Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH ILMU PENYAKIT TANAMAN PANGAN

INVENTARIS PENYAKIT PADA TANAMAN PERTANIAN TANAMAN


PADI, JAGUNG, KEDELAI, KENTANG

Dosen Pengampu : Ir Suryani Sajar,M.P

Oleh :

Dian Setiawan

Npm : 2213010/62

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

JURUSAN AGROTEKNOLOGI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN PANCA BUDI

2023
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI..............................................................................................................................i

KATA PENGANTAR................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................1

1.1. Latar Belakang................................................................................................................1

1.2. Rumusan Masalah..........................................................................................................1

1.3. Tujuan.............................................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................2

2.1. Tanaman Padi.................................................................................................................2

2.2. Tanaman Jagung.............................................................................................................5

2.3. Tanaman Kedelai............................................................................................................6

2.4. Tanaman Kentang...........................................................................................................8

BAB III PENUTUP.................................................................................................................11

3.1. Kesimpulan...................................................................................................................11

3.2. Saran.............................................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................12
i

KATA PENGANTAR

Puji syukur diucapkan kehadirat Allah SWT atas segala Rahmat-Nya sehingga
makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih
terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik
pikiran maupun materi untuk penulis. Penulis bersyukur mampu menyelesaikan makalah
yang berjudul “Inventaris Penyakit Pada Tanaman Pertanian” terselesaikan tepat waktu.

Tak lupa pula kami mengucapkan terima kasih kepada dosen atas bimbingan yang
telah diberikan kepada penulis, sehingga makalah ini dapat terselesaikan tepat pada
waktunya. Kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan, dorongan dan bimbingan
juga kami ucapkan terima kasih.

Sebagai penyusun makalah ini, penulis menyadari bahwa terdapat kekurangan, baik
dari penyusunan maupun tata bahasa penyampaian dalam makalah ini. Oleh karena itu,
penulis dengan rendah hati menerima saran dan kritik dari pembaca agar penulis dapat
memperbaiki makalah ini.

Penulis berharap semoga makalah ini yang disusun dapat memberikan manfaat dan
juga inspirasi untuk pembaca

Medan, November 2023

Penulis
ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Inventarisasi penyakit pada tanaman pertanian seperti padi, jagung, kedelai, dan
kentang sangat penting dalam upaya menjaga kesehatan tanaman dan mendukung produksi
pertanian yang berkelanjutan. Penyakit tanaman dapat menjadi ancaman serius terhadap hasil
pertanian dan keamanan pangan global. Beberapa faktor latar belakang yang mendorong
perlunya inventarisasi penyakit tanaman meliputi kerugian ekonomi, keamanan pangan,
pemahaman ekologi penyakit, pencegahan penyebaran penyakit pengembangan varietas
tahan penyakit, perubahan iklim, dan pengelolaan sumber daya alam.

Penyakit tanaman dapat menyebabkan kerugian ekonomi yang signifikan. Serangan


penyakit yang tidak terkontrol dapat mengurangi hasil panen, kualitas produk pertanian, dan
keberlanjutan usaha pertanian. Tidak hanya itu, tanaman yang terinfeksi penyakit dapat
menghasilkan produk pertanian yang tidak aman untuk dikonsumsi. Penyebaran penyakit
tanaman dapat terjadi melalui berbagai mekanisme seperti air, udara, organisme dan
perubahan iklim.

Oleh karena itu, diperlukan inventarisasi penyakit tanaman agar para ahli pertanian,
peneliti, dan petani dapat bekerja sama untuk mengembangkan pengelolaan yang lebih baik
serta mencegah kerugian yang disebabkan oleh penyakit tanaman.

1.2. Rumusan Masalah


1. Apa saja penyakit yang dapat terjadi pada tanaman padi?
2. Apa saja penyakit yang dapat terjadi pada tanaman jagung?
3. Apa saja penyakit yang dapat terjadi pada kedelai?
4. Apa saja penyakit yang dapat terjadi pada tanaman kentang?

1.3.Tujuan
1. Untuk mengetahui jenis penyakit yang dapat terjadi pada tanaman padi?
2. Untuk mengetahui jenis penyakit yang dapat terjadi pada tanaman jagung?
3. Untuk mengetahui jenis penyakit yang dapat terjadi pada kedelai?
4. Untuk mengetahui jenis penyakit yang dapat terjadi pada tanaman kentang?

1
BAB II PEMBAHASAN
2.1. Tanaman Padi
Padi (Oryza sativa L.) merupakan salah satu tanaman budidaya terpenting dalam
peradaban. Tanaman padi (Oryza sativa L.) adalah tanaman penghasil beras yang merupakan
sumber karbohidrat bagi sebagian penduduk dunia. Psdi termasuk golongan tumbuhan
Graminae yang ditandai dengan batang yang tersusun dari beberapa ruas. Ruas-ruas itu
merupakan bubung kosong. Pada kedua ujung bubung kosong itu bubungnya ditutup oleh
buku. Panjang ruas tidak sama. Ruas yang terpendek terdapat pangkal batang. Ruas yang
kedua, ruas yang ketiga, dan seterusnya adalah lebih panjang dari pada ruas yang
didahuluinya. Pada buku bagian bawah dari ruas tumbuh daun pelepah yang membalut ruas
sampai buku bagian atas.

Penyakit pada Tanaman Padi

a. Penyakit Bercak Daun/Blas

Penyakit blas adalah penyakit bercak daun pada tanaman padi yang disebabkan oleh
cendawan Pyricularia oryzae. Selain daun, penyakit ini juga menyerang pelepah, batang dan
bulir padi. Pada awalnya penyakit blas banyak menyerang tanaman padi darat (gogo), namun
kini penyakit blas juga menyerang tanaman padi sawah. Klasifikasi jamur P. oryzae yaitu
sebagai berikut: Kingdom: Fungi, Divisi: Mycota, Subdivisi: Eumycotina, Kelas:
Deuteromycetes, Ordo: Moniliales, Famili: Moniliaceae, Genus: Pyricularia, Spesies:
Pyricularia oryzae Cav.

• Siklus Penyakit

Daur penyakit blas meliputi tiga fase yaitu infeksi, kolonisasi, dan sporulasi. Fase
infeksi diawali dengan pembentukan konidia bersepta tiga yang dilepaskan oleh konidiofor.
Konidia berpindah ke permukaan daun yang tidak terinfeksi melalui percikan air atau
bantuan angin konidia menempel pada daun, konidia akan berkecambah pada kondisi
optimum dengan cara membentuk buluh-buluh per kecambahan yang selanjutnya menjadi
appresoria. Appresoria akan menembus kutikula daun. Proses penetrasi appresoria pada
kondisi optimum berlangsung 8-10 jam. Pertumbuhan hifa yang terus terjadi menyebabkan
terbentuknya bercak. Pada kelemban yang tinggi, bercak pada tanaman yang rentan
menghasilkan konidia selama

2
3-4 hari. Konidia ini sangat mudah tersebar dan merupakan inokulum untuk infeksi
selanjutnya. Penyebaran spora terjadi selain oleh angin juga oleh bagian tanaman seperti biji
dan jerami, karena P.oryzae mampu bertahan dalam sisa jerami dan gabah tanaman sakit.
Dalam keadaan kering dan suhu kamar, spora masih bisa bertahan hidup sampai satu tahun,
sedangkan miselia mampu bertahan sampai lebih dari 3 tahun. Sumber inokulum primer di
lapangan pada umumnya adalah jerami. Sumber inokulum dari benih biasanya
memperlihatkan gejala awal pada persemaian. Untuk daerah tropis, sumber inokulum selalu
ada sepanjang tahun, karena adanya spora di udara dan tanaman inang lain selain padi.

• Gejala Kerusakan

Gejala Penyakit Penyakit blas yang disebabkan oleh jamur P. oryzae bisa menginfeksi
tanaman padi pada masa vegetatif dan menimbulkan gejala blas daunyang ditandai dengan
adanya bercak kecil pada daun berwarna ungu kekuningan. Semakin lama bercak menjadi
besar, berbentuk seperti belah ketupat dengan bagian tengahnya berupa titik berwarna putih
atau kelabu,dengan bagian tepi kecoklatan. Gejala penyakit pada fase generatif ditandai
dengan busuknya pangkal malai dengan warna kehitaman dan mudah patah. Ukuran bercak
berbedabeda sesuai dengan kondisi lingkungan dan tingkat ketahanan varietas.Jamur ini
sangat mudah beradaptasi terhadap segala kondisi lingkungan, dan bisa dijumpai di tanah
persawahan, padi gogo dan padi pasang surut, dan mudah berpindah dari satu tempat
ketempat lain.

• Pengendalian Penyakit
1. Pengelolaan tanaman terpadu (PTT)
2. Penggunaan varietas baru yang tahan terhadap blas
3. Proses dekomposisasi jerami selain dapat berfungsi sebagai pupuk organik juga dapat
membunuh miselia blas sehingga tidak berpotensi untuk berkembang
4. Penggunaan pupuk kompos terutama pada daerah-daerah endemi penyakit blas
khususnya penggunaan nitrogen yang tidak berlebihan dan dengan penggunaan kalium
dan phosfat, dianjurkan agar dapat mengurangi infeksi blas
5. Penggunaan kalium untuk mempertebal lapisan epidermis pada daun sehingga penetrasi
spora akan terhambat dan tidak akan berkembang di lapangan
6. Menanam dengan jarak yang tidak terlalu rapat, sehingga mengurangi kelembaban

3
7. Penggunaan mik roba antagonis jenis Enterobacter agglomerans, Seratia liguefaciens
dan Xanthomonas lumenescens dapat menekan pertumbuhan jamur P. Oryzae Cav.
penyebab penyakit blas

b. Bercak Coklat (Helminthosporium oryzae)

Penyakit bercak coklat pada tanaman padi disebabkan oleh jamur Helminthosporium
oryzae atau Drechslera oryzae.” Penyebaran penyakit ini disebabkan oleh benih yang
terinfeksi, angin dan sisa tanaman yang terserang.” Gulma jenis Leersia sp, Cynodon sp,
Digitaria sp yang terinfeksi juga bisa menjadi penular penyakit bercak coklat. Klasifikasi
penyakit ini yaitu sebagai berikut: Domain: Eukariota, Kerajaan: jamur, Divisi: Ascomycota,
Kelas: Dothideomycetes, Ordo:Pleosporales, Famili: Pleosporaceae, Marga: Cochliobolus.

• Siklus Penyakit

Penyakit bercak daun cercospora atau bercak coklat sempit (narrow brown leaf spot)
tersebar luas di negara-negara penanam padi. Di Indonesia penyakit berkembang dengan baik
terutama pada daerah-daerah lahan yang miskin unsur nitrogen dan kalium. Menjadi penyakit
utama pada pertanaman padi lahan sawah tadah hujan dan gogo. Penyakit menyerang
tanaman padi terutama pada bagian daun menyebabkan fungsi fotosintesis terganggu. Apabila
serangan terjadi pada fase generatif menyebabkan pengisian gabah menjadi kurang sempurna
atau hampa sehingga bobot gabah dan kualitas gabah menjadi rendah.

• Gejala Kerusakan

Pada penyakit bercak coklat,kemunculan indikasi dini diawali dengan tumbuhnya


konidium yang terdapat di permukaan daun membentuk buluh kecambah dalam waktu
sebagian jam ujung pembuluh membesar terbentuklah appressorium yang berlekuk
lekukataupun bercabang cabang serta jamur mengadakan penetrasi dengan menembus
epidermis. Jika peradangan terjalin lewat stomata hingga apresorium tidak tercipta. Pada
biasanya peradangan terjalin dekat 4 jam sehabis perkecambahan konidium. Indikasi awal
Nampak 24 jam sehabis peradangan.

• Pengendalian Penyakit
1. Penanaman klon resisten;
2. Pemupukan sesuai dosis anjuran;
3. Penyiangan gulma untuk mengurangi kelembaban;

4
4. Peremajaan kebun yang terserang berat;
5. Pengendalian kimia dengan aplikasi fungisida berbahan aktif mancozeb 0,25% dengan
dosis 2 ml/l air dengan cara penyemprotan.

2.2. Tanaman Jagung


Tanaman jagung (Zea mays L.) merupakan tanaman rumput-rumputan dan berbiji
tunggal (monokotil). Jagung merupakan tanaman rumput kuat, sedikit berumpun dengan
batang kasar dan tingginya berkisar 0,6-3 m. Tanaman jagung termasuk jenis tumbuhan
musiman dengan umur ± 3 bulan Kedudukan taksonomi jagung adalah sebagai berikut, yaitu:
Kingdom: Plantae, Divisi: Spermatophyta, Subdivisi: Angiospermae, Kelas:
Monocotyledone, Ordo: Graminae, Famili: Graminaceae, Genus: Zea, dan Spesies: Zea
mays L. Jagung merupakan salah satu tanaman pangan penghasil karbohidrat yang terpenting
di dunia, selain gandum dan padi. Jagung merupakan panngan pokok bagi sebagian penduduk
Afrika dan beberapa daerah di Indonesia. Penyakit pada Tanaman Jagung

a. Penggerek Tongkol (Helicoverpa armigera)

Penggerek tongkol jagung Helicoverpa. armigera termasuk serangga yang bersifat


polifag. Selain menyerang tanaman jagung H. armigera juga dapat menyerang tanaman
tomat, kedelai, kapas, tembakau, dan sorgum. H. armigera mulai muncul di pertanaman
jagung pada umur 4556 HST, bersamaan dengan munculnya rambut-rambut pada tongkol
jagung. Di Indonesia H. armigera merupakan hama penting pada jagung, hama tersebut
menyerang tongkol, pucuk dan malai sehingga bunga jantan tidak terbentuk yang
mengakibatkan hasil tanaman berkurang. Infestasi hama ini juga menurunkan kualitas dan
kuantitas tongkol jagun Klasifikasi penggerek tongkol yaitu sebagai berikut: kerajaan:
Animalia, Filum: Arthropoda, Kelas: Insecta, Ordo:
Lepidoptera, Famili: Noctuidae, Genus: Helicoverpa, Spesies: H. armigera.

• Siklus Penyakit

Hama penggerek batang jagung menyerang pada seluruh fase pertumbuhan sehigga bisa
menyebabkan kehilangan hasil hingga 80%. Hama ini merupakan serangga jenis Sesamia
inferens W. Serangga ini meletakkan telurnya pada daun. Setelah menetas, larvanya akan
memakan batang jagung.

• Gejala Kerusakan

5
Gejala serangan hama ini adalah munculnya lubang pada batang. Selain itu, penggerek
batang juga menyerang rambut dan pucuk tongkol buah. Jika dibiarkan, hama ini bisa
menurunkan produksi atau bahkan akan menyebabkan gagal panen.

• Pengendalian Penyakit

Pengendalian hama penggerek batang bisa dikendalikan dengan kultur teknis,


pengendalian hayati dan kimiawi.

1. Pengendalian kultur teknis dan mekanis, bisa dilakukan dengan cara menentukan waktu
tanam yang tepat, melakukan tumpang sari dengan tanaman lain, rotasi tanaman dan
memusnahkan tanaman yang terserang
2. Pengendalian hayati, dilakukan dengan cara memanfaatkan MA (musuh alami) yang ada
disekitar lokasi tanaman jagung atau bisa dengan membuat sendiri.
3. Pengendalian kimiawi dengan cara menggunakan insektisida yang efektif.

2.3. Tanaman Kedelai


Tanaman kacang kedelai (Glycine max L. Merrill) Kedelai merupakan tanaman
pangan berupa semak yang tumbuh tegak. Kedelai jenis liar Glycine ururiencis, merupakan
kedelai yang menurunkan berbagai kedelai yang dikenal sekarang kedelai (Glycine max L.
Merrill). Kedudukan taksonomi kedelai adalah sebagai berikut: Divisio: Spermatophyta,
Classis: Dicotyledoneae, Ordo: Rosales, Familia: Papilionaceae, Genus: Glycine, Species:
Glycine max (L.) Meril. Kedelai merupakan tanaman asli Daratan Cina dan telah
dibudidayakan oleh manusia sejak 2500 SM. Sejalan dengan makin berkembangnya
perdagangan antarnegara yang terjadi pada awal abad ke-19, menyebabkan tanaman kedalai
juga ikut tersebar ke berbagai negara tujuan perdagangan tersebut, yaitu Jepang, Korea,
Indonesia, India, Australia, dan Amerika. Kedelai mulai dikenal di Indonesia sejak abad ke-
16.

Penyakit pada Tanaman Kedelai

a. Karat Daun (Phakopsora pachyrhizi)

Penyakit karat disebabkan oleh cendawan Phakopsora pachyrhizi. Gejala awal


penyakit karat pada kedelai ditandai dengan munculnya bercak klorotik kecil yang tidak
beraturan pada permukaan daun. Bercak tersebut kemudian berubah menjadi coklat atau
coklat tua dan membentuk pustul yang akan tepung yang warnanya seperti karat besi.

6
• Siklus Penyakit

Dua tipe spora telah diketahui pada P. pachyrhizi. Uredospora adalah tipe spora yang
sering ditemukan dari musim ke musim. Uredospora sangat mudah terbawa angin dan
percikan air hujan sehingga cepat tersebar dan siklus akan berkali-kali terjadi dari musim ke
musim.

Tipe spora yang kedua adalah teliospora. Di Indonesia, teliospora jarang ditemukan, tetapi di
negara-negara yang beriklim subtropis, teliospora ditemukan pada tanaman terinfeksi pada
akhir musimtanam atau di rumah kaca. Pada kondisi laboratorium, teliospora dapat
berkecambah membentuk basidiospora. Jika tidak dijumpai tanaman inang, siklus penyakit
akan terhenti. Jika cuaca menguntungkan, uredospora akan berkecambah dan menginfeksi
tanaman sehat. Proses infeksi dimulai dengan perkecambahan uredospora membentuk tabung
kecambah tunggal yang menem-bus permukaan daun 5–400 micrometer melalui bagian
tengah sel epidermis, sampai terbentuk apresorium (hifa infeksi). Berbeda dengan cendawan
karat yang lain, pada cendawan ini penetrasi apresorium ke sel-sel epidermis daun langsung
melalui kutikula, jarang melalui stomata. Jika melalui stomata, umumnya apresorium masuk
melalui sel penjaga, bukan melalui sel pembuka. Proses penetrasi pada cendawan ini bersifat
unik; cendawan mampu melakukan penetrasi secara langsung. Proses penetrasi tersebut
memudahkan P. pachyrhizi mendapatkan inang yang luas.

• Gejala Penyakit

Gejala awal penyakit karat pada kedelai ditandai dengan munculnya bercak klorotik kecil
yang tidak beraturan pada permukaan daun. Pada umumnya gejala karat muncul pada
permukaan bawah daun. Bercak tersebut kemudian berubah menjadi coklat atau coklat tua
dan membentuk pustule. Pustul merupakan kumpulan uredium. Pustul yang telah matang
akan pecah dan mengeluarkan tepung yang warnanya seperti karat besi. Tepung tersebut
merupakan kantung-kantung spora yang disebut uredium dan berisi uredospora. Penyakit
karat menyebabkan daun menjadi kering dan rontok sebelum

• Pengendalian Penyakit

Pengendalian penyakit karat dianjurkan dilakukan dengan memadukan beberapa


omponen pengendalian yang ramah lingkungan untuk mendukung pertanian berkelanjutan.
Komponen pengendalian penyakit karat meliputi penanaman varietas tahan serta penggunaan
bahan nabati dan hayati.

7
1. Menanam varietas kedelai yang tahan penyakit karat merupakan cara pengen- dalian
yang murah, mudah dilaksanakan, dan tidak mencemari lingkungan.
2. Pengendalian dengan fungisida nabati mempunyai keunggulan karena tidak mencemari
lingkungan, bahannya tersedia di lingkungan sekitar, dan lebih murah daripada fungisida
sintetis. Contohnya yaitu dengan menyemprotkan minyak cengkeh.

3. Pengendalian dengan agens hayati dimaksudkan mengaplikasikan mikro organisme


antagonis dari penyebab penyakit. Cara pengendalian tersebut dapat meminimalkan
jumlah inokulum awal dan mengurangi perkembangan penyakit.

2.4.Tanaman Kentang
Tanaman kentang (solanum tuberosum L.) adalah jenis tanaman umbi yang
merupakan bagian dari umbi akar. Tanaman kentang yang berasal dari Chili, Amerika Serikat,
dan Meksiko ini merupakan komoditi penting dunia setelah padi, jagung dan gandum.
Kentang memiliki klasifikasi ilmiah dengan Kingdom Plantae, Divisi Spermatophyta,
Subdivisi Angiospermae, Kelas Dicotyledoneae, Ordo Solanales, Famili Solanaceae, Genus
Solanum dan Spesies Solanum tuberosum L. Kentang merupakan salah satu tanaman umbi-
umbian yang berumur pendek dan tergolong tanaman semak. Batang kentang berbentuk segi
empat dan menjalar. Batang dan daun berwarna hijau kemerahan, ungu atau merah
(mengandung antosianin), perbedaan ini dipengaruhi oleh varietas. Batang tanaman kentang
memiliki dua tipe di antaranya batang yang tumbuh di atas tanah dan yang tumbuh di bawah
tanah. Penyakit pada Tanaman Kentang

a. Bakteri (Common scab)

Penyakit bakteri (Common scab) merupakan penyakit yang disebabkan oleh bakteri
Streptomyces scabies. Bakteri ini memiliki bentuk filamentous (benang) yang mampu
menginduksi spora melalui fragmen, sehingga bakteri ini hampir mirip dengan fungi namun,
morfologinya berbeda. Perkembangan vegetatif dari Streptomyces cabies adalah
memproduksi thaxtomins (phytotoxin) yang memiliki mampu mempengaruhi perkembangan
penyakit bakteri (Common scab). Penyakit bakteri (Common scab) merupakan penyakit
yang pathogen penyerangnya mampu bertahan dalam tanah dan mampu tersebar secara luas
oleh umbi-umbi yang sakit melalui lentisel, stomata dan luka pada umbi atau bersifat tular
tanah dan selalu dapat ditemukan di setiap lahan pertanaman kentang di seluruh dunia. Umbi-
umbi muda lebih peka terhadap penyakit bakteri.

8
• Siklus Penyakit

Kelompok penyakit yang dikenal sebagai bakteri terutama mencakup penyakit yang
menyerang bagian bawah tanah tanaman dan gejalanya terdiri dari lesi yang kurang lebih
terlokalisasi, yang terutama menyerang jaringan luar bagian tersebut. Ciri terbaiknya,
Streptomyces scabies , Streptomyces acidiscabies , dan Streptomyces turgidiscabies ,
diketahui menyebabkan penyakit kentang yang penting secara ekonomi. Bakteri kudis
bertahan hidup di sisa-sisa tanaman yang terinfeksi dan di dalam tanah serta menembus
jaringan melalui lubang atau luka alami. Di dalam jaringan, bakteri ini tumbuh di ruang
intraseluler sel parenkim, namun kemudian, sel-sel ini rusak dan diserang. Pada kudis yang
khas, sel-sel sehat di bawah dan di sekitar lesi membelah dan membentuk lapisan sel-sel
gabus. Sel-sel ini mendorong jaringan yang terinfeksi keluar dan memberikan tampilan . Lesi
kudis sering kali menjadi pintu masuk bagi patogen sekunder dan oportunistik serta saprofit,
yang dapat menyebabkan pembusukan komoditasSemua spesies ini menghasilkan fitotoksin
bernama thaxtomin, sejenis dipeptida nitrasi, yang menghambat sintesis selulosa dalam
perluasan jaringan tanaman. Biosintesis thaxtomin melibatkan sintetase peptida nonribosomal
yang dilestarikan, monooksigenase P450, dan sintase oksida nitrat, yang terakhir diperlukan
untuk nitrasi toksin. Sintase oksida nitrat ini juga bertanggung jawab atas produksi oksida
nitrat yang dapat difusi oleh streptomycetes penyebab kudis pada antarmuka inang-patogen,
sehingga menunjukkan bahwa produksi oksida nitrat mungkin memainkan peran tambahan
selama proses infeksi. Selain itu, selama tahap awal infeksi, protein virulensi Nec1
disekresikan yang memiliki aktivitas nekrogenik. Gen untuk biosintesis thaxtomin dan nec1
berada di pulau patogenisitas besar yang dapat dimobilisasi.

• Gejala Penyakit

Gejala yang ditimbulkan dari penyakit ini adalah umbi kentang akan memiliki
permukaan yang bertekstur seperti menonjol dan bersisik akibat lentisel yang lebih sedikitdan
keras, serta mengalami pembengkakan yang menimbulkan bisul bergabus.
Gejalagejalatersebut dapat dilihat secara langsung (tanpa membelah umbi), apabila umbi
kentang dibelahmaka akan terlihat bercak berwarna kemerahan dan kecoklatan. Hal ini
berpengaruh terhadap kualitas umbi kentang.

• Pengendalian Penyakit

9
Tidak ada tindakan tunggal yang dapat mengendalikan keropeng secara efektif,
namun penyakit ini dapat dikelola dengan menggunakan pendekatan terpadu yang
menggabungkan penggunaan resistensi inang dan metode pengendalian budaya. Metode
pengendalian kimiawi hanya menemui keberhasilan yang terbatas.

1. Pengolahan tanah, hindari penggunaan tanah bertekstur ringan dan tanah dengan
kandungan organik tinggi

2. Menanam kultivar tahan mungkin merupakan cara terbaik dan termudah untuk
memerangi keropeng biasa.
3. Menggunakan senyawa kimia dan antimikroba yang aman untuk tanaman.

10
BAB III PENUTUP
3.1. Kesimpulan
1. Penyakit yang umum terjadi pada tanaman padi salah satunya yaitu bercak daun dan
bercak coklat, penyebabnya cenderung berasal dari organisme seperti jamur.
2. Penyakit yang terdapat pada tanaman jagung salah satunya yaitu penggerek tongkol,
penyebabnya adalah serangga Helicoverpa. Armigera.
3. Penyakit yang biasanya terjadi pada tanaman kedelai yaitu karat daun, penyebabnya
yaitu tumbuhnya cendawan pada permukaan daun.
4. Penyakit pada tanaman kentang yang sering terjadi ialah bakteri kudis, penyakit ini
disebabkan oleh bakteri Streptomyces scabies.

3.2. Saran
Inventaris penyakit pada tanaman pertanian perlu untuk dilakukan agar kita dapat
mengenali penyakit yang timbul pada tanaman pertanian dengan melihat gejala yang ada
serta dapat ditemukan cara untuk mengendalikan penyakit tersebut.

11
DAFTAR PUSTAKA
Agustina, Elsa Dwi., (2018), Analisis Karakteristik Jaringan Daun Dengan Tingkat Serangan
Penyakit Blas (Pyricularia Oryzae Cav.) Pada Beberapa Genotipe Padi (Oryza sativa
L.). Jurnal Agritek, (18)(1): 44-53.

Aisyah, Ristia., dkk., (2022), Inventarisasi Bakteri Penyebab Penyakit pada Umbi Kentang
(Solanum tuberosum L.) dan Cara Penanggulangannya. Jurnal SEMNAS BIO, 44-53.

Ginting, Sempurna., dkk., (2019), Patogenesis Cendawan Lecanicillium sp. PTN01 terhadap
Penggerek Tongkol Jagung Helicoverpa armiga (Hubner) (Lepidoptera:
NOCTUIDAE). Jurnal Ilmu-Ilmu Hayati, (18)(1): 13-24.

Sumartini., (2010), Penyakit Karat Pada Kedelai Dan Cara Pengendaliannya Yang Ramah
Lingkungan. Jurnal Litbang Pertanian,(29)(3): 107-112.

12

Anda mungkin juga menyukai