Anda di halaman 1dari 3

Pangan mempunyai arti penting dalam membangun ketahanan nasional.

Di
Indonesia, sektor pangan merupakan sektor penentu tingkat kesejahteraan, karena
sebagian besar penduduk bekerja sebagai petani untuk yang berada di daerah
pedesaan. Memperhatikan hal tersebut, kemandirian pangan merupakan syarat
mutlak bagi ketahanan nasional. Salah satu upaya untuk memelihara ketahanan
nasional adalah melalui perwujudan kemandirian pangan.

Kemandirian pangan dapat diwujudkan melalui pemberdayaan masyarakat


tani, sehingga dengan begitu petani mempunyai kemampuan dalam mengatasi
permasalahannya. Salah satu usaha pemerintah bersama petani dalam rangka
membangun upaya kemandirian petani dibentuklah kelompok-kelompok tani di
perdesaan.

Kelembagaan petani merupakan suatu lembaga yang ditumbuhkembangkan


dari, oleh, dan untuk petani, guna memperkuat dan memperjuangkan kepentingan
petani. Pembinaan kegiatan petani yang dilaksanakan dalam kegiatan penyuluhan
melalui pendekatan kelompok dimaksudkan untuk mendorong terbentuknya
kelembagaan petani yang mampu membangun sinergi antarpetani dan antar
kelompok tani. Pembinaan kelembagaan petani dilaksanakan dengan maksud agar
terjadi pertumbuhan dan perkembangan kelompok tani, mengubah pola pikir petani,
sehingga petani bersedia dengan sungguh-sungguh meningkatkan usaha taninya
dan melaksanakan fungsinya.

Menurut Dimyati (2007) dalam Taufik (2015) permasalahan yang masih


melekat pada sosok petani dan kelembagaan petani di Indonesia adalah (1) masih
minimnya wawasan dan pengetahuan petani terhadap masalah manajemen
produksi maupun jaringan pemasaran, (2) belum terlibatnya secara utuh petani
dalam kegiatan agribisnis. Aktifitas petani masih terfokus pada kegiatan produksi (on
farm), (3) peran dan fungsi kelembagaan petani sebagai wadah organisasai petani
belum berjalan secara optimal.

Pemberdayaan kelembagaan petani berdasarkan Undang-Undang nomor 16


tahun 2006 pada pasal 9, kelembagaan petani meliputi kelompok tani asosiasi dan
koorporasi. Kebijakan pemberdayaan kelembagaan tani yaitu:

1) Petani diberi kebebasan dalam pemilihan komoditas unggulan dan


jenis usaha taninya.
2) Meningkatkan kemandirian petani dan kelompok tani
3) Satu Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) dalam satu desa satu
komoditi
4) Pembentukan kelembagaan petani (kelompok tani) harus mengacu
pada prinsip dari petani oleh petani dan untuk petani (Anonimous,
2000).

Pemberdayaan masyarakat khususnya dalam pengembangan ketahanan


pangan berada pada 3 level, yaitu: individu, komunitas regional, dan Negara. Pada
tingkat individu pemberdayaan dapat dikatakan berhasil manakala mampu
mengembangkan pola pikir, pola sikap, dan pola tindakan. Pada tingkat komunitas,
dampak dari pemberdayaan adalah berkembangnya nilai-nilai sosial dan struktur
sosial baru dan kelembagaan yang makin efektif memenuhi kebutuhan komunitas.
Sementara pada tingkat Negara ditandai dengan terjadinya kebijakan baru yang
mengubah pola hubungan dan distribusi kekuasaan, yang lebih berpihak kepada
masyarakat.

Berbagai program pembangunan dilakukan oleh pemerintah dengan tujuan


meningkatkan taraf hidup masyarakat. Salah satu upaya yang dilakukan adalah
melalui pemberdayaan masyarakat tani menuju penigkatan ketahanan pangan
dengan cara menyediakan tenaga pendamping bagi petani. Melalui pendampingan
kepada petani diharapkan bahwa percepatan pencapaian tujuan pembangunan
dapat terlaksana.

Pendampingan pada dasarnya merupakan upaya untuk menyertakan


masyarakat dalam mengembangkan berbagai potensi yang dimiliki sehingga
mampu mencapai kualitas kehidupan yang lebih baik. Kegiatan ini dilaksanakan
untuk memfasilitasi pada proses pengambilan keputusan berbagai kegiatan yang
terkait dengan kebutuhan masyarakat, membangun kemampuan dalam
meningkatkan pendapatan, melaksanakan usaha yang berskala bisnis serta
mengembangkan perencanaan dan pelaksanaan kegiatan partisipatif.

Dalam pelaksanaan program pendampingan ini diperlukan ketersediaan


sumberdaya manusia (SDM) yang berkualitas dan mampu berperan sebagai
fasilitator, komunikator dan dinamisator selama program berlangsung dan berfungsi
sebagai konsultan sewaktu diperlukan kelompok.

Tujuan dari pendampingan adalah sebagai berikut:

1) Memperkuat kelembagaan petani sehingga organisasi petani dapat


menjadi salah satu lembaga penggerak ekonomi pedesaan.
2) Mengembangkan dan menumbuhkan usaha pertanian alternative
sebagai sumber pendapatan yang handal.
3) Memperkuat sistem ketahanan pangan pada tingkat rumah tangga
dan komunitas.
4) Membangun mekanisme pengambilan keputusan secara partisipatif
dalam semua aspek pengelolaan sumber daya kelompok, khususnya
pengelolaan irigasi.
5) Meningkatkan peran serta aparat, tokoh masyarakat, dan kader-kader
pertanian dalam memperkuat sistem ketahanan pangan.
Sumber:
Anonymous, 2000. Pengembangan SDM Pertanian dan Keswadayaan Petani
Nelayan. Volume 12. Ekstensia.
Taufik, M. 2015. Peran Lembaga Penelitian dan Penyuluh Pertanian terhadap
Permbangunan Pertanian di desa Baleka Kecamatan Gerung Kabupaten
Lombok. Mataram: Universitas Mataram.

Anda mungkin juga menyukai