Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

SEJARAH TANAMAN PADI

Disusun oleh : mujib


Nim : P0421001
Dosen pengampu : Riko Prasetyo, S.P., M.P.

PROGRAM STUDI
MENEJEMEN SUMBER DAYA PERAIARAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA
KALIMANTAN BARAT

I
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama allah SWT. Yang maha pengasih lagi maha penyayang
kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadiratnya yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayahnya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah
tentang sejarah tanaman padi ini

Tidakpun juga, kami berterimakasih kepada bapak disen pengampu yang telah
membingbing kami pada saat pelaksanaan menyelesaikan tugas tentang sejarah tanaman padi
ini.

Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan
terbuka kami menerima segala saran dan keritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki
makalah ilmiah ini.

Akhir kata kami berharap semoga tugas makalah tentang sejarah tanaman padi ini
dapat memberi manfaat dan inspirasi bagi pembaca.

Pontianak, 8 november 2021

penulis

II
DAFTAR ISI

COVER

KATA PENGANTAR................................................................................... ii

DAFTAR ISI.................................................................................................. iii

BAB I

PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

A.latar belakang............................................................................................... 1

B.perumusan masalah...................................................................................... 1

C.tujuan masalah............................................................................................. 1

BAB II.......................................................................................................... 2

PEMBAHASAN.......................................................................................... 2

1. Sejarah singkat tanaman padi................................................................ 2

2. klarifikasi dan morfologi tanaman padi................................................. 3

3. syarat tumbuh tanaman padi.................................................................. 3

4. fase vegetatif tanaman padi.................................................................... 4

5. tanaman padi sawah............................................................................... 5

BAB III ..................................................................................................... 6

KESIMPULAN......................................................................................... 6

DAFTAR PUSTAKAN............................................................................ 6

III
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Padi merupakan hasil pertanian yang utama karena merupakan bahan pokok makanan
masyarakat Indonesia bahkan dunia. Akan tetapi, tidak setiap musim panen padi sesuai
dengan harapan para petani. Hal ini diakibatkan banyak faktor, salah satunya akibat
serangan hama padi yang merusak tanaman padi. Hama yang merupakan musuh utama
para petani adalah wereng.
Wereng mempunyai musuh alami, yaitu laba-laba. Namun pada kenyataannya musuh
alami wereng tidak dapat menghilangkan keberadaan wereng ini. Kemudian yang
dilakukan oleh petani adalah menggunakan bahan kimia insektisida secara berlebihan
untuk menanggulangi serangan wereng tersebut. Akibat dari pemakaian insektisida
tersebut adalah matinya musuh alami wereng. Akibat lainnya, nasi yang dimakan oleh
manusia adalah nasi yang tercemar oleh bahan kimia yang beracun dan berpotensi
tumbuh berbagai penyakit di dalam tubuh pengonsumsi nasi tersebut.
Alat pembasmi hama wereng saat ini sudah banyak sekali yang diterapkan oleh
masyarakat, salah satu contoh yang diterapkan masyarakat adalah menggunakan alat
perangkap wereng dengan memanfaatkan sifat wereng yang tertarik kepada cahaya yaitu
sifat “NEVIGASI LITANT” dimana wereng tersebut akan tertarik terhadap cahaya yang
ada disekitarnya khususnya cahaya lampu. Salah satu upaya petani yang ada dilapangan
untuk mengurangi serangan hama wereng saat ini adalah memasang perangkap 1 2 yaitu
dengan cara memasang lampu yang menggunakan sumber listrik PLN, cara kerja alat ini
adalah hama yang mendekat dan menabrak lampu akan jatuh ke corong, corong yang
bagian bawahnya bolong dan tersambung dengan kantong plastik akan menangkap hama.
Hama yang sudah masuk ke kantong plastik akan terperangkap dan sulit keluar
B. Perumusan Masalah
1. Bagaimana merancang alat pembasmi hama wereng bebas insektisida berbasis
mikrokontroler ATmega 16 dengan menggunakan panel surya?
2. Bagaimana mengimplementasikan alat pembasmi hama wereng bebas
insektisida berbasis mikrokontroler ATmega 16 dengan menggunakan panel
surya?
C. Tujuan Masalah

1
Tujuan dari penelitian rancang bangun alat pembasmi hama wereng bebas insektisida
berbasis mikrokontroler atmega 16 dengan menggunakan panel surya adalah sebagai
berikut:
1. Merancang alat pembasmi hama wereng bebas insektisida berbasis mikrokontroler
ATmega 16 dengan menggunakan panel surya.
2. Mengetahui implementasi alat pembasmi hama wereng bebas insektisida berbasis
mikrokontroler ATmega 16 dengan menggunakan panel surya?.

BAB II
PEMBAHASAN

1. Sejarah Singkat Tanaman Padi


Padi merupakan tanaman pangan berupa rumput berumpun. Tanaman pertanian kuno
berasal dari dua benua Asia dan Afrika Barat tropis dan subtropis. Bukti sejarah
memperlihatkan bahwa penanaman padi di Zhejiang (Cina) sudah mulai pada 3.000
p;tahun SM. Fosil butir padi dan gabah ditemukan di Hastinapur Uttar Pradesh India
sekitar 100-800 SM. Selain Cina dan India, beberapa wilayah asal padi adalah
Bangladesh Utara, Burma, Thailand, Laos, dan Vietnam (Sekretariat Badan Koordinasi
Penyuluhan Provinsi Riau, 2010). Menurut sejarahnya, padi termasuk genus yang
meliputi lebih kurang 25 spesies, tersebar didaerah tropik dan daerah subtropik seperti di
Asia, Afrika, Amerika dan Australia. Menurut Chevalier dan Neguier, padi berasal dari
dua benua: Oryza fatua Koenig dan Oryza sativa berasal dari benua Asia, sedangkan
jenis padi lainnya yaitu Oryza stapfii Roschev dan Oryza glaberrima Steundberasal dari
Afrika Barat (Benua Afrika) (AAK, 1990).
Anggota genus yang sering dibudidayakan adalah sativa L. dan O. glaberima Steund.
sativa berbeda dengan O. globerima karena spesies ini memiliki cabang-cabang sekunder
yang lebih panjang pada malai daun ligula. Namun, kedua spesies ini berasal dari leluhur
yang sama yaitu O. parennis Moench yang berasal dari Goudwanaland. Pra evolusi
kedua kultigen tersebut berkembang menjadi 3 ras ekogeografik, yaitu sinic Indica dan
Javanica.
Dewasa ini tanaman padi banyak diusahakan di dataran rendah. Tanaman padi yang
dapat tumbuh dengan baik di daerah tropis ialah Indica, sedangkan Japonica banyak
diusahakan di daerah subtropika. Padi Indica umumnya berumur pendek, postur lebih
kecil, lemmanya tidak berbulu atau hanya pendek saja dan bulir cenderung oval sampai

2
lonjong. Padi Japonica, sebalikmya berumur panjang, postur tinggi namun mudah rebah,
lemmanya memiliki ekor atau bulu, bijinya cenderung membulat dan nasinya lengket
(Juhari, 2011). Di Indonesia jenis padi yang banyak diusahakan yaitu padi bulu dan padi
cere. Perbedaan- 5 antara padi bulu dan padi cere yang mudah terlihat ialah ada tidaknya
ekor pada gabahnya (Soemartono dkk, 1981).
2. Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Padi
Menurut Suparyono dan Setyono (1993), pada dasarnya tanaman padi terdiri dari dua
bagian utama yaitu bagian vegetatif dan bagian generatif. Bagian vegetatif yaitu organ-
organ tanaman yang berfungsi mendukung atau menyelenggarakan proses pertumbuhan,
termasuk dalam bagian ini adalah akar, batang dan daun. Fase generatif diawali dengan
fase primordial bunga, termasuk dalam bagian generatif yaitu malai, bunga dan gabah
atau buah padi.
Akar tanaman padi berfungsi untuk menopang batang, menyerap nutrisi dan air serta
untuk pernafasan. Berikut ini adalah gambar akar tanaman padi. Padi adalah tanaman
berakar serabut. Akar yang tumbuh dari kecambah biji disebut akar utama (primer). Akar
lain yang tumbuh di dekat buku disebut akar seminal Semakin hari pertumbuhan akar
serabut semakin banyak. Akar-akar tersebut akan berkembang dan menyerap hara dalam
tanah sampai kedalaman ± 25 cm, sedalam tanah yang diolah. Selain akar utama terdapat
akar cabang dan akar rambut. Akar cabang keluar dari akar-akar induk dan akar ini
panjang-panjang. Selain itu terdapat pula bulu akar yang panjangnya 1-2 mm.
Batang padi terdiri dari beberapa ruas yang dibatasi oleh buku. Pada awal
pertumbuhan ruas batang masih bertumpukan dan mulai memanjang setelah memasuki
fase reproduktif. Ruas yang terpanjang adalah ruas yang teratas dan panjangnya
berangsur-angsur menurun sampai keruas yang terbawah dekat permukaan tanah. Dari
buku pada batang utama akan tumbuh anakan primer. Anakan mulai tumbuh setelah
tanaman padi memiliki 4 atau 5 daun.
Daun padi tumbuh pada buku-buku batang dengan susunan berseling. Pada tiap buku
batang tumbuh satu daun yang terdiri dari pelepah daun, helai daun, telinga daun (uricle),
dan lidah daun (ligula). Pelepah daun berbentuk pita yang menggulung menjadi silinder
yang membungkus semua bagian dari tunas muda. Lidah daun biasanya berwarna putih,
berbentuk segitiga kecil yang terlihat seperti kelanjutan dari pelepah daun, terletak di
dasar helai daun, sekitar persimpangan antara pelepah daun dan helaian daun. Sepasang
telinga daun berbulu terletak di persimpangan (kanan dan kiri) antara pelepah dan
helaian daun.

3
3. Syarat Tumbuh Tanaman Padi
Padi dapat tumbuh baik didaerah-daerah yang mengandung uap air tinggi. Di
Indonesia padi ditanam dari dataran rendah sampai dengan 1.300 m dpl. Padi
menghendaki tempat dan lingkungan yang terbuka, banyak mendapat sinar matahari.
Oleh karena itu tidak akan tumbuh dengan baik jika ditanam sebagai tanaman sela
diantara tanaman keras seperti karet, kopi, coklat yang sudah tinggi, karena hasilnya akan
kurang baik.
Iklim yang cocok untuk tanaman padi adalah tropis dan subtropis pada 45ºLU sampai
45º LS dengan cuaca panas dan kelembaban tinggi dengan musim hujan 4 bulan. Rata-
rata curah hujan yang baik adalah 200 mm/tahun atau 1500- 2000 mm/tahun, padi dapat
ditanam di musim kemarau atau hujan. Di dataran rendah padi memerlukan ketinggian 0-
650 mdpl dengan temperatur 27ºC sedangkan di dataran tinggi 650-1.500 mdpl dengan
temperatur 23ºC. Padi dapat tumbuh pada daerah mulai dari dataran rendah sampai
dataran tinggi.
Padi sawah ditanam ditanah berlempung yang berat atau tanah yang memiliki lapisan
keras 30 cm di bawah permukaan tanah. Padi sawah juga menghendaki tanah berlumpur
yang subur dengan ketebalan 18-22 cm. Keasaman tanah antara pH 4,0-7,0.
Penggenangan akar mengubah pH tanah menjadi 7,0. Pada prinsipnya tanah berkapur
dengan pH 8,1-8,2 tidak merusak tanaman padi. Karena mengalami penggenangan, tanah
sawah memiliki lapisan reduksi yang tidak mengandung oksigen dan pH tanah sawah
biasanya mendekati netral. Untuk mendapatkan tanah sawah yang memenuhi syarat
diperlukan pengolahan tanah yang khusus.
4. Fase Vegetatif Tanaman Padi
Fase vegetatif tanaman merupakan fase berkembangnya bagian vegetatif dari suatu
tanaman. Bagian vegetatif dari tanaman adalah akar, batang dan daun. Fase pertumbuhan
vegetatif mencakup pertumbuhan akar, batang, dan daun. Fase pertumbuhan vegetatif
tanaman padi, yaitu tahap 0: benih berkecambah sampai muncul ke permukaan
berlangsung selama 2-3 hari, tahap 1: Pertunasan atau bibit, yaitu sejak benih
berkecambah, tumbuh menjadi tanaman muda hingga hampir keluar anakan pertama,
tahap 2: Pembentukan anakan, 10 berlangsung selama pembentukan anakan sampai
tercapai anakan maksimum, dan tahap 3: Pemanjangan batang, terjadi sebelum
pembentukan malai atau pada tahap akhir pembentukan anakan.
Menurut Soemartono dkk, (1981) fase-fase vegetatif pertumbuhan padi berlangsung
selama 60-70 hari, dimana fase-fase tersebut adalah fase bibit berkecambah dan fase

4
pertunasan. Pada fase bibit berkecambah mulai dari nampaknya pertumbuhan akar dan
daun berturut-turut dan bibit menyerap sebagian besar dari endosperm (± 21 hari).
Sedangkan pada fase pertunasan dimuai dari terbentuknya tunas pertama dari buku
terbawah, akan bertambah sampai tercapai jumlah maksimum, lalu berhenti membentuk
tunas setelah tunastunas tersier terbentuk.
Fase vegetatif tanaman dapat dibagi menjadi dua, yaitu fase vegetatif cepat dan fase
vegetatif lambat. Fase vegetatif cepat dimulai dari pertumbuhan bibit sampai jumlah
anakan mencapai maksimum. Jumlah anakan maksimum biasanya dicapai pada minggu
ke enam atau ke tujuh setelah tanam, sedangkan fase vegetatif lambat dimulai dari
jumlah anakan mencapai maksimum sampai keluarnya premordia (bakal malai).
Premordia biasanya keluar pada hari ke 50 atau ke 60 setelah tanam. Pada fase vegetatif
lambat ini biasanya beberapa anakan akan mati sehingga jumlah anakan berkurang.
5. Tanaman Padi Sawah
Padi merupakan biota pokok di sawah karena merupakan tanaman pokok. Tanaman
penghasil makanan pokok hampir separuh penduduk dunia ini merupakan tanaman yang
unik. Tanaman padi dapat hidup pada dua ekosistem, yaitu ekosistem darat dan air. Padi
dapat hidup baik di sawah maupun di darat (tanpa air tergenang) sehingga berdasarkan
tempat tumbuhnya dikenal dua jenis padi, yaitu padi sawah dan padi gogo.
Untuk padi sawah, ketersediaan air yang mampu menggenangi lahan tempat
penanaman sangat penting. Oleh karena air menggenang terus menerus maka tanah
sawah harus memiliki kemampuan menahan air yang tinggi, seperti tanah lempung.
Untuk ketersediaan air tersebut, diperlukan sumber mata air yang besar, kemudian
ditampung dalam bentuk waduk (danau). Dari waduk inilah sewaktu-waktu air dapat
dialirkan selama periode pertumbuhan padi sawah.
Sistem penanaman padi di sawah biasanya didahului oleh pengolahan tanah secara
sempurna seperti umumnya petani melakukan persemaian (Utomo dan Nazaruddin,
1990). Sebelum ditanam di sawah, bibit padi sawah harus disemaikan terlebih dahulu.
Setelah berumur beberapa minggu bibit padi di persemaian itu baru dipindahkan ke
tempat yang lain yang lebih luas dan telah dipersiapkan sebelumnya. Menyiapkan tanah
di sawah untuk ditanami padi harus dibajak dan digaru beberapa kali, sehingga tanah itu
menjadi gembur dan rata.
Dalam mengusahakan padi di sawah yang terpenting adalah bidang tanah yang
ditanami harus dapat menahan air sehingga tanah itu dapat digenangi air dan mudah
memperoleh dan melepaskan air. Bidang tanah sawah dikelilingi oleh pematang dan

5
permukaan tanahnya datar, pematang atau galengan yang sederhana itu memegang
peranan penting di dalam persawahan. Sebab tanpa galengan pada tanah yang datar padi
tidak dapat ditanam secara basah. Oleh karena itu galengan- galengan sawah harus dibuat
kokoh dan dirawat dengan baik, sehingga air selalu dapat bertahan di petakan sawah.
Galengan yang bocor dapat menghambat pertumbuhan padi dan mengurangi hasilnya,
karena tanaman kekuranan air.
BAB III
KESIMPULAN

Sistem Pertanian padi menurut tradisi masyarakat Karo Sistem pertanian padi menurut
tradisi masyarakat Karo yang berada di Negeri Gugung meliputi proses pemilihan bibit,
pengolahan tanah, penanaman padi, pemeliharaan padi, pemberantasan hama dan
pemanenan padi serta penyimpanan padi di lumbung. Proses pemilihan bibit padi
dilakukan dengan memilih padi yang bernas, panjang tangkai buahnya, kemudian
dipanen, dijemur. Bibit padi dimasukkan ke goni,lalu direndam, bibit yang tidak
tenggelam, artinya ringan maka dibuang saja. Hanya bibit yang tenggelam dipakai dan
direndam selam 2-3 hari sampai tumbuh seperti kecambah. Setelah itu disemaikan
selama 40 hari. Setelah itu bibit ditanam, dipelihara selama 7-8 bulan dengan menyiangi
dan memberantas hama serta memanen.
Alasan masayarakat mempertahankan bibit lokal seperti tahan terhadap genangan air,
umur yang relatif panjang (7-8 bulan), tanaman yang tinggi batangnya, tangkai padi
berada di atas sehingga memudahkan untuk pemanenan dengan ani-ani, pemeliharaan
yang tidak terlalu intensif, tahan terhadap gangguan gulma, mampu menekan
pertumbuhan gulma, rasa nasi yang enak menurut selera masyarakat Negeri Gugung,
harga beras relatif mahal dibanding 99 beras biasa, dalam pengusahaan padi lokal, petani
tidak banyak mengeluarkan biaya banyak karena kebutuhan unsur hara sebagian besar
diperoleh dari pupuk.
DAFTAR PUSTAKA
Abidin. 2006. Agronomi Tanaman Pangan Jilid 1 : Teori Pertumbuhan dan
Meningkatkan Hasil Padi. Lembaga Penelitian Pertanian. Padang. Adrizal. 1999.
Mengatasi masalah budidayapadi. Penebar Swadaya. Jakarta. 109 hal. Andoko A. 2006.
Budidaya Padi Secara Organik. Penebar Swadaya. Jakarta. Anwari. 1995. Berbudidaya
Tanaman Padi. Kanisisus. Yogyakarta. Badan Pusat Statistik (BPS). 2015. Produksi Padi
Tahun 2014 (Angka Sementara) Diperkirakan Turun 0,63 Persen.

6
http://www.bps.go.id/brs/view/id/1122. Diakses pada tanggal 26 Juni 2016. Badan Pusat
Statistik (BPS) dan Badan Ketahanan Pangan. 2011. Hasil Kajian Konsumsi dan
Cadangan Beras Nasional Tahun 2011.
http://microdata.bps.go.id/mikrodata/index.php/citations/16. Diakses pada tanggal 26
Juni 2016. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian. 2016. Teknologi Budidaya Pasi Sistem
Ratun. http://lampung.litbang.pertanian.go.id/ind/index.php/berita/4-infoaktual/645-
teknologi-budidaya-padi-sistem-ratun. Diakses pada tanggal 1 September 2016. Bimas.
1999. Pedoman Peningkatan Kinerja Penyuluh Pertanian. Sekretariat Badan Pengendali
Bimas. Jakarta Binuang. 2014. Budidaya Aneka Tanaman Pangan . Trigenda Karya.
Bandung. 108 Hal. BULOG. 2013. Ketahanan Pangan.
http://www.bulog.co.id/ketahananpangan.php diakses tanggal 16 Juni 2016. Burbey.
2002. “Pengelolaan Tanama dan Sumberdaya Terpadu Padi Sawah Irigasi. Grafindo :
Padang. Catling D. 2002. Rice in Deep Water. IRRI, Los Banos. Philippines. Charoen T.
2003. Ratoon cropping of lodged stubble. The Office of Agricultural Research and
Development Region 5, Sapaya District, Chainat Province,17150 Thailand.

Anda mungkin juga menyukai