Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

PENYAKIT BUSUK BATANG PADA TANAMAN UBI KAYU


(ERWINIA CASSAVA)

Disusun Oleh :

AMALIAH MIFTAHUL JANNAH G016211021

NUR FADILAH RAHIM G016211014

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PRODUKSI TANAMAN PANGAN

FAKULTAS VOKASI

UNIVERSITAS HASANUDDIN

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Mahakuasa karena telah


memberikan kesempatan pada penulis untuk menyelesaikan makalah ini.
Atas rahmat dan hidayah-Nya lah penulis dapat menyelesaikan makalah
dengan berjudul “Jenis dan gejala penyakit pada batang ubi kayu” tepat
waktu.

Makalah “Jenis dan gejala penyakit pada batang ubi kayu” disusun
guna memenuhi tugas yang diamanahkan oleh ibu Nana Rezkiana, S.P.,
M.Si pada mata kuliah “Pengelolaan hama dan penyakit tanaman pangan”
Selain itu, penulis juga berharap agar makalah ini dapat menambah
wawasan bagi pembaca.

Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada ibu


Nana Rezkiana, S.P., M.Si selaku dosen pengampu mata kuliah
“Pengelolaan hama dan penyakit tanaman pangan”. Tugas yang telah
diberikan ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan terkait bidang
yang ditekuni penulis. Penulis juga mengucapkan terima kasih pada
semua pihak yang telah membantu proses penyusunan makalahini.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan penulis terima demi
kesempurnaan makalah ini.

Sidrap, 05 April 2023


Penyusun

Kelompok 7

i
DAFTAR ISI

SAMPUL.......................................................................................................1

KATA PENGANTAR.....................................................................................I

DAFTAR ISI..................................................................................................II

BAB I PENDAHULUAN................................................................................1

1.1 LATAR BELAKANG.............................................................................1


1.2 RUMUSAN MASALAH.........................................................................3
1.3 TUJUAN...........................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN.................................................................................9

2.1 TANAMAN UBI KAYU.........................................................................9


2.1.1 Klasifikasi Tanaman Ubi Kayu...............................................10
2.1.2 Morfologi Ubi Kayu.................................................................11
2.1.3 Syarat Tumbuh Tanaman Ubi Kayu.......................................16
2.2 ERWINIA CASSAVA.............................................................................18
2.2.1 Klasifikasi Erwinia Cassava........................................................19
2.3 EKOLOGI PENYAKIT BUSUK LUNAK.....................................................19
2.3.1 Penyebab Penyakit Busuk Batang.............................................20
2.3.2 Gejala Penyakit Busuk Batang...................................................21
2.4 CARA PENGENDALIAN........................................................................21

BAB III PENUTUP......................................................................................23

3.1 KESIMPULAN......................................................................................23

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................24

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Di Indonesia, ubikayu (Manihot esculenta Crantz.) merupakan

tanaman sumber karbohidrat yang sejak lama dikenal dan dibudidayakan

oleh sebagian besar masyarakat. Hal ini terbukti bahwa tanaman tersebut

ditanam di hampir seluruh provinsi di Indonesia.

Selain nasi, singkong merupakan bahan makanan pokok yang

banyak dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia. Selain enak, ternyata ada

beberapa manfaat singkong bagi kesehatan. Di dalam 100 gram singkong,

terkandung sekitar 150 kalori dan aneka nutrisi seperti; 38 - 40 gram

Karbohidrat, 1 - 1,2 gram protein, 1 -2 gram Serat, 300 miligram kalium,

20 miligram kalsium, 25 - 30 mikrogram folat, 20 - 30 miligram vitamin C.

Singkong juga mengandung zinc, magnesium, selenium, fosfor, vitamin A,

vitamin B, dan beragam jenis antioksidan, seperti polifenol dan flavonoid.

Singkong mengandung kalori yang cukup tinggi. Dalam 100 gram

singkong, terkandung 110-150 kalori. Jumlah kalori ini lebih tinggi

daripada kalori pada umbi jenis lain, seperti kentang dan ubi. Oleh karena

itu, Anda bisa mendapatkan energi ekstra untuk menjalani aktivitas sehari-

hari jika mengonsumsi singkong.

1
Selain kalori, singkong juga kaya akan karbohidrat kompleks dan

serat. Kedua nutrisi ini berfungsi untuk menjaga kesehatan saluran

pencernaan, mengurangi peradangan, dan mengendalikan kadar gula

darah. Bila kadar gula darah terkendali, risiko terjadinya diabetes tipe 2

dan obesitas juga akan lebih rendah. Meski begitu, manfaat singkong

dalam menstabilkan kadar gula darah ini masih perlu diteliti lebih lanjut.

Manfaat singkong lainnya bisa didapat dari kandungan vitamin C,

vitamin A, dan beta-karoten di dalamnya. Vitamin C dan vitamin A

merupakan antioksidan yang berfungsi untuk melindungi tubuh dari efek

radikal bebas, mencegah penyakit jantung, hingga mengatasi kerutan di

kulit. Sementara beta-karoten berfungsi untuk meningkatkan daya tahan

tubuh, mencegah kekambuhan gejala asma, mengurangi risiko kanker,

serta baik untuk kesehatan kulit dan mata. Asupan nutrisi ini juga dapat

mencegah berbagai penyakit mata, seperti katarak dan degenerasi

makula terkait usia (AMD).

Selain sebagai bahan pangan, ubi kayu juga banyak dimanfaatkan

untuk pakan dan bahan baku industri. produksi ubikayu di Indonesia lebih

kurang 23,46 juta ton, yang dihasilkan dari luas panen sekitar 1,2 juta ha

dengan rata-rata hasil 19,50 t/ha (Ministry of Agric 2012). Hasil tersebut

masih jauh dari potensi hasil beberapa varietas unggul ubi kayu yang

dapat mencapai 40 t/ha (Balitkabi 2008). Hal tersebut tidak lepas

karena menurunnya luas panen yang ada, salah satu yang

2
mempengaruhi menurunnya luas panen yaitu adanya serangan

penyakit pada tanaman singkong. Untuk mengidentifikasi penyakit

tanaman singkong bisa dilihat dari gejala-gejala dan munculnya

perubahan warna.

Tanaman yang terkena penyakit berbedadengan penyakit

tanaman lainnya membutuhkan penanganan yang berbeda. penyakit

merupakan salah satu faktor utama yang menyebabkan penurunan

produksi tanaman ubi kayu penyakit/virus yang sering menyerang ubi

kayu seperti Busuk Pangkal Batang,busuk lunak batang dan, Antraknose.

Sehingga tanaman ubi kayu jadi tidak maksimal karna adanya seranga-

serangan penyakit tersebut.

1.2 Rumusan masalah

a) Apa yang akan terjadi jika tanaman ubi kayu terserang penyakit

busuk batang?

b) Apa penyebab terjadinya penyakit busuk batang?

c) Gejala apa yang terserang pada busuk batang?

1.3 Tujuan

a) Mengetahui apa itu erwinia cassava

b) Dapat mengetahui gejala penyakit busuk batang

c) Mengetahui pengendalian penyakit busuk batang

3
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Tanaman Ubi Kayu

Ubi kayu (Manihot Esculenta Crantz) berasal dari daerah tropika

sekitar Amerika Tengah dan Amerika Selatan. Bangsa Spanyol membawa

ubi kayu dari Amerika Utara ke Filipina antara abad ke-16 dan ke-17, dan

yang berkembang di Indonesia sebagian besar berasal dari Filipina (Van

Der Eng 1998). Meskipun ubi kayu bukan tanaman asli Indonesia, tetapi

telah berkembang luas di hampir seluruh wilayah.

Ubi kayu atau singkong merupakan tumbuhan perdu tahunan tropika

serta subtropika. Singkong ini Anda kenal sebagai sebuah makan pokok

yang berguna sebagai sebuah sumber karbohidrat nomor 3 setelah padi

dan juga jagung.

Singkong terbukti berperan penting dalam sistem perekonomian

Indonesia, khususnya sebagai bahan baku berbagai industri pangan dan

non-pangan untuk keperluan dalam negeri maupun ekspor. Ubi kayu

merupakan tanaman “multiguna” karena umbi, batang dan daunnya

bermanfaat.

Pada Tanaman singkong yang banyak sekali dimanfaatkan yaitu

bagian umbinya. Umbi ini dijadikan sebagai sebuah sumber karbohidrat.

Singkong ini merupakan Tanaman umbi – umbian yang mempunyai

cadangan makanan yang banyak didalam umbinya tersebut. Bagian kulit

9
umbi dan limbah industri pati (onggok) digunakan sebagai bahan pakan

ternak. Di pedesaan, batang muda dan daun banyak dimanfaatkan

sebagai bahan pakan ternak, dan batang ubi kayu kering sebagai bahan

bakar.

Sebagai sumber karbohidrat, ubi kayu banyak dimanfaatkan sebagai

bahan baku berbagai industri. Melalui berbagai proses dehidrasi,

hidrolisis, sakarifikasi, dan fermentasi ubi kayu dapat diproses menjadi

glukose, dekstrose, sorbitol, bioetanol, lem, bahan kertas dan lain-lain.

Selain bisa dimanfaatkan sebagai bahan dasar dalam sebuah olahan

makanan, maka singkong bisa digunakan sebagai bahan baku industri

rumah tangga misalnya untuk sebuah bahan dasar tepung tapioka.

2.1.1 Klasifikasi Tanaman Ubi Kayu

 Kingdom : Plantae (tumbuhan)

 Divisi : Magnoliophyta (tumbuhan yang memiliki bunga)

 Kelas : Magnoliopsida (tumbuhan dengan biji berkeping dua)

 Ordo / bangsa : Euphorbiales

 Familia / suku : Euphorbiaceae

 Genus / marga : Manihot

 Species / jenis : Manihot esculenta Crantz

10
2.1.2 Morfologi Ubi Kayu

Singkong merupakan tanaman pangan berupa perdu dengan nama

lain ubi kayu atau kasape. Bagian tubuh ubi kayu terdiri atas batang,

daun, bunga, dan umbi.

Batang tanaman ubi kayu adalah berkayu dan beruas-ruas, serta

berukuran panjang mencapai 3 meter atau lebih. Warna batang bervariasi

ketika masih muda umumnya berwarna hijau dan setelah tua menjadi

keputihan, kelabu, atau hijau kelabu. Empulur batang berwarna putih

lunak dan strukturnya empuk seperti gabus, Daun pada tanaman ubi kayu

termasuk daun tunggal bertulang dan berbentuk menjari.

Umbi yang dihasilkan oleh tanaman singkong ini mempunyai bentuk

panjang dengan berat umbinya sekitar 500 gram dan bahkan beratnya

tersebut bisa lebih. Umbi dari tanaman singkong mempunyai warna coklat

keputih-putihan dengan kulit yang terlihat sangat tipis.

11
1) Batang

Ubi kayu merupakan tanaman berkayu, batang berbentuk

silindris dengan diameter 2–6 cm, beruas berupa benjolan bekas

tangkai daun yang telah gugur yang tersusun secara berselang-

seling, tinggi tanaman 1,5–5 m.

Batang muda berwarna hijau dan setelah tua berwarna

keputihan, kelabu atau hijau kelabu, kemerahan dan coklat

tergantung varietas. Batang berlubang, berisi empulur berwarna

putih, lunak dengan struktur seperti gabus. Batang ubi kayu ada

yang bercabang dan ada yang tidak bercabang tergantung varietas

dan lingkungan.

2) Daun

Ubi kayu termasuk berdaun tunggal karena hanya terdapat satu

helai daun pada setiap tangkai daun. Ujung daun meruncing,

susunan tulang daun menjari dengan cangkap 5–9 helai.

Daun ubi kayu dibedakan menjadi: (1). Daun sempit memanjang

dengan 2–3 sudut tajam pada setiap sisi daun, (2). Daun sempit

memanjang dengan 2–3 sudut tumpul (bergelombang), (3). Daun

sempit memanjang dengan tepi rata, (4). Daun lebar memanjang,

(5). Daun lebar lonjong, dan (6). daun lebar membulat pada bagian

ujung.

12
Warna helai daun bagian atas dibedakan menjadi (a). hijau

gelap, (b). hijau muda, (c). ungu kehijauan, dan (d). kuning belang-

belang. Warna tulang daun bervariasi mulai dari hijau hingga ungu.

Tangkai daun berwarna merah, ungu, hijau, kuning dan kombinasi

dari empat warna tersebut, panjang 10–20 cm. Warna terdapat pada

seluruh tangkai, ataupun pada ujung dan pangkal. Warna tangkai

daun dipengaruhi oleh lingkungan.

3) Bunga

Bunga ubi kayu termasuk berumah satu (monocious), bunga

jantan dan betina terletak pada tangkai bunga yang berbeda dalam

satu batang untuk tiap tanaman.

Berdasarkan kemampuan berbunganya dibedakan menjadi dua

kelompok yaitu: (1) hanya dapat berbunga di dataran tinggi (>800 m

diatas permukaan laut), dan (2) dapat berbunga di dataran rendah

maupun dataran tinggi. Jenis bunga yang dihasilkan dibedakan

menjadi dua kelompok yaitu: (1) menghasilkan bunga jantan dan

betina yang fertile (subur), dan (2) menghasilkan bunga betina fertile

dan bunga jantan steril (mandul).

4) Umbi

Umbi ubi kayu berbeda dengan umbi tanaman umbi-umbian

lain. Umbi secara anatomis sama dengan akar, tidak mempunyai

mata tunas sehingga tidak dapat digunakan sebagai alat

perbanyakan vegetatif.

13
Tangkai ujung bervariasi dari sangat pendek (kurang dari 1 cm)

hingga panjang (lebih dari 6 cm). Ekor umbi ada yang pendek dan

ada yang panjang. Bentuk umbi beragam mulai agak gemuk

membulat, lonjong, pendek hingga memanjang.Warna kulit umbi

putih, abu-abu, coklat cerah hingga coklat tua. Warna kulit bagian

dalam umbi terdiri atas putih, kuning, krem, jingga, dan kemerahan

hingga ungu. Warna daging umbi pada umumnya putih, namun ada

yang berwarna kekuningan.

Karakter morfologi ubi kayu yang sangat beragam mengindikasikan

terjadinya hibridisasi intraspesifik yang tinggi. Karakter tesebut dibedakan

menjadi karakter tetap dan tidak tetap. Karakter tetap menggambarkan

taksonomi spesies atau varietas. Karakter tidak tetap merupakan hasil

interaksi dengan lingkungan. Karakter tetap sebagai penciri varietas/klon

yang digunakan di Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi

(Balitkabi) adalah:

 Daun: warna pupus/daun pucuk, warna daun tua, bentuk helaian daun

bagian tengah, dan warna tangkai

 Batang: warna kulit batang, warna batang bagian dalam

(kayu+gabus), jarak antar mata tunas, percabangan reproduktif dan

lateral, dan tinggi batang.

 Bunga: mempunyai bunga subur (fertile) jantan maupun betina, dan

hanya bunga betina yang subur.

14
 Umbi: panjang tangkai umbi, warna kulit luar umbi, warna kulit dalam

umbi, warna daging umbi, dan bentuk umbi.

15
2.1.3 Syarat Tumbuh Tanaman Ubi Kayu

Ada beberapa syarat yang harus anda perhatikan saat menanam

umbi singkong agar umbi singkong bisa tumbuh dengan sempurna

sehingga hasilnya bisa diolah. Berikut adalah Syarat Tumbuh Tanaman

Singkong :

1) Iklim

Iklim di Indonesia yang tropis cocok untuk menanam umbi singkong.

Namun, anda perlu perhatikan bahwa walaupun cocok di daerah tropis,

curah hujan yang sesuai untuk umbi singkong adalah 1.500-2500 mm/

tahun, sehingga umbi singkong memiliki ketersediaan air di dalam tanah.

Selain curah hujan yang dibutuhkan tanaman umbi singkong, sinar

matahari juga dibutuhkan untuk tumbuhnya tanaman umbi singkong.

Dibutuhkan sekitar 10 jam / hari sinar matahari agar tanaman umbi

singkong bisa tumbuh dan juga subur.

2) Suhu

Suhu udara yang dibutuhkan untuk tanaman umbi singkong adalah

sekitar 10 derajat celcius. Jika suhunya di bawah 10 derajat celcius maka

tanaman singkong tidak akan tumbuh dengan sempurna .

Tanaman umbi singkong hanya bisa di daerah dataran tinggi, karena

suhu disana cukup tinggi sehingga membuat tanaman umbi singkong

menjadi tumbuh.

16
3) Kelembapan Udara

Agar tanaman umbi singkong bisa tumbuh, Kelembapan Udara

(konsentrasi uap air di udara) adalah salah satu hal yang perlu

diperhatikan oleh anda. Untuk umbi singkong, kelembapan udara yang

diperlukan adalah 60-65%.

Dengan kelembapan udara yang tinggi, maka umbi singkong akan

bertumbuh dengan baik, dan tanaman umbi singkong tidak akan terserang

bakteri yang menyebabkan penyakit pada umbi singkong tersebut.

4) Media Tanam

Tanaman umbi singkong harus memiliki tanah yang berstuktur

remah, gembur dan tidak terlalu liat, poros, serta kaya akan bahan

organik. Selain itu, jenis tanahnya juga harus berjenis aluvial latasol,

podsolik merah kuning, gromosol dan juga andosol.

Derajat keasamannya pun juga harus diperhatikan, yakni berkisar

4,5-80 dengan pH ideal 5,8. Umumnya, tanah di Indonesia ber pH sekitar

4,0- 5,5 sehingga keasaman ini cukup netral untuk kesuburan tanaman

umbi singkong.

5) Ketinggian Tempat

Ketinggian tempat juga merupakan salah satu hal yang membuat

tanaman umbi singkong menjadi tumbuh. Untuk ketinggian yang cocok

bagi tanaman umbi singkong adalah antara 10-700 mdpl dengan toleransi

17
antara 10-1.500 mdpl, sehingga tanaman umbi singkong tumbuh dengan

baik.

Pembagian zona iklim

2.2 Erwinia Cassava

Erwinia cassava adalah penyakit tanaman yang disebabkan oleh

bakteri Erwinia chrysanthemi. Penyakit ini menyerang tanaman umbi-

umbian seperti singkong, ubi jalar, dan ubi kayu. Penyakit ini dapat

menyebabkan kerusakan pada daun, batang, dan umbi tanaman.

Bakteri ini dapat menginfeksi tanaman melalui luka atau lubang pada

batang atau daun. Bakteri ini juga dapat menginfeksi tanaman melalui air

hujan atau aliran air yang tercemar dengan bakterinya.

Penyebabnya adalah Erwinia carotovora subsp. carotovora (Jones)

Bergey et al. yang selnya berbentuk batang, Gram-negatif dengan ukuran

2,4-1,2 µm. Selnya motil dan memiliki 4-8 flagela peritrichus.

Strain Erwinia mungkin merupakan agen bakteri terpenting yang

bertanggung jawab atas pembusukan sayuran segar pasca panen. Jenis

18
utama pembusukan oleh bakteri ini adalah pembusukan lunak yang

disebabkan oleh enzim pectic yang memecah pektin, menghasilkan

penampilan lembek yang khas yang terkadang disertai dengan bau tak

sedap dan penampilan yang basah kuyup. Enzim ini diproduksi oleh

berbagai bakteri, terutama Erwinia spp.

2.2.1 Klasifikasi Erwinia Cassava

 Kingdom : Bakteri

 Divisi : Pseudomonadota

 Kelas : Gammaproteobacteria

 Ordo/bangsa : Enterobacterales

 Familia/suku : Erwiniaceae

 Genus/marga : Erwinia

2.3 Ekologi Penyakit Busuk Lunak

Jenis utama dari pembusukan oleh bakteri ini adalah pembusukan

lunak yang disebabkan oleh enzim pectic yang memecahkan pectin,

menghasilkan penampilan lembek yang khas yang terkadang disertai

dengan bau tak sedap dan penampilan yang basah kuyup.

Pertumbuhan bakteri yang dimungkinkan antara 0 - 32° C dengan

kondisi ideal antara 21 - 26 ° C. Suhu yang lebih tinggi dan kelembaban

yang kelembaban yang tinggi adalah kondisi ideal pertumbuhan yang

ideal bagi bakteri.

19
Antraknosa Penyakit ini hampir menyerang di seluruh pertanaman

ubi kayu dan umumnya terjadi apabila curah hujan di atas 900 mm. Gejala

Gajalanya berupa bercak daun dan menyebabkan pemelintiran pada daun

muda. Daun yang sakit akan terlihat berupa bercak mengendap

(antraknose) yang berukuran sekitar (0,25-2,50 cm), pada serangan lanjut

bercak tersebut akan berlubang.

2.3.1 Penyebab Penyakit Busuk Batang

Bakteri fitopatogenik menghasilkan berbagai faktor yang berpotensi

berkontribusi pada kemampuannya untuk memicu penyakit pada tanaman

yang rentan. Faktor-faktor tersebut antara lain toksin, faktor pertumbuhan

tanaman, polisakarida ekstraseluler, dan enzim ekstraseluler yang mampu

mendegradasi komponen tanaman.

Erwinia, Xanthomonas, Pseudomonas, dan Ralstonia spp. Gen-gen

ini dinamai demikian karena mutasi di dalamnya menyebabkan hilangnya

SDM pada tanaman yang resisten dan patogenisitas pada tanaman yang

rentan.

Produksi berbagai enzim yang mampu mendegradasi pektin adalah

ciri khusus dari patogen pembusukan lunak "kekerasan kasar", E.

carotovora dan E. Chrysanthemi.

20
2.3.2 Gejala Penyakit Busuk Batang

Gejala penyakit adalah busuk batang dan cabang, luka hitam dan

kanker, nekrosis pada akar dan layu tunas muda, cabang serta mati

pucuk. Serangan lebih lanjut dapat mengakibatkan busuk lunak pada

umbi. Gejala umum yang terjadi adalah layu, daun gugur dan akhirnya

tanaman mati.

Pebedaan yang sangat terlihat yaitu kerusakan pada daun dan

batang tanaman. Daun akan berubah warna menjadi kuning kehijauan

dan akhirnya layu dan rontok. Batang akan berubah warna menjadi coklat

kehitam-hitaman dan akhirnya retak-retak dan pecah-pecah. Umbinya

juga akan berubah warna menjadi coklat kehitam-hitaman dan akhirnya

layu dan rontok.

2.4 Cara Pengendalian

Secara teknik cara pengendaliannya dapat dianjurkan dengan

menanam varietas resisten, mengendalikan serangga vektornya

menggunakan pestisida, mengatur pola tanaman dengan cara pergiliran

tanaman untuk menekan meningkatnya populasi patogen di dalam tanah,

pengolahan tanah dengan membuka agar supaya terkena sinar matahari

sebelum tanam, dan mengatur kelembaban dalam tanaman dengan

mengurangi naungan tajuk.

21
Untuk mencegah penyebaran penyakit erwinia cassava, petani harus

memastikan bahwa mereka memberikan perlindungan yang tepat

terhadap tanamannya dengan cara membuat drainase yang baik di sekitar

lahan pertanian, petani juga harus memastikan bahwa mereka tidak

melukai batang atau daun tanamannya saat membersihkan atau

merawatnya.

Petani juga harus memastikan bahwa mereka memberikan pupuk

yang tepat untuk mendukung pertumbuhan tanamannya agar tidak rentan

terhadap infeksi oleh bakterinya.

22
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dalam budidaya tanaman singkon/ubi kayu ditemukan beberapa

permasalahan yang dialami petani diantaranya adalah serangan penyakit

tanaman. Serangan penyakit ini jika tidak ditangani dengan segera pada

akhirnya akan menimbulkan kerugian yang besar.

Karena adanya potagen menginfeksi tanaman kemudian akan

berkembang biak dan menyebar di dalam tanaman, gejala penyakit

berawal dari tanaman yang mengalami kerusakan. Gejala penyakit

singkong/ubi kayu dapat diketahui melalui daun, batang dan umbi.

Gejala penyakit adalah busuk batang dan cabang, luka hitam dan

kanker, nekrosis pada akar dan layu tunas muda, cabang serta mati

pucuk. Serangan lebih lanjut dapat mengakibatkan busuk lunak pada

umbi. Gejala umum yang terjadi adalah layu, daun gugur dan akhirnya

tanaman mati.

23
DAFTAR PUSTAKA

Rahayu, M. , & saleh, n. (2013). PENYAKIT ”LELES” PADA TANAMAN


UBIKAYU. Buletin Palawija, 83-90.
Erwinia. (2011). ScienceDirect, 12.
adrian, d. (2022, 12 31). manfaat singkong bagi kesehatan dan cara
mengolahnya. Retrieved from alodokter:
https://www.alodokter.com/manfaat-singkong-bagi-kesehatan-serta-
fakta-lainnya
elfianis, R. (2022, 2 5). Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Ubi kayu.
Retrieved from argotek: https://agrotek.id/klasifikasi-dan-morfologi-
tanaman-ubi-kayu/
Sastrahidayat, P. I. (2017). penyakit pada tanaman ubi-ubian. JL.Veteran
Malang: UB press.
Silalahi, K. J., Utomo, S. d., & Nyimas Sa’diyah, A. (2019). EVALUASI
KARAKTER MORFOLOGI DAN AGRONOMI UBI KAYU. J. Agrotek
Tropika.Vol. 7, No. 1: 281 - 289, Januari 2019, 7, 282-289.
yanuariyanti, t. (2021, 08 16). mengenal penyakit pada tanaman ubikayu.
Retrieved from cybex.pertanian.go.id:
http://cybex.pertanian.go.id/mobile/artikel/68784/Mengenal-Ubi-
kayu/

24

Anda mungkin juga menyukai