Anda di halaman 1dari 24

KATA PENGANTAR

Syukur alhamdulillah penulis ucakan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,


karena atas limpahan rahmat, taufik, dan hidayah-Nya penulis dapat
menyelesaikan tugas makalah tentang pernyataan “Orientasi Struktur Sel Umum
dan Kimia Sel”. Adapun tujuan penulisan makalah yang berjudul “Orientasi
Struktur Sel Umum dan Kimia Sel” untuk memenuhi tugas mata kuliah ”Biologi
Sel Molekuler”.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyelesaian ini tidak lepas dari


peran serta beberapa pihak yang telah memberikan saran, bimbingan, pengarahan,
dan petunjuk serta fasilitas. Oleh karena itu, di dalam kesempatan ini penulis
menghaturkan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. agr. H. Mohamad Amin, M. Si selaku Dosen mata kuliah Biologi
Sel Molekuler yang telah memberikan pengarahan, bimbingan, serta
petunjuk dalam penyelesaian tugas makalah ini.
2. Petugas perpustakaan pusat Universitas Negeri Malang yang telah
menyediakan referensi untuk penulis.
3. Teman-teman dan semua yang telah membantu dalam menyelesaikan
tugas ini.

Penulis menyadari bahwa resensi yang telah penulis buat ini tidak lepas
dari kekurangan dan jauh dari sempurna, maka dengan segala kerendahan hati
penulis mengharap kritik, saran, dan masukan dari semua pihak demi perbaikan.

Semoga apa yang penulis sajikan dapat bermanfaat guna menambah ilmu
pengetahuan dan wawasan.

Malang, 29 Agustus 2017

Penulis

1
DAFTAR ISI

Kata pengantar ......................................................................................................... 1


Daftar isi ................................................................................................................... 2
Daftar gambar .......................................................................................................... 3
Bab I Pendahuluan .................................................................................................. 4
1.1 Latar belakang .............................................................................................. 4
1.2 Rumusan masalah ........................................................................................ 5
1.3 Tujuan penulisan .......................................................................................... 5
Bab II Pembahasan .................................................................................................. 6
2.1 Orientasi struktur sel .................................................................................... 6
2.2 Kimia sel ...................................................................................................... 12
2.3 Evolusi sel..................................................................................................... 16
Bab III Penutup ........................................................................................................ 23
3.1 Kesimpulan .................................................................................................. 23
3.2 Saran – saran ................................................................................................ 23
Daftar rujukan .......................................................................................................... 24

2
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1 Sel Prokariot ........................................................................................... 7
2.2 Sel Eukariot ............................................................................................ 8
2.3 Perbedaan antara sel prokariot dan eukariot .......................................... 8
2.4 Sel hewan dan tumbuhan ....................................................................... 9
2.5Perkembangan Lisosom ......................................................................... 11
2.6 Struktur aparatus golgi ........................................................................... 11
2.7 Struktur mitokondria .............................................................................. 11
2.8 Struktur kloroplas ................................................................................... 11
2.9 Sruktur beberapa monosakarida ............................................................. 13
2.10Struktur fosfolipid dan fosfolipid bilayer ............................................. 14
2.11Struktur utama kimia dasar pada asam nukleat atau nukleotida .......... 16

3
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sel merupakan struktur organisme terkecil yang menyusun suatu organ


makhluk hidup. Sel merupakan dasar dari sebuah kehidupan. Penelitian dan
penemuan tentang sel dimulai dari penemuan Robert Hook dengan sel gabusnya
pada tahun 1665 dan sampai sekarang masih dilakukan penelitian bahkan sudah
mencapai tahap genetic. Sel memiliki ukuran yang sangat kecil dan tak kasat
mata. Ada yang hanya 1-10 mikron, ada yang mncapai 30-40 mikron, bahkan ada
yang beberapa sentimeter. Didalam ukuran sangat kecil bentuk yang bermacam-
macam tersebut, sel memilki bagian-bagian sel yang memiliki fungsi masing-
masing.  Antar bagian sel itu melakukan interaksi dan saling ketergantungan. Oleh
karena itu sel di pandang dasar kehidupan mahkluk hidup. Dalam pembagiannya
sel terdiri dari Eukariot (eu=sejati, karyon=inti) yang memiliki membrane inti dan
Prokariot (pro=sebelum, karyon=inti) yang tidak memiliki membrane inti dan
pada umumnya mahkluk hidup uniseluler.
Sel merupakan kumpulan materi paling sederhana yang dapat hidup dan
merupakan unit penyusun semua makhluk hidup. Sel mampu melakukan semua
aktivitas kehidupan dan sebagian besar reaksi kimia untuk mempertahankan
kehidupan berlangsung di dalam sel. Komponen sel jasad hidup terdiri atas
bermacam-macam molekul. Berdasarkan atas ukurannya , secara umum molekul
yang ada di dalam sel dibedakan atas molekur kecil dan makromolekuler. Dengan
mengetahui komponen sel, kita dapat memahami fungsi sel bagi kehidupan.
Pada masa sekarang ini dapat dikatakan hampir semua ahli biologi dapat
menerima teori evolusi biologis atau disingkat teori evolusi, walaupun teori
tersebut disusun berdasarkan bukti-bukti tak langsung.Pokok dari teori evolusi itu
adalah bahwa hewan, tumbuhan, dan juga manusia dalam berbagai abad yang lalu
telah berkembang dari makhluk yang berbentuk lebih sederhana. Semuanya itu
melalui proses evolusi yang telah berlangsung beribu-ribu tahun, bahkan berjuta-
juta tahun, dimulai dengan satu atau beberapa bentuk makhluk yang sederhana
secara perlahan-lahan berkembang ke berbagai bentuk (Widodo, 1989). Karena
makhluk hidup dapat berupa sebuah sel tunggal,maka dalam pandangan evolusi,

4
sel yang ada sekarang mestinya juga berkembang dari sel yang lebihsederhana,
dan sel yang lebih sederhana tersebut juga merupakan hasil evolusi

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana struktur bagian bagian sel beserta fungsinya?
2. Bagaimana komponen kimia sel?
3. Bagaimana evolusi sel?

1.3 Tujuan
1. Menjelaskan struktur sel beserta fungsinya
2. Menjelaskan komponen kimia sel
3. Menjelaskan evolusi sel

5
BAB II PEMBAHASAN

2.1 Orientasi Struktur Sel Umum


Sel merupakan penyusun tubuh sehingga makhluk hidup dapat tumbuh,
bereproduksi, memproses informasi, merespon stimulus, dan dapat mengatur
reaksi kimia yang terjadi di dalam sel. Manusia dan organisme multiseluler
lainnya terdiri dari bermilyar sel atau trilyun sel yang tersusun kedalam struktur
yang kompleks, namun ada beberapa organisme yang tersusun atas satu sel saja.
Para ilmuan di bidang Biologi menggolongkan sel menjadi dua tipe, yaitu
prokariotik dan eukariotik. Sel prokariotik terdiri dari sel yang tidak dibungkus
dengan membran plasma sehingga nucleus (inti) lemah, dan relative memiliki
organisasi internal yang sederhana.

2.1.1 Struktur Sel Prokariotik

Bakteri merupakan salah satu contoh organisme yang memiliki sel tipe
prokarotik. Bakteri mempunyai sel prokariotik yang memiliki jumlah paling
banyak, terdiri dari satu sel.Bakteri tidak memiliki membran, sehingga protein
berada tersebar di cairan dalam sel (sitosol). Bakteri memiliki ukuran (panjang)
berkisar antara 0,15 – 15 µ. Struktur sel bakteri terdiri dari bagian luar sepanjang
penutup sel dan sitoplasma.Escherichia coli adalah sel tipe prokariot yang umum
dan respresentatif. Mudah dibudidayakan, memiliki waktu singkat, dan sangat
sesuai untuk penelitian laboratorium. Satu bakteri E. coli memiliki ukuran
(0,2 ×0,8 µm) yang dikelilingi oleh membran plasma. Membran ini dikelilingi
oleh dinding sel yang lebih kaku. Molekul DNA panjangnya 1 mm saat tidak
dilapisi dan dilekatkan pada satu titik ke membran plasma yang berisi informasi
untuk mengkodekan sekitar 3000 molekul protein. Protoplasma mengandung
sekitar 20.000 sampai 30.000 ribosom, terutama sebagai polisom.

6
Gambar 2.1 Sel Prokariot

2.1.2 Struktur Sel Eukariotik

Sel eukariotik berbeda dengan prokariotik karena eukariotik memiliki


membrane yang membungkus nucleus (inti) dan luas dari membrane mampu
menutup seluruh sel. Bagian sel yang ada di antara membrane plasma dan inti
adalah sitoplasma yang berisikan sitosol (cairan dalam sel) dan organel. Sel
eukariotik menyusun semua tumbuhan (kecuali yeast), hewan (kecuali protozoa),
dan fungi. Sel eukariotik memiliki ukuran 10-100μm.

7
Gambar 2.2Sel Eukariot

Gambar 2.3 Perbedaan antara prokariot dan eukariot

8
2.1.3 Sel Hewan dan Sel Tumbuhan

Gambar 2.4Sel Hewan dan Tumbuhan

Penggambaran sel hewan secara umum ini menampilkan struktur-struktur


sel hewan yang paling umum ditemukan. Seperti yang ditunjukkan dalam gambar
irisan, sel ini memiliki berbagai komponen, termasuk organel-organel yang
dibatasi oleh membrane. Organel yang paling menonjol dalam sel hewan biasanya
nucleus. Sebagian besar aktivits metabolism sel terjadi dalam sitoplasma.
Keseluruhan wilayah antara nucleus dan membrane plasma. Sitoplasma
mengandung banyak organel dan komponen sel lain yang tertanam dalam medium
semicair, sitosol.labirin membran yang disebut reticulum endoplasma (RE)
menjulur di dalam sitoplasma

Penggambaran sel tumbuhan secara umum ini mengungkapan kemiripan


dan perbedaan antara sel hewan dan sel tumbuhan. Selain sebagian besar cirri
yang terdapat pada sel hewan, sel tumbuhan memiliki organel yang disebut
plstida. Jenis plastida terpenting adalah kloroplas, yang melaksanaka fotosintesis.
Banyak sel tumbuhan memiliki vakuola sentral yang besar; sel tumbuhan lain
mungkin memiliki satu atau lebih vakula yang lebih kecil. Diantara tugas-tugas
vakuola adalah melaksanakan fungsi yang dilakukan lisosom pada sel hewan.
Diluar membrane plasma sel tumbuhan terdapat dinding sel tebal, yang ditemukan
saluran-saluran bernama plasmodesmata.

9
1. Nukleus
Nukleus adalah organel terbesar yang berada di dalam sel. Terletak di
tengah sel dan berbetuk bulat.
2. Ribosom
Ribosom tersusun atas RNA ribosom dan protein, tidak memilki
membrane
3. Retikulum Endoplasma
Retikulum endoplasma (RE) merupakan organela bermembran
(membrannya serupa membran sel yang tersusun atas lipid bilayer, protein
dan karbohidrat) dan membagi sitoplasma menjadi fase intrasisternal dan
fase sitosol. Membran RE mempunyai dua permukaan permukaan sistolik
dan permukaan lumenal. RE dibedakan menjadi RE kasar dan RE halus.
RE kasar karena pada permukaan membran terdapat ribosom (Gambar 10),
sedangkan RE halus tidak ada.
4. Apparatus Golgi
Aparatus golgi atau diktiosom (pada tumbuhan) terdiri dari tumpukan
kantong-kantong pipih atau sisterna yang membentuk organela serupa
mangkuk bertumpuk. Sisterna pada bagian ujung cembung disebut
permukaan cis/permukaan pembenukan, sedangkan pada ujung yang
cekung disebut permukaan trans/permukaan pematangan (Gambar 7).
Senyawa membran aparatus golgi serupa dengan senyawa membran sel
yaitu lipid yang terdiri dari fosfolipida dan lipida netral, protein yang
terdiri dari glikoprotein dan enzim. Enzim yang dominan adalah enzim
transferase.
5. Lisosom
Lisosom memiliki selapis membran yang komponennya serupa dengan
membran sel, memiliki enzim hidrolase asam dan menunjukkan kelatenan
enzim (Gambar 6).
6. Mitokondria
Mitokondria merupakan organel yang dibatasi oleh membran rangkap,
yaitu membran luar dan membran dalam yang membentuk krista. Kedua
membran tersebut tidak berkesinambungan. Membran dalam memisahkan

10
isi organela tersebut menjadi dua fase, yaitu matriks (cairan bersifat
kental) dan cairan yang mengisi ruang antar membran dalam dengan
membran luar. Ruang antar membran sangat sempit tetapi luas
permukaannya besar karena melipatnya membran dalam (Gambar 8).
Matriks dan ruang intermembran mengandung enzim, air, garam, DNA
dan ribosom.
7. Kloroplas
Kloroplas adalah organela dalam jaringan tumbuhan yang dilapisi 2 lapis
membran. Membran dalam sejajar membran luar tetapi melipat ke dalam
secara meluas. Membran dalam membentuk lembaran-lembaran membran
dalam yang tersusun sejajar disebut lamela yang terendam dalam matriks
(stroma). Lamela kloropas tumbuhan tinggi membentuk kantung-kantung
berbentuk cawan disebut tilakoid. Tilakoid-tilakoid tersusun secara
bertumpuk disebut granum (Gambar 9).

Gambar 2.6 Struktur Aparatus Golgi


(Sumber: Karp, G., 2010)
Gambar 2.5 Perkembangan Lisosom
(Sumber: Karp, G., 2010)

11
Gambar 2.7 Struktur Mitokondria Gambar 2.8 Struktur Kloroplas
(Sumber: Karp, G., 2010) (Sumber: Karp, G., 2010)
2.2 Komponen Kimia Sel
Sel hidup tersusun dari beberapa komponen atau elemen, terdapat 99%
yang paling banyak dari berat sel adalah elemen C, H, N dan O. Komponen kimia
di dalam sel dapat berupa komponen anorganik seperti air, dan ion-ion mineral
dan komponen organik misalnya protein, karbohidrat, asam nukleat dan lipida.
Pada skala molekuler, anggota dari elemen molekul tersebut adalah karbohidrat,
protein, dan asam nukleat yang berukuran besar sehingga disebut dengan
makromolekul. Makromolekul tersebut merupakan molekul serupa rantai yang
disebut dengan polimer. Polimer tersebut terdiri dari beberapa monomer.
Monomer sendiri merupakan unit berulang yang berperan sebagai deretan
pembangun polimer dan berukuran kecil.
Secara garis besar komponen sel berisi molekul organik kecil yaitu gula
sederhana, asam lemak, asam amino dan nukleotida. Masing-masing komponen
tersebut menggandung beberapa sub komponen yang berbeda kandungan
kimianya. Berikut ini senyawa anorganik kimia sel yang terdiri dari:
 Air, Garam dan Ion-Ion
Di dalam sel air berada dalam dua bentuk yaitu air bebas dan air terikat. Air
bebas memiliki jumlah sebanyak 95% dari air sel, sedangkan air terikat 4-5%
terikat pada protein dengan ikatan hydrogen. Air berfungsi sebagai pelarut ion dan
substansi lain, merupakan medium koloid sistem koloid sitoplasma dan berfungsi
untuk reaksi enimatik.
Garam- garam yang mengalami disosiasi menjadi ion misalnya Cl- dan kation
misalnya Na+, K+ penting untuk mempertahankan tekanan osmotic dan
keseimbangan asam basa dalam sel. Beberapa ion anorganik misalnya fosfat
penting untuk pembentukan Adenosin Trifosfat (ATP). Konsentrasi berbagai
dalam ion di dalam dan di luar sel berbeda, misalnya dalam cairan intrasel
konsentrasi ion-ion K+ dan Mg++ tinggi, sedangkan konsentrasi ion-ion Na+, Cl-
lebih tinggi diluar sel.
Sedangkan senyawa organik kimia sel yang terdiri dari:

12
a. Karbohidrat
Karbohidrat tersusun dari karbon, hidrogen dan oksigen. Karbohidrat
berfungsi sebagai sumber energi dan komponen penting untuk dinding
sel.Gula sederhana (monosakarida) adalah senyawa yang mempunyai rumus
umum (CH2O)n, dimana n adalah bilangan bulat dari 3 sampai 7. Misalnya
glukosa mempunyai rumus C6H12O6 (Gambar 2.1). Dalam struktur glukosa,
terdapat ciri khas gula yaitu molekul ini memiliki gugus karbonil (>C=O) dan
banyak gugus hidroksil (-OH). Bergantung pada lokasi gugus karbonil, gula
dapat merupakan aldose (gula aldehida) atau gula ketosa (gula keton) glukosa
misalnya merupakan aldosa sedangkan fruktosa, isomer struktur dari glukosa
adalah ketosa. Sebagian besar nama gula berakhiran –osa,
Monosakarida terutama glukosa merupakan nutrient utama bagi sel.
Dalam proses yang dikenal sebagai respirasi seluler, sel mengekstraksi energi
dalam serangkaian reaksi yang diawali dengan molekul glukosa. Molekul gula
yang tidak segera digunakan untuk tujuan itu umumnya digabungkan ke dalam
disakarida atau polisakarida sebagai monomer.
Disakarida terbentuk dari kondensasi dua monomer heksosa dengan
melepaskan satu molekul air, sehingga formula umunya menjadi C12H22O11.
Disakarida yang paling penting adalah sukrosa yang terbentuk dari glukosa
dan fruktosa, dan laktosa yang terbentuk dari galaktosa dan glukosa.
Polisakarida terbentuk dari kondensasi banyak monomer heksosa dengan
melepaskan sejumlah molekul air, formula umumnya (C 6H2O5)n, polisakarida
yang penting adalah glikogen pada sel hewan dan tepung pada sel tumbuhan
yang digunakan sebagai cadangan sumber energi dan selulosa yang
merupakan komponen penting dinding sel.

Gambar 2.9 Struktur beberapa monosakarida

13
b. Asam Lemak
Sebuah molekul asam lemak, seperti asam palmitat. Asam lemak
merupakan sumber yang berharga dari makanan karena mereka dapat dipecah
untuk menghasilkan lebih dari dua kali untuk menhasilkan lebih banyak energi
yang dapat digunakan. Mereka disimpan dalam sitoplasma dimana terdapat
banyak sel yang dalam bentuk tetesan molekul trigliserida dan terdiri dari
asam lemak tiga rantai, masing-masing bergabung dengan molekul gliserol.
Molekul ini termasuk dalam salah satu lemak hewan akrab yang ada dalam
kehidupan sehari-hari. Ketika memberikan energi rantai asam lemak
dilepaskan dari trigliserida dan dipecah menjadi unit dua-karbon. Unit dua-
karbon ini, hadir sebagai kelompok asetil pada molekul yang larut dalam air
disebut asetil CoA, yang kemudian selanjutnya akan terdegradasi dalam
berbagai reaksi yang menghasilkan energi.
Terdapat fungsi yang paling penting dari asam lemak adalah berperan
dalam pembentukan membran sel. Setiap molekul fosfolipid, bersifat
hidrofobik yang terdiri dari asam lemak dua rantai dan kelompok polar
hidrofilik, yang terdapat pada fosfat. Pada permukaan sel, fosfolipid tersusun
dalam lapisan ganda. Kepala hidrofilik molekul ini terletak diluar lapisan
ganda, yang bersentuhan dengan larutan yang berpelarut air di dalam dan
diluar sel. Ekor hidrofobik yang mengarah ke interior lapisan ganda menjauhi
air. lapisan ganda fosfolipid membentuk perbatasan antara sel dan lingkungan
eksternalnya, faktanya sel tidak mungkin ada tanpa fosfolipid.

Gambar 2.10 Struktur fosfolipid dan fosfolipid bilayer

14
c. Asam Amino
Asam amino adalah kimia bervariasi, tetapi mereka semua mengandung
gugus asam karboksilat dan gugus amino, baik terkait dengan sebuah atom
karbon (disebut alpha-karbon). Mereka berfungsi sebagai subunit dalam
sintesis protein, yang merupakan polimer linear panjang asam amino
bergabung kepala ke ekor dengan ikatan peptida antara gugus asam
karboksilat dari satu asam amino dan gugus amino dari berikutnya.
Sifat fisik dan kimia rantai samping menentukan ciri unik suatu asam
amino tertentu, sehingga mempengaruhi peran fungsional polipeptida. Asam
amino dikelompokkan berdasarkan sifat rantai sampingnya. Salah satu
kelompok yang terdiri dari asam-asam amino dengan dengan rantai samping
nonpolar yang bersifat hidrofobik. Adapun kelompok lain terdiri dari dari
asam-asam amino dengan rantai samping polar yang bersifat hidrofilik.
d. Asam nukleat (Nukleotida)
Nukleotida merupakan salah satu dari beberapa senyawa cincin yang
mengandung nitrogen yang berbeda atau sering disebut sebagai basa karena
mereka dapat dikombinasikan dengan H+ dalam larutan asam yang terkait
dengan gula lima karbon (baik ribosa atau deoksiribosa) yang membawa
gugus fosfat. Terdapat komponen yang dapat ditemukan di nukleotida yaitu
sitosin (C), timin (T), dan urasil (U). Ketiga senyawa tersebut disebut dengan
senyawa pirimidin karena mereka semua turunan sederhana dari cincin
pirimidin yang beranggota enam, sedangkan guanin (G) dan adenin (A) adalah
kelompok senyawa purin, dengan cincin beranggota lima menyatu dengan
cincin beranggota enam.
Nukleotida dapat bertindak sebagai pembawa energi kimia. Nukleotida
merupakan penyimpan informasi biologi. Gula yang terhubung ke basa
nitrogen adalah ribosa (ribose) dalam nukleotida RNA dan deoksiribosa dalam
DNA. Setiap jenis purin dan pirimidin berbeda dalam hal gugus kimia yang
melekat pada cincinnya. Adenine, guanine dan sitosin ditemukan dalam kedua
tipe asam nukleat, timin hanya ditemukan dalam DNA sedangkan urasil pada
RNA dimana semua komponen tersebut yang mendasari semua keturunan dan

15
evolusi. Urutan basa dalam polimer DNA atau RNA merupakan informasi
genetik bagi sel hidup.

Gambar 2.11 Struktur utama kimia dasar pada asam nukleat atau nukleotida

2.3 Evolusi Sel


Semua makhluk hidup tersusun atas sel-sel, membran kecil yang
mengelilingi ruangan berisi cairan kimia. Bentuk makhluk hidup paling sederhana
adalah sel-sel soliter yang memperbanyak diri dengan pembelahan biner. Sel
menempati setengah skala kompleksitas makhluk biologis. Tujuan mempelajari
sel untuk belajar bagaimana membuat  sesuatu dari molekul-molekul dan
bagaimana mereka bekerja membentuk organisme yang kompleks seperti
manusia.
            Terdapat dua proses penting dalam evolusi sel yaitu; (1) peristiwa variasi
acak dalam informasi genetik terjadi pada individu dan keturunannya, (2) seleksi
dari berbagai informasi genetik yang membantu pemiliknya untuk bertahan hidup
dan berkembang biak.Dalam mempelajari evolusi sel, yang harus dipahami adalah
pengertian sel. Sel merupakan unit yang menyusun bagian terkecil kemudian
membangun yang lebih kompleks untuk struktur yang lebih besar. Dimulai
dengan asal mula sel di bumi, kami menganggap bagaimana sifat-sifat tipe
molekul yang memberikan informasi hereditas yang dapat mengirimkan dan
menyampaikan sehingga terjadi evolusi. Di dalam membran molekul-molekul
menyediakan bahan-bahan esensial untuk replikasi sel sendiri. Mengikuti hal ini
dapat dideskripsikan transisi penting yang terjadi dalam evolusi ini, dari sel kecil
seperti bakteri sampai sel-sel yang lebih besar dan kompleks seperti yang

16
ditemukan pada tumbuhan dan hewan. Akhirnya, dapat disimpulkan bahwa satu
sel mungkin berkembang menjadi organisme multiseluler, menjadi terspesialisasi
dan bekerja sama dalam suatu formasi organ yang rumit seperti otak.
2.3.1 Dari Molekul Menjadi Sel Pertama
Molekul organic sederhana (seperti molekul yang mengandung karbon)
dapat diproduksi dalam suatu kondisi. Kondisi terbaik untuk menghasilkan
molekul tersebut adalah dari percobaan laboratorium. Jika dicampurkan dengan
gas seperti CO2, CH4, NH3 dan H2 kemudian dipanaskan dengan air dan
diberikan energi listrik atau radiasi sinar, mereka akan bereaksi untuk membentuk
molekul-molekul organic kecil, biasanya terseleksi menjadi cukup kecil, masing-
masing terbuat dari jumlah yang besar. Diantara produk-produk ini terdapat
senyawa-senyawa seperti Hidrogen sianida (HCN) dan formaldehid (HCHO) yang
siap untuk berreaksi lebih lanjut dalam cairan. Hal yang penting dan molekul yang
banyak terdapat dalam menghasilkan sel antara lain asam amino, gula, purin,
pirimidin yang dibutuhkan untuk membentuk nukleotida.
Eksperimen yang dilakukan oleh Miller tahun 1953 dilakukan untuk
menguji teori dari Oparin yang mengemukakan pendapatnya mengenai asal-usul
kehidupan. Oparin menyatakan pada saat itu bumi memiliki sebagian lautan yang
terbentuk didalamnya banyak molekul organik yang saling bergabung membentuk
molekul-molekul yang kompleks yang lebih besar. Keadaan bumi waktu itu
memang berbeda jauh dengan konsidi bumi saat ini, akan tetapi petir, hujan
meteorit, memungkinankan terjadinya penggabungan molekul sederhana menjadi
molekul kompleks. Molekul tersebut membentuk sel pertama yang tentunya
sangat sederhana jika kita bandingkan dengan sel pada saat ini (Kimball, 1991).
Eksperimen yang dilakukan Miller memang tidak dapat meniru dengan
komposisi yang tepat perihal kondisi miliaran tahun yang lampau tersebut, akan
tetapi dalam eksperimen ini kita paling tidak memperoleh satu pengetahuan dasar
yang telah beberapa kali diuji coba dengan menggunakan susunan campuran yang
berbeda-beda untuk meniru secermat mungkin dan hasilnya yaitu 20 jenis asam
amino, gula, lipida dan basa purin juga pirimidin.
Secara umum akan digambarkan pada hipotesis fase berikut:
1. Tahap pembentukan atom menjadi zat anorganik

17
 C,H,O,N H2O, CH4, NH3, HCN
2. Tahap pembentukan zat anorganik menjadi zat organik sederhana
 CH4+H2O menjadi Gula sederhana, asam lemak dan
gliserin
 CH4+H2O+NH3 asam amino
 CH4+H2O+NH3+HCN Basa nitrogen (purin dan pirimidin)
3. Tahap pembentukan zat organik menjadi zat organik kompleks
 Gula+gula Karbohidrat/polisakarida
 Asam lemak+gliserin Lemak
 Basa nitrogen+gula+fosfat adenine fosfat, nukleotida
 Nukleotida+nukleotida DNA, RNA
4. Tahap zat organik kompleks Protoplasma sel
primitif

Reaksi-reaksi pada interaksi tersebut menunjukan mekanisme terbentuknya


senyawa organik dari sederhana menjadi kompleks sehingga terbentuklah molekul
DNA dan RNA. Molekul DNA dan RNA pada tahap ini dihasilkan dari senyawa
biotik, selanjutnya molekul ini membentuk koaservat yang lebih stabil dan
bergabung dengan yang lainnya. Kumpulan dari molekul-molekul ini dikelilingi
air dan mengabsorpsi substrat dari sekitarnya dan melepaskan hasil metabolisme
tersebut ke lingkungan. Koaservart ini juga dikenal dengan protobion (proto=
awal, dan bion=kehidupan). Secara harfiah probiont diartikan sebagai gabungan
molekul organik dengan karakteristik biologis juga memiliki RNA dan DNA
sebagai komponennya.
2.3.2 Molekul Replikasi  Diri  Mengalami Seleksi Alam
            Molekul RNA tidak hanya benang yang menjadi simbol pembawa
informasi pada makhluk hidup. RNA juga memiliki sifat kimia yang memberi
efek pada kelakuannya. Faktanya rantai spesifik pada nukleotida mengatur lipatan
molekul. RNA hanya sebagai nukleotida, pada polinukleotida dapat berpasangan
dengan nukleotida pelengkap yang bebas pada lingkungannya untuk membentuk
polimer baru. Jadi nukleotida dapat berpasangan dengan nukleotida pelengkap
menghasilkan polimer itu sendiri. Rantai GGGG pada salah satu bagian
polinukleotida dapat membentuk ikatan kuat dengan rantai CCCC pada bagian

18
yang lain pada molekul yang sama. Seperti ikatan tersebut menghasilakan
kompleks tiga dimensi dan keseluruhan molekul memiliki bentuk spesifik
tergantung seluruh rantai pada nukleotida.
            Bentuk tiga dimensi pada polinukleotida berpengaruh pada stabilitasnya,
kelakuan pada molekul lain dan kemampuan untuk replikasi, jadi tidak semua
nukleotida dapat berhasil pada proses replikasi. Terlebih lagi, kesalahan tidak
dapat terhindarkan dan terjadi pada beberapa proses penyalinan dan gagal
menyalin dari yang asli. Dengan replikasi ulang, maka rantai baru dari nukleotida
akan terus berlanjut memperbanyak diri. Jadi pada studi laboratori, sistem
replikasi dari molekul RNA mengalami seleksi alam yang berbeda sesuai dengan
ikatan akhir yang dibentuk dan bergantung pada kondisi yang tepat. Molekul
RNA dapat menyeleksi kemampuan mengikat pada beberapa molekul yang
spesifik. Itu juga menunjukkan bahwa pada eksperimen in vitro dimulai dengan
penyiapan molekul RNA pendek dengan ikatan nukleotida yang acak.
            Ikatan nukleutida yang acak kemudian melewati bagian yang sempit dan
bertemu dengan pilihan substansi. Molekul RNA yang tidak mampu mengikat
substansi kemudian disingkirkan, kemudian beregenerasi pada rantai nukleotida..
Setelah seleksi dan reproduksi selesai, RNA mempunyai banyak kopian yang
jumlah ikatannya relatif kecil dan tidak mampu mengikat substansi. Molekul
RNA memiliki dua karakteristik khusus. RNA membawa informasi dan RNA
yang memiliki struktur lipatan spesifik RNA. Dengan demikian menunjukkan
terjadinya evolusi.
2.3.3 Molekul RNA Khusus yang Dapat Mengkatalis Reaksi Kimia
            Seleksi alam  terjadi pada lingkungan dan pada replikasi RNA. Disamping
menyediakan tempat untuk replikasi RNA, juga dapat mengkatalis kerusakan dan
informasi kovalen diantara nukleotida. Masing-masing RNA mengkatalis reaksi
tergantung pada pengaturan spesifik atom dari bentuk permukaan molekul RNA
katalik. Aktifitas katalik memiliki bagian pokok yang penting. Mengingat bahwa
bagian molekul RNA membantu mengkatalis proses pada tempat polimerisasi,
pada beberapa molekul RNA sebagai tempat berbentuk seperti molekul. Kegiatan
memperbanyak diri, dengan replikasi menjadi cepat dan efisien. Beberapa di

19
antaranya memiliki kegiatan katalitik yang membantu replikasi RNA pada jalur
lain.
2.3.4 Perubahan dari Polinukleotida Menjadi Polipeptida
       Struktur polinukleotida dicocokkan untuk informasi penyimpanan dan
replikasi, kemampuan katalitik sangat terbatas deangan perbandingan dari
polipeptida tersebut., dan replikasi efisien dari polinukleotida pada sel modern
yang secara mutlak terikat pada protein. Pada kehidupan nyata beberapa
polinukleotida yang membantu memandu sintesis dari kegunaan polipeptida pada
lingkungan yang akan mendapatkan keuntungan besar pada perjuangan evolusi
untuk bertahan.
            Saat ini sistem kolaborasi dari molekoul RNA organisme bekerja di bagian
tengah pada sintesis polipeptida langsung. Inilah sintesis protein, tetapi proses ini
dibantu oleh protein yang disintesis sebelumnya. Mesin biochemical dari sintesis
protein rumit. Satu molekul RNA membawa informasi genetik dari polipeptida
khusus yang terbentuk dari sebuah kode, ketika molekul RNA lain bertindak
sebagai adaptor, masing-masing mengikat sebuah asam amino spesifik. Terdapat
dua tipe dari molekul RNA membentuk pasangan komplemen dasar dengan satu
dan lainnya memungkinkan rangkaian  dari nukleotida pada pengkodean molekul
RNA untuk penggabungan langsung dari yang bertindak sebagai RNA adaptor
menuju sebuah perkembangan rantai RNA. Prekursor pada dua tipe molekul RNA
agaknya dilangsungkan pada sintesis protein pertama, tanpa bantuan protein.
          Sekarang, peristiwa pada pertemuan protein baru berlangsung pada
permukaan ribosom-partikel kompleks yang menyusun beberapa molekul RNA
besar. RNA ribosomal pada partikel tersebut berperan sebagai katalitik pada
proses sintesis protein dan membentuk lebih dari 60% masa ribosom. Pada
kenyataannya masa evolusi muncul pada komponen penting ribosom. Ini terlihat
sama, kemudian RNA memandu sintesis primordial protein. Dengan cara ini RNA
dapat membentuk alat dalam bentuk protein untuk biosintesis yang efisien untuk
membentuk replikasi RNA dan dalam proses produksi alatnya sendiri. Sintesis
protein spesifik dibawah panduan RNA memerlukan evolusi dari sebuah kode
yang mana polinukleotida mengurutkan asam amino spesifik untuk menbuat

20
protein. Kode ini disebut Triplet, triplet yang berbeda dari nukleotida tidak
mengkode asam amino spesifik.
2.3.5 Dari Prokaryote ke Eukaryote
 Semua organisme yang hidup di bumi sekarang berasal dari sel primodial
tunggal yang lahir 3 juta tahun yang lalu. Sel ini, berasal dari persaingan,
mengambil petunjuk dari proses pembentukan dan evolusi yang selalu terjadi
ketika bumi masih hijau dari perubahan komposisi atmosfir dan menjadikan
rumah dari kehidupan cerdas.
Satu hal yang penting dari ciri khas selama perjalanan evolusi ini yang
terbentuk 1,5 juta tahun yang lalu, ketika mereka melakukan transisi dari sel yang
kecil menjadi struktur internal sederhana dan biasa disebut dengan sel
prokaryotic,yang terdapat di berbagai jenis bakteri untuk menunjukkan lebih besar
dan radical yang lebih komplek sel eukaryotik bisa ditemukan dalam hewan
tingkat tinggi dan tumbuhan.
2.3.6 Dari Organisme Sel Tunggal ke Organisme Multiseluler
Organisme sel tunggal, seperti bakteri dan protozoa, telah berhasil
beradaptasi untuk sebuah jenis dari lingkungan berbeda apabila mereka terdiri dari
lebih setengah total biomasa bumi. Tidak seperti hewan, beberapa jenis dari
organisme uniseluler ini dapat mensintesis semua dari subtansi mereka butuhkan
dari sebuah nutrisi kecil sederhana dan beberapa dari mereka membelah setiap
jam.Seperti tumbuhan dan hewan yang berbeda terlihat, mereka memilih
lingkungan dimana terjadi evolusi berlanjut. Bertahan pada sebuah hutan
mengganggap untuk kemampuan berbeda daripada bertahan pada laut yang
terbuka. Pembaharuan dalam pergerakan, deteksi sensori, komunikasi, kelompok
sosial-semua memungkinkan organisme eukaryot untuk bertanding, menyebar,
dan bertahan pada yang lebih kompleks.
2.3.7 Sel tunggal dapat bergabung untuk membentuk koloni
Pada awal tahap evolusi dari organisme multiseluler adalah penggabungan
organisme seluler untuk membentuk koloni. Cara yang paling sederhana mencapai
ini untuk sel anakan untuk tetap bersama setelah masing-masing sel membelah.
Beberapa sel prokaryot menunjukkan kebiasaan sosial pada bentuk primitif.

21
Alga hijau (jangan keliru dengan prokaryot ”alga hijau biru" atau cyanobakteria)
adalah eukaryot yang ada sebagai uniseluler, berkoloni, atau multiseluler.

2.3.8 Organisme Multiseluler Bergabung pada Kohesi diantara Sel


Pada pembentukan organisme multiseluler, sel harus berbatasan bersama,
dan eukaryotic telah dikembangkan cara lain untuk meckupi kebutuhannya. Sel
pada kebanyakan dari hewan tidak memiliki dinding rigid dan jembatan
sitoplasma khusus ganti sel dibatasi bersama oleh suatu relative loose meshwork
dari molekul organic ekstra seluler (disebut matrik ekstra seluler) dan oleh adesi
antara membrane plasma. Lebih sering, dari sisi ke sisi hubungan antar sel
menahannya secara bersama-sama  membentuk helaian multiseluler atau
epithelium.
2.3.9 Program Perkembangan Dasar Tertuju pada Konservasi dalam Evolusi
Selama evolusi banyak peralatan perkembangan yang berkembang dalam
organisme multiseluler paling sederhana telah dikonservasi sebagai prinsip dasar
untuk konstruksi keturunan mereka yang lebih kompleks.Tanaman yang masih
muda sebelah kanannya di kontruksikan pada tiga tipe organ yaitu daun, batang,
dan akar, basing-masing tiga tipe itu dibentuk dari tiga jaringan sistem ground,
dermal, dan vascular.
            Semua tiga system jaringan derivatnya sel poliveratif yang aktif pada tunas
dan akar meritem apikal danmasing-masing mengandung spesialis yang relativ
kecil tipe sel, tiga system jaringan, dan sel yang meliputi mereka, dan di
deskribsikan sebagai berikut :
1) sel tumbuh dan dideferensiasikan untuk memberikan makanan pada
system jaringan dengan fungsi yang berbeda.
2) Jaringan dermal : tumbuhan ini dilindungi oleh penutup luar yang
menghubungkan dengan lingkungan, air dan ion diperoleh dari akar dan
regulasi pertukaran gas di dalam tempat tinggalnya dan bagian-bagianya.
3) Jaringan Vaskular bersama-sama floem dan xilem dari sistem vaskular
tumbuhan, jaringan ini mengkondisikan air  antara organ dan menyediakan
pendukung mekanik.

22
4) Jaringan ground : menata dan mendukung jaringan yang masih muda dan
juga berfungsi membuat makanan supaya kuat.
5) Jaringan ground mengandung system jaringan tiga tipe sel parenkim,
kolenkim, dan sklerenkim.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Sel merupakan penyusun tubuh sehingga makhluk hidup dapat tumbuh,


bereproduksi, memproses informasi, merespon stimulus, dan dapat mengatur
reaksi kimia yang terjadi di dalam sel.Pada abad 21 terjadi ledakan data tentang
komponen penyusun sel, stuktur penyusun sel, serta cara komponen penyusun sel
untuk saling bekerja sama dan saling mempengaruhi. Para ilmuan di bidang
Biologi menggolongkan sel menjadi dua tipe, yaitu prokariotik dan eukariotik. Sel
prokariotik terdiri dari sel yang tidak dibungkus dengan membran plasma
sehingga nucleus (inti) lemah, dan relative memiliki organisasi internal yang
sederhana.
Kehidupan sel tergantung pada ribuan interaksi kimia dan reaksi sistematis
yang di koordinasikan antara satu sama dengan yang lain dalam ruang dan waktu
dibawah pengaruh instruksi sel genetik dan lingkungannya.Sel hidup tersusun dari
beberapa komponen atau elemen, terdapat 99% yang paling banyak dari berat sel
adalah elemen C, H, N dan O. Komponen kimia di dalam sel dapat berupa
komponen anorganik seperti air, dan ion-ion mineral dan komponen organik
misalnya protein, karbohidrat, asam nukleat dan lipida. Pada skala molekuler,
anggota dari elemen molekul tersebut adalah karbohidrat, protein, dan asam
nukleat yang berukuran besar sehingga disebut dengan makromolekul.
Sel yang ada sekarang merupakan hasil evolusi dari sel yang lebih
sederhana. Sel pertama berkembang dari molekul-molekul organic yang ada pada
saat bumi baru terbentuk. Molekul-molekul organik tersebut merupakan

23
hasilreaksi dari molekul-molekul anorganik.Informasi genetik pertama kali
dibawa oleh molekul ARN kemudian beralih ke ADN.
3.2 Saran

Ulasan mengenai Orientasi Struktur Sel Umum dan Kimia Sel akan mudah
dipelajari jika ditunjang oleh banyak literatur, baik dari buku-buku penunjang atau
jurnal ilmiah. Sehingga kita dapat mengetahui hubungan antara struktur dan
fungsi dari masing-masing organel dengan jelas . Selain itu kita juga dapat
memahami hubungan antara organel-organel tersebut di dalam sel .

DAFTAR RUJUKAN

Albert & Bruce.1989. Molecular Biologi Of The Cell. New York: Garland
Publising, Inc.
Campbell. 2008. Biologi Edisi Kedelapan Jilid I. Jakarta: Erlangga.

Karp, G. 1999. Cell and Molecular Biology : concept and experiments. John-
Willey
and Sons Inc. United States Of America

Kimbal, J.W. 1991.Biologi Jilid 3. Terjemahaan oleh Tjitrisoepomo, S.S. dan N.


Sugiri. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Lukman, A. 2008. Evolusi Sebagai Dasar Perkembangan Makhluk Hidup Saat Ini.
Jurnal Biospecies. 1 (2): 67-72.

Lodish, Berk, Matsudaira, Kaiser, Krieger, Scott, Zipursky, dan Darnell. 2016.E-
book. Molecullar Cell Biology, Fifth Edition.

NCBI. 2016. E-book Chemical cell. Molecular Biology Of the Cell

24

Anda mungkin juga menyukai