatan Briket
dari arang Tandan kosong kelapa sawit (TKKS). Jurnal Teknik Kimia No.3, Vol.
18, Agustus 2012.
Sekjen, Departemen Perindustrian. 2007. Gambaran Sekilas Industri Minyak Kelapa
Sawit. Jakarta Selatan.

LAMPIRAN

PERHITUNGAN
1. Kecepatan Putaran Unit Thresher
Diket :
- Ratio gearbox = 61.63
- Kecepatan putaran motor = 1460 rpm
Kapasitas gearbox
Kecepatan putaran motor
=
ratio gearbox
=

1460 rpm
61.63
19

Laporan Magang Industri


Jurusan Teknik Kimia
Politeknik Negeri Samarinda

LAPORAN MAGANG INDUSTRI


PT BORNEO INDAH MARJAYA
LABURAN KALIMANTAN TIMUR
= 23,69 rpm
2. Troughput
Diket :
- Waktu tinggal = 19 menit
- Kapasitas/rebusan = 18.500 kg
Troughput

Kapasitas /rebusan
menit
x 60
=
waktu tinggal
jam

18.500 kg
menit
x 60
19 menit
jam

= 58.421,05 kg/jam
= 58,42 ton/jam

20

Laporan Magang Industri


Jurusan Teknik Kimia
Politeknik Negeri Samarinda

Anda mungkin juga menyukai