Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN AKHIR

TEKNOLOGI PRODUKSI TANAMAN PANGAN


“BUDIDAYA TANAMAN PADI SISTEM JAJAR LEGOWO 3:1”

Disusun oleh:

Nama : Rino Hermawan


NPM : E1J021096
Shift :B2
Dosen : Dr. Ir. Marwanto, M.Sc
Coass : Edi jaya lase S.P

LABORATORIUM AGRONOMI
JUSUSAN BUDIDAYA PERTANIAN
PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan
rahmat-Nya lah penulis dapat menyelesaikan pembuatan laporan akhir Teknologi Produksi
Tanaman Pangan, dengan judul pengaruh sistem tanaman jajar legowo terhadap
pertumbuhan dan hasil tanaman padi (Oryza sativa L.). Adapun laporan ini dibuat untuk
memenuhi tugas mata kuliah Teknologi Produksi Tanaman Pangan.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada bapak Dr. Ir. Marwanto, M.Sc selaku
dosen mata kuliah Teknologi Produksi Tanaman Pangan yang telah memberikan tugas ini
sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami
tekuni. Penulis berharap laporan akhir ini dapat menjadi bahan referensi bagi masyarakat
luas agar dapat dimengerti dan menambah wawasan tentang pengaruh sistem tanaman jajar
legowo terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman padi (Oryza sativa L.) Penulis menyadari
laporan akhir ini masih jauh dari kata sempurna, dan masih banyak kesalahan dan
kekurangan. Untuk itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar
dapat menjadi evaluasi bagi penulis dalam membuat penulisan selanjutnya.

Penulis mengucapkan mohon maaf apabila terdapat banyak kesalahan pada laporan akhir
ini, baik penulisan maupun tata bahasa. Demikian yang dapat penulis sampaikan. Akhir
kata, terima kasih dan semoga makalah ini dapat bermanfaat.

Bengkulu, 8 Desember 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................... ii

DAFTAR ISI................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1

1.1 Latar Belakang ........................................................................................... 2

1.2 Tujuan........................................................................................................ 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................... 3

2. 1 Morfologi dan Klasifikasi Tanaman Padi.................................................. 4

2. 2 Syarat Tumbuh Tanaman Padi ................................................................. 5

2. 3 Sistem Tanam Jajar Legowo..................................................................... 6

BAB III METODOLOGI .............................................................................. 7

3. 1 Tempat dan Waktu Pelaksanaan ............................................................... 7

3.2 Alat dan Bahan ......................................................................................... 8

3.3 Metode Pelaksanaan ................................................................................. 9

. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ..................................................... 10

4.1 Hasil............................................................................................................ 11

4. 1. 1 Gambaran Umum Praktikum ................................................................ 12

4. 1. 2 Hasil Pengamatan Pertumbuhan Tanaman Padi .................................. 13

4.2. Pertumbuhan Tanaman Padi dengan Sistem Jajar Legowo 3:1 ................ 15

BAB V PENUTUP......................................................................................... 16

5.1 Kesimpulan ................................................................................................ 16

5.2 Saran .......................................................................................................... 16

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 18


LAMPIRAN.................................................................................................... 19

iii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pangan merupakan kebutuhan dasar manusia yang menentukan kualitas sumber daya
manusia dan tingkat kehidupan masyarakat sehingga pemenuhan kebutuhan pangan
merupakan hal yang mutlak, hal ini akan menjadi perhatian bagi setiap penguasa disetiap
negara.Karena dengan kekurangan bahan makanan maka akan menimbulkan berbagai
macammasalah, tidak hanya masalah ekonomi tetapi akan timbul masalahlain dibidang
sosial dan politik. Peningkatan jumlah penduduk Indonesia mengakibatkan peningkatan
permintaan terhadap beras dan semakin sulit untuk dipenuhi karena keterbatasan produksi.
Kondisi Pertanian di Nusantara sampai pada awal masehi masih sangat sederhana dan
belum menggunakan teknologi. Pada masa kolonial Belanda kegiatan pertanian ini
dilakukan oleh mayoritas masyarakat Jawa. Hal ini dikarenakan masyarakat Jawa
sebagian besar merupakan masyarakat agraris yang memandang jika tanah merupakan
aset penting dalam kehidupan, lantaran tanah merupakan sumber daya alam yang dikelola
untuk keperluan hidup sehari-hari (Mudiyono dan Wasino, 2015).
Padi merupakan tanaman berumpun. Tanaman padi berasal dari dua benua yaitu Asia
dan Afrika Barat tropis dan subtropis. Bukti sejarah memperlihatkan bahwa penanaman
padi di Zhejiang (Cina) sudah dimulai pada 3.000 tahun SM. Fosil butir padi dan gabah
ditemukan di Hastinapur Uttar Pradesh India sekitar 100-800 SM. Selain Cina dan India,
beberapa wilayah asal padi adalah Bangladesh Utara, Burma, Thailand, Laos, Vietnam.
Hama yang banyak menyerang tanaman ini adalah tikus, orong-orong, walang sangit dan
wereng coklat. Hama-hama itulah yang sering menyebabkan padi gagal panen dan
tentunya membuat petani merugi (Angga dan Leo,2017).
Teknologi legowo merupakan rekayasa teknik tanam dengan mengatur jarak tanam
antar rumpun dan antar barisan sehingga terjadi pemadatan rumpun padi dalam barisan
dan melebar jarak antar barisan sehingga seolah-olah rumpun padi berada di barisan
pinggir dari pertanaman yang memperoleh manfaat sebagai tanaman pinggir . Tujuan
utama dari tanaman padi dengan sistem jajar legowo yaitu meningkatkan populasi
tanaman dengan cara mengatur jarak tanaman dan memanipulasi lokasi dari tanaman yang
seolah-olah tanaman padi berada di pinggir akan menghasilkan produksi padi lebih tinggi
dan kualitas dari gabah yang lebih baik, ini dikarenakan tanaman padi dipinggir akan
mendapatkan sinar. Berdasarkan hasil penelitian Satria jarak tanam jajar legowo dapat

iv
memberikan peningkatan produktivitas padi sawah paling tinggi dibandingkan dengan
perlakuan jarak tanam lainnya dengan luas lahan yang sama (Satria, 2017).
Menurut Marlina, padi (Oryza sativa) merupakan tanaman pangan rumput berumpun.
Padi sawah Oryza Sativa ini termasuk jenis rumput-rumputan dan berakar serabut. Seperti
tanaman jenis rumput-rumputan lainnya, padi beranak melalui tunas yang tumbuh dari
pangkal batang sehingga membentuk rumpun. Setiap batang padi umumnya dapat
beranaklebih dari satu batang. Tetapi tidak semua anak padi ini menghasilkan buah padi
yang berkualitas, dalam arti untuk digunakan sebagai bibit (Marlina,2013).
Menurut BPS (2018) penduduk Indonesia akan terus mengalami peningkatan, di
perkirakan pada tahun 2030 penduduk Indonesia terproyeksiakan berjumlah 294,1 juta
jiwa dan pada tahun 2045 akan mencapai 318,9 juta jiwa. Meningkatnya jumlah penduduk
akan meningkatkan pula kebutuhan pangan. Menurut data BPS luas panen padi pada 2019
diperkirakan sebesar 10,68 juta hektar atau mengalami penurunan sebanyak 700,05 ribu
hektar atau 6,15% dibandingkan tahun 2018, hal ini mengakibatkan produksi padi
mengalami penurunan. Pada tahun 2018 produksi beras setara dengan 33,94 juta ton.

1.2 Tujuan
Adapun tujuan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut:
 Memahami dan terampil melakukan produksi tanaman sawah
 Mengetahui pengaruh berbagai pola tanam jajar legowo terhadap pertumbuhan
dan hasil tanaman padi.

v
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Klasifikasi Padi


Tanaman padi termasuk ke dalam golongan tanaman yang memiliki sistem perakaran
serabut. Tanaman padi terdapat dua macam perakaran padi yaitu akar seminal yang tumbuh
dari radikula (akar primer) pada saat berkecambah, dan akar adventif (akar sekunder) yang
bercabang dan tumbuh dari buku batang muda bagian bawah. Radikula (akar primer) yaitu
akar yang tumbuh pada saat benih berkecambah. Akar tanaman padi berfungsi untuk
menyerap air dan zat makanan dari dalam tanah yang kemudian diangkut ke bagian atas
tanaman (Fitri, 2019). Klasifikasi tanaman padi sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Superdivision : Spermatophyta
Division : Magnoliophyta
Class : Liliopsida
Subclass : Commelinidae
Ordo : Cyperales
Family : Gramineae
Genus : Oryza L.
Species : Oryza sativa L
Tanaman padi (Oryza sativa L.) merupakan tanaman pangan yang menjadi makanan pokok
lebih dari setengah penduduk dunia karena mengandung nutrisiyang diperlukan
tubuh.Kandungan karbohidrat padi giling sebesar 78,9 %, protein 6,8 %, lemak 0,7 % dan
lain-lain 0,6 %. Di antara tanaman padi yang termasuk spesies Oryza sativa L. terdapat
ribuan varietas padi yang satu sama lain mempunyai ciri khas tersendiri, sehingga dari segi
bentuktanaman (morfologi) tidak ada varietas padi yang mempunyai bentuk yang
sama.Perbedaan yang tampak antar varietas padi disebabkan oleh perbedaan sifatvarietas.
Namun demikian, di antara ribuan varietas terdapat beberapa sifat yang sama (Pratiwi,
2016).
Batang padi berbentuk bulat, berongga, dan beruas. Ruas yang terpendek terdapat pada
pangkal batang dan ruas kedua, ketiga, dan seterusnya lebih panjang dari pada ruas yang
didahuluinya. Pada buku bagian bawah ruas terdapat daun pelepah yang membalut ruas
sampai buku bagian atas. Daun kelopak yang terpanjang dan membalut ruas yang paling atas

vi
dari batang disebut daun bendera. Daun tanaman padi memiliki ciri khas, yaitu terdapat sisik
dan telinga daun (Makarim et al., 2017).
Daun padi tumbuh pada batang dan 8 tersusun berselang-seling pada tiap buku. Tiap daun
terdiri atas helaian daun, pelepah daun yang membungkus ruas, telinga daun dan lidah daun.
Daun teratas disebut daun bendera yang posisi dan ukurannya tampak berbeda dari daun
yang lain. Satu daun pada awal fase tumbuh memerlukan waktu 4-5 hari untuk tumbuh
secara penuh, sedangkan pada fase tumbuh selanjutnya diperlukan waktu yang lebih lama,
yaitu 8-9 hari (Rosadi,2013).

2.2 Syarat Tumbuh


Evaluasi kesesuaian lahan ialah suatu cara yang digunakan dalam penentuan potensi yang
ada pada lahan yang penilaiannya secara objektif didasarkan suatu klasifikasi pada
kesesuaian lahan. Hasil dari evaluasi ini nanti akan dijadikan suatu dasar untuk penetuan
suatu komoditas pertanuan yang nantinya akan dikembangkan di area tertentu. Dimana hasil
ini nanti dapat berupa kelas dan sub kelas dimana penentuannya didasarkan oleh faktor
pembatas yang paling berat. Kesesuaian lahan ialah upaya dimana guna mendapat hasil
komoditas yang paling maksimal.Dimana kesesuaian lahan ini dilihat secara nyata yang
didasarkan dari hasil survey dari pengelolaan lahan yang masih kurang optimal. Proses
pengelolaan lahan ini dibutuhkan untuk didapatkan suatu hasil yang paling maksimal yang
bisasanya disebut juga kesesuaian lahan potensial.Tampubolon, K. T., Razali, R., & Guchi,
H. (2015).
Padi merupakan tanaman yang tumbuh dengan baik pada dataearn rendahdengan
ketinggian 0-1500 mdpl. Tanaman ini memerlukan suhu sekitar 23oCuntuk tumbuh secara
maksimal. Curah hujan 200 mm per bulan cocok untukmembudidayakan tanaman padi. Padi
cocok ditanam pada sawah yang memilikipH 4-7 (Setiawan, 2018).
Padi membutuhkan banyak air untuk tumbuh sehingga padi banyak ditanam di lahan sawah
yang tergenang air sehingga air merupakan kebutuhan pentingpada budidaya padi. Pada
sawah irigasi air selalu tersedia untuk pertumbuhantanaman, namun pada sawah lain seperti
sawah tadah hujan air tidak selalutersedia. Maka dari itu sawah tadah hujan memiliki
kemampuan menahan air hujan dan aliran air sehingga dapat memenuhi kebutuhan air
tanaman (Sinaga,2014).
Pengolahan lahan adalah kegiatan yang dilakukan menggunakan alat pertanian seperti
cangkul atau hand tractors maupun garu agar tanah yang diolah menjadi gembur.
Pengolahan lahan bertujuan yaitu untuk menjadikan kesuburan tanah menjadi keadaan
tertentu yang sesuai untuk tanaman padi. Pengolahan merupakan salah satu kunci dalam
vii
keberhasilan usahatani padi sawah, dengan pengolahan lahan yang baik maka akan
berpengaruh pada produktivitas tanaman padi (Suratiyah, 2015).
Untuk kondisi air tanaman padi sawah sangat membutuhkan air pada masa pertumbuhanya
curah hujan yang diingan dalam budidaya tanamn padi sawah berkisar diantara 200
mm/bulan atau 3 bulan berturut-turut dengan intensitas curah hujan 1500-2000 mm.
Keragaman jumlah produksi tanaman padi salah satunya dipengaruhi oleh keragaman curah
hujan (Rouw, 2018).

2.3 Sistem Jajar Legowo


Sistem tanam jajar legowo adalah pola bertanam yang berselang-seling antara dua atau
lebih (biasanya dua atau empat) baris tanaman padi dan satu baris kosong. Istilah Legowo di
ambil dari bahasa jawa, yaitu berasal dari kata ”lego” berarti luas dan ”dowo” berarti
memanjang. Legowo di artikan pula sebagai cara tanam padi sawah yang memiliki beberapa
barisan dan diselingi satu barisan kosong (Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian,
2013)
Sistem tanam jajar legowo (tajarwo) merupakan sistem tanam yang memperhatikan larikan
tanaman dan merupakan tanam berselang seling antara dua atau lebih baris tanaman padi
dan satu baris kosong. Tujuannya agar populasi tanaman per satuan luas dapat dipertahankan
bahkan dapat ditingkatkan (Suriapermana dan Syamsiah dalam Yunizar et al. 2012)
Sistem tanam jajar legowo merupakan pola bertanam yang berselang-seling antara dua atau
lebih baris tanaman padi dan satu baris kosong. Sistem tanam jajar legowo merupakan
rekayasa teknologi untuk mengoptimalkan produktivitas padi melalui pengaturan populasi
agar tanaman mendapatkan ruang tumbuh dan sinar matahari yang optimum (Hamdani dan
Murtiani, 2014). Penerapan sistem tanam jajar legowo juga mempunyai beberapa
keuntungan yaitu memudahkan dalam pemupukan padi, penyiangan gulma, serta
pengendalian hama dan penyakit tanaman karena adanya ruang kosong untuk di lewati.
Sistem tanam jajar legowo memiliki jumlah rumpun per satuan luas lebih banyak
dibandingkan cara tanam tegel yang setara, misalnya tanam tegel 25 cm x 25 cm memiliki
populasi 160.000 rumpun per ha, sedangkan legowo 2:1 yang setara dengan 25-50 cm x 12,5
cm memiliki populasi 213.333 rumpun. Orientasi pertanaman jajar legowo meskipun pada
populasi yang sama berpeluang menghasilkan gabah yang lebih tinggi karena lebih
banyaknya fotosintesis yang terjadi, karena lebih efektifnya pertanaman menangkap radiasi
surya dan mudahnya difusi gas CO2 untuk fotosintesis (Ikhwani, et al., 2013).

viii
Pada prinsipnya sistem tanam jajar legowo adalah meningkatkan populasi dengan cara
mengatur jarak tanam. Sistem tanam ini juga memanipulasi tata letak tanaman, sehingga
rumpun tanaman sebagian besar menjadi tanaman pinggir. Tanaman padi yang berada di
pinggir akan mendapatkan sinar matahari yang lebih banyak, sehingga menghasilkan gabah
lebih tinggi dengan kualitas yang lebih baik (Ikhwani, et al., 2013).
Menurut Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP, 2013) tipe sistem tanam jajar legowo
terbagi kedalam lima tipe yaitu tipe 2:1, tipe 3:1, tipe 4:1, tipe 5:1 dan tipe 6:1. Pengertian
dari tipe legowo 2:1 adalah cara tanam yang memiliki dua barisan kemudian diselingi oleh
satu barisan kosong dimana pada setiap baris pinggir mempunyai jarak tanam setengah kali
jarak tanam antar barisan. Adapun pengertian dari jajar legowo 4:1 adalah cara tanam yang
memiliki empat barisan kemudian diselingi oleh satu barisan kosong dimana setiap baris
pinggir memiliki jarak tanam dua kali jarak tanam pada barisan tengah, demikian pula pada
tipe jajar legowo 3:1, 5:1, dan 6:1 (BKP3K Gorontalo, 2012)

ix
BAB III
METODOLOGI
3.1 Tempat dan Waktu pelaksanaan
Waktu praktikum di lakukan di pada setiap hari sabtu jam 08:00 dan tempat praktikum
di lakukan di zonper atau zona pertanian .
3.2 Alat dan Bahan :
3.2.1 Alat
1. Traktor mini
2. Cangkul
3. Pancang kayu
4. Bambu
5. Para neet (warring)
6. Jaring
7. Mistar stainless stell
8. Timbangan
9. Peralatan tulis
10. Alat hitung (calculator)
3.2.2 Bahan
1. Bibit padi varietas ciherang
2. Pupuk urea
3. TSP
4. KCL
3.3 Metode Pelaksanaan
Pola tanam yang digunakan adalah system jajar legowo sebagai perlakuan yaitu (2:1), (3:1),
(4:1), dengan jarak tanam 25 cm x 25 cm. 1).
1. Shift A1 dan A2 menggunakan sestem jajar legowo (2:1)
Sistem tanam legowo 2:1 akan menghasilkan jumlah populasi tanaman per ha sebanyak
213.300 rumpun, serta akan meningkatkan populasi 33,31% dibanding pola tanam tegel
(25x25) cm yang hanya 160.000 rumpun/ha. Dengan pola tanam ini, seluruh barisan
tanaman akan mendapat tanaman sisipan.
2. Shift B1 dan B2 menggunakan sestem jajar legowo (3:1)
Sistem tanam legowo 3:1 merupakan pola tanam legowo dengan keseluruhan baris
mendapat tanaman sisipan. Pola ini cocok diterapkan pada kondisi lahan yang kurang
subur. Dengan pola ini, populasi tanaman mencapai 30% lebih banyak dengan
peningkatan populasi sebesar 60% dibanding pola tegel (25x25) cm.
x
3. Shift C1dan C2 menggunakan sestem jajar legowo (4:1)
Sistem tanam legowo 4:1 tipe 1 merupakan pola tanam legowo dengan keseluruhan
baris mendapat tanaman sisipan. Pola ini cocok diterapkan pada kondisi lahan yang
kurang subur. Dengan pola ini, populasi tanaman mencapai 256.000 rumpun/ha dengan
peningkatan populasi sebesar 60% dibanding pola tegel (25x25) cm
3.4 Cara Kerja
1) Persiapan lahan
 Lahan sawah digenangi setinggi 2-5 cm di atas permukaan selama 2-3 hari sebelum
tanah dibajak,
 Pembajakan tanah pertama sedalam 15-20 cm menggunakan traktor bajak singkal,
kemudian tanah diinkubasi selama 3-4 hari,
 Perbaikan pematang yang dibuat lebar untuk mencegah terjadinya rembesan air dan
pupuk; sudut petakan dan sekitar pematang dicangkul sedalam 20 cm; lahan digenangi
selama 2-3 hari dengan kedalaman air 2-5cm,
 Pembajakan tanah ke dua bertujuan untuk pelumpuran tanah, pembenaman gulma dan
aplikasi biodekomposer, dan
 e. Perataan tanah menggunakan garu atau papan yang ditarik tangan, sisa gulma
dibuang, tanah dibiarkan dalam kondisi lembab dan tidak tergenang

2)Pembibitan/Pesemaian
Persemaian diawali dengan perendaman dan pemeraman benih padi masing-masing selama 24
jam kemudian ditiriskan, lalu benih dicampur dengan pupuk hayati dengan takaran 500
gram/25 kg benih, atau setara untuk 1 ha lahan. Benih disebarpada pinggiran pematang yang
telah disiapkan.
3) Penanaman
Penanaman dilakukan serentak untuk semua shif pada hari yang telah ditentukan. Semua
praktikan wajib ikut menanan dalam shifnya, sesuai dengan perlakuan yang telah di tetapkan.
Tanamlah bibit padi lahan yang telah disiapkan sebanyak 3 bibit/rumpun dengan jarak tanam
25 cm x 25 cm. Apabila terjadi kehilangan rumpun tanaman akibat serangan OPT maupun
faktor lain, maka lakukanpenyulaman untuk mempertahankan populasi tanaman pada tingkat
optimal. Penyulaman harus selesai 2 minggu setelah tanam (MST), atau sebelum pemupukan
dasar.

xi
4) Pemupukan
Pemupukan dilakukan dengan dosis Urea 300 kg/ha, TSP 100/ha, dan KCl 100 kg/ha yang
dilakukan tiga kali yaitu 1/3 pada umur 7-10 HST, 1/3 bagian pada umur 25-30 HST, dan 1/3
bagian pada umur 40-45 HST. Kecukupan N dikawal dengan bagan warna daun (BWD)
setiap 10 hari hingga menjelang berbunga.
5) Pemeliharaan
Lakukan pemeliharaan tanaman yang meliputi penyiangan gulma serta pengelolaan organisme
pengganggu tanaman (OPT). Sebelum melakukan tindakan khusus pengelolaan OPT, harus
dikonsultasikan dengan Co-Ass dan/atau Dosen Pembimbing Praktikum.

3.5. Variabel Pertumbuhan yang diamati


1. Tinggi Tanaman
2. Jumlah Anakan
3. Jumlah daun
4. Luas daun
5. Jumlah malai
6. Panjang malai

xii
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum


4.1.1 Gambaran umum praktikum
Pada tanggal 17 september 2002 kami melakukan penanaman tanaman padi kami
melakukan pencabutan bibit yang telah disemai sebelum, sebelum di tanam kami mengatur
jarak tanam dengan menggunakan cablak yang di mana cablak ini di buat dari tali rafia dan
jarak sistem jajar legowo 3 : 1 ini adalah 25 cm X 50 cm.
Pada tanggal 23 September 2017 dan pemasangan sampel buku yang kami gunakan yaitu
pupuk KCL SP. kemudian pemasangan label itu setiap orang harus mempunyai 10 label
untuk dilakukan pengamatan yang praktikum yang akan mendatang, Pemasangan tabel ini
tidak boleh di lakukan pemasangan secara berdekatan pada sampel yang lain agar terlihat
perbandingan sampel 1 dengan sapel yang lainya
Pada tanggal 1 Oktober 2022 kami melakukan pengamatan yaitu pencatatan gulma yang
di mana setiap gulma - gulma yang ada di sekitar tanaman padi agar perkembangan
tanaman padi tidak terhambat akan lebatnya gulma.Mekanisme pencabutanya yaitu dengan
menenggelamkan gulma dengan di injak ke dalam tanah agar membusuk dan menjadi
pupuk.
Pada tanggal 22 Oktober 2022 kami melakukan pengamatan pertama pengamatan kami
ini merupakan pengamatan fase vegetatif yang kami amati itu ingin tanaman jumlah daun,
tinggi tanaman, jumlah anakan dan luas daun.
Pada tanggal 4 November 2022 kami melakukan pengamatan kerja pada sampel kami
yaitu kami masih melakukan sama saja tinggi tanaman , jumlah anakan dan jumlah daun
tidak hanya itu tidak hanya pada pengamatan kami juga melakukan penyemprotan pada
tanaman padi agar terhindar dari hama hama yang ada pada tanaman padi seperti belalang,
Walang Sangit dan hama lainya yang dapat merusah tanaman padi
Pada tanggal 12 November pengamatan tinggi tanaman jumlah tahun dan di sini kami
sudah diinstruksikan untuk melihat pada sampel tanaman padi kami Apakah sudah
mengeluarkan malai apa belum.
Pada tanggal 18 November 2022 di sini kami melanjutkan pengamatan kami yang kelima
yang di mana pada minggu ke 6 ini sudah memasuki fase generatif dimana tanaman padi
sudah mengeluarkan malai. dan pengamatan kami juga melakukan pengamatan panajang
malai dan jumlah malai.

xiii
Pada tanggal 26 November 2022 kami melakukan pengamatan Minggu ke 7 yang di
mana kami melakukan pengamatan pada tanaman padi ,Kami masih sama melakukan
pengmamatan kami di fase generatif ini kami melakukan pengamatan panajang malai dan
jumlah malai disini juga kami di beri intruksi catat hama yang menyerang tanaman padi.
Pada tanggal 3 Desember 2022 tahun terakhir yaitu Minggu ke-8 yang di mana Di sini
kami melakukan pasukan dari jumlah mata air dan panjang memakai pada setiap sampel
yang kami dan kami disini di beri intruksi mengenai laporan yang akan kami buat aturan
mengenai pembuatan laporan.
4.1.2 Hasil Pengamatan Tanaman Padi
 Pengamatan Pada fase Vegetative
 Tinggi Tanaman
Grafik 1. Grafik Pertumbuhan Tinggi Tanaman
80

70
Sampel 1
60
Sampel2
50 Sampel 3
Sampel 4
40 Sampel 5
Sampel 6
30 Sampel 7
Sampel 8
20 Sampel 9
Sampel 10
10

0
Minggu 4 Minggu 5 Minggu 6 Minggu 7

Pada grafik di atas bisa di lihat bahwa tinggi tanaman setiap minggu mengalami
peningkatan tinggi tanaman.bisa di lihat bahwa pada sampel 1-10 tinggi tanaman terus
meningkat setiap minggunya dan hal ini dapat mem pengaruhi hasil produksi tanaman
padi hal ini juga sejalan dengan apa yang di katakan Suprihatno (2012) bahwa tinggi
rendahnya batang tanaman dipengaruhi oleh sifat atau ciri yang dapat mempengaruhi
daya hasil produksi suatu varietas tanaman.Berdasarkan karakteristiknya, varietas
suatu tanaman yang memiliki batang yang lebih tinggi ataupun batang yang lebih
pendek dapat diakibatkan oleh beberapa faktor seperti faktor iklim ataupun faktor
lainnya.Semakin tinggi tanaman maka semakin tinggi pula kecenderungan untuk
rebah. Varietas tanaman yang memiliki batang yang pendek akan lebih banyak

xiv
menyerap sinar matahari dibandingkan dengan penyerapan sinar matahari oleh
varietas yang memiliki batang yang tinggi. Dengan batang yang tinggi, intensitas sinar
matahari yang menembus kanopi (tajuk) pertanaman kebagian bawah pertanaman
diatas permukaan tanah akan jauh berkurang karena sudah ternaungi oleh daun-daun
tanaman

 Jumlah Daun
Gambar 2. Grafik Jumlah Daun Tanaman Padi
16

14

12 Sampel 1
Sampel 2
10 Sampel 3
Sampel 4
8 Sampel 5
Sampel 6
6 Sampel 7
Sampel 8
4 Sampel 9
Sampel 10
2

0
Minggu 4 Minggu 5 Minggu 6 Minggu 7

Pada grafik 2 di atas bisa di lihat bahwa jumlah daun pada tanaman padi dengan
sitem jajar legowo selelu meningkat dari setiap pengamatan mulai dari sampel 1
sampai sampel 10 bisa di lihat terus bertambah hal ini juga di pengaruhi oleh Jarak
tanam pada tanaman padi merupakan salah satu faktor penting yang menentukan
kualitas dan kuantitas hasil. Berbeda jarak tanam akan memberikan capaian hasil yang
berbeda akibat populasi tanaman yang tidak sama (Abdulrachman et al., 2013). Hal ini
juga berkaitan dengan jumlah daun pada tanaman padi dimana jumlah daun di
pengaruhi dengan jarak tanam karena jarak tanam membut daun biasa berfotositesis
dan kekurangan unsur hara itu juga dapat membuat tanaman padi mengalami
gangguan dalam pertumbuhanaya di fase vegetatif.

xv
 Jumlah Anakan
Gambar 3. Grafik Jumlah anakan Tanaman Padi
10
9
8
Sampel 1
7 Sampel 2
Sampel 3
6
Sampel 4
5 Sampel 5
Sampel 6
4
Sampel 7
3 Sampel 8
Sampel 9
2
Sampel 10
1
0
Minggu 5 Minggu 6 Minggu 7

Pada Grafik 3 di atas bahwa jumlah anakan pada tanaman padi dengan sistem jajar
legowo meningat setiap minggu pada setiap pengamatan pada setip sampel meningkt
jumlah anakanya dan dari 10 sampel tidak ada yang tidak memiliki anakan dan jumlah
anakan ini juga sangat mempengaruhi hasil produksi tanaman padi ini dan anakan
meningkat di fase vegetativ yang dimana fase inilah anakan berkembang hal ini juga
sejalan dengan apa yang di katakan oleh Muliasari dan Sugiyanta (2012) bahwa,
pertambahan jumlah anakan akan berlangsung secara terus menerus sampai tercapai
jumlah anakan produktif, kemudian beberapa anakan mati dan jumlahnya akan
menurun sampai tercapai pada kondisi jumlah yang tetap. kemudian Ardian (2013)
mengemukakan bahwa semakin lebar jarak tanam yang digunakan maka anakan yang
dihasilkan lebih banyak.dan dapat kita simpulkan anakan pada tanaan padi sangatlah
berpengaruh untuk meningkatkan hasil produksi tanaman padi.

xvi
 Pengamatan Fase Generatif
 Panjang Malai
Gambar 4. Grafik Panjang Malai Tanaman Padi
30

25
Sampel 1
20 Sampel 2
Sampel 3
15 Sampel 4
Sampel 5
Sampel 6
10
Sampel 7
Sampel 8
5 Sampel 9
Sampel 10
0
Mingg 7 Minggu 8 Minggu 9

Pada gambar 4 bisa di lihat bahwa panjang pada malai itu terjadi di fase generatif
yang di mana fase ini tanaman padi sudah menguarkan bulir bulir padi dan panjang
tanaman padi ini pada setiap pengamatan selalu mengalami peningkatan dan panjang
malai akan berhenti pada saat padi sudah mengalami kering adonan yang di tandai
bukir padi sudah mengalmi perubahan warna dan pada sampel 1 sampai 10 ini
peningkatan panjang malai ini semuanya merata atau mengalami peningkatan semua.
dan penggunaan pupuk npk di awal pemupukan dapat meningkatkan panjang malai di
fase generatif ,penggunaan pupuk NPK dapat meningkatkan tinggi tanaman, jumlah
anakan, jumlah malai, berat gabah. hal ini menunjukkan bahwa perlakuan varietas
berpengaruh nyata terhadap jumlah malai per rumpun dan sangat nyata terhadap
panjang malai. Perlakuan pupuk majemuk berpengaruh tidak nyata terhadap jumlah
malai dan panjang malai. Khairullah et al (2013) melaporkan adanya kecenderungan
peningkatan hasil gabah pada malai yang lebih panjang dan bisa di simpulkan bahwa
panjang malai juga dapat meningkatkan hasil gabah.

xvii
 Jumlah Malai
Gambar 5. Grafik Jumlah Malai Tanaman Padi
14

12
Sampel 1
10 Sampel 2
Sampel 3
8 Sampel 4
Sampel 5
6 Sampel 6
Sampel 7
4 Sampel 8
Sampel 9
2 Sampel 10

0
Minggu 7 Minggu 8 Minggu 9

Pada grafik 5 diatas bahwa jumlah malai pada tanaman padi di setiap pengamatan
selalu meningkat. peningkatan ini terjadi di setiap sampel tanaman padi yang dimana
peningkatan ini terjadi di minggu yang udah mengalami proses generatif itu di mulai
minggu ke 7 sampai minggu ke 9 hal ini juga dapat mempengaruhi jumlah hasil
produksi tanaman padi yang dimana semakin banyak jumlah malai maka kemungkinan
peningkatan hasil produksi akan semakin tinggi hal itu juga tidak lepas dari
pengendalian hama juga agar bulir padi tidak terserang oleh hama. perolehan jumlah
malai per rumpun berkaitan erat dengan kemampuan tanaman menghasilkan anakan
dan kemampuan mempertahankan berbagai fungsi fisiologis tanaman.Semakin
banyak anakan yang terbentuk semakin besar peluang terbentuknya anakan yang
menghasilkan malai. Siregar (2012), menyatakan bahwa pada saat tanaman mulai
berbunga hampir seluruh hasil fotosintesis dialokasikan ke bagian generatif
tanaman (malai) dalam bentuk tepung.Selain itu, terjadi juga mobilisasi karbohidrat
protein dan mineral yang adadi daun, batang dan akar untuk dipindahkan ke mal

xviii
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang kami ambil yaitu:
 Produksi padi sawah dilakukan dengan persiapan lahan yang baik,pemupukan
sebagai penyedia unsur hara dan pemeliharaan padi tumbuh maksimal.
 .Dengan diterapkannya cara tanam sistem legowo yang menambah
kemungkinan barisan tanaman untuk mengalami efek tanaman pinggir, sinar
matahari dapat dimanfaatkan lebih banyak untuk proses fotosintesis Cara
tanam padi sistem legowo juga meningkatkan populasi tanaman. Untuk
populasi tanaman padi yang lebih banyak, dibutuhkan benih padi dan tenaga
kerja yang lebih banyak namun tenaga kerja lebih sedikit pada penyiangan.
Kenaikan jumlah gabah yang dipanen menyebakan upah pekerja juga
meningkat.
5.2 Saran
Pada praktikum yang kami lakukan ini sudah sangat baik tetapi praktikan harus lebih
teliti lagi dalam proses pengamatan dan di sarankan untuk petani Masih banyak petani
yang tidak menggunakan sistem jarak tanam jajar legowo karena para petani cenderung
menganggap bahwa semakin sempit jarak tanam maka hasil akan semakin banyak karena
akan semakin banyak populasi tanaman yang ditanam. Sehingga perlu adanya
penyuluhan sistem tanam jajar legowo ke petani untuk meningkatkanproduksi dan
usahatani padi..

xix
DAFTAR PUSTAKA

Abdurachman A, Dariah A, Mulyani A. 2013. Strategi dan teknologi pengelolaan lahan


kering mendukung pengadaan pangan nasi.

Tampubolon, K. T., Razali, R., & Guchi, H. (2015). Evaluasi Kesesuaian Lahan Tanaman
Padi Sawah Irigasi (Oryza sativa L.) Di Desa Bakaran Batu Kecamatan Sei
Bamban Kabupaten Serdang Bedagai. AGROEKOTEKNOLOGI, 3(2).

Mudiyono dan Wasino. 2015. Perkembangan Tanaman Pangan di IndonesiaTahun 1945-


1965. Semarang: Journal of Indonesian History 4 (1)(2015)

Makarim, A. K. 2013. Peningkatan produktivitas padi melalui penerapan jarak tanam jajar
Legowo.

Satria, B. 2017. Peningkatan Produktivitas Padi Sawah (Oryza sativa L.) MelaluiPenerapan
Beberapa Jarak Tanam dan Sistem Tanam. Skripsi. USU.Medan

Marlina, N. 2013. Respons Tanaman Padi (Oryza sativa L.) terhadap Takaran Pupuk Organik
Plus dan Jenis Pestisida Organik dengan System of Ricec Intensification
(SRI) di Lahan Pasang Surut. Jurnal Lahan Suboptimal,1(2):138-148.

Fitri, A., Hashim, R., Abolfathi, S., & Abdul Maulud, K. N. (2019). Dynamics of sediment
transport and erosion-deposition patterns in the locality of a detached low-
crested breakwater on a cohesive coast. Water, 11(8), 1721.

Pratiwi, S. H. 2016. Growth and Yield of Rice (Oryza sativa L.) on Various Planting
Methodsand Addition of Organic Fertilizers. Universitas Merdeka
Pasuruan. Gontor AGROTECH Sci. J. 2(2):1-19.

Badan Pusat Statistik. 2020. Berita Resmi Statistik : Luas Panen dan Produksi Padi di
Indonesia 2020. Jakarta : Badan Pusat Statistik.

Badan Pusat Statistik. (2018). Proyeksi Penduduk Indonesia 2015-2014 Hasil SUPAS 2015
(Edisi Revisi).Jakarta: PT. Gandewa Pramatya Arta.

Rosadi, F.N. 2013. Studi Morfologi Dan Fisiologi Galur Padi (Oryza Sativa L.) Kekeringan.
Skripsi. IPB. Bogor.

Ikhwani., G.R. Pratiwi., E. Paturrohman dan A. K. Makarim. 2013. Peningkatan Produktivitas


Padi Melalui Penerapan Jarak Tanam Jajar Legowo. IPTEK Tanaman

Suriapermana, S., I.Syamsiah. 2014. Tanam jajar legowo pada sisten usahataniminapadiazola
di lahan sawah irigasi. Risalah Seminar hasil Penelitian dan
Pengembangan Tanaman Pangan Bogor.

Marlina, N. 2013. Respons Tanaman Padi (Oryza sativa L.) terhadap TakaranPupuk Organik
Plus dan Jenis Pestisida Organik dengan System of Rice ntensification
(SRI) di Lahan Pasang Surut. Jurnal Lahan Suboptimal,1(2):138-148.

xx
Setiawan, D. 2018. Evaluasi Lahan Terdampak Pasang Surut Air Laut Untuk
BudidayaTanaman Padi (Oryza sativa L.) di Desa Tanjung Tiga
Kecamatan BlanakanKabupaten Subang. Yogyakarta: Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta.

Sinaga, dkk 2014. Evaluasi Kesesuaian Lahan Untuk Padi Sawah Tadah Hujan (Oryza sativa
L.) di Kecamatan Muara Kabupaten Tapanuli Utara. Universitas Sumatera
Utara. Jurnal Online Agroekoteknologi. 2 (3) : 1042-1048.

Suprihatno, B. 2012.Deskripsi Varietas Padi. Balai Besar Penelitian Tanaman Padi. Badan
Penelitian dan Pengembangan Pertanian Kementrian Pertanian
Sukamandi.Hal 3.

Khairullah, I, S. Subowo, dan S. Sulaiman. 2012. Daya hasil dan penampilanfenotipik galur-
galur harapan padi lahan pasang surut di Kalimantan Selatan. Prosiding
Kongres IV dan Simposium Nasional Perhipi. Peran Pemuliaan dalam
Memakmurkan Bangsa. Peripi Komda DIY dan Fak. Pertanian Universitas
Gajah Mada. p. 169- 174

Muliasari, A.A dan Sugiyanta. 2013. Optimalisasi jarak tanam dan umur bibit pada
padi sawah (Oryza sativa L.). Makalah seminar Departemen Agronomi
dan Hortikultura IPB, Bogor.

xxi
LAMPIRAN

 Foto Saat Tanam

 Foto saat pemupukan

 Foto Saat Pembersihan gulma

xxii
 Foto saat penyemprotan

 Foto Pengamatan

xxiii
 Foto Hama

xxiv

Anda mungkin juga menyukai