Anda di halaman 1dari 15

Asdos : Cahaya Lumban Gaol

Riszky Maikel Pernando Gultom

LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI PERAIRAN

Dosen Pengampu: Fiki Harjuni, S.Pi., M.Si

Disusun Oleh:

Mhd Arif Maulana Panggabean

23020009

SEKOLAH TINGGI PERIKANAN DAN KELAUTAN MATAULI

PANDAN TAPANULI TENGAH

2024
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kepada Allah Tuhan Yang Maha Esa yang
telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan
tugas yang berjudul “Laporan Praktikum Ekologi Perairan Pengenalan Sel
Hewan” ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan laporan ini adalah untuk memenuhi tugas
pada mata kuliah Ekologi Perairan. Selain itu, laporan ini bertujuan untuk
menambah wawasan tentang sel hewan lebih mendalam bagi para pembaca dan
penulis.
Terlebih dahulu kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Fiki
Harjuni, S.Pi., M.Si selaku dosen Biologi Umum yang telah mengajarkan
pembelajaran tentang sel hewan kepada saya sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada para asisten dosen yang telah
membantu dan membimbing saya selama praktik di laboratorium dan terima kasih
kepada semua pihak yang tidak dapat disebutkan semua, terima kasih atas
bantuannya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas ini.
Kemudian, saya menyadari bahwa tugas yang kami tulis ini masih jauh
dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun saya
butuhkan demi kesempurnaan laporan ini.

Pandan, 10 Maret 2024

Penulis
DAFTAR ISI

Isi Halaman
KATA PENGANTAR............................................................................. i
DAFTAR ISI............................................................................................ ii
DAFTAR GAMBAR............................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................ 1
1.1 Latar belakang............................................................................... 1
1.2 Rumusan masalah.......................................................................... 3
1.3 Tujuan............................................................................................ 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................. 4
2.1 Ikan lele (Clarias batrachus)......................................................... 4
BAB III METODOLOGI PRAKTIKUM............................................. 7
3.1 Bahan............................................................................................. 7
3.2 Alat................................................................................................ 7
3.3 Prosedur praktikum........................................................................ 7
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN................................................. 8
4.1 Hasil............................................................................................... 8
4.2 Pembahasan................................................................................... 8
BAB V PENUTUP................................................................................... 9
5.1 Kesimpulan.................................................................................... 9
5.2 Saran.............................................................................................. 9
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................. 10
DAFTAR GAMBAR

Isi Halaman
Gambar 1 Clarias batrachus............................................................. 3
Gambar 2 Sel darah ikan ................................................................. 8
I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sel merupakan unit terkecil dari makhluk hidup yang menunjukkan semua
sifat yang dihubungkan dengan kehidupan. Sel dibedakan menjadi sel prokariotik,
yaitu sel yang tidak memiliki membran inti dan sel eukariotik yang memiliki
membran inti. Sel mampu melakukan semua aktivitas kehidupan. Selain itu,
sebagian besar aktivitas reaksi kimia untuk mempertahankan kehidupan yang
berlangsung di dalam sel (Solomon,1993).
Semua fungsi kehidupan diatur dan berlangsung di dalam sel. Karena
itulah, sel dapat berfungsi secara autonom asalkan seluruh kebutuhan hidupnya
terpenuhi. Makhluk hidup (organisme) tersusun dari satu sel tunggal (uniselular,
misalnya bakteri, archaea, serta sejumlah fungi dan protozoa) atau dari banyak sel
(multiselular) (Fried, 2009).
Pada organisme multiselular terjadi pembagian tugas terhadap sel-sel
penyusunnya, yang menjadi dasar bagi hirarki hidup. Sel adalah kesatuan
struktural dan fungsional makhluk hidup, yang mengandung pengertian sebagai
penyusun makhluk hidup dan melaksanakan semua fungsi kehidupan.
Berdasarkan jumlah sel penyusun pada makhluk hidup dapat digolongkan menjadi

makhluk hidup uniseluler dan multiseluler. Makhluk hidup uniseluler adalah

makhluk hidup yang hanya memilki sebuah sel tunggal, Sedangkan multiseluler
adalah makhluk hidup atau organisme yang memiliki lebih dari satu sel
(Marufah, 2010).
Makhluk hidup umumnya tersusun oleh sel tunggal atau organisme
uniseluler misalnya bakteri dan amoeba. Sementara itu, makhluk hidup lainnya
termasuk tumbuhan, hewan dan manusia merupakan organisme multiseluler yang

terdiri dari banyak tipe sel dengan fungsinya masing-masing. Dari

penemuan tentang sel dan segala aktivitasnya, lahirlah teori sel, bahwa sel
merupakan kesatuan struktural, kesatuan fungsional, kesatuan pertumbuhan,
2

kesatuan hereditas, dan kesatuan reproduksi makhluk hidup. Secara struktural


sel merupakan penyusun makhluk hidup bagian dari sel meliputi membran
plasma, nukleus, dan sitoplasma. Membran plasma tersusun dari lipoprotein, yaitu
adanya ikatan antara lemak dan protein (Karp, 2007).
Struktur sel eukariot berbeda dengan prokariot. Ukuran sel eukariot
lebih besar dan memiliki struktur yang lebih kompleks daripada prokariot. Sel
prokariot dan eukariot memiliki perbedaan utama yaitu keberadaan membran inti
sel. Inti sel pada prokariot tidak diselubungi oleh membran inti, inti selnya
terkumpul di tengah sel (Stone, 1997).
Sel terbagi menjadi dua kelompok utama, yaitu sel prokariotik dan
sel eukariotik. Kedua jenis sel tersebut sama-sama mempunyai perintang selektif
atau membran plasma dan sitoplasma. Membran plasma ini menyelebungi
sitosol, tempat organel sel berada. Semua sel mengandung kromosom yang
membawa gen dalam bentuk DNA dan ribosom yang membuat protein dengan
instruksi dari gen. DNA pada sel eukariotik terdapat pada nukleus yang
diselubungi membran ganda. Sedangkan pada prokariot, DNA tidak terselebungi
oleh membran yang disebut nukleoid. Organel-organel pada sel eukariot
terspesialisasi, sedangkan pada sel prokariot tidak. Struktur sel dibagi menjadi
struktuk sel prokariotik dan eukariotik (Thorpe, 1984).
Istilah prokariotik berasal dari kata yunani pro dan karyon. Pro
artinya sebelum dan karyon, artinya inti. Jadi sel prokariotik berarti
“sebelum inti”. Bagian dalam sel prokariot disebut sitoplasma. Sel prokariotik
tidak memiliki nukleus sejati karena bahan intinya masih tersebar di dalam
sitpolasma dan belum di selubungi oleh membran inti. Materi genetiknya
(DNA) terkonsentrasi pada suatu daerah yang disebut nukleotid, tetapi tidak ada
membran yang memisahkan daerah ini dan bagian sel lainnya (Campbell, 2008).
Sel eukariotik termasuk golongan yang memiliki struktur lebih maju yaitu
sama dengan sel tumbuhan dan sel hewan. Eukariotik sebagai kelompok
organisme yang sel-selnya mengandung nukleus dan dikelilingi oleh membran
nukleus (Stone,1997).
3

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang terdapat dalam laporan praktikum ini


adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana bentuk, struktur dan ukuran sel hewan?
2. Apa saja bagian-bagian dari sel hewan?
3. Apa yang membedakan antara sel tumbuhan dan sel hewan?
1.3 Tujuan
Tujuan dari pelaksanaan praktikum tersebut, yaitu sebagai berikut:
1. Mampu memahami berbagai bentuk, struktur dan ukuran sel hewan
2. Mampu menjelaskan tentang bagian-bagian sel hewan
3. Mampu menyebutkan perbedaan antara sel tumbuhan dan sel hewan
4
II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Ikan Lele (Clarias Batrachus)

Ikan Lele adalah salah satu jenis ikan air tawar yang termasuk ke dalam
ordo Siluriformes dan digolongkan ke dalam ikan bertulang sejati. Jenis ikan lele
lokal (Clarias Batrachus) juga dalam tingkatan produktifitasnya sangat tinggi yang
sudah dibudidayakan secara luas di negara Indonesia ini. Teknologi yang
digunakan juga sudah pada tingkatan cukup tinggi.
Klasifikasi ikan lele berdasarkan Saanin (1984) dalam Hilwa (2004) yaitu
sebagai berikut:
Filum: Chordata
Kelas: Pisces
Subkelas: Teleostei
Ordo: Ostarophysi
Subordo: Siluroidae
Famili: Clariida Genus: Clarias
Species: Clarias batrachus

Gambar 1 Clarias batrachus

Secara anatomi ikan lele memiliki alat pernafasan tambahan (arborescent


organ) yang terletak di bagian dapan rongga insang, yang memungkinkan ikan
untuk mengambil oksigen langsung dari udara. Alat pernapasan ini berwarna
kemerahan dan berbentuk seperti tajuk pohon rimbun yang penuh kapiler-kapiler
darah. Oleh karena itu, ikan lele dapat hidup dalam kondisi perairan yang
mengandung sedikit kadar oksigen (Suyanto, 2000).
Sebagai alat bantu renang, lele memiliki tiga buah sirip tunggal yaitu sirip
punggung, sirip ekor, sirip dubur. Lele juga memiliki sirip berpasangan yaitu sirip
6

dada dan sirip perut. Sirip dada dilengkapi dengan sirip yang keras dan runcing
yang disebut dengan patil. Patil ini berguna sebagai senjata dan alat bantu untuk
bergerak (Khairuman dan Amri, 2002 dan Fitriah, 2004).
Menurut dari Puspowardoyo dan Djarijah, 2002 mengatakan bahwa ikan
lele lokal (Clarias Batrachus) ini memiliki morfologi yang sangat mirip dengan
ikan lele dumbo (Clarias gariepinus). Bentuk tubuh yang memanjang, bulat,
kepala yang agak melebar, tidak memiliki sisik, memiliki kulit yang licin,serta
warna kulit terdapat bercak-bercak berwarna keputihan hingga kecoklatan abu-
abu. Tengah badannya mempunyai potongan membulat, dengan kepala pipih
kebawah (depressed), sedangkan bagian belakang tubuhnya berbentuk pipih
kesamping (compressed), jadi lele ditemukan tiga bentuk potongan melintang
( pipih kebawah, bulat dan pipih kesamping).
Kepala bagian atas dan bawah tertutup oleh pelat tulang. Pelat ini
membentuk ruangan rongga diatas insang. Disinilah terdapat alat pernapasan
tambahan yang tergabung dengan busur insang kedua dan keempat. Mulut berada
diujung moncong (terminal), dengan dihiasi 4 pasang sungut. Lubang hidung yang
depan merupakan tabung pendek berada dibelakang bibir atas, lubang hidung
sebelah belakang merupakan celah yang kurang lebih bundar berada di belakang
sungut nasal. Mata berbentuk kecil dengan tepi orbitalyang bebas.
Sirip ekor membulat, tidak bergabung dengan sirip punggung maupun
sirip anal. Sirip perut berbentuk membulat dan panjangnya mencapai sirip anal.
Sirip dada dilengkapi sepasang duri tajam/patil yang memiliki panjang maksimum
mencapai 400 mm. Patil ini beracun terutama pada ikan ikan remaja, sedangkan
pada ikan yang tua sudah agak berkurang racunnya.
Ikan ini memiliki kulit berlendir dan tidak bersisik, mempunyai pigmen
hitam yang berubah menjadi pucat bila terkena cahaya matahari, dua daun lubang
penciuman yang terletak dibelakang bibir atas, sirip punggung dan dubur
memanjang sampai ke pangkal ekor namun tidak menyatu dengan sirip ekor,
panjang maksimum mencapai 400 mm.
Berbeda dengan sel tumbuhan, sel hewan tidak memiliki dinding sel, tidak
memiliki plastid, vakuola yang berukuran lebih kecil. Beberapa organel sel yang
7

hanya ditemukan pada sel hewan yaitu lisosom (organel pencerna) dan sentriol
(organel yang berperan dalam pembelahan sel).
Sel hewan memiliki kemampuan untuk berubah karena tidak memiliki
dinding sel yang kaku. Bentuk sel hewan lebih dipengaruhi oleh sitoskeleton,
yaitu jaringan protein yang memberikan dukungan. Sementara itu, tumbuhan
cenderung memiliki bentuk sel yang kaku dan jarang berubah bentuk. Hal ini
disebabkan oleh kehadiran dinding sel yang memberikan kekuatan structural dan
perlindungan tambahan.
Lisosom adalah organel yang terdapat dalam sel hewan yang berperan
dalam pencernaan intraseluler. Lisosom mengandung enzim hidrolitik yang
membantu dalam pemecahan bahan makanan dan limbah sel. Namun, lisosom
jarang ditemukan dalam sel tumbuhan atau bahkan tidak ada sama sekali.
Sentrosom atau sentriol adalah struktur yang ditemukan dalam sel hewan.
Berperan sebagai pembelahan sel. Sentrosom berperan dalam pembentukan
benang-benang pembelahan yang diperlukan untuk memisahkan kromosom
selama pembelahan sel. Umumnya sel tumbuhan tidak memiliki sentriol.
Sel tumbuhan dan sel hewan memiliki perbedaan dalam struktur dan
fungsinya. Sel tumbuhan memiliki dinding sel, plastid, vakuola yang besar, dan
beberapa organel unik lainnya seperti glioksisom, serta tidak memiliki sentriol.
Sementara itu, sel hewan tidak memiliki dinding sel dan platida, memiliki vakuola
yang ukurannya lebih kecil dan memiliki sentriol. Perbedaan-perbedaan ini
mencerminkan peran dan fungsi sel hewan dan sel tumbuhan terhadap
lingkungannya.
III. METODOLOGI PRAKTIKUM

Adapun bahan-bahan dan alat-alat juga prosedur kerja yang kami lakukan pada
praktikum biologi umum adalah sebagai berikut.
3.1 Bahan
a. Darah ikan
b. Larutan fisiologis (NaCl 0,9%)
c. Pewarna malachyt green
d. Zat antikoagulan (EDTA)
3.2 Alat
a. Tusuk gigi
b. Pipet
c. Mikroskop
d. Objek glass dan cover glass
e. Jarum dan suntik
3.3 Prosedur Praktikum
Specimen 1 sel darah ikan
a. Ambillah darah ikan dari vena caudalis dengan menggunakan jarum suntik
yang sudah dibasahi EDTA 10%
b. Teteskan darah pada objek glass, tambahkan 1 tetes larutan fisiologis dan
aduk-aduk dengan tusuk gigi dan ratakan di permukaan objek glass
c. Amati di bawah mikroskop dengan perbesaran 10x10. Amati sel darah
merah dan sel darah putih
d. Gambarlah beberapa sel dan amati bagian-bagiannya. Amati bentuk inti
sel tersebut
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Gambar 2 sel darah ikan

4.2 Pembahasan

Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan pada sel darah ikan lele dengan
perbesaran 10x10 memiliki beberapa karakteristik yang khas. Sel darah ikan lele
memiliki bentuk oval atau bulat yang mirip dengan sel darah ikan umumnya.
Memiliki nukleus yang sangat kecil. Formasi sel darah ikan ini memungkinkan
mereka berfungsi untuk mengangkut pksogen dan karbon dioksida di dalam tubuh
lele.
Sel darah ikan terdiri dari tiga jenis utama, yaitu eritrosit (sel darah merah),
leukosit (sel darah putih), dan trombosit (sel darah trombosit). Pada eritrosit ikan
mengandung hemoglobin yang berperan sebagai transportasi oksigen. Eritrosit
memiliki inti sel tetapi tidak terdapat nukleus pada tahap dewasa. Leukosit adalah
komponen sistem kekebalan tubuh ikan yang memiliki nukleus dan beberapa
organel sel yang mendukung kekebalan seperti lisosom. Trombosit adalah elemen
dalam pembekuan darah yang mengandung sel organel seperti granula yang
berperan dalam pembekuan darah. Selain itu, sel darah ikan juga memiliki organel
umum seperti mitokondria dan retikulum endoplasma yang diperlukan untuk
menjalankan fungsi dasar sel.
V. PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Dari hasil praktikum dan pengamatan yang telah kami lakukan, maka dapat
disimpulkan bahwa:

1. Sel merupakan unit terkecil dari makhluk hidup yang dapat menurunkan
sifatnya. Sel juga struktur terkecil yang mampu melakukan pertumbuhan
dan reproduksi.
2. Sel darah ikan terdiri dari tiga jenis utama, yaitu eritrosit (sel darah
merah), leukosit (sel darah putih), dan trombosit (sel darah trombosit).
3. Pada eritrosit ikan mengandung hemoglobin yang berperan sebagai
transportasi oksigen. Eritrosit memiliki inti sel tetapi tidak terdapat
nukleus pada tahap dewasa.
4. Leukosit adalah komponen sistem kekebalan tubuh ikan yang memiliki
nukleus dan beberapa organel sel yang mendukung kekebalan seperti
lisosom.
5. Trombosit adalah elemen dalam pembekuan darah yang mengandung sel
organel seperti granula yang berperan dalam pembekuan darah.
6. Sel tumbuhan dan sel hewan memiliki perbedaan dalam struktur dan
fungsinya. Sel tumbuhan memiliki dinding sel, plastid, vakuola yang
besar, dan beberapa organel unik lainnya seperti glioksisom, serta tidak
memiliki sentriol. Sementara itu, sel hewan tidak memiliki dinding sel dan
platida, memiliki vakuola yang ukurannya lebih kecil dan memiliki
sentriol. Perbedaan-perbedaan ini mencerminkan peran dan fungsi sel
hewan dan sel tumbuhan terhadap lingkungannya.
5.2 Saran
Saran untuk praktikum kali ini yaitu untuk melihat sel darah pada hewan
kita membutuhkan mikroskop, dimana mikroskop kita masih sangat terbatas.
Diharapkan pihak kampus agar menambah jumlah mikroskop agar dapat
mempermudah praktikum.
DAFTAR PUSTAKA

Adinugraha, Fajar dan Adisti Ratnapuri. 2004. Penuntun Praktikum Biologi Sel.
Yogyakarta: Mirra Buana Media.
Anna Poedjiadi & Titin Supriyanti. 2005. Dasar-dasar Biokimia. Bandung: UI
Press.
Asih Widi Wisudawati & Eka Sulistyowati. 2014. Metodologi Pembelajaran
IPA. Jakarta: Bumi Aksara.
Azhar Arsyad. 2011. Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Basuki, Achmad dkk. 2022. Pedoman Penulisan Tesis dan Disertasi. Surakarta:
CV Indotama Solo.
Campbell, N.A., Reece, J. B., & Mitchell, L.G.2008. Biologi. Alih Bahasa:
Rahayu Lestari. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Handayani, Santy. 2019.Penerapan Mikroskop Digital Dengan Bantuan
Smartphone Android Sebagai Media Pembelajaran IPA. Susunan Artikel
Pendidikan. Vol 4: 46-50.
Kistinnah, Idun dan Endang Sri Lestari. 2009. Biologi Makhluk Hidup dan
Lingkungannya. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan
Nasional.

Anda mungkin juga menyukai