DAN PENGENDALIANNYA
Oleh:
Nuring Putri Utami (221510501118)
3.1 Hasil........................................................................................................... 5
i
4.2 Saran ............................................................................................................... 8
ii
DAFTAR GRAFIK
iii
DAFTAR TABEL
iv
BAB 1. PENDAHULUAN
Angka penurunan produksi padi di Jawa Timur tahun 2020 dan 2022 mengalami
penurunan sebesar 4%. Keberhasilan peningkatan produktivitas sangat dipengaruhi
dengan penggunaan pupuk, pemilihan bibit adaptif, luas lahan produksi, tenaga kerja,
dan teknologi (Wilujeng dan Fauziyah, 2021).
Serangan organisme pengganggu baik yang tergolong hama atau penyakit
serta tumbuhan gulma ditemukan mulai dari pembibitan, sampai pada pasca panen
1
2
(Wati, 2021). Oleh karena itu pengendalian hama sangat diperlukan untuk
meningkatkan produktivitas tanaman padi. Pengelolaan hamma terpadu berarti
pertimbangan dengan cermat serta teknik pengendalian hama dan tetap
mempertimbangkan keseimbangan lingkungan serta keamanan bagi manusia
(Deguinne dkk, 2021). Untuk menentukan pengendalian yang tepat maka diperlukan
identifikasi hama, habitat hama serta bagaimana hama terseut merusak tanaman
(Dara, 2019).
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah gejala yang ditimbulkan akibat serangan hama padi (Orya
sativa L.)?
2. Bagaimanakah pengendalian yang dapat dilakukan untuk menekan
perkembangbiakan hama padi (Orya sativa L.)?
1.2 Tujuan
Tujuan yang diharapkan dalam penyusunan laporan antara lain:
1. Mahasiswa/penulis mengetahui gejala yang diakibatkan gangguan hama
tanaman padi (Orya sativa L.).
2. Mahasiswa/penulis mampu menganalisis pengendalian hama tanaman padi
(Orya sativa L.).
1.3 Manfaat
Manfaat yang diperoleh dengan adanya penyusunan laporan ini bagi penulis
yaitu:
1. Sebagai wadah menggali informasi baru tentang kergaman hama yang
ditemukan di lahan sawah.
2. Menambah wawasan serta pengetahuan berkaitan dengan pengendalian hama
tanaman padi.
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
3
4
diletakkan pada rumpun tanaman, tonggak, saluran pengairan bagian atas dan
rumput-rumputan (Budiyono, 2020). Keong mas menyerang tanaman padi baru
ditanam sampai usia 15 hari usai tanam. Keong mas berkembang biak dengan cepat.
Presentase telur keong mas setiap kali bertelur adalah 85% dengan jumlah telur
hampi 500 butir setiap kelompoknya (Budiyono, 2020).
2.3 Morfologi Belalang Hijau (Oxya chirensis)
Belalang hijau memiliki tubuh yang terdiri atas tiga bagian utama yaitu
kepala, dada atau thoraks, dan perut atau abdomen. Belalang hijau memiliki dua
jenis organ gerak yaitu sayap dan kaki, di mana sayap melekat pada bagian dada (Leu
dkk, 2021). Kepala belalang hijau terdapat sepasang antenna berukuran kecil,
memiliki sepasang mata majemuk dan 3 buah mata ocelli. Belalang hijau memiliki
tipe kepala hypognatus dengan tipe mulu menggigit (Rahayu, 2021). Belalng hijau
termasuk famili Acrididae memiliki antena filliform, bentuk sayap membula serta
memiliki rangka sayap (Valinta, 2021).
2.4 Morfologi Walang Sangit (Leptocorisa oratorius)
Walang sangit termasuk ke dalam filum Arthropoda, secara morfologi kepik
memliki kaki belakang agak lebar seperti daun dan berwarna coklat keabu-abuan.
Nimfa serangga ini mempunyai tubuh yang memanjang serta kepala lebih pendek,
barulah ketika nimfa semakin tumbuh warna tubuhnya menjadi coklat gelap atau
keabu-abuan (Ari, 2020). Kaki walang sangit dewasa berwarna cokelat gelap dan
memiliki sayap datar dan lurus ke arah belakang pada saat menutupnya. Antena
kepik walang sangit terdiri atas empat ruas dan mempunyai tipe alat mulut pencucuk
dan penghisap yang terdiri atas empat ruas (Leu dkk, 2021). Serangga ini juga
mampu megeluarkan bau yang tidak sedap apabila mendapat ancaman dari luar.
BAB 3. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil
Tanaman yang diserang hama akan menunjukkan gejala yang menjadi
sinyal agar keberadaan hama bisa dapat segera dikendalikan apabila sudah pada
ambang ekonomi. Gejala serangan hama keong mas (Pomacea canaliculata),
belalang hijau (Oxya chirensis), dan kepik kaki daun (Leptocorisa oratorius
disajikan dalam tabel berikut:
Tabel 3.1 Gejala Serangan Hama Tanaman Padi
No Nama Hama Gejala
1. Adanya telur keong mas di sekitar
sawah dalam jumlah yang banyak.
Bibit hilang, daunnya terotong dan
mengapung, terpotong batang, dan
berkurangnya tanaman tegak.
Keong Mas
(Pomacea canaliculata)
2. Daun sobek dan berlubang-lubang
besar.
Belalang Hijau
(Oxya chirensis)
3. Bulir padi menjadi cokelat dan
mudah hancur ketika digiling. Bulir
padi terdapat bercak-bercak cokelat.
Walang Sangit
(Leptocorisa oratorius)
5
6
3.2 Pembahasan
3.2.1 Pengendalian Hama Keong Mas (Pomacea canaliculata)
Keong mas memakan padi dengan cara mengerok dengan menggunakan
lidahnya yang kasar dan juga memakan bahan organic yang sedang
berdekomposisi. Pengendalian dilakukan dengan cara :
1. Mengumpulkan telur keong mas. Hal ini dilakukan secara manual karena
visual dari telur keong mas dapat terlihat secara jelas. Warna telur keong mas
adalah merah muda sehingga sangat kontras dengan warna tanaman.
2. Memasang penghalang plastik pada lahan persemaian. Penghalang
menggunakan plastik karena sifat plastik yang licin sehingga keong akan sulit
memasuki lahan persemaian.
3. Membuat parit di sekitar sawah. Keong mas menyukai tempat yang berair
sehingga dengan adanya parit keong mas akan berkumpul di parit-parit
tersebut dan akan memudahkan dalam pengumpulan keong mas.
4. Menggunakan pestisida nabati. Bahan-bahan yang dapat dimanfaatkan
sebagai pestisida nabati adalah daun sembo, akar tuba, dan patah tulang
(Budiyono, 2020). Pengaplikasian pestisida nabati dilakukan dengan
penyemprotan atau disebarkan langsung di area sawah yang diserang keong
mas.
5. Memanfaatkan pestisida. Pemanfaatan moluskisida untuk membasmi keong
mas harus dilakukan dengan bijak, karena pestisida kimia tidak efektif
dgunakan dalam jangka waktu yang panjang.
3.2.2 Pengendalian Hama Belalang Hijau (Oxya chirensis)
Populasi belalang hijau selalu dalam jumlah yang besar, apabila tidak
segera dilakukan pengendalian maka akan merugikan petani. Pengendalian hama
belalang akan sulit apabila dilakukan secara manual atau mengumpulkan belalang
karena belalng bergerak dengan cepat. Maka alternatif lain yang dapat dilakukan
unntuk mengenndalikan populasi hama di sawah yakni menggunakan pestisida
nabati ekstrak bawang putih. Ekstrak bawang putih dapat mematikan belalang
7
4.1 Kesimpulan
Hama merupakan seluruh hewan yang dapat menganggu pertumbuhan dan
menyebabkan kematian tanaman budidaya. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan,
hama yang paling banyak ditemui di lahan sawah adalah belalang hijau, disusul
walang sangit, dan keong mas. Populasi hama harus dikendalikan untuk
meminimalisir adanya kerugian bagi petani. Pengendalian pada ketiga hama
pennanganan manual dapat diterapkan pada hama keong mas. Selain manual,
pengendalian tetap memanfaatkan pestisida nabati yang dapat diproduksi sendiri oleh
petani. Pestisida nabati memanfaatkan ekstrak bawang putih dan daun sirsak yang
mengandung senyawa flavonoid dan tannin yang bersifat racun pada serangga.
Pengendalian hama juga dilakukan dengan memasang perangkap yang dapat
mengalihkan perhatian hama.
4.2 Saran
Pengendalian hama perlu memperhatikan kelangsungan ekosistem
kedepannya. Pemakaian pestisida tidak dapat dijadikan sebagai jalan utama
pengendalian hama. Pestisida dapat meninggalkan residu yang kemudian dapat
terbawa hasil panen dan dikonsumsi oleh manusia. Dalam jangka waktu panjang,
tentu hal ini memberikan dampak negatif, sehingga pemakaian pestisida kimiawi
harus diminimalisir atau bahkan tidak sama sekali.
8
DAFTAR PUSTAKA
Asikin, S., dan M. Thamrin. 2011. Pengendalian Hama Walang Sangit (Leptocorisa
oratorius F) di Tingkat Petani Lahan Lebak Kalimantan Selatan. Prosiding
Balai Penelitian Pertanian Lahan Rawa. 269-274.
Budiyono, S. 2020. Teknik Mengendalikan Keong Mas pada Tanaman Padi (The
Tecnical Controlling of Golden Snail on Plant Rice). Jurnal ilmu-ilmu
Pertanian. 2(2): 6.
Cahyono, B. W. E. 2022. Pengendalian hama keong mas pada tanaman padi (Oryza
sativa). Disertasi. Malang: Polbangtan.
Dara, S. K. 2019. The new integrated pest management paradigm for the modern
age. Journal of Integrated Pest Management. 10(1):1-9.
9
10
Rahayu, E., S. Rizal, dan M. Marmain. 2021. Karakteristik Morfologi Serangga Yang
Berpotensi Sebagai Hama Pada Perkebunan Kelapa (Cocos nucifera L.) di
Desa Tirta Kencana Kecamatan Makarti Jaya Kabupaten
Banyuasin. Indobiosains. 3(2): 39-46.
Rahmadi, R., P. Priyadi, dan F. Rochman. 2022. Efektivitas Ekstrak Daun Sirsak
(Annona muricata L.) Sebagai Insektisida Organik Dalam Mengendalikan
Hama Walang Sangit (Leptocorisa acuta) Pada Padi Sawah. AGRICOLA.
12(2): 82-90.
Valinta, S., S. Rizal, dan D. Mutiara. 2021. Morfologi Jenis-jenis Serangga pada
Tanaman Padi (Oryza sativa) di Desa Perangai Kec. Merapi Selatan Kab.
Lahat. Indobiosains. 3(1): 26-30.
Wati, C., Arsi, T. Karenina, Riyanto, Y. Nirwanto, I. Nurcahya,… 2021. Hama dan
Penyakit Tanaman. Medan: Yayasan Kita Menulis.
Wilujeng, E. D., dan E. Fauziyah. 2021. Efisiensi teknis dan faktor yang
mempengaruhi produksi padi di kabupaten lamongan. Agriscience. 1(3): 712-
727.