Anda di halaman 1dari 14

I.

PENDAHULUAN
Agribisnis kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.), baik yang berorientasi pasar
local maupun global akan berhadapan dengan tuntutan kualitas produk dan kelestarian
lingkungan selain tentunya kuantitas produksi.

II. SYARAT PERTUMBUHAN


1. Iklim
Lama penyinaran matahari rata-rata 5-7 jam/hari. Curah hujan tahunan 1.500-
4.000 mm. Temperatur optimal 24-280C. Ketinggian tempat yang ideal antara 1-500 m
dpl. Kecepatan angin 5-6 km/jam untuk membantu proses penyerbukan.
2. Media Tanam
Tanah yang baik mengandung banyak lempung, beraerasi baik dan subur.
Berdrainase baik, permukaan air tanah cukup dalam, solum cukup dalam (80 cm), pH
tanah 4-6, dan tanah tidak berbatu. Tanah Latosol, Ultisol dan Aluvial, tanah gambut
saprik, dataran pantai dan muara sungai dapat dijadikan perkebunan kelapa sawit.

III. PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA


1. Pembibitan
a. Penyemaian
Kecambah dimasukkan polibag 12x23 atau 15x23 cm berisi 1,5-2,0 kg tanah
lapisan atas yang telah diayak. Kecambah ditanam sedalam 2 cm. Tanah di polibag
harus selalu lembab. Simpan polibag di bedengan dengan diameter 120 cm. Setelah
berumur 3-4 bulan dan berdaun 4-5 helai bibit dipindahtanamkan.
Bibit dari dederan dipindahkan ke dalam polibag 40x50 cm setebal 0,11 mm yang
berisi 15-30 kg tanah lapisan atas yang diayak. Polibag diatur dalam posisi segitiga
sama sisi dengan jarak 90x90 cm.
b. Pemeliharaan Pembibitan
Penyiraman dilakukan dua kali sehari. Penyiangan 2-3 kali sebulan atau
disesuaikan dengan pertumbuhan gulma. Bibit tidak normal, berpenyakit dan
mempunyai kelainan genetis harus dibuang. Seleksi dilakukan pada umur 4 dan 9 bulan.
Pemupukan pada saat pembibitan sebagai berikut :

Budidaya Tanaman Kelapa Sawit 1


Pupuk Makro
> 15-15-6-4 Minggu ke 2 & 3 (2 gram); minggu ke 4
& 5 (4gr); minggu ke 6 & 8 (6gr);
minggu ke 10 & 12 (8gr)
> 12-12-17-2 Mingu ke 14, 15, 16 & 20 (8 gr);
Minggu ke 22, 24, 26 & 28 (12gr),
minggu ke 30, 32, 34 & 36 (17gr),
minggu ke 38 & 40 (20gr).
> 12-12-17-2 Minggu ke 19 & 21 (4gr); minggu ke 23
& 25 (6gr); minggu ke 27, 29 & 31 (8gr)

2. Teknik Penanaman
1. Penentuan Pola Tanaman
Pola tanam dapat monokultur ataupun tumpangsari. Tanaman penutup tanah
(legume cover crop LCC) pada areal tanaman kelapa sawit sangat penting karena dapat
memperbaiki sifat-sifat fisika, kimia dan biologi tanah, mencegah erosi,
mempertahankan kelembaban tanah dan menekan pertumbuhan tanaman pengganggu
(gulma). Penanaman tanaman kacang-kacangan sebaiknya dilaksanakan segera setelah
persiapan lahan selesai.
2. Pembuatan Lubang Tanam
Lubang tanam dibuat beberapa hari sebelum tanam dengan ukuran 50x40 cm
sedalam 40 cm. Sisa galian tanah atas (20 cm) dipisahkan dari tanah bawah. Jarak
9x9x9 m. Areal berbukit, dibuat teras melingkari bukit dan lubang berjarak 1,5 m dari
sisi lereng.
3. Cara Penanaman
Penanaman pada awal musim hujan, setelah hujan turun dengan teratur. Sehari
sebelum tanam, siram bibit pada polibag. Lepaskan plastik polybag hati-hati dan
masukkan bibit ke dalam lubang. Taburkan Natural GLIO yang sudah
dikembangbiakkan dalam pupuk kandang selama + 1 minggu di sekitar perakaran
tanaman. Segera ditimbun dengan galian tanah atas.

Budidaya Tanaman Kelapa Sawit 2


3. Pemeliharaan Tanaman
1. Penyulaman dan Penjarangan
Tanaman mati disulam dengan bibit berumur 10-14 bulan. Populasi 1 hektar +
135-145 pohon agar tidak ada persaingan sinar matahari.
2. Penyiangan
Tanah di sekitar pohon harus bersih dari gulma.
3. Pemupukan
Anjuran pemupukan sebagai berikut :
Pupuk Makro
Urea 1. Bulan ke 6, 12, 18, 24, 225 kg/ha
30 & 36
2. Bulan ke 42, 48, 54, 60 1000 kg/ha
dst
TSP 1. Bulan ke 6, 12, 18, 24, 115 kg/ha
30 & 36
2. Bulan ke 48 & 60 750 kg/ha
MOP/KCl 1. Bulan ke 6, 12, 18, 24, 200 kg/ha
30 & 36
2. Bulan ke 42, 48, 54, 60 1200 kg/ha
dst
Kieserite 1. Bulan ke 6, 12, 18, 24, 75 kg/ha
30 & 36
2. Bulan ke 42, 48, 54, 60 600 kg/ha
dst
Borax a. Bulan ke 6, 12, 18, 24, 20 kg/ha
30 & 36
b. Bulan ke 42, 48, 54, 60 40 kg/ha
dst
NB. : Pemberian pupuk pertama sebaiknya pada awal musim hujan (September -
Oktober) dan kedua di akhir musim hujan (Maret- April).

Budidaya Tanaman Kelapa Sawit 3


4. Pemangkasan Daun
Terdapat tiga jenis pemangkasan yaitu:
a. Pemangkasan pasir
Membuang daun kering, buah pertama atau buah busuk waktu tanaman berumur
16-20 bulan.
b. Pemangkasan produksi
Memotong daun yang tumbuhnya saling menumpuk (songgo dua) untuk persiapan
panen umur 20-28 bulan.
c. Pemangkasan pemeliharaan
Membuang daun-daun songgo dua secara rutin sehingga pada pokok tanaman
hanya terdapat sejumlah 28-54 helai.
5. Kastrasi Bunga
Memotong bunga-bunga jantan dan betina yang tumbuh pada waktu tanaman
berumur
12-20 bulan.
6. Penyerbukan Buatan
Untuk mengoptimalkan jumlah tandan yang berbuah, dibantu penyerbukan
buatan oleh manusia atau serangga.
a. Penyerbukan oleh manusia
Dilakukan saat tanaman berumur 2-7 minggu pada bunga betina yang sedang
represif (bunga betina siap untuk diserbuki oleh serbuk sari jantan). Ciri bunga
represif adalah kepala putik terbuka, warna kepala putik kemerah-merahan dan
berlendir.
Cara penyerbukan:
1. Bak seludang bunga.
2. Campurkan serbuk sari dengan talk murni ( 1:2 ). Serbuk sari diambil dari pohon
yang baik dan biasanya sudah dipersiapkan di laboratorium, semprotkan serbuk
sari pada kepala putik dengan menggunakan baby duster/puffer.
b. Penyerbukan oleh Serangga Penyerbuk Kelapa Sawit
Serangga penyerbuk Elaeidobius camerunicus tertarik pada bau bunga jantan.
Serangga dilepas saat bunga betina sedang represif. Keunggulan cara ini adalah
tandan buah lebih besar, bentuk buah lebih sempurna, produksi minyak lebih besar
15% dan produksi inti (minyak inti) meningkat sampai 30%.

Budidaya Tanaman Kelapa Sawit 4


3. Hama dan Penyakit
1. Pemberantasan Hama dan Penyakit Kelapa Sawit
a. Secara fisik/mekanis
Beberapa usaha yang dapat dilakukan antara lain pengambilan/pengumpulan
hama dan penyakit secara fisik/mekanis, pembongkaran dan pembakaran
tanaman yang terserang, pembersihan kebun, gropyokan dan lain lain
b. Secara biologis
Dengan menggunakan binatang/organisme lain seperti musuhnya, yaitu:
1) Parasit: makhluk hidup/organisme yang hidupnya tergantung pada makhluk
hidup/organisme lain, seperti hama, serangga binatang perusak dan,
2) Predator: makhluk hiudp/organisme pemakan hama atau binatang lain yang
merugikan.
c. Secara khemis
Usaha pemberantasan dengan menggunakan bahan kimaiia yang berupa
pestisida, antara lain fungsida, bakterisida, inteksida, nematisida, akarisida, dan
lain lain. Cara pemberantasan ini relatif cepat dan praktis, tetapi seringkali
menimbulkan efek samping. Sebab jika penggunaannya tidak hati hati dapat
membahayakan kesehatan manusia atau organisme lain, juga dapat
mengganggu keseimbangan alam. Tetapi bagaimanapun usaha pencegahan
akan selalu lebih baik dari pemberantasan. Pada pembahasan kali akan
diuraikan secara singkat tentang beberapa hama dan penyakit yang sering
menyerang tanaman kelapa sawit, serta beberapa usaha pencegahan maupun
pemberantasannya.
2. Hama Kelapa Sawit
a. Nematoda
1) Gejala
Daun daun baru yang akan membuka tergulung dan tumbuk tegak. Selanjutnya
daun berubah warna menjadi kuning dan mengering. Terjadi pembusukan
pada tandan bunga, dan tidak mebuka, sehingga tidak menghasilkan buah.
2) Penyebab
Nematoda Rhadinaphelenchus cocophilus. Hama ini menyerang akar tanaman
kelapa sawit.

Budidaya Tanaman Kelapa Sawit 5


3) Pemberantasan
Pohon yang terserang diracun dengan natrium arsenit untuk memberantas
sumber infeksi, setelah tanama mati/kering dibongkar lalu dibakar.
b. Tungau
1) Gejala
Daun yang diserang berubah warna dari hijau menjadi perunggu mengkilat
(bronz). Pesemain atau pembibitan mengalami kerusakan
2) Penyebab
Tungau merah (Oligonychus) yang panjanganya 0,5 mm. Hidupnya di
sepanjang tulang anak daun sambil mengisap cairan daun. Hama ini
membahayakan dan berkembang pesat dalam keadaan cuaca kering di musim
kemarau.
3) Pemberantasan
Penyemprotan dengan akarisida yang mengandung bahan aktif tetradifon 75,2
g/l. contoh akarisida adalah Teidon 75 EC yang disemprotkan dengan
konsentrasi 0,1 – 0,2%.
c. Pimelephila ghesquierei
1) Gejala
Adanya lubang atau ruangan pada daun muda bekas gerakan dari ulat hama
ini, jika ada angin yang bertiup kencang, daun banyak yang patah.
2) Penyebab
Ngengat Pimelephila ghesquierei. Telur penggerk ini ditempatkan di bawah
daun yang belum membuka. Beberapa hari kemudian telur akan menetas
menjadi larva berupa ulat yang berukuran 3-4 cm, berwarna merah tua dan
berubah menjadi kekuning-kuningan sesuai dengan perkembangannya.
Siklus hidup dari teluar sampai dewasa berlangsung selama 35-45 hari. Yang
diserang ngengat ini bisanya tanaman berumur 3-5 tahun atau
yang dipembibitan.
3) Pemberantasan
Serangan ringan dapat dengan cara memtong bagian yang terserang. Untuk
tanaman yang terkena serangan cukup dengan disemprot dengan parathion
0,02%.

Budidaya Tanaman Kelapa Sawit 6


d. Ulat Api
1) Gejala
Helaian daun berlubang atau habis sama sekali sehingga hanya tinggal tulang
daunnya. Gejala ini dimulai dari daun bagian bawah
2) Penyebab
Setoa nitens. Darna trima, dan ploneta diducta merupakan hama pemakan daun
ini. larva berupa ulat berwarna hijau dan pada punggungnya terdapat garis
putih memanjang 20-25 mm. Bulu kasar kaku yang ada pada penggungnya dan
beracun. Jika terkena tangan rasanya gatal dan panas.
3) Pemberantasan
Pada serangan ringan pemberantasan dilakukan secara manual, yaitu
mengambil ulat ulat dari daun dan memusnahkannya. Pemberantasan secaa
khemis dengan menyemprotkan insektisida berbahan aktif griazofos 242 g/l,
karbaril 85% dan klorpirifos 200 g/l. beberapa contoh insektisida tersebut
adalah Hostation 25 ULV, Sevin 85 EA atau Dursban dan konsentrasi yang
dianjurkan yaitu 0,2-0,3%. Pada saat ini telah dikembangkan pengendalian
larva ulat api secara biologis, yaitu dengan penyebaran virus B. Nudaurelia.
e. Ulat kantong
1) Gejala
Daun tidak utuh lagi, rusak, dan berlubang lubang. Kerusakan helaian daun
dimulai dari lapisan epidermisnya. Kerusakan lebih lanjut adalah
mengeringnya daun yang menyebabkan tajuk bagian bawah berwarna abu abu
dan hanya daun muda yang masih berwarna hijau.
2) Penyebab
Metisa plana, Mahasena corbetti, dan Crematosphisa pendula merupakan
penyebab serangan ini. penyebaran hama ini amat cepat, karena sifatnya
“mobile” mudah berpindah dari satu daun ke daun lain atau satu pohon ke
pohon lain. Kerusakan akibat hama ini dapat menimbulkan penyusutan
produksi sampai 40% pada tahun pertama.
3) Pemberantasan
Secara khemis dengan timah arsenat 2,5 kg/ha dalam 25 l air atau dengan
insektisida yang mengandung behan aktif triklorfon 707 g/l, contohnya
Dipterex 700 ULV . dosis penggunaan insektisida tersebut untuk tiap hektar
areal perkebunan adalah 1,5-2 kg yang dilarutkan dalam 15-20 l air.

Budidaya Tanaman Kelapa Sawit 7


Pemberantasan secara biologis dengan menyebarkan predator dan parasit.
Beberapa jenis parasit yang sering dijumpai menyerang larva adalah
Callimerus inferus, Brachumeria sp. Apenteles sp, Fislistina sp, Caryphus
inferus dan lain lain. Predator larva anara lain adalah Sycanus dichotomus.
f. Belalang
1) Gejala
Daun tidak utuh, pada bagian tepinya tampak bekas gigitan, terutama pada
daun muda. Bibit rusak, bahkan bisa patah.
2) Penyebab
Valanga nigricornis dan Gastrimargus marmonratus. Meski kerusakan yang
ditimbulkan tidak begitu serius, teatpi dalam populasi yang besar hama ini
dapat menurunkan produksi.
3) Pemberantasan
Secara biologi, predator yang bisa memberatasnya antara lain burung.
g. Kumbang
1) Gejala
Adanya lubang lubang berbentuk taji pada daun muda yang belum membuka
dan pangkal daun.
2) Penyebab
Oryctes rhinoceros. Serangan hama ini cukup membahayakan jika terjadi pada
tanaman muda, sebab jika sampai mengenai titik tumbuhnya menyebabkan
penyakit busuk dan mengakibatkan kematian. Tetapi jika hanya makan bakal
daunnya, hanya menyebabkan kerusakan pada daun dewasa.
3) Pemberantasan
Pencegahan dengan menjaga kebersihan kebun, terutama disekitar tanaman.
Sampah sampah dan pohon yang mati dibakar, agar larva hama mati.
Pemberantasan secara biologi dengan menggunakan jamur metharrizium
anisopliae dan virus Baculovirus orycetes. Atau dapat juga dengan
penyebaran hewan predator seperti kumbang, lalat, semut, rayap, toke, ular,
dan burung.
h. Penggerek tandan buah
1) Gejala
Buah muda atau buah tua terlihat berlubang.

Budidaya Tanaman Kelapa Sawit 8


2) Penyebab
Ngengat Tirathab mundella. Ulat hama ini berwarna cokelat muda sampai
cokelat tua dan mencapai panjang kurang lebih 4 cm. Hama ini meletakkan
telurnya pada tandan buah, dan setelah menetas, larvanya (ulat) akan
melubangi buah kelapa sawit.
3) Pemberantasan
Secara khemis, disemprot dengan insektisida yang mengandung bahan aktif
707 g/l atau endosulfan 350 g/l. insektisida antara lain adalah Depterex 700
ULV dan Thio dan 35 EC dengan dosis 0,55 kg/ha yang dilarutkan dalam 370
l air. Pemberantasan secara biologi dengan penyebaran predator dan lalat
parasit.
i. Tikus
1) Gejala
Pertumbuhan tanaman tidak normal, terutama pada bibit dan tanaman muda,
karena jeringan jaringan pada titik tumbuh rusak. Pada tenaman dewasa yang
sudah menghasilkan, terjadi kerusakan tandan dan bunga bunga yang masih
muda.
2) Penyebab
Tikus (Rattus tiomanicus, Rattus sp). hama ini menyerang tanaman pada
semua umur dan menimbulkan kerugian yang tidak sedikit.
3) Pemberantasan
Hama tikus pada umumnya sulit diberantas, karena daerah hidupnya sangat
luas. Pemberantasan bisa dilakukan secara emposan pada sarangnya. Secara
biologi dengan predator seperti kucing, ular, burung hantu dll.
j. Hama lainnya
Selain tikus, beberapa jenis mamalia lain yang merupakan hama kelapa sawit
adalah tupai, babi hutan, dan lain lain.
3. Penyakit Kelapa Sawit
Penyebab penyakit tanaman kelapa sawit adalah beberapa jenis mikroorganisme
seperti jamur (fungi), bakteri, dan virus. Penyakit yang menyerang tanaman pada
umumnya sangat sukar diberantas. Tindakan pemberantasan yang biasa dilakukan aitu
dengan pemotongan bagian tanaman yang terserang, pembongkaran dan pembakaran.
Karena sulit pemberantasannya, maka tindakan yang terbaik adalah dengan melakukan
tindakan pencegahan. Beberapa tindakan pencegahan agar tanaman sedikit atau

Budidaya Tanaman Kelapa Sawit 9


terhindar dari penyakit antara lain, dengan penggunaan bibit yang reisisten, isolasi,
pemusnahan/pembakaran pohon pohon yang sakit dan penggunaan bahan bahan kimia.
Beberapa penyakit yang penting dan sering menyerang tanaman kelapa sawit adalah.
a. Blast disease (penyakit akar)
1) Gejala
Tanaman tumbuh tidak normal, lemah, dan daun berubah warna dari hijau
menjadi kuning (nekrosis). Nekrosis dimulai dari ujung daun dan bebarapa
hari kemudian tanaman mati. Bibit maupun tanaman dewasa yang terserang
akarnya membusuk.
2) Penyebab
Jamur Rhizoctonia lamellifera dan Phytium sp.
3) Pencegahan
Melakukan budidaya yang baik merupakan cara yang efisien untuk
pencegahan penyakit ini. tindakan tersebut antara lain dengan membuat
persemaian yang baik agar bibit sehat dan kuat, pemberian air yang cukup dan
naungan pada musim kemarau, dan lain lain.
b. Basal stem rot atau Ganoderma (penyakit busuk pangkal batang)
1) Gejala
Daun hijau pucat dan daun muda (janur) yang terbentuk sedikit. Daun yang
tua layu, patah pada pelepahnya dan menggantung pada batang. Selanjutnya
pangkal batang menghitam, getah (gum= blendok) keluar darii tempat yang
terinfeksi, dan akhirnya batang membusuk dengan warna cokelat muda.
Akhirnya bagian atas tanaman berjatuhan dan batang roboh.
2) Penyebab
Jamur Ganoderma applanatum, Ganoderma lucidum, dan Ganoderma
pseudofferum, Jamur ini akan menular ke tanaman yang sehat jika akarnya
bersinggungan dengan tunggul tunggul pohon yang sakit
3) Pencegahan dan pemberantasan
Sebelum penanaman, sumber infeksi dibersihkan. Terutama jika areal kelapa
sawit merupakan lahan bekas kebun kelapa atau kelapa sawit, tanggul tanggul
ini harus dibongkar serta dibakar. Tanaman yang terserang harus dibongkar
dan dibakar. Disekitar tanaman digali parit, dan tanaman yang belum terserang
dibumbun.

Budidaya Tanaman Kelapa Sawit 10


c. Upper stem rot (penyakit busuk pada atas )
1) Gejala
Warna daun yang terbawah berubah warna dan akhirnya mati. Keadaan ini
berkembang terus sampai kuncup daun terserang. Selanjutnya terjadi
pembusukan pada batang. Batang yang membusuk, sekitar 2 m diatas tanah,
akan diwarnai cokelat keabuan.
2) Penyebab
Jamur fomex noxius. Penyakit ini berhubungan erat dengan defisiensi unsur K
dan infeksi melalui spora pada saat pemangkasan.
3) Pemberantasan
Bagian batang yang baru terserang sedikit dapat ditolong dengan melakukan
pembedahan atau pemotongan. Luka bekas potongan ditutupi dengan obat
penutup luka (protectant), misalnya ter arang. Bila tanaman sudah tidak dapat
tertolong lagi harus dibongkar. Bagian bagian tanaman yang sakit diletakkan
di antara barisan tanaman agar membusuk. Selain itu, penambahan unsur hara,
terutama unsur K, dapat mengurangi penderitaan pohon yang terserang.
d. Dry basal rot (penyakit busuk kering pangkal batang)
1) Gejala
Tandan buah membusuk, pembentukan bunga terhambat dan diikuti dengan
patahnya daun bagian bawah, akhirnya tanaman kering dan mati. Jamur ini
menyerang melalui akar atau bekas luka akibat pemangkasan, mesuk ke
dalam kortek menuju pangkal batang. Tanaman yang berumur 4-10 tahun
lebiih peka terhadap penyakit ini dan 2-3 tahun kemudian setelah terkena
penyakit, tanaman dapat mati.
2) Penyebab
Jamur Ceratocystis parodoxa
3) Pencegahan dan pemberantasan
Tanaman yang sakit harus dibongkar dan dibakar. Usaha pencegahan dengan
cara menghindarkan dari sumber infeksi dan usaha penanaman varietas yang
tahan terhadap penyakit tersebut.
e. Spear rot (penyakit busuk kuncup)
1) Gejala
Jaringan pada kuncup (spear) membusuk dan berwarna kecokelatan. Setelah
dewasa, kuncup akan bengkok dan melengkung.

Budidaya Tanaman Kelapa Sawit 11


2) Penyebab
Belum diketahui dengan pasti sampai saat ini.
3) Pemberantasan
Memotong bagian kuncup yang terserang.
f. Bud rot (penyakit busuk titik tumbu)
1) Gejala
Kuncup yang ditengah membusuk sehingga mudah dicabut dan berbau
busuk. Akibatnya tanaman akan mati dan jika tetap hidup, daun tumbuh
abnormal, kerdil dan lurus.
2) Penyebab
Bakteri erwinia. Penyakit ini sering berkaitan erat dengan serangan hama
kumbang (Oryctes rhynoceros). Setelah hama menyerang titik tumbuh,
kemudian dilanjutkan dengan serangan penyakit ini yang merupakan
serangan sekunder
3) Pemberantasan
Belum ada cara efektif yang ditemukan untuk memberantas penyakit ini.
g. Patch yellow (penyakit garis kuning)
1) Gejala
Pada daun yang terserang, tampak bercak bercak lonjong berwarna kuning
dan ditengahnya terdapat warna cokelat. Penyakit ini sudah menyerang pada
saat bagian ujung daun belum membuka, dan akan menyebar ke helai daun
lain yang telah terbuka pada pelepah yang sama. Daun yang terserang akan
mengering dan akhirnya gugur.
2) Penyebab
Jamur Fusarium oxysporum. Penyakit ini menyerang tanaman yang
mempunyai kepekaan tinggi dan disebabkan oleh faktor turunan.
3) Pencegahan
Usaha inokulasi penyakit pad bibit dan tanaman muda, dapat mengurangi
penyakit di persemaian dan tanaman muda dilapangan.
h. Anthracnose
1) Gejala
Terdapat bercak bercak tua pada ujung dan tepi daun. Bercak bercak
dikelilingi warna kuning yang merupakan batas antara bagian daun yang seha
dan yang terserang. Gejala lain yang tampak adalah adanya warna cokelat

Budidaya Tanaman Kelapa Sawit 12


dan hitam diantara tulang daun. Daun daun yang terserang menjadi kering
dan berakhir dengan kematian.
2) Penyebab
Jamur Melanconium sp, Vlomerella cingulata, dan Botryodiplodia
palmarum.
3) Pencegahan dan pemberantasan
Pencegahan secara agornomis dengan mengatur jaruak tanam, penyiraman
yang teratur, pemupukan, pemindahan bibit dari persemaian berikut
tanahnya yang mengumpal di akar.
Pemberantasan secara khemis dengan penyemprotan Captan (Orthocide M
50) 0,2% atau Cuman (Ziram) 0,1%.
i. Crown disase (penyakit tajuk)
1) Gejala
Helai daun mulai pertengahan sampai ujung pelepah kecil kecil, sobek, atau
tidak ada sama sekali. Pelepah yang bengkok dan tidak berhelai daun
merupakan gejala yang cukup serius. Gejala ini tampak pada tanaman yang
berumur 2- 4 tahun.
2) Penyebab
Gen keturunan dari tanaman induk.
3) Pencegahan
Menyingkirkan tanaman tanaman induk yang mempunyai gen penyakit
tersebut.
j. Bunch rot (penyakit busuk tandan)
1) Gejala
Diantara buah atau pangkal pelepah daun terdapat miselium yang berwarna
putih
2) Penyebab
Jamur Marsmius palmivorous. Jamur ini menyerang buah yang matang dan
dapat menembus daging buah sehingga menurunkan kualitas minyak sawit.
Penyakit ini sering terjadi pada permulaan panen, karena polinasi yang tidak
sempurna
3) Pencegahan dan pemberantasan
Tindakan pencegahan dilakukan dengan melakukan penyerbukan buatan,
kastrasi dan sanitasai kebun terutama pada musim hujan

Budidaya Tanaman Kelapa Sawit 13


Pemberantasan dengan pembekaran tandan buah yang terserang dan secara
khemis dengan penyemprotan Difolatan 0,2%.
5. Panen
Mulai berbuah setelah 2,5 tahun dan masak 5,5 bulan setelah penyerbukan. Dapat
dipanen jika tanaman telah berumur 31 bulan, sedikitnya 60% buah telah matang panen,
dari 5 pohon terdapat 1 tandan buah matang panen. Ciri tandan matang panen adalah
sedikitnya ada 5 buah yang lepas/jatuh dari tandan yang beratnya kurang dari 10 kg
atau sedikitnya ada 10 buah yang lepas dari tandan yang beratnya 10 kg atau lebih.

Budidaya Tanaman Kelapa Sawit 14

Anda mungkin juga menyukai