1. Prof. Dr. agr. H. Mohamad Amin, M. Si selaku Dosen mata kuliah Biologi
Sel Molekuler yang telah memberikan pengarahan, bimbingan, serta
petunjuk dalam penyelesaian tugas makalah ini.
2. Petugas perpustakaan pusat Universitas Negeri Malang yang telah
menyediakan referensi untuk penulis.
3. Teman-teman dan semua yang telah membantu dalam menyelesaikan
tugas ini.
Penulis menyadari bahwa resensi yang telah penulis buat ini tidak lepas
dari kekurangan dan jauh dari sempurna, maka dengan segala kerendahan hati
penulis mengharap kritik, saran, dan masukan dari semua pihak demi perbaikan.
Semoga apa yang penulis sajikan dapat bermanfaat guna menambah ilmu
pengetahuan dan wawasan.
Penulis
1
DAFTAR ISI
2
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1 Sel Prokariot ........................................................................................... 7
2.2 Sel Eukariot ............................................................................................ 8
2.3 Perbedaan antara sel prokariot dan eukariot .......................................... 8
2.4 Sel hewan dan tumbuhan ....................................................................... 9
2.5Perkembangan Lisosom ......................................................................... 11
2.6 Struktur aparatus golgi ........................................................................... 11
2.7 Struktur mitokondria .............................................................................. 11
2.8 Struktur kloroplas ................................................................................... 11
2.9 Sruktur beberapa monosakarida ............................................................. 13
2.10Struktur fosfolipid dan fosfolipid bilayer ............................................. 14
2.11Struktur utama kimia dasar pada asam nukleat atau nukleotida .......... 16
3
BAB I PENDAHULUAN
4
sel yang ada sekarang mestinya juga berkembang dari sel yang lebihsederhana,
dan sel yang lebih sederhana tersebut juga merupakan hasil evolusi
1.3 Tujuan
1. Menjelaskan struktur sel beserta fungsinya
2. Menjelaskan komponen kimia sel
3. Menjelaskan evolusi sel
5
BAB II PEMBAHASAN
Bakteri merupakan salah satu contoh organisme yang memiliki sel tipe
prokarotik. Bakteri mempunyai sel prokariotik yang memiliki jumlah paling
banyak, terdiri dari satu sel.Bakteri tidak memiliki membran, sehingga protein
berada tersebar di cairan dalam sel (sitosol). Bakteri memiliki ukuran (panjang)
berkisar antara 0,15 – 15 µ. Struktur sel bakteri terdiri dari bagian luar sepanjang
penutup sel dan sitoplasma.Escherichia coli adalah sel tipe prokariot yang umum
dan respresentatif. Mudah dibudidayakan, memiliki waktu singkat, dan sangat
sesuai untuk penelitian laboratorium. Satu bakteri E. coli memiliki ukuran
(0,2 ×0,8 µm) yang dikelilingi oleh membran plasma. Membran ini dikelilingi
oleh dinding sel yang lebih kaku. Molekul DNA panjangnya 1 mm saat tidak
dilapisi dan dilekatkan pada satu titik ke membran plasma yang berisi informasi
untuk mengkodekan sekitar 3000 molekul protein. Protoplasma mengandung
sekitar 20.000 sampai 30.000 ribosom, terutama sebagai polisom.
6
Gambar 2.1 Sel Prokariot
7
Gambar 2.2Sel Eukariot
8
2.1.3 Sel Hewan dan Sel Tumbuhan
9
1. Nukleus
Nukleus adalah organel terbesar yang berada di dalam sel. Terletak di
tengah sel dan berbetuk bulat.
2. Ribosom
Ribosom tersusun atas RNA ribosom dan protein, tidak memilki
membrane
3. Retikulum Endoplasma
Retikulum endoplasma (RE) merupakan organela bermembran
(membrannya serupa membran sel yang tersusun atas lipid bilayer, protein
dan karbohidrat) dan membagi sitoplasma menjadi fase intrasisternal dan
fase sitosol. Membran RE mempunyai dua permukaan permukaan sistolik
dan permukaan lumenal. RE dibedakan menjadi RE kasar dan RE halus.
RE kasar karena pada permukaan membran terdapat ribosom (Gambar 10),
sedangkan RE halus tidak ada.
4. Apparatus Golgi
Aparatus golgi atau diktiosom (pada tumbuhan) terdiri dari tumpukan
kantong-kantong pipih atau sisterna yang membentuk organela serupa
mangkuk bertumpuk. Sisterna pada bagian ujung cembung disebut
permukaan cis/permukaan pembenukan, sedangkan pada ujung yang
cekung disebut permukaan trans/permukaan pematangan (Gambar 7).
Senyawa membran aparatus golgi serupa dengan senyawa membran sel
yaitu lipid yang terdiri dari fosfolipida dan lipida netral, protein yang
terdiri dari glikoprotein dan enzim. Enzim yang dominan adalah enzim
transferase.
5. Lisosom
Lisosom memiliki selapis membran yang komponennya serupa dengan
membran sel, memiliki enzim hidrolase asam dan menunjukkan kelatenan
enzim (Gambar 6).
6. Mitokondria
Mitokondria merupakan organel yang dibatasi oleh membran rangkap,
yaitu membran luar dan membran dalam yang membentuk krista. Kedua
membran tersebut tidak berkesinambungan. Membran dalam memisahkan
10
isi organela tersebut menjadi dua fase, yaitu matriks (cairan bersifat
kental) dan cairan yang mengisi ruang antar membran dalam dengan
membran luar. Ruang antar membran sangat sempit tetapi luas
permukaannya besar karena melipatnya membran dalam (Gambar 8).
Matriks dan ruang intermembran mengandung enzim, air, garam, DNA
dan ribosom.
7. Kloroplas
Kloroplas adalah organela dalam jaringan tumbuhan yang dilapisi 2 lapis
membran. Membran dalam sejajar membran luar tetapi melipat ke dalam
secara meluas. Membran dalam membentuk lembaran-lembaran membran
dalam yang tersusun sejajar disebut lamela yang terendam dalam matriks
(stroma). Lamela kloropas tumbuhan tinggi membentuk kantung-kantung
berbentuk cawan disebut tilakoid. Tilakoid-tilakoid tersusun secara
bertumpuk disebut granum (Gambar 9).
11
Gambar 2.7 Struktur Mitokondria Gambar 2.8 Struktur Kloroplas
(Sumber: Karp, G., 2010) (Sumber: Karp, G., 2010)
2.2 Komponen Kimia Sel
Sel hidup tersusun dari beberapa komponen atau elemen, terdapat 99%
yang paling banyak dari berat sel adalah elemen C, H, N dan O. Komponen kimia
di dalam sel dapat berupa komponen anorganik seperti air, dan ion-ion mineral
dan komponen organik misalnya protein, karbohidrat, asam nukleat dan lipida.
Pada skala molekuler, anggota dari elemen molekul tersebut adalah karbohidrat,
protein, dan asam nukleat yang berukuran besar sehingga disebut dengan
makromolekul. Makromolekul tersebut merupakan molekul serupa rantai yang
disebut dengan polimer. Polimer tersebut terdiri dari beberapa monomer.
Monomer sendiri merupakan unit berulang yang berperan sebagai deretan
pembangun polimer dan berukuran kecil.
Secara garis besar komponen sel berisi molekul organik kecil yaitu gula
sederhana, asam lemak, asam amino dan nukleotida. Masing-masing komponen
tersebut menggandung beberapa sub komponen yang berbeda kandungan
kimianya. Berikut ini senyawa anorganik kimia sel yang terdiri dari:
Air, Garam dan Ion-Ion
Di dalam sel air berada dalam dua bentuk yaitu air bebas dan air terikat. Air
bebas memiliki jumlah sebanyak 95% dari air sel, sedangkan air terikat 4-5%
terikat pada protein dengan ikatan hydrogen. Air berfungsi sebagai pelarut ion dan
substansi lain, merupakan medium koloid sistem koloid sitoplasma dan berfungsi
untuk reaksi enimatik.
Garam- garam yang mengalami disosiasi menjadi ion misalnya Cl- dan kation
misalnya Na+, K+ penting untuk mempertahankan tekanan osmotic dan
keseimbangan asam basa dalam sel. Beberapa ion anorganik misalnya fosfat
penting untuk pembentukan Adenosin Trifosfat (ATP). Konsentrasi berbagai
dalam ion di dalam dan di luar sel berbeda, misalnya dalam cairan intrasel
konsentrasi ion-ion K+ dan Mg++ tinggi, sedangkan konsentrasi ion-ion Na+, Cl-
lebih tinggi diluar sel.
Sedangkan senyawa organik kimia sel yang terdiri dari:
12
a. Karbohidrat
Karbohidrat tersusun dari karbon, hidrogen dan oksigen. Karbohidrat
berfungsi sebagai sumber energi dan komponen penting untuk dinding
sel.Gula sederhana (monosakarida) adalah senyawa yang mempunyai rumus
umum (CH2O)n, dimana n adalah bilangan bulat dari 3 sampai 7. Misalnya
glukosa mempunyai rumus C6H12O6 (Gambar 2.1). Dalam struktur glukosa,
terdapat ciri khas gula yaitu molekul ini memiliki gugus karbonil (>C=O) dan
banyak gugus hidroksil (-OH). Bergantung pada lokasi gugus karbonil, gula
dapat merupakan aldose (gula aldehida) atau gula ketosa (gula keton) glukosa
misalnya merupakan aldosa sedangkan fruktosa, isomer struktur dari glukosa
adalah ketosa. Sebagian besar nama gula berakhiran –osa,
Monosakarida terutama glukosa merupakan nutrient utama bagi sel.
Dalam proses yang dikenal sebagai respirasi seluler, sel mengekstraksi energi
dalam serangkaian reaksi yang diawali dengan molekul glukosa. Molekul gula
yang tidak segera digunakan untuk tujuan itu umumnya digabungkan ke dalam
disakarida atau polisakarida sebagai monomer.
Disakarida terbentuk dari kondensasi dua monomer heksosa dengan
melepaskan satu molekul air, sehingga formula umunya menjadi C12H22O11.
Disakarida yang paling penting adalah sukrosa yang terbentuk dari glukosa
dan fruktosa, dan laktosa yang terbentuk dari galaktosa dan glukosa.
Polisakarida terbentuk dari kondensasi banyak monomer heksosa dengan
melepaskan sejumlah molekul air, formula umumnya (C 6H2O5)n, polisakarida
yang penting adalah glikogen pada sel hewan dan tepung pada sel tumbuhan
yang digunakan sebagai cadangan sumber energi dan selulosa yang
merupakan komponen penting dinding sel.
13
b. Asam Lemak
Sebuah molekul asam lemak, seperti asam palmitat. Asam lemak
merupakan sumber yang berharga dari makanan karena mereka dapat dipecah
untuk menghasilkan lebih dari dua kali untuk menhasilkan lebih banyak energi
yang dapat digunakan. Mereka disimpan dalam sitoplasma dimana terdapat
banyak sel yang dalam bentuk tetesan molekul trigliserida dan terdiri dari
asam lemak tiga rantai, masing-masing bergabung dengan molekul gliserol.
Molekul ini termasuk dalam salah satu lemak hewan akrab yang ada dalam
kehidupan sehari-hari. Ketika memberikan energi rantai asam lemak
dilepaskan dari trigliserida dan dipecah menjadi unit dua-karbon. Unit dua-
karbon ini, hadir sebagai kelompok asetil pada molekul yang larut dalam air
disebut asetil CoA, yang kemudian selanjutnya akan terdegradasi dalam
berbagai reaksi yang menghasilkan energi.
Terdapat fungsi yang paling penting dari asam lemak adalah berperan
dalam pembentukan membran sel. Setiap molekul fosfolipid, bersifat
hidrofobik yang terdiri dari asam lemak dua rantai dan kelompok polar
hidrofilik, yang terdapat pada fosfat. Pada permukaan sel, fosfolipid tersusun
dalam lapisan ganda. Kepala hidrofilik molekul ini terletak diluar lapisan
ganda, yang bersentuhan dengan larutan yang berpelarut air di dalam dan
diluar sel. Ekor hidrofobik yang mengarah ke interior lapisan ganda menjauhi
air. lapisan ganda fosfolipid membentuk perbatasan antara sel dan lingkungan
eksternalnya, faktanya sel tidak mungkin ada tanpa fosfolipid.
14
c. Asam Amino
Asam amino adalah kimia bervariasi, tetapi mereka semua mengandung
gugus asam karboksilat dan gugus amino, baik terkait dengan sebuah atom
karbon (disebut alpha-karbon). Mereka berfungsi sebagai subunit dalam
sintesis protein, yang merupakan polimer linear panjang asam amino
bergabung kepala ke ekor dengan ikatan peptida antara gugus asam
karboksilat dari satu asam amino dan gugus amino dari berikutnya.
Sifat fisik dan kimia rantai samping menentukan ciri unik suatu asam
amino tertentu, sehingga mempengaruhi peran fungsional polipeptida. Asam
amino dikelompokkan berdasarkan sifat rantai sampingnya. Salah satu
kelompok yang terdiri dari asam-asam amino dengan dengan rantai samping
nonpolar yang bersifat hidrofobik. Adapun kelompok lain terdiri dari dari
asam-asam amino dengan rantai samping polar yang bersifat hidrofilik.
d. Asam nukleat (Nukleotida)
Nukleotida merupakan salah satu dari beberapa senyawa cincin yang
mengandung nitrogen yang berbeda atau sering disebut sebagai basa karena
mereka dapat dikombinasikan dengan H+ dalam larutan asam yang terkait
dengan gula lima karbon (baik ribosa atau deoksiribosa) yang membawa
gugus fosfat. Terdapat komponen yang dapat ditemukan di nukleotida yaitu
sitosin (C), timin (T), dan urasil (U). Ketiga senyawa tersebut disebut dengan
senyawa pirimidin karena mereka semua turunan sederhana dari cincin
pirimidin yang beranggota enam, sedangkan guanin (G) dan adenin (A) adalah
kelompok senyawa purin, dengan cincin beranggota lima menyatu dengan
cincin beranggota enam.
Nukleotida dapat bertindak sebagai pembawa energi kimia. Nukleotida
merupakan penyimpan informasi biologi. Gula yang terhubung ke basa
nitrogen adalah ribosa (ribose) dalam nukleotida RNA dan deoksiribosa dalam
DNA. Setiap jenis purin dan pirimidin berbeda dalam hal gugus kimia yang
melekat pada cincinnya. Adenine, guanine dan sitosin ditemukan dalam kedua
tipe asam nukleat, timin hanya ditemukan dalam DNA sedangkan urasil pada
RNA dimana semua komponen tersebut yang mendasari semua keturunan dan
15
evolusi. Urutan basa dalam polimer DNA atau RNA merupakan informasi
genetik bagi sel hidup.
Gambar 2.11 Struktur utama kimia dasar pada asam nukleat atau nukleotida
16
ditemukan pada tumbuhan dan hewan. Akhirnya, dapat disimpulkan bahwa satu
sel mungkin berkembang menjadi organisme multiseluler, menjadi terspesialisasi
dan bekerja sama dalam suatu formasi organ yang rumit seperti otak.
2.3.1 Dari Molekul Menjadi Sel Pertama
Molekul organic sederhana (seperti molekul yang mengandung karbon)
dapat diproduksi dalam suatu kondisi. Kondisi terbaik untuk menghasilkan
molekul tersebut adalah dari percobaan laboratorium. Jika dicampurkan dengan
gas seperti CO2, CH4, NH3 dan H2 kemudian dipanaskan dengan air dan
diberikan energi listrik atau radiasi sinar, mereka akan bereaksi untuk membentuk
molekul-molekul organic kecil, biasanya terseleksi menjadi cukup kecil, masing-
masing terbuat dari jumlah yang besar. Diantara produk-produk ini terdapat
senyawa-senyawa seperti Hidrogen sianida (HCN) dan formaldehid (HCHO) yang
siap untuk berreaksi lebih lanjut dalam cairan. Hal yang penting dan molekul yang
banyak terdapat dalam menghasilkan sel antara lain asam amino, gula, purin,
pirimidin yang dibutuhkan untuk membentuk nukleotida.
Eksperimen yang dilakukan oleh Miller tahun 1953 dilakukan untuk
menguji teori dari Oparin yang mengemukakan pendapatnya mengenai asal-usul
kehidupan. Oparin menyatakan pada saat itu bumi memiliki sebagian lautan yang
terbentuk didalamnya banyak molekul organik yang saling bergabung membentuk
molekul-molekul yang kompleks yang lebih besar. Keadaan bumi waktu itu
memang berbeda jauh dengan konsidi bumi saat ini, akan tetapi petir, hujan
meteorit, memungkinankan terjadinya penggabungan molekul sederhana menjadi
molekul kompleks. Molekul tersebut membentuk sel pertama yang tentunya
sangat sederhana jika kita bandingkan dengan sel pada saat ini (Kimball, 1991).
Eksperimen yang dilakukan Miller memang tidak dapat meniru dengan
komposisi yang tepat perihal kondisi miliaran tahun yang lampau tersebut, akan
tetapi dalam eksperimen ini kita paling tidak memperoleh satu pengetahuan dasar
yang telah beberapa kali diuji coba dengan menggunakan susunan campuran yang
berbeda-beda untuk meniru secermat mungkin dan hasilnya yaitu 20 jenis asam
amino, gula, lipida dan basa purin juga pirimidin.
Secara umum akan digambarkan pada hipotesis fase berikut:
1. Tahap pembentukan atom menjadi zat anorganik
17
C,H,O,N H2O, CH4, NH3, HCN
2. Tahap pembentukan zat anorganik menjadi zat organik sederhana
CH4+H2O menjadi Gula sederhana, asam lemak dan
gliserin
CH4+H2O+NH3 asam amino
CH4+H2O+NH3+HCN Basa nitrogen (purin dan pirimidin)
3. Tahap pembentukan zat organik menjadi zat organik kompleks
Gula+gula Karbohidrat/polisakarida
Asam lemak+gliserin Lemak
Basa nitrogen+gula+fosfat adenine fosfat, nukleotida
Nukleotida+nukleotida DNA, RNA
4. Tahap zat organik kompleks Protoplasma sel
primitif
18
yang lain pada molekul yang sama. Seperti ikatan tersebut menghasilakan
kompleks tiga dimensi dan keseluruhan molekul memiliki bentuk spesifik
tergantung seluruh rantai pada nukleotida.
Bentuk tiga dimensi pada polinukleotida berpengaruh pada stabilitasnya,
kelakuan pada molekul lain dan kemampuan untuk replikasi, jadi tidak semua
nukleotida dapat berhasil pada proses replikasi. Terlebih lagi, kesalahan tidak
dapat terhindarkan dan terjadi pada beberapa proses penyalinan dan gagal
menyalin dari yang asli. Dengan replikasi ulang, maka rantai baru dari nukleotida
akan terus berlanjut memperbanyak diri. Jadi pada studi laboratori, sistem
replikasi dari molekul RNA mengalami seleksi alam yang berbeda sesuai dengan
ikatan akhir yang dibentuk dan bergantung pada kondisi yang tepat. Molekul
RNA dapat menyeleksi kemampuan mengikat pada beberapa molekul yang
spesifik. Itu juga menunjukkan bahwa pada eksperimen in vitro dimulai dengan
penyiapan molekul RNA pendek dengan ikatan nukleotida yang acak.
Ikatan nukleutida yang acak kemudian melewati bagian yang sempit dan
bertemu dengan pilihan substansi. Molekul RNA yang tidak mampu mengikat
substansi kemudian disingkirkan, kemudian beregenerasi pada rantai nukleotida..
Setelah seleksi dan reproduksi selesai, RNA mempunyai banyak kopian yang
jumlah ikatannya relatif kecil dan tidak mampu mengikat substansi. Molekul
RNA memiliki dua karakteristik khusus. RNA membawa informasi dan RNA
yang memiliki struktur lipatan spesifik RNA. Dengan demikian menunjukkan
terjadinya evolusi.
2.3.3 Molekul RNA Khusus yang Dapat Mengkatalis Reaksi Kimia
Seleksi alam terjadi pada lingkungan dan pada replikasi RNA. Disamping
menyediakan tempat untuk replikasi RNA, juga dapat mengkatalis kerusakan dan
informasi kovalen diantara nukleotida. Masing-masing RNA mengkatalis reaksi
tergantung pada pengaturan spesifik atom dari bentuk permukaan molekul RNA
katalik. Aktifitas katalik memiliki bagian pokok yang penting. Mengingat bahwa
bagian molekul RNA membantu mengkatalis proses pada tempat polimerisasi,
pada beberapa molekul RNA sebagai tempat berbentuk seperti molekul. Kegiatan
memperbanyak diri, dengan replikasi menjadi cepat dan efisien. Beberapa di
19
antaranya memiliki kegiatan katalitik yang membantu replikasi RNA pada jalur
lain.
2.3.4 Perubahan dari Polinukleotida Menjadi Polipeptida
Struktur polinukleotida dicocokkan untuk informasi penyimpanan dan
replikasi, kemampuan katalitik sangat terbatas deangan perbandingan dari
polipeptida tersebut., dan replikasi efisien dari polinukleotida pada sel modern
yang secara mutlak terikat pada protein. Pada kehidupan nyata beberapa
polinukleotida yang membantu memandu sintesis dari kegunaan polipeptida pada
lingkungan yang akan mendapatkan keuntungan besar pada perjuangan evolusi
untuk bertahan.
Saat ini sistem kolaborasi dari molekoul RNA organisme bekerja di bagian
tengah pada sintesis polipeptida langsung. Inilah sintesis protein, tetapi proses ini
dibantu oleh protein yang disintesis sebelumnya. Mesin biochemical dari sintesis
protein rumit. Satu molekul RNA membawa informasi genetik dari polipeptida
khusus yang terbentuk dari sebuah kode, ketika molekul RNA lain bertindak
sebagai adaptor, masing-masing mengikat sebuah asam amino spesifik. Terdapat
dua tipe dari molekul RNA membentuk pasangan komplemen dasar dengan satu
dan lainnya memungkinkan rangkaian dari nukleotida pada pengkodean molekul
RNA untuk penggabungan langsung dari yang bertindak sebagai RNA adaptor
menuju sebuah perkembangan rantai RNA. Prekursor pada dua tipe molekul RNA
agaknya dilangsungkan pada sintesis protein pertama, tanpa bantuan protein.
Sekarang, peristiwa pada pertemuan protein baru berlangsung pada
permukaan ribosom-partikel kompleks yang menyusun beberapa molekul RNA
besar. RNA ribosomal pada partikel tersebut berperan sebagai katalitik pada
proses sintesis protein dan membentuk lebih dari 60% masa ribosom. Pada
kenyataannya masa evolusi muncul pada komponen penting ribosom. Ini terlihat
sama, kemudian RNA memandu sintesis primordial protein. Dengan cara ini RNA
dapat membentuk alat dalam bentuk protein untuk biosintesis yang efisien untuk
membentuk replikasi RNA dan dalam proses produksi alatnya sendiri. Sintesis
protein spesifik dibawah panduan RNA memerlukan evolusi dari sebuah kode
yang mana polinukleotida mengurutkan asam amino spesifik untuk menbuat
20
protein. Kode ini disebut Triplet, triplet yang berbeda dari nukleotida tidak
mengkode asam amino spesifik.
2.3.5 Dari Prokaryote ke Eukaryote
Semua organisme yang hidup di bumi sekarang berasal dari sel primodial
tunggal yang lahir 3 juta tahun yang lalu. Sel ini, berasal dari persaingan,
mengambil petunjuk dari proses pembentukan dan evolusi yang selalu terjadi
ketika bumi masih hijau dari perubahan komposisi atmosfir dan menjadikan
rumah dari kehidupan cerdas.
Satu hal yang penting dari ciri khas selama perjalanan evolusi ini yang
terbentuk 1,5 juta tahun yang lalu, ketika mereka melakukan transisi dari sel yang
kecil menjadi struktur internal sederhana dan biasa disebut dengan sel
prokaryotic,yang terdapat di berbagai jenis bakteri untuk menunjukkan lebih besar
dan radical yang lebih komplek sel eukaryotik bisa ditemukan dalam hewan
tingkat tinggi dan tumbuhan.
2.3.6 Dari Organisme Sel Tunggal ke Organisme Multiseluler
Organisme sel tunggal, seperti bakteri dan protozoa, telah berhasil
beradaptasi untuk sebuah jenis dari lingkungan berbeda apabila mereka terdiri dari
lebih setengah total biomasa bumi. Tidak seperti hewan, beberapa jenis dari
organisme uniseluler ini dapat mensintesis semua dari subtansi mereka butuhkan
dari sebuah nutrisi kecil sederhana dan beberapa dari mereka membelah setiap
jam.Seperti tumbuhan dan hewan yang berbeda terlihat, mereka memilih
lingkungan dimana terjadi evolusi berlanjut. Bertahan pada sebuah hutan
mengganggap untuk kemampuan berbeda daripada bertahan pada laut yang
terbuka. Pembaharuan dalam pergerakan, deteksi sensori, komunikasi, kelompok
sosial-semua memungkinkan organisme eukaryot untuk bertanding, menyebar,
dan bertahan pada yang lebih kompleks.
2.3.7 Sel tunggal dapat bergabung untuk membentuk koloni
Pada awal tahap evolusi dari organisme multiseluler adalah penggabungan
organisme seluler untuk membentuk koloni. Cara yang paling sederhana mencapai
ini untuk sel anakan untuk tetap bersama setelah masing-masing sel membelah.
Beberapa sel prokaryot menunjukkan kebiasaan sosial pada bentuk primitif.
21
Alga hijau (jangan keliru dengan prokaryot ”alga hijau biru" atau cyanobakteria)
adalah eukaryot yang ada sebagai uniseluler, berkoloni, atau multiseluler.
22
4) Jaringan ground : menata dan mendukung jaringan yang masih muda dan
juga berfungsi membuat makanan supaya kuat.
5) Jaringan ground mengandung system jaringan tiga tipe sel parenkim,
kolenkim, dan sklerenkim.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
23
hasilreaksi dari molekul-molekul anorganik.Informasi genetik pertama kali
dibawa oleh molekul ARN kemudian beralih ke ADN.
3.2 Saran
Ulasan mengenai Orientasi Struktur Sel Umum dan Kimia Sel akan mudah
dipelajari jika ditunjang oleh banyak literatur, baik dari buku-buku penunjang atau
jurnal ilmiah. Sehingga kita dapat mengetahui hubungan antara struktur dan
fungsi dari masing-masing organel dengan jelas . Selain itu kita juga dapat
memahami hubungan antara organel-organel tersebut di dalam sel .
DAFTAR RUJUKAN
Albert & Bruce.1989. Molecular Biologi Of The Cell. New York: Garland
Publising, Inc.
Campbell. 2008. Biologi Edisi Kedelapan Jilid I. Jakarta: Erlangga.
Karp, G. 1999. Cell and Molecular Biology : concept and experiments. John-
Willey
and Sons Inc. United States Of America
Lukman, A. 2008. Evolusi Sebagai Dasar Perkembangan Makhluk Hidup Saat Ini.
Jurnal Biospecies. 1 (2): 67-72.
Lodish, Berk, Matsudaira, Kaiser, Krieger, Scott, Zipursky, dan Darnell. 2016.E-
book. Molecullar Cell Biology, Fifth Edition.
24