Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN HASIL PENELITIAN

“HEWAN NOCTURNAL (BEKICOT)”

Disusun

Oleh kelompok 3

 Mahesa Pratama Siahaan (22400011)


 IvanHu.H. Sidabutar (22400009)
 Andre Togatorop (22400036)
 Leo Irianto Pasaribu (22400014)
 Karunia Halawa (22400010)
 Perlita Fa’omasi Daeli (22400008)
 Febertin Gulo (22400040)
 Rifaldo Manullang (22400042)
 Masnalin Purba (22400001)
 Hendra Ema Putra Nazara (22400034)
 Berkat Famamaha Zega (22400013)
 Ayu Handayani ( 22400003)

DOSEN PENGAMPUH : IR.U.PARDOSI.MP

PROGRAM STUDI PETERNAKAN

FAKULTAS PETERNAKAN

UNIVERSITAS HKBP NOMENSEN

2022/2023
KATA PENGANTAR

senantiasa kita ucapkan puji syukur kehadirat TYM yang sampai saat ini
masih memberi kita nikmat iman dan kesehaatan, sehingga penulis diberi
kesempatan untuk menyelesaikan tugas penulisan laporan ini tentang “BEKICOT,
MANFAAT LENDIRNYA, DAN PERGERAKANNYA”. Adapun penulisan
laporan ini adalah sebagai pemenuhan tugas mata kuliah biologi umum.

Kelompok 3 sampaikan rasa terima kasih yang sebanyak-banyaknya kepada


setiap pihak yang sudah mendukung penulis selama berlangsungnya pembuatan
laporan ini. Kelompok 3 sekaligus juga berharap semoga laporan ini bisa
bermanfaat bagi setiap pembaca.

Disertai keseluruhan rasa rendah hati, kritik dan saran yang membangun
amat penulis nantikan dari kalangan pembaca agar nantinya meningkatkan dan
merevisi kembali pembuatan laporan di tugas lainnya dan di waktu berikutnya.

Medan, November 2022

Penulis

Kelom
pok 3

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................i
DAFTAR ISI.....................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................1
1.1 Latar belakang........................................................................................................1
1.2 Rumusan masalah...................................................................................................1
1.3 Tujuan....................................................................................................................1
1.4 Manfaat..................................................................................................................1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA......................................................................................2
2.1 Klasifikasi bekicot..................................................................................................2
2.2 Struktur tubuh bekicot............................................................................................4
2.3 Cangkang Bekicot...................................................................................................4
2.4 Kepala Bekicot........................................................................................................4
2.5 Kaki Bekicot...........................................................................................................5
2.6 Alat pencernaan Bekicot.........................................................................................5
2.7 Alat Reproduksi Bekicot.........................................................................................5
2.8 Kandungan lendir bekicot........................................................................................6
2.9 Manfaat lendir bekicot.............................................................................................7
1 Sebagai penyembuh luka....................................................................................7
2. Untuk kecantikan................................................................................................7
3 Untuk memgobati jerawat..................................................................................8
BAB III METODE PENELITIAN..................................................................................9
3.1 PRATIKUM...........................................................................................................9
3.2 PEMBAHASAN KERJA.......................................................................................9
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN........................................................................10
4.1. HASIL PRATIKUM............................................................................................10
1. Pergerakan keong dari pukul 22.00 - 24.00......................................................10
2. Pergerakan keong dari pukul 24.00 – 02.00.....................................................10
3. Pergerakan keong dari Pukul 02.00 – 04.00.....................................................11
4. Pergerakan keong dari Pukul 04.00 – 06.00.....................................................11
BAB V PENUTUP..........................................................................................................12
5.1 SIMPULAN.........................................................................................................12
5.2 SARAN................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................13

ii
LAMPIRAN..................................................................................................................14

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Bekicot merupakan salah satu hewan dengan kelimpahan spesies yang
cukup besar. Hewan ini merupakan salah satu siput darat yang memiliki
cangkang. Bekicot juga termasuk pada fillum mollusca kelas gastropoda. Di
indonesia bekicot sangt mudah ditemukan apalagi di daerah yang lembab.
Bekicot juga umumnya merupakan hewan tropis yang marak bermunculan
saat musim hujan tiba. Disamping bentuk tubuhnya yang lunak, bekicot
ternyata memiliki banyak manfaat, salah satunya pada lendir bekicot. Lendir
bekicot banyak memiliki fungsi diantaranya dapat menyembuhkan luka atau
goresan,gingivitis, perawatan kulit.

1.2 Rumusan masalah


1. Apa klasifikasi bekicot?
2. Bagaimanakah struktur tubuh bekicot?
3. Kandungan apa sajakah yang ada dalam bekicot?
4. Apa saja kegunaan lendir bekicot?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui klasifikasi bekicot
2. Mengetahui struktur tubuh bekicot
3. Mengetahui kandungan zat dalam lendir bekicot
4. Mengetahui kegunaan lendir bekicot
5. Mengetahui pergerakan bekicot waktu malam hari

1.4 Manfaat
1. Untuk menjelaskan klasifikasi bekicot
2. Untuk menjelaskan struktur tubuh bekicot
3. Untuk menjelaskan kandungan zat dalam lendir bekicot
4. Untuk menjelaskan kegunaan lendir bekicot khususnya bagi manusia

1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Klasifikasi bekicot


Bekicot adalah salah satu hewan invertebrata yang banyak ditemukan di
kehidupan sehari hari. Bekicot juga merupakan salahsatu jenis hewan
Mollusca (dalam bahasa latin, molluscus = lunak) yaitu merupakan hewan
yang bertubuh lunak. Tubuhnya lunak dilindungi oleh cangkang, meskipun
ada juga yang tidak bercangkang. Hewan ini tergolong triploblastik selomata.
Ukuran dan bentuk mollusca sangat bervariasi. Misalnya siput yang
panjangnya hanya beberapa milimeter dengan bentuk bulat telur. Namun ada
yang dengan bentuk torpedo bersayap yang panjangnya lebih dari 18 m
seperti cum-cumi raksasa. Mollusca hidup secara heterotrof dengan memakan
ganggang, udang, ikan ataupun sisa-sisa organisme. Habitatnya di air tawar,
di laut dan didarat. Beberapa juga ada yang hidup sebagai parasit

Mollusca merupaka filum terbesar dari kingdom animalia. Mollusca


dibedakan menurut tipe kaki, posisi kaki, dan tipe cangkang, yaitu
gastropoda, pelecypoda, dan cephalopoda. Yang pertama yaitu gastropoda,
gastropoda adalah kelompok hewan yang menggunakan perut sebagai alat
gerak atau kakinya. Misalnya siput air (Lymnaea sp), remis (Curbicula
javanica), dan bekicot (Achatia fulica). Hewan ini memiliki ciri-ciri khas
berkaki lebar dan pipih pada bagian ventrel tubuhnya. Gastropoda bergerak
dengan lambat menggunakan kakinya. Gastropoda dapat terdiri dari sepasang
tentakel yang panjang dan sepasang tentakel pendek. Pada ujung tentakel
yang terdapat mata yang berfungsi untuk mengetahui gelap dan terang.
Sedangkan pada tentakel pendek berfungsi sebagai alat peraba dan pembau.
Gastropoda akuatik bernafas dengan ingsang sdangkan gastropoda dapat
bernafas menggunakan rongga mantel (Mukayat, 1989).

Apabila diruntut secara taksonomi maka Achatina fulica diklasifikasikan


sebagai berikut (Hegneret,al.,1968):

2
 Kerajaan (Kingdom) : Animalia
 Filum (Phylum): Mollusca
 Kelas: Gastropoda
 Bangsa (Ordo): Pulmonata
 Suku (Familia): Achatinidae
 Marga (Genus): Achatina
 Subgenus: Lissachatina
 Jenis (Spesies):Achatina fulic
Bekicot sering ditemukan pada tanaman baik tanaman pertanian, tanaman
pekarangan maupun rumput, disamping itu juga sering ditemukan dalam
bahan-bahan busuk diantaranya pada timbunan sampah. Menurut Handojo
(1989), bekicot menyukai tempat yang berhawa dingin atau daerah yang
lembab, tetapi tidak becek atau berair sebagai habitatnya. Makin rendah
temperaturmaka makin baik bagi kehidupan bekicot.Bekicot juga tidak
menyukai tempat yang terang atau tempat-tempat yang kena sinar matahari
secara langsung, aktif mencari makan pada malam hari sedangkan siang hari
lebih banyak istirahat.Bekicot mulai bertelur sekitar berumur 5 –6
bulan.Jumlah telur yang dihasilkan seekor bekicot setiap bertelur sekitar 100
–300 butir, dengan tiga sampai empat kali bertelur dalam satu
tahun(Santoso,1989). Proses penetasan tidak dierami tetapi menetas secara
alamiah setelah 7 –9 hari keluar dari tubuh induknya dan berkembang
menjadi bekicot muda. Pada musim penghujan daya tetas telur bekicot sangat
tinggi bisa mencapai 90%, sedangkan pada musim kemarau hanya sekitar 60–
70%.

3
2.2 Struktur tubuh bekicot

2.3 Cangkang Bekicot


Bekicot bercangkang besar, padat berbentuk piramid (seperti
kerucut) dengan spira (lilitan seperti sekrup) dan dasar cangkang yang
membulat. Cangkang bekicot yang telah dewasa mempunyai panjang
sekitar 10 cm sampai 12 cm, lebar 4-5 cm, dan berat 100-120 gr. Lingkar
cangkang mempunyai arah putaran ke kanan.
Fungsi cangkang selain sebagai rumah juga untuk mempertahankan
diri dari musuh dan untuk memperkecil penguapan tubuhnya. Sebagian
besar penyusun cangkang adalah zat kapur sehingga cangkang tersebut
sangat keras. Komposisi cangkang bekicot adalah protein 28 %, serat
kasar 1 %, kalsium 25 %, fosfor 0,14 %.
2.4 Kepala Bekicot
Terdapat di bagian depan tubuh dan dapat dilihat dengan jelas. Ada
sebuah mulut yang dilengkapi dengan gigi parut (radula). Bekicot
mempunyai dua buah tentakel sebagai alat peraba (perasa yang mudah
ditarik ke dalam bila menyentuh sesuatu benda dan mudah digerakkan
dari sisi ke sisi sambil mengubah panjangnya. Tentakel ini berguna untuk
merasakan perubahan suhu tubuhnya, sebagai petunjuk jalan, dan sebagai
petunjuk adanya makanan. Dua tanduk yang lain mempunyai dua buah
bintik hitam yang berfungsi sebagai mata untuk membedakan keadaan
gelap dan terang. Di sisi kanan badan, tepat di belakang kepala terdapat

4
lubang kelamin (porus genital). Separuh bagian atas lubang berlaku
sebagai vagina sedangkan separuhnya lagi adalah tempat penis keluar.
2.5 Kaki Bekicot
Bekicot bergerak menggunakan kaki yang melebar yang terdapat di
bawah badan. Gerakan ini berupa kontraksi berurutan yang dilakukan
oleh otot tubuh. Pada bagian bawah kaki terdapat kelenjar yang dapat
mengeluarkan lendir pada saat berjalan. Berkat lendir tersebut bekicot
dapat berjalan di atas pisau cukur yang tajam tanpa menderita luka pada
tubuhnya. Namun lendir tersebut menjadi bumerang baginya karena di
sepanjang tempat yang ia lewati akan terlihat bekas lendir yang
mengering berwarna putih mengkilat yang bisa menjadi pertanda bagi
musuhnya. Pada tanah yang basah dan lembap lendir tidak akan keluar.
2.6 Alat pencernaan Bekicot
Alat pencernaan meliputi mulut dengan bibir lebar yang diikuti oleh
faring yang berotot. Rahangnya bertanduk di bagian atas dan pada rongga
mulut di belakang rahang terdapat gigi parut (radula) yang berbentuk pita
melebar dengan 120 baris gigi. Gigi-gigi tersebut tampak menonjol
keluar saat bekicot hendak makan. Gerakan gigi ini melintang
(transvalis) sehingga menyebabkan gigi selalu siap untuk mengunyah.
Melalui kerongkongan makanan yang telah siap dikunyah masuk ke
tembolok untuk disimpan sementara. Selanjutnya makanan mengalami
proses pencernaan di lambung. Selesai dicerna makanan masuk ke usus.
Di sini terjadi proses penyerapan. Sedangkan sisa-sisa makanan yang
tidak tercerna dikeluarkan melalui dubur.
2.7 Alat Reproduksi Bekicot
Seperti keong berparu-paru pada umumnya, bekicot juga merupakan
hewan hermafrodit. Setiap individu mempunyai alat kelamin jantan dan
betina yang disebut ovotestis. Warnanya putih atau kekuning-kuningan
dan menghasilkan telur atau sperma. Ovotestis ini menempel di samping
jaringan hati.

5
Spermaviduct bercabang menjadi dua saluran yang hampir sama.
Bagian pertama adalah vas deferens yang berlubang sempit dan tidak rata
untuk membawa sperma ke penis. Bagian kedua adalah saluran kelamin
betina yang ujungnya berakhir pada vagina. Kandung sperma
(spermateca) juga berfungsi untuk memberi makan pada sperma dengan
cara pergantian kulit ari dindingnya. Lanjutan dari vas deferens adalah
penis yang diselubungi oleh sarung penis. Penis bekicot mempunyai
panjang 2,5-4 cm yang bersama-sama vagina berakhir pada serambi
genetalis dan berakhirnya berupa suatu lubang alat kelamin yang terletak
di sebelah kanan bagian belakang tentakel. Bibir lubang ini berwarna
putih kekuning-kuningan.

2.8 Kandungan lendir bekicot


Bekicot atau Giant African Land Snail merupakan kelompok gastropoda
yang diketahui memiliki banyak manfaat bagi kesehatan dan kecantikan.
Lendir yang diperoleh dari bekicot (Achatina fulica) memiliki konsistensi
berupa cairan kental berwarna kekuningan dengan PH 7. Pada lendir
bekicot diketahui terkandung senyawa asam hialuronat, enzim glikoprotein,
proteoglycan dan glycosaminoglycan. Glycosaminoglycan merupakan
sejenis karbohidrat yang berperan penting dalam menjaga dan memelihara
jaringan penghubung antar sel. Glycosaminoglycan juga termasuk
komponen senyawa yang turut menjaga kelembaban dan elastisitas kulit .
Lendir bekicot memberikan reaksi positif terhadap pengujian kandungan
protein yang berperan regenerasi sel dan pertumbuhan, diantaranya adalah
asam amino dan enzim. Protein dapat berfungsi dan berperan dalam
pertumbuhan, pertahanan, fungsi tubuh dan sebagai fungsi protektif yaitu
pengganti jaringan dan selsel yang rusak. Berdasarkan dari fungsi protein ini
diperkirakan kandungan protein hewani pada lendir bekicot mempunyai nilai
biologis yang tinggi, yaitu dalam penyembuhan dan penghambatan proses
inflamasi.

6
2.9 Manfaat lendir bekicot
1. Sebagai penyembuh luka
Penyembuhan luka merupakan proses normalisasi integritas kulit dan
jaringan dibawahnya melalui berbagai tahap peradangan akut.
Penyembuhan erat kaitannya dengan peradangan. Peradangan merupakan
proses yang sangat awal dari penyembuhan luka. Sebelum
terjadipenyembuhan, produk dari inflamasi seperti eksudat dan sel mati
telah bergerak dari wilayah tersebutdisertai dengan meleburnya jaringan
mati. Peristiwa ini terjadi karena enzim autolitik dari jaringan mati itu
sendiri (autolisis) dan juga karena enzim yang dikirim dari leukosit
peradangan (heterolisis). Perbaikan dengan regenerasi ditunjukkan
dengan tergantinya sel dan jaringan yang rusak dengan yang baru.
Perbaikan dengan jaringan ikat terjadi melalui empat tahap yaitu migrasi
dan proliferasi fibroblast, dekomposisi ekstraseluler matriks,
pembentukan pembuluh darah baru (angiogenesis), dan pematangan
jaringan parut.Penyembuhan luka terdiri atas fase peradangan,fase
fibroblastik, dan fase pematangan serta fase retraksi jaringan.
Penyembuhan dengan lendir bekicot bisa menjadi salah satu alternatif
karena mudah dalam penggunaan, daya sebarnya pada kulit baik, tidak
menyumbat pori-pori kulit, juga memiliki efek antibakteri. Lendir
bekicot memberikan reaksi positif terhadap pengujian kandungan protein
yang berperan regenerasi sel dan pertumbuhan, diantaranya adalah asam
amino dan enzim. Protein dapat berfungsi dan berperan dalam
pertumbuhan, pertahanan, fungsi tubuh dan sebagai fungsi protektif yaitu
pengganti jaringan dan selsel yang rusak. Berdasarkan dari fungsi protein
ini diperkirakan kandungan protein hewani pada lendir bekicot
mempunyai nilai biologis yang tinggi, yaitu dalam penyembuhan dan
penghambatan proses inflamasi.
2. Untuk kecantikan
Lendir bekicot (Achatinidae) bening keruh ini mengandung beberapa
senyawa diantaranya adalah allantoin yang berfungsi sebagai pelembab.
Selain itu, terdapat pula senyawa Glycosaminoglycan (GAG), yang

7
merupakan komponen penyusun hyalorunat sejenis karbohidrat yang
memegang peran penting dalam menjaga jaringan penghubung antar sel
sehingga kulit selalu tampak lebih kencang. Berdasarkan banyaknya jenis
kosmetika dengan berbagai masalah kulit yang melatarbelakanginya,
maka penelitian ini bertujuan untuk memformulasi masker gel peel -
offyang berbahan dasar lendir bekicot (Achatinidae) dan memenuhi
persyaratan serta mengetahui pengaruh variasi konsentrasi bahan
pembentuk gel terhadap kestabilan formulasi sediaan yang akan dibuat.
Manfaat dari hasil penelitian ini diharapkan akan memberi informasi
ilmiah dalam pemanfaatan lendir bekicot (Achatinidae) sebagai bahan
dasar alami untuk pembuatan kosmetik yang berasal dari hewan, dengan
ketersediaan bahan baku yang cukup melimpah sehingga diperoleh biaya
produksi yang lebih murah.
3. Untuk mengatasi jerawat
Jerawat adalah suatu kondisi kulit yang tidak normal dimana terjadi
infeksi dan radang pada kelenjar minyak pada kulit manusia. Jerawat
dapat disebabkan oleh bakteri Propionibacterium acnes dan
Staphylococcus epidermidis.Sekresi kelenjar keringat dan kelenjar
sebasea yang menghasilkan air, asam amino, urea, garam dan asam
lemak merupakan sumber nutrisi bagi bakteri. Kondisi ini dapat
menyebabkan inflamasi. Asam lemak dan minyak kulit tersumbat dan
mengeras. Jika jerawat disentuh maka inflamasi akan meluas sehingga
padatan antimikroba dan minyak kulit yang mengeras akan membesar.

8
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 PRATIKUM
Dalam hal hal ini kami melakukan pratikum dengan melakukan tahap
awal. Dalam pengopersian harus dilakukan secara teratur dan harus memiliki
kesabarn dalam melakukan untuk mencapai hasil yg bagus, karna Bekicot ini
merupakan hewan yang sangat lambat dalam pergerakan,jadi kita harus
menunggu untuk melihat pergerakan hingga berjam jam.
langkah langkah yang dilakukan yaitu:
 Langkah pertama kami Menyiapkan bahannya seperti bambu dan
mencari tempat untuk melakukan identifikasi terhadap pergerakan
bekicot dari jam 22.00 – 06.00.
 Langkah kedua membuat patok sebagai awal pergerakannya bekicot
 Langkah ketiga meletakkan bekicot di patok awal

3.2 PEMBAHASAN KERJA


Pada jam 22.00 – 00.00 pergerakan bekicot masih lambat
Pada jam 00.00 – 02.00 pergerakan bekicot agak cepat
Pada jam 02.00 – 04.00 pergerakan bekicot semakin cepat
Pada jam 04.00 – 06.00 pergerakan bekicot Kembali melambat

9
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. HASIL PRATIKUM


Kami kelompok 3 telah melakukan identifikasi tentang pergerakan bekicot
dari jam 22.00 WIB – jam 06.00 WIB. Berikut adalah hasil identifikasi kami
tentang pergerakan bekicot pada malam hari :

1. Pergerakan keong dari pukul 22.00 - 24.00


 Keong 27 : 94 cm
 Keong 24 : 172 cm
 Keong 22 : 202 cm
 Keong 23 : 435 cm
 Keong 26 : 233 cm
 Keong 25 : 7 cm
 Keong 29 : 30 cm
 Keong 21 :37 cm
 Keong 30 : 66 cm
 Keong 28 : 79 cm

Dari hasil identifikasi kami tentang pergerakan keong dari pukul 22.00 -
24.00,keong yang paling cepat pergerakannya adalah keong nomor 23.

2. Pergerakan keong dari pukul 24.00 – 02.00


 Keong 21 : 110 cm
 Keong 22 : 79 cm
 Keong 23 : 360 cm
 Keong 24 : 28 cm
 Keong 25 : 52 cm
 Keong 26 : 97 cm
 Keong 27 : 100 cm

10
 Keong 28 : 102 cm
 Keong 29 : 70 cm
 Keong 30 : 100 cm

Dari hasil identifikasi kami pergerakan keong dari pukul 24.00 – 02.00,
keong yang paling cepat pergerakannya adalah keong nomor 23.

3. Pergerakan keong dari Pukul 02.00 – 04.00


 Keong 21 : 253 cm
 Keong 22 : 333 cm
 Keong 23 : 390 cm
 Keong 24 : 155 cm
 Keong 25 : 173 cm
 Keong 26 : 166 cm
 Keong 27 : 231 cm
 Keong 28 : 294 cm
 Keong 29 : 88 cm
 Keong 30 : 28 cm

4. Pergerakan keong dari Pukul 04.00 – 06.00


 Keong 21 : 255 cm
 Keong 22 : 348 cm
 Keong 23 : 324 cm
 Keong 24 : 78 cm
 Keong 25 : 216 cm
 Keong 26 : tidak bergerak
 Keong 27 :158 cm
 Keong 28 : 400 cm
 Keong 29 : tidak bergerak
 Keong 30 : 188 cm

11
Dari hasil identifikasi kami pergerakan keong pada pukul 02.00 – 04.00
keong yang paling cepat pergerakannya adalah keong nomor 23.
Dari hasil identifikasi kami pergerakan keong pada pukul 04.00 – 06.00,
keong yang paling cepat pergerakannya adalah keong nomor 28.
Jadi kesimpulan yang kami dapat dari pergerakan bekicot adalah semakin
malam hari semakin cepat pergerakan bekicot( keong).

12
13
BAB V
PENUTUP
5.1 SIMPULAN
Bekicot adalah salahsatu hewan invertebrata dari phylum mollusca dan
kelas gastropoda, yang banyak memiliki manfaat bagi manusia. Meskipun
terlihat menjijikan, tapi manfaatnya amat sangat dibutuhkan. Beberapa
diantara manfaat dari bekicot adalah lendirnya yang dapat dimanfaatkan
untuk pemulih luka, juga dapat digunakan untuk kecantikan dan sebagai obat
jerawat.

5.2 SARAN
Penulis berharap dengan adanya makalah ini, pemanfaatan lendir
bekicot akan lebih termaksimalkan lagi sehingga akan lebih banyak manfaat
yang akan didapat, namun hal itu dilakukan juga dengan memperhatikan
kelestarian ekosistem. Sehingga pemanfaatkan secara optimum dan
kelestarian keanekaragaman hayati bisa tercapai dua duanya.

14
DAFTAR PUSTAKA

Abd. U.R, Salikunna. 2015. PENGARUH LENDIR BEKICOT (Achatina fulica)


TERHADAP WAKTU PENUTUPAN LUKA SAYAT (Vulnus scissum) PADA
MENCIT (Musmusculus). MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran. 2(1)

Fibroblas pada Penyembuhan Luka Sayat. Fakultas Kedokteran Universitas Islam


Sultan Agung (Unissula) Semarang.4 (2)

Harti S, dkk.2015. Biopreparasi Lendir Bekicot (Achatina fulica) Menggunakan


Membran Kitosan sebagai Kasa Pembalut untuk Penyembuhan Luka. Seminar
Nasional XII Pendidikan Biologi FKIP UNS 2015 . SP-019-7

Jasin, Maskoeri. 1992. Zoologi Invertebrata. Surabaya: Sinar Wijaya

Mihrun, nisa,dkk. FORMULASI PATCHKOSMETIK LENDIR


BEKICOT(Achatina fulica) DENGAN POLIMER KITOSAN DAN BERBAGAI
VARIASI AMILUM. Jurnal Ilmiah Manuntung.2 (2). 2443-115X

Mukayat Djarubito Brotowidjojo. 1982. Zoologi Dasar. Jakarta: Erlangga.

Perez, P.W, dkk. 2012. Pengaruh Lendir Bekicot (Achatina fulica) terhadap
Jumlah Sel

15
LAMPIRAN

16

Anda mungkin juga menyukai