Disusun Oleh :
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2022
ii
Kata Pengantar
Syukur Alhamdulliah senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini guna
memenuhi tugas untuk mata kuliah Dasar Dasar Ilmu Tanah dengan Judul: “Pengaruh Pandemi
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari bantuan banyak
pihak yang dengan tulus memberikan doa, saran dan kritik sehingga makalah ini dapat
terselaikan.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena itu, kami
mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritikan yang membangun dari
berbagai pihak. Akhirnya kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi
3
DAFTAR ISI
Kata Pengantar............................................................................................................................................3
BAB 1 PENDAHULUAN.................................................................................................................................5
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................................5
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................................................5
1.3 Tujuan Penelitian.........................................................................................................................5
BAB II...........................................................................................................................................................6
PEMBAHASAN.........................................................................................................................................6
BAB III........................................................................................................................................................18
PENUTUP...............................................................................................................................................18
3.1 Kesimpulan................................................................................................................................18
3.2 Saran..........................................................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................................................19
4
BAB 1
PENDAHULUAN
5
BAB II
PEMBAHASAN
Indonesia adalah negara agraris yang memberi konsekuensi pada perlunya perhatian
pemerintah pada sektor pertanian yang kuat dan tangguh, oleh karena itu salah satu sektor yang
pertanian yang artinya pertanian memegang peranan yang sangat penting dari keseluruhan
perekonomian nasional, hal ini dapat ditunjukkan dari banyaknya penduduk atau tenaga kerja
pada sektor pertanian. Pertanian merupakan basis perekonomian Indonesia. Peran sektor
pertanian di samping sebagai sumber penghasil devisa negara yang besar, juga merupakan
sumber kehidupan bagi sebagian besar penduduk Indonesia, dan bila dilihat dari jumlah orang
yang bekerja, maka sektor pertanian paling banyak menyerap tenaga kerja (Saifullah, 2018).
Sektor holtikultura menjadi subsektor yang telah menjadi perubahan kekuatan untuk jadi
sumber ekonomi baru di tingkat pedesaan dan perkotaan, karena tanaman holtikultura menjadi
jalan keluar untuk mengatasi masalah krisis pangan dunia. Holtikultura memang masuk kedalam
subsektor tanaman pangan, dan holtikultura sudah membuktikan bahwasanya telah menjadi
sumber baru didalam sektor pangan pertanian (Direktorat Jendral Holtikultura, 2015).
Komoditas holtikultura terdiri dari 4 bagian, diantaranya adalah tanaman hias, tanaman
buah-buahan, tanaman sayursayuran serta obat-obatan. Komoditas ini memiliki prospek yang
bagus bila dikembangkan melihat sumberdaya alam dan sumberdaya manusia yang amat tinggi.
Perkembangan komoditas hortikultura, terutama sayur-sayuran, baik sayuran daun maupun buah,
cukup potensial dan prospektif, karena didukung oleh potensi sumberdaya alam, sumberdaya
6
manusia, ketersediaan teknologi, dan potensi serapan pasar di dalam negeri maupun pasar
internasional yang terus meningkat. Salah satu jenis tanaman sayuran yang banyak dikonsumsi
Cabai merah adalah komoditas hortikultura yang penting, tetapi produksinya baik kuantitas
maupun kualitas masih rendah. Cabai merah bagi masyarakat sudah tidak asing lagi, hampir
semua orang sudah mengenal tanaman ini. Dalam kehidupan sehari-hari cabai merah memegang
peranan yang penting, terutama bagi ibu-ibu rumah tangga, peranan cabai merah juga dapat
memenuhi gizi masyarakat, selain itu cabai merah jika dibudidayakan dengan tujuan untuk nilai
bisnis tentunya bisa menembus pasaran dengan mudah, hal ini dikarenakan oleh semua unsur
masyarakat tentunya membutuhkan tanaman ini terutama untuk bahan konsumsi rumah tangga
Komoditas cabai merah saat ini merupakan salah satu komoditas andalan petani sayuran di
Indonesia karena dapat ditanam pada berbagai lahan, tidak mengenal musim tanam, dapat dijual
dalam bentuk segar maupun olahan, serta mempunyai nilai sosial ekonomi yang tinggi (Sugiarti,
2003).
Tahun 2019, produksi cabai besar mencapai 1,27 juta ton dan pada tahun 2020 ditargetkan
mencapai 1,35 juta ton. Luas panen cabai besar tahun 2019 mencapai 144.391 ha dengan
produktivitas rata-rata sebesar 8,77 ton/ha. Lahan usaha tani cabai berada di 33 provinsi dan 225
kabupaten/kota, sedangkan pada tahun 2019, produksi cabai sebesar 1,37 juta ton, dan
ditargetkan mencapai 1,47 juta ton pada tahun 2020. Pada 2019, luas panen cabai mencapai
177.581 ha dengan tingkat produktivitas 7,8 ton/ha. Lahan cabai rawit tersebar di 33 provinsi dan
219 kabupaten/kota. Produksi komoditas bawang merah produksinya pada tahun 2019 sebesar
1,52 juta ton. Pada 2020, produksi mencapai 1,66 juta ton. Luas panen bawang merah tahun 2019
7
mencapai 157.808 ha dengan hasil 9,62 ton/ha. Lahan bawang merah tersebar di 33 provinsi di
175 kabupaten/kota.
peningkatan produksi cabai dan bawang merah 7% per tahun. Peningkatan tersebut direncanakan
dicapai melalui swadaya masyarakat yang diungkit dengan dana Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara (APBN). Pada tahun 2020, pengembangan kawasan aneka cabai dengan APBN
mencakup areal produksi seluas 10.000 ha dengan dana Rp130 miliar, sedangkan pengembangan
kawasan bawang merah seluas 5.500 ha dengan dana Rp145,5 miliar (Ditjen Hortikultura 2020).
Strategi lain untuk meningkatkan produksi cabai dan bawang merah adalah dengan
mengoptimalkan dana Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang dialokasikan sebesar Rp6,39 triliun.
Kegiatan usaha hortikultura yang difokuskan pada perolehan KUR meliputi usaha peralatan
mesin, usaha budi daya, usaha perbenihan, usaha lanskap, usaha pasca-panen, dan usaha
pemasaran (Zuraya 2020). Sejalan dengan komitmen untuk meningkatkan produksi serta
menjaga stabilitas harga cabai dan bawang merah, Ditjen Hortikultura mengembangkan
instrumen yang mampu memprediksi ketersediaan dan harga selama tiga bulan ke depan yang
Kinerja Produksi
Sentra produksi cabai besar adalah provinsi Jawa Barat (23,03%), Jawa Tengah
(15,57%), Sumatera Utara (14,40%), Jawa Timur (8,80%), Sumatera Barat (7,04%) dan provinsi-
provinsi lain (26,33%). Sentra produksi cabai rawit adalah Jawa Timur (30,38%), Jawa Tengah
(13,77%), Nusa Tenggara Barat (NTB) (11,86%), Jawa Barat 11,75%, Aceh (5,40%) dan
8
provinsi-provinsi lain (23,39%) (Pusdatin 2016). Dalam tulisan ini, produksi cabai besar adalah
penjumlahan produksi cabai merah besar dan produksi cabai merah keriting. Data time series
menunjukkan bahwa peningkatan produksi cabai besar selama 2016- 2019 jauh lebih rendah
Adapun data luas panen (Ha), produksi (Ton), dan provitas (Ton/Ha) cabai besar dan cabai rawit
pada provinsi Kalimantan Barat pada tahun 2019. Dimana luas lahan cabai rawit 2.078 Ha lebih
besar dari luas lahan cabai besar 708 Ha, Jumlah produksi Cabai rawit 5.731 Ton lebih besar dari
jumlah produksi cabai besar 1.613 Ton, dan provitas cabai rawit 2,76 Ton/Ha lebih besar dari
Cabe Besar
9
Jumlah 708 1613 2,28
Cabe rawit
10
Dampak Covid-19 terhadap petani Cabai Lokal
Dengan adanya virus ini yang telah menginfeksi ribuan sektor perekonomian dunia.
Masyarakat Indonesia juga diharapkan tidak panik dengan stok pangan yang ada. Kita dapat
mengambil pelajaran dari penyebaran wabah virus ini untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas
pertanian Indonesia sebagai pertanian yang unggul. Dapat disimpulkan bahwa terdapat 6 dampak
Secara umum bahwa mayoritas petani merupakan populasi relatif orang tua dibandingkan
dengan populasi pekerja umum. Sensus penduduk pada tahun 2017 hampir rata-rata usia petani
sekitar 58 tahun. Jika wabah virus covid-19 ini tidak kunjung henti maka dikhawatirkan dapat
Saat ini bisa dikatakan bahwa para tenaga kerja pertanian masih relatif tinggi yang diakibatkan
karena rendahnya daya serap tenaga kerja pada sektor industri. Namun penyerapan yang terjadi
di dalam usaha tani sangat terbatas, tidak mudah untuk di standardkan, dirasionalkan, dan
dispesialisasikan.
Keselamatan berarti bebas dari kecelakaan, maka dari itu bertujuan untuk menjamin kesehatan
baik jasmani maupun rohani para tenaga kerja. Penerapan prokes sangat diperlukan dalam
kondisi saat ini yaitu selalu menggunakan masker atau faceshield, bercuci tangan, dan
menggunakan handsanitizer.
11
4. Kerusakan Sumber Daya Pangan
Perlu diketahui bahwa potensi geografis di Indonesia yang berkaitan dengan ketahanan pangan
sangat mendukung dan berpotensi positif karena faktor yang mempengaruhi yaitu cuaca dan
iklim, lahan, teknologi dan infrastruktur. Tetapi ketahanan dibidang pertanian memiliki mutu
yang kurang baik dan kurang stabil, dikarenakan faktor proses produksi yang rendah, kualitas
dan proses perawatan yang kurang terjamin. Hal ini juga ditakutkan bahwa adanya virus yang
Saat ini sektor pertanian menjadi tulang punggung ditengah upaya pemerintah menanggulangi
wabah. Merebaknya kasus pandemi virus Covid-19 telah menimbulkan dampak yang cukup
signifikan di berbagai sektor, termasuk pada sektor pangan. Hambatan yang muncul dalam
masalah distribusi dan logistik antar wilayah dan antar negara berpotensi untuk menurunkan
Menjaga stabilitas harga pasar saat ini memang sangat sulit, berawal dari adanya social
penyebaran wabah. Maka dari itu sangat sulit bagi konsumen untuk mendapatkan bahan pangan
terutama bahan pokok sehingga mempengaruhi stabilitas supplay dan demand barang & jasa
12
Tidak hanya itu pandemi covid-19 juga telah berdampak besar terhadap tenaga kerja yang
berada di perkotaan yang sementara ini dinonaktifkan dan bahkan di PHK. Kondisi saat ini
menampung limpahan tenaga kerja yang terkena dampak pandemi Covid-19 pada berbagai
sektor pertanian melalui kegiatan usaha pertanian, buruh pertanian, pengelolaan hasil, serta
distribusi dan pemasaran hasil. Secara nasional, sektor pertanian memiliki peran dalam
devisa negara.Oleh karena itu, sektor pertanian masih menjadi salah satu pilihan bagi tenaga
kerja yang terkena dampak pandemi covid-19, baik sebagai sumber mata pencaharian utama
Salah satu upaya yang tepat untuk meningkatkan produktifitas tanaman cabai adalah
dengan cara meningkatkan kesuburan tanah serta bibit unggul dan melakukan pembudidayaan
tanaman pangan dengan benar. Karena pada dasarnya bertani itu tidaklah mudah, namun dengan
adanya pengetahuan mengenai ilmu pertanian maka kegiatan bertani akan mudah dikerjakan.
Berikut beberapa cara yang dapat diterapkan para petani cabai untuk meningkatkan hasil panen
tanaman cabai :
13
1. Intensifikasi pertanian
Intensifikasi pertanian adalah salah satu cara pengolahan lahan pertanian yang sebaik – baiknya
dilakukan guna untuk meningkatkan hasil pertanian dengan memanfaatkan beragam jenis sarana
yang ada. Cara intensifikasi pertanian ini termasuk salah satu cara yang banyak dipilih sebagai
cara untuk meningkatkan hasil pertanian khususnya di daerah Jawa dan juga pulau Bali.
Hal ini disebabkan, lahan pertanian yang ada di Jawa dan pulau Bali tersebut cenderung sempit.
Intensifikasi pertanian bisa juga dilakukan dengan cara menjalankan program panca usaha tani
Berikut ini adalah langkah – langkah yang bisa dilakukan untuk meningkatkan hasil pertanian
a. Pengolahan tanah dan pengairan yang dilakukan dengan baik serta teratur
c. Melakukan pemupukan secara teratur hingga menyerap ke bagian – bagian akar tanaman
2. Ekstensifikasi pertanian
Ekstensifikasi pertanian yaitu salah satu cara untuk meningkatkan hasil pertanian dengan jalan
memperluas lahan. Sebagai contoh bisa bisa dilakukan dengan membuka area hutan,
memanfaatkan daerah – daerah sekitar rawa, membuka semak belukar dan lahan pertanian yang
belum pernah digunakan sebelumnya. Bukan hanya itu, ekstensifikasi pertanian ini juga bisa
dilakukan dengan membuka persawahan jenis pasang surut. Cara meningkatkan hasil pertanian
14
melalui ekstensifikasi pertanian yang satu ini adalah cara yang juga banyak dipilih dan dilakukan
pada daerah – daerah dengan penduduknya yang jarang seperti di pulau Sumatera, Kalimantan
3. Diversifikasi pertanian
Diversifikasi pertanian termasuk salah satu jenis usaha dengan cara memanfaatkan beberapa
jenis produksi. Hal ini bertujuan untuk menghindari adanya ketergantungan pada salah satu jenis
tanaman saja. Terdapat 2 cara yang bisa dilakukan dalam diversifikasi pertanian ini yaitu dengan
memperbanyak jenis kegiatan – kegiatan pertanian contohnya yaitu seorang petani tumbuhan
4. Mekanisasi pertanian
Mekanisasi pertanian adalah cara meningkatkan hasil dengan memanfaatkan mesin – mesin
pertanian yang modern terutama untuk daerah yang lahan pertanian nya yang luas.
5. Rehabilitasi pertanian
Cara untuk meningkatkan hasil pertanian selanjutnya adalah melakukan rehabilitasi pertanian.
Metode ini adalah sebagai cara untuk memperbaiki lahan yang awalnya sudah tidak
menghasilkan lagi kemudian dilakukan sebuah upaya agar lahan tersebut kembali menjadi lahan
produktif dengan mengganti tanaman yang mulanya sudah tidak lagi produktif atau
15
16
17
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
18
DAFTAR PUSTAKA
Imam Aris Munandar. (2021). Strategi Peningkatan Pendapatan Petani Cabai Merah (Capsicum
http://jurnalmahasiswa.umsu.ac.id/index.php/jimtani/article/view/828
luas-panen-dan-provitas-cabe-besar-di-kalbar-per-kabupaten-tahun-2019
luas-panen-dan-provitas-cabe-rawit-di-kalbar-per-kabupaten-tahun-2019
Alifia Paranggi. (2021, June 27). Dampak Pandemi Covid-19 Pada Leading Sektor Pertanian
https://retizen.republika.co.id/posts/11907/dampak-pandemi-covid-19-pada-leading-
sektor-pertanian-indonesia
Susilowati, G., & Gunawan, E. (n.d.). Dampak Pandemi Covid-19: Perspektif Adaptasi dan
https://pse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/20-BBRC-2020-III-3-3-GBS.pdf
19