Anda di halaman 1dari 48

LAPORAN MAGANG INDUSTRI

PT BORNEO INDAH MARJAYA


LABURAN KALIMANTAN TIMUR
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.1.1 Sejarah dan Latar Belakang PT Borneo Indah Marjaya
Tabel 1.1.1 Identitas Perusahaan
Nama Perusahaan
Jenis Badan Hukum
Alamat Perusahaan/ Tempat
kegiatan
Alamat Head Office
Perusahaan
No. Telepon
No. Fax
E-mail
Status Permodalan
Bidang Usaha/ Kegiatan
SK. Dok. RKL/RPL
Penanggung Jawab Kegiatan
Izin Terkait SK AMDAL,
Surat Izin Tempat Usaha
SK Bupati Izin Lokasi pabrik
Izin LA
Izin LB3

PT BORNEO INDAH MARJAYA


Perseroan Terbatas
Desa Laburan, Kec. Pasir Belengkong,
Kab. Tana Paser Kaltim
JL Pulo Ayang Raya Blok Or I, kawasan
industri Pulo Gadung Jakarta Timur
0812-5436-830
itbim@astra-agro.co.id
PMDN (Perusahaan Modal Dalam
Negeri)
Perkebunan dan Pengolahan Kelapa
Sawit
Nomor : 503/04/PEM-SILP/VI/2009
Jumali
Nomor : 503/04/PEM-SILP/VI/2009
503/07/Pem-Slip/V/2010
Peraturan Daerah Tingkat II Paser Nomor
10 Tahun 1987
503/KEP/-185/2014
660.4/644/BLH/2015

Pabrik kelapa sawit adalah industri yang bergerak di bidang pengolahan Tandan
Buah Segar (TBS) menjadi Crude Palm Oil (CPO) dan Palm Kernel (PK). Dalam
kesehariannya, pabrik ini beroperasi menerima TBS yang berasal dari perkebunan
sendiri (TBS inti) dan TBS luar yang dibawa oleh pihak masyarakat namun masih
dalam cakupan wilayah Kabupaten Paser.
1

Laporan Magang Industri


Jurusan Teknik Kimia
Politeknik Negeri Samarinda

LAPORAN MAGANG INDUSTRI


PT BORNEO INDAH MARJAYA
LABURAN KALIMANTAN TIMUR
PT Borneo Indah Marjaya merupakan anak perusahaan Astra Agro Lestari yang
bergerak di bidang AAL. PT BIM beroperasi di desa Laburan, Kec. Paser Belengkong,
Kab. Paser Kaltim sejak tahun 2007 dengan luas 6.397,17 Ha. Kebun Plasma yang telah
dibangun telah dibagikan pada masyarakat sekitar desa Laburan, Lori yang disesuaikan
dengan areal kerja PT BIM.
PT BIM telah memiliki unit pengolahan Kelapa sawit yang diolah menjadi minyak
CPO dan Kernal dengan kapasitas olah 50 ton/jam. Hasil olahan tersebut di kirim ke
luar negeri melalui Pelabuhan Teluk Apar Besar milik PT BIM. Dalam kegiatan
usahanya tersebut PT BIM juga memenuhi kelengkapan peralatan keselamatan kerja
karyawannya.
1.1.2

Lokasi Kegiatan Usaha


Kegiatan usaha PT. BIM berlokasi di Desa Laburan, Kec. Paser Belengkong, Kab.

Paser, Provinsi Kaltim. Lokasi Perkebunan dan Pabrik ini memiliki titik koordinat yaitu
0200203.00LS dan 11602407.00BT.
Tabel 1.1.2 Keadaan Umum Areal Kerja Perkebunan PT. Borneo Indah Marjaya
No.
1
2

Deskripsi
Luas
Persetujuan Bupati Kukar

Ketinggian tempat
Kelerengan
Datar (0 8 %)
3 Landai (8 15 %)
Agak Curam (15 25 %)
Curam (25 40 %)
Hutan sekunder
Konservasi
Perumahan
Pabrik dan kantor
4
Jaringan jalan
Areal efektif untuk
produksi
1.1.3 Visi

Keadaan Areal Kerja


+ 6.397,17 Ha
No. 46/DPtn/UM-41/XII-2004
10 110 m dpl
6.181,19 ha
215,98 ha
916,76 ha
238,55 ha
34,39 ha
25,00 ha
218,95 ha
10.245,09 ha

Laporan Magang Industri


Jurusan Teknik Kimia
Politeknik Negeri Samarinda

LAPORAN MAGANG INDUSTRI


PT BORNEO INDAH MARJAYA
LABURAN KALIMANTAN TIMUR
Menjadi Perusahaan Agro bisnis yang paling Produktif dan paling Inovatif di
Dunia.
1.1.4

Misi
Menjadi Panutan dan Berkontribusi untuk Pembangunan serta Kesejahteraan
Bangsa.
Dengan menerapkan Catur Dharma Astra:
1.
2.
3.
4.

1.1.5

Menjadi milik yang bermanfaat bagi Bangsa dan Negara


Memberikan pelayanan terbaik kepada pelanggan
Saling menghargai dan membina kerja sama
Berusaha mencapai yang terbaik

Deskripsi Kegiatan
Adapun uraian kerja di perkebunan kelapa sawit PT Borneo Indah Marjaya secara

singkat adalah sebagai berikut :


a. Penerimaan tenaga kerja
Dalam menerima tenaga kerja, PT Borneo Indah Marjaya mengutamakan
tenaga kerja lokal, hal ini dalam upaya mengurangi jumlah pengangguran
lokal. Tenaga kerja PT BIM hanya terdiri dari tenaga kerja tetap.
b. Pemeliharaan piringan tanaman
Pemeliharaan piringan bertujuan menghilangkan gulma yang

dapat

mengganggu pertumbuhan tanaman pokok karena adanya kompetisi dalam


penyerapan unsur hara dari tanah. Frekuensi kegiatan dan luas piringan
tanaman disesuaikan dengan umur tanaman. Pemeliharaan piringan tanaman
ini sangat penting agar pertumbuhan akar tanaman lebih baik sehingga
penyerapan unsur hara akan lebih optimal. Pemeliharaan piringan tanaman
dilakukan secara manual dan secara kimia. Pemeliharaan secara manual
dilakukan dengan membersihkan piringan dari segala jenis gulma dengan
menggunakan sabit dan cangkul disertai dengan pengemburan tanah.
Sedangkan

pemeliharaan

piringan

secara

kimia

dilakukan

dengan

menyemprotkan herbisida. Pemeliharaan secara kimia diupayakan dilakukan


3

Laporan Magang Industri


Jurusan Teknik Kimia
Politeknik Negeri Samarinda

LAPORAN MAGANG INDUSTRI


PT BORNEO INDAH MARJAYA
LABURAN KALIMANTAN TIMUR
secara selektif berdasarkan jenis gulma dan pertumbuhan gulma. Selain itu,
dalam aplikasi herbisida, dicampurkan pula dengan bahan perekat agar
penggunaan herbisida lebih efektif dan tidak mengalami pencucian oleh air
hujan.
c. Pemupukan
Untuk menjamin kesuburan dan terjaganya unsur hara yang diperlukan
tanaman., maka dilakukan pemupukan. Diharapkan dengan pemupukan,
tanaman kelapa sawit dapat tumbuh dengan baik, sehat, serta dapat
menghasilkan buah yang berkualitas. Dosis pupuk dan frekuensi pemupukan
diberikan sesuai dengan fase pertumbuhan tanaman.
d. Pengendalian gulma
Pengendalian gulma dilakukan secara manual dan menggunakan bahan
kimia.Pengendalian gulma dilakukan untuk memelihara piringan, dan tanaman
penutup tanah (land cover crop). Pengendalian gulma secara manual dilakukan
dengan

membabat

gulma

sampai

dengan

permukaan

tanah

dengan

menggunakan golok/parang, sabit dan cangkul. Selain itu juga dilakukan secara
kimia menggunakan herbisida yang dicampur dengan bahan perekat.
e. Pengendalian hama/penyakit
Pengendalian hama dilakukan secara selektif untuk area yang terserang
hama/penyakit. Pengendalian dilakukan apabila serangan telah melewati
ambang ekonomi tanaman.Penggunaan pestisida hanya dilakukan pada area
serangan tinggi dengan memperhatikan efektifitas dan toksisitas pestisida
terhadap hama/penyakit. Dalam pengaplikasian pestisida pekerja menggunakan
masker, apron, kaca mata goggles dan sarung tangan karet yang kesemuanya
disediakan oleh perusahaan, pekerja juga disarankan menggunakan baju
berlengan panjang serta mencuci bagian tubuh dan peralatan yang terkena
pestisida setelah selesai melakukan penyemprotan.
f. Penyulaman dan tanaman sisip
Dalam penanaman kelapa sawit, agar seluruh area tertanami, apabila terdapat
tanaman yang mati karena terangsang hama penyakit atau karena sebab lain
segera dilakukan penyulaman. Jika masih ada lubang kosong yang tidak

Laporan Magang Industri


Jurusan Teknik Kimia
Politeknik Negeri Samarinda

LAPORAN MAGANG INDUSTRI


PT BORNEO INDAH MARJAYA
LABURAN KALIMANTAN TIMUR
tertanami ataupun ada area yang masih bisa ditanami, maka dilakukan tanam
sisip. Kedua hal ini dilakukan untuk mengoptimalkan penggunaan lahan.
g. Kastrasi dan penunasan
Kastrasi adalah tindakan kultur teknis membuang bunga yang tumbuh pada
saat tanaman berumur 12 hingga 20 bulan atau jika sekitar 35% tanaman mulai
berbunga. Kastrasi bertujuan merangsang pertumbuhan vegetative tanaman
sehingga dapat diperoleh hasil panen yan lebih baik dan maksimal ketika
tanaman memasuki usia TM I, serta menghindarkan sumber penyakit dari
bunga atau tandan yang belum memnuhi kriteria panen. Penundasan
merupakan kegiatan memangkas pelepah tua dan sekaligus melakukan
permbersihan pakisan tanaman lainnya yang tumbuh pada batang tanaman
kelapa sawit. Penunasan ini dilakukan hingga akhir masa produktif tanaman.
Pelepah tua yang dipangkas diletekkan pada gawangan yang tidak dilalui
sebagai jalur panen.
h. Pemanen buah
Tanaman kelapa sawit umumnya sudah dapat dipanen buahnya mulai berumur
32 bulan. Sebelum memasuki usia panen, dilakukan usaha-usaha untuk
mempermudah pengangkutan buah yaitu dengan jalan panen (pasar pikul) dan
tempat pengumpulan hasil (TPH). Jalan panen dibuat dijalan tanaman sawit,
sedangkan tempat pengumpulan hasil dibuat pada ujung jalan panen atau pada
pinggir jalan blok. Pemanenan dilakukan secara periodic sesuai umur tanaman
hingga akhir masa produktif tanaman.
1.1.6

Deskripsi Kegiatan Pabrik Kelapa Sawit


Pabrik kelapa sawit yang bergerak di bidang pengolahan tandan buah sawit

menjadi minyak CPO dan Palm Kernel. Dalam kesehariannya, pabrik ini beroperasi
menerima TBS yang berasal dari perkebunan sendiri dan TBS yang dibawa oleh pihak
masyarakat dalam kabupaten maupun dari luar kabupaten Tenggarong.
Untuk

pembelian harga TBS dari masyarakat dilakukan secara

terbuka dan

transparan serta menganut keputusan harga DisBun dan berkoordinasi dengan pihak
5

Laporan Magang Industri


Jurusan Teknik Kimia
Politeknik Negeri Samarinda

LAPORAN MAGANG INDUSTRI


PT BORNEO INDAH MARJAYA
LABURAN KALIMANTAN TIMUR
operasional di head Office Medan. TBS yang akan diolah terlebih dahulu disortir sesuai
kriteria mutu TBS yang tertera pada form beli.
TBS yang diterima akan diolah melalui beberapa unit utama dan alat pendukung
sehingga memperoleh CPO yang bagus sesuai standart mutu yang ditetapkan, begitu
juga dengan hasil samping / by product seperti palm kernel, cangkang, fybre, bunch
press fybre. Adapun proses kegiatan yang berlaku adalah sebagai berikut:
1. TBS yang telah

dituang kedalam loading ramp melalui conveyor

akan

dimasukan ke dalam unit sterilizer (bejana rebusan) yang mana tipe unit
sterilizer adalah tipe oblique sterilizer, selanjutnya dilakukan perebusan dengan
steam bertekanan 1.0-3.0 bar selama 45-50 menit. Kondensat yang diperoleh
dari hasil perebusan di alirkan ke dilution tank untuk digunakan pada proses
klarifikasi.
2. TBS yang telah direbus selama 45-50 menit tersebut akan dikeluarkan melalui
pintu bawah sterilizer, dan selanjutnya

dibawa melalui sterilizer bunch

conveyor ke auto feeder dan kemudian menuju ke thresher, yaitu alat yang
digunakan untuk memisahkan berondolan dan janjangannya. Janjang yang
kosong selanjutnya di bawa ke bunch press memakai empty bunch conveyor.
Hasil bunch press, oil dipompakan ke vibrating screen, berondolan diangkut
dengan bellow thresher dan bottom cross menuju ke mass passing digester
sebelum masuk ke digester untuk melumatkan buah selanjutnya cake di press
untuk menghasilkan crude palm oil, nut serta fybre. CPO dialirkan menuju
sand trap tank untuk mengendapkan pasir dengan sistem gravitasi selanjutnya
dialirkan ke vibrating screen untuk menyaring non oil solid kemudian CPO
dialirkan ke crude oil tank untuk mengendapkan kotoran yang masih tersisa
kemudian di pompakan ke Continous clarifier Tank untuk mengendapkan
partikel-partikel halus. Dari CCT minyak dialirkan ke Oil Tank sedangkan
underflow dialirkan ke Sludge Tank. Fiber press / ampas press dan nut di bawa
ke polishing drum dengan menggunakan cake breaker conveyor. Selanjutnya
nut yang dihasilkan di pecah di nut cracker (ripple Mill). Hasilnya berupa
6

Laporan Magang Industri


Jurusan Teknik Kimia
Politeknik Negeri Samarinda

LAPORAN MAGANG INDUSTRI


PT BORNEO INDAH MARJAYA
LABURAN KALIMANTAN TIMUR
kernel dan pecahan cangkang. Pemisahan cangkang dengan palm kernel ini
menggunakan rotor bar, sehingga cangkang yang dihasilkan di transfer ke
bunker shell dengan menggunakan Fan seterusnya cangkang ini juga berguna
untuk bahan bakar boiler, sedang palm kernelnya di keringkan di kernel silo
sehingga menjadi produk palm kernel yang sesuai kriteria mutu dan siap di
simpan didistribusikan.
1.1.7

Unit Pendukung Kegiatan Pabrik


Kegiatan-kegiatan Pabrik dengan dukungan ketersediaan Power/listrik, air dan

steam tentu membutuhkan perangkat departemen yang disebut Utility meliputi kegiatan
water treatment dan boiler.
Sumber air untuk kebutuhan kegiatan pabrik diambil dari sumber air yang
ditampung dalam waduk penampungan. Air yang ditreatment ini diperuntukkan untuk
boiler dan air proses produksi pabrik sawit .
Untuk Boiler yang berkapaitas 35 ton/hari, bertekanan 33 bar menggunakan bahan
bakar fiber dan cangkang hasil sampingan pabrik kelapa sawit. Steam yang dihasilkan
digunakan untuk memutar turbin 1950 kW, selain itu juga digunakan untuk
memanaskan treatment di proses produksi CPO dan serta tangki timbun timbun .
Power House atau yang dikenal dengan kamar mesin adalah rangkaian kegiatan
mengubah energi tekanan steam menjadi energi listrik. Yang nantinya, listrik ini di sebar
ke seluruh stasiun-stasiun pabrik termasuk perumahan, dengan panel-panel control yang
di setting aman dan terkendali. Area ini juga tempat operasi genset yang terdiri dari 4
buah yaitu 200 kW, 380 kW (2 buah), 120 kW.
1.1.8

Unit Kegiatan Administrasi Pabrik


Sistem administrasi yang didukung oleh sistem PIMS (Plantation Information

Management System) program merupakan sistem administrasi yang memberikan


kemudahan jaringan informasi ke seluruh jaringan group perusahaan di dunia. Sistem
ini tentu menggunakan sistem secara online dan Head Office sebagai pusat di Jakarta.
Sedangkan proses kerja sesuai struktur organisasi PT. BIM adalah salah satu Unit
7

Laporan Magang Industri


Jurusan Teknik Kimia
Politeknik Negeri Samarinda

LAPORAN MAGANG INDUSTRI


PT BORNEO INDAH MARJAYA
LABURAN KALIMANTAN TIMUR
Region wilayah B2 yang berkantor di Labangka, Kalimantan Timur dan berkantor
pusat di Jakarta.
1.1.9 Perkembangan Lingkungan Sekitar PT Borneo Indah Marjaya Palm Oil Mill
Adapun tujuan pengembangan perkebunan kelapa sawit dan pabrik minyak sawit
adalah:
a. Meningkatkan pembangunan di wilayah Kabupaten Tana Paser.
b. Meningkatkan produktivitas sumber daya lahan untuk meningkatkan pendapatan
masyarakat melalui usaha agribisnis perkebunan.
c. Memperluas kesempatan kerja dan pendapatan petani.
d. Melakukan alih teknologi, manajemen dan pengetahuan Agribisnis dan Agroindustri
kepada usaha perkebunan rakyat di sekitar lokasi proyek.
e. Meningkatkan perekonomian masyarakat di sekitar lokasi proyek.
1.1.10 Legalitas/Perizinan Pabrik Kelapa Sawit
Perusahaan telah memiliki perizinan sebagai berikut:
1. Peraturan Daerah Tingkat II Paser Nomor 10 Tahun 1987, Tentang Izin
Mendirikan Bangunan (IMB)
2. Keputusan Bupati Paser Nomor : 503/KEP-164/2009 tentang: Pelimpahan
sebagian Wewenang Penyelenggaraan Perijinan Dilingkungan Pemerintahan
Kabupaten Paser Kepada Kelapa Kantor Penanaman Modal dan Pelayanan
Perijinan Terpadu Kabupaten Paser.
3. Permohonan Sdr. Ir. Boni Dwijo Atmoko perilah permohonan Ijin Mendirikan
Bangunan Pabrik Kelapa Sawit PT. Borneo Indah Marjaya.
4. Berita Acara Pemeriksaan Lokasi Izin Mendirikan Bangunan (IMB) Nomor:
178/KPMPPT-IMB/XII.
5. Ijin Rencana Pemanfaatan Lingkungan (RPL), Ringkasan Eksekusi (RE) dan
Analisa Dampak Lingkungan (AMDAL) Nomor : 503/04/PEM-SILP/VI/2009
dengan luasan 10.311 Ha.

Laporan Magang Industri


Jurusan Teknik Kimia
Politeknik Negeri Samarinda

LAPORAN MAGANG INDUSTRI


PT BORNEO INDAH MARJAYA
LABURAN KALIMANTAN TIMUR
6. Keputusan Bupati Paser Nomor 660. 1/03/BLH/2010, tanggal 2 Juli 2010,
tentang Kelayakan Lingkungan Perkebunan Dan Pabrik Minyak Sawit PT.
Borneo Indah Marjaya Di Desa Laburan Kecamatan Paser Belengkong
Kabupaten Pasir.
7. Surat Persetujuan Pengkajian Pemanfaatan Air Limbah dari Bupati Paser
No.660.31/396/BLH/2013 tanggal 1 Mei 2013, tentang Persetujuan Pengkajian
Pemanfaatan Air Limbah Pabrik Kelapa Sawit Untuk Aplikasi Tanah Di
Perkebuan Kelapa Sawit.
1.2

Tujuan Magang
Pelaksanaan program kerja Praktik bagi mahasiswa dalam lingkup program

pendidikan S1 Terapan Program Studi Teknologi Kimia Industri Politeknik Negeri


Samarinda memiliki tujuan sebagai berikut:
1

Memenuhi persyaratan akademik, yaitu Mata Kuliah Magang Industri yang


wajib diikuti oleh Mahasiswa S1 Terapan Program Studi Teknologi Kimia
Industri Politeknik Negeri Samarinda yang dilaksanakan 4-6 bulan.
Sebagai salah satu syarat kelengkapan kurikulum dalam menempuh pendidikan

S1 Terapan Program Studi Teknologi Kimia Industri Politeknik Negeri


Samarinda.
Menambah ilmu pengetahuan dan pengalaman bagi Mahasiswa S1 Terapan

Program Studi Teknologi Kimia Industri Politeknik Negeri Samarinda agar


dapat menghubungkan ilmu yang didapat di bangku kuliah dengan praktik
yang dijumpai di lapangan.
Menumbuhkan dan mengembangkan pola pikir kreatif dan potensial bagi

mahasiswa S1 Terapan Program Studi Teknologi Kimia Industri hingga didapat


lulusan yang handal.
Mengkaji dan meneliti materi di lapangan agar bisa memunculkan pemikiran

yang realistis dan sistematis dalam menuju prospek yang lebih baik.
1.3

Ruang Lingkup Magang


Ruang lingkup kegiatan magang di PT Borneo Indah Marjaya adalah sebagai

berikut:
9

Laporan Magang Industri


Jurusan Teknik Kimia
Politeknik Negeri Samarinda

LAPORAN MAGANG INDUSTRI


PT BORNEO INDAH MARJAYA
LABURAN KALIMANTAN TIMUR
1

Masa Orientasi Umum di lapangan (proses) dan laboratorium


Pada masa ini, peserta magang memperoleh penjelasan mengenai aktivitas
proses baik secara teori maupun praktek langsung baik di lapangan maupun
didalam laboratorium. Permasalahan yang diperoleh terkait di lapangan yakni
kerja praktik memperoleh penjelasan mengenai aktivitas proses : proses
pengolahan TBS, penyediaan sarana utilitas, pengolahan limbah pabrik,
produksi CPO, sedangkan untuk dilaboratorium : sampling cairan dan padatan,
analisa air boiler, analisa an-aerobic pond, ekstraksi, analisa TS (Total Solid),
TSS (Total Suspended Solid), BOD (Biochemical Oxigent Demand), histogram,

dan analisa jar test.


Penyelesaian tugas umum dan tugas khusus di Process & SHE Engineering
Section. Tugas umum yang diberikan adalah membahas dan menyusun laporan
mengenai proses pengolahan kelapa sawit serta hal-hal lain yang mendukung
proses tersebut seperti utilitas, penyimpanan, serta loading khususnya di PT
Borneo Indah Marjaya. Tugas khusus berupa evaluasi kecepatan putaran dan
troughput pada salah satu unit didalam pabrik (dalam laporan ini unit thresher)
serta menyusun laporan dari tugas khusus tersebut.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sifat Fisik dan Kimia Produk


2.1.1 Sifat fisik dan kimia (CPO/Crude Palm Oil)
Tabel 2.1.1 Sifat fisik minyak sawit mentah (CPO)
Parameter
Specific gravity (25 oC / 15,5 oC)
Density (g/ml)
Massa jenis
Indeks bias
Berat molekul
Malting point (oC)
Boiling point (oC) P= 10 mmHg
Sumber : ( Ketaren, 1986)

Batas Nilai
0,917 0,919
0,8910
0,9
1,4565 1,0445
200,31
33 39
170

Tabel 2.1.2 Sifat kimia minyak sawit mentah (CPO)


10

Laporan Magang Industri


Jurusan Teknik Kimia
Politeknik Negeri Samarinda

LAPORAN MAGANG INDUSTRI


PT BORNEO INDAH MARJAYA
LABURAN KALIMANTAN TIMUR
Parameter
Bilangan iodium (mg I2/ 1000 g)
Bilangan penyabunan (mg KOH/g)
Asam lemak bebas (%)
Kelembapan (%)
Pengaruh indeks pemutihan (%)
Bersifat hidrolisi
Tidak stabil pada suhu kamar
Mengandung zat warna alfa beta karotenoit (%)
Kandungan karoten
Sumber : ( Ketaren, 1986)

Batas nilai
52 54
198 205
2,5 4,5
0,1
2,3 2,4
0,05 0,2
279 313

BAB III
BAHAN UTAMA DAN PENDUKUNG
3.1

Bahan Utama
Bahan utama yang digunakan pada pabrik kelapa sawit PT Borneo Indah Marjaya

yakni TBS (Tandan Buah Segar) kelapa sawit.


3.2

Energi dan Utilitas


Energi yang digunakan PKS PT Borneo Indah Marjaya berasal dari boiler dan

energi uap Turbin. Power house adalah stasiun yang mengatur pendistribusian steam
yang dihasilkan oleh boiler dan mengatur peralatan pembangkit listrik. Di stasiun ini
terdapat beberapa peralatan seperti:
-

Turbin yang berfungsi sebagai pembangkit listrik utama dengan menggunakan


steam sebagai media penggeraknya. Dimana standar putaran pada turbin yaitu
sebesar 7500 rpm dengan temperatur 261C- 305C dan tekanan steam sama
dengan yang dihasilkan oleh boiler. Jika putaran diatas 7500 rpm maka akan

terjadi trip (turbin akan mati).


Genset berfungsi sebagai pembangkit listrik berbahan bakar solar yang
digunakan untuk start awal proses dan sebagai pembangkit listrik apabila terjadi
penurunan tekanan pada turbin.

11

Laporan Magang Industri


Jurusan Teknik Kimia
Politeknik Negeri Samarinda

LAPORAN MAGANG INDUSTRI


PT BORNEO INDAH MARJAYA
LABURAN KALIMANTAN TIMUR
-

Back Pressure Vessel (BPV) berfungsi sebagai tempat penerima/penampungan


steam sisa dari turbin yang akan didistribusikan pada stasiun-stasiun yang
membutuhkan steam pada prosesnya. Adapun tekanan steam yang berada dalam
BPV sebesar 3,2 bar namun apabila digunakan untuk proses tekanan akan turun.

BAB IV
SISTEM PROSES

Gambar 1. Diagram Alir Proses PKS PT Borneo Indah Marjaya, Laburan


Dari gambar 1 diatas dapat dijelaskan bahwa pengolahan CPO melalui beberapa
unit di beberapa stasiun pengolah. Pengolahan harus memenuhi metode yang tepat,
memenuhi kapasitas olah dan didukung oleh sumber daya manusia yang memiliki
keterampilan cukup. Proses juga harus mempergunakan mesin-mesin yang sesuai untuk
12

Laporan Magang Industri


Jurusan Teknik Kimia
Politeknik Negeri Samarinda

LAPORAN MAGANG INDUSTRI


PT BORNEO INDAH MARJAYA
LABURAN KALIMANTAN TIMUR
pengolahan baik dari sisi spesifikasi teknis maupun dari sisi kapasitas olah dan mesinmesin harus memenuhi tata letak yang sesuai dengan bagian alir proses.
4.1 Grading
4.1.1 Pengertian Grading
Grading adalah stasiun penerimaan buah kelapa sawit, baik buah yang berasal
dari perkebunan perusahaan sendiri (buah inti) maupun buah dari perkebunan
masyarakat sekitar.

4.1.2

Klasifikasi Buah Kelapa Sawit


1. Buah mentah yaitu buah yang belum ada berondol (0 berondol) dengan warna
buah hitam dan daging buah berwarna kuning pucat
2. Buah mengkal yaitu buah yang membrondol <10% brondolan dengan warna
coklat kemerahan
3. Buah masak yaitu buah yang membrondol >10-50% brondolan dengan warna
jingga kemerahan
4. Buah lewat masak yaitu buah yang membrondol >50% brondolan
5. Buah busuk yaitu buah yang brondolan dalamnya ikut membrondol, tandannya
berwarna hitam, berbau busuk dan biasanya buah terlihat basah.
6. Tandan kosong yaitu tandan tanpa berondolan.
7. Tangkai panjang yaitu buah yang memiliki panjang tangkai >5cm dari pangkal
tandan.

4.1.3 Sumber-sumber buah kelapa sawit


- TBS Luar : Petani, Plasma (BA dan BB)
- TBS Dalam : Afdeling (0A, 0B, 0C, 0D, 0E, 0F, 0G)
4.1.4 Tujuan Proses Grading
1 Memberikan efisiensi mutu TBS harian dan bulanan setiap afdeling untuk masingmasing pihak yang mengirimkan TBS ke PKS.
2 Memberikan estimasi mutu rata-rata TBS harian dan bulanan yang masuk ke PKS.
3 Mengontrol kualitas TBS yang masuk ke pabrik dinilai dari segi kematangan, %
berondol, tangkai panjang, kesegaran dan kontaminasi.
4 Mengontrol kualitas buah luar agar sesuai dengan harga yang dibayar dan tidak
terjadi subsidi rendemen kebuah luar.
13

Laporan Magang Industri


Jurusan Teknik Kimia
Politeknik Negeri Samarinda

LAPORAN MAGANG INDUSTRI


PT BORNEO INDAH MARJAYA
LABURAN KALIMANTAN TIMUR

4.1.5 Waktu Pelaksanaan Grading


1. Bersamaan dengan waktu penerimaan TBS di PKS.
2. Sampling harus berkesinambungan selama waktu penerimaan TBS harian.
4.1.6 Pelaksanaan Grading
1
Truk yang akan di grading di bongkar di lantai loading apround, semua rincian
2

data truk dicatat pada form grading.


Buah dituangkan kelantai loading ramp dan diambil 100 tandan buah secara

acak.
Semua hasil grading seperti % buah mentah, % buah mengkal, % lewat masak,
% buah busuk, % tandan kosong dan % tangkai panjang dicatat dalam form

yang telah disediakan.


Melakukan grading secara akurat dan mengikuti sistem FIFO (First In First

Out).
Jika terjadi perbedaan pendapat antara kebun dengan pabrik mengenai hasil
grading TBS, pihak kebun dapat menyaksikan sortasi TBS pada hari yang
sama atau keesokan harinya.

4.1.7 Standar Sortasi Buah Masyarakat dan Agen Buah


1.
Buah dura yang masak harus 16- 17%.
2.
Berat jenis rata-rata atau komidal minimal > 4 kg.
3.
Tandan yang wajib ditolak yaitu: hitam/mentah, tandan kosong, tandan busuk,
4.

tangkai panjang, buah lewat masak (Over ripe).


Warna mesocarp buah yang boleh diterima minimal harus berwarna orange
merah, jika warna kuning pucat harus ditolak (Anonim c, PT Borneo Indah
Marjaya, 2014).

Buah Matang
Laporan Magang Industri
Jurusan Teknik Kimia
Politeknik Negeri Samarinda

Buah Mentah

14

LAPORAN MAGANG INDUSTRI


PT BORNEO INDAH MARJAYA
LABURAN KALIMANTAN TIMUR

Buah Busuk

Buah Mengkal

Over Ripe

Tandan kosong

Gambar 2. Klasifikasi buah kelapa sawit


Kualifikasi buah layak atau tidak layak olah seperti buah matang, buah busuk, buah
mentah, buah dengan tangkai panjang dan over ripe dapat dilihat pada gambar 2 di atas.
4.2 Loading Ramp Tangkai Panjang
Loading ramp adalah tempat penampungan buah sementara sebelum TBS masuk
ke dalam sterilizer yang diangkut dengan menggunakan Fruit Fresh Bunch conveyor
dan feeding conveyor. Pada conveyor terdapat scraper yang berguna untuk membawa
TBS seperti terlihat pada gambar 4.2, untuk setiap scraper bermuatan maksimal 10
tandan yang berukuran kecil dan 6 tandan yang berukuran besar. Waktu maksimal

15

Laporan Magang Industri


Jurusan Teknik Kimia
Politeknik Negeri Samarinda

LAPORAN MAGANG INDUSTRI


PT BORNEO INDAH MARJAYA
LABURAN KALIMANTAN TIMUR
pengoperasian conveyor untuk pengangkutan buah maksimal 20 menit dan paling cepat
7 menit, gate dibuka menggunakan sistem pompa hidrolik.
Adapun masalah yang sering terjadi pada stasiun ini adalah rusaknya gate (pintu)
loading ramp yang disebabkan oleh benturan buah pada saat menuang muatan sehingga
menyebabkan gate sulit untuk dioperasikan (Anonimc, PT Borneo Indah Marjaya,
2014). Bentuk loading ramp dapat dilihat pada gambar 3 dibawah ini :

4.3 Sterilizer
4.3.1 Pengertian Sterilizer
Gambar 3. Loading Ramp
Sterilizer merupakan salah satu alat pengolahan buah kelapa sawit menggunakan
tekanan steam (uap panas) dari back pressure vessel untuk merebus tandan buah segar
dalam bejana bertekanan. Pada pabrik ini menggunakan sterilizer tipe Oblique, terdapat
empat bejana dengan kapasitas masing-masing bejana 18,5 ton seperti terlihat pada
gambar 4 dibawah ini:

16

Laporan Magang Industri


Jurusan Teknik Kimia
Politeknik Negeri Samarinda

LAPORAN MAGANG INDUSTRI


PT BORNEO INDAH MARJAYA
LABURAN KALIMANTAN TIMUR

Gambar 4. Sterilizer Oblique


Waktu perebusan selama 50 menit, untuk mencegah oksidasi selama perebusan
udara perlu dikosongkan sama sekali dalam rebusan. Hal ini juga perlu untuk mencapai
suhu yang diperlukan dengan pola perebusan menggunakan pola triple peak yaitu peak
pertama untuk membuang udara agar tidak terjebak didalam oblique dengan tekanan 11,5 bar, peak kedua untuk mengurangi kadar air dengan tekanan 2-3 bar, peak ketiga
untuk mematangkan buah dengan tekanan 3 bar. Temperatur perebusan (berdasarkan
tabel tekanan dengan temperatur absolut) yang digunakan dilapangan 120 oC-140oC,
sedangkan berdasarkan teori temperatur untuk mematikan enzim-enzim lipase berkisar
antara 50oC-120oC (temperatur absolut 700C-1400C) sehingga dengan kondisi ini dapat
mengakibatkan terjadinya kerusakan minyak karena temperatur yang tinggi (Naibaho,
P.M. 1998).
4.3.2

Tujuan Perebusan
Adapun tujuan dari perebusan TBS adalah sebagai berikut:
1. Mematikan enzim lipase
2. Memudahkan lepasnya buah dari janjang
3. Dehidrasi buah untuk membantu pelumatan dan pengepressan
17

Laporan Magang Industri


Jurusan Teknik Kimia
Politeknik Negeri Samarinda

LAPORAN MAGANG INDUSTRI


PT BORNEO INDAH MARJAYA
LABURAN KALIMANTAN TIMUR
4. Mengubah komposisi kimia dari mesocarp sehingga proses pelumatan dan
dehidrasi sempurna sehingga kernel lekang dari cangkangnya
4.3.3

Bagian-Bagian Sterilizer
1. Safety valve berfungsi : Untuk membuang gas pada saat tekanan berlebih.
2. Bejana oblique berfungsi : Untuk menampung TBS yang siap direbus.
3. Condensate valve berfungsi : Untuk membuang air yang terkandung dalam
TBS.
4. Condensate Bypass berfungsi : Untuk membuang kondensat secara kontinyu.
5. Inlet valve : Saluran untuk memasukkan steam dari BPV (Back Pressure
Vessel).
6. Aux Inlet : untuk membagi rata steam yang dari inlet valve.
7. Pressure gauge : Untuk mengukur tekanan.
8. Pintu atas berfungsi sebagai tempat masuknya umpan sedangkan pintu bawah
berfungsi sebagai tempat keluarnya buah yang telah direbus.

4.3.4

Perhitungan Troughput Sterilizer


Dari data yang diperoleh di lapangan dapat dihitung throughput sterilizer dengan
rumus:
Throughput =

TonaseTotal
Waktu Perebusan

x 60

Keterangan:
Tonase total = Jumlah rebusan x Kapasitas rebusan
Waktu Rebusan = Waktu buka tutup pintu atas + Lama rebusan + Waktu buka
tutup pintu bawah
Dimana:
Jumlah rebusan = 4 Buah
Kapasitas rebusan = 18,5 ton
Waktu buka tutup pintu atas rebusan = 16 menit
Waktu buka tutup pintu bawah rebusan = 18 menit
Lama rebusan = 50 menit
TonaseTotal
Maka , Throughput = Waktu Perebusan x 60

18

Laporan Magang Industri


Jurusan Teknik Kimia
Politeknik Negeri Samarinda

LAPORAN MAGANG INDUSTRI


PT BORNEO INDAH MARJAYA
LABURAN KALIMANTAN TIMUR

Throughput =

4 x 18,5 ton
( 1 6+50+18 ) menit

Throughput = 53

x 60

menit
jam

ton
jam

4.4 Threshing dan Pressing


4.4.1 Thresher
Sebelum masuk kedalam alat thresher buah dari sterilizer dibawa menggunakan
SBC-01 dan SBC-02 (sterilizer bunch conveyor) sebelum masuk ke auto feeder. Auto
feeder berfungsi untuk menjaga jumlah umpan agar tidak terjadi overload ke drum
thresher, mencegah kerusakan akibat overload.
Thresher adalah unit yang berfungsi sebagai proses pemipilan buah dari janjang
dengan cara membanting tandan buah

kedalam drum thresher. Pada pabrik ini

menggunakan thresher tipe rotary drum thresher dengan putaran 23 rpm berputar secara
horizontal yang dapat menanggung kapasitas maksimal 12700 Nm. Drum dirancang
dengan kisi-kisi (gambar 5) yang berfungsi untuk meloloskan brondolan, janjang ini
akan keluar setelah minimal enam kali putaran/bantingan didalam rotary drum thresher
(Anonima, PT Borneo Indah Marjaya, 2011).

Gambar 5. Thresher Drum


4.4.2

Digester
19

Laporan Magang Industri


Jurusan Teknik Kimia
Politeknik Negeri Samarinda

LAPORAN MAGANG INDUSTRI


PT BORNEO INDAH MARJAYA
LABURAN KALIMANTAN TIMUR
Buah yang keluar dari thersher yaitu brondolan dan janjangan dimana brondolan
yang sudah terpipil tersebut masuk ke conveyor bellow thresher kemudian dibawa ke
bottom cross conveyor lalu didistribusikan ke mass passing digester dimana fungsinya
untuk membawa brondolan menuju fruit transfer conveyor.
Digester feed conveyor berfungsi untuk membawa brondolan dari top cross
conveyor untuk diisi ke masing masing digester secara bergantian. Dimana pengisian
digester dilakukan dengan membuka tutup sliding door yang ada di digester feed
conveyor. Fruit recycling conveyor berfungsi untuk menampung brondolan yang
berlebih dari digester feed conveyor apabila terjadi keadaan dimana posisi digester
sudah berisi penuh atau keadaan tertentu berondolan akan dibawa dan akan dikembali
lagi menuju mass passing digester (MPD).
Digester berfungsi untuk melumatkan buah dan dipanasi dengan temperatur 90
95 C sehingga memenuhi kondisi untuk dipress dan mendorong brondolan menuju
mesin press, digester yang digunakan terdapat 4 unit yang mana masing masing
memiliki kapasitas 20 ton/jam. Brondolan yang masuk kedalam digester akan
dilumatkan oleh pisaupisau (long arm dan short arm) yang berputar yang ada
didalamnya. Saat operasi digester harus isi minimal penuh agar brondolan mengenai
keseluruhan pisau sehingga proses pelumatan kan sempurna. Setelah dilumatkan
brondolan didorong oleh pisau pendorong (expeller arm) menuju screw press (Anonimb,
PT Borneo Indah Marjaya, 2014).
4.4.3

Screw Press

Screw press berfungsi untuk memisahkan minyak kasar (crude oil) dari daging
buah (mesocrap). Pengepresan dilakukan dengan sistem tekanan hidrolik yang
bertekanan berkisar 50 60 bar dan range ampere motor press 55 65 A dengan
kapasitas screw press 10 ton / jam. Hal ini menyesuaikan dengan kondisi buah,
apabila pada proses perebusan kurang sempurna maka temperatur pada digester
dinaikkan namun jika fiber dan nut yang keluar masih basah maka temperatur
diturunkan. Dengan proses control wet oil loses < 6.0 % dan broken kernel < 18 %
(Anonimc, PT Borneo Indah Marjaya, 2014).
20

Laporan Magang Industri


Jurusan Teknik Kimia
Politeknik Negeri Samarinda

Fiber Halus

LAPORAN MAGANG INDUSTRI


PT BORNEO INDAH MARJAYA
LABURAN KALIMANTAN TIMUR
4.4.4 Empty Bunch Press
Empty bunch press adalah tempat pengepressan tandan kosong yang keluar dari
thresher setelah proses pemipilan yang bertujuan untuk mengutip minyak yang masih
terdapat pada tandan kosong. Tandan kosong yang telah di kutip minyaknya di transfer
ke unit komposting untuk di lakukan pengolahan selanjutnya sebelum di aplikasikan ke
kebun sawit sebagai pupuk kompos.
4.5 Klarifikasi
Proses pengolahan minyak kelapa sawit pada stasiun klarifikasi dapat dilihat pada
gambar 6 dibawah ini.

Gambar 6. Diagram Alir Proses Stasiun Klarifikasi


4.5.1

Sand Trap Tank


21

Laporan Magang Industri


Jurusan Teknik Kimia
Politeknik Negeri Samarinda

LAPORAN MAGANG INDUSTRI


PT BORNEO INDAH MARJAYA
LABURAN KALIMANTAN TIMUR
Sand Trap Tank berfungsi untuk mengendapkan pasir sebelum dialirkan ke
vibrating screen dengan prinsip gaya gravitasi yaitu pengendapan pasir dan temperatur
operasi 90-95oC. Minyak yang keluar dari pressan dan digester ditampung di oil gutter
dan dialirkan ke dalam sand trap tank. Alat ini berkapasitas 6 m3yang berfungsi untuk
mengurangi kadar pasir yang terdapat pada minyak yang akan dialirkan pada vibrating
screen, agar ayakan terindar dari gesekan pasir yang akan menyebabkan keausan
ayakan. Bentuk sand trap tank pada PT. Borneo Indah Marjaya yakni berbentuk slinder.
Sand trap tank berbentuk silinder dapat mempercepat proses pengendapan pasir.
4.5.2 Vibrating Screen
Vibrating Screen berfungsi untuk memisahkan crude oil dari fiber halus yang
masih terikut dengan ukuran ayakan 20 dan 40 mesh selain itu untuk memisahkan Non
Oil Solid (NOS) yang berukuran besar yang dapat menganggu proses pemisahan
selanjutnya. Alat ini berkerja dengan cara getaran melingkar dan atas bawah.
4.5.3 Crude Oil Tank
Crude Oil tank berfungsi untuk mengendapkan pasir yang masih tersisa dari
vibrating dan menampung minyak sebelum dialirkan ke continous clarifier tank. COT
ditempatkan tepat dibawa ayakan getar, sehingga minyak dari ayakan getar langsung
ditampung. Temperatur crude oil tank dipertahankan pada 90-95oC.
4.5.4 Distributor Tank
Distributor Tank berfungsi untuk mengatur feeding agar crude oil terbagi merata
ke masing-masing CCT (Continous Clarifier Tank) sesuai dengan kapasitasnya.
4.5.5 Continous Clarifier Tank (CCT)
Continous Clarifier Tank berfungsi untuk memisahkan minyak dari diluted crude
oil dengan cara pengendapan, pemanasan dan pengadukan (temperatur dijaga 9095oC). Jika temperatur kurang dari 90-95oC maka minyak sulit terpisah dari sludge.
Ketebalan minyak dalam CCT 45-60 cm.
4.5.6 Wet Oil Tank
Wet Oil tank merupakan tempat penampungan minyak yang keluar dari continous
clarifier tank. Minyak tersebut masih mengandung air dan kotoran-kotoran. Temperatur
pada oil tank dijaga 90-95oC agar mempermudah pemisahan minyak dengan air dan

22

Laporan Magang Industri


Jurusan Teknik Kimia
Politeknik Negeri Samarinda

LAPORAN MAGANG INDUSTRI


PT BORNEO INDAH MARJAYA
LABURAN KALIMANTAN TIMUR
kotoran ringan. Kadar air minyak umumnya berkisar antara 0,6-1%. Selanjutnya minyak
akan diolah pada oil purifier dan vakum drier.
4.5.7 Vacuum Drier
Vacuum drier berfungsi untuk memisahkan minyak dan air dengan sistem
penguapan hampa dengan temperatur operasi berkisar antara 90-95 oC dan tekanan -680700 mmHg. Jika tekanan < Pop maka hisapan pompa kurang maksimal sebaliknya jika
tekanan > Pop maka minyak ikut terhisap. Minyak yang telah terpisah dari air kemudian
dialirkan ke storage tank.
4.5.8 Hot Water Tank
Hot Water Tank berfungsi sebagai tempat penampungan air dari vacum dryer.
4.5.9 Storage Tank
Storage Tank berfungsi sebagai tempat menyimpan minyak produksi (CPO). Pada
pabrik ini digunakan 2 buah tangki penyimpanan dengan kapasitas masing-masing 2500
ton dan suhu (45-55)oC. Kerusakan minyak dapat terjadi pada saat penyimpanan. Kadar
air harus dijaga <0,1 % dan kadar kotoran 0,01 %.
4.5.10 Sludge Tank
Sludge Tank berfungsi untuk menampung sludge dari hasil pemisahan pada
Clarifiyer tank.
4.5.11 Sludge Buffer Tank
Buffer tank berfungsi untuk menampung dan memisahkan kembali sludge dengan
suhu (90-95)oC.
4.5.12 Sand Cyclone
Sand cyclone berfungsi untuk menyaring pasir dari sludge buffer tank.
4.5.13 Sludge Centrifuge
Sludge Centrifuge befungsi untuk memisahkan heavy phase dan light phase.
Heavy phase berupa sludge dialirkan ke sludge pit sedangkan Light phase berupa
sludge yang masih mengandung minyak, air dan kotoran dialirkan ke recycle oil tank
menuju ke CCT.
4.5.14 Sludge Pit
23

Laporan Magang Industri


Jurusan Teknik Kimia
Politeknik Negeri Samarinda

LAPORAN MAGANG INDUSTRI


PT BORNEO INDAH MARJAYA
LABURAN KALIMANTAN TIMUR
Sludge Pit berfungsi sebagai tempat penampungan sementara sebelum dipompa ke
Cooling pond.
4.6 Kernel Plant
4.6.1 Depericarper
Ampas yang keluar dari screw press terdiri dari fiber dan nut yang masih
mengandung air yang tinggi ( 25%) dan masih berbentuk gumpalan sehingga perlu
dipecah dengan menggunakan CBC (Cake Breaker Conveyor). CBC berfungsi
menguraikan atau memecah press cake sehingga pemisahan nut dan fiber di
depericarper dapat terjadi secara sempurna serta menurunkan kadar air dari fiber.
Depericarper adalah alat yang berfungsi untuk memisahkan fiber dan nut sehingga
proses pemecahan biji lebih efisien.
4.6.2

Polishing Drum
Polishing drum berfungsi untuk menghilangkan serat-serat atau fiber yang masih

melekat pada nut (melicinkan nut) dengan kecepatan putaran 11 rpm. Semakin lama nut
dipoles dalam drum maka kualitas nut semakin baik karena serat yang terdapat dalam
biji semakin sedikit dan mempermudah pemecahan nut di ripple mill. Sebelum masuk
ke ripple mill, nut yang sudah terpisah dari seratnya dibawa ke destoner untuk
memisahkan nut dan fiber halus dari benda benda berat (batu, besi dan lainnya) oleh
inclined wet nut conveyor.
4.6.3 Ripple Mill
Nut yang sudah terpisah di destoner masuk ke wet nut elevator untuk ditransfer ke
nut grading drum yang berfungsi untuk memisahkan nut sesuai ukuran ( kecil, sedang,
besar ) agar memudahkan pekerjaan ripple mill. Nut yang telah terpisah sesuai dengan
ukurannya ditampung di hopper.
Ripple mill adalah alat pemecah nut sehingga cangkang dan kernel dapat terpisah
dengan bantuan nut vibrating feeder (getaran). Effisiensi ripple mill dipengaruhi oleh
kecepatan putaran rotor. Jika gerigi tumpul dan rotor bengkok maka dapat menyebabkan
pemecahan nut tidak efektif. Putaran rotor yang terlalu cepat menyebabkan nut dan
kernel hancur, sebaliknya jika putaran rotor terlalu lambat menyebabkan banyaknya nut
yang tidak terpecah secara sempurna.
24

Laporan Magang Industri


Jurusan Teknik Kimia
Politeknik Negeri Samarinda

LAPORAN MAGANG INDUSTRI


PT BORNEO INDAH MARJAYA
LABURAN KALIMANTAN TIMUR
4.6.4

Hydrocyclone Washing Drum


Hasil pemecahan ripple mill berupa cangkang dan kernel masuk ke LTDS-01
(Ligh Tenera Dry Separator) yang berfungsi untuk memisahkan cangkang dan kernel.
Cangkang terpisah dari kernel masuk ke shell hopper melalui airlock LTDS-01 dengan
bantuan fan (hisapan angin). Sedangkan kernel utuh, kernel pecah dan nut yang masih
utuh turun ke vibrating through untuk dipisahkan. Nut yang masih utuh di recycle
kembali ke nut grading drum untuk dipecah di ripple mill. Sedangkan kernelnya masuk
ke wet kernel conveyor untuk dibawa ke kernel drier dist conveyor melalui wet kernel
elevator. Cangkang dan kernel yang masih tersisa hasil dari pemisahan LTDS-01 masuk
ke LTDS-02 untuk dipisahkan. Seperti halnya LTDS-01, cangkang LTDS-02 masuk ke
shell hopper melalui Airlock LTDS-02. Kernel LTDS-02 masuk ke wet kernel conveyor
untuk dibawa ke kernel drier dist conveyor melalui wet kernel elevator. Sisanya berupa
cangkang yang tidak terikut fan dan kernel yang tidak lolos pemisahan masuk ke
hydrocyclone washing drum.
Hydrocyclone washing drum adalah alat yang berfungsi untuk memisahkan kernel
dan cangkang yang tidak terpisah di LTDS-02 dengan menggunakan media air dan
pemisahannya dengan gaya sentrifugal. Hasil dari hydrocyclone yakni cangkang masuk
ditransfer ke shell hoper melalui wet shell conveyor dan wet shell elavator sedangkan
kernel masuk ke kernel silo melalui kernel drier dist conveyor dan wet kernel elevator.
Cangkang yang ada di shell hoper kemudian ditransfer oleh fuel conveyor under
cyclone untuk dijadikan bahan bakar boiler.
4.6.5 Kernel Silo
Kernel silo adalah alat yang berfungsi untuk menurunkan atau mengurangi kadar
air (moisture) dengan temperatur berkisar antara 60 80 C. Kernel produksi yang telah
menurun kadar moisturenya kemudian ditransfer ke tempat penyimpanan kernel (kernel
bungker) melalui kernel discharge conveyor.
4.6.6 Kernel Bungker
Kernel bungker yaitu tempat penyimpanan kernel produksi sebelum dijual untuk
menjaga keamanan mutu dan kualitas kernel.
Proses kontrol stasiun kernel dapat dilihat pada tabel 4.6 berikut :
Tabel 4.6 Proses kontrol stasiun kernel
No

Description

Standard
25

Laporan Magang Industri


Jurusan Teknik Kimia
Politeknik Negeri Samarinda

LAPORAN MAGANG INDUSTRI


PT BORNEO INDAH MARJAYA
LABURAN KALIMANTAN TIMUR

Effisiensi Ripple Mill

>95%

Losses fibrecyclone

Max 1,8

Losses destoner

Max 1

Losses LTDS 1 dan LTDS 2

Max 1

Losses Shell Ex HDC

Max 2

Dirt Kernel Ex HDC

Max 6

Dirt Kernel Ex LTDS 1

Max 6

Dirt Kernel Gabungan

Max 6

Dirt Kernel Produksi

Max 6

Moisture Kernel Produksi

Max 6

Broken Kernel Produksi


(Anonim , PT Borneo Indah Marjaya, 2014)

Max 15

4.7 WTP (Water Treatment Plant)


WTP (Water Treatment Plant) adalah stasiun proses yang berperan sebagai tempat
pengolahan air baku yang masih memiliki kualitas rendah agar kualitas air sesuai
dengan standar yang diinginkan dan siap untuk dikonsumsi serta digunakan dalam
proses industri.
Bagian bagian dari WTP:
1.
Sumber air
Sumber air yang digunakan pada PT BIM adalah waduk buatan.
2.
Clarifier
Clarifier adalah tempat pengendapan/ pemisahan padatan tersuspensi dengan
cara koagulasi dan flokulasi, sebelum masuk clarifier air ditambahkan dengan
koagulan (aluminium sulfat) dan flokulan.
Chemical yang ditambahkan ada 3 jenis, yaitu :
1. Soda Ash untuk menaikkan pH (15 kg)
2. Aqua Sorb (Alum) untuk mengendapkan kotoran-kotoran (50 kg)
3. Casflok untuk mengingkat endapan membentuk flok-flok (300 gr)
26

Laporan Magang Industri


Jurusan Teknik Kimia
Politeknik Negeri Samarinda

LAPORAN MAGANG INDUSTRI


PT BORNEO INDAH MARJAYA
LABURAN KALIMANTAN TIMUR
Sebelum ditambahkan alum terlebih dahulu ditambahkan soda ash untuk
menaikkan pH karena flok akan mudah terbentuk jika berada pada pH >6,8. Pada
clarifier dilakukan pembuangan lumpur jika pada ketinggian 3 meter air yang
dihasilkan sudah keruh, pada proses ini lumpur tidak dibuang seluruhnya dengan
tujuan untuk mempercepat pengendapan.
3.
Sand Filter
Sand filter adalah tempat penyaringan kotoran-kotoran dengan media pasir
kuarsa, partikel-partikel yang tersangkut pada media penyaring akan
menghambat proses penyaringan sehingga perlu dilakukan back wash, back
wash dilakukan jika air yang keluar dari sand filter sudah keruh dengan
mengalirkan air jernih dari bawah menuju keatas sehingga kotoran terbuang
4.

keluar. pH air yang keluar dari sand filter berkisar antara 6,5-7,5.
Tower tank
Tower tank adalah tempat penampungan air yang telah siap untuk digunakan.

Gambar 7 Diagram Alir Proses Water Treatment Plant


4.8 Boiler
4.8.1 Pengertian Boiler
Boiler adalah instalasi penghasil uap (steam) yang dipakai untuk menggerakkan
turbin sebagai pembangkit tenaga di pabrik kelapa sawit dan uap sisa dari turbin

27

Laporan Magang Industri


Jurusan Teknik Kimia
Politeknik Negeri Samarinda

LAPORAN MAGANG INDUSTRI


PT BORNEO INDAH MARJAYA
LABURAN KALIMANTAN TIMUR
digunakan untuk proses pengolahan. Kemampuan boiler menghasilkan steam
dipengaruhi beberapa faktor antara lain :
a. Pengoperasian boiler
b. Karakteristik bahan bakar
c. Jenis boiler
d. Sistem pembakaran dalam furnace
Bahan bakar yang digunakan boiler berupa fiber dan cangkang (cangkang kering
dan cangkang basah), suhu furnace dijaga tidak boleh melewati 300oC jika suhu diatas
350oC maka tube yang ada dalam furnace akan bengkok dan terjadi penumpukan kerak
yang dapat mengakibatkan tube pecah.
Pada dasarnya ada 2 jenis boiler yang umum dipakai yaitu :
1. Water Tube Boiler, dimana air yang akan diuapkan berada di dalam pipa-pipa
dan pemanasnya diluar pipa-pipa.
2. Fire Tube Boiler, dimana air yang akan diuapkan berada diluar pipa dan
pemanasnya berada didalam pipa-pipa
Pada pabrik ini digunakan jenis boiler Water Tube Boiler. Jika dilihat dari
posisi/kemiringan permukaan pipa yang dipanaskan, boiler dapat diklarifikasikan
menjadi :
1. Horizontal Boiler (boiler dengan pipa posisi datar)
2. Vertical Boiler (boiler dengan pipa posisi tegak)
3. Inclined Boiler (boiler dengan pipa posisi miring)
4.8.2

Bagian-Bagian Boiler
Adapun bagian- bagian utama dari boiler sebagai berikut:
1 Force Draft Fan (FDF) berfungsi untuk mensuplai udara untuk pembakaran
2

bahan bakar.
Over Fier Fan (OFF) berfungsi untuk membuat aliran udara didalam furnace

sebagai aliran cyclone sehingga bahan bakar terbakar lebih sempurna.


Fuel Feed Fan (FFF) berfungsi untuk mendorong bahan bakar kedalam
furnace.

28

Laporan Magang Industri


Jurusan Teknik Kimia
Politeknik Negeri Samarinda

LAPORAN MAGANG INDUSTRI


PT BORNEO INDAH MARJAYA
LABURAN KALIMANTAN TIMUR
4

Fuel Autorotary Feeder (FAF) berfungsi sebagai tempat pengaturan


masuknya bahan bakar (umpan) boiler agar bahan bakar terbakar secara

merata dan tidak tertumpuk.


Safety Valve berfungsi untuk membuang kelebihan tekanan pada saat boiler

beroperasi normal.
Steam Drum Internal berfungsi untuk memisahkan steam murni dan steam

7
8

basah.
Sigh Glass berfungsi untuk memberikan indikator level air didalam drum.
Modulating Valve berfungsi untuk mengatur feeding air yang masuk kedalam

boiler.
Main Steam Valve berfungsi Sebagai valve pengatur utama output steam

keluar dari boiler.


10 Check Valve berfungsi untuk menghindari adanya tekanan balik kearah boiler.
11 Dust Collector berfungsi sebagai penyaring abu halus agar tidak terikut dalam
asap yang akan menjadi polusi.
12 Induced Draft Fan berfungsi menginduksi gas sisa dari bahan bakar kedalam
cerobong dan menjaga tekanan dapur berada pada tekanan yang diinginkan.
13 Furnace sebagai tempat pembakaran bahan bakar.
14 Blow Down Valve berfungsi untuk membuang / mengurangi air boiler dari
steam drum pada saat boiler beroperasi normal
Bagian-bagian pendukung boiler adalah sebagai berikut :
1. Softener Tank
2. Feed Tank
3. Deaerator
Air dari water treatment plant masuk ke dalam tangki softener, di dalam tangki ini
air melewati resin untuk menghilangkan kandungan mineral seperti ion Ca dan Mg
pada air baku untuk mengurangi kesadahan pada air (total hardness) yang dapat
menyebabkan kerak pada boiler.
Pada proses penukaran ion positif maka akan terjadi kejenuhan pada resin
sehingga perlu dilakukan regenerasi menggunakan garam (NaCl), regenerasi dilakukan
minimal 1 kali dalam satu minggu tergantung dari hasil analisa laboratorium. Jika nilai
total disolve solid (TDS) melewati standar yaitu maksimal 2500 ppm dan pH diatas
10,5-11,5 maka harus lakukan diregenerasi.
Air yang keluar dari tangki softener masuk ke dalam feed tank dijaga suhu 600C,
kemudian dialirkan ke deaerator untuk mengeluarkan gas-gas terlarut yang bersifat
29

Laporan Magang Industri


Jurusan Teknik Kimia
Politeknik Negeri Samarinda

LAPORAN MAGANG INDUSTRI


PT BORNEO INDAH MARJAYA
LABURAN KALIMANTAN TIMUR
korosif seperti Oksigen, Karbondioksida, dan hidrogen dalam air umpan boiler, air
umpan kemudian diinjeksikan bahan kimia berupa:
- BL.120 yang berfungsi untuk mengikat oksigen dalam air umpan boiler, untuk
mencegah terjadinya korosi pada boiler dan kondensat yang disebabkan oleh
-

oksigen
BL.171 berfungsi untuk mencegah kerak dan pembentukan deposit dalam air
- BL.1301 berfungsi untuk menaikkan pH air serta mencegah terjadinya
-

safonifikasi pada air


BL.1356 berfungsi untuk membilas/membersihkan pipa-pipa boiler dari sisa-sisa
kotoran dan kerak dengan mengurangi kadar Fe-nya.
Adapun banyaknya bahan kimia yang digunakan berdasarkan laporan hasil analisa

laboratorium. Kemudian air umpan masuk ke dalam deaerator untuk menghilangkan


oksigen dan gas-gas yang masih terkandung dalam air umpan dengan pemanasan pada
termperatur 100 oC.
Yang Perlu diperhatikan dalam Operasional Softener :
- Lakukan Hardness Test secara teratur pada buangan zeolite softener.
Operasional softener yang benar akan menghasilkan air softener dengan
-

hardness di bawah 1 ppm.


Monitor lamanya operasi. Setiap softener mempunyai kapasitas operasi

secara teoritis, jika waktunya berkurang maka sistem perlu diperiksa.


Pertahankan larutan tangki regenerasi berkekuatan 95-100%.

Masalah yang sering terjadi di boiler :


- Kerak : akibat pengendapan hardness pada air umpan sehingga menghambat
perpindahan panas
-

Deposit : akibat endapan yang menempel pada dinding pipa & boiler
sehingga menghambat perpindahan panas

Korosi : akibat alkalinity yang berlebihan sehingga terjadi penipisan dinding


logam pada pipa dan drum boiler

Carry Over : akibat pengoperasian boiler pada beban tinggi sehingga


merusak sudu turbin

30

Laporan Magang Industri


Jurusan Teknik Kimia
Politeknik Negeri Samarinda

LAPORAN MAGANG INDUSTRI


PT BORNEO INDAH MARJAYA
LABURAN KALIMANTAN TIMUR
-

Foaming (Busa) : akibat konsetrasi zat terlarut, zat tidak terlarut & silika
tinggi sehingga membentuk busa

Tabel 4.8 Parameter Kontrol Internal Boiler Water Treatment


Batas Kontrol
Parameter
Air Umpan
Air Boiler
pH
7.0 8.0
10.5 11.5
Conductivity ,mhos/cm

2500 max.

T. Hardness,ppm CaCO3

Trace

M Alkalinity,ppm CaCO3

800 max.

O Alkalinity,ppm CaCO3

2,5 x SiO2, min.

Silica

,as ppm SiO2

5 max.

150 max

Iron

,as ppm Fe

0,2 max.

2 max.

,as ppm Na2SO3

30 50

30 - 70

Sulfite

Phospate ,as ppm PO4


(Anonimc, PT Borneo Indah Marjaya, 2014)
4.8.3

Power House
Power house adalah stasiun yang mengatur pendistribusian steam yang dihasilkan

oleh boiler dan mengatur peralatan pembangkit listrik. Pada stasiun ini terdapat
beberapa peralatan seperti:
-

Turbin yang berfungsi sebagai pembangkit listrik utama dengan menggunakan


steam sebagai media penggeraknya. Dimana standar putaran pada turbin yaitu
sebesar 7500 rpm dengan temperatur 261C- 305C dan tekanan steam sama
dengan yang dihasilkan oleh boiler. Jika putaran diatas 7500 rpm maka akan
terjadi trip (turbin akan mati).

31

Laporan Magang Industri


Jurusan Teknik Kimia
Politeknik Negeri Samarinda

LAPORAN MAGANG INDUSTRI


PT BORNEO INDAH MARJAYA
LABURAN KALIMANTAN TIMUR
-

Genset berfungsi sebagai pembangkit listrik berbahan bakar solar yang


digunakan untuk start awal proses dan sebagai pembangkit listrik apabila terjadi
penurunan tekanan pada turbin.
Back Pressure Vessel (BPV) berfungsi sebagai tempat penerima/penampungan

steam sisa dari turbin yang akan didistribusikan pada stasiun-stasiun yang
membutuhkan steam pada prosesnya. Adapun tekanan steam yang berada dalam
BPV sebesar 3,2 bar namun apabila digunakan untuk proses tekanan akan turun.
4.9 Effluent
4.9.1 Pengertian Effluent
Limbah cair (effluent) kelapa sawit merupakan limbah cair yang berasal atau
dihasilkan pabrik dari hasil pengolahan air kondensat, dan stasiun klarifikasi yang
merupakan sisa buangan yang tidak beracun namun memiliki daya pencemaran yang
tinggi karena memiliki kandungan organic yang sangat tinggi. Tujuan dari pengolahan
limbah cair (effluent) adalah untuk menetralisir parameter limbah yang masih
terkandung dalam cairan limbah sebelum diaplikasikan kedalam land application.
4.9.2

Pengolahan Effluent
Pengolahan limbah cair (effluent) terdiri dari beberapa tahap, yaitu:
1 Kolam Cooling Pond
Cooling pond adalah tempat untuk mendinginkan limbah dari temperatur 702

80 C menjadi 40 45 C dengan waktu tinggal 24 jam.


Kolam Mixing Pond
Mixing pond berfungsi untuk mencampurkan limbah (slugde pit) dari kolam
cooling pond dengan bakteri dari kolam anaerobic dengan waktu tinggal 24
jam.

Kolam Anaerobic
Pada kolam anaerobic terjadi perlakuan biologis menggunakan bakteri yang
berfungsi untuk mengubah limbah yang kaya akan unsur organik menjadi
bahan yang tidak berbahaya bagi lingkungan. Dengan parameter kontrol PH

>7, VFA < 2000 ppm, Alkalinity > 4000 ppm.


Kolam Contact Pond
Kolam ini berfungsi sebagai tempat penampungan akhir limbah, sebelum
diaplikasikan pada land application sebagai pupuk kelapa sawit.
32

Laporan Magang Industri


Jurusan Teknik Kimia
Politeknik Negeri Samarinda

LAPORAN MAGANG INDUSTRI


PT BORNEO INDAH MARJAYA
LABURAN KALIMANTAN TIMUR
Tabel 4.9 Data kolam pengolahan limbah cair PT Borneo Indah Marjaya

Tinggi (m)
Panjang (m)
Lebar (m)
Panjang Bawah (m)
Lebar Bawah (m)
Diameter Atas (m)
Tinggi (m)

Cooling

Mixing

Anaerobic

Contact

Pond
1,5
31
31
27,6
27,6
1,5

Pond
2,5
34
29
30
25
2,5

Pond
6,0
40
6,0

Pond
3
44
41
27,5
24,5
3

4.10 Unit Komposting


Komposting adalah unit pengolahan limbah padat kelapa sawit (tandan kosong)
dengan bantuan bakteri pengurai dari limbah cair cooling pond.
Proses pengomposan dipengaruhi oleh faktor-faktor antara lain :
1.
2.
3.
4.
5.

Ukuran bahan
Ketersediaan air
Ketersediaan oksigen
Pengaturan suhu
Derajat keasaman (pH)

Ciri-ciri kompos matang yakni :


1 Suhu kompos mencapai suhu kamar
2 Volume bahan kompos menyusut hingga 70%
3 Warna kompos coklat kehitaman
4 Berbau tanah atau berbau apek
5 Strukturnya remah, tidak menggumpal

33

Laporan Magang Industri


Jurusan Teknik Kimia
Politeknik Negeri Samarinda

LAPORAN MAGANG INDUSTRI


PT BORNEO INDAH MARJAYA
LABURAN KALIMANTAN TIMUR

BAB V
SISTEM PEMROSES DAN INSTRUMENTASI
5.1 Laboratorium
Stasiun laboratorium berfungsi sebagai tempat untuk melakukan analisa sampel
yang diambil dari beberapa sampling point, sehingga dapat mengontrol proses produksi
dan dapat mengetahui mutu hasil produksi. Adapun parameter-parameter yang diuji
yakni :
Analisa Air Boiler
- pH
Untuk menentukan tingkat keasaman pada air dengan standar 10.5-11.5
-

untuk air boiler, 7.0-8.0 untuk Softener dan Feed Tank.


Total Disolve Solid (TDS)
Untuk menentukan jumlah padatan terlarut dalam air dengan standar maks.

2000 ppm untuk air boiler, dan maks 100 untuk Softener dan Feed Tank.
Total Hardness
Untuk menentukan kandungan mineral-mineral tertentu pada air seperti Ca
dan Mg dengan standar yaitu Trace untuk air boiler, Softener dan Feed

Tank.
Sulfite
Untuk menentukan kandungan SO3 yang terlarut dalam air dengan standar

30-50 ppm SO3 pada boiler.


Phosphate
Untuk menetukan kandungan PO4 yang terlarut dalam air dengan standar

30-70 ppm PO4 pada boiler.


Silica

34

Laporan Magang Industri


Jurusan Teknik Kimia
Politeknik Negeri Samarinda

LAPORAN MAGANG INDUSTRI


PT BORNEO INDAH MARJAYA
LABURAN KALIMANTAN TIMUR
Untuk menentukan kandungan SiO2 yang terlarut dalam air dengan standar
maks 5 untuk feed water tank, maks 150 ppm untuk air boiler dan maks 5
untuk Softener dan Feed tank.
-

Iron
Untuk menentukan kandungan besi pada air dengan standar maks 0.20 ppm
untuk air boiler, Softener dan Feed tank.
Turbidity
Untuk menentukan tingkat kekeruhan pada air dengan standar maks 1 untuk
Softener dan Feed tank.
Selain parameter-parameter diatas juga dilakukan analisa jar tes untuk

menentukan dosis chemical yang akan digunakan pada water treatment plant (Tim
PT Borneo Indah Marjaya, 2016).
Analisa Cairan
-

Analisa FFA (Free Fatty Acid) untuk mengetahui indikator mutu minyak.
Cara perhitungan FFA sebagai berikut :
25,6 x V NaOH x N NaOH
% FFA =
Berat sampel

Analisa Moisture untuk mengetahui kandungan air yang terdapat dalam


minyak

yang dapat ditentukan

dengan cara pengeringan dengan

menggunakan alat moisture analyzer.


Ekstraksi untuk mengetahui losses dari Tankos, Press Cake, Sludge

Underflow, Sludge Separator dan Sludge Pit.


Analisa Dirty untuk mengetahui kotoran yang terdapat didalam minyak
yang dapat ditentukan dengan cara menimbang residu kering yang telah
dipisahkan dari sampel menggunakan pelarut N-Hexan.
W 3W 2
Dirty =
x 100%
W1
Keterangan :
W1 = Berat sampel basah (gram)
W2 = Berat wadah sampel (gram)
W3 = Berat wadah sampel + sampel kering (gram

Analisa Padatan
35

Laporan Magang Industri


Jurusan Teknik Kimia
Politeknik Negeri Samarinda

LAPORAN MAGANG INDUSTRI


PT BORNEO INDAH MARJAYA
LABURAN KALIMANTAN TIMUR
-

Fybre Cyclone, LTDS 1 dan LTDS 2, Destoner, Shell Hydrocyclone : Untuk

mengetahui losses (kadar kehilangan kernel).


Kernel LTDS 1 dan Kernel LTDS 2, Kernel Produksi, Kernel Hydrocyclone,
Kernel Gabungan : Untuk mengetahui kadar kotoran (dirty) yang terdapat

pada kernel.
Press : Untuk mengetahui kadar broken nut (nut pecah).
Riple mill : Untuk mengetahui effisiensi dari ripple mill (kemampuan untuk

memecah nut).
Feed Hydrocyclone : Untuk mengetahui komposisi nut.

Analisa Limbah Cair


- Analisa pH
Untuk menentukan tingkat keasaman pada air limbah dengan standar 7.4-7.8
- Analisa Alkalinity
Untuk mengetahui berapa banyak kemampuan bakteri untuk mengkonsumsi
-

makanannya (standar >4000).


Analisa VFA (Volatile Fatty Acid)
Untuk mengetahui kadar sisa makanan dari bakteri (standar <1000), apabila
VFA > Alkalinity maka dapat dipastikan bahwa bakteri yang terdapat pada
limbah telah mati.

Analisa Material Balance


Untuk mengetahui rendemen pada satu tandan buah segar kelapa sawit yang telah
direbus.
Analisa Fruit Set
Untuk mengetahui rendemen pada satu tandan buah segar kelapa sawit tanpa
direbus.
Analisa Histogram
Untuk mengetahui potensi dari nut dan kernel (ukuran yang dominan) sehingga
mempermudah penyettingan diameter rotor bar pada ripple mill.
BAB VI
PRODUK
6.1 Produk Utama

36

Laporan Magang Industri


Jurusan Teknik Kimia
Politeknik Negeri Samarinda

LAPORAN MAGANG INDUSTRI


PT BORNEO INDAH MARJAYA
LABURAN KALIMANTAN TIMUR
Produk utama yang dihasilkan pada PKS PT Borneo Indah Marjaya ini yakni
Crude Palm Oil (CPO) atau minyak kelapa sawit merupakan minyak nabati yang
didapatkan dari mesocarp buah kelapa sawit. Minyak sawit umumnya berwarna merah
karena kandungan beta-karoten yang tinggi. Minyak sawit mengandung 41% lemak
jenuh, minyak inti sawit 81%, dan minyak kelapa 86%. (Harold McGee, 2004)
Minyak sawit kasar (Crude Palm Oil) merupakan minyak kelapa sawit mentah
yang diperoleh dari hasil ekstraksi atau dari proses pengempaan daging buah kelapa
sawit dan belum mengalami pemurnian. Minyak sawit biasanya digunakan untuk
kebutuhan bahan pangan, industri kosmetik, industri kimia, dan industri pakan ternak.
Kebutuhan minyak sawit sebesar 90% digunakan untuk bahan pangan seperti minyak
goreng, margarin, shortening, pengganti lemak kakao dan untuk kebutuhan industri roti,
cokelat, es krim, biskuit, dan makanan ringan. Kebutuhan 10% dari minyak sawit
lainnya digunakan untuk industri oleokimia yang menghasilkan asam lemak, fatty
alcohol, gliserol, dan metil ester serta surfaktan.
Standar mutu merupakan hal yang terpenting untuk menentukan minyak kelapa
sawit yang bermutu baik. Mutu minyak kelapa sawit yang baik harus mempunyai
beberapa faktor yang menentukan standar mutunya, seperti kandungan air, kandungan
kotoran, maupun kandungan asam lemak bebasnya (Ketaren, 2008).
Tabel 6.1 Standar Kualitas Minyak Kelapa Sawit
No

Karakteristik

1
Kadar asam lemak bebas
2
Kadar air
3
Kadar kotoran
Sumber : Pahan, 2006

Batasan (%)
< 3,50
< 0,10
< 0,01

Asam lemak bersama-sama dengan gliserol merupakan penyusun utama minyak


nabati dan hewani. Asam lemak yang terkandung di dalam CPO sebagian besar adalah
asam lemak jenuh yaitu asam palmitat. Asam lemak jenuh hanya memiliki ikatan
tunggal diantara atom-atom karbon penyusunnya, sedangkan asam lemak tak jenuh
mempunyai paling sedikit satu ikatan rangkap diantara atom-atom karbon penyusunnya.
Asam lemak jenuh bersifat lebih stabil (tidak mudah bereaksi) dari pada asam lemak tak
37

Laporan Magang Industri


Jurusan Teknik Kimia
Politeknik Negeri Samarinda

LAPORAN MAGANG INDUSTRI


PT BORNEO INDAH MARJAYA
LABURAN KALIMANTAN TIMUR
jenuh. Ikatan ganda pada asam lemak tak jenuh mudah bereaksi dengan oksigen (mudah
teroksidasi). Keberadaan ikatan ganda pada asam lemak tak jenuh menjadikannya
memiliki dua bentuk: cis yang bersifat tidak stabil dan trans yang bersifat stabil.
Asam lemak bebas (ALB) merupakan parameter awal yang menentukan
kerusakan CPO. Tandan buah segar (TBS) mengandung enzim lipolitik yang dapat
menghidrolisa trigliserida membentuk asam lemak bebas dan gliserol. Secara alami,
hidrolisa terjadi secara biokimia ketika tandan dipisahkan dari pohon sawit.

Gambar 8. Reaksi hidrolisis trigliserida


Trigliserida Gliserol Asam lemak
Trigliserida adalah senyawa kimia yang terdiri dari ikatan gliserol dengan 3
molekul asam lemak. Asam-asam lemak termasuk asam lemak esensial yang dapat
mencegah timbulnya gejala arteriosclerosis karena penyempitan pembuluh darah akibat
penumpukan kolesterol (Yazid, 2006).
Asam-asam lemak dapat berasal dari tipe yang sama maupun yang tidak sama.
Sifat trigliserida tergantung pada perbedaan asam-asam lemak yang bergabung untuk
membentuk trigliserida. Perbedaan asam-asam lemak ini tergantung pada panjang rantai
dan derajat kejenuhannya. Asam lemak yang memiliki rantai pendek memiliki titik leleh
yang lebih rendah dan lebih mudah larut dalam air.
Sebaliknya, semakin panjang rantai asam-asam lemak, akan menyebabkan titik
leleh yang lebih tinggi. Asam-asam yang tidak jenuh memiliki titik leleh yang lebih
rendah dibandingkan dengan asam-asam lemak jenuh yang memiliki panjang rantai
serupa. Dua jenis asam lemak yang paling dominan dalam minyak sawit adalah asam
38

Laporan Magang Industri


Jurusan Teknik Kimia
Politeknik Negeri Samarinda

LAPORAN MAGANG INDUSTRI


PT BORNEO INDAH MARJAYA
LABURAN KALIMANTAN TIMUR
palmitat, yang merupakan asam lemak jenuh, dan asam oleat yang merupakan asam
lemak tidak jenuh (Pahan, 2006).
Tabel 6.1.1 Komposisi Asam Lemak Minyak Sawit
Asam lemak
1. Asam lemak jenuh

Jumlah atom C
8

Minyak sawit (%)


-

- Oktanoat

10

- Dekanoat

12

- Laurat

14

12

- Miristat

16

32 45

- Palmitat

18

27

- Stearat

18

38 50

18

5 14

2. Asam lemak tidak jenuh


- Oleat
- Linoleat
(Sumber : Pahan, 2006)

6.2 Energi
Power house merupakan stasiun sumber pembangkit tenaga listrik tenaga uap dan
diesel yang digunakan untuk menjalankan pabrik. Uap dibangkitkan dengan boiler
yang berbahan bakar fybre dan shell kelapa sawit dengan cara merubah energi
potensial menjadi energi kinetik selanjutnya akan di hasilkan listrik pada
generator. Pada stasiun ini terdapat beberapa peralatan seperti:
-

Turbin

yang

berfungsi

sebagai

pembangkit

listrik

utama

dengan

menggunakan steam sebagai media penggeraknya. Dimana standar putaran


pada turbin yaitu sebesar 7500 rpm dengan temperatur 261C- 305C dan
tekanan steam sama dengan yang dihasilkan oleh boiler. Jika putaran diatas
-

7500 rpm maka akan terjadi trip (turbin akan mati).


Genset berfungsi sebagai pembangkit listrik berbahan bakar solar yang
digunakan untuk start awal proses dan sebagai pembangkit listrik apabila
terjadi penurunan tekanan pada turbin.

39

Laporan Magang Industri


Jurusan Teknik Kimia
Politeknik Negeri Samarinda

LAPORAN MAGANG INDUSTRI


PT BORNEO INDAH MARJAYA
LABURAN KALIMANTAN TIMUR
-

Back

Pressure

Vessel

(BPV)

berfungsi

sebagai

tempat

penerima/penampungan steam sisa dari turbin yang akan didistribusikan pada


stasiun-stasiun yang membutuhkan steam pada prosesnya. Adapun tekanan
steam yang berada dalam BPV sebesar 3,2 bar namun apabila digunakan
untuk proses tekanan akan turun.
6.3 Limbah
Limbah cair kelapa sawit merupakan limbah cair yang berasal atau dihasilkan
pabrik dari hasil pengolahan air kondensat, dan stasiun klarifikasi yang
merupakan sisa buangan yang tidak beracun namun memiliki daya pencemaran
yang tinggi karena memiliki kandungan organic yang sangat tinggi. Tujuan dari
pengolahan limbah cair (effluent) adalah untuk menetralisir parameter limbah
yang masih terkandung dalam cairan limbah sebelum diaplikasikan kedalam land
application.

BAB VII
UTILITAS DAN PENGOLAHAN LIMBAH
7.1 Utilitas

40

Laporan Magang Industri


Jurusan Teknik Kimia
Politeknik Negeri Samarinda

LAPORAN MAGANG INDUSTRI


PT BORNEO INDAH MARJAYA
LABURAN KALIMANTAN TIMUR
Kegiatan-kegiatan Pabrik dengan dukungan ketersediaan power/listrik, air dan
steam tentu membutuhkan perangkat departemen yang disebut Utility meliputi kegiatan
water treatment dan boiler.
Sumber air untuk kebutuhan kegiatan pabrik diambil dari sumber air yang
ditampung dalam waduk penampungan. Air yang ditreatment ini diperuntukkan untuk
boiler dan air proses produksi pabrik sawit .
Untuk Boiler yang berkapaitas 35 ton/hari, bertekanan 33 bar menggunakan bahan
bakar fiber dan cangkang hasil sampingan pabrik kelapa sawit. Steam yang dihasilkan
digunakan untuk memutar turbin 1950 kW, selain itu juga digunakan untuk
memanaskan treatment di proses produksi CPO dan serta tangki timbun timbun .
Power House atau yang dikenal dengan kamar mesin adalah rangkaian kegiatan
mengubah energi tekanan steam menjadi energi listrik. Yang nantinya, listrik ini di sebar
ke seluruh stasiun-stasiun pabrik termasuk perumahan, dengan panel-panel control yang
di setting aman dan terkendali. Area ini juga tempat operasi genset yang terdiri dari 4
buah yaitu 200 kW, 380 kW (2 buah), 120 kW.
7.2 Pengolahan Limbah
Limbah dari proses pengolahan kelapa sawit menjadi crude oil berupa limbah cair
dan limbah padat. Limbah cair terdiri dari sludge yang mengandung kotoran, pasir dan
minyak yang tidak terkutip pada proses sedangkan limbah padat berupa tandan kosong
kelapa sawit.
Pengolahan limbah cair (effluent) terdiri dari beberapa tahap, yaitu:
- Kolam Cooling Pond
Cooling pond adalah tempat untuk mendinginkan limbah dari temperatur 70-

80 C menjadi 40 45 C dengan waktu tinggal 24 jam.


Kolam Mixing Pond
Mixing pond berfungsi untuk mencampurkan limbah (slugde pit) dari kolam
cooling pond dengan bakteri dari kolam anaerobic dengan waktu tinggal 24
jam.
41

Laporan Magang Industri


Jurusan Teknik Kimia
Politeknik Negeri Samarinda

LAPORAN MAGANG INDUSTRI


PT BORNEO INDAH MARJAYA
LABURAN KALIMANTAN TIMUR
-

Kolam Anaerobic
Pada kolam anaerobic terjadi perlakuan biologis menggunakan bakteri yang
berfungsi untuk mengubah limbah yang kaya akan unsur organik menjadi
bahan yang tidak berbahaya bagi lingkungan. Dengan parameter kontrol

PH>7, VFA < 2000 ppm, Alkalinity > 4000 ppm.


Kolam Contact Pond
Kolam ini berfungsi sebagai tempat penampungan akhir limbah, sebelum
diaplikasikan pada land application sebagai pupuk kelapa sawit.

Komposting adalah unit pengolahan limbah padat kelapa sawit (tandan kosong)
dengan bantuan bakteri pengurai dari limbah cair cooling pond.
Proses pengomposan dipengaruhi oleh faktor-faktor antara lain :

- Ukuran bahan
- Ketersediaan air
- Ketersediaan oksigen
- Pengaturan suhu
- Derajat keasaman (pH)
Ciri-ciri kompos matang yakni :
Suhu kompos mencapai suhu kamar
Volume bahan kompos menyusut hingga 70%
Warna kompos coklat kehitaman
Berbau tanah atau berbau apek
Strukturnya remah, tidak menggumpal

BAB VIII
TATA LETAK PABRIK
Kegiatan usaha PT. BIM berlokasi di Desa Laburan, Kec. Paser Belengkong, Kab.
Paser, Provinsi Kaltim. Lokasi Perkebunan dan Pabrik ini memiliki titik koordinat yaitu
0200203.00LS dan 11602407.00BT. PT Borneo Indah Marjaya merupakan anak
perusahaan Astra Agro Lestari yang bergerak di bidang AAL. PT BIM beroperasi di
desa Laburan, Kec. Paser Belengkong, Kab. Paser Kaltim sejak tahun 2007 dengan luas
6.397,17 Ha. Kebun Plasma yang telah dibangun telah dibagikan pada masyarakat
sekitar desa Laburan, Lori yang disesuaikan dengan areal kerja PT BIM.
42

Laporan Magang Industri


Jurusan Teknik Kimia
Politeknik Negeri Samarinda

LAPORAN MAGANG INDUSTRI


PT BORNEO INDAH MARJAYA
LABURAN KALIMANTAN TIMUR

Gambar 9. Peta Layout PT. Borneo Indah Marjaya

BAB IX
STRUKTUR ORGANISASI PERUSAHAAN

43

Laporan Magang Industri


Jurusan Teknik Kimia
Politeknik Negeri Samarinda

LAPORAN MAGANG INDUSTRI


PT BORNEO INDAH MARJAYA
LABURAN KALIMANTAN TIMUR

BAB X
PEMBAHASAN
Magang industri merupakan sarana untuk menerapkan ilmu-ilmu berupa teori dan
praktik yang telah diperoleh pada bangku perkuliahan. Mahasiswa dapat mengetahui
perwujudan dan kenyataan dari ilmu tersebut. Secara umum Magang industri bertujuan
untuk memperkenalkan dunia kerja agar setelah lepas dari dunia pendidikan di bangku
perkuliahan, mahasiswa dapat menjadi Sumber Daya Manusia yang handal dan
memiliki keterampilan sehingga siap untuk terjun ke dunia kerja.

44

Laporan Magang Industri


Jurusan Teknik Kimia
Politeknik Negeri Samarinda

LAPORAN MAGANG INDUSTRI


PT BORNEO INDAH MARJAYA
LABURAN KALIMANTAN TIMUR
Magang industri yang dilakukan di PT Borneo Indah Marjaya selama 4 bulan
(terhitung mulai tanggal 09 Februari sampai dengan 09 Juni 2016), lebih khususnya
pada Perhitungan Throughput Unit Pabrik (Thresher). Pelaksanaan magang telah dibagi
dalam beberapa jadwal, yaitu orientasi lapangan ke fungsi-fungsi selain Thresher seperti
Sterilizer, stasiun klarifikasi, stasiun kernel, boiler dan water treatment plant,
laboratorium hingga pengolahan limbah selama hampir 2 minggu. Kemudian
dilanjutkan dengan melakukan bimbingan serta melaksanakan tugas khusus pada bagian
Thresher.
Thresher merupakan salah satu bagian dari proses pengolahan kelapa sawit yakni
pemipilan dengan cara membanting buah sawit matang ke dalam drum thresher. Proses
tersebut membutuhkan kecepatan putaran motor yang optimal agar dapat berlangsung
efektif.
Teknik kimia merupakan suatu ilmu yang mempelajari tentang bagaimana
merekayasa pemrosesan bahan mentah menjadi produk yang lebih berguna berupa
barang jadi ataupun setengah jadi yang memiliki nilai jual yang lebih tinggi dari bahan
baku dan prosesnya. Berdasarkan pengertian ilmu teknik kimia, dapat dikatakan bahwa
PT Borneo Indah Marjaya khususnya dibagian Thresher merupakan perusahaan yang
berbasis pada ilmu teknik kimia. Dari beberapa mata kuliah yang diajarkan oleh Jurusan
Teknik kimia ini saling berkaitan pada perusahaan PT Borneo Indah Marjaya. Sebagai
contoh mata kuliah yang diajarkan di bangku perkuliahan yang berhubungan langsung
tentang proses yang ada di PT Borneo Indah Marjaya khususnya dibagian Thresher
yakni mata kuliah Fisika tentang gaya sentrifugal dan gaya sentripetal. Mata kuliah
khususnya bagian gaya sentrifugal dan gaya sentripetal ini mempelajari bagaimana
suatu benda dapat berputar melakukan gerak jatuh lurus beraturan maupun gerak lurus
berubah beraturan seperti yang terjadi pada unit Thresher.

45

Laporan Magang Industri


Jurusan Teknik Kimia
Politeknik Negeri Samarinda

LAPORAN MAGANG INDUSTRI


PT BORNEO INDAH MARJAYA
LABURAN KALIMANTAN TIMUR

BAB XI
PENUTUP
11.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil yang diperoleh dari lapangan dapat disimpulkan bahwa:
- PT Borneo Indah Marjaya POM adalah industri yang bergerak dalam
pengolahan Tandan Buah Segar (TBS) menjadi Crude Palm Oil (CPO) dan inti
sawit (Kernel) yang berlokasi di Desa Laburan, Kecamatan Pasir Belengkong,
Kabupaten Paser Kalimantan Timur.
46

Laporan Magang Industri


Jurusan Teknik Kimia
Politeknik Negeri Samarinda

LAPORAN MAGANG INDUSTRI


PT BORNEO INDAH MARJAYA
LABURAN KALIMANTAN TIMUR

Kapasitas produksi pabrik adalah 45

ton
jam , terdiri atas stasiun Grading,

Loading Ramp, Sterilizer, Threshing dan Pressing, Klarifikasi, Kernel Plant,


Effluent, Power House, Laboratorium dan unit pengolahan air yang terdiri dari
Water Treatment Plant (WTP), Softener dan Boiler sebagai penghasil steam
yang digunakan untuk menggerakkan tubin sebagai pembangkit listrik dan
proses.
11.2 Saran
Berkaitan dengan pengertian Teknik Kimia, diharapkan mahasiswa Teknik Kimia
khususnya program studi S1- Terapan dapat melakukan Magang Industri yang
penempatannya tidak hanya di Laboratorium saja melainkan juga di unit produksi atau
proses yang lain yang lebih spesifik sehingga kedepannya lulusan Teknik Kimia jenjang
S1- Terapan dapat berkontribusi pada unit produksi maupun proses sesuai dengan prodi
yang diambil pada bangku perkuliahan.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2011. Design Pabrik Kelapa Sawit PT Borneo Indah Marja. PT Astra Agro
Lestari : Jakarta.
Anonim. 2014. Instruksi Kerja. PT Borneo Indah Marjaya, Laburan.
Anonim. 2014. Modul-06 Training Operator Pabrik. PT Astra Agro Lestari.Tbk :
Jakarta.

47

Laporan Magang Industri


Jurusan Teknik Kimia
Politeknik Negeri Samarinda

LAPORAN MAGANG INDUSTRI


PT BORNEO INDAH MARJAYA
LABURAN KALIMANTAN TIMUR
Anonim. 2014. Standar Operasional Prosedur (SOP) : PT Borneo Indah Marjaya,
Laburan.
Harold McGee. 2004. Performance evaluation of Manual Cowpea Thresher. Afrika.
Ketaren.1986. Pemanfaatan Minyak kelapa Sawit. Universitas Sumatera Utara.
Ketaren. 2008. Gambaran Sekilas Industri Minyak Kelapa Sawit. Universitas Sumatera
Utara.
Naibaho,P.M. 1998. Pemanfaatan Tandan kosong kelapa sawit (TKKS) untuk
pembuatan BioBriket. Bengkulu. Universitas Bengkulu.
Yazid. 2006. Pemanfaatan Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS) untuk pembuatan
karbon aktif. Jakarta Selatan.
Pahan.2006. Pemanfaatan Limbah cair CPO sebagai perekat pada pembuatan Briket
dari arang Tandan kosong kelapa sawit (TKKS). Jurnal Teknik Kimia No.3, Vol.
18, Agustus 2012.

48

Laporan Magang Industri


Jurusan Teknik Kimia
Politeknik Negeri Samarinda

Anda mungkin juga menyukai