Anda di halaman 1dari 15

Kelompok V

SKLERENKIM
Disusun untuk memenuhi salah satu tugas
Mata Kuliah: Anatomi Tumbuhan
Dosen Pengampu: Nanik Lestariningsih, M.Pd.

Disusun Oleh:

Nika Noviana Triningsih (1701140469)


Noor Alifah (1701140470)
Khabiba Rohmah (1701140470)
Emeilia Afitri (1701140503)

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PALANGKARAYA


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
PROGRAM STUDI TADRIS BIOLOGI
TAHUN 2019 M
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Segala puji bagi Allah SWT. Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang
serta telah menurunkan Al-Qur’an untuk menjadi pedoman hidup manusia.
Shalawat serta saalam selalu tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, keoada
keluarga, sahabat dan pengikutnya. Alhamdulillahirobbil’alamiin atas karunia
Allah penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “SKLERENKIM”.
Tujuan makalah ini adalah untuk menambah pengetahuan serta agar
pembaca memahami mengenai apa yang dimaksud dengan jaringan sklerenkim
dan fungsinya.
Penulis menyadari bahwa sepenuhnya masih ada kekurangan dalam
penulisan makalah ini sehingga makalah ini jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun sangat penulis
harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
kita semua. Semoga Allah SWT. Selalu memberikan rahmat dan ridho-Nya
kepada kita semua. Aamiin
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Palangkaraya, April 2019

Tim Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................ii

DAFTAR ISI................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN...............................................................................................ii

A. Latar Belakang...............................................................................................ii

B. Rumusan Masalah.........................................................................................ii

C. Tujuan............................................................................................................ii

BAB II PEMBAHASAN...............................................................................................ii

A. Pengertian Jaringan Sklerenkim....................................................................ii

B. Ciri-ciri yang dimiliki sklerenkim....................................................................ii

C. Fungsi jaringan sklerenkim............................................................................ii

D. Letak Jaringan Sklerenkim.............................................................................ii

E. Macam- macam bentuk jaringan sklerenkim................................................ii

BAB III PENUTUP......................................................................................................ii

A. Simpulan........................................................................................................ii

B. Saran..............................................................................................................ii

DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................ii

ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sel adalah bagian terkecil dari tubuh makhluk hidup baik secara struktural
maupun fungsional. Dalam tubuh makhluk hidup sel tidak bekerja sendiri tapi
secara berkelompok. Sekelompok sel yang mempunyai fungsi yang sama
membentuk jaringan, sekumpulan jaringan akan membentuk organ,
sekelompok organ akan membentuk sistem organ, dan sekumpulan sistem
organ akan membentuk organisme.
Tumbuhan juga terbentuk dari satuan yang terkecil yang disebut dengan
sel, suatu wadah kecil yang berisi subtansi hidup seperti protoplasma, dan
diselubungi oleh dinding sel. Pengelompokan sel pada tumbuhan dengan
ukuran dan fungsi yang sama akan membentuk jaringan.
Di tahun 1875, Sachs membagi jaringan dalam tiga sistem berdasarkan
kesinambungan topografi, yakni sistem dermal, sistem jaringan pembuluh,
dan sistem jaringan dasar. Sistem dermal meliputi epidermis dan
periderm.Sistem jaringan pembuluh terdiri dari xylem dan floem. Sistem
jaringan dasar meliputi parenkim, kolenkim dan sklerenkim.
Pada makalah ini penulis membahas mengenai jaringan sklerenkim, yaitu
meliputi ciri-ciri jaringan sklerenkim, macam-macam jaringan sklerenkim,
letak jaringan sklerenkim serta fungsi dari jaringan sklerenkim.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan jaringan sklerenkim?
2. Apa ciri-ciri yang dimiliki jaringan sklerenkim?
3. Apa fungsi dari jaringan sklerenkim?
4. Dimana letak jaringan sklerenkim?
5. Bagaimana macam-macam bentuk jaringan sklerenkim?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari jaringan sklerenkim.
2. Untuk mengetahui ciri-ciri yang dimiliki jaringan sklerenkim.
3. Untuk mengetahui fungsi jaringan sklerenkim.

1
4. Untuk mengetahui letak jaringan sklerenkim.
5. Untuk mengetahui macam-macam bentuk jaringan sklerenkim.

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Jaringan Sklerenkim
Sklerenkim adalah jaringan yang terdiri dari sel dengan dinding sekunder
yang tebal, yang dapat berlignin atau tidak. Jaringan sklerenkim juga
merupakan jaringan penunjang yang terdapat pada dinding sel yang tebal
biasanya berlignin atau memiliki zat kayu, dan protoplasmanya mati atau
tidak aktif membelah setelah dewasa. Sklerenkim merupakan jaringan yang
sangat bervariasi, namun dapat dikelompokkan menjadi dua bagian besar,
yaitu serabut sklerenkim dan sklereid.1
Jaringan sklerenkim tersusun oleh sel-sel mati yang seluruh bagian
dindingnya mengalami penebalan sehingga kuat, sel-selnya lebih kaku
daripada sel kolenkim, sel sklerenkim tidak dapat memanjang. Sel-sel
penyusun jaringan sklerenkim mengalami penebalan sekunder yang merata
pada dinding selnya oleh senyawa lignin. Awalnya sel-sel sklerenkim
merupakan sel-sel hidup, hal ini karena asal pembentuka sel sklerenkim
merupakan jaringan meristem atau parenkim. Seiring dengan aktivitas
penebalan pada sel-sel yang berdiferensiasi menjadi jaringan sklerenkim,
aktivitas sel menjadi terhenti karena terhalang dnegan penebalan sekunder
yang terdapat di dinding selnya.
Tak seperti kolenkim yang penebalan sekundernya tak merata pada
dinding selnya, sel sklerenkim mengalami penebalan sekunder di seluruh sisi
pada dinding selnya atau senyawa lignin atau tak berlignin. Hal ini
menyebabkan organ tumbuhan yang disokong oleh sklerenkim akan lebih
kuat dan elastis.

1
Cecie Star, Ralph Taggart, dkk., Biologi Edisi ke-12 (Jakarta: Salemba Teknika, 2013), hlm
324

3
B. Ciri-ciri yang dimiliki sklerenkim
1. Sel-selnya telah mati dengan dinding sel yang tebal
2. Dinding sekunder yang tebal, umumnya terdiri dari zat lignin
3. Bersifat kenyal, pada umumnya tidak lagi mengandung kloroplas
4. Sel-selnya lebih kaku daripada kolenkim, sel sklerekim tidak dapat
memanjang
5. Umumnya terdapat pada batang dan daun
6. Jaringan sklerenkim tersusun dari sel sel dengan dinding dinding yang
keras
7. Serat atau fibre biasanya memanjang dengan dinding berujung meruncing
pada penampang membujur (longitudinal section; L.S.)
8. Sedangkan sklereid atau sel batu. Batok kelapa adalah contoh yang baik
dari bagian tubuh tumbuhan yang mengandung serabut dan sklereid
9. Terdapat pada bagian keras buah dan biji. Bagian bergerigi pada buah pir
disebabkan oleh sel-sel batu (stone cell, sklereid).2

C. Fungsi jaringan sklerenkim


Jaringan sklerenkim merupakan jaringan mekanik yang hanya terdapat
pada organ tumbuhan yang tidak lagi mengadakan pertumbuhan dan
perkembangan atau organ tumbuhan yang telah tetap. Sklerenkim berfungsi
untuk menghadapi segala tekanan sehingga dapat melindungi jaringan-
jaringan yang lebih lemah, melindungi tubuh tumbuhan dari kerusakan
mekanik, melindungi tumbuhan dari serangan hewan, dan sebagai alat
penyokong dan pelindung tumbuhan. Sklerenkim tidak mengandung
protoplas, sehingga sel-selnya telah mati. Dinding selnya tebal karena
berlangsung penebalan sekunder sebelumnya yang terdiri atas zat lignin.

D. Letak Jaringan Sklerenkim


Jaringan sklerenkim terdiri atas sel-sel yang bersifat mati dan seluruh
bagian dinding selnya mengalami penebalan. Letaknya adalah di bagian
korteks, perisikel, serta di antara xilem dan floem. Jaringan sklerenkim pada
bagian keras biji dan buah berupa sklereida. Sklereid juga terdapat di

2
Sri Mulyani, Anatomi Tumbuhani (Yogyakarta: Kanisius, 2006), hlm 152

4
berbagai bagian tubuh. Sel – selnya membentuk jaringan yang keras,
misalnya pada tempurung kelapa, kulit biji dan mesofil daun. 3Serabut
berbentuk pita dengan anyaman menurut pola yang khas. Serabut sklerenkim
banyak menyusun jaringan pengangkut. Sklerenkim ada dua jenis, yaitu
berbentuk fiber (serat) misalnya rami, dan slereida pada kulit kacang atau
kulit biji. Fungsi jaringan sklerenkim adalah sebagai alat penyokong dan
pelindung.

Skelerenkim yang tersebar luas

Skelerenkim yang beruntai

E. Macam- macam bentuk jaringan sklerenkim


Macam – macam bentuk jaringan sklerenkim dibagi menjadi 2
macam yaitu:
1. Sklereid
Sklereid terdapat di berbagai tempat dalam tubuh tumbuhan. Sering
sklereid berhimpun menjadi kelompok sel keras di antara sel parenkim
sekelilingnya. Tempurung kelapa, misalnya, hampir seluruhnya terdiri dari
sklereid. Sering pula sklereid terdapat sebagai idioblas, yakni sel yang
3
Estiti B Hidayat. 1995, Anatomi Tumbuhan Berbiji, (Bandung: ITB), Hlm 98

5
segera dapat dibedakan dari sekelilingnya karena berbeda ukuran, bentuk,
dan tebal dindingnya.4 Sklereid dapat dibagi menjadi 4 macam : (1)
brakisklereid atau sel batu yang bentuknya hampir isodiametrik, misalnya
floem kulit kayu pohon; (2) makrosklereid yang berbentuk batang sering
ditemukan dalam kulit biji, misalnya pada Leguminosae; osteosklereid
yang berbentuk tulang dengan ujung-ujungnya yang membesar kadang-
kadang sedikit bercabang; (4) asterosklereid yang bercabang-cabang dan
berbentuk bintang sering terdapat pada daun.
Di atas telah dinyatakan bahwa sel batu biasanya berkembang dari
sebuah sel parenkim dengan penebalan dinding sekunder. Dinding
sekunder itu biasanya amat tebal, dan di dalamnya dapat dibedakan
sejumlah lapisan kosentris dengan sejumlah noktah. Sklereid biasanya
dianggap tidak hidup setelah sel menjadi dewasa, namun diketahui dalam
sklereid bisa terdapat protoplas hidup selama organ tempat sel tersebut
masih hidup.

Gambar skelerid

2. Serat
Serat terdapat di berbagai tempat dalam tubuh tumbuhan. Serat dapat
ditemukan sendiri-sendiri sebagai idioblas, misalnya dalam anak daun
Cycas (pakis haji).
Namun, serat lebih sering ditemukan sebagai berkas, jalinan, atau
berupa silinder berongga. Serat paling ditemukan di antara jaringan
4
Ni Made Puspawati, Eniek Kriswiyanti & I Ketut Junitha, 2013, Profil struktur serat ibu
tangkai daun antara induk dan anakan Kelapa (Cocos nucifera L “Rangda”). Simbisosis, Vol 2, hlm
70-78

6
pembuluh, namun di sejumlah besar tumbuhan juga terdapat dalam
jaringan dasar. Menurut tempatnya dalam tubuh, dibedakan serat xilem
dan serat ekstra xilem (luar-xilem).
Serat xilem merupakan bagian jaringan pembuluh dan berkembang
dari prokambium, yakni jaringan yang menghasilkan jaringan pembuluh.
Dua macam serat xilem yang dibedakan berdasarkan tebal dinding serta
jumlah noktah adalah serat libriform dan serat trakeid. Serat libriform
menyerupai serat floem dan biasanya lebih panjang daripada trakeid
tumbuhan. Dindingnya amat tebal dan jumlah noktahnya sedikit. Serat
trakeid adalah serat yang merupakan bentuk peralihan antara trakeid dan
serat libriform. Noktah serat trakeid tergolong noktah terlindung, namun
ruang noktah lebih kecil dibandingkan yang ada pada trakeid. Berbagai
macam bentuk noktah terdapat pada serat trakeid.

Gambar serat

Serat berlendir yang memiliki senyawa seperti gelatin juga sering


terdapat dalam xilem sekunder dikotil. Dalam serat seperti itu, lapisan
paling dalam dari dinding sekunder banyak mengandung alfa selulosa dan
miskin akan lignin. Lapisan itu, yang disebit lapisan G, menyerap banyak
air dan membengkak sehingga mengisi seluruh lumen serat. Jika kayu
tersebut mengering, lapisan itu mengerut dan tak dapat kembali
membengkak. Serat ini khas bagi kayu reaksi pada dikotil yang juga
dinamakan kayu tegang, dan terdapat pada kayu bagian atas dahan
horizontal dikotil.
Serat ekstra-xilem dalam tumbuhan terdapat di luar xilem. Serat itu
dapat, misalnya, ditemukan dalam korteks atau dalam floem sebagai

7
bagian dari floem. Dalam batang, sejumlah besar monokotil serat berada
sebagai silinder berongga atau berada dalam berkas di berbagai tempat di
bawah epidermis, atau sering pula berbentuk seludang yang mengelilingi
hampir seluruh ikatan berkas pembuluh.
Pada batang memanjat serta beberapa batang dikotil lain seperti
Aristolochia dan Cucurbita, serat ditemukan di bagian korteks paling
dalam serta di tepi dalam dari silinder pusat, dan disebut serat perisikel.
Namun, kemudian diketahui bahwa serat seperti itu juga berkembang dari
prokambium dan karenanya tidak merupakan bagian floem. Selain itu,
terdapat serat bersekat yang dapat ditemukan dalam xilem dan floem
spesies yang sama seperti pada Vitis. Ciri khas serat ini adalah sekatnya
dan memiliki protoplas yang hidup.5

5
Sri Mulyani, Anatomi Tumbuhani (Yogyakarta: Kanisius, 2006), hlm 190

8
BAB III
PENUTUP

A. Simpulan
1. Sklerenkim adalah jaringan yang terdiri dari sel dengan dinding sekunder
yang tebal, yang dapat berlignin atau tidak
2. Ciri slerenkim antaranya selnya telah mati, berdinding tebal,terdiri dari
zat lignin, kenyal tidak mengandung kloroplas, selnya kaku dan biasa
terdapat pada batang dan daun.
3. Sklerenkim berfungsi untuk menghadapi segala tekanan sehingga dapat
melindungi jaringan-jaringan yang lebih lemah, melindungi tubuh
tumbuhan dari kerusakan mekanik, melindungi tumbuhan dari serangan
hewan, dan sebagai alat penyokong dan pelindung tumbuhan.
4. Letaknya adalah di bagian korteks, perisikel, serta di antara xilem dan
floem. Jaringan sklerenkim pada bagian keras biji dan buah berupa
sklereida. Sklereid juga terdapat di berbagai bagian tubuh.
5. Macam – macam bentuk jaringan sklernkim dibagi menjadi 2 macam
yaitu sklereid dan serat.

B. Saran
Diharapkan dengan adanya makalah ini para pembaca dapat lebih
mengetahui dan memahami lebih lanjut mengenai jaringan slerenkim.
Dengan selesainya makalah ini, penyususn mengharapkan semoga makalh ini
dapat berguna bagi para pembaca dan tak lupa penyusun menyadari kalau
banyak kekurangan, kekeliruan dan kesalahan dalam penyusunan makalah
ini. Oleh karena itu penyusun mengharapkan kepada para pembaca agar
mau memberikan kritik dan saran yang bersifat membangun demi
terciptanya makalah yang lebih baik lagi kedepannya.

9
C.
DAFTAR PUSTAKA
Hidayat, Estiti B. 1995. Anatomi Tunbuhan Berbiji. Bandung: ITB

Mulyani, Sri. 2006. Anatomi Tumbuhan. Yogyakarta : Kanisius

Star, Cecie, Ralph Taggart, dkk. 2013. Biologi Edisi ke-12. Jakarta: Salemba
Teknika

Puspawati, N. M., Kriswiyanti, E., & Junitha, I. K. (2013). Profil Struktur


Serat Ibu Tangkai Daun Antara Induk Dan Anakan Kelapa (Cocos Nucifera L
“Rangda”). SIMBIOSIS.

Pertanyaan :
1. Bagaimana proses sklerenkim dapat menahan tekanan sel?
2. Apa komposisi yang membuat jaringan menjadi kuat? Dan kapan terbentuk
nya?
3. Apakah setiap tumbuhan memiliki jaringan sklerenkim?

Jawaban:
1. Sklerenkim terdiri dari sel mati, zat kayu. Zat tersebut dapat menahan secara
kuat.
2. Tediri dari lignin , selulosa dan hemiselulosa. Tebentuk dari perubahan
kolenkim (skleregenesis)
3. Hanya pada tumbuhan dewasa

10

Anda mungkin juga menyukai