Tugas 2 Kelompok 1
Analisis Statistika
1. Kurniawan (P013221030)
2. Nur Amaliah (P013221004)
3. Ardi Rumallang (P013221001)
4. Ilham ahmad (P013221002)
5. A.Irma Suryani (P013221003)
6. Eka Kusuma Dewi (P013221005)
7. Ummu Umainah (P013221006)
8. Vandalisna (P013221007)
9. Arnida Mustafa (P013221008)
10. Asruddin (P013221009)
11. Muhammad Tahnur (P013221010)
12. Syahrullah (P013221037)
13. Santi (P013221030)
14. Muh. Haidir Hakim (P013221012)
15. Andi Ivah Mundiyah (P013221013)
16. Nur Hikmah (P013221014)
17. Syaharuddin Alrif (P013221015)
18. Imelda Siska (P013221016)
DAFTAR ISI
1. PENDAHULUAN
perkebunan rakyat alias petani namun saat ini produksi mereka dari setiap
daerah berkurang (Ibrahim, S., 2018).
Provinsi Sulawesi Selatan sebagai salah satu sentra perkebunan
kakao rakyat memberikan kontribusi yang sangat besar terhadap tanaman
kakao di Indonesia setelah Sulawesi Tengah dan Sulawesi Tenggara.
Luas areal Perkebunan kakao di provinsi Sulawesi selatan pada tahun
2017 sekitar 238.760 ha (Direktorat Jendral Perkebunan, 2018).
Untuk wilayah Sulawesi Selatan, khususnya Kabupaten Bantaeng
Produksi kakao dikabupaten bantaeng pada tahun (2018) mencapai 2.864
ton dan produktivitas 530 kg/ha dengan luas areal perkebunan kakao
5.400 ha (Dinas Perkebunan Sulawesi selatan, 2018). Kabupaten
Bantaeng, sebagai salah satu penghasil kakao di Indonesia mempunyai
potensi untuk menghasilkan kakao dengan kualitas yang sangat baik. Hal
ini ditunjang oleh kondisi iklim seperti curah hujan tahunan dan suhu
harian rata-rata yang sangat ideal bagi pertumbuhan tanaman dan
perkembangan biji kakao. Potensi ini hendaknya dimanfaatkan sebaik-
baiknya sehingga perekonomian daerah dapat berkembang serta
kesejahteraan petani dapat meningkat.
Kakao merupakan komoditas yang mampu memberikan penghasilan
yang cukup baik dan terus menerus sepanjang tahun bagi masyarakat
petani kakao. Namun, saat ini produktivitas tanaman kakao rata-rata
mencapai 591.18 kg ha-1 sedangkan potensi produktivitas dapat mencapai
1.5 – 3 ton ha-1 (Kardiyono, 2010).
Untuk menjaga agar produktivitas kakao meningkat dapat dilakukan
pemeliharaan tanaman yang salah satu aspeknya adalah kultur teknis,
Salah satu teknik budidaya yang penting bagi tanaman, terutama kakao
adalah pemangkasan (Susanto 1994). Pemangkasan tanaman dapat
mengendalikan penyakit dan memelihara tanaman sehingga dapat
memacu produksi, serta mengatur iklim mikro yang tepat bagi tanaman.
Pemangkasan juga bertujuan untuk mencapai efesiensi pemanfaatan
5
buah rusak per pohon, rata-rata jumlah biji per buah, dan produksi biji
kakao (Anhar., et al.,2013).
2. METODE PENELITIAN
KELOMPOK
I II III IV
P2 P5 P9 P10
P0 P11 P6 P4
U
P6 P8 P7 P2
P4 P1 P3 P0
P11 P10 P0 P7
P5 P7 P2 P1 S
P9 P3 P8 P11
P3 P9 P1 P6
P7 P4 P11 P9
P10 P0 P5 P8
P1 P6 P4 P3
P8 P2 P10 P5
Kelompok 4
Perlakuan 12
FK 481921.9
sumsq Perlakuan 1968881.9
Sumsq Kelompok 5783292.2
Sidik Ragam
F.Tabel
SK DB JK KT F.Hitung Ket.
0.05 0.01
Kelompok 3 19.10 6.37 0.35 tn 2.89 4.44
Perlakuan 11 10298.54 936.23 52.18 ** 2.09 2.84
Galat 33 592.08 17.94
Total 47 10909.72
KK: 4.2%
Keterangan : tn = berpengaruh Tidak nyata
** = berpengaruh Sangat nyata
Kesimpulan:
1. Perlakuan menunjukkan bahwa berpengaruh sangat nyata artinya H1
diterima dan H0 ditolak
Pendahuluan:
rata-rata berat
Perlakuan (P) NP. BNJ 0.05 %
100 biji kering
P0 78.1 g
P1 81.7 fg
P2 85.2 fg
P3 90.7 ef
P4 99.0 de
P5 100.3 de
10.42
P6 98.3 de
P7 103.0 cd
P8 103.9 cd
P9 112.5 bc
P10 121.1 ab
P11 128.8 a
Keterangan : Angka-angka yang di ikuti dengan huruf yang sama pada
huruf (a,b,c,d,e,f,g) berarti berbeda tidak nyata pada uji lanjut
BNJ taraf kepercayaan 0.05.
Kesimpulan
Hasil uji lanjut bnj 0.05 menunjukkan bahwa perlakuan dipangkas
dan pemberian kompos 10 kg/pohon (P11) menghasilkan rata-rata
tertinggi dan berbeda nyata dengan perlakuan lainya. tetapi berbeda tidak
nyata dengan perlakuan dipangkas dan pemberian kompos 10 kg/pohon
(P10).
Tukey HSDa,b
perlakuan N Subset
15
1 2 3 4 5 6 7
p0 4 78.100
p1 4 81.700 81.700
p2 4 85.175 85.175
p3 4 90.700 90.700
p6 4 98.325 98.325
p4 4 98.950 98.950
p5 4 100.275 100.275
p7 4 102.975 102.975
p8 4 103.925 103.925
p9 4 112.450 112.450
p10 4 121.050 121.050
p11 4 128.775
Sig. .457 .152 .102 .768 .110 .198 .331
Kesimpulan: Hasil uji lanjut bnj 0.05 dengan SPSS menunjukkan bahwa
perlakuan dipangkas dan pemberian kompos 10 kg/pohon (P11) menghasilkan
rata-rata tertinggi dan berbeda nyata dengan perlakuan lainya. tetapi berbeda
tidak nyata dengan perlakuan dipangkas dan pemberian kompos 10 kg/pohon
(P10).
4. Kesimpulan