INSEKTARIUM
Di ajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Biologi
Dosen Pengampu
Ir. Yan Yozef AS.MP
Disusun Oleh:
Nama : Yurida Mayang Sari
NIM : 22542430004
Prodi : Budidaya Perairan
KALIMANTAN SELATAN
FAKULTAS PERTANIAN
BANJARBARU
2023
i
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kepada Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat, taufik, hidayah
Sholawat serta salam yang tetap tercurahkan kepada junjungan Nabi kita Muhammad SAW,
yang dengan jiwa sucinya penuh pengorbanan dan keikhlasan telah membimbing dan menuntun
umatnya kejalan penuh dengan cahaya ilmu yang di Ridhoi oleh Allah SWT.
Laporan ini di susun dengan maksud untuk memenuhi tugas mata kuliah Biologi. Penyusun
juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak Ir Yan Yozef AS.MP Selaku Dosen mata kuliah
Biologi yang telah menyerahkan kepercayaan kepada saya guna menyelesaikan laporan ini.
Saya juga sadar bahwa pada laporan ini terdapat banyak kekurangan serta jauh dari
kesempurnaan. Dengan demikian kami benar-benar mengharapkan adanya saran dan kritik untuk
perbaikan laporan yang hendak saya tulis dilain kesempatan. Kami berharap laporan sederhana
ini bisa dimengerti oleh setiap pihak terutama untuk para pembaca. Kami mohon maaf yang
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………ii
DAFTAR ISI ............................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN ..........................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................1
1.2 Tujuan Pratikum........................................................................1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................2
2.1 Spesimen Pengawetan...............................................................2
2.2 Pengawetan Serangga...............................................................4
2.3 Pengawetan Kering...................................................................4
BAB III METODE PRATIKUM..............................................................5
3.1 Waktu dan Tempat.....................................................................5
3.2 Alat Dan Bahan..........................................................................5
3.3 Cara Kerja .................................................................................5
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.................................................. 7
4.1 Hasil...........................................................................................7
4.2 Pembahasan...............................................................................8
BAB V PENUTUP....................................................................................14
5.1 Kesimpulan..............................................................................14
5.2 Saran........................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................16
LAMPIRAN .............................................................................................17
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Serangga disebut insecta atau dibaca “insekta” karena berasal dari bahasa latin insectum
yaitu sebuah kata serapan dari bahasa Yunani evrouv (entomon), terpotong menjadi
beberapa bagian. Serangga adalah salah satu kelas avertebrata didalam filum arthropoda
yang memiliki exoskeleton berkitin, tubuh yangt terbagi tiga bagian ( kepala, thorax, dan
abdomen). Tiga pasang kaki yang pangkal nya menyatu. Mata majemuk, dan sepasang
antena. Serangga juga termasuk salah satu kelompok hewan yang paling beragam yang
mencakup lebih dari satu juta spesies dan menggambarkan lebih dari setengah organisme
masa yang akan datang, dalam membantu perkembangan ilmu. Tanpa diawetkan serangga-
serangga tersebut mungkin hanya dapat dipakai satu kali dalam proses pembelajaran, dengan
mengawetkan serangga yang telah dikoleksi kita tidak perlu sering membuat insektarium
yang bisa mengganggu keseimbangan alam. Oleh karena itu dilaksanakan praktikum
insectarium untuk mengetahui bagaimana cara membuat insectarium dengan awetan basah
belalang, kumbang)
iv
2. Untuk mengetahui dan memahami cara pembuatan awetan serangga serangga( kupu-
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
praktis tanpa harus mencari bahan segar yang baru, terutama untuk spesimen-spesimen
yang sulit di temukan di alam. Spesimen adalah contoh binatang atau tumbuhan atau
mikroba utuh (misal serangga dan ikan), bagian dari tubuh binatang atau tumbuhan
(misal tengkorak mamalia, tulang burung, daun yang diserang hama dan bunga) atau
organ (hati dan pucuk akar serabut) atau darah (untuk material DNA) yang dikumpulkan
dua yaitu koleksi basah dan koleksi kering. Koleksi kering dilakukan untuk hewan
seperti kelas Mamalia, Amphibi dan Aves, sedangkan koleksi basah digunakan untuk
kelas Reptil dan Pisces. Persiapan koleksi spesimen yaitu mematikan objek, fiksasi, dan
pengawetan. Objek yang akan dijadikan spesimen harus dimatikan terlebih dahulu, hal
v
ini dilakukan bertujuan untuk memudahkan dalam melakukan pengawetan, kemudian
dilakukan fiksasi yang bertujuan mempertahankan ukuran dan bentuk sel tubuh,
dilanjutkan pengawetan spesimen agar spesimen tersebut tidak rusak sehingga dapat
dijadikan koleksi rujukan dalam identifikasi hewan. Cara koleksi tergantung pada taksa
penelitian maupaun alat peraga dalam dunia pendidikan. Ahli pengetahuan alam, tidak
dapat mengambil manfaat pada spesimen yang tidak diawetkan, dalam kegiatan koleksi
keberadaan satwa langka atau merusak sisa-sisa peninggalan dalam gua yang sudah
spesimen koleksi harus diberi label yang berisi keterangan tantang nama spesies. lokasi
penemuan tanggal koleksi dan data lain yang diperlukan. Label harus ditulis ketika
spesimen diawetkan agar tidak terjadi kesalahan informasi mengenai spesies awetan
(Jasin, 1989).
sehingga sampel perlu diawetkan. Pengawetan objek dilakukan agar menjadi awet,
jaringanya tidak rusak dan terhindar dari serangan bakteri maupun jamur. Ikan,
Moluska, Reptil dan Mamalia air dapat dilakukan dengan pengawetan basah.
Pengawetan kering dilakukan dengan mengeringkan obyek biologi hingga kadar air
yang sangat rendah, sehingga organisme perusak atau penghancur tidak bekerja
(Suhardjono, 1999). Spesimen awetan yang dibuat harus dibersihkan dari rambut dan
vi
kulit dengan cara dikerok hal ini digunakan untuk isolasi dari bakteri patogen dan jamur
(Dermici, 2012). Terdapat dua macam tipe koleksi spesimen, yaitu koleksi basah dan
koleksi kering. Koleksi basah adalah koleksi yang disimpan dalam larutan pengawet
ethanol 70%, sedangkan koleksi kering berupa tulang dan kulit yang diawetkan dengan
dengan cara serangga di masukkan kedalam botol atau toples. Setelah mati, bagian
tubuh serangga di suntikkan formalin lalu ditusuk dengan jarum pentol , di tancapkan
pada sterofoam.
pengawet alkohol 70% dan formalin 5% yang dikemas dalam bentuk koleksi media
telah divalidasi oleh pakar media, sehingga diketahui layak atau tidak digunakan dalam
Pengawetan kering dilkukan pada hewan yang memiliki kerangka luar keras dan
tidak mudah rusak akibat prises pengeringan. Pengeringan dilkukan dengan dijemur di
bawah terik sinar matahari hingga kadar airnya sangat rendah(Suhardjono, 1999).
dilakukan dengan cara mengeringkan dengan sianr matahari dan selanjutnya agar lebih
awet dapat disimpan dalam media resin (bioplastik). Obnjek yang dapat dijadikan
vii
sebagai spesimen utama dalam pengawetan kering merupakan objek biologi yang
BAB III
METODE PRATIKUM
Pratikum insectarium dilaksanakan pada hari hari jum’at- kamis, 17-23 Maret 2023 pukul
Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam pratikum ini adalah:
- Sterofom/gabus - Figura/Bingkai
- Lakban - Suntikan
- 2 ekor kumbang
viii
1.Penangkapan kupu-kupu, Belalang, Kumbang
Cari kupu-kupu, Belalang, Kumbang yang sedang hinggap maupun sedang terbang
Hampiri kupu-kupu, Belalang, Kumbang secara perlahan, jika bisa dari arah belakang
Tahan kupu-kupu di dalam jaring dengan cara dipegang bagian thoraks/dada, kemudian
Siapkan styrofoam
Letakkan tubuh kupu-kupu di celah spreading board lalu rentangkan sayap kupu-kupu
Untuk belalang dan kumbang taruh di atas styrofoam lalu kakinya di tahan dengan jarum
pentul.
Untuk kumbang diamkan selama 9 hari untuk proses pengeringan, sedangakan belalang 4
ix
3. Penataan Kupu-Kupu, belalang, dan kumbang ( Display )
Letakkan kupu-kupu, belalang, dan kumbang yang sudah terentang pada figura
figura di kasih dengan beberapa butir kapur barus dan di lakban untuk mencegah adanya
jamur dan serangga lain yang dapat merusak kupu-kupu , belalang, dan kumbang
Kupu-kupu, bealang, dan kumbang yang telah dipajang harus dijauhkan dari sinar
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
No Gambar Keterangan
1.
Jenis awetan:Awetan kering
Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : serangga
Ordo : Lepidoptera
Family : Nymhalidea
Kupu-kupu harimau biru Genus : Tirumala
(tirumala limniace) Spesies : T. limniace
2.
Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Lepidotera
Family : Nymphalidae
Genus : Hypolimnas
Kupu-kupu Hitam corak Spesies : Hypolimnas Bolina
(hypomlimnas bolina)
3.
Kingdom : Animalia
x
Filum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Coleoptera
Family : Curculionidae
Genus : Rhynchophorus
Spesies : R. ferrugineus
Kumbang Sagu
(Rhynchophorus Ferrugineus)
4.
Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Orthroptera
Family : Acrididae
belalang Kayu Genus : Valanga
(valanga Nigricornis) Spesies : Valanga nigricornis
5.
Kingdom : Animilia
Filum : Arthropoda
Kelas : Serangga
Ordo : Orthoptera
Family : Tettigoniidae
Genus : Mecopoda
Belalang Kaki Panjang Spesies : Mecopoda nipponensis
(Mecopoda Nipponensis)
4.2 Pembahasan
agar lebih mudah diamati. Pengawetan serangga di lakukan dengan metode pengawetan kering.
Pada pratikum insectarium ini, praktikkan ini menggunakan formalin sebagai pengawet.
Adapun enam serangga yang didapatakan oleh pratikkan ini adalah kupu- kupu 2 ekor,
Kupu Kupu
xi
Dalam penangkapan kupu-kupu dilakukan dengan cara menggunakan jaring. Penangkapan
kupu-kupu di cari di;lakukan di samping rumah . Pada hari pertama di lakukan penyuntikan
sampai hari keempat kupu-kupu sudah mulai kering. Lokasi penangkapannya di samping rumah.
warna hitam, biru dan putih serta badan yang dilengkapi dengan dua pasang sayap. Badan itu
terdiri dari tiga bagian yaitu kepala, toraks (bagian tengah) dan abdomen. Tubuhnya dilapisi
bulu-bulu kecil sebagai sensor, dan sayapnya memiliki sisik, yang dapat berperan sebagai
memiliki warna hitam putih dan biru, namun pada family ini juga terdapat warna cokelat,
orange, dan kuning(Rahayuningsih et al., 2012). Family ini memiliki jenis yang beragam
dengan variasi dan warna sayap. Pada family ini terdapat fakta yang menarik bahwa
tungkai-tungkai depan pada kupu-kupu betina dan jantan sangat menyusut atau tereduksi
dan tidak ada cakar. Tungkai tengah dan belakangnya digunakan untuk berjalan. Kupu-
kupu jantan biasanya memiliki pasangan tungkai depan yang tertutup oleh kumpulan
sisik yang padat dan menyerupai sikat, sehingga dikenal dengan kupu berkaki sikat
(Lestari. Deby,2015).
Dapat ditemukan pada habitat hutan basah, taman, kebun, wilayah irigasi, dan
sungai. Kupu-kupu ini biasanya akan mengunjungi bunga tembelekan, putri malu dan
bunga sepatu untuk menghisap nectar sehingga dapat juga berperan sebagai agen
penyerbukan.
xii
Kumbang
penangkapan kumbang di cari di pohon enau yang sudah di tebang, ketika pohon enau sudah
mulai busuk di sana terdapat jenis kumbang enau yang berada di dalam nya. Pencarian kumbang
enau di lakukan dengan mengkerok isi pohon tersebut maka di temukanlah kumbang tersebut.
Lokasi penangkapannya di belakang rumah. Pada hari pertama di lakukan penyuntikan sampai
kedalam ordo Coleoptera adalah jenis kumbang yang tersebar luas, mengikuti penyebaran
meruncing kemuka dan kebelakang. kumbang Sagu nama ini diberikan karena hama ini banyak
menyerang tanaman sagu, dahulu hama ini banyak dijumpai di daerah kepulauan Sumatera,
Kalimantan, Maluku dan Papua karena daerah-daerah tersebut merupakan sentra tanaman sagu,
hama ini selain menyerang tanaman sagu juga menyerang pada tanaman golongan palmae tak
Tanda Serangan:
Bila menyerang tajuk, gerekan pada pucuk dapat mengakibatkan patah pucuk.
Jika larva mencapai titik tumbuh, tanaman tidak dapat menghasilkan daun baru.
Gerekan pada batang menyebabkan tanaman tidak sehat, dari liang gerekan keluar
Dari liang gerekan pada tanaman muda sering keluar lendir merah coklat.
Pengendalian:
xiii
Sanitasi: serangan kumbang sagu seringkali merupakan kelanjutan serangan O.
kebun dan memotong serta memusnahkan pohon kelapa yang sudah mati agar tidak
Belalang
Pada hari pertama di lakukan penyuntikan sampai hari keempat belalang sudah
mulai kering. pencarian belalang untuk kegiatan insectarium ini di dapatkan di pohon
rumah.
memiliki fase hidup telur, nimfa, dan dewasa (Metamorfosis tidak sempurna). Telur
biasanya diletakkan pada tanah sedalam 5-8 cm yang dibungkus dengan massa busa
yang mengeras. Umumnya telur menetas pada awal musim hujan (Oktober –
November) (Setiawan 2008: 4). Telur berbentuk silindris dengan ujung anterior
meruncing dan membulat pada ujung sisi lainnya (Kok 1971: 439).
bercak, tulang betis belakang berwarna kuning dan merah, alat tambahan antara lain dua
xiv
buah (sepasang) mata facet, sepasang antena, tarsis beruas tiga buah, fermur kaki depan
tidak ada pohon jati serangga ini akan berpindah ke tanaman yang ada di sekelilingnya
(Setiawan 2008: 4). Komoditas pertanian yang juga diserang antara lain seperti kopi,
kakao, kelapa, jagung, pisang, mangga, kapuk, kapas, tebu, singkong, dan lain-lain
2013:1).
dengan 1 (satu) liter air dan selanjutnya disemprotkan langsung pada tanaman yang
dilakukan pada sore hari dengan interval waktu 10 (sepuluh) hari. Penelitian tersebut
dilakukan pada bulan November 2007 atau pada saat musim hujan di Indonesia.
xv
Mecopodinae dicirikan oleh bentuknya yang seperti daun, tetapi terkadang
Mecopoda Nipponensis merupakan hama utama yang menyerang tanaman kelapa, pinang,
sagu, dll. Hama Mecopoda Nipponensis menyerang daun, bunga dan buah muda kelapa yang
secara langsung menurunkan produksi kelapa. Serangan berat dapat mengakibatkan kematian
Melakukan pengolahan tanah dengan membajak lahan, agar telur belalang terpapar sinar
2. Pengendalian hayati
Pengendalian hayati belalang dengan memanfaatkan predator alami (tawon, semut, burung,
katak, laba-laba, dll), yang efektif memangsa kantung telur belalang yang ada di dalam tanah.
bicolor, dll )
3. Pengendalian kimiawi
xvi
Pengendalian kimiawi dengan cara menggunakan insektisida berbahan aktif asepat, diazinon,
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Serangga disebut insecta atau dibaca “insekta” karena berasal dari bahasa latin insectum
yaitu sebuah kata serapan dari bahasa Yunani evrouv (entomon), terpotong menjadi beberapa
bagian. Serangga adalah salah satu kelas avertebrata didalam filum arthropoda yang memiliki
exoskeleton berkitin, tubuh yangt terbagi tiga bagian ( kepala, thorax, dan abdomen). Tiga
pasang kaki yang pangkal nya menyatu. Mata majemuk, dan sepasang antena.
Menurut Tjakrawidjaya (1999), koleksi spesimen yaitu pengawetan yang digunakan dalam
mempertahankan organ spesimen. Teknik koleksi dibedakan menjadi dua yaitu koleksi basah dan
koleksi kering. Koleksi kering dilakukan untuk hewan seperti kelas Mamalia, Amphibi dan
Aves, sedangkan koleksi basah digunakan untuk kelas Reptil dan Pisces.
Pengawetan kering dilkukan pada hewan yang memiliki kerangka luar keras dan tidak
mudah rusak akibat prises pengeringan. Pengeringan dilkukan dengan dijemur di bawah terik
warna hitam, biru dan putih serta badan yang dilengkapi dengan dua pasang sayap. Badan itu
xvii
terdiri dari tiga bagian yaitu kepala, toraks (bagian tengah) dan abdomen. Tubuhnya dilapisi
bulu-bulu kecil sebagai sensor, dan sayapnya memiliki sisik, yang dapat berperan sebagai
warna hitam putih dan biru, namun pada family ini juga terdapat warna cokelat, orange, dan
kedalam ordo Coleoptera adalah jenis kumbang yang tersebar luas, mengikuti penyebaran
Valanga nigricornis atau yang sering disebut sebagai Belalang Kayu merupakan serangga
dari ordo Orthoptera dan famili Acrididae. Mecopodinae dicirikan oleh bentuknya yang seperti
daun, tetapi terkadang disebut "tonggeret berkaki panjang". Ini adalah pengelompokan
paraphyletic yang merupakan bagian dari clade Phaneropteroid: saudara untuk Phaneropterinae
dan Pseudophyllinae.
5.2 Saran
Semoga untuk praktikum yang selanjutnya, bisa memberikan yang lebih baik lagidalam
mnengerjakan
DAFTAR PUSTAKA
xviii
https://butterflycircle.blogspot.com/2012/02/life-history-of-blue-glassy-tiger.html?m=1
https://ditjenbun.pertanian.go.id/ancaman-serangga-valanga-nigricornis-belalang-kayu-pada-
tanaman-perkebunan/
https://www.hextarfertilizerindonesia.com/3-cara-mudah-mengendalikan-hama-belalang/
https://inta.ditjenbun.pertanian.go.id/rhynchophorus-ferrugineus-kumbang-sagu/
LAMPIRAN
xix
Gambar 1.1 proses penyuntikan kupu-kupu harimau biru dan hitam corak
Gambar 1.2 proses penyuntikan Gmbar 1.3 proses p;enyuntikan belalang kayu dan belalang panjang
kumbang sagu
xx