Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH BIOLOGI SEL

INTI SEL (NUKLEUS)

DOSEN PENGAMPUH:

Prof. Herry M. Sumampouw, M. Pd

Dr. Helen J. Lawalata M. Si

DISUSUN OLEH:

Novita Slamet (19 507 042)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MANADO

2020

1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur mari kita panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
berkat limpahan rahmat dan karuniaNya akhirnya makalah Biologi Sel yang berjudul “Inti Sel
(Nukleus)” dapat terselesaikan. Penulisan makalah ini dilakukan guna memenuhi tugas dari
dosen yang diberikan sebagai tugas terstruktur kepada penulis. Penulis selaku penyusun makalah
ini mengucapkan terima kasih kepada Dosen Pembimbing mata kuliah Biologi Sel. Dan kepada
semua pihak yang telah banyak membantu penulis dalam menyusun tugas makalah ini, sehingga
makalah ini dapat terselesaikan dengan baik.
Kami menyadari bahwa meskipun makalah ini telah disusun dengan baik dan teliti tetapi
di dalam makalah ini masih banyak terdapat kekurangan baik dari segi tulisan maupun isi. Oleh
karena itu, Kami sangat mengharapkan adanya saran dan kritik dari semua pihak demi
kesempurnaan makalah ini. Dan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca
makalah ini.

Purworejo, 16 November 2020

Penulis

DAFTAR ISI

ii
KATA PENGANTAR.................................................................................................................................ii
DAFTAR ISI...............................................................................................................................................3
BAB I..........................................................................................................................................................4
PEDAHULUAN..........................................................................................................................................4
A. Latar Belakang.................................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah...........................................................................................................................4
C. Tujuan Penulisan Makalah..............................................................................................................4
BAB II.........................................................................................................................................................5
PEMBAHASAN.........................................................................................................................................5
A. Pengertian Nukleus dan Fungsi Nukleus..........................................................................................5
1. Pengertian Nukleus.....................................................................................................................5
2. Fungsi Nukleus...........................................................................................................................5
B. Bagian-Bagian Nukleus dan Materi Genetik...................................................................................6
1. Selaput Inti (Membran Inti)........................................................................................................6
2. Anak Inti (Nukleolus).................................................................................................................7
3. Nukleoplasma.............................................................................................................................8
4. Krhomatin...................................................................................................................................8
5. DNA.........................................................................................................................................10
6. RNA..........................................................................................................................................11
BAB III......................................................................................................................................................12
PENUTUP.................................................................................................................................................12
A. Kesimpulan....................................................................................................................................12
B. Saran.............................................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................13

3
BAB I

PEDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sel merupakan unit struktur dan fungsional terkecil makhluk hidup. Sel dikendalikan oleh suatu organel
yaitu nukleus. Nukleus merupakan organel yang penting karena nukleus sebagai pengendali semua
kegiatan sel, tanpa adanya nukleus maka kegiatan-kegiatan sel tidak dapat berlangsung. Tidak dapat
berlangsungnya kegiatan di sel tentu akan mengganggu fungsi jaringan serta organ dalam tubuh kita, serta
tanpa adanya nukleus maka sel tidak akan dapat hidup dalam waktu yang lama. Dengan fungsi tersebut
tentunya nukleus memiliki struktur yang khas sebagai penompang fungsi-fungsi tersebut. Struktur
nukleusakan membantu dalam pelaksanaan tugas-tugasnya. Nukleus memiliki bagian-bagian yang terdiri
dari selaput inti, anak inti (nukleolus), nukleuplasma, krhomatin, DNA, dan RNA.

Bagian bagian sel tersebut tersusun dalan suatu organisai yang dapat mengatur seluruh kegiatan yang ada
di dalam sel, sehingga sel dapat menjalankan fungsinya dengan baik. Kegiatan di dalam sel sangatlah
banyak sehingga di dalam sel memerlukan suatu koordinasi, dan sebagai pusat dari koordinasi dari sel
tersebut berada di dalam nukleus. Dengan adanya nukleus maka seluruh kegiatan yang ada di dalam sel
dapat berjalan dengan baik sehingga sel dapat dikatakan sebagai sel yang aktif. Apa yang terjadi biala di
dalam sel tidak terdapat inti? Sebuah pertanyaaan yang mungkin sudah ada jawabannya. Di dalam
makalah ini kami akan mencoba membahas mengaenai nukleus tersebut.

B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang tersebut maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimanakah struktur dari nukleus ?

2. Apa saja yang terkandung di dalam nukleus?

3. Apa sajakah fungsi dari nukleus tersebut?

C. Tujuan Penulisan Makalah


Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui struktur dari nukleus.

2. Untuk mengetahui kandungan apa yang tedapat di dalam nukleus.

3. Untuk mengetahui fungsi dari nukleus.

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Nukleus dan Fungsi Nukleus


1. Pengertian Nukleus
Nukleus atau inti sel merupakan bagian penting sel yang berperan sebagai pengendali kegiatan sel.
Nukleus merupakan organel terbesar yang berada dalam sel. Nukleus berdiameter sekitar 10 m. Nukleus
biasanya terletak di tengah sel dan berbentuk bulat atau oval. Pada umumnya sel organisme berinti
tunggal, tetapi ada juga yang memiliki lebih dari satu inti. Nukleus ini umumnya paling mencolok pada
sel eukariotik. Rata-rata diameternya 5 µm. Nukleus memiliki membran yang menyelubunginya yang
disebut membran atau selubung inti. Membran ini memisahkan isi nukleus dengan sitoplasma.

Nukleus di batasi oleh sepasang membran. Selubung yang terbentuk itu tidak sinambung, tetapi
mengandung pori – pori. Hal ini boleh jadi memugkinkan bahan – bahan berlalu – lalang dari nukleus. Di
dalam nukleus membran nuklir terdapat medium setengah cairan (semifluida) yang di dalamnya
kromosom tersuspensi. Biasanya kromosom itu tampak sebagai struktur memanjang dan tidak mudah
diamati dengan mikroskop cahaya. Dalam keadaan seperti biasa disebut kromatin. Nukleus merupakan
pusat pengendali dalam sel. Jika nukleus dalam sel rusak, maka telur itu tidak dapat melanjutkan
perkembangannya menjadi individu baru. Kalau nukleus itu di keluarkan dari suatu amoeba, organisme
ini hidup terus selama beberapa hari. Akan tetapi tidak dapat makan atu pun berkembangbiak, dan
akhirnya akan mati.

Di dalam nukleus , DNA diorganisasikan bersama dengan protein menjadi materi yang disebut kromatin.
Kromatin yang di beri warna tampak melalui mikrokop cahaya maupun mikroskop electron sebagai
massa kabur. Sewaktu sel bersiap untuk membelah ( bereproduksi ), kromatin kusut yang berbentuk
benang aan menggulung ( memadat ), menjadi cukup tebal untuk bisa dibedakan sebagai struktur terpisah
yang disebut kromosom. Nukleus ini mengontrol sintesis protein dalam sitoplasma dengan cara mengirim
mesenjer molecular yang berbentuk RNA, RNA mesenjer ( messenger RNA, mRNA) ini disintesis dalm
nukleus sesuai dengan perintah yang diberikan oleh DNA, mRNA. kemudian penyampaian pesan genetic
ini ke sitoplasma melalui pori nukleus. Sewaktu berada dalam sitoplasma, molekul mRNA akan melekat
pada ribosom, di sini pesan genatik tadi diterjemahkan ( ditranlasi ) menjadi struktur primer suatu protein
spesifik. Berdasar jumlah nukleus, sel dapat dibedakan sebagai berikut:

1) Sel mononukleat (berinti tunggal), misalnya sel hewan dan tumbuhan.


2) Binukleat (inti ganda), contohnya Paramaecium.
3) Multinukleat (inti banyak), misalnya Vaucheria (sejenis alga) dan beberapa jenis jamur.

2. Fungsi Nukleus
Nukleus memiliki peran atau fungsi yang sangat penting diantaranya sebagai berikut:

 Mengendalikan seluruh kegiatan sel,


 Mengeluarkan RNA dan sub unit ribosom ke sitoplasma,
 Mengatur pembelahan sel,
 Membawa informasi genetik.

5
B. Bagian-Bagian Nukleus dan Materi Genetik
Nukleus memiliki peran yang sangat vital dalam kehidupan sebuah sel. Peran nukleus dalam hal ini
adalah untuk mengatur dan mengontrol segala aktifitas kehidupan sel sreta membawa informasi genetic
yang diturunkan ke generasi berikutnya, informasi ini disimpan dalam suatu molekul polinukleutida yang
disebut DNA (Deoxyribo Nucleic Acid). DNA pada umumnya tersebar di dalam nukleus sebagai matriks
seperti benang yang disebut kromatin. Ketika sel akan memulai membelah kromatin akan berkondensasi
membentuk struktur yang lebih padat dan memendek yang selanjutnya disebut kromosom.

Gambar 1.1 nukleus dan bagian-bagiannya.

Kromosom tersusun atas molekuk DNA dan protein histon. Struktur di dalam nukleus yang merupakan
tempat berkonsentrasinya molekul DNA adalah nucleolus (anak inti). Nuklelous berperan sebagai tempat
terjadinya sintesis molekul RNA (Ribo Nucleic Acid) dan ribosom. RNA merupakan hasil salinan DNA
yang akan ditransfer ke sitoplasma untuk diterjemahkan menjadi rantai asam amino yang disebut protein.
Nukleus terdiri dari beberapa bagian yakni:

1. Selaput Inti (Membran Inti)


Mebran sel inilah yang membedakan antara sel eukariotik dengan sel prokariotik dimana pada sel
prokariotik tidak ada membrane sel. Membrane sel ini disebut juga karyotecha, dari kata karyon= inti, dan
techa = kulit. Membrane ini adalah bagian terluar dari inti sel. Fungsi membrane inti sel secara
keseluruhan adalah mengadakan pertukaran zat dengan sitoplasma. Pada membrane inti terdapat pori
yang berfungsi dalam pertukaran makro molekul. Melalui membran sel inilah nukleus dapat
mengeluarkan berbagai macam RNA dan sub unit ribosom ke sitoplasma kerena memilki struktur sebagai
berikut:

Dalam mikroskop electron menunjukan bahwa membrane nukleus memiliki dua lapis membrane unit
pararel yang dipisahkan oleh celah berukuran antara 40-70 nm yang disebut sisterna perinukleus atau
intermembran space. Lembaran yang terdapat idsebelah dalam disebut selaput sitosolik. Selaput nuclear
tidak berupa lembaran-lembaran yang utuh. Namun seprti penapis selaput nukleus memiliki lubang-
lubang dibeberapa tempat. Lubang-lubang tersebut dinamakan pori nuclear. Pori nuclear ini terbentuk

6
akibat menyatunya dwilapis lipida sari selaput luar-dalam.adanya pori nuclear ini membantu
memudahkan pengangkutan bahan dan senyawa makro dari sitoplasma.

Fungsi utama dari pori nukleus adalah untuk sarana pertukaran molekul antara nukleus dengan
sitoplasma. Molekul yang keluar kebanyakan mRNA digunamakan untuk sintesis protein.pori nukleus
tersusun atas tiga subunit, yaitu kolom subunit subunit anular, subunit lumenal, dan sub unit ring. Subunit
kolom berfungsi berfungsi dalam pembentukan dinding porinukleus. Subunit anular berguna
untukmembentuk spoke yang mengarah menuju tengah dari porinukleus. Subunit luminal mengendung
protein transmembran yang menempelkan kompleks porinukleus pada membrane nukleus. Sedangkan
subunit ring berfungsi untuk membentuk permukaan sitolik (berhadapan dengan sitoplasma) dan nuclear
(berhadapan dengan nukleuplasma) dari kompleks porinukleus. Selaput luar selubung berhubungan
langsung dengan Retikulum endoplasma. Permukaan sitosolik ditempali oleh ribosom yang terlibat dalam
sintesis protein. Berdasarkan srukturnya dapat dinyatakan bahwa terdapat tiga cara pengagngkutan dari
dan ke sitoplsma.

a) Cara yang pertama merupakan cara langsung dengan melewati pori nuclear.

b) Cara kedua merupakan pengangkutan lewat selaput dalam menuju keruang perinuklear dan diteruskan
ke sisterna reticulum endoplasma.

c) Cara ketiga adalah dengan jalan pinositosis (proses dimana partikel-partikel kecil yang berupa cairan
ditangkap oleh sel dengan cara memecah partikel-partikel tersebut mejadi pertikel-pertikel yang lebih
kecil).

2. Anak Inti (Nukleolus)


Struktur nuklelous (anak inti) disebut juga butuir inti. Nucleoli (jamak) akan terlihat dibwah pengamatan
mikroskop electron sebagai sebuah atau lebih bangunan basofil yang berukuran lebih besar dari pada
ukuran butir-butir kromatin. Pada pengamatan dengan mikroskop elektron secara selintas, anak inti
tampak sebagai suatu gambaran spons karena adanya bagian-bagian gelap dan terang. Bagian yang gelap
terdiri ata tiga komponen yang strukturnya berbeda sedang bagian terang masih merupakan bahan
perdebatan apakah bagian tersebut tidak berisi bahan-bahan dari inti yang lain yang masuk kedalam anak
inti. Secara deskriftif dalam anak inti dapat dibedakan dengan mokroskop elektron adanya komponen
sebagi berikut:

a) Daerah granuler atau Pars granulose bagian ini terdiri dari butir-butir sebesar 15-20 nm, lebih kecil
sedikit dari butir ribosom. Seringkali daerah ini terdapat di bagian perifer anak inti.

b) Daerah fibriler atau Pars fibrosa bagian ini terdiri atas benang-benang dengan diameter 5-10 nm,
komponen ini terdapat di tengah-tengah anak inti. Karena daerah granuler dan daerah fibriler keduanya
dicerna oleh enzim ribonuklease, maka diduga keras kedua daerah tersebut mengandung ribisom.

c) Daerah amorf atau Pars amorfa daerah ini merupakan daerah yang mengandung matriks anak inti
yang digunakan untuk mengikat 2 komponen yang disebut di atas , matriks ini merupakan bahan protein.

Disekitar anak inti terdapat khromatin yang berbentuk seperti benang-benang halus setebal 10 nm.
Adanya khromatin yang mengelilingi anak inti menyebabkan warna basofil pada pengamatan dengan

7
mikroskop cahaya. Pada anak inti yang berukuran besar, kadang-kadang terlihat butir-butir yang diduga
adalah butur-butir khromatin.

Berlangsunnya transkripsi gena untuk rRNA yang berjalan terus-menerus akan menjamin terbentuknya
rRNA untuk ribosom yang ada dalam sitoplasma. rRNA yang baru terbentuk dari transkripsi tersebut
segera dikemas bersama protein ribosom untuk membentuk ribosom. Pengemasan tersebut berlangsung
dalan anak inti,. Untuk keperluan tersebut,maka dalam anak inti terdapat sejumlah penggal-penggal DNA
(rDNA) untuk transkripsi menjadi rRNA secara berulang-ulang dan berjalan sangat cepat dengan bantuan
enzim polymerase RNA I, penggalan-penggalan DNA tersebut dinamakan “nucleolar organizer”.

Fungsi dari anak inti ini sudah pasti untuk membuat ribosom yang terdapat dalam sitoplasma. Karena
ribosom diperlukan untuk sintesis protein, maka dapat dimengerti apabila sel yang sedang aktif
mensintesiskan protein dalam sitoplasma nya akan memiliki anak inti yang membesar. Apabila dikaitkan
dengan khromosom saat mitosis, maka “nucleolar organizer” terdapat pada khromosom sebagai bagian
yang mengecil yang dinamakan “kontraksi sekunder”yang letaknya didekat satelit. Dengan demikian
jumlah “nucleolar organizer” akan menentukan jumlah anak inti dalam inti sel. Bahkan kadang-kadang
terlihat bahwa beberapa anak inti berdekatan sehingga Nampak anak inti tersebut menyatu.

Kandungan RNA dalam anak inti jika dibandingkan dengan bagian lain dari inti tidak selalu tetap, yaitu
berkisar antara 5%-20%. Untuk kepentingan sintesis protein ribosom diperlukan rRNA sebagai hasil
trankripsi DNA, namun dengan berbagai pewarnaan terhadap DNA, tidak dapat dibuktikan adanya DNA
dalam anak inti kecuali dalam beberapa anak inti yang besar (mungkin sedang aktif mengadakan
transkrisi). Kandungan protein dalam anak inti sanagat tinggi sebagai fosfoprotein, tetapi tidak ditemukan
histon.

3. Nukleoplasma
Nukleuoplasma merupakan substansi transparan, semi solid (agak padat), yang terletak di dalam nukleus.
Komposisinya tersusun dari asam nukleat (DNA & RNA), yang merupakan materi genetik, protein dan
garam-garam mineral. Asam nukleat terdapat dalam dua bentuk yaitu: aam dioksiribosa (DNA) dan
ribosa (RNA). Biasanya dalam nukleus kedua asam ini bergabung dengan protein yang disebut
nukleuprotein, banyaknya DNA dalam nukleus bervariasi. Misalnya pada nukleus sel salamander
(Amphibia) mengandung DNA lebih banyak dibandingkan dengan nukleus sel mamalia. Jenis protein
yang terdapat dalam nuleus berupa nukleuprotein yaitu protamin dan histon. Selain kedua jenis protein ini
pada nukleus terdapat protein lain yang bersifat asam yaitu: nonhiston protein dan enzim nukleus.

4. Krhomatin
Pada sel eukariotik materi genetic dikemas dalam genom-genom. Disebagian besar genom tersaji dalam
kesatuan-kesatuan kromatin, setiap kesatuan yang merupakan bentuk padat dari kromatin disebut
kromosom. Bentuk dan ukuran kromosom berubah-ubah, kromosom memiliki sepasang lengan masing-
masing berada bersebelahan yang dipisahkan oleh suatu lekukan. Pada stadiuam metaphase kromosom
mengalami replikasi sehingga setiap kromosom terdiri dari dua kromatida, dua kromatida tersebut diikat
oleh mikrotubula kinetokor pada daerah yang disebut sentromer, membentuk lekukan sehingga tampak
mempunyai dua pasang lengan. Sentromer berperan sebagai pusat gerak kromosom selama stadium
anafase. Bentuk kromosom seperti yang diterangkan di atas hanya tampak pada saat mitosis. Pada saat
interfase bentuk kromosom seperti tersebut akan menghilang. Benarkah menghilang? Ternyata tidak,

8
pada saat interfase, kromosom berubah menjadi filament-filamen halus, filament-filamen halus ini disebut
kromatin.

Gambar 1.2 kromatin dan kromosom

Kromatin dibedakan berdasarkan daya serapnya terhadap larutan pewarna. Heterokromatin adalah
kromatin yang menyerap warna dengan kuat, sedangkan eukromatin merupakn kromatin yang kurang
kuat menyerap warna. Berdasarkan lokasinya kromosom dibedakan menjafdi dua daerah yaitu: Pertama,
kromatin nukleolus terdiri dari kromatin perinukleus dan intranukleus. Kromatin perinukleus yaitu
kromatin yang berada di sekelilinga nukleolus, sedangkan kromatin intranukleus yaitu kromatin yang
berada di dalam nukleolus. Kedua,kromatin periferal yaitu kromatin yang berikatan dengan membran sel.
Kromatin nukleus dan kromatin periferal merupakan heterokromatin.Sebagai materi genetic
heterokromatin dibagi menjadi dua yaitu heterokromatin fakultaif dan heterokromatin konstitutif. DNA
yang terdapat pada heterokromati konstiutif selamanya tidak aktif dan tetap berada dalam keadaan
mampat selam adaur sel. Heterokromatin fakultatif tidak selamanya berada dalam keadaan mampat, pada
saat-saat tertentu kromatin akan terurai, pada waktu terurei ini kromatin dapat disalin.

Kromatin terdiri dari DNA (16%), RNA (12%), dan nucleoprotein (72%). Nukleoprotein di kromatin
terdiri dari histon dan nonhiston, histon merupakn protein yang sangat basa, strukturnya cukup
sederhanatersusun dari arignin dan lisin dalam jumlah yang cukup besar sekitar 24% mol. Sedangkan
protein non histon, di dalam kromatin terdapat beberapa ratus proteinnon histon. Hampir 50% protein non
histon adalah protein structural. Bersifat asam dan banyak dijumpai apda saat interfase. Protein non-
histon anatara lain adalah aktin yang merupakan protein kontraktil. Protein non-histon ada yang memiliki
aktivitas sebagai enzim antara lain adalah polimerasi RNA, protease serin, transferase asetil, ligase,
adenosine, diaminase, nukleofosfoliase, dan guanase. Enzim-enzim ini berperan dalam proses replikasi
DNA, transkripsi, dan pengaturan mekanisme transkripsi.

Kromatin bila diamati dengan menggunakan mikroskop electron ternyata terdiri dari untaian manik-
manik, manik-manik tersebut berdianeter 10 nm, sedangkan filament penghubungnya berdiameter 2 nm,
manik-manik tersebut disebut nukleosom. Nukleosom tersusun dari oktamer histon (4 pasang histon)
yang disebut molekul pusat dan dililit oleh DNA setebal 2 nm. Rantai DNA mengelilingi histon dalam 2
lilitan, setiap lilitan mengandung 83 pasang basa. Jadi jumlah keseluruhannya adalan 146 pasang basa
dengan 1 oktamer histon. Delapan buah oktamer histon pembentuk oktamer terdiri dari 4 pasang masing-
masing H2A, H2B, H3, dan H4. H1 tidak berada pada pusat melainkan pada DNA perentang yang
terjulur antara dua buah nukleosom, H1 berfungsi sebagai pengunci pilinan DNA apabila H1 dihilangkan

9
maka pilinanDNA akan cenderung lepas. Kesatuan molekul pusat, DNA perentang dan histon H1 disebut
mononukleosom.

A B

Gambar 1.3 gambar histon pada struktur kromatin (A), gambar nukleosom(B)

Untaian lurus nukleosom membentuk solenoid, kumpulan dari soleniod membentuk kromatin dengan
garis tengah 10nm, sedangkan pilinan untaian lurus membentuk kromatin dengab garis tengah 30 nm.
Setiap putaran pilin terdiri dari sekitar 6 buah nukleosom. Kumpilan dari putaran pilin membentuk
struktur yang disebut solenoid. Pembentukan struktur solenoid dipengaruhi oleh histin H1. Solenoid-
solenoid satu sam alain dihubungkan oleh DNA tanpa nukleosom. DNA ini sangat peka terhadap enzim
DNA –ase I, sedangkan DNA nukleosom dan DNA perentang tidak terpengaruh. DNA yang peka dengan
DNA – ase memiliki arti penting bagi ekspresi gen. DNA yang selalu disebut-sebut pada uraian diatas
ditinjau dari struktur kimianya ternyata tersusun dari deoksiribosa fosfat yang terikat pada basa nitrogen.
Basa yang terikat pada deoksiribosa fosfat adalah salah satu dari adenine, guanine, sitosin, atau timin.
Adenine dan guanine disebut basa purin, sedangkan sitosin dan timin disebut basa pirimidin. Secara fisik
DNA adalah molekul yang sangat penjang dengan rantai pokok untaian ganda deoksiribosa yang
duhubunhkan dengan slah satu basa purin atau basa pirimidin, membentuk struktur pilinan ganda (double
helix) dengan rantai deoksiribosa berada diluar. Kedua rantai deoksiribosa tersebut dihubungkan oleh
ikatan hydrogen yang terbentuk antara basa purin dari pilinan yang satu dengan basa pirimidin dari
pilinan yang lain. Adenine (A) selalu berpasangan dengan Timin (T), sedangkan Guanin (G) selalu
berpasangan dengan Sitosin (S).

5. DNA
Molekul DNA atau Deoksiribonukleat Acid dikenal sebagai materi genetic yang menyimpan semua
informasi penting tentang segala aktivitas sel. Menurut Suryo (2008:57) Asam Deoksiribonukleat atau
disingkat AND merupakan persenyawaan kimia yang paling penting pada makhluk hidup, yang
membewa keterangan genetic dari sel khususnya atau dari makhluk dalam keseluruhannya dari suatu
generasi ke generasi berikutnya. Menurut Waston dan Crick (dalam Suryo) molekul DNA berbentuk
sebagai dua pita spiral yang saling berpilin ( Double Helix). Di bagian luar terdapat deretan gula-pospat
(yang membentuk tulang pungggung dari “Double Helix”. Dibagian dalam dari Double Helix terdapat
basa purin dan pirimidin. DNA merupakan susunan kimiamakromolekular yang kompleks, yang terdiri
dari 3 macam molekul yaitu: gula pentose yang dikenal dengan deoksiribosa, asam pospat, dan basa
nitrogen yang dapat dibedakan dalam dua tipe dasar yaitu:

 Pirimidin, basa ini dibedakan lagi atas Sitosin (S), dan Timin (T).

10
 Purin , basa ini dibedakan lagi atas Adenin (A), dan Guanin (G).

Molekul DNA memiliki dua untai polinukleutida yang masing-masing untai poluinukleutida tersusun atas
rangkaian nukleutida dalam bentuk deoksiribosnukleutida. Dua polinukleutida yang berhadapan
dihubingkan oleh atom hydrogen, yaitu antara pasangan purin dan pirimidin tertentu. Adenine hanya
dapat berpasangan dengan Timin, yang dihubungkan oleh dia atom H. sedangkan Guanin hanya dapat
berpasangan dengan sitosin yang dihubungkan dengan tiga atom H. jadi dua deret nukleutida itu
komplementer satu dengan lainnya, artinya urutan nukleutida dalam satu deret mendikte urutan
nukleutida dari deret pasangannya.

6. RNA
RNA atau Ribonukleat Acid merupakan molekul yang berfungsi sebagai penyimpan dan penyalur
informasi genetic. RNA sebagai penyimpan informasi genetic misalnya pada maeteri genetic virus
terutama golongan retrovirus. RNA sebagai penyalur informasi genetic misalnya pada proses translasi
untuk sintesis protein. RNA merupakan rantai tinggal polinukleotida, dan setiap ribonukleotida terdiri
dari gula pentose (D-ribosa), molekul gugus pospst dan basa nitrogen. Berbeda dengan DNA basa Timin
dari golongan pirimidin tidak terdapat dalam RNA dan digantikan oleh basa Urasil (U).

RNA di golonngkan menjadi tiga tipe yaitu mRNA (messenger RNA), tRNA (transfer RNA), dan rRNA
(ribosomal RNA). mRNA berfungsi membawa pesan atau kode genetic (kodon) dari kromosom ke
ribosom. Kode genetic mRNA tersebut kemudian menjadi cetakan untuk menentukan spesifitas urutan
asam amino pada rantai polipeptida. rRNA merupakan RNA yang terdapat terbanyak diantara jenis RNA
yang dikenal dalam ribosom. Ribosom sebagai tempat sintesis protein, sekaligus merupakan “mesin”
yang akan mengatur dan memilih komponen-komponen yang terlibat dalam sintesis protein. Ribosom
mempunyai komposisi 60% rRNA dan 40% protein basa. tRNA merupakan RNA yang terdiri dari
berjenis-jenis molekul RNA yang secara spesifik dapat merangkai setiap jenis asam amino, setelah bagian
lain dari molekul tRNA ini mengenal kodon untuk asam amino yang sama pada mRNA. Ujung-ujung
anti kodon dari tRNA tertentu akan mendekati kodon yang sesuai pada mRNA yang bersangkutan,
sehngga ujung aseptor akan mengikat asam amini yang sesuai untuk dirangkaikan.

11
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian yang telah dijabarkan dalam pembahasan diatas dapat diketahui bahwa nucleus
merupakan bagian dari sel yang sangat penting dalam pengorganisaian dari sustu sel. Dimana didalam
suatu sel tersebut terdapat banyak bagian-bagian yang dari kesemunya tersebut nukleuslah yang berfungsi
sebagai pusat koordinasi dari sel tersebut. Selain mengatur semua pusat koordinasi, nucleus juga
memiliki fungsi mengeluarkan RNA dan subunit ribosom ke sitoplasma, mengatur pembelahan sel,
membawa informasi genetik.

Nucleus memiliki struktur yaitu membrane inti, anak inti, nukleuplasma, dan kromatin. Selain itu di
dalam inti sel juga terdapat materi geneti, materi genetic inilah yang nantinya akan menyampaikan pesan
genetic pada keturunan stiap individu. Materi genetic yang terdapat pda sel ini berupa DNA
(Deoksiribonukleat Acid), dan RNA (Ribosnukleat Acid).

B. Saran
Di dalam penulisan tugas ini penulis menyadari masik banyak kekurangan yang terdapat dalam
pembehasan maupun kata-kata, karena sesungguhnya kesempurnaan hanyalah milik Allah SWT. Oleh
karena itu penulis berharap untuk dapat diberi masukan yang sifatnya mmebangun dan untuk
menyempunakan hasil dari tugas ini sehingga tugas ini dapat bermanfaat bagi semua kalangan.

12
DAFTAR PUSTAKA

Subowo.1995. Biologi Sel. Bndung: Angkasa.

Sumadi, dan Marianti, Aditya. 2007 . Bioligi Sel. Yogyakarta: Graha ILmu.

Suryo. 2008. Genetika Strata 1. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

13

Anda mungkin juga menyukai