Anda di halaman 1dari 46

MANAJEMEN PRODUKSI DAN OPERASI

DI PENGGILINGAN PADI UD ROZI PUTRA DESA


KEMAMANG KECAMATAN BALEN KABUPATEN
BOJONEGORO

OLEH :

NIMAS DYAH RAHMAWATI

(16.54201.1.024)

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FFAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS BOJONEGORO

2020
1
LEMBAR PENGESAHAN

MANAJEMEN PRODUKSI DAN OPERASI

DI PENGGILINGAN PADI UD ROZI PUTRA DESA KEMAMANG


KECAMATAN BALEN KABUPATEN BOJONEGORO

OLEH :

NIMAS DYAH RAHMAWATI

(16.54201.1.024)

Laporan magang ini telah diuji pada tanggal 16 Januari 2020

Dan dinyatakan telat memenuhi syarat untuk diterima.

Bojonegoro, 03 Januari 2020

Menyetujui

Kaprodi Pembimbing Lapangan

DEVIANA DIAH P., S.P.,M.Si H. DARUM

NIDN 07 2412 7501

Mengetahui

Dekan Fakultas Pertanian

Ir. DARSAN, M.Agr

NIDN. 07 2301 6502

2
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirobbil alamaiin, puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan


yang maha kuasa, karena berkat limpahan rahmat, taufiq, hidayah serta inayah-
Nya kepada kami semua. Laporan magang ini dapat diselesaikan sesuai dengan
waktunya yang diharapkan laporan magang ini disusun untuk memenuhi tugas
akhir magang.
Di dalam penyusunan laporan magang ini penyusun menyadari masih
banyak kesalahan yang perlu di perbaiki bersama, untuk itu kritik dan sarannya
perlu untuk disampaikan kepada kami. Agar penyusunan laporan magang
selanjutnya menjadi lebih baik sekaligus sebagai upaya perbaikan dan
penyempurnaan dimasa yang akan datang. 
Dan akhirnya kurang lebihnya kami sampaikan banyak terima kasih,
penyusun berharap laporan magang ini dapat bermanfaat bagi penyusun sendiri
pada khususnya dan lebih-lebih kepada seluruh pembaca pada umumnya.

Bojonegoro, 03 Januari 2020

Penyusun

3
HALAMAN JUDUL…………………………………………………………...1
LEMBAR PENGESAHAN……………………………………………………2
KATA PENGANTAR…………………………………………………………3
DAFTAR ISI……………………………………………………………….......4
DAFTAR TABEL……………………………………………………………...6
DAFTAR GAMBAR…………………………………………………………..7
DAFTAR LAMPIRAN………………………………………………………...8
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang………………………………………………………9
1.2 Tujuan……………………………………………………………...11
1.3 Ruang Lingkup…………………………………………………......11
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pertanian………………………………………………………...…..12
2.2 Tanaman Padi…………………………………………………...…..13
2.3 Pascapanen Padi………………………………………………...…..14
2.4 Mesin Penggilingan Padi………………………………………...….15
2.5 Jenis-jenis Penggilingan Padi…………………………………....….18
2.6 Beras…………………………………………………………….......22
2.7 Pengertian Manajemen Produksi dan Operasi………………………23
2.8 Ruang Lingkup Manajemen Produksi dan Operasi……………........26
2.9 Pengertian Biaya…………………………………………………….27
2.10 Analisis Biaya………………………………………………….......28
2.11 Model Analisa Data………………………………………………..28
BAB III HASIL KEGIATAN
3.1 Gambaran Umum Institusi Magang………………………...…..…..30
3.2 Struktur Organisasi Institusi………………………………...…...….31
3.3 Struktur Organisasi Bidang/Bagian/Unit Magang………………….32
3.4 Kegiatan Magang………………………………………………..….33
3.5 Kegiatan/Permasalahan/Fokus Magang……………………….....…33
3.5.1 Perencanaan………………………………………………….33
3.5.2 Pengorganisasian…………………………………………….33

4
3.5.3 Pelaksanaan…………………………………………………..35
3.5.4 Monitoring dan Evaluasi……………………………………..35
BAB IV PEMBAHASAN
4.1 Proses Penggilingan Padi…………………………………………..36
4.2 Analisa Usaha Penggilingan Padi UD Rozi Putra…………………38
4.2.1 Jumlah Produksi………………………………………….….38
4.2.2 Biaya Tetap…………………………………………………..39
4.2.3 Biaya Variabel…………………………………………….…39
4.2.4 Total Biaya…………………………………………………..40
4.2.5 Penerimaan…………………………………………………..40
4.2.5 Pendapatan…………………………………………………...41
4.2.6 R/C Ratio…………………………………………………….41
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan…………………………………………………………43
5.2 Saran………………………………………………………………..43
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………...45
LAMPIRAN………………………………………………………………….46

5
DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Proses Penggilingan Padi UD Rozi Putra

Tabel 4.2 Jumlah Produksi Penggilingan Padi UD Rozi Putra

Tabel 4.3 Biaya Tetap Penggilingan Padi UD Rozi Putra

Tabel 4.4 Biaya Variabel Penggilingan Padi UD Rozi Putra

Tabel 4.5 Total Biaya Penggilingan Padi UD Rozi Putra

Tabel 4.6 Penerimaan Penggilingan Padi UD Rozi Putra

Tabel 4.7 Pendapatan Penggilingan Padi UD Rozi Putra

Tabel 4.8 R/C Ratio Penggilingan Padi UD Rozi Putra

6
DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Struktur Organisasi Institusi

Gambar 3.2 Struktur Organisasi Bidang/Bagian/Unit Magang

Gambar 3.3 Pengorganisasian Penggilingan Padi UD Rozi Putra

7
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Laporan Magang Mingguan

Lampiran 2 Form Penilaian Pembibing Lapangan

Lampiran 3 Form Penilaian Pembimbing Akademik

Lampiran 4 Form Penilaian Laporan Magang

8
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Basis perekonomian Indonesia adalah pertanian. Sektor pertanian dapat di
ukur berdasarkan proporsi nilai tambahnya dalam membentuk produk
domestic bruto (PDB) ataupun pendapatan nasional tahun demi tahun semakin
mengecil, hal ini bukanlah nilai dan perannya semakin tidak bermakna. Nilai
tambah sektor pertanian dari waktu ke waktu tetap selalu meningkat. Seperti
yang saat ini dapat dilihat bahwa mayoritas penduduk Indonesia sebagian
besar tinggal di pedesaan, sehingga sampai saat ini masih menggantungkan
mata pencahariannya pada sektor pertanian.
Pertumbuhan pertanian di Indonesia memiliki peranan yang paling
penting dalam pembangunan ekonomi. Sejarah menunjukkan bahwa
pembangunan pertanian merupakan prasyarat untuk terjadinya kemajuan
dalam tahap-tahap selanjutnya, dikarenakan pertanian memiliki keterkaitan
dengan berbagai aspek dalam perekonomian Indonesia, oleh karena itu
pembangunan pertanian merupakan penentu utama dalam pertumbuhan di
pedesaan. Dengan demikian, pembangunan pertanian menjadi bagian yang
esensial untuk upaya pengurangan kemiskinan di pedesaan atau perkotaan.
Indonesia Negara Agraris tidak boleh meninggalkan potensi pertaniannya,
tetapi dengan merubah pola pikir primitive menjadi modern melalui
pendidikan pertanian dan kebijakan pemerintah.
Indonesia mempunyai keunggulan komparatif sebagai Negara agraris dan
maritim. Selama ini, kegiatan yang memanfaatkan keunggulan komparatif
tersebut telah berkembang di Indonesia yang merupakan salah satu subsistem
agribisnis. Walaupun Indonesia berhasil menjadi salah satu produsen terbesar
beberapa komoditi pertanian dunia, tetapi pada faktanya Indonesia belum
memiliki kemampuan bersaing di pasar Internasional.
Komoditas pangan utama di Indonesia yaitu Padi, hasil dari tanaman padi
adalah beras yang merupakan bahan pangan pokok bagi mayoritas penduduk

9
Indonesia. Pembangunan pada sektor pertanian merupakan kebutuhan pokok
utama khususnya beras, karena konsumsi beras semakin tahun akan semakin
meningkat sesuai dengan laju pertumbuhan penduduk dan perkembangan
kondisi perekonomian masyarakat Indonesia. Di Indonesia beras merupakan
mata dagang yang sangat penting .
Di Indonesia, beras tidak hanya sekedar menjadi bahan makanan pokok.
Beras bagi Indonesia dapat diartikan sebagai alat politik dan juga tolak ukur
untuk kesejahteraan masyarakat. Beras sebagai bahan makanan pokok
membuat Indonesia cenderung lebih banyak mengkonsumsi beras dari pada
sumber karbohidrat lainnya seperti jagung, sagu, singkong, dsb.
Beras juga dapat di artikan sebagai alat politik bangsa. Di karenakan
beras memegang kendali dalam mempengaruhi kebijakan pemerintah dan
hubungan politik Indonesia dengan Negara-negara lain. Beras dapat dijadikan
( barter ) antar daerah bahkan Negara. Selain itu beras dapat dijadikan sebagai
bantuan atau sokongan saat terjadi bencana disuatu wilayah. Selain merupakan
bantuan sosial hal ini juga sebagai wujud politik sosial.
Negara Indonesia berada di posisi ketiga penghasil beras terbesar di
dunia dengan jumlah produksi hingga 75,5 juta ton. Orang Indonesia sering
kali punya mindset bahwa belum makan namanya jika belum makan nasi.
Kondisi alam Indonesia yang subur serta anggaran pertanian yang melonjak
tinggi dalam APBN membuat pertanian di Indonesia menjadi paling favorit.
Di Indonesia ada 2 cara yang digunakan dalam proses penggilingan padi
menjadi beras. Cara tradisional yang digunakan oleh masyarakat dengan
menggunakan alat sederhana yaitu lesung dan alu. Padi yang ditumbuk dengan
lesung dan alu akan menghasilkan beras dan kulit. Beras yang dihasilkan
disebut pecah kulit. Dan cara kedua yaitu cara modern dengan menggunakan
alat penggiling atau huller.
Penambahan penduduk yang relative tinggi memberikan pengaruh yang
cukup besar terhadap peningkatan permintaan beras. Permintaan terhadap
beras meliputi konsumsi di dalam rumah tangga maupun di luar rumah tangga.
Dengan melihat permintaan beras yang semakin lama terus meningkat, maka

10
akan membuka peluang besar untuk pemasaran beras yang ada di Indonesia,
Khusunya sentra beras yang ada di Kecamatan Balen. Oleh karena itu, perlu
adanya managemen produksi dan operasi guna mengetahui seberapa banyak
beras yang dapat dihasilkan oleh penggilingan padi setiap harinya untuk
mencukupi kebutuhan masyarakat.
1.2 TUJUAN MAGANG
Tujuan yang ingin dicapai dalam pelaksanaan program magang ini yaitu
Mengetahui Manajemen Produksi dan Operasi serta pendapatan yang
diperoleh oleh Penggilingan Padi UD Rozi Putra.
1.3 RUANG LINGKUP
Penulisan Laporan ini dibatasi pada hal-hal sebagai berikut :
1. Melakukan penelitian tentang Manajemen Produksi dan Operasi
2. Menganalisa usaha Penggilingan Padi UD Rozi Putra
3. Hasil penelitian akan digunakan untuk mengetahui permasalahan. Setelah
mengetahui permasalahannya akan dilakukan analisis mengenai penyebab
permasalahan tersebut.

11
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pertanian
Pertanian merupakan sejenis produksi yang berlandaskan proses
pertumbuhan dari tumbuh-tumbuhan dan hewan. Pertanian memiliki arti
sempit disebut pertanian rakyat sedangkan arti luas meliputi pertanian rakyat,
kehutanan, peternakan, dan perikanan. Secara garis besar pertanian
mengandung unsur-unsur yang tidak terpisahkan yakni produksi, petani atau
pengusaha, tempat usaha dan usaha pertanian. (Soetriono, Anik Suwandri dan
Rijanto, 2006; 1)
Menurut Suratiyah (2006), pertanian sebagai kegiatan manusia dalam
membuka lahan dan menanaminya dengan berbagai jenis tanaman yang
termasuk tanaman semusim maupun tahunan dan tanaman pangan maupun
tanaman non-pangan serta digunakan untuk memelihara ternak maupun ikan.
Dengan berbagai tujuan dan alasan mengapa dibuka lahan dan diusahakan
oleh manusia. Apabila pertanian dianggap sebagai sumber kehidupan
lapangan kerja. Pertanian dapat mengandung dua arti yaitu (1) dalam arti
sempit atau sehari-hari diartikan sebagai kegiatan cocok tanam dan (2) dalam
arti luas diartikan sebagai kegiatan yang menyangkut produksi menghasilkan
bahan-bahan kebutuhan manusia yang dapat berasal dari tumbuhan maupun
hewan yang disertai dengan usaha untuk mempernaharui, memperbanyak
(reproduksi) dan mempertimbnagkan faktor ekonomis. Pertanian tersebut
merupakan kegiatan yang dilakukan oleh manusia pada suatu lahan tertentu,
dalam hubungan tertentu antara manusia dengan lahannya yang disertai
berbagai pertimbangan tertentu pula.
Menurut Rahim (2007), pertanian yaitu merupakan kegiatan dalam
usaha mengembangkan (reproduksi) tumbuh hewan supaya lebih baik untuk
memenuhi kebutuhan manusia, misalnya cocok tanam, beternak, dan melaut.
Pertanian juga jenis usaha atau kegiatan ekonomi berupa penanaman tanaman
atau usahatani (pangan, holtikultura, perkebunan, dan kehutanan), peternakan
(beternak) dan perikanan (budidaya dan menangkap).
12
Petanian mempunyai peranan yang sangat penting dalam pembangunan
ekonomi Indonesia. Pentingnya peranan ini menyebabkan bidang ekonomi
diletakkan pada pembangunan ekonomi dengan titik berat sektor pertanian.
Pembangunan pertanian diarahkan untuk meningkatkan produksi pertanian
untuk memenuhi kebutuhan pangan dan kebutuhan industry dalam negeri,
meningkatkan ekspor, meningkatkan pendapatan, memperluas kesempatan
kerja dan juga mendorong pemerataan kesempatan usaha.
Tulus Tumbunan ( 2003: 123-124) juga menjelaskan bahwasanya
kemampuan sektor pertanian sebagai lokomotif penarik pertumbuhan output
di sektor-sektor ekonomi lainnya tidak hanya melalui keterkaitan produksi,
tetapi juga melalui keterkaitan konsumsi atau pendapatan dan pada banyak
kasus juga melalui keterkaitan investasi.
2.2 Tanaman Padi
Padi merupakan tanaman pangan dengan nama ilmiah Oryza sativa,
termasuk suku padi-padian. Padi merupakan tanaman budidaya terpenting
dalam peradaban. Produksi padi dunia menempati urutan ketiga dari semua
serelia, setelah jagung dan gandum. Padi merupakan sumber kabohidrat
utama bagi mayoritas penduduk dunia. Hasil dari pengolahan padi disebut
beras. Padi diduga berasal dari bagian timur India Utara, Banglades, Burma,
Vietnam, dan Cina bagian selatan.
Tanaman padi sejenis tumbuhan sangat mudah ditemukan, apalagi jika
kita tinggal di pedesaan. Persawahan dipenuhi dengan tanaman padi.
Sebagian besar menjadikan padi sebagai sumber makanan pokok. Padi
merupakan termasuk genus Orzya L.yang meliputi kurang 25 spesies, tersebar
di daerah tropis dan subtropics, seperti di Asia, Afrika, Amerika (Ina, 2007)
Padi merupakan tanaman pangan yang sangat penting dikarenakan beras
masih digunakan sebagai makanan pokok untuk sebagian besar penduduk
dunia khusunya Asia sampai sekarang. Beras merupakan komoditas strategis
di Indonesia karena beras mempunyai pengaruh yang besar terhadap
kestabilan ekonomi dan politik (Purnamaningsih, 2006).

13
2.3 Pascapanen padi
Penanganan Pascapanen merupakan tahapan terakhir dalam produksi
padi, yang dimulai dari pengeringan, penggilingan, penyimpanan dan
pemasaran. Kegiatan pengeringan dan penggilingan merupakan faktor
penting dalam menentukan mutu beras yang dihasilkan dari kegiatan tersebut
dan berdampak terhadap harga beras di pasar. Maka dalam kegiatan
pascapanen perlu mendapatkan perhatian khusus guna peningkatan mutu
beras.
a. Pengeringan
Pengeringan memiliki tujuan untuk mendapatkan padi kering yang tahan
untuk disimpan ataupun digiling dan harus memenuhi persyaratan kualitas
padi yang akan dipasarkan. Cara yang dapat dilakukan yaitu dengan cara
mengurangi air pada gabah sampai kadar air yang memenuhi persyaratan.
Kadar air maksimum yang dikehendaki BULOG dalam pembelianya
adalah 14%. Bagi padi yang akan disimpan kadar air pada padi sebaiknya
12%, karena ketika kadar air semakin kering maka hama serangga (kutu-
kutuan) tidak dapat berkembang baik dalam padi (Kartasapoetra, 1994).
b. Penggilingan
Penggilingan padi merupakan tahap kegiatan setelah pengeringan, kegiatan
ini bertujuan untuk memisahkan kulit padi yang akan menghasilkan beras
putih dan hasil lainnya adalah dedak dan menir.
Penggilingan padi biasanya menggunakan huller. Penggilingan padi yang
ada di masyarakat umumnya menggunakan mesin dua tahap yaitu, mesin
pecah kulit (husker) dan penyosoh beras (polisher) . Mesin pecah kulit
digunakan untuk mengupas padi dari kulitnya dan akan menghasilkan
beras pecah kulit yang selanjutnya akan dilakukan penyosohan beras
dengan mesin penyosoh dan menjadi beras putih ( Warisno, 2014).
c. Penyimpanan
Beras yang dihasilkan dari proses penggilingan dapat langsung dipasarkan
ataupun disimpan. Dalam penyimpanan padi, kadar air padi harus benar-
benar kering, karena bila kadar air padi tidak kering akan rentan terhadap

14
hama gudang karena hama gudang menyukai tempat lembab. Untuk
menghindari serangan hama gudang, ruangan dalam gudang harus tetap
kering dan dilengkapi dengan ventilasi udara (Soemartono, dkk., 1992).
d. Pemasaran
Pemasaran merupakan tahap terakhir dari proses pascapanen. Pemasaran
umumnya dilakukan para petani dengan langsung menjual berasnya ke
pengepul/tengkulak atau kepada konsumen langsung. Namun mayoritas
petani dalam menggiling gabahnya menjadi beras dalam skala kecil dan
hanya untuk konsumsi sendiri, jika pun petani menjual hasil panennya
biasanya dalam bentuk padi langsung baik padi kering giling maupun padi
basah
2.4 Mesin Penggilingan Padi
Sistem penggilingan padi merupakan rangkaian mesin yang berfungsi
untuk melakukan proses giling gabah, yaitu dari bentuk gabah kering giling
sampai menjadi beras siap dikonsumsi. Umumnya sistem ini terdiri dari tiga
bagian pokok, yaitu husker, separator, dan polisher. Berdasarkan sejarahnya,
sistem penggilingan padi pertama kali diproduksi di benua Eropa dengan
mekanisme kerja sangat sederhana yang dinamakan mesin tipe Engelberg.
Tipe yang muncul berikutnya adalah tipe buatan Jepang. Tipe ini memiliki
rancangan lebih sederhana dan setiap mesin saling terintegrasi satu sama lain.
Pada awalnya Jepang hanya memproduksi untuk kebutuhan dalam negeri
sendiri. Namun, karena tipe mesinnya relatif sederhana dan murah,
penggilingan padi buatan Jepang banyak digemari di negara-negara penghasil
padi, termasuk Indonesia (Patiwiri, 2006).
Secara umum, mesin-mesin yang digunakan dalam usaha industri jasa
penggilingan padi di masyarakat adalah mesin pecah kulit padi dan mesin
penyosoh beras. Kedua mesin ini yang akan mengubah gabah menjadi beras
putih, fungsi dari mesin pecah kulit adalah untuk memisahkan kulit yang
melekat pada gabah yang seterusnya akan dilakukan penyosohan, fungsi
mesin penyosoh yaitu pembersihan kulit ari pada butir beras untuk
menghasilkan beras putih.

15
a. Mesin pengupas gabah/pecah kulit padi
Menggiling gabah menjadi beras sosoh, hal pertama yang dilakukan
mengupas kulit gabah/rubber roll terlebih dahulu. Syarat utama dari proses
pengupasan gabah adalah kadar keringnya gabah yang akan digiling.
Gabah kering giling berarti gabah yang siap digiling yang bila diukur
dengan alat pengukur (moisture tester) akan mencapai 14%. Pada kadar
air ini gabah akan lebih mudah dalam proses penggilingan atau
pengupasan kulit gabah.

Prinsip kerja rol karet (rubber roll) saat proses pengupasan (hulling head)
terpasang dua buah rol karet yang berputar berlawanan arah, masing-
masing berputar ke arah dalam. Kedua rol duduk pada dua poros terpisah
satu sama lain yang sejajar secara horizontal. Melalui pintu masukan,
gabah akan turun dari bak penampungan dan jatuh diantara dua buah
silinder karet yang telah disetel jarak renggangnya. Gabah dengan ukuran
tertentu akan terjepit diantara kedua silinder tersebut, kulitnya akan
terkoyak sehingga gabah akan terkupas dari kulitnya dan menghasilkan
beras pecah kulit. Terkoyaknya kulit gabah karena adanya perbedaan
kecepatan putar dari kedua rol karet tersebut. Arah putaran tersebut tidak
boleh terbalik, artinya kedua rol tidak boleh berputar ke arah luar. Gesekan
gabah dan rol karet akan menimbulkan panas yang dapat menyebabkan
karet lembek, hingga memperbesar pengausan rol. Ruang untuk
mengalirkan udara perlu di dalam ruang pengupasan gabah agar dapat
membantu mendinginkan rol karet. Aliran angin yang disalurkan ke bagian
ini juga dapat berfungsi menyebarkan gabah yang turun dari bak
penampungan serta beras pacah kulit dan sekam yang jatuh dari sela-sela
rol karet.
Pembersihan beras pecah kulit dari kulit gabah/sekam berlangsung dengan
cara:
1) Sistem penghisapan di mana sekam akan dihisap oleh sebuah alat
baling-baling penghisap, kemudian diteruskan ke luar melalui cerobong
pembuangan sekam.
16
2) Penghembusan angin dari baling-baling penghembus melalui sebuah
pipa penghembus terhadap bahan material yang akan dibersihkan.
Bahannya akan turun dari atas dengan mengikuti gaya beratnya bahan
serta berat jenisnya.
3) Dengan penghembusan dari baling-baling penghembus, angin langsung
dihembuskan kepada bahan yang akan dibersihkan yang turun dari
bagian atas (Hardjosentono dkk, 2000).
b. Mesin penyosoh beras
Beras pecah kulit yang dihasilkan oleh mesin pengupas gabah akan
menghasilkan butiran beras berwarna gelap kotor, kurang bercahaya
karena di bagian luarnya masih dilapisi oleh lapisan kulit ari. Kulit ari atau
lapisan bekatul (dedak halus) dapat dilepaskan dari beras pecah kulit ini,
sehingga berasnya akan nampak lebih putih, bersih dan bercahaya. Proses
pembersihan beras pecah kulit dengan menghilangkan lapisan bekatulnya
menjadi beras sosoh disebut proses penyosohan atau pemutihan beras.
Akhir dari proses ini adalah beras sosoh dengan hasil samping berupa
bekatul atau dedak halus.
Prinsip proses penyosohan, melekatnya lapisan bekatul pada butiran beras
tidak sama kerasnya, berbeda menurut jenis padi dan derajat keringnya
gabah. Dengan terlepasnya kulit ari, beras menjadi putih dan bobotnya
berkurang 5 - 6% yang berupa lapisan pericarp, endosperm, perisperm dan
lapisan aleureon, ditambah lagi dengan 2 - 3 % berupa embrio serta
kotoran lain, sehingga sesudah disosoh bobotnya akan berkurang sekitar
10% dari bobot semula. Beras pecah kulit yang dimasukan ke dalam ruang
penyosohan akan mengalami proses gesekan oleh silinder penyosoh,
dinding dalam ruang penyosohan beras pecah kulit akan mengalami
gesekan antara beras dengan beras dan melepaskan lapisan bekatulnya.
Semakin lama beras berada dalam ruang penyosohan dengan proses gesek-
menggesek semakin tersosoh dan lapisan bekatulnya semakin banyak yang
terpisahkan. Silinder penyosoh dapat terbuat dari besi ataupun dari batu
yang dicetak (gerinda). Sebagian beras akan pecah ataupun patah baik

17
disebabkan oleh faktor mekanis maupun dari fisik gabah itu sendiri.
Banyaknya beras patah dihitung dalam % yaitu besarnya persentase beras
patah (broken rice) yang terdapat dalam beras sosoh (Hardjosentono dkk,
2000).
Penggilingan padi yang memiliki umur tua atau lebih dari 15 tahun dapat
mempengaruhi rendemen giling beras, hal ini perlu adanya pengembangan
teknologi pengolahan terpadu dimulai dengan memberdayakan teknologi
yang sudah ada, yaitu teknologi pengolahan gabah kering giling menjadi
beras sosoh melalui proses giling dua fasa dan perlakuan pemolesan yang
dikombinasi dengan teknik pengabutan. Rangkaian proses penggilingan
dimulai dari dua unit mesin pecah kulit, dua mesin penyosoh dan satu unit
pemoles, proses penggilingan dua fasa ditujukan untuk mendapatkan mutu
beras giling yang memenuhi SNI (Rachmat, 2012)
2.5 Jenis-jenis Penggilingan Padi
Berdasarkan tingkat teknologi, penggilingan padi dapat dikelompokkan
menjadi lima, yaitu penggilingan padi sederhana, kecil, besar, pengolahan
padi terpadu, dan country elevator ( Patiwiri, 2008)
a. Penggilingan padi besar (PPB)
Penggilingan padi besar (PPB) adalah unit peralatan teknik yang
merupakan gabungan dari beberapa mesin menjadi satu kesatuan utuh
yang berfungsi pengolah gabah menjadi beras dengan kapasitas lebih besar
dari 2 ton GKG per jam. Sistem pengolahan ini minimal harus
melalui empat proses utama yaitu proses pembersihan gabah, proses pecah
kulit, proses pemisahan gabah dengan beras pecah kulit dan proses
pemutihan beras pecah kulit secara berulang dua sampai empat kali.
Bahkan umumnya penggilingan padi besar dilengkapi dengan peralatan
tambahan berupa elevator, pemisah batu (destoner), pemisah menir
(sifter), pengelompokan kualitas beras (grader), bak penampungan beras
berdasarkan tingkat kepatahan, pengepakan dan siklon sebagai tempat
penampungan bekatul. Unit penggilingan padi besar sering disebut Rice
Milling Plant ( pabrik penggilingan padi ).

18
Pada dasarnya aliran gabah maupun beras dari suatu unit mesin ke unit
lainnya menggunakan elevator atau konveyor. Elevator dipakai untuk
menaikan gabah dari tempat yang rendah ke tempat yang tingga secara
vertikal, sedangkan konveyor dipakai untuk mengalirkan bahan dari suatu
tempat ke tempat lain yang memiliki ketinggian yang sama. Tiap-tiap
mesin memiliki wadah penampungan (hopper) sebagai tempat
penampungan sementara yang terletak pada bagian tas mesin. Tujuannya
adalah agar mesin mendapat masukan bahan secara kontinyu sehingga
mesin berfungsu secra terus-menerus secara normal. Apabia masukan
bahan tidak kontinyu, maka kinerja mesin menjadi tidak efisien dan mutu
hasil menjadi berkurang.
b. Penggilingan Padi Menengah/Sederhana (PPS)
Penggilingan padi sederhana (PPS), adalah unit peralatan teknik yang
berfungsi sebagai mesin pengolah gabah menjadi beras, baik berupa satu
unit sendiri maupun berupa gabungan dari beberapa mesin, dimana proses
satu dengan yang lain dihubungkan oleh proses pemindahan bahan dengan
menggnakan tenaga manusia. Dikatakan sederhana karena teknologi yang
digunakan sudah dikenal sejak mulai adanya mesin penggilingan padi
sederhana sampai saat ini secara turuntemurun tidak mengalami perubahan
yang berarti. Beberapa jenis penggilingan padi sederhana antara lain :
1) Tipe Engelberg
Mesin tipe engelberg merupakan mesin pertama yang dikenal sebagai
mesin pengolah gabah menjadi beras. Sebagai tahap pertama mesin ini
berfungsi sebagai pengupas kulit gabah sehingga menjadi beras pecah
kulit dan sekam. Selanjutnya dengan mesin yang sama, beras pecah
kulit disosh agar menajdi beras putih. Keuntungan mesin ini adalah
sangat sederhana dan mudah dioperasikan, sedangkan kelemahannya
adalah menghasilkan beras dengan kualitas kurang baik dengan tingkat
butir patah sangat tinggi.

19
2) Kombinasi beberapa mesin
Mesin ini merupakan pengembangan dari mesin tipe engelberg, dimana
fungsi sebagai pengupas kulit gabah diganti dengan husker, baik itu
under runner maupun tipe rubber roll, sedangkan tipe pemutih bisa
menggunakan mesin engelberg atau diganti dengan mesin tipe vertical
abrasive atau tipe horizontal abrasive. Pada perkembangan selanjutan,
para pengusaha penggilingan padi melakukan beberapa kombinasi
mesin sehingga dapat menghasilkan beras dengan kualitas yang lebih
baik.
Untuk meningkatkan kualitas hasil pengolahan padi, para pengusaha
menambahkan peralatan yang umumnya buatan lokal, di antaranya
aspirator (pemisah kotoran dari gabah) dan ayakan sederhana yang
berfungsi sebagai pembersih awal sebelum gabah dimasukan ke dalam
husker. Selanjutnya setelah keluar dari polisher, beras diayak dengan
ayakan sederhana yang berfungsi memisahkan menir.
c. Penggilingan Padi Kecil (PPK)
Penggilingan padi kecil (PPK) adalah unit peralatan teknik yang merupakan
gabungan dari beberapa mesin menjadi satu kesatuan yang utuh yang
berfungsi sebagai pengolah gabah menjadi beras dengan kapasitas lebih
kecil dari 2 ton GKG per jam. Sistem PPK dapat dikelompokan menjadi
dua yaitu tipe sedrhana dan tipe lengkap.
Tipe sederhana umumnya hanya melui proses pecah kulit, proses pemisahan
gabah dengan beras pecah kulit secara sederhana dan proses pemutihan
beras pecah kulit. Unit ini sering disebut juga sebagai penggilingan padi
one pass, yaitu proses pecah kulit, proses pemisahan sekam dan proses
penyosohan yag dilakukan dari atas ke bawah dengan menggunakan gaya
grafitasi gabah itu sendiri.
Pada tipe lengkap terdapat empat proses yaitu pembersihan gabah, proses
pecah kulit, proses pemisahan gabah dengan beras pecah kulit dan proses
pemutihan beras pecah kulit serta pemindahan bahan antar mesin
menggunakan elevator. Meskipun peralatan yang digunakan telah

20
dikategorikan lengkap, namun peralatan yang digunakan masih sederhana.
Tipe ini juga sering disebut Rice Milling Unit (RMU).
d. Pengolahan Padi Terpadu (PPT)
Pengolahan padi terpadu (PPT) adalah unit peralatan teknik yang
merupakan gabungan dari unit proses pembersihan awal, pengeringan,
penyimpanan, penggilingan, pengepakan yang satu dengan yang lain
dihubungkan dengan elevator serta memiliki kapasitas besar. Sistem
pengolahan di PPT terbilang sangat komplek dan masing-masing pabrikan
mempunyai ciri khas tersendiri. Salah satu tipe proses yang digunakan oleh
PPT dari Korea adalah : (1) bagian pembersihan awal dengan peralatan
berupa intake hopper, pre cleaner, moisture measurement dan hopper scale,
(2) bagian pengeringan (dryer, cleaner), (3) bagian penyimpanan (square
bin, drying and storage silo, grain cooler), (4) bagian penggilingan
(destoner, auto weigher, husker, closed circuit chaff blower, paddy
separator, brown rice conditioner, immature separator, polishing machine,
ritary sifter, cleaning machine, color sorter, vibrator separator, length
grader) dan (5) bagian pengepakan (packing machine) (Patiwiri, 2006).
e. Country Elevator (CE)
Country elevator merupakan penggilingan padi terpadu yang berlokasi di
tengah sentra produksi padi dan terintegrasi dengan areal persawahan
berskala besar, sehingga hasil panen padi langsung dibawa ke tempat
pengolahan tersebut. Kelebihan Country Elevator adalah dapat mengurangi
kegiatan dan biaya pengangkutan dan mengurangi biaya pengemasan gabah
setelah di panen (karung). Selain efisiensi pengangkutan juga kualitas beras
yang dihasilkan akan lebih baik karena menggunakan teknologi yang lebih
canggih dengan perangkat kontrol pada setiap proses pengolahannya.
Ciri khas Country Elevator adalah skalanya yang besar dan memiliki sistem
transportasi berupa elevator yang juga dalam skala besar. Elevator
digeraklan dengan motor listrik serta dikendalikan dalam suatu ruang
kontrol. Selain mengontrol kerja mesin-mesin, ruangan kontrol juga dapat
mengontrol kondisi kualitas gabah yang baru diterima, gabah yang

21
dikeringkan, gabah yang ada di silo penyimpanan serta beras pecah kulit
setelah melalui proses pengupasan.
2.6 Beras
Beras adalah biji gabah yang bagian kulitnya sudah di pisahkan dengan
cara digiling dan disosoh menggunakan alat pengupas dan penggilingan serta
alat penyosoh. (Astawan dan Wresdiyanti, 2004)
Beras termasuk dari famili rumput-rumputan yang kaya akan
karbohidrat sehingga menjadi makan pokok manusia, pakan ternak dan
industri yang mempergunakan karbohidrat sebagai bahan baku. Beras
merupakan salah satu makanan pokok. (Dianti,2010)
Beras merupakan sumber utama kalori bagi sebagian besar penduduk
Indonesia. Pangsa beras pada konsumsi kalori total adalah 54.3% atau dengan
kata lain setengah dari intake kalori masyarakat Indonesia beras (Harianto,
2001).
Beras kemasan adalah beras yang di produksi yang dikemas dengan
menggunakan mencantumkan merk guna memberikan informasi tentang nilai
gizi, kwalitas (Simamora, 2000).
Beras curah dari petani selaku produsen yang langsung menjual
produknya langsung ke konsumen dan ada yang di jual kepengumpul.
Disebut pemasaran – langsung (direct-marketing channel) Kotler dan Keller (
2008 ).
Menurut Andoko (2002) dan Adiratma (2004), beras atau gabah
memiliki beberapa arti yang penting bagi Negara Indonesia antara lain :
a. Sebagai makanan pokok penduduk karena mempunyai nilai gizi yang
relatif lebih baik
b. Sebagai komoditi yang dijadikan standar harga atau nilai kebutuhan
lainnya
c. Dapat merupakan ukuran prestise individu, keluarga, budaya seseorang
atau bangsa
d. Bagi suatu pemerintah merupakan ukuran kekuatannya sebagai alat tawar
menawar politik untuk mempertahankan kekuasaannya

22
e. Mempunyai nilai pertahanan dan keamanan (HANKAM)
2.7 Pengertian Manajemen Produksi dan Operasi
Pengertian Manajemen Produksi dan Operasi menurut Sofjan Assauri
(2008:12), mengatakan bahwa: “Manajemen Produksi dan Operasi yaitu
kegiatan yang mengatur dan mengkoordinasikan penggunaan sumber-sumber
daya yang berupa sumber daya manusia, sumber daya alat dan sumber daya
dana serta bahan, secara efektif dan efisien untuk menciptakan dan
menambah kegunaan (utility) sesuatu barang atau jasa”.
Sedangkan menurut T. Hani Handoko (2000:3), Manajemen produksi
dan operasi merupakan usaha-usaha pengelolaan secara optimal, penggunaan
sumber daya-sumber daya (atau sering disebut faktor-faktor produksi), tenaga
kerja, mesin-mesin, peralatan, bahan mentah dan sebagainya dalam proses
transformasi bahan mentah dan tenaga kerja menjadi berbaga produk atau
jasa.
Sedangkan menurut Fogarty yang diterjemahkan oleh Eddy Herjanto
(2008:20), pengertian dari Manajemen Produksi dan Operasi yaitu: “Suatu
proses yang secara berkesinambungan dan efektif menggunakan fungsi
manajemen untuk mengintegrasikan berbagai sumber daya secara efisien
dalam rangka mencapai tujuan”.
Beberapa definisi diatas, maka dapat dikatakan bahwa manajemen
operasi adalah suatu desain operasi dan perbaikan system produksi serta
perubahan dari sumber daya yang dimiliki perusahaan (meliputi tanah, tenaga
kerja, modal, dan input manajemen) menjadi output berupa barang atau jasa
yang diinginkan.

2.8 Ruang Lingkup Manajemen Produksi dan Operasi


Ruang Lingkup manajemen produksi dan operasi akan mencakup
perancangan atau penyiapan system produksi dan operasi serta pengoprasian
dari sistem produksi dan operasi. Pembahasan dalam perancangan atau desain
dari sistem produksi dan operasi menurut Sofjan Assauri (2008:27), ruang
lingkup manajemen produksi dan operasi meliputi:

23
a. Seleksi dan rancangan atau desain hasil produksi (product) .
Kegiatan produksi dan operasi merupakan kegiatan yang mencakup bidang
yang luas, dimulai dari penganalisaan dan penetapan keputusan saat
sebelum dimulainya kegiatan produksi dan operasi, yang umumnya
bersifat keputusankeputusan jangka panjang, serta keputusan-keputusan
pada waktu menyiapkan dan melaksanakan kegiatan produksi dan
pengoprasiannya.
b. Seleksi dan perancangan proses dan peralatan
Setelah produk didesain, maka kegiatan yang harus dilakukan untuk
merealisasikan usaha untuk menghasilkannya adalah menentukan jenis
proses yang akan dipergunakan serta peralatannya. Kegiatan harus dimulai
dari penyelesaian dan pemeliharaan akan jenis proses yang akan
dipergunakan, yang tidak terlepas dengan produk yang akann dihasilkan.
c. Pemilihan lokasi dan site perusahaan dan unit produk
Kelancaran produksi dan operasi perusahaan sangat dipengaruhi oleh
kelancaran mendapatkan sumber-sumber bahan masukan (input), serta
ditentukan pula oleh kelancaran dan biaya penyampaian atau supply
produk yang dihasilkan berupa barang jadi dan jasa kepasar. Oleh karena
itu, untuk menjamin kelancaran maka sangat penting peranan dari
pemilihan lokasi dan site perusahaan dan unit produksinya.
d. Rancangan tata letak (lay out) dan arus kerja atau proses Kelancaran
dalam proses produksi dan operasi ditentukan pula oleh salah satu factor
yang terpenting didalam perusahaan atau unit produksi, yaitu rancangan
tata letak (lay out) dan arus kerja atau proses, rancangan tata letak harus
mempertimbankan berbagai factor antara lain adalah kelancaran arus
kerja, optimalisasi dari waktu pergerakan dalam proses, kemungkinan
kerusakam yang terjadi karena pergerakan proses akan meminimalisasi
biaya yang timbul dari pergerakan dalam proses atau material handling.
e. Rancangan tugas perusahaan
Rancangan tugas pekerjaan perupakan bagian yang integral dari rancangan
sistem. Dalam melaksanakan fungsi produksi dan operasi, maka organisasi

24
kerja disusun, karena organisasi kerja sebagai dasar pelaksanaan tugas
perkerjaan, merupakan alat atau wadah kegiatan yang hendaknya dapat
membantu pencapaian tujuan perusahaan atau unit produksi organisasi
tersebut.
f. Strategi produksi dan operasi serta pemilihan kapasitas
Rancangan sistem produksi dan operasi harus disusun dengan landasan
strategi produksi operasi yang disiapkan terlebih dahulu. Dalam strategi
produksi dan operasi harus terdapat pernyataan tentang maksud dan tujuan
dari produksi dan operasi, serta misi dan kebijakan-kebijakan dasar atau
kunci untuk lima bidang yaitu proses, kapasitas, persediaan, tenaga kerja,
dan mutu atau kualitas.
Sedangkan pembahasan dalam pengoprasian sistem produksi dan operasi
menurut Sofjan Assauri (2008:29), meliputi:
a. Penyusunan rencana produksi dan operasi
Kegiatan pengoprasian sistem produksi dan operasi harus dimulai dengan
penyusunan rencana produksi dan operasi. Dalam rencana produksi dan
operasi harus tercakup penetapan target produksi, scheduling, routing,
dispatching, dan follow-up. Perencanaan kegiatan produksi dan operasi
merupakan kegiatan awal dalam pengoprasian system produksi dan
operasi
b. Perencanaan dan pengendalian persediaan dan pengadaan bahan.
Kelancaran kegiatan produksi dan operasi sangat ditentukan oleh
kelancaran tersedianya bahan atau masukan yang dibutuhkan bagi
produksi dan operasi tersebut. Kelancaran tersedianya bahan atau masukan
bagi produksi dan operasi ditentukan oleh baik tidaknya pengadaan bahan
serta rencana dan pengendalian persediaan yang dilakukan.
c. Pemeliharaan atau perawatan (maintenance) mesin dan peralatan.
Mesin dan peralatan dipergunakan dalam proses produksi dan operasi
harus selalu terjamin tetap tersedia untuk dapat digunakan, sehingga
dibutuhkan adanya kegiatan pemeliharaan atau perawatan.

25
d. Pengendalian mutu
Terjaminnya hasil atau keluaran dari proses produksi dan operasi
menentukan keberhasilan dan pengoprasian system produksi dan
operasi. Dalam hal ini maka perlu di pelajari kegiatan
pengendalian mutu antara lain adalah maksud dan tujuan kegiatan
pengendalian mutu.
e. Manajemen Tenaga Kerja (Sumber Daya Manusia) Pelaksanaan
pengoprasian system produksi dan operasi ditentukan oleh kemampuan
dan keterampilan para tenaga kerja atau sumber daya manusia akan
mencakup pengelolaan tenaga kerja dalam produksi dan operasi, desain
tugas dan pekerjaan, dan pengukuran kerja (Work Measurement).
Para manajer produksi dan operasi mengarahkan berbagai masukan
(input) agar dapat memproduksikan berbagai keluaran (output) dalam jumlah,
kualitas waktu dan tempat tertentu sesuai dengan permintaan konsumen.
Organisasi atau perusahaan yang sukses hendaknya mempunyai system
pelaporan yang memberi informasi umpan balik agar manajer dapat
mengetahui apakah kegiatan-kegiatannya dapat memenuhi konsumen atau
tidak.
Sebelum kegiatan produksi dan operasi dilakukan maka manajer
produksi dan operasi harus melakukan perencanaan dan tahapan-tahapan
yang umumnya bersifat keputusan-keputusan jangka panjang dan keputusan
jangka pendek.

2.9 Pengertian Biaya


Biaya penggilingan padi perlu diketahui, baik pada tahap perencanaan
maupun dalam tahap pelaksanaan. Pada tahap perencanaan, biaya
penggilingan perlu dihitung untuk mengetahui kelayakan proyek tersebut,
sedangkan dalam tahap pelaksanaan biaya penggilingan akan dipakai sebagai
patokan untuk menentukan harga jual jasa penggilingan kepada konsumen.
Harga jual jasa penggilingan, yang disebut ongkos penggilingan, nantinya

26
berupa biaya penggilingan ditambah dengan margin keuntungan yang
ditentukan oleh pihak penggilingan. (Patiwiri 2006,h.28).

2.10 Analisis Biaya


Untuk menghitung biaya suatu tahap kegiatan,terlebih dahulu perlu
dilakukan perhitungan setiap komponen biaya tetap dan biaya tidak
tetap.Jumlah dari biaya tetap dengan biaya tidak tetap merupakan biaya tahap
kegiatan tersebut.Biaya ini dapat dinyatakan dalam biaya total atau biaya
pokok.(Patiwiri 2006,h.30).
Menurut patiwiri (2006,h.30) Biaya digolongkan sebagai berikut:
1) Menurut objek pengeluaran.
Penggolongan ini merupakan penggolongan yang paling sederhana, yaitu
berdasarkan penjelasan nai suatu objek pengeluaran, misalnya pengeluaran
yang berhubungan dengan telepon.
2) Menurut fungsi pokok dalam perusahaan.
Biaya dapat digolongkan menjadi tiga kelompok yaitu :
a. Produksi, yaitu semua biaya yang berhubungan dengan fungsi
produksi atau kegiatan biaya pengolahan bahan baku menjadi produk
selesai. Biaya produksi dapat digolongkan kedalam biaya bahan baku,
biaya tenaga kerja, dan biaya overhead pabrik.
b. Biaya pemasaran, adalah biaya yang terjadi untuk melaksanakan
kegiatan pemasaran produk.
c. Biaya administrasi dan umum, adalah biaya untuk mengkoordinasikan
kegiatankegiatan produksi dan pemasaran produk.

3) Biaya terbagi dari 2 golongan yaitu :


a. Biaya langsung, merupakan biaya yang terjadi dimana penyebab satu-
satunya adalah karena ada sesuatu yang harus dibiayai. Dalam
kaitannya dengan produk biaya langsung terdiri dari biaya bahan baku
dan biaya tenaga kerja langsung.

27
b. Biaya tidak langsung, adalah biaya yang terjadi tidak hanya
disebabkan oleh sesuatu yang dibiayai, dalam hubungannya dengan
produk, biaya tidak langsung dikenal dengan biaya pabrik.
4) Menurut prilaku dalam kaitannya dengan perubahan volume kegiatan.
Biaya dibagi menjadi 3 yaitu:
a. Biaya tetap adalah biaya yang jumlahnya tetap konstan tidak
dipengaruhi perubahan volume kegiatan atau aktivitas sampai tingkat
kegiatan tertentu.
b. Biaya variabel adalah biaya yang jumlah totalnya berubah secara
sebanding dengan perubahan volume kegiatan atau aktivitas.
c. Biaya semi variabel adalah biaya yang jumlah totalnya berubah tidak
sebanding dengan perubahan volume kegiatan.

2.11 Model Analisis Data


1. Biaya Produksi

Biaya total merupakan jumlah biaya tetap dengan biaya tidak tetap.
Nilainya dapat dinyatakan dalam jumlah biaya petahun atau biaya peram.

Biaya Produksi dapat dihitung dengan rumus : ( Suharno 2007, h. 100)

TC = FC + VC

Dimana :
TC = Biaya Total ( total cost)

FC = Biaya Tetap (fexed cost)

VC = Biaya Variabel (variable cost)

2. Penerimaan Usaha

Penerimaan Usaha dapat dihitung dengan rumus : ( Irawati 2006, h. 120)

TR = Y. PY
Dimana :

28
TR = Total Penerimaan (total revinue)

Y = Produksi yang di peroleh (ton)

PY = Harga Jual (Rp)

3. Pendapatan Usaha dapat dihitung dengan rumus : ( Soekartiwi, 2002. h.


123)

Pd = TR-TC
Dimana :

Pd = Pendapatan Usaha

TR = Total Penerimaan (Total revuneu)

Tc = Total biaya (total cost)

4. R/C Ratio dapat dihitung dengan rumus :

R/C Ratio = TR : TC

Dimana :

R/C Ratio = Kelayakan

TR = Total Penerimaan (Total revuneu)

TC = Total Biaya (total cost)

29
BAB III

HASIL KEGIATAN

3.1 GAMBARAN UMUM INSTITUSI MAGANG

Penggilingan Padi UD Rozi Putra ini terletak di Desa Kemamang


Kecamatan Balen Kabupaten Bojonegoro yang berdiri semenjak tahun 2000.
Dimana Penggilingan Padi ini adaah salah satu penggilingan yang ada di
wilayah Kecamatan Balen pada umumnya dan satu-satunya yang ada di Desa
Kemamang. Penggilingan Padi ini memiliki luas sebesar….. Ha. Dan
dipimpin langsung oleh pemilik penggilingan padi yaitu Bapak H Darum.
Penggilingan Padi UD Rozi Putra mempunyai fungsi sebagai penggilingan
padi menjadi beras biasa. Dari Tahun 2000-2019 penggilingan ini hanya
menggiling dan menjual beras varietas umum.
Batas-batas Desa Kemamang antara lain :

1. Utara : Desa Suwaloh Kecamatan Balen


2. Selatan : Desa Sidobandung Kecamatan Balen
3. Barat : Desa Ngadiluhur Kecamatan Balen
4. Timur : Desa Mayangkawis Kecamatan Balen

30
3.2 STRUKTUR ORGANISASI INSTITUSI

Adapun struktur organisasi institusi dilihatkan pada gambar 3.1 dibawah ini.

Pemilik
H. DARUM

Produksi Keuangan Penyetor/Supir


BUKARI Dan SALUK
WARDI Pemasaran
DAPRI H. SARPI
MUSLIM

Pergudangan
Buruh Tugas
SADIKUN
KURDI
SULIS
DARJI
YUSRON
Gambar 3.1 Struktur Organisasi Institusi

Tugas dari masing-masing bagian yaitu.

1. Pemilik sekaligus sebagai direktur bertugas merencanakan, mengatur,


mengontrol, mengambil kebijakan utama dalam usaha pencapaian
penggilingan padi dan juga komunikasi dengan pengepul beras.

2. Keuangan dan Pemasaran bertugas sebagai segala hal yang berkaitan


dengan jual beli, mencatat hasil jual beli, menggaji para karyawan

31
3. Produksi bertugas mengolah padi menjadi beras, mulai dari awal padi
masuk ke gudang sampai dengan pengemasan.

4. Pergudangan bertugas menerima dan mencatat padi yang akan di produksi,


mengeluarkan dan mencatat beras yang akan dijual

5. Penyetor bertugas sebagai pengantar beras yang akan dijual ke pengepul


beras yang lain.

6. Buruh Tugas bertugas sebagai mengangkat padi dari transportasi ke


gudang begitu pula sebaliknya ketika sudah menjadi beras memindahkan
beras dari gudang ke transportasi.

3.3 STRUKTUR ORGANISASI BIDANG/BAGIAN/UNIT MAGANG

Penempatan pesverta magang dapat dilihat pada gambar 3.2 dibawah ini.

Pemilik
H. DARUM

Produksi Keuangan Penyetor/Supir


BUKARI Dan SALUK
WARDI Pemasaran
DAPRI H. SARPI
MUSLIM

Pergudangan
Buruh Tugas SADIKUN
KURDI
Peserta
Magang
SULIS Peserta
DARJI Magang

YUSRON

Gambar 3.2 Struktur Organisasi Bidang/Bagian/Unit Magang

32
Dari gambar bagan di atas dapat diketahui bahwa peserta magang
ditempatkan pada bagian produksi dan pergudangan dimana tugas adalah :

1. Produksi
Pada bagian produksi peserta magang di tempatkan pada bagian
pengemasan, memasukkan dan menimbang beras kedalam karung 25 kg
dan 50 kg an.
2. Pergudangan
Pada bagian ini peserta magang ditugaskan untuk mencatat padi yang akan
di produksi dan juga beras yang akan di jual.
3.4 KEGIATAN MAGANG
Kegiatan yang dilakukan selama di institusi magang di Penggilingan Padi UD
Rozi Putra yang dilakukan selama kurun waktu 1 bulan 3 kali pada setiap
minggunya, dimana focus magang pada manajemen produksi dan operasi
yaitu mencangkup kegiatan :
1. Cara kerja penggilingan padi
2. Pengemasan beras yang akan dijual
3. Pencatatan poduk yang keluar masuk gudang
3.5 MANAJEMEN YANG DITERAPKAN OLEH INSTITUSI
3.5.1 Perencanaan
Perencaan yang dilakukan oleh institusi magang di Penggilingan Padi
UD Rozi Putra yaitu :
1. Pengecekan mesin produksi sebelum di gunakan
2. Pengecekan jumlah GKG (Gabah Kering Giling) yang akan di
produksi
3. Penyiapan tenaga kerja pada produksi
4. Penyiapan tenaga kerja buruh tugas
5. Penyiapan sopir untuk mengirimkan beras yang akan di jual
3.5.2 Pengorganisasian

33
Dalam pengorganisasian pemilik harus menentukan karyawan sesuai
passionnya. Untuk itu dalam pengorganisasian yang ada di
Penggilingan Padi UD Rozi Putra dapat dilihat pada gambar 3.3

Pemilik
H. DARUM

Produksi Keuangan Penyetor/Supir


BUKARI Dan SALUK
WARDI Pemasaran
DAPRI H. SARPI
MUSLIM

Pergudangan
Buruh Tugas
SADIKUN
KURDI
SULIS
DARJI
YUSRON

Gambar 3.3 Pengorganisasian Penggilingan Padi UD Rozi Putra


3.5.3 Pelaksanaan
Pada tahap pelaksanaan, di Penggilingan Padi UD Rozi Putra ini dalam
proses produksi biasanya di operasikan oleh 3 orang dengan pembagian
tugas 1 orang di bagian proses pemecah kulit 1, 1 orang di proses
pemecah kulit 2 dan 3, dan 1 orang lagi berada di proses penyosoh
sekaligus pengemasan, 4 orang pengguluk atau buruh tugas yang
mengangkat padi atau beras yang akan atau sudah di produksi ke
gudang ataupun transportasi,1 orang bagian pergudangan yang mencatat
keluar masuk barang, 1 orang dibagian keuangan untuk menggaji para
karyawan dan menerima uang hasil dari transaksi jual beli dan juga 1
34
orang di bagian penyetor atau bertindak sebagai sopir yang mengantar
jemput barang.
3.5.4 Monitoring dan Evaluasi
Pada proses monitoring dan evaluasi ini dilakukan langsung oleh pihak
pemilik penggilingan. Pada bagian keuangan selalu ada pengecekan
uang yang masuk dan uang yang keluar sehingga pemilik dapat
mengetahui apakah kondisi keuangan usahanya sedang baik-baik saja
atau tidak. Pada proses produksi pemilik juga selalu melakukan
pengawasan terhadap kualitas beras karena pada dasarnya kulaitas
menjadi prioritas utama untuk memuaskan pelanggan. Ketika kualitas
beras tidak baik maka pemilik akan melakukan evaluasi kenapa kualitas
beras tersebut tidak baik. Pada hakikatnya monitoring dan evaluasi ini
dilakukan agar usaha yang dijalankan menjadi lebih baik dan pastinya
terus berkembang.

35
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 PROSES PENGGILINGAN PADI
Penggilingan padi UD Rozi Putra merupakan usaha yang bergerak
dalam bidang industri pengolahan padi menjadi beras. Penggilingan padi ini
merupakan tergolong usaha kecil menengah karena dalam sehari rata-rata
dapat menghasilkan 9 ton perhari.
Bahan baku yang digunakan penggilingan padi ini adalah padi,
dimana padi merupakan bahan baku utama. Bahan baku ini adalah bahan
utama yang digunakan dalam pembuatan beras.
Uraian proses produksi dalam penggilingan padi UD Rozi Putra
melewati beberapa tahapan yaitu sebagai berikut :
1. Persiapan bahan baku
Untuk menghasilkan beras yang berkualitas maka harus
menggunakan bahan baku padi yang berkualitas pula. Padi harus diketahui
varietasnya, asal padi, kapan dipanen, kadar air padi dan sampai di
keringkan dengan kadar air 14 %, baik melalui penjemuran atau
menggunakan alat pengering. Penundaan padi kering yang panen lebih
dari 3-4 minggu akan menimbulkan padi yang kuning. Dari padi basah
hingga yang mau dikeringkan tidak boleh lebih dari 2 hari karena padi
tersebut harus segera dikeringkan agar kualitas beras tidak berubah warna
menjadi buram. Padi yang sudah kering sebaiknya dicegah agar tidak
kehujanan karena dapat meningkatkan butir patah dan menir.
2. Proses pemecahan kulit

36
Awalnya gabah kering giling (GKG) disiapkan didekat lubang
pemasukan elevator. Mesin penggerak dan mesin pemecah kulit
dihidupkan, kemudian elevator mengangkat padi menuju lubang
pemasukan (corong sekam ) padi. Corong sekam dibuka-tutup dengan klep
penutup. Proses pemecahan kulit dilakukan 3 kali (ulangan), padi yang
masuk ke mesin pecah kulit yang pertama, kemudian masuk kemesin
pecah kulit yang kedua, lalu masuk elevator dan mengangkat gabah ke
mesin pecah kulit yang ketiga.
3. Proses penyosohan
Proses ini menggunakan tipe friksi yaitu gesekan antar butiran,
sehingga dihasilkan beras yang penampakannya bening.
4. Proses penimbangan dan pengemasan
Untuk penimbangan dan pengemasanya beras menggunakan karung
25 kg dan 50 kg. Untuk memilih jenis pengemasan harus memperhatikan
kekuatan kemasan, bahan kemasan. Dan untuk jahitan kemasan
menggunakan mesin jahit modern.
5. Proses penyimpanan
Untuk tempat penyimpanan beras harus diperhatikan yaitu kondisi
tempat penyimpanan harus aman dari pencurian tikus, bersih dan di
simpan di gudang.
Jumlah tenaga kerja di penggilingan padi UD Rozi Putra keseluruhannya
berjumlah 8 orang. Beberapa pekerja ditempatkan pada jenis pekerjaan
yang berbeda. 4 orang proses penggilingan 4 orang proses pengangkutan
tetapi terkadang tidak semua pekerja bekerja tergantung dari jumlah padi
yang akan di produksi. Jam kerja mulai jam 08.00-16.00 WIB.
Gabah Kering Giling (GKG)
Untuk lebih mudah di pahami dapat dilihat pada gambar 4.1 dibawah ini.

Sekam Pecah Kulit (PK) 1

Pecah Kulit (PK) 2

Pecah Kulit (PK) 3


37
Penyosoh Dedak

Penimbangan & Pengemasan


4.2 ANALISIS USAHA PENGGILINGAN PADI UD ROZI PUTRA
4.2.1 Jumlah Produksi
Untuk melihat produksi yang dihasilkan sehari dapat dilihat pada tabel
4.2 dibawah ini.

GKG Harga Beras Harga Dedak Harga


No Tgl
(Kg) (Rp/Kg) (Kg) (Rp/Kg) (Kg) (Rp/Kg)
1 22/11 13.000 5.100 9.100 8.575 725 4.000
2 23/11 13.000 5.400 8.850 8.725 650 4.000

3 24/11 13.000 5.300 9.000 8.650 720 4.000

4 29/11 13.000 5.300 9.000 8.675 720 4.000

5 30/11 13.000 5.300 8.900 8.650 665 4.000

6 6/12 13.000 5.200 9.000 8.550 720 4.000

7 7/12 13.000 5.300 9.100 8.650 725 4.000

8 8/12 13.500 5.300 9.500 8.625 740 4.000

9 13/12 13.000 5.300 9.000 8.600 720 4.000

10 14/12 13.000 5.200 9.100 8.400 720 4.000

11 15/12 12.800 5.100 8.960 8.550 705 4.000

12 20/12 13.000 5.400 9.000 8.750 720 4.000

13 21/12 13.000 5.200 9.100 8.400 720 4.000

14 22/12 13.000 5.400 9.000 8.700 650 4.000

15 27/12 13.000 5.100 9.050 8.500 680 4.000

Total 195.300 78.900 135.660 12.900 10.580 60.000


Rata2 13.000 5.300 9.000 8.600 705 4.000

Tabel 4.2 Jumlah produksi Penggilingan UD Rozi Putra dalam sehari

38
Dari tabel 4.2 dapat diketahui bahwasanya Penggilingan Padi UD Rozi
Putra dalam sehari rata-rata memproduksi Gabah Kering Giling (GKG)
sebesar 13.000 kg/hari dengan harga rata-rata Rp. 5.300/kg,
menghasilkan beras sebesar 9.000 kg/hari dengan harga rata-rata Rp.
8.600/kg dan menghasilkan dedak dengan rata-rata 705 kg/hari dengan
harga Rp. 4.000/hari. Dalam proses pemasaran Penggilingan Padi UD
Rozi Putra berperan sebagai supplier dengan bekerjasama dengan CV
Gembira yang beralamatkan di Jl Raya Grajangan Km 4, Ds Kradenan
Kec. Purwoharto Kab. Banyuwangi.
4.2.2 Biaya Tetap
Biaya tetap pada Penggilingan Padi UD Rozi Putra terdiri dari biaya
penyusutan mesin dan bangunan karena penyusutan mesin dan
bangunan nilainya tetap. Menurut Permenkeu, (2009) ditetapkan bahwa
mesin penggilingan beras masuk alam kelompok 2 dengan umur
ekonomis 8 tahun dan banguna tidak permanen dengan umur ekonomis
10 tahun.
Biaya tetap Penggilingan Padi UD Rozi Putra dapat dilihat pada tabel
4.3 dibawah ini.

No Jenis Biaya Total (Bulan) Total (Hari)


1 Penyusutan Mesin dan 816.000 27.200
Peralatan
2 Penyusutan Bangunan 517.000 17.200
Jumlah 44.200
Tabel 4.3 Biaya Tetap Penggilingan Padi UD Rozi Putra
Dari tabel 4.3 dapat diketahui bahwa biaya tetap yang dikeluarkan
Penggilingan Padi UD Rozi Putra selama satu kali proses produksi
yaitu sebesar Rp. 44.200/hari.
4.2.3 Biaya Variabel
Biaya variabel merupakan biaya yang digunakan untuk kegiatan usaha
yang habis dalam satu kali produksi. Biaya variable pada Penggilingan

39
Padi UD Rozi Putra antara lain yaitu Tenaga Kerja, bahan baku, bahan
bakar, pelumas, karung, benang jahit.
Untuk rinciannya dapat dilihat pada tabel 4.4 dibawah ini.

No Jenis Biaya Jumlah Harga Total


(Rp) (Rp/Hari)
1 Tenaga Kerja Produksi 3 orang 100.000 300.000
2 Tenaga Kerja Buruh 4 orang 50.000 200.000
Tugas
3 Tenaga Kerja 1 orang 50.000 50.000
Pergudangan
4 Gabah Kering Giling 13.000 5.300 68.900.000
(GKG)
5 Bahan Bakar (Solar) 20 Liter 5.200 104.000
6 Pelumas 10.000 10.000
7 Karung 180 buah 2.500 450.000
8 Benang Jahit 1 bungkus 48.000
9 Ongkos Kirim 900.000 900.000
Total 70.962.000
Tabel 4.4 Biaya Variabel Penggilingan Padi UD Rozi Putra
Dari tabel 4.4 dapat diketahui bahwa Penggilingan Padi UD Rozi Putra
mengeluarkan biaya variabel sebesar Rp. 70.962.000/hari.
4.2.4 Total Biaya
Berdasarkan penelasan tentang biaa diatas, maka dapat dihitung total
biaya yang dikeluarkan oleh usaha Penggilingan Padi UD Rozi Putra
yang terdiri dari biaya tetap dan biaya variabel, untuk mengetahui total
biaya dapat dilihat pada tabel 4.5 dibawah ini.

No Jenis Biaya Total (Rp)


1 Biaya Tetap 44.200
2 Biaya Variabel 70.962.000
Jumlah 71.006.200

40
Tabel 4.5 Total Biaya Penggilingan Padi UD Rozi Putra
Dari tabel 4.5 dapat diketahui bahwa Penggilingan Padi UD Rozi Putra
mengeluarkan total biaya setiap harinya yaitu Rp. 71.006.200/hari.
4.2.5 Penerimaan
Penerimaan di Penggilingan Padi UD Rozi Putra ini berasal dari hasil
produksi dari penjualan beras. Untuk mengetahui penerimaan yang
didapatkan dapat dilihat pada tabel 4.6 dibawah ini.

No Jenis Barang Jumlah Produksi Harga Total (Rp)


(Kg) (Rp/Kg)
1 Beras 9.000 8.600 77.400.000
2 Dedak 705 4.000 2.820.000
Jumlah 80.220.000
Tabel 4.6 Penerimaan Penggilingan Padi UD Rozi Putra
Dari tabel 4.6 dapat diketahui bahwa Penggilingan Padi UD Rozi Putra
mendapatkan penerimaan dari hasil produksi beras sebesar Rp.
77.400.000 dan dedak sebesar Rp. 2.820.000 maka total seluruh
penerimaan yaitu sebesar Rp. 80.220.000/hari.
4.2.6 Pendapatan
Pendapatan adalah keuntungan dapat dilihat dengan total penerimaan
yang di dapatkan dikurangi dengan total biaya produksi yang
dikeluarrkan oleh Penggilingan Padi UD Rozi Putra. Untuk mengetahui
keutungan yang didapatkan dapat dilihat pada tabel 4.7 dibawah ini.

No Nama Biaya Total (Rp)


1 Penerimaan 80.220.000
2 Total Biaya 71.006.200
Jumlah 9.213.800
Tabel 4.7 Pendapatan Penggilingan Padi UD Rozi Putra
Dari tabel 4.7 dapat diketahui bahwa Penggilingan Padi UD Rozi Putra
mendapatkan pendapatan/laba bersih sebesar Rp. 9.213.800/hari.

41
4.2.7 R/C Ratio
R/C ratio digunakan untuk mengetahui apakah perusahaan/instansi itu
layak atau tidak untuk diteruskan. Untuk lebih jelasnya bisa dilihatpada
tabel 4.8 dibawah ini.

No Nama Biaya Total (Rp)


1 Penerimaan 80.220.000
2 Total Biaya 71.006.200
Jumlah 1,13
Tabel 4.8 R/C Ratio Penggilingan Padi UD Rozi Putra
Dari hasil diatas dapat diketahui bahwa R/C Ratio yang diperoleh yaitu
1,13, dimana R/C Ratio (1,13) > 1 maka usaha ini layak untuk
dilanjutkan.

42
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 KESIMPULAN
Berdasarkan hasil magang yang diperoleh dari Penggilingan Padi UD Rozi
Putra dapat diperoleh beberapa kesimpulan yaitu :
1. Proses Produksi dan Operasi pada Pengilingan Padi UD Rozi Putra
sebagai berikut
Gabah Kering Giling (GKG)

Sekam Pecah Kulit (PK) 1

Pecah Kulit (PK) 2

Pecah Kulit (PK) 3

Penyosoh Dedak

Penimbangan & Pengemasan

Pada poses produksi dan operasi dilakukan oleh 3 orang.


2. Dari hasil produksinya itu sendiri dapat diketahui bahwasanya rata-rata
setiap harinya dari Penggilingan Padi UD Rozi mampu menghasilkan
beras sebesar 9000 kg/hari dengan harga Rp. 8.600/kgdan dedak sebesar

43
705 kg/hari dengan harga Rp 4.000/kg. Total Biaya yang dikeluarkan
sebesar Rp. 71.006.200/hari dengan total penerimaan yang didapat
sebesar Rp. 80.220.000/hari maka mendapatkan laba bersih sebesar Rp.
9.213.800/hari. Dan hasil dari R/C Ratio sebesar 1,13 dimana usaha ini
layak untuk dilanjutkan.
5.2 SARAN
1. Sebaiknya pemilik penggilingan mulai menganggarkan pendapatannya
untuk pembelian mesin baru, karena pada dasarnya nilai ekonomis dari
mesin yaitu 8 tahun. Jika tidak melakukan penggantian mesin maka akan
memperbesar biaya perawatannya.
2. Seperti yang diketahui sebenarnya hasil dari penggilingan tidak hanya
beras, melainkan ada dedak dan juga sekam. Untuk sekam mungkin bisa
di olah lagi menjadi abu gosok, kemudian dibungkus lalu dijual, sehingga
dapat menambah penghasilan bagi institusi.

44
DAFTAR PUSTAKA

Partiwiri. 2006. Ekonomi Pertanian. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta.


Patiwiri, A. W. 2006. Teknologi Penggilingan Padi. Gramedia Pustaka Utama.
Jakarta.
Anwar Chairil, 2015. Analisis Produksi Dan Pendapatan Usah Penggilingan Padi
Menetap Di Kecamatan Kaway Xvi Kabupaten Aceh Barat.
(Skripsi) Universitas Teuku Umar, Aceh Barat
Assauri, Sofjan, “Manajemen Produksi dan Operasi Edisi Revisi 2004”, Lembaga
Penerbit FE-UI, Jakarta, 2004
Arya, R. D. 2017 Analisis Kelayakan Finansial Usaha Penggilingan Padi Keliling
Di Kabupaten Pringsewu (Skripsi) Universitas Lampung
Pranoto Agus, 2017. Analisi Usaha Penggilingan Padi Di Desa Rambah Baru
Kecamatan Rambah Samo Kabupaten Rokan Hulu. Artikel
Ilmiah. Universitas Pasir Pengairan Rokan Hulu.
Soekartawi. 2002. Analisis Usahatani. UI Press. Jakarta

45
46

Anda mungkin juga menyukai