PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kelapa sawit (Elais guineensis Jack) merupakan sumber minyak
nabati yang sangat penting disamping beberapa minyak nabati lain,
seperti kelapa dalam, kacang-kacangan dan biji-bijian lain. Kelapa
sawit didatangkan ke Indonesia oleh pemerintah Hindia Belanda pada
tahun 1848. Beberapa bijinya ditanam di Kebun Raya Bogor,
sementara sisa benihnya ditanam di tepi-tepi jalan sebagai tanaman
hias di Deli, Sumatera Utara pada tahun 1870-an (Adlin U. Lubis 1992
). Pembukaan perkebunan kelapa sawit terus meluas seiring dengan
meningkatnya permintaan minyak nabati di berbagai belahan dunia.
Minyak sawit digunakan sebagai bahan baku minyak makan,
margarin, sabun, kosmetika, industri baja, kawat, radio, kulit dan
industri farmasi. Minyak sawit dapat digunakan untuk beragam
kegunaan karena keunggulan sifat yang dimilikinya yaitu tahan
oksidasi dengan tekanan tinggi, mampu melarutkan bahan kimia yang
tidak larut oleh bahan pelarut lainnya, mempunyai daya melapis yang
tinggi dan tidak menimbulkan iritasi pada tubuh dalam bidang
kosmetik (Sastrosayono Selardi, 2003) .
Bagian yang paling populer untuk diolah dari kelapa sawit
adalah daging buah yang banyak menghasilkan minyak sawit mentah
yang diolah menjadi bahan baku minyak goreng dan berbagai
keturunannya. Kelebihan minyak sawit adalah harga yang murah,
rendah kolestrol dan memiliki kandungan karoten tinggi.
kepemimpinan,
serta
melatih
untuk
berjiwa
wiraswasta
dan
mengatur,
III
memiliki
sasaran
agar
mahasiswa
mempunyai
Tempat
pelaksanaan
Praktek
industri
adalah
di
Asam
Baru
Kecamatan
Danau
Seluluk
Kabupaten
kelapa
sawit
yang
di
lakukan
oleh
kopassus,setelah
pensiun
beliau
kemudian
G. Stuktur Organisai
GENERAL MANAGER
MANAGER
AREA
DIVISI
SEIRA
KTU
DIVISI
TENGGO
KONDAKTOR
MANDOR PANEN
DIVISI
ULTRA
DIVISI
YENGKI
KRANI DEVISI
KRANI
PANEN
PEMANE
N
MANDOR
MANUAL
MANDOR
CHEMIS
KARYAWAN
HARIAN LEPAS
Lokasi
1. Rawat TM ( Tanaman
Menghasilkan )
Rawat Pirimgan Manual
Pemeliharaan
Panen
1.
2.
3.
4.
5.
(RPM)
Rawat Piringan Chemist
(RPC)
Rawat Pasar Pikul Manual
(RPPM)
Rawat Pasar Pikul C hemist
(RPPC)
Wipping Lalang
Rawat Pasar Tengah Manual
(RPTM)
Rawat Tempat Pengumpulan
Hasil (RTPH)
Konsolidasi Tanaman
Sample Daun (LSU)
Pemupukan
Ancak Panen (kapvled)
Rotasi Panen
Kebutuhan tenaga kerja panen
Kriteria matang panen
Kerapatan Panen( penyebaran panen )
Devisi Seira
BAB II
HASIL PRAKTEK
membuat
surat
permohonan
ke
gudang,
dan
b. Pengorganisasian (Organizing)
Kepala divisi dengan conductor memberikan arahan dan
penjelasan kepada mandor yang mengawasi kegiatan piringan
manual mengenai lokasi yang akan dikerjakan hari ini, serta
standar piringan yang akan di kerjakan.
c. Pelaksanaan (Actuanting)
Menebas gulma yang berada di piringan serta menggaruk
gulma, sampah bekas-bekas pemanen yang berada di piringa
dengan penggaruk, mencabuk seedling yang ditemui dan
mengendalikan anakan kayu. Diameter piringan yang di kerjakan
yaitu lebar 2 meter dari pokok tanaman. Untuk mengetahui target
tenaga kerja yaitu :
Ha
target orang
1
=
=
=0,55 h a /TK
TK
NHK 1.80
upa h 65000
=
=36.111/ Ha
NHK
1.80
d. Pengawasa (Controlling)
Mandor perawatan piringan langsung mengawasi diblok
yang dikerjakan, mandor juga harus memberikan arahan apa bila
pekerja
tidak
mengerjakan
sesuai
arahannya,
bila
perlu
kerjakan.
b. Pengorganisasian (Organizing)
Pengorganisasian dapat dilakukan oleh conductor
dan mandor yang mengawasi pekerjaan yang akan di lakukan,
sedangkan kepala divisi bertugas mengecek dan mengawasi
beberapa pekerjaan item lainnya. Namun untuk yang
menentukan target yang akan dicapai tetaplah kepala divisi.
Mandor langsung mengawasi kegiatan kerja di lapangan.
c. Pelaksanaan (Actuating)
Pekerja menebas gulma dan mengendalikan gulma yang
berda di areal. Pengerjaan pasar pikul di lakukan dengan
ketentuan lebar 1-1,5 meter dari antara pokok tanaman kanan
dan kiri. Norma yang di tentukan ialah 2,1 /Ha. Kemampuan 1
orang dari hasil kalibrasi ialah 1,5 pasar pikul. Cost press upah
yang dianggarkan ialah Rp 30.952.
d. Pengawasan (Controlling)
Mandor mengawasi pekerjaan di blok dengan seksama, dan
mandor harus mengecek pekerjaan yang telah dikerjkan.
Mandor di larang meninggalkan pekerja, karna pekerja bisa
saja bekerja tidak sesuai teknis dan prosedur yang ada. Mandor
wajib menegur dan bertanggung jawab atas pekerjaannya dan
anggotanya. Setelah selesai pekerjaan mandor rutin membuat
laporan kerja harian.
3. Perawatan Tempat Pengumpulan Hasil (TPH)
1. Target : Dapat menyelesaikan pekerjaan sesuai anggaran yang ada.
2. Tujuan : Merawat TPH yang kondisinya tidak baik, mengendalikan
gulma di TPH, mengurangi lossis brondolan dan memperbaiki TPH
yang rusak.
10
3. Sasaran : Semua TPH yang akan di kerjakan hari ini juga, serta
gulma dan sampah yang ada di TPH.
a. Perencanaan (Planning)
Kepala divisi mengatur dan merencanakan kegiatan kerja
yang akan dilakukan, dari mulai merencanakan blok yang akan
di kerjakan, kebutuhan tenaga kerja, norma yang di gunakan
dan di tetapkan. Semua TPH yang akan di kerjakan dapat di
selesaikan tepat waktu, dan sesuai anggaran yang ada.
b. Pengorganisasian (Organizing)
Kepala divisi mengarahkan conductor untuk mengecek
setiap anggaran yang di keluarkan untuk mengupah kegiatan
kerja, dan conductor juga mengarahkan kepada mandor di
lapangan agar pekerjaan dapat di selesaikan sesusai norma dan
anggaran yang di anggarkan. Dan pekerja melaksanakan sesuai
dengan arahan mandor.
c. Pelaksanaan (Actuating)
Menyiapkan alat yang akan digunakan, kemudian pekerja
membersihkan gulma yang berada di TPH, dan membuat parit
di sisi kanan dan kiri, serta memperbaiki jalan keluar TBS dari
pasar pikul. Untuk TPH yang normal di kerjakan dengan
ukuran panjan 6 meter dan lebar 4 meter, namun untuk kondisi
yang kurang baik ukuran dapat menyesuaikan yaitu bisa 4
meter x 3 meter, bahkan bisa sangat minim ukurannya
menyesuaikan kondisi blok. Untuk norma HK (NHK) Rawat
TPH Manual adalah 0,04 HK/ Ha. Sedangkan untuk target
menurut RAB adalah 25 unit/ orang.
d. Pengawasan (Controlling)
Mandor mengawasi langsung anggotanya serta memberikan
arahan ukuran TPH yang di kerjakan. Setiap pekerjaan yang
telah di lakukan selesai, mandor mengecek hasil kerjaan
anggotanya, apa bila terjadi kesalahan mandor wajib menegur
11
12
d. Pengawasan ( Controlling)
Untuk pengawasan di lakukan oleh Mandor. Mandor harus
mengawasi setiap kegiatan yang di kerjakan, mandor juga
mengawasi melewati pasar tengah sebagai tempat control di
blok. Selain mengawasi, mandor juga memperhatikan dan
mengecek bagian yang sekiranya agar dapat memastikan
semua area piringan sudah di semprot.
5. Pengendalian Lalang
Pengendalian lalang di bagi menjadi 3 macam, sheet lalang,
sporadis lalang dan wipping lalang. Tujuan Pemberantasan lalang
adalah kegiatan mengendalikan gulma ilalang yang tumbuh di areal
tanaman dan sekitarnya, misalnya jalan, parit,gawangan, dan
sebagainya.
a. Perencanaan (Planning)
Kepala divisi dan conductor serta mandor harus sudah
merencanakan dan membuatkan anggaran dari kebutuhan alat
yang di gunakan, kebutuhan tenaga kerja, target dan sasaran,
menyiapkan kebutuhan herbisida yang di gunakan dalam
perbloknya atau dalam sekalali aplikasi, menentukan dosis
yang di aplikasikan, membuat surat permohonan barang ke
gudang sesuai dengan kebutuhan. Norma kerja yang digunakan
0,25 HK/Ha. Alat yang digunakan yaitu sprayer dan bahan
herbisida kleen up. Setiap minggunya mandor tenaga kerja
wipping mendapatkan extra fooding susu kental manis dari
perusahaan.
b. Pengorganisasian (Organizing)
Kepala divisi dengan conductor memberikan arahan kepada
mandor chemist mengenai chemist yang akan di kerjakan,
lokasi yang telah di tentukan hari ini, serta bahan yang
digunakan dan dosis yang dipakai per capnya.
c. Pelaksanaan (Actuating)
13
kerja
dalam
penakaran
a. Perencanaan (Planning)
Kepala divisi mengatur jumlah kebutuhan anggaran tenaga
kerja yang akan di gunakan, target capaian di lapangan, alat
yang akan di gunakan, serta menentukan blok yang akan di
kerjakan. Kepala divisi menentukan rotasi pengerjaan rawat
piringan chemist kedalam rencana anggaran bulanan dan
merincikannya kedalam buku kegiatan kerja harian. Untuk
norma hari kerja nya adalah 0.25HK/Ha dan alat yang di
gunakan Sprayer dengan jenis inter dan herbisida,paraquat dan
methyl.
b. Pengorganisasian (Organizing)
Kepala devisi memberikan kewenangan tugas kepada
conductor, sedangkan conductor memberikan arahan kepada
mandor yang bertugas langsung kelapangan. Mandor di
lapangan mengarahkan kegiatan kerja kepada karyawan.
c. Pelaksanaan (actuating)
Melakukan penyemprotan pada gulma yang tumbuh di
areal pasar tengah, uantuk penyemprotan piringan ini dengan
menggunakan bahan kimia (herbisida),yaitu paraquat dan
methil.ketika terjadi hujan maka penyemprotan harus di
berhentikan, untuk pelaksanaan kerja di mulai pukul 06.0011.00 WIB.
d. Pengawasan ( Controlling)
Untuk pengawasan di lakukan oleh Mandor. Mandor harus
mengawasi setiap kegiatan yang di kerjakan, mandor juga
mengawasi melewati pasar tengah dan pasar pikul sebagai
tempat control di blok. selain mengawasi, mandor juga
15
16
konsolidasi
bertujuan
untuk
memperbaiki
fisik
17
69.550/cost prest
b. Pengorganisasian (Organizing)
Kepala divisi membawahi condactor dan mengarahkan
mandor untuk terus mengecek biaya pengeluaran setiap item
kerjanya.
Condaktor
mengarahkan
mandor
untuk
18
19
Target orang/ha
luasan
TK
21
=5,25 ha /org
4
b. Pengorganisasian (Organizing)
Kepala divisi dan condaktor mengerahkan dan member
penjelasan kepada mandor perawatan mengenai tugas dan
tujuan pengambilan sample. Mandor langsung menggerakan
tenaga kerja di lapangan.
c. Pelaksanaan (Acuating)
Menentukan tanaman yang akan di jadikan pengambilan
sample. Menulis nomer LSU yang tertera diblanko pada
pokok yang pertama di blok. Menentukan arah pusingan dan
arah pertumbuhan menentukan nomor pelepah 1 dan
mengambil sample pada nomer pelepah ke 3 yang di mana
pelepah 17 dan memotongnya. Mengambil 2 helai daun dari
kiri dan 2 dari kanan pada pelepah sirip hiu, memotong daun
20 cm dan di potong kecil-kecil dan dimasukkan kedalam
plastik.
d. Pengawasan (Controling)
20
Aplikasi
pemupukan
berperan
penting,
karena
21
janjang
rataa-rata.
Sedangkan
di
tanah
pasir
Target orang/ha
luas
= TK
=
19,51 h a
= 2,16 ha/orang
9 TK
Target pokok/orang
= Target orang/ha x populasi/ha
= 2,16 ha/orang x 143 pokok/orang
= 308 pokok/orang
Target sak/orang
22
= 36 sak/orang
b. Pengorganisasian (organizing)
Kepala divisi membawahi condaktor dan memberikan
tugas untuk selalu mengecek kegiatan yang di lakukan
mandor pupuk, mengarahkan dan menjelaskan target kerja
kepada
mandor,
dan
mandor
pupuk
mengarahkan
mengawasi
kegiatan
23
pembelahan
sel
pada
jaringan
muda.
Target orang/ha
24
luas
TK
23 h a
4 TK = 5,75 ha/orang
Target pokok/orang
= Target orang/ha x populasi/ha
= 5,75 ha/orang x 143 pokok/orang
= 822 pokok/orang
Target sak/orang
target pokok /orang dosis / pokok
=
25 kg / pokok
=
= 3,2 sak/orang
b. Pengorganisasian (organizing)
Kepala divisi membawahi condaktor dan memberikan
tugas untuk selalu mengecek kegiatan yang di lakukan mandor
pupuk, mengarahkan dan menjelaskan target kerja kepada
mandor, dan mandor pupuk mengarahkan anggotanya langsung
ke lapangan.
c. Pelaksanaan (Actuating)
Menyiapkan alat pemupukan, mengenakan rompi pupuk
dan menggunakan sarung tangan, mengecer pupuk ke blok
yang akan di pupuk pada pagi hari. Membagi tim pupuk
menjadi tiga team, satu team membuat lubang (pocket) pada
piringan pohon masing-masing 4 lubang, team kedua
mengangkat pupuk ke penabur dan team ketiga team penabur,
setelah pupuk di masukan kedalam lubang, ditutup kembali
dengan tanah bekas galian tersebut.
d. Pengawasan (Controlling)
Kepala devisi mengawasi
mengawasi
kegiatan
25
perkembangan
jaringan
meristematik
dan
perkembangan akar.
a. Perencanaan (planning)
Kepala divisi serta condaktor membuat rencana
kebutuhan tenaga kerja, alat yang di gunakan, menetapkan
norma kerja yang ada, membuat surat permintaan pupuk ke
gudang, dan mandor dapat melaksanakan pengarahan ke
pada tenaga kerja sesuai norma kerja yang ada. Di harapkan
pekerjaan dapat di kerjakan dengan baik, dan tidak melebihi
anggaran dan norma kerja yang telah di buat.
Kebutuhan Tenaga Kerja
= Luasan x Norma
= 29,45 ha x 0,47
= 13 TK
Target orang/ha
luas
= TK
29,45 h a
13 TK = 2,26 ha/orang
26
Target pokok/orang
= Target orang/ha x populasi/ha
= 2,26 ha/orang x 143 pokok/orang
= 323 pokok/orang
Target sak/orang
target pokok /orang dosis / pokok
=
50 kg/ pokok
=
= 13 sak/orang
b. Pengorganisasian (organizing)
Kepala divisi membawahi
condaktor
dan
lakukan
mandor
pupuk,
mengarahkan
dan
27
28
% Jumlah Brondolan
Derajat kematangan
Tidak ada buah yang Sangat mentah
membrondol
1 12,5 % buah luar Mentah
29
membrondol
12,5 25 % buah luar Kurang matang
membrondol
25 50 % buah luar Matang 1
membrondol
50 75 % buah luar Matang 2
membrondol
75 100 % buah luar Lewat matang 1
membrondol
Buah
dalam
membrondol
Semua
membrondil
3. Peralatan panen
Alat alat panen yang di gunakan sesuai dengan umur tanamannya
sebagai berikut:
Table 3. Peralatan Panen Utama
Umur
Tanman
Tanaman
Menghasilkan
(Meter)
30
(Tahun)
3-4
1-2
0,9
Dodos
5-7
3-5
0,9-2,5
Kecil/8 cm
Dodos
2,5
Besar/14 cm
Eggrek
Kampak
Kampak
Dodos
Egrek
Gancu
Keranjang brondolan
Artco dan kayu pikulan
Penggaruk brondola
Helm dan karung.
31
luas
500
=
=71,42ha /hari
jumla h hari kerja
7
rotasi 1hari
71,42
=
=28 TK /hari
kemampuan pemanen
2,5
Dari data diatas dapat diketahui luasan areal yang akan dipanen
pada hari itu dan jumlah pemanen yang akan dikerjakan pada hari itu
juga. Jika dalam 1 hari pemanen bisa memanen seluas 2,5 ha maka
luasan areal yang dipanen perharinya mencapai 71,42 ha dengan 28
tenaga pemanen.berikutnya menghitung prakiraan hasil panen dalam
32
c. Pelaksanaan (Actuating)
Kegiatan panen merupakan pelaksanaan dari semua
hal yang sudah direncanakan. Mandor panen mengarahkan
para tenaga panen untuk menuju blok yang akan dipanen.
Pemanen masuk kebarisan sesuai dengan nomer dan ancak
yang menjadi bagiannya.
Cara panen :
Memotong pelepah yang menyanggah di tandan buah
yang matang
33
yang tertinggal
Tandan di potong dengan menggunakan dodos atau
eggrek
Tidak boleh membuat potongan tandan menjadi buah
matahari
Toros yang panjang di potong dengan kampak hingga
mepet 2 cm
Pelepah yang dipotong karena aktivitas panen harus
mepet dengan batang kalapa sawitdan disusun L shape
pada gawangan mati. Pemotongan harus mengikuti
34
BAB III
PEMBAHASAN
35
di TPH.
6. Semua berondolan juga harus di angkut di TPH.
Jika semua aspek di atas sudah terpenuhi maka dengan
demikian kegiatan panen yang di laksanakan akan mendapatkan
hasil yang maksimal atau telah mencapai standar kegiatan panen.
Hal-hal yang menyebabkan losses produksi pada PT. Musirawas
citraharpindo khususnya di divisi Seira :
Buah matang tidak di panen.
Toros matahari.
Berondolan tidak terkutip dengan bersih di piringan.
Buah mentah terpanen.
Buah yang sudah di panen tidak di keluarkan di TPH.
Buah atau berondolan jatuh tercecer pada saat pengangkutan
menuju pabrik.
36
37
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Produksi,produksi adalah proses pengambilan hasil
dengan cara memanen buah kelapa sawit. Pengambilan hasil
produksi adalah hal yang utama pada suatu perusahaan
perkebunan,
karena
dari
hasil
produksi
inilah
untuk
B. SARAN
38
panen,
dalam
penentuan
kriteria
39