Anda di halaman 1dari 39

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kelapa sawit (Elais guineensis Jack) merupakan sumber minyak
nabati yang sangat penting disamping beberapa minyak nabati lain,
seperti kelapa dalam, kacang-kacangan dan biji-bijian lain. Kelapa
sawit didatangkan ke Indonesia oleh pemerintah Hindia Belanda pada
tahun 1848. Beberapa bijinya ditanam di Kebun Raya Bogor,
sementara sisa benihnya ditanam di tepi-tepi jalan sebagai tanaman
hias di Deli, Sumatera Utara pada tahun 1870-an (Adlin U. Lubis 1992
). Pembukaan perkebunan kelapa sawit terus meluas seiring dengan
meningkatnya permintaan minyak nabati di berbagai belahan dunia.
Minyak sawit digunakan sebagai bahan baku minyak makan,
margarin, sabun, kosmetika, industri baja, kawat, radio, kulit dan
industri farmasi. Minyak sawit dapat digunakan untuk beragam
kegunaan karena keunggulan sifat yang dimilikinya yaitu tahan
oksidasi dengan tekanan tinggi, mampu melarutkan bahan kimia yang
tidak larut oleh bahan pelarut lainnya, mempunyai daya melapis yang
tinggi dan tidak menimbulkan iritasi pada tubuh dalam bidang
kosmetik (Sastrosayono Selardi, 2003) .
Bagian yang paling populer untuk diolah dari kelapa sawit
adalah daging buah yang banyak menghasilkan minyak sawit mentah
yang diolah menjadi bahan baku minyak goreng dan berbagai
keturunannya. Kelebihan minyak sawit adalah harga yang murah,
rendah kolestrol dan memiliki kandungan karoten tinggi.

Dalam konteks pembangunan dan pengembangan pertanian,


dirasakan betapa perlunya tenaga-tenaga yang lebih spesifik, lebih
berperan dan profesional serta terampil dalam menangani bidangnya
masing-masing dengan karakter kepemimpinan dan mental yang baik.
Upaya-upaya pemerintah dalam menanggapi masalah tersebut
maka dibentuk suatu lembaga pendidikan tinggi yang lebih
berorientasi pada keterampilan praktis yang ditunjang dengan teori
yaitu Jurusan Budidaya Tanaman Perkebunan Politeknik LPP, yang
diharapkan sesuai dengan keinginan dan kebutuhan perkebunan di
Indonesia. Politeknik LPP diharapkan mempunyai andil yang besar
untuk membentuk tenaga-tenaga Ahli Madya yang siap pakai dalam
bidangnya. Dengan hadirnya Jurusan Budidaya Tanaman Perkebunan
(BTP) diharapkan mampu meningkatkan kualitas serta kuantitas
melalui penerapan ilmu pengetahuan yang diperoleh di bangku
perkuliahan.
Mengingat peranannya, maka sistem perkuliahan di Politeknik LPP
menyangkut kurikulum yang diterapkan dan disesuaikan dengan
kebutuhan. Kegiatan praktek dan teori tentang ilmu-ilmu perkebunan
yang diberikan secara tersusun dengan cakupan dan ruang lingkup
yang lebih tinggi berupa teori yang diberikan sejalan dengan
pelaksanaan praktek yang dilakukan. Mengetahui dan memahami
keadaan atau kondisi perkebunan yang sebenarnya baik ditinjau dari
teknis budidaya, pengolahan hasil serta sistem manajemennya, maka
kegiatan PKL (Praktek Kerja Lapangan) dianggap perlu karena dengan
demikian akan menambah wawasan dan ilmu pengetahuan khususnya
di bidang perkebunan.
Pelaksanaan PKL ini agar para mahasiswa mendapatkan pengalaman
serta kemampuan, keterampilan di lapangan, membentuk jiwa

kepemimpinan,

serta

melatih

untuk

berjiwa

wiraswasta

dan

mempermudah untuk mendapatkan lapangan pekerjaan.


B. Tujuan PKL
1. Mahasiswa dapat lebih memahami dan menghayati kehidupan dan
sistem kerja di kebun.
2. Untuk ikut serta melakukan/membantu/praktek kerja dalam semua
kegiatan bidang tanaman.
3. Mempelajari cara penyelenggaraan/pengelolaan kebun secara
menyeluruh bidang tanaman sesuai dengan levelnya.
4. Melatih
mahasiswa
dalam
merencanakan,

mengatur,

melaksanakan, mengawasi dan mengevaluasi kegiatan-kegiatan


dalam penyelenggaraan/pengelolaan kebun bagian.
C. Sasaran
PKL

III

memiliki

sasaran

agar

mahasiswa

mempunyai

penguasaan tentang manajemen atau pengelolaan budidaya komoditi


yang dipelajari.
D. Materi
Materi PKL III adalah semua kegiatan yang berlangsung di kebun
dengan titik berat pada bidang tanaman. Administrasi pendukung
bidang tanaman yaitu mempelajari manajemen afdeling dengan
memahami pekerjaan dan tanggung jawab Krani, Mandor, dan Asisten
afdeling dalam hal pengaturan tenaga kerja, pelaporan hasil pekerjaan,
perthitungan upah, premi, dan denda.

E. Tempat dan Waktu Praktek Kerja Lapangan III

Tempat

pelaksanaan

Praktek

industri

adalah

di

PT.Musirawas Citraharpindo Div.S yang beralamat di Jl.Jenderal


Sudirman Km.120 Sampit-Pangkalan Bun yang termasuk dalam
Desa

Asam

Baru

Kecamatan

Danau

Seluluk

Kabupaten

Seruyan.Adapun waktu pelaksanaannya yaitu pada tanggal 23


April 01 juli 2015.
F. Tinjauan Perusahaan
a. Bidang usaha
PT.Musirawas Citraharpindo adalah perusahaan yang
bergerak di bidang perkebunan dan pabrik pengolahan kelapa
sawit.Pengolahan

kelapa

sawit

yang

di

lakukan

oleh

PT.Musirawas Citraharpindo yaitu hanya sampai dengan


setengah jadi berupa CPO (Cruide Palm Oil).
b. Sejarah Perusahaan
PT.Musirawas Citraharpindo merupakan perkebunan
dan pabrik pengolah kelapa sawit milik pribadi yang bersifat
komersial,yang terletak di Desa Asam Baru Kecamatan Hanau
Kabupaten Seruyan Kalimantan Tengah.
PT.Musirawas Citraharpindo adalah perusahaan pribadi
yang di miliki oleh bapak Widjoyo Sujono yang menduduki
jabatan sebagai dewan komisaris.Direktur utama perkebunan
ini di pimpin oleh ibu Enny Lukitaning Dyah yang merupakan
putri dari bapak Widjoyo Sujono.Sebelum bergerak dibidang
agribisnis beliau merupakan seorang jendral yang aktif di
kesatuan

kopassus,setelah

pensiun

beliau

kemudian

bekerjasama dengan koleganya Dr.Aswin untuk mendirikan


perusahaan perkebunan kelapa sawit yang sebelumnya
bernama PT.Daya Labuhan Indah. PT.Daya Labuhan Indah
berkembang pesat menjadi beberapa perusahaan di Sumatra

Utara dibawah naungan bendera Asam Jawa Group. Pada


tahun 90-an terjadi kebakaran di PT. Daya Labuhan Indah.
PT.Daya Labuhan Indah seluas kurang lebih 1.300 ha
terbakar.Setelah terjadi kebakaran tersebut beliau bapak
Widjoyo Sujono melepas sahamnya dan mencari lokasi
perkebunan baru di Kabupaten Musi Banyu Asin Sumatra
Selatan.Akan tetapi karena terjadi sengketa antara pemilik
tanah dengan pemerintah daerah beliaupun mencari lokasi
lahan perkebunan baru. Setelah melalui proses penelitian
kesesuaian lahan dengan survei areal dan proses perijinan yang
berkepanjangan dari pemerintah setempat,akhirnya beliau
mendapatkan lokasi lahan perkebunan yang sesuai tepatnya
terletak di Desa Asam Baru Kecamatan Hanau Kabupaten
Seruyan Kalimantan Tengah.Perkebunan tersebut sampai
sekarang di kenal dengan nama PT.Musirawas Citraharpindo.

G. Stuktur Organisai

GENERAL MANAGER

MANAGER
AREA
DIVISI
SEIRA

KTU

DIVISI
TENGGO

KONDAKTOR

MANDOR PANEN

DIVISI
ULTRA

DIVISI
YENGKI

KRANI DEVISI

KRANI
PANEN

PEMANE
N

MANDOR
MANUAL
MANDOR
CHEMIS
KARYAWAN
HARIAN LEPAS

Gambar 1. Struktur organisasi PT. Musirawas Citraharpindo

H. Pengelolaan Kegiatan Kebun di Afdeling/Bagian :


Tabel 1. Kegiatan yang diikuti oleh mahasiswa diarea selama magang
Jenis Kegiatan

Kegiatan yang diikuti

Lokasi

1. Rawat TM ( Tanaman
Menghasilkan )
Rawat Pirimgan Manual

Pemeliharaan

Panen

1.
2.
3.
4.
5.

(RPM)
Rawat Piringan Chemist

(RPC)
Rawat Pasar Pikul Manual

(RPPM)
Rawat Pasar Pikul C hemist

(RPPC)
Wipping Lalang
Rawat Pasar Tengah Manual

(RPTM)
Rawat Tempat Pengumpulan

Hasil (RTPH)
Konsolidasi Tanaman
Sample Daun (LSU)
Pemupukan
Ancak Panen (kapvled)
Rotasi Panen
Kebutuhan tenaga kerja panen
Kriteria matang panen
Kerapatan Panen( penyebaran panen )

Devisi Seira &


Kantor Kebun

Devisi Seira

BAB II
HASIL PRAKTEK

A. Pemiliharaan Tanaman Menghasilkan (TM)


1. Perawatan Piringan Manual
1) Target : Dapat menyelesaikan pekerjaan sesuai ketentuan Norma
Harian Kerja yang ada.
2) Tujuan : Untuk mengendalikan gulma yang berada di piringan,
memudahkan saat proses pemungutan berondolan yang berada di
piringan sehingga tidak terjadi lossis brondolan, mengurangi
7

tingkat persaingan unsure hara antra gulma dan tanaman kelapa


sawit serta memudahkan proses pemupukan di piringan.
3) Sasaran : Gulma yang berada di piringan, baik gulma berdaun lebar
mau pun gulma berdaun sempit, anakan kayu, dan seedling.
a. Perencanaan (Planning)
Kepala divisi dan conductor serta mandor harus sudah
merencanakan areal yang harus dikerjakan terlebih dahulu, dalam
perencanaan perawatan piringan kepala divisi harus sudah
melakukan kalibrasi kebutuhan tenaga kerja, alat yang akan
digunakan,

membuat

surat

permohonan

ke

gudang,

dan

menentukan norma kerja harian dalam buku rencana anggaran


belanja (RAB). Ketentuan NHK yang digunakan dalam pengerjaan
rawat piringan manual yaitu 1.80/Ha. Dan Alat yang digunakan
yaitu penggaruk parang panjang, dan sabit.

b. Pengorganisasian (Organizing)
Kepala divisi dengan conductor memberikan arahan dan
penjelasan kepada mandor yang mengawasi kegiatan piringan
manual mengenai lokasi yang akan dikerjakan hari ini, serta
standar piringan yang akan di kerjakan.
c. Pelaksanaan (Actuanting)
Menebas gulma yang berada di piringan serta menggaruk
gulma, sampah bekas-bekas pemanen yang berada di piringa
dengan penggaruk, mencabuk seedling yang ditemui dan
mengendalikan anakan kayu. Diameter piringan yang di kerjakan
yaitu lebar 2 meter dari pokok tanaman. Untuk mengetahui target
tenaga kerja yaitu :

Ha
target orang
1
=
=
=0,55 h a /TK
TK
NHK 1.80

upa h/ Ha=upa h xNHK=65.000 x 1.80=117.000 /Ha

mencari cost press=

upa h 65000
=
=36.111/ Ha
NHK
1.80

d. Pengawasa (Controlling)
Mandor perawatan piringan langsung mengawasi diblok
yang dikerjakan, mandor juga harus memberikan arahan apa bila
pekerja

tidak

mengerjakan

sesuai

arahannya,

bila

perlu

menegurnya. Setelah pekerjaan selesai mandor melaporkan


pekerjaannya kepada kepala divisi dan conductor bahwa pekerjaan
telah selesai serta membuat laporan kerja harian, untuk di masukan
di uprekening.

2. Perawatan Pasar Pikul Manual


1. Target : Dapat menyelesaikan pekerjaan sesuai acuan norma kerja
yang telah ditentukan
2. Tujuan : Mengendalikan gulma yang berada di pasar pikul, serta
mempermudah perawatan dan pengawasan perkembangan kelapa
sawit, juga mempermudahkan jalan pada saat pengaplikasian
pupuk serta, mempermudah jalan pemanen untuk melangsir buah
menuju TPH.
3. Sasara : Gulma yang berada di areal, tunggulan, dan membuat
aliran air di karenakan tergenang air.
a. Perencanaan (Planning)
Kepala divisi merencanakan kegiatan perawatan
pasar pikul dengan membuat anggaran yang di butuhkan untuk
membayar upah para- pekerja, melakukan kalibrasi di
lapangan, serta berkoordinasi dengan conductor dan mandor
perawatan untuk menentukan blok yang akan di kerjakan.
Kepala divisi atau conductor membuat pengajuan kebutuhan

angkutan untuk mengadakan

tenaga kerja yang akan di

kerjakan.
b. Pengorganisasian (Organizing)
Pengorganisasian dapat dilakukan oleh conductor
dan mandor yang mengawasi pekerjaan yang akan di lakukan,
sedangkan kepala divisi bertugas mengecek dan mengawasi
beberapa pekerjaan item lainnya. Namun untuk yang
menentukan target yang akan dicapai tetaplah kepala divisi.
Mandor langsung mengawasi kegiatan kerja di lapangan.

c. Pelaksanaan (Actuating)
Pekerja menebas gulma dan mengendalikan gulma yang
berda di areal. Pengerjaan pasar pikul di lakukan dengan
ketentuan lebar 1-1,5 meter dari antara pokok tanaman kanan
dan kiri. Norma yang di tentukan ialah 2,1 /Ha. Kemampuan 1
orang dari hasil kalibrasi ialah 1,5 pasar pikul. Cost press upah
yang dianggarkan ialah Rp 30.952.
d. Pengawasan (Controlling)
Mandor mengawasi pekerjaan di blok dengan seksama, dan
mandor harus mengecek pekerjaan yang telah dikerjkan.
Mandor di larang meninggalkan pekerja, karna pekerja bisa
saja bekerja tidak sesuai teknis dan prosedur yang ada. Mandor
wajib menegur dan bertanggung jawab atas pekerjaannya dan
anggotanya. Setelah selesai pekerjaan mandor rutin membuat
laporan kerja harian.
3. Perawatan Tempat Pengumpulan Hasil (TPH)
1. Target : Dapat menyelesaikan pekerjaan sesuai anggaran yang ada.
2. Tujuan : Merawat TPH yang kondisinya tidak baik, mengendalikan
gulma di TPH, mengurangi lossis brondolan dan memperbaiki TPH
yang rusak.

10

3. Sasaran : Semua TPH yang akan di kerjakan hari ini juga, serta
gulma dan sampah yang ada di TPH.
a. Perencanaan (Planning)
Kepala divisi mengatur dan merencanakan kegiatan kerja
yang akan dilakukan, dari mulai merencanakan blok yang akan
di kerjakan, kebutuhan tenaga kerja, norma yang di gunakan
dan di tetapkan. Semua TPH yang akan di kerjakan dapat di
selesaikan tepat waktu, dan sesuai anggaran yang ada.
b. Pengorganisasian (Organizing)
Kepala divisi mengarahkan conductor untuk mengecek
setiap anggaran yang di keluarkan untuk mengupah kegiatan
kerja, dan conductor juga mengarahkan kepada mandor di
lapangan agar pekerjaan dapat di selesaikan sesusai norma dan
anggaran yang di anggarkan. Dan pekerja melaksanakan sesuai
dengan arahan mandor.
c. Pelaksanaan (Actuating)
Menyiapkan alat yang akan digunakan, kemudian pekerja
membersihkan gulma yang berada di TPH, dan membuat parit
di sisi kanan dan kiri, serta memperbaiki jalan keluar TBS dari
pasar pikul. Untuk TPH yang normal di kerjakan dengan
ukuran panjan 6 meter dan lebar 4 meter, namun untuk kondisi
yang kurang baik ukuran dapat menyesuaikan yaitu bisa 4
meter x 3 meter, bahkan bisa sangat minim ukurannya
menyesuaikan kondisi blok. Untuk norma HK (NHK) Rawat
TPH Manual adalah 0,04 HK/ Ha. Sedangkan untuk target
menurut RAB adalah 25 unit/ orang.
d. Pengawasan (Controlling)
Mandor mengawasi langsung anggotanya serta memberikan
arahan ukuran TPH yang di kerjakan. Setiap pekerjaan yang
telah di lakukan selesai, mandor mengecek hasil kerjaan
anggotanya, apa bila terjadi kesalahan mandor wajib menegur

11

anggota baik secara lisan mau pun tindakan. Pekerjaan yang


telah di selesaikan, mandor membuat laporan hasil kerja
anggotanya ke dalam laporan kerja harian.
4. Rawat Piringan Chemist
Tujuan dari pelaksanaan kegiatan ini ialah mengendalikan
gulma atau membasmi gulma-gulma yang tumbuh di sekitar areal
piringan, dengan menggunakan bahan kimia (Herbisida), yaitu
paraquat dan methyl.
a. Perencanaan (Planning)
Kepala divisi mengatur jumlah kebutuhan anggaran tenaga
kerja yang akan di gunakan, target capaian di lapangan, alat
yang akan di gunakan, serta menentukan blok yang akan di
kerjakan. Kepala divisi menentukan rotasi pengerjaan rawat
piringan chemist kedalam rencana anggaran bulanan dan
merincikannya kedalam buku kegiatan kerja harian. Untuk
norma hari kerja nya adalah 0.45HK/Ha dan alat yang di
gunakan Sprayer dengan jenis inter dan herbisida,paraquat dan
methyl.
b. Pengorganisasian (Organizing)
Kepala devisi memberikan kewenangan tugas kepada
conductor, sedangkan conductor memberikan arahan kepada
mandor yang bertugas langsung kelapangan. Mandor di
lapangan mengarahkan kegiatan kerja kepada karyawan.
c. Pelaksanaan (actuating)
Melakukan penyemprotan pada ggulma yang tumbuh di
areal piringan, uantuk penyemprotan piringan ini dengan
menggunakan bahan kimia (herbisida),yaitu paraquat dan
methil.ketika terjadi hujan maka penyemprotan harus di
berhentikan, untuk pelaksanaan kerja di mulai pukul 06.0011.00 WIB.

12

d. Pengawasan ( Controlling)
Untuk pengawasan di lakukan oleh Mandor. Mandor harus
mengawasi setiap kegiatan yang di kerjakan, mandor juga
mengawasi melewati pasar tengah sebagai tempat control di
blok. Selain mengawasi, mandor juga memperhatikan dan
mengecek bagian yang sekiranya agar dapat memastikan
semua area piringan sudah di semprot.
5. Pengendalian Lalang
Pengendalian lalang di bagi menjadi 3 macam, sheet lalang,
sporadis lalang dan wipping lalang. Tujuan Pemberantasan lalang
adalah kegiatan mengendalikan gulma ilalang yang tumbuh di areal
tanaman dan sekitarnya, misalnya jalan, parit,gawangan, dan
sebagainya.
a. Perencanaan (Planning)
Kepala divisi dan conductor serta mandor harus sudah
merencanakan dan membuatkan anggaran dari kebutuhan alat
yang di gunakan, kebutuhan tenaga kerja, target dan sasaran,
menyiapkan kebutuhan herbisida yang di gunakan dalam
perbloknya atau dalam sekalali aplikasi, menentukan dosis
yang di aplikasikan, membuat surat permohonan barang ke
gudang sesuai dengan kebutuhan. Norma kerja yang digunakan
0,25 HK/Ha. Alat yang digunakan yaitu sprayer dan bahan
herbisida kleen up. Setiap minggunya mandor tenaga kerja
wipping mendapatkan extra fooding susu kental manis dari
perusahaan.
b. Pengorganisasian (Organizing)
Kepala divisi dengan conductor memberikan arahan kepada
mandor chemist mengenai chemist yang akan di kerjakan,
lokasi yang telah di tentukan hari ini, serta bahan yang
digunakan dan dosis yang dipakai per capnya.
c. Pelaksanaan (Actuating)

13

Bahan yang digunakan untuk penyemprotan ialah herbisida


Kleen Up yang bersifat kontak dan di campurkan dengan air ke
dalam 1 cap 12 liter air + larutan herbisida 85 cc/cap. Untuk
melaksanakan semprotan wipping mandor mengarahkan
tenaga kerja menyemprot gulma ilalang dan padi-padian.
Penyemprotan di lakukan pagi hari dari jam 06.00-11.00 WIB
siang. Wipping di kerjakan menyusuri blok yang ada
ilalangnya.
d. Pengawasan (Controlling)
Mandor mengawasi tenaga

kerja

dalam

penakaran

herbisida, penggunaan alat kerja yang benar, mandor


mengawasi kinerja tenaga kerja, dan mandor juga memandu
tenaga kerja dalam setiap pekerjaannya. Mandor wajib
menegur anggotanya apa bila dalam proses penuangan
herbisida ke dalam takaran kurang atau lebih, mandor wajib
menegur hal yang demikian. Setelah pekerjaan selesai, mandor
membuat laporan hasil kerjanya.

6. Rawat Pasar Pikul Chemist


Rawat pasar pikul chmist ialah jenis pekerjaan membasmi
atau mengendalikan gulma, pasar pikul merupakan akses jalan
untuk mengeluarkan buah saat panen maupun pada perawatan.
Oleh karena itu pasar pikul harus dijaga kebersihannya agar tidak
menghambat proses panen dan perewatan. Rawat pasar pikul
chemist dilakukan dengan menggunakan bahan aktif gliphosat dan
methyl apabila gulma yang terdapat disana termasuk golongan
gulma berdaun lebar atau berkayu, sedangkan bahan aktif
glyphosate digunakan untuk gulma daun sempit maupun kacangan
14

yang sudah merambat ke pasar pikul sedangkan untuk dosis yang


digunakan 120cc/12 liter air dalam 1 Ha, atau untuk 1 cap.

a. Perencanaan (Planning)
Kepala divisi mengatur jumlah kebutuhan anggaran tenaga
kerja yang akan di gunakan, target capaian di lapangan, alat
yang akan di gunakan, serta menentukan blok yang akan di
kerjakan. Kepala divisi menentukan rotasi pengerjaan rawat
piringan chemist kedalam rencana anggaran bulanan dan
merincikannya kedalam buku kegiatan kerja harian. Untuk
norma hari kerja nya adalah 0.25HK/Ha dan alat yang di
gunakan Sprayer dengan jenis inter dan herbisida,paraquat dan
methyl.
b. Pengorganisasian (Organizing)
Kepala devisi memberikan kewenangan tugas kepada
conductor, sedangkan conductor memberikan arahan kepada
mandor yang bertugas langsung kelapangan. Mandor di
lapangan mengarahkan kegiatan kerja kepada karyawan.
c. Pelaksanaan (actuating)
Melakukan penyemprotan pada gulma yang tumbuh di
areal pasar tengah, uantuk penyemprotan piringan ini dengan
menggunakan bahan kimia (herbisida),yaitu paraquat dan
methil.ketika terjadi hujan maka penyemprotan harus di
berhentikan, untuk pelaksanaan kerja di mulai pukul 06.0011.00 WIB.
d. Pengawasan ( Controlling)
Untuk pengawasan di lakukan oleh Mandor. Mandor harus
mengawasi setiap kegiatan yang di kerjakan, mandor juga
mengawasi melewati pasar tengah dan pasar pikul sebagai
tempat control di blok. selain mengawasi, mandor juga

15

memperhatikan dan mengecek bagian yang sekiranya agar


dapat memastikan semua jalan pikul sudah di semprot.
7. Perawatan Pasar Tengah
Perawatan pasar tengah adalah jalan di tengah tengah
didalam suatu blok, yang membentuk horizontal, yang merupakan
jalan untuk pengawasan atau pengontrolan. Tujuannya agar
memudahkan seorang pengawas untuk mengawasi anggotanya bila
adanya suatu pekerjaan. Dengan kebutuhan TK dalam satuan meter
0,005.
a. Perencanaan (Planning)
1. Kebutuhan Alat dan Bahan
Kebutuhan alat dan bahan : parang dan arit
2. Kebutuhan Tenaga Kerja
Panjang pasar tengah: 2000 meter
Upah : 65.000
Norma : 0,005
Kebutuhan Tenaga Kerja
Panjang pasar tengeah X norma = 2000 m X 0,005 m
= 10 TK
Target orang/ha
= Panjang pasar tengah X TK
2000 m X 10 tk=200 m/TK
Kepala divisi menginformasikan rencana kerjanya
kepada conductor dan mandor perawatan. Norma kerja yang
di tentukan ialah 0,005, di harapkan pekrjaan dapat di
selesaikan sesuai norma yang ada, jika bisa di bawah ketetapan
norma. Pengerjaan di lakukan dengan rotasi 1x/3 bulan.
Pekerjaan juga dapat di selesaikan tepat waktu serta cost press
tidak melebihi anggaran yang telah di buat.
b. Pengorganisasian (Organnizing)
Kepela divisi memberikan mandatnya kepada conductor
divisi, dan conductor memberikan rencana kerja beserta target
pekerjaan kepada mandor pengawasas di lapangan. Mandro

16

pengawas melaksanakan arahan yang telah di koordinasikan


oleh conductor dan di aplikasikan dilapangan bersama tenaga
kerja.
c. Pelaksanaan (Actuating)
Mengendalikan gulma yang berada dipasar tengah
dengan menebasnya menggunakan parang dan arit. Ukuran
lebar pasar tengah ialah 2 meter, mandor mengarahkan tenaga
kerja untuk selalu membuat ukuran di sesuaikan dengan
ketentuan yang telah di tetapkan. Pengerjaan dilaksanakan dari
jam 06.00-11.00 WIB
d. Pengawasan (controlling)
Mandor mengecek hasi pekerjaan yang di lakukan
oleh tenaga kerja, apa bila ukuran kurang pas, mandor
mengarahkan pekerja agar mengerjakan dengan lebih baik.
Mandor mengawasi langsung tenaga kerja agar pekerjaan
dapat di selesaikan sesuai dengan rencana yang ada. Mandor
membuat laporan kegiatan kerja hari ini kedalam laporan kerja
harian di kantor setelah pekerjaan di lapangan selesai.
8. Konsolidasi
Kegiatan

konsolidasi

bertujuan

untuk

memperbaiki

fisik

pertumbuhan tanaman yang kurang baik, mencegah tanaman yang


rawan roboh, membuat batang tanaman lebih kokoh, seperti
pembuatan tapak kuda dan penimbunan di piringan dapat memacu
perkemmbangan akar-akar adventif kembali sehingga proses
penyerapan unsur hara lebih baik, dan mamadatkan tanah yang
berada dipiringan terutaman dekat batang tanaman.
a. Perencanaan (Planning)
Kepala divisi dan condacktor serta mandor merencanakan
kegiatan kerja dengan baik, dalam perencanaan kepala divisi
menyusun anggaran yang di butuhkan, merincikan kedalam
buku anggaran bulanan, membuat surat permohonan alat ke

17

gudang, menentukan norma kerja sebagai acuan kerja. Agar


pekerjaan dapat di laksanakan dengan baik serta kegiatan yang
di laksanakan tidak mengalami up biayanya. Kepala divisi
membuat jadwal rotasi perawatan yaitu 1x/3 bulan. Dan
kegiatan di lakukan sesuai kondisi lapangan.

1. Kebutuhan Alat dan Bahan


Kebutuhan alat dan bahan

: parang,arit dan cangkul

Kebutuhan Tenaga Kerja


Luas : 15,10 ha
Upah : 65.000
Norma : 1,07
2. Kebutuhan Tenaga Kerja
fisik x NHK=15,10 x 1,07=16 TK
3. Kebutuhan biaya cost press
NHK x upa h=1,07 x 65.000

69.550/cost prest
b. Pengorganisasian (Organizing)
Kepala divisi membawahi condactor dan mengarahkan
mandor untuk terus mengecek biaya pengeluaran setiap item
kerjanya.

Condaktor

mengarahkan

mandor

untuk

melaksanakan pekerjaan sesuai anggaran keja hari ini,


condaktor juga mengawasi kegiatan kerja mandor. Mandor
mengarahkan kegiatan kerja langsug ke pada tenaga kerja di
lapangan dan mengawasi langsung tenaga kerja.
c. Pelaksanaan (Actuating)
Mandor perawatan mengapelkan tenaga kerja di
lapangan untuk mengarahkan kerjaan hari ini. Mandor
mengancakan tenaga kerja, mengarahkan tenaga kerja untuk
menyiapkan alat kerja yang akan di gunakan. Tenaga kerja

18

mengambil tanah dari luar piringan dengan cangkul, kemudian


membumbun atau menimbun pada bagian batang tanaman
yang kurang tegak dan akarnya muncu di permukaan.
Merapikan bumbunan yang berada di dekat batang tanaman,
dan memadatkan tanah yang telah di bumbunkan. Pekerjaan di
mulai dari jam 06.00-11.00 WIB dan ada waktu istirahan di
pertengahan jam kerja.
d. Pengawasan (Controling)
Mandor mengawasi langsung kegiatan yang berada di
blok. Mandor mengontrol kerjaan anggotanya, jika tenaga
kerja dalam kesulitan, mandor memberikan arahan kepada
anggota, apa bila di dapat pekerjaan yang kurang baik, mandor
wajib menegur anggota secara lisan dan di arahkan kembali.
Mandor membuat laporan setelah kegiatan selesai.
9. Leaf Sampling Unit ( pengambilan sample daun )
Pengambilan sampel daun bertujuan untuk mengetahui
defisiensi kekekurangan dan kelebihan unsur hara yang di
butuhkan tanaman tersebut. Kemudian untuk menentukan
rekomendasi pemupukan yang di lakukan pada kegiatan
pemupukan, serta dosis yang akan di berikan saat aplikasi pupuk.
a. Perencanaan (Planning)
Kepala divisi mengarahkan kepada condaktor dan mandor
untuk melaksanakan kegiatan dengan sebaik mungkin.
Kepala divisi membuat anggaran kebutuhan tenaga kerja, alat
yang akan di gunakan, serta jadwal rotasi pengerjaan.
Kegiatan sampel daun ini harus segera di lakukan karena
untuk segera mengetahui kandungan yang di peroleh dari
sample daun.

19

Kebutuhan Tenaga Kerja


Luasan : 21 ha
Upah : 65000
Norma : 0,20
Kebutuhan Tenaga Kerja
jumla hluasan x norma=21h a x 0,20=4 TK

Target orang/ha
luasan

TK

21
=5,25 ha /org
4

b. Pengorganisasian (Organizing)
Kepala divisi dan condaktor mengerahkan dan member
penjelasan kepada mandor perawatan mengenai tugas dan
tujuan pengambilan sample. Mandor langsung menggerakan
tenaga kerja di lapangan.
c. Pelaksanaan (Acuating)
Menentukan tanaman yang akan di jadikan pengambilan
sample. Menulis nomer LSU yang tertera diblanko pada
pokok yang pertama di blok. Menentukan arah pusingan dan
arah pertumbuhan menentukan nomor pelepah 1 dan
mengambil sample pada nomer pelepah ke 3 yang di mana
pelepah 17 dan memotongnya. Mengambil 2 helai daun dari
kiri dan 2 dari kanan pada pelepah sirip hiu, memotong daun
20 cm dan di potong kecil-kecil dan dimasukkan kedalam
plastik.

d. Pengawasan (Controling)

20

Mandor perawatan menentukan ancak yang telah di


arahkan oleh condaktor, kemudian mandor mengarahkan
pekerjaan kepada tenaga kerja. Mandor mengawasi dalam
penentuan daun yang di ambil, serta dalam proses
pemotongan. Bila di temui kesalahan, mandor memberikan
contoh daun yang di ambil. Jika pekerja tidak sesuai
kerjanya, mandor segera menegur karyawan tersebut.
10. Pemupukan
Pemupukan adalah pemberian unsur hara kimia buatan
pabrik untuk melengkapi atau memenuhi kebutuhan unsur hara
tanaman. Unsur hara yang persediaanya di alam tidak memadai
harus di penuhi dengan pemupukan. Pemupukan sebaiknya
dilakukan pada curah hujan yang cukup untuk menghindari
terjadinya penguapan pupuk.
Pemupukan bertujuan untuk menambah unsur hara yang
dibutuhkan oleh tanaman pada proses pertumbuhan vegetatif
maupun generatif. Selain itu pemupukan dapat meningkatkan dan
mempertahankan kesuburan tanah dengan memberikan pupuk ke
dalam tanah sebagai pengganti unsur hara yang telah di serap oleh
tanaman.

Aplikasi

pemupukan

berperan

penting,

karena

pemupukan mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap


kuantitas dan kualitas produksi. Biaya yang dikeluarkan untuk
pemupukan sekitar 50-60% dari biaya pemeliharaan tanaman
secara keseluruhan.
1. Aplikasi Pemupukan Palmo
Aplikasi pupuk palmo diberikan setiap satu semester
sekali, dengan dosis 3kg/pkk apliaksi dengan cara di poket.
Setiap pokok 4 lubang pupuk, dimana aplikasi dosis
0,75kg/lubang, pupuk palmo diberikan pada umur tanam
muda dan ditanah pasiran, karena pada tanaman muda untuk

21

pertumbuhan tanaman dimana unsur N merupakan unsur


penyusun protein dan klorofil dan meningkatkan leaf area
dan berperan dalam fotosintesis. Sedangkan unsur P dan K
berpengaruh terhadap perkembngan akar dan memperbaiki
mutu buah dan produksi pelepah serta jumlah janjang dan
berat

janjang

rataa-rata.

Sedangkan

di

tanah

pasir

memerlukan unsur hara makro, dimana tanah pasir sangat


miskin unsur hara, maka dari itu digunakan pupuk makro,
guna memenuhi kebutuhan hara pada tanaman.
a. Perencanaan (Planning)
Kepala divisi dan condaktor menyiapkan kebutuhan
pupuk dengan baik dengan melakukan kalibrasi kebutuhan
tenaga kerja, alat, dan membuat surat permintaan barang
ke gudang sesuai pemupukan yang di lakukan. Norma
kerja yang di gunakan 0,47 hk/ha. Kepala divisi
mengkoordinir mandor supaya pekerjaan dapat di kerjakan
sesuai norma yang ada dan sesuai prosedur.
Kebutuhan Tenaga Kerja
= Luasan x Norma
= 19,51 ha x 0,47
= 9 TK

Target orang/ha
luas
= TK
=

19,51 h a
= 2,16 ha/orang
9 TK

Target pokok/orang
= Target orang/ha x populasi/ha
= 2,16 ha/orang x 143 pokok/orang
= 308 pokok/orang

Target sak/orang

22

target pokok /orang dosis / pokok


25 kg / pokok

308 pokok /orang 3 kg/ pokok


25 kg

= 36 sak/orang
b. Pengorganisasian (organizing)
Kepala divisi membawahi condaktor dan memberikan
tugas untuk selalu mengecek kegiatan yang di lakukan
mandor pupuk, mengarahkan dan menjelaskan target kerja
kepada

mandor,

dan

mandor

pupuk

mengarahkan

anggotanya langsung ke lapangan.


c. Pelaksanaan (Actuating)
Menyiapkan alat pemupukan, mengenakan rompi
pupuk dan menggunakan sarung tangan, mengecer pupuk
ke blok yang akan di pupuk pada pagi hari. Membagi tim
pupuk menjadi tiga team, satu team membuat lubang
(pocket) pada piringan pohon masing-masing 4 lubang,
team kedua mengangkat pupuk ke penabur dan team
ketiga team penabur, setelah pupuk di masukan kedalam
lubang, ditutup kembali dengan tanah bekas galian
tersebut.
d. Pengawasan (Controlling)
Kepala devisi mengawasi

mengawasi

kegiatan

pemupukan di pasar kontrol atau pasar tengah, dan


mandor pupuk mengawasi di depan blok untuk mengatur
penaburan pupuk yang mengancak di jaluran yang akan di
pupuk. Kepala divisi mengawasi jalan proses pemoketan
pupuk ke lubang yang berada di piringan. Jika di dapat
penabur yang tidak menabur sesuai lubang yang ada,
kepala divisi menegur dan mengarahkan agar bekerja

23

sesuai dosis yang ada. Mandor pupuk membuat laporan


kerja setelah pekerjaan selesai.
2. Aplikasi Pupukan Borate
Aplikasi pupuk borat di lakukan dengan rotasi satu
semester satu kali dengan dosis 0,1kg/pkk dengan cara di
tabur di sekitar akar tanaman kelapa sawit, pupuk ini
berguna sebagai penghubung dalam tanaman kelapa sawit
yang berfungsi untuk mempercepat setiap reaksi kimia di
dalam tubuh tanaman dan berperan sangat penting untuk
menggiatkan

pembelahan

sel

pada

jaringan

muda.

Pengaplikasian pupuk borate di lakukan setelah hujan,


karena jika ke adaan piringan tanahnya lembab/basah pupuk
akan lebih cepat terserah oleh tanaman. Dan pupuk borate
tidak dianjurkan untuk di aplikasikan pada musim kering,
karena daya serap tanaman kurang baik, sehingga
mengakibatkan pupuk cepat mengalami penguapan. NHK
O,2 borte.
a. Perencanaan (planning)
Kepala divisi serta condaktor membuat rencana
kebutuhan tenaga kerja, alat yang di gunakan,
menetapkan norma kerja yang ada, membuat surat
permintaan pupuk ke gudang, dan mandor dapat
melaksanakan pengarahan ke pada tenaga kerja sesuai
norma kerja yang ada. Di harapkan pekerjaan dapat di
kerjakan dengan baik, dan tidak melebihi anggaran dan
norma kerja yang telah di buat.

Kebutuhan Tenaga Kerja


= Luasan x Norma
= 23 ha x 0,2
= 4 TK

Target orang/ha

24

luas
TK

23 h a
4 TK = 5,75 ha/orang

Target pokok/orang
= Target orang/ha x populasi/ha
= 5,75 ha/orang x 143 pokok/orang
= 822 pokok/orang

Target sak/orang
target pokok /orang dosis / pokok
=
25 kg / pokok
=

822 pokok / orang 0,1 kg/ pokok


25 kg

= 3,2 sak/orang
b. Pengorganisasian (organizing)
Kepala divisi membawahi condaktor dan memberikan
tugas untuk selalu mengecek kegiatan yang di lakukan mandor
pupuk, mengarahkan dan menjelaskan target kerja kepada
mandor, dan mandor pupuk mengarahkan anggotanya langsung
ke lapangan.
c. Pelaksanaan (Actuating)
Menyiapkan alat pemupukan, mengenakan rompi pupuk
dan menggunakan sarung tangan, mengecer pupuk ke blok
yang akan di pupuk pada pagi hari. Membagi tim pupuk
menjadi tiga team, satu team membuat lubang (pocket) pada
piringan pohon masing-masing 4 lubang, team kedua
mengangkat pupuk ke penabur dan team ketiga team penabur,
setelah pupuk di masukan kedalam lubang, ditutup kembali
dengan tanah bekas galian tersebut.
d. Pengawasan (Controlling)
Kepala devisi mengawasi

mengawasi

kegiatan

pemupukan di pasar kontrol atau pasar tengah, dan mandor

25

pupuk mengawasi di depan blok untuk mengatur penaburan


pupuk yang mengancak di jaluran yang akan di pupuk. Kepala
divisi mengawasi jalan proses pemoketan pupuk ke lubang
yang berada di piringan. Jika di dapat penabur yang tidak
menabur sesuai lubang yang ada, kepala divisi menegur dan
mengarahkan agar bekerja sesuai dosis yang ada. Mandor
pupuk membuat laporan kerja setelah pekerjaan selesai.

3. Aplikasi pupuk Dolomite


Aplikasi pupuk dolomite di berikan setiap satu
semester sekali, dengan dosisi 2kg/pkk dengan cara di tabur
melingkar di area piringan, tujuan dari apliaksi pemupukan
dolomit yaitu untuk pembentukan dinding sel dan berperan
dalam

perkembangan

jaringan

meristematik

dan

perkembangan akar.
a. Perencanaan (planning)
Kepala divisi serta condaktor membuat rencana
kebutuhan tenaga kerja, alat yang di gunakan, menetapkan
norma kerja yang ada, membuat surat permintaan pupuk ke
gudang, dan mandor dapat melaksanakan pengarahan ke
pada tenaga kerja sesuai norma kerja yang ada. Di harapkan
pekerjaan dapat di kerjakan dengan baik, dan tidak melebihi
anggaran dan norma kerja yang telah di buat.
Kebutuhan Tenaga Kerja
= Luasan x Norma
= 29,45 ha x 0,47
= 13 TK
Target orang/ha
luas
= TK

29,45 h a
13 TK = 2,26 ha/orang

26

Target pokok/orang
= Target orang/ha x populasi/ha
= 2,26 ha/orang x 143 pokok/orang
= 323 pokok/orang

Target sak/orang
target pokok /orang dosis / pokok
=
50 kg/ pokok
=

323 pokok /orang 2 kg/ pokok


50 kg

= 13 sak/orang
b. Pengorganisasian (organizing)
Kepala divisi membawahi

condaktor

dan

memberikan tugas untuk selalu mengecek kegiatan yang


di

lakukan

mandor

pupuk,

mengarahkan

dan

menjelaskan target kerja kepada mandor, dan mandor


pupuk mengarahkan anggotanya langsung ke lapangan.
c. Pelaksanaan (Actuating)
Menyiapkan alat pemupukan, mengenakan rompi
pupuk dan menggunakan sarung tangan, mengecer pupuk
ke blok yang akan di pupuk pada pagi hari. Membagi tim
pupuk menjadi tiga team, satu team membuat lubang
(pocket) pada piringan pohon masing-masing 4 lubang,
team kedua mengangkat pupuk ke penabur dan team
ketiga team penabur, setelah pupuk di masukan kedalam
lubang, ditutup kembali dengan tanah bekas galian
tersebut.
d. Pengawasan (Controlling)
Kepala devisi mengawasi mengawasi kegiatan
pemupukan di pasar kontrol atau pasar tengah, dan
mandor pupuk mengawasi di depan blok untuk mengatur
penaburan pupuk yang mengancak di jaluran yang akan

27

di pupuk. Kepala divisi mengawasi jalan proses


pemoketan pupuk ke lubang yang berada di piringan.
Jika di dapat penabur yang tidak menabur sesuai lubang
yang ada, kepala divisi menegur dan mengarahkan agar
bekerja sesuai dosis yang ada. Mandor pupuk membuat
laporan kerja setelah pekerjaan selesai.
\
B. PANEN
Panen adalah pekerjaan puncak dari kegiatan budidaya kelapa
sawit yang artinya memotong tandan buah segar (TBS) yang masak,
mengutip/mengumpulkan brondolan, dan pengangkutan buah dari dalam
blok ke tempat pengumpulan hasil (TPH) serta pengangkutan buah dari
TPH ke pabrik.
Pemanenan kelapa sawit yang salah akan mengakibatkan
rendahnya produksi dan pendeknya usia ekonomis, oleh karena itu,
pemanenan harus dilakukan dengan tepat agar tanaman tetap berproduksi
dengan baik dan diperoleh mutu yang baik pula. Selain itu setelah panen
harus dilakukan penanganan pasca panen mengingat tandan buah kelapa
sawit akan mengalami penurunan mutu dalam waktu 24 jam setelah
pemotongan buah.
Kegiatan panen meliputi pekerjaan memotong tandan TBS yang
masak, mengumpulkan brondolan, mengangkut dari dalam blok ke TPH,
dari TPH ke loading rem dan dari loading rem ke PKS. Alat-alat yang di
gunakan diantaranya ialah eggrek, dodos, kampak, gancu, artco, helm,
keranjang brondolan, dan karung. Basis 1 pekerja untuk tanaman tahun
2001 ialah 85 jajang/HK, 2005 ialah 95 janjang/HK, 2007 ialah 80
janjang/HK, 2009 ialah 140 janjang/HK, 2010 ialah 145 janjang/HK, 2011
ialah 155 janjang/HK, dan 2012 adalah 165 janjang/HK. Jika pemanen
memanen lebih dari target maka dihitung premi panen. Jika basis yang di
berikan kepada pemanen tidak tercapai, maka buah yang dipanen pada hari
itu ialah dihitung premi secara keseluruhan.

28

Tugas Pemanen dan Cara Panen di PT. Musirawas Citraharpindo


a. Mengikuti master morning atau apel pagi
b. Wajib menjaga mutu ancak
c. Bertanggung jawab menyelesaikan ancak
d. Memotong pelepah yang menyangga (songgo) buah matang
e.
f.
g.
h.
i.

dipotong dan menyusun rapi pelepah digawangan mati


Memotong buah layak panen
Buah yang sudah panen ditempatkan di pasar pikul
Memabersihkan pokok dari buah dan janjang busuk
Memastikan potongan buah tidak tertinggal di pokok
TBS dan brondolan di kumpulkan di TPH dan jangan sampai ada

yang tertinggal di bawah pokok


j. Di TPH, tangkai tandan di potong mepet 2 cm
k. Tandan di susun rapi di TPH
l. Memberi nomor panen
1. Kegiatan Prapanen
Tahapan kegiatan sebelum panen (penjelasan pada perawatan TBM
dan TM)
a. Pembuatan jalan pasar pikul
b. Pemasangan titi panen dilokasi yang diperlukan
c. Pembuatan TPH ukuran 4 x 6
d. Tunas pasir (kastrasi) pada TBM
e. Persiapan tenaga panen dan peralatan panen.
2. Kriteria Panen
Suatu areal sudah dapat dikatakan siap panen apa bila :
a. Pada umumnya tanaman telah berumur 30 bulan
dilapangan.
b. Lebih dari 60 % populasi tanaman telah memiliki buah
sawit yang siap panen.
c. Berat rata-rata TBS > 3 kg
Ciri cirri buah kelapa sawit yang telah matang
a. Warna buah orange kemerahan.
b. Sudah terdapat buah yang membrondol dipiringan.
Table 2. Tingkat Kematangan Tandan Buah Kelapa Sawit
Fraksi
00

% Jumlah Brondolan
Derajat kematangan
Tidak ada buah yang Sangat mentah

membrondol
1 12,5 % buah luar Mentah
29

membrondol
12,5 25 % buah luar Kurang matang

membrondol
25 50 % buah luar Matang 1

membrondol
50 75 % buah luar Matang 2

membrondol
75 100 % buah luar Lewat matang 1

membrondol
Buah
dalam

membrondol
Semua

ikut Lewat matang 2


buah Tandan kosong

membrondil

3. Peralatan panen
Alat alat panen yang di gunakan sesuai dengan umur tanamannya
sebagai berikut:
Table 3. Peralatan Panen Utama
Umur

Tanman

Tinggi Batang Alat Panen

Tanaman

Menghasilkan

(Meter)

30

(Tahun)
3-4

1-2

0,9

Dodos

5-7

3-5

0,9-2,5

Kecil/8 cm
Dodos

2,5

Besar/14 cm
Eggrek

Sedangkan peralatan panen lain yang di perlukan yaitu:


a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.

Kampak
Kampak
Dodos
Egrek
Gancu
Keranjang brondolan
Artco dan kayu pikulan
Penggaruk brondola
Helm dan karung.

4. Rotasi dan Ancak (kapveld) Panen


Rotasi panen adalah lamanya waktu antara panen yang satu dengan
panen berikutnya, namun tetap dalam satu ancak panen. Rotasi penen
erat kaitannya dengan Angka Kerapatan Panen (AKP). Dalam keaadan
normal, panen dilaksanakan mulai dari hari senin sampai sabtu setiap
minggunya (6/7), kecuali bila ada bila ada hari libur resmi,panen dapat
dilaksanakan pada hari minggu.
Ancak panen adalah luasan areal yang menjadi tanggung jawab
pemanen. Ancak panen pada umumnya terdiri 2 macam, yaitu ancak
tetap dan ancak giring.
1. Ancak tetap, yaitu setiap pemanen di beri ancak tetap masing-masing
untuk melakukan kegiatan panen tanpa ada campur tangan dari pemanen

31

lain. Keuntungan menggunakan sistem ini, pemanen dan ancaknya lebih


mudah di kontrol.
2. Ancak giring, yaitu ancak yang dipanen secara bersama-sama oleh
pemanen dalam 1 blok, tanpa ditentukan baris panennya dan perpindahan
jalur panennya juga secara acak.
3. Ancak tetap semi giring, yaitu pemanen mempunyai ancak tetap dan
mengerjakannya ancaknya masing-masing, namun apabila sudah selesai
acaknya, pemanen dapat mengerjakan ancak panen dari pemanen yang
tidak masuk/sakit.
a. Perencanaan (Planning)
Perencanaan kegiatan panen di lakukan oleh kepala divisi
dan telah di koordinasikan bersama condaktor dan mandor panen.
Sebelum melakukan kegiatan panen, kegiatan yang harus di lakukan
yaitu melakukan kegiatan persiapan panen, menentukan kapveld,
sensus buat, pembuatan rotasi panen, dan taksasi buah. Kepala divisi
dapat melihat kondisi di lapangan ataupun berkoordinasi dengan
mandor panen bagaimana kondisi buah di lapangan apakah sudah
siap atau layak di panen.
1. Cara perhitungan kebutuhan pemanen jika areal panen seluas 500 ha
dengan rotasi panen 7 hari dengan kemampuan pemanen 2,5 ha/hari
dan angka kerapatan panen 4 serta berat janjang rata-rata (BJR)
mencapai 4 kg.

luas
500
=
=71,42ha /hari
jumla h hari kerja
7

rotasi 1hari
71,42
=
=28 TK /hari
kemampuan pemanen
2,5
Dari data diatas dapat diketahui luasan areal yang akan dipanen

pada hari itu dan jumlah pemanen yang akan dikerjakan pada hari itu
juga. Jika dalam 1 hari pemanen bisa memanen seluas 2,5 ha maka
luasan areal yang dipanen perharinya mencapai 71,42 ha dengan 28
tenaga pemanen.berikutnya menghitung prakiraan hasil panen dalam

32

500 ha tersebut. Jika SPH yang dicantumkan ialah 130 pokok/ha


maka dalam 71,42 ha terdapat 9.284 pokok tanaman kelapa sawit.

jumla h pokok 9.284


=
=2.321 janjang
AKP
4

jumlah janjang x BJR=2.321 x 4 kg=9.284 kg (9,2 ton)

2. Contoh perhitungan premi dan pendapatan untuk pemanen


Misalkan buah yang di panen oleh pemanen dalam 1 hari mencapai
100 janjang dengan brondolan 1 karung 50 kg, maka
perhitungannya:
Target buah/har 65 janjang, jadi 100 65 = 35 janjang
dihitung premi (35 x 900 = Rp 31.500), dan premi brondolan RP
5.000 (1 kg RP 100), jadi total premi yang di peroleh pemanen
tersebut yaitu = Rp 31.500 + Rp 5.000 + Rp 4.000 (premi basis) +
Rp 8.000 (lebih basis) = Rp 48.500. jadi untuk total pendapatan
yang di peroleh pemanen tersebut pada hari itu yaitu = Rp 68.519
(upah harian) + Rp 48.500 (total premi) = Rp 117.019.
b. Pengorganisasian (Organizing)
Pengorganisasian dapat di lakukan oleh mandor satu panen
atapun kepala divisi langsung. Kepala divisi dapat menentukan
pekerjaan panen pada hari ini di lakukan di ancak berapa, dan dapat
juga menentukan target panen tiap harinya. Pengorganisasian biasa
dilakukan pada saat master morning oleh condaktor.

c. Pelaksanaan (Actuating)
Kegiatan panen merupakan pelaksanaan dari semua
hal yang sudah direncanakan. Mandor panen mengarahkan
para tenaga panen untuk menuju blok yang akan dipanen.
Pemanen masuk kebarisan sesuai dengan nomer dan ancak
yang menjadi bagiannya.
Cara panen :
Memotong pelepah yang menyanggah di tandan buah
yang matang

33

Semua tandan yang matang harus dipanen dan tidak ada

yang tertinggal
Tandan di potong dengan menggunakan dodos atau

eggrek
Tidak boleh membuat potongan tandan menjadi buah

matahari
Toros yang panjang di potong dengan kampak hingga

mepet 2 cm
Pelepah yang dipotong karena aktivitas panen harus
mepet dengan batang kalapa sawitdan disusun L shape
pada gawangan mati. Pemotongan harus mengikuti

prinsip songgoh 2 dan tidak boleh over lapping pruning.


Semua TBS yang dipanen di angkut dan disusun di TPH

dengan aturan 1 baris ada 5 janjang TBS


Pada salah satu tangkai tandan ditulis nomer pemanen

dan jumlah tandan yang terpanen.


d. Pengawasan (Controlling)
Kegiatan pengontrolan/pengawasan setiap harinya
di awasi oleh mandor panen, di bantu condaktor, krani panen
yang sekaligus penghitung TBS di TPH. Mandor panen
bertugas untuk melihat kondisi dilapangan, mengawasi
kegiatan panen, penumpukan pelepah, kelengkapan alat kerja,
dan pengutipan brondolan. Sedangkan condaktor menggreding
buah yang berada di TPH. Apa bila ada buah masak yang
tertinggal, mandor wajib menginformasikan kepada pemanen.
Semua kegiatan panen harus di awasi untuk menghindari
terjadinya pemanenan buah mentah dan agar brondolan selalu
terkutip. Jika pemanen kedapati memanen buah mentah dan
tidak lengkap memakai alat kerja, mandor wajib member
sanksi denda kepada pemanen. Setelah selesai kegiatan panen,
mandor panen dan krani panen dapat mengecek buah di TPH
yang telah tersusun rapi, apa bila terdapat buah mentah turun
di TPH dapat di pisahkan dan di catat jumlah tandan serta

34

nama pemanennya. Kesalahan yang demikian dapat merugikan


perusahaan dan pemanenn itu sendiri.

BAB III
PEMBAHASAN

Panen pada tanaman kelapa sawit meliputi pekerjaan


memotong tandan buah segar (TBS) yang masak, memungut/
mengutip/ mengumpulkan brondolan, mengangkut/ membawa
buah dari pohon ke tempat pengumpulan hasil (TPH) serta
pengangkutan buah dari TPH ke pabrik.
Panen merupakan Pekerjaan Utama karena merupakan
sumber pendapatan perusahaan melalui penjualan minyak kelapa
sawit (CPO) dan inti kelapa sawit (IKS/ kernel). Oleh karena itu
tugas utama personil dilapangan adalah mengambil buah (TBS)
dari pohon kelapa sawit dan mengantarnya ke pabik se banyakbanyaknya dengan cara dan waktu yang tepat, waktu dan cara
pemanenan buah yang tepat akan mempengaruhi kualitas produksi
yaitu ekstraksi/ rendement, sedangkan waktu pengiriman buah
yang tepat akan mempengaruhi kualitas produksi yaitu kandungan
asam lemak bebas (ALB). Sebagai tolak ukur tingkat produksi
adalah jumlah produksi MKS dan IKS per Ha. roduksi yang

35

maksimal dapat di capai apabila tingkat losses (kehilangan) dapat


di tekan serendah-rendahnya.
Dengan demikian pengertian menaikkan produksi adalah
memperkecil losses, sehingga inti pekerjaan panen adalah
memperkecil losses produksi.Sedangkan tujuan dari panen adalah
Untuk mendapatkan produksi per hektar (Ha) yang tinggi, biaya
yang rendah dan rendement minyaknya tinggi.

Oleh karena itu pengawasan atau controling sanggat


penting sekali ketika kegiatan panen dilakukan. Pengawasan atau
mandor panen berperan besar dalam baik buruknya proses panen,
jika mandor panen yang aktif mengawasi kegiatan pemanenan
maka di di peroleh hasil yang baik juga sebagai berikut :
1.
2.
3.
4.
5.

Semua buah matang normal tidak ada yang tertinggal di pokok.


Tangkai buah terpotong sependek mungkin.
Tidak ada buah mentah yanbg di turunkan.
Pelepah di buang di gawangan mati atau di antara pokok.
Semua buah yang telah di turunkan dari pokok harus di angkut

di TPH.
6. Semua berondolan juga harus di angkut di TPH.
Jika semua aspek di atas sudah terpenuhi maka dengan
demikian kegiatan panen yang di laksanakan akan mendapatkan
hasil yang maksimal atau telah mencapai standar kegiatan panen.
Hal-hal yang menyebabkan losses produksi pada PT. Musirawas
citraharpindo khususnya di divisi Seira :
Buah matang tidak di panen.
Toros matahari.
Berondolan tidak terkutip dengan bersih di piringan.
Buah mentah terpanen.
Buah yang sudah di panen tidak di keluarkan di TPH.
Buah atau berondolan jatuh tercecer pada saat pengangkutan
menuju pabrik.

36

Yang mengakibatkan losses buah ini ialah kurangnya


pengawasan dan arahan yang kurang tegas, sehingga sering kali
para karyawan melenggar peraturan yang telah di tetapkan oleh
divisi seira. Oleh karena itu pengawasan dan denda harus dilakukan
dengan efektif agar karyawan tidak mengulangi kesalahan lagi
ketika melakukan pemanenan.
Pengawasan panen secara rutin perlu di lakukan dengan rutin
agar produksi di dapatkan semaksimal mungkin tanpa adanya buah
yang akhirnya mempertinggi persentase berondolan. Pengawasan
yang dilakukan adalah buah yang tertinggal di piringan, buah
matang yang tidak terpanen, buah busuk yang tidak di turunkan,
pemotongan pelepah yang over pruning, pelepah sengkleh,
penyusunan pelepah yang tidak sesuai pada tempatnya, berondolan
tertinggal di piringan, ketiak pelepah dan pasar pikul, dan gagang
panjang, dan ini yang paling sering dilakukan pemotongan buah
mentah atau belum membrondol (mentah). Apabila di temukan
kesalahan panen sewaktu speksi panen maka mandor harus
mencatat kesalahan yang dilakukan dan di berikan berupa teguran.
Tetapi jika masih mengulangi kesalahanan itu kembali maka harus
di kenakan sanksi denda sesuai kesalahan yang dilakukan.
Pengawasan ini dilakukan agar ketika dilakukan sortasi buah
(grading) tidak terdapat buah yang mentah, karena buah mentah
dapat menyebabkan Rendemen CPO menjadi rendah, karena
Rendemen CPO lebih di tentukan oleh kualitas buah yang dipanen
sesuai tingkat kematangan buah. Ketika grading dilakukan terdapat
buah yang mentah maka peringatan dini terhadap pemanen atau
kelompok panen tersebut.

37

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN
Produksi,produksi adalah proses pengambilan hasil
dengan cara memanen buah kelapa sawit. Pengambilan hasil
produksi adalah hal yang utama pada suatu perusahaan
perkebunan,

karena

dari

hasil

produksi

inilah

untuk

mendapatkan suatu masukan atau pendapatan.Keberhasilan


suatu perusahaan tergantung pada hasil produksi yang
diperoleh.
Alat yang digunakan untuk panen adalah egrek/dodos
dan perlengkapannya adalah artco/angkong, ember/karung,
gancu, kapak,tojok dan garuk. Persiapan panen meliputi
persiapan kondisi areal, penyediaan tenaga kerja, pembagian
ancak, dan penyediaan alat. Pelaksanaan panen meliputi
memotong buah matang, membuang dan menyusun pelepah
pada gawangan mati, mengeluarkan dan mengumpulkan TBS
maupun brondolan ke TPH sampai pengangkutan ke pabrik.

B. SARAN

38

1. Sebaiknya sebelum melaksanakan kegiatan perawatan


maupun panen, dipersiapkan terlebih dahulu segala
peralatan dan perlengkapannya.
2. Gunakan alat pelindung diri dengan baik dan benar untuk
keselamatan kerja
3. Untuk kegiatan

panen,

dalam

penentuan

kriteria

kematangan buah harus diperhatikan, agar tidak ada buah


mentah yang dipanen.
4. Taati aturan-aturan yang sudah di tetapkan oleh perusahaan.

39

Anda mungkin juga menyukai