Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN
A; Latar Belakang

Respirasi atau proses pernafasan merupakan salah satu proses penting dalam
metabolisme tubuh. Sel-sel tubuh terus menerus menggunakan oksigen untuk reaksi
metabolik yang melepaskan energi dari molekul nutrien dan menghasilkan ATP.
Pada waktu yang sama, reaksi tersebut melepaskan karbondioksida. Konsumsi
oksigen dan produksi karbondioksida terjadi di dalam mitokondria seiring dengan
terjadinya respirasi seluler. Jumlah karbondioksida yang berlimpah menghasilkan
keasaman yang bersifat racun bagi sel tubuh, maka karbondioksida yang berlimpah
tersebut harus dibuang dengan cepat dan berhasil guna.
Sistem pernafasan (respirasi) terjadi pada semua makhluk hidup bahkan
tumbuhan dan hewan. Respirasi pada hewan berbeda-beda organnya seperti pada
ikan bernafas menggunakan insang, cacing dengan kulit, dan hewan yang tergolong
mamalia seperti hal-nya manusia menggunakan paru-paru. Semua organ tersebut
memiliki ciri dan cara masing-masing dalam inspirasi dan ekspirasi. Salah satu
contoh hewan yang tergolong mamalia adalah lumba-lumba hidung botol dengan
nama latin Bottlenose dolphin yang merupakan mamalia laut yang bernafas dengan
paru-paru. Lubang pernafasan external sebagai satu satunya lubang respirasi
disebut sebagai blowhole yang berlokasi di dekat apex dari tulang tengkorak.
Maka dari itu, isi makalah ini akan membahas dan mengkaji mengenai
respirasi pada lumba-lumba botol (Bottlenose dolphin), yang akan membahsa
mengenai kelainan akibat adanya mikroba dalam organ pernafasannya, yang akan
dikaji dan dikaitkan dengan topik mata kuliah kapita selekta zoologi yang berkaitan
dengan sistem respirasi, inspirasi dan ekspirasi, serta respirasi internal dan
eksternal. Berikut akan penyusun sajikan beberapa point penting terkait dengan
artikel terpilih yang akan di kaji dengan materi terkait.
B; Tujuan Penyusunan Makalah

Tujuan dari penyusunan makalah ini adalah untuk melakukan analisis kritis
artikel atau jurnal terpilih, kemudian melakukan analisis materi (dikaitkan dengan
materi) terkait dengan topik sistem respirasi pada hewan.
BAB II
PEMBAHASAN

A; Analisis Artikel/Jurnal Terpilih

Sudi Sistem Respirasi dan Kajian Mikrobiologis Lumba-lumba Hidug Botol Indo
Pasifik (Tursiops aduncus) dari Perairan Laut Jawa
Oleh: Dwi Agustin/ P.Biologi/NPM. 15232001
1; Bibliografi

Mulyani, Gunatri Titik, Yuda Heru F, Teguh Budipitojo, dan Agustin Indrawati.
2014. Studi Sistem Respirasi dan Kajian Mikrobiologis Lumba-lumba
Hidung Botol Indo Pasifik (Tursiops aduncus) dari Perairan Laut
Jawa. ACTA VETERINARIA INDONESIANA. ISSN 2337-3202, EISSN 2337-4373. Vol. 2, No. 1: 7-11, Januari 2014.
2; Tujuan Penulisan
Tujuan dalam artikel atau jurnal ini adalah:
Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pemeriksaan klinis sistem
respirasi lumba-lumba dan melakukan isolasi bakteri serta jamur pada sistem
respirasi bottlenose dolphin (Tursiops aduncus) dari Perairan Laut Jawa.
Penelitian dilakukan dengan studi pustaka, pemeriksaan klinis serta isolasi
sampel sistem respirasi.
3; Fakta Unik atau Hal Penting dalam Tulisan
1; Lumba-lumba adalah hewan yang dilindungi menurut SK Mentan No.
35/Kpts/Um/10/1975
(tertulis:
dolphin),
SK
Mentan
No.
716/Kpts/Um/10/1980 (tertulis: Cetacea), Undang-undang Nomor 5 Tahun
1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati, dan Peraturan
Pemerintah Nomor 7 Tahun 1999 tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan dan
Satwa Liar (tertulis: semua jenis dari famili cetacea (termasuk lumba-lumba,
paus dan pesut) (Noerdjito & Maryanto, 2001). Hewan tersebut digolongkan
ke dalam Appendix II, hewan yang masuk dalam daftar appendix II ini
adalah hewan yang tidak terancam kepunahan, tetapi mungkin terancam
punah bila perdagangan terus berlanjut tanpa adanya pengaturan.
2; Lumba-lumba hidung botol (bottlenose dolphin) adalah spesies lumba-lumba
yang paling umum dan paling dikenal orang. Habitatnya berada di perairan
hangat di seluruh dunia dan dapat ditemui di hampir seluruh perairan kecuali
Samudra Antartika dan Samudra Selatan (Brownel & Reeves, 2008).
3; Bottlenose dolphin adalah mamalia laut yang bernafas dengan paru-paru.
Lubang pernafasan external sebagai satu satunya lubang respirasi disebut
sebagai blowhole yang berlokasi di dekat apex dari tulang tengkorak
(Rommel & Lowenstine, 2001). Lumba-lumba memiliki beberapa kantong

4;

5;

6;

7;

udara (air sac) sebelum masuk ke internal nares. Kantong udara ini
berfungsi untuk menampung sementara nitrogen saat hewan menyelam yang
akan dikeluarkan saat ekspirasi (Marshall, 2002).
Laring tersusun atas perpanjangan epiglotis dan kartilago. Kartilago juga ada
pada bronkhi dan bronkhiolus dimana pada ujungnya terdapat spingter
mioelastik yang diperlukan untuk adaptasi saat menyelam. Paru-paru pada
beberapa Cetacea (termasuk lumba-lumba, pesut dan, paus) tidak berlobus.
Ukuran paru-paru Cetacea sangat tergantung dari kemampuan dalam
menyelam. Mamalia laut yang menyelam dalam dan lama cenderung
memiliki paru-paru yang lebih kecil, sedangkan yang menyelam di tempat
yang dangkal cenderung memiliki paru-paru yang lebih besar. Jumlah duktus
alveolus sangat bervariasi pada beberapa spesies. Septa interalveolar
memiliki kapiler ganda pada hampir semua Cetacea (Harrison, 1994).
Blowhole membuka dan menutup karena adanya kontraksi dan relaksasi otot
yang dikontrol oleh syaraf di daerah blowhole. Syaraf ini sangat peka
terhadap perubahan tekanan, karenanya hewan tahu kapan blowhole bebas
dari air sehingga aman untuk bernafas. Cetacea bernafas sangat kuat dan
baik inspirasi maupun ekspirasi sangat cepat, bisa kurang dari satu detik
sampai 1-2 detik (Sumich, 2002).
Kelebihan sistem respirasi pada Cetacea bukan pada ukurannya, tetapi
efisiensinya. Pada mamalia darat, jumlah udara yang keluar masuk paru-paru
sekitar 10-15% dari kapasitas paru-paru, sedangkan pada mamalia laut
kemampuan ini mencapai 75%. Udara yang keluar masuk ke paru-paru pada
beberapa Cetacea bisa mencapai 90%, hal ini disebabkan oleh elastisitas dari
jaringan. Paru-paru pada Cetacea sebagian besar tersusun atas kartilago yang
dapat meluas untuk menampung volume udara yang besar dan akan secara
kuat mengeluarkannya selama ekspirasi. Disaat paru-paru dan alveoli kolaps
di bawah tekanan, trachea dan saluran penghubungnya tidak mengalami hal
yang sama. Mekanisme inilah yang merupakan cara mencegah gangguan
terhadap pengurangan tekanan udara dan untuk memudahkan pertukaran
keluar masuknya udara (Watzok, 2002).
Lumba-lumba dapat bertahan menyelam dalam waktu lama karena beberapa
sebab, yaitu: (1) kemampuan menyimpan udara pada paru-paru sangat tinggi
(75%); (2) denyut jantung dapat menurun dari 100 kali per menit menjadi 10
kali per menit untuk memelihara oksigen; (3) kemampuannya menarik darah
yang kaya oksigen dari otot ke dalam organ untuk menjaga kadar oksigen
dan mencegah gangguan karena kadar nitrogen yang tinggi ketika secara

8;

9;

10;

11;

cepat ke permukaan dari penyelaman yang dalam. Lumba-lumba menyimpan


oksigen dalam darah sebagai hemoglobin dan otot sebagai mioglobin
sehingga dapat secara mudah digunakan saat diperlukan selama respirasi sel
(Marshall, 2002).
Gangguan kesehatan terbanyak yang sering terjadi adalah infeksi bakterial
yang menyerang pada sistem pernafasan. Secara normal terdapat beberapa
mikrobiota normal seperti bakteri, virus, jamur maupun protozoa yang hidup
pada sistem respirasi lumba-lumba. Meskipun demikian, mikrobiota ini akan
berubah menjadi patogen ketika hewan mengalami stress, imunosupresi
ataupun dengan pengobatan antimikrobial tertentu. Penyakit bakterial,
infeksi morbilivirus dan fitotoksin dilaporkan sebagai penyebab kematian
mamalia air di dunia (Dunn et al., 2001).
Infeksi pada sistem pernafasan kebanyakan disebabkan oleh bakteri
Staphylococcus aureus dan Pseudomonas aeroginosa. Pada lumba-lumba
infeksi Staphylococcus aureus menyebabkan bronkopneumonia, sedangkan
Pseudomonas aeroginosa selain menyebabkan bronko-pneumonia juga
menyebabkan pneumonia. Infeksi jamur yang paling sering terjadi pada
mamalia air adalah paru-parunary aspergillosis. Jamur lain yang sering
menyerang adalah Candida albicans, Cryptococcus neoformans. Biasanya
jamur masuk secara inhalasi ke dalam sistem pernafasan. Infeksi oleh jamur
biasanya tidak kontagius ataupun menyebar ke spesies lainnya (Reidarson et
al., 2001). Pada beberapa lumba-lumba dilaporkan bahwa Aspergillus
fumigatus menyebabkan nekrotik pneumonia dan ensepalitis. Gangguan ini
ditandai adanya nodula pada paru-paru. Infeksi Candida albicans menyerang
pada sistem respirasi, kulit, mulut dan esophagus mamalia air. Penyebaran
infeksi bisa berakibat fatal pada mamalia air yang mengalami captivity.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Dunn et al. (2001) dan Foster et
al. (1999) keberadaan bakteri-bakteri patogen seperti Pseudomonas sp.,
Staphylococcus sp., dan Salmonella sp. pada saluran pernafasan lumbalumba berpotensi untuk terjadinya pneumonia. Selain bakteri patogen
(Streitfeld et al. (1976)) juga menyebutkan bahwa S. aureus merupakan
mikroflora normal di dalam tubuh lumba-lumba hidung botol atlantik (T.
truncatus) yang hidup liar.
Carol et al. (1991) melaporkan bahwa telah terjadi banyak kematian lumbalumba karena pneumonia oleh Staphylococcus aureus. Staphylococcus
aureus juga dilaporkan diisolasi dari lumba-lumba captivity sebagai

mikrobiota normal maupun dari paru-paru lumba-lumba yang memiliki


gejala klinis bronko-pneumonia (Streitfeld & Chapman, 1976).
12; Hasil isolasi jamur terhadap sampel swab deep blowhole tidak ditemukan
adanya Aspergillus fumigatus, Candida albicans ataupun Cryptococcus
neoformans. Pada beberapa lumba-lumba dilaporkan bahwa Aspergillus
fumigatus menyebabkan nekrotik pneumonia dan ensephalitis. Gangguan ini
ditandai adanya nodula pada paru-paru. Infeksi Candida albicans menyerang
pada sistem pernafasan, kulit, mulut dan esophagus mamalia air. Penyebaran
infeksi bisa berakibat fatal pada mamalia air yang mengalami captivity
(Reidarson et al., 2001).
4; Pertanyaan Yang Muncul Setelah Membaca Artikel
Setelah membaca artikel atau jurnal ini pembaca memiliki beberapa pertanyaan
yang muncul, berikut adalah beberapa pertanyaan tersebut:
a; Bagaimanakah proses respirasi pada lumba-lumba hidung botol?
b; Bagaimanakah anatomi pernafasan pada lumba-lumba hidung botol?
c; Apakah yang membedakan sistem pernafasan mamalia yang hidup di air
dengan mamalia yang hidup didarat?
5; Refleksi Diri dan Ulasan Materi Terkait
Setelah membaca artikel ini maka pembaca jadi mengetahui jika lumbalumba memiliki keistimewaan dalam sistem respirasinya. Lumba-lumba
bernafas menggunakan paru-paru, dan alat pernafasan eksternalnya berupa
lubang kecil yang disebut dengan blowhole. Lumba-lumba dapat menyimpan
oksigen dalam kantung-kantung udara yang terdapat pada organ respirasinya,
dan efisiensi penyerapan O2 lebih efisien jika dibandingkan dengan hewan
daratan lainnya.
Alat pernafasan hewan berbeda-beda bergantung pada jenis dan
habitatnya (tempat hidupnya) alat pernafasan hewan, antara lain paru-paru,
insang, kulit dan trakea. Hewan yang bernapas dengan paru-paru, antara lain
mamalia, burung, reptil, dan amfibi. Hewan yang bernafas dengan insang antara
lain ikan. Hewan yang bernafas dengan kulit antara lain cacing. Hewan yang
bernafas dengan trakea antara lain belalang. Berikut akan coba dijabarkan
mengenai sistem respirasi pada lumba-lumba yang merupakan hewan yang
tergolong mamalia.
a; Sistem Respirasi pada Lumba-lumba Botol (bottlenose dolphin)
Mamalia yang hidup di air juga bernapas dengan paru-paru, tetapi
pada hidungnya dilengkapi katup. Katup itu akan menutup pada saat
menyelam dan akan terbuka pada saat muncul dipermukaan air. Pada saat

muncul di permukaan air, mamalia yang hidup di air mengambil oksigen serta
mengeluarkan karbondioksida dan uap air. Contoh mamalia yang hidup di air
adalah paus, lumba-lumba dan duyung.
Lumba-lumba, seperti mamalia lainnya, membutuhkan udara untuk
bertahan hidup, terutama oksigen. Oksigen adalah salah satu sumber utama
energi dalam tubuh dan segala sesuatu yang hidup tidak bisa hidup tanpa itu.
Tidak seperti ikan, lumba-lumba harus sering naik ke permukaan untuk
bernapas. Ketika mereka di bawah air, mereka menahan nafas mereka, ketika
mereka kehabisan napas, mereka kembali ke permukaan untuk menghirup
udara yang lebih segar.
Sistem pernafasan lumba-lumba juga mirip dengan manusia. Namun
letak lubang hidungnya tidak di tengah-tengah wajahnya, tapi di bagian atas
kepalanya. Seperti manusia, sebelum menyelam, lumba-lumba menghirup
udara dan menahannya di dalam paru-paru. Saat mereka muncul dari
kedalaman air, beberapa meter sebelum mencapai permukaan, mereka akan
menghembuskan udara dengan kuat melalui lubang udara mereka.
Tidak seperti mamalia lain yang bernapas melalui lubang hidung dan
mulut mereka, lumba-lumba bernapas melalui lubang sembur, yang terletak di
bagian atas di atas kepalanya. Alasan untuk perbedaan ini bahwa blowhole
akan memfasilitasi bernapas di permukaan airnya. Karena blowhole terletak
di bagian atas kepala, hanya daerah kecil dari kepala diperlukan untuk
memecah permukaan air untuk menghirup udara.
Alat pernapasan lumba-lumba berupa paru-paru sehingga lumbalumba harus sering naik ke permukaan untuk menghirup udara. Pada
umumnya lumba-lumba naik ke permukaan setiap 1-2 kali setiap menit.
Lumba-lumba bernafas melalui blowhole, yaitu lubang hidung yang terletak
di atas kepalanya. Dalam waktu kurang dari seperlima detik, lumba-lumba
sudah mengosongkan kembali dan mengisi kembali paru-parunya. Lumbalumba akan tenggelam dan menyelam kembali ke dalam laut saat udara keluar
dari blowhole dan blowhole ditutup dengan otot yang sangat kuat
(Elisabethdens, 2013).
Paru-paru lumba-lumba tidak signifikan lebih besar atau lebih kecil
dari mamalia darat. Jelas, ukuran paru-paru tidak menentukan jumlah oksigen
yang dapat disimpan dan dimanfaatkan. Namun, paru-paru lumba-lumba
mengandung lebih banyak alveoli (sel udara) dari paru-paru manusia. Paruparu lumba-lumba terdiri dari dua lapisan kapiler, dan pengaturan ini
meningkatkan efisiensi pertukaran gas karena kebanyakan mamalia hanya

memiliki satu lapisan kapiler. Hal ini berarti bahwa luas permukaan paruparu telah sangat meningkat dan pertukaran gas dapat terjadi lebih cepat.
Pleura lumba-lumba yang tebal dan elastis. Jaringan paru yang tepat berisi
pasokan serat myoelastic untuk elastisitas yang lebih baik. Tabung bronkial
dilapisi dengan jaringan otot. bronkiolus kecil ditemukan bersama-sama
dengan sfingter yang memotong alveoli dari sisa paru-paru.
Mekanisme anatomi untuk perlengkapan pertukaran gas lebih efisien.
Pada lumba-lumba, sisa volume udara yang selalu tertinggal di dalam paruparu tidak pernah melebihi 15 persen dari total kapasitas, dari kapasitas vital
mereka, volume udara yang sering dipertukarkan adalah lebih dari 85 persen.
Dalam beberapa kasus, kapasitas vital bahkan bisa mencapai 92 persen.
Biasanya pada manusia, hanya 10 sampai 20 persen dari udara di paru-paru
dipertukarkan. Tapi pada lumba-lumba, sekitar 80 sampai 90 persen
diperbarui, sehingga tubuh mereka bisa mendapatkan oksigen sebanyak
mungkin.
Sistem pernapasan lumba-lumba pasti memiliki beberapa fitur yang
tidak biasa, tetapi mereka beradaptasi untuk mencegah air masuk ke saluran
udara: bagian hidung yang kompleks dan berbelit-belit, dan laring (ujung atas
tabung pernapasan) meluas sampai ke dalam rongga hidung daripada
membuka ke tenggorokan. Otot kuat membentuk sebuah plug khusus dalam
blowhole, mencegah air memasuki paru-paru ketika lumba-lumba di bawah
air.
Lumba-lumba mulai menghembuskan napas sebelum mencapai
permukaan dan ini membantu untuk mengurangi jumlah waktu yang
dihabiskan pernapasan di permukaan. Lumba-lumba dapat menangkap napas
sekitar lima kali dalam satu menit sebelum menyelam lagi, tanpa
menghambat kemajuan mereka berenang. Biasanya, dolphin bernafas dua
sampai empat kali setiap menit bila berenang di dekat permukaan. Hal ini
dapat menahan napas selama tujuh menit atau lebih bila menyelam
(Sitiaminah,2006).
Seperti disebutkan di bagian sebelumnya pada paru-paru, ukuran paruparu bukan alasan utama untuk kecakapan menyelam lumba-lumba. Bahkan
jika paru-paru benar-benar penuh dengan udara, tidak akan memungkinkan
lumba-lumba untuk mempertahankan menyelam selama lima belas menit.
Alasan utama mengapa lumba-lumba bisa menahan nafas mereka selama ini
karena adaptasi yang dilakukan dalam sistem peredaran darah. adaptasi ini

telah sangat meningkatkan kapasitas mereka untuk menyimpan oksigen dan


meningkatkan efisiensi penggunaan oksigen.
Salah satu adaptasi dolphin adalah jumlah oksigen yang ada dalam
darah dan otot dapat berisi. Lumba-lumba menarik sebagian besar oksigen
dari darah dan otot. Sel-sel darah merah, media transportasi utama oksigen,
yang lebih berlimpah pada lumba-lumba dari pada manusia. Sel darah merah,
per unit volume darah ditemukan lebih besar. Konsentrasi Hemoglobin dalam
sel darah merah lebih tinggi juga, sehingga meningkatkan kecenderungan sel
darah merah untuk menggabungkan dengan oksigen dan juga meningkatkan
jumlah oksigen darah yang dapat membawa signifikan.
Hemoglobin juga ditemukan dalam jaringan otot mana yang disebut
mioglobin. Mioglobin memiliki afinitas yang lebih besar untuk oksigen dari
hemoglobin darah, dan oksigen dalam darah mudah menyerah pada otot-otot
ketika darah melewati. Mioglobin memberikan otot warna gelap khas dan
membuat otot-otot salah satu jaringan utama menyimpan oksigen.
Secara teoritis, oksigen yang di ambil oleh dolphin tidak cukup untuk
untuk mempertahankan penyelaman panjang. Oleh karena itu, harus ada
mekanisme lain yang memungkinkan lumba-lumba untuk menggunakan
oksigen secara efisien. Untuk membuat penuh penggunaan oksigen yang
terbatas, salah satu cara adalah untuk memberikan oksigen hanya untuk
organ-organ yang paling membutuhkannya. Selama penyelaman, distribusi
aliran darah disesuaikan sehingga lebih banyak darah yang disuplai ke organorgan vital seperti otak dan jantung. sirkulasi esensial berkurang, atau
mungkin ditutup total. Organ seperti bahwa perut, usus, ginjal dan otot
menerima sangat sedikit darah, atau dalam beberapa kasus, tidak ada aliran
darah sama sekali.
Ketika daerah-daerah esensial tidak mendapatkan cukup oksigen dari
darah, mereka akan berhenti respirating normal. Sebaliknya, mereka akan
beralih ke respirasi anaerob, bentuk metabolisme yang tidak memerlukan
oksigen. Hal ini memungkinkan sel untuk ditunda untuk beberapa waktu
tanpa oksigen. Namun, metabolisme anaerobik tidak seefisien metabolisme
normal karena tidak hanya menghasilkan sedikit energi, juga merupakan
proses yang lambat. Selanjutnya, asam laktat, produk sampingan dari
metabolisme anaerobik menyebabkan kelelahan. Sebuah 'utang oksigen' yang
terjadi juga, dan hanya bisa diselesaikan saat kembali ke permukaan untuk
bernapas. Sebuah periode waktu juga diperlukan untuk lumba-lumba setelah
menyelam untuk memecah asam laktat menjadi zat berbahaya. Lumba-lumba

dapat mentolerir tingkat tinggi asam laktat, dibandingkan dengan beberapa


mamalia darat.
Cara lain untuk menggunakan pasokan oksigen mereka
parsimoniously, adalah untuk mengurangi tingkat panas dari dolpins. Hal ini
dapat dilakukan dengan tindakan refleks dari kelenjar pituitary dan
hipotalamus untuk merangsang jantung untuk mengalahkan lebih lambat.
Kondisi ini dikenal sebagai bradikardia.
Denyut jantung lebih lambat akan membatasi aliran darah vena ke
jantung, sehingga mencegah jantung mengirim darah yang miskin oksigen ke
paru-paru yang akan menyebabkan tekanan untuk membangun di paru-paru.
aliran darah yang berkurang akan melestarikan pasokan oksigen di paru-paru
dan darah. Setelah waktu tertentu di bawah air, sisi kanan jantung mungkin
hampir berhenti berdetak karena dengan mengirimkan hampir tidak ada darah
vena ke paru-paru, lebih banyak oksigen disimpan.
Pada saat yang sama, sisi kiri jantung memompa darah reoxygenated
kecil yang diterimanya langsung ke otak. Kehendak darah pada gilirannya
bermuara darah vena ke dalam diri "ruang" yang terletak terutama di hati dan
di dilatasi besar vena kava, di bawah diafragma.
Pada lumba-lumba, sirkulasi selektif ke otak dimungkinkan oleh
waduk kusut darah yang dikenal sebagai mirabilia retia. Ini pleksus besar
yang terdiri dari pembuluh darah berkerut kecil, sebagian besar terletak di
bawah pleura, antara tulang rusuk, dan di kedua sisi tulang belakang. Retia
mirabilia membantu untuk menjaga hidup daerah-daerah yang lain akan
memburuk dengan adanya darah vena (schoolnet, tanpa tahun).

Gambar 1. Anatomi Lumba-lumba


Sumber: http://www.google/image.com
Namun ada kelainan yang dapat dialami manusia karena tidak
memiliki kemampuan menyelam seperti lumba-lumba yakni, terjadinya bends
atau dikenal sebagai penyakit caisson, adalah hasil dari pembentukan
gelembung dalam aliran darah dan jaringan lain ketika penyelam (manusia)
naik ke permukaan terlalu cepat. Ketika penyelam menjelajah jauh ke dasar
laut, meningkatnya tekanan menyebabkan nitrogen dalam paru-paru akan
larut ke dalam darah. Semakin lama penyelaman dan lebih sering mereka
melakukan penyelaman, maka nitrogen akan diserap ke dalam aliran darah

10

mereka. Nitrogen tidak berbahaya ketika dilarutkan dalam darah. Masalah


sebenarnya terjadi ketika penyelam naik ke permukaan.
Jika penyelam naik ke permukaan terlalu cepat, tekanan akan sangat
menurun dan tiba-tiba. Karena penurunan tekanan ini, nitrogen akan mulai
untuk keluar dari aliran darah. Namun, jika nitrogen keluar terlalu cepat dari
paru-paru, itu akan membentuk gelembung kecil di dalam pembuluh darah
dan jaringan. gelembung nitrogen ini dapat mematikan karena menyebabkan
sakit parah, dan bahkan dapat menyebabkan kelumpuhan dan kematian. Oleh
karena itu, perlu bagi penyelam untuk mengambil tindakan pencegahan untuk
mencegah tikungan. Untuk melakukannya, mereka harus membuat menuju ke
permukaan secara perlahan-lahan, membuat berhenti dekompresi yang tepat,
sehingga nitrogen dan gas inert lainnya dapat dibatalkan secara bertahap
melalui paru-paru.
Lumba-lumba, tidak seperti penyelam manusia, tidak menderita
tikungan atau sakit dekompresi lainnya meskipun mereka menyelam lebih
dalam dan lebih sering. Lumba-lumba tidak akan berefek buruk seperti hal ya
penyelam (manusia) bahkan jika mereka muncul ke permukaan untuk segera
bernapas setelah menyelam kedalaman yang cukup. Ada beberapa alasan
mengapa lumba-lumba dapat mencegah tikungan begitu mudah.
Salah satu alasannya adalah bahwa lumba-lumba tidak menghirup
udara terlalu banyak saat mereka turun (menyelam). Bahkan, mereka
menahan nafas ketika mereka menyelam. Dengan cara ini, akan ada jumlah
yang relatif kecil dari nitrogen yang dapat memasuki aliran darah mereka,
tidak seperti penyelam manusia yang menghirup gas nitrogen terus ketika
mereka di bawah air.
Beberapa ahli fisiologi telah menemukan bahwa nitrogen sangat larut
dalam darah lumba-lumba. Darah kaya nitrogen, ketika ditinggalkan, juga
ditemukan untuk mengembalikan hanya sejumlah kecil gas terlarut di
dalamnya. nitrogen terlarut dalam darah dilakukan untuk jumlah besar dalam
kantung hidung dan sinus yang bertindak sebagai perangkap nitrogen yang
terakumulasi nitrogen terlarut. Perangkap ini melepaskan nitrogen secara
bertahap sebagai permukaan hewan.
Tekanan hidrostatik bertambah satu atmosfer untuk setiap kenaikan 10
meter di kedalaman sebagai penyelaman lumba-lumba. Dengan peningkatan
ini tekanan, paru-paru kolaps. Dalam kebanyakan lumba-lumba, paru-paru
runtuh hampir sepenuhnya ketika mereka pergi lebih dari 100 meter. Banyak
dari udara di paru-paru dipaksa ke dalam saluran hidung dan kantung udara.

11

Karena pembuluh darah di bagian ini lebih sedikit dan lebih jauh dari
permukaan kulit, jumlah nitrogen yang dapat diserap ke dalam aliran darah
diminimalkan.
Kondisi lain yang berpotensi berbahaya, yang disebut nitrogen
narkosis, juga dapat terjadi jika penyelam manusia menjelajah laut dalam
terlalu lama. Nitrogen pembiusan terjadi ketika nitrogen dalam obligasi darah
ke bahan lemak, terutama myelin yang sheathes serabut saraf, menyebabkan
efek yang mirip dengan yang disebabkan oleh karena terlalu banyak alkohol
dalam aliran darah seperti kehilangan koordinasi neuromuskular dan
kehilangan kesadaran. Diinduksi oleh bernapas nitrogen di bawah tekanan,
hal itu tidak mempengaruhi lumba-lumba karena mereka bernapas hanya di
permukaan.

Gambar 2. Anatomi Saluran Pernafasan Lumba-lumba


Sumber: http://schoolnet.org.za/PILAfrica/en/webs/17963/respiratorysystem.html&prev=search
b; Respirasi Internal dan Eksternal

Pada dasarmya sistem respirasi pada lumba-lumba atau mamalia air


tidak jauh berbeda dengan mamlia darat, contohnya adalah manusia, oleh
karena itu pada bagian ini penyusun mencoba mengkaitkan atau
menambahkan respirasi pada mamalia darat khususnya manusia.
Respirasi internal adalah proses memecah makanan dengan adanya
oksigen di tingkat sel untuk menghasilkan energi. Respirasi internal
merupakan proses aktif, karena membutuhkan energi. Menggunakan oksigen
untuk menghasilkan energi dan menghasilkan karbon dioksida dan air sebagai

12

produk limbah. Respirasi internal adalah proses metabolisme yang terjadi


dalam sel, di mana glukosa dari makanan bereaksi dengan oksigen dari
pernapasan untuk menghasilkan energi biokimia dalam bentuk Adenosin
trifosfat, disingkat ATP. Energi ini sangat berguna untuk melakukan semua
proses biologis kecuali berpikir atau bermimpi. Selain glukosa, asam amino
dan asam lemak juga sering digunakan nutrisi untuk respirasi dengan oksigen
seluler.
Sedangkan respirasi eksternal adalah proses mengambil oksigen ke
dalam dan mengeluarkan karbon dioksida dari tubuh. Respirasi eksternal
sangat penting bagi kehidupan karena pasokan oksigen untuk mengekstrak
energi dari makanan melalui respirasi internal maupun seluler. Selain itu, ia
bisa menghilangkan karbon dioksida, yang merupakan produk limbah
respirasi. Selain itu, respirasi eksternal menghilangkan kelebihan air dari
tubuh melalui pernafasan.
Respirasi eksternal adalah proses fisik yang terdiri dari inhalasi,
pernafasan, dan relaksasi. Inhalasi adalah proses aktif sementara pernafasan
pasif. Respirasi eksternal melibatkan dua tahap yang dikenal sebagai ventilasi
dan pertukaran gas. Ventilasi adalah pergerakan udara masuk dan keluar dari
paru-paru. Pertukaran gas terjadi di alveoli paru-paru. Dua hal terjadi selama
pertukaran gas; oksigen masuk ke dalam darah dan karbon dioksida berdifusi
keluar ke paru-paru.
Respirasi eksternal adalah tindakan sadar, yang hewan dapat
mengontrolnya. Namun, hewan tidak selalu sadar bernapas, tetapi bisa
merupakan proses tak sadar yang terjadi saat sistem saraf pusat di batang otak
secara otomatis mengatur respirasi eksternal.
Berikut ada beberapa perbedaan dari respirasi internal dan respirasi
eksternal:
Apa perbedaan antara Respirasi Internal dan Eksternal?
1; Respirasi eksternal adalah proses mekanis, tetapi respirasi internal adalah
proses kimia.
2; Respirasi eksternal terutama terjadi pertukaran sebagian besar gas masuk
dan keluar dari tubuh, sementara respirasi internal proses pemecahan
nutrisi dengan oksigen untuk menghasilkan energi.
3; Respirasi eksternal terjadi antara tubuh dan lingkungan eksternal
sedangkan respirasi internal yang terjadi di tingkat sel.
4; Respirasi eksternal melibatkan proses aktif dan pasif, tetapi respirasi
internal hanya proses aktif.

13

5; Respirasi eksternal baik sadar dan tidak sadar, sedangkan respirasi

internal selalu proses tidak disengaja.


6; respirasi internal menghasilkan energi dan produk-produk limbah, tapi
tidak ada kecuali pertukaran gas dan suara yang diproduksi dalam
respirasi eksternal.
c; Fase Inspirasi dan Ekspirasi

Dalam proses memasukkan oksigen mengalami dua fase, yaitu fase


saat memasukkan oksigen atau disebut inspirasi dan fase mengeluarkan
karbondioksida atau disebut ekspirasi. memasukkan oksigen atau inspirasi
adalah proses aktif yang terjadi disebabkan adanya kontraksi pada otot
inspiratori. Otot inspiratori adalah otot diantara tulang-tulang iga dan tlangtulang yang ada pada bagian diafragma. Kontraksi inilah yang menyebabkan
peningkatan volume rongga pada dada. Dalam proses ini maka paru-paru
menjadi mengembang dan memunculkan tekanan negatif didalamnya.
Dengan demikian maka udara disekitar memasukki paru-paru. Sedangkan
pada proses ekspirasi atau proses mengeluarkan karbondioksida, maka proses
lebih pasif. Hal ini disebabkan proses ekspirasi hanya mengalami relaksasi
otot inspiratori saja, dan terjadi pengerutan pada dinding alveoli.
Sehubungan dengan organ yang terlibat dalam pemasukkan udara
(inspirasi) dan pengeluaran udara (ekspirasi) maka mekanisme pernapasan
dibedakan atas dua macam, yaitu pernapasan dada dan pernapasan perut.
Pernapasan dada dan perut terjadi secara bersamaan.
a; Pernafasan Dada
Pernapasan dada adalah pernapasan yang melibatkan otot antartulang
rusuk. Mekanismenya dapat dibedakan sebagai berikut.
1; Fase inspirasi, Fase ini berupa berkontraksinya otot antartulang rusuk
sehingga rongga dada membesar, akibatnya tekanan dalam rongga
dada menjadi lebih kecil daripada tekanan di luar sehingga udara luar
yang kaya oksigen masuk.
2; Fase ekspirasi. Fase ini merupakan fase relaksasi atau kembalinya
otot antara tulang rusuk ke posisi semula yang dikuti oleh turunnya
tulang rusuk sehingga rongga dada menjadi kecil. Sebagai akibatnya,
tekanan di dalam rongga dada menjadi lebih besar daripada tekanan
luar, sehingga udara dalam rongga dada yang kaya karbon dioksida
keluar.

14

Gambar 3. Respirasi Inspirasi dan Ekspirasi pada Pernafasan Dada pada


Manusia
Sumber: http://sunriseliaaprilia.blogspot.co.id/p/proses-inspirasi-danekspirasi_04.html
Pernafasan Perut
Pernapasan perut merupakan pernapasan yang mekanismenya melibatkan
aktifitas otot-otot diafragma yang membatasi rongga perut dan rongga
dada. Mekanisme pernapasan perut dapat dibedakan menjadi dua tahap
yakni sebagai berikut.
1; Fase Inspirasi. Pada fase ini otot diafragma berkontraksi sehingga
diafragma mendatar, akibatnya rongga dada membesar dan tekanan
menjadi kecil sehingga udara luar masuk.
2; Fase Ekspirasi. Fase ekspirasi merupakan fase berelaksasinya otot
diafragma (kembali ke posisi semula, mengembang) sehingga rongga
dada mengecil dan tekanan menjadi lebih besar, akibatnya udara
keluar dari paru-paru.
B; Kajian Ayat Al-Quran Terkait dengan Sistem Respirasi
Allah SWT, telah memberikan kunci ilmu yang luar biasa pada Al-Quran,
oleh karena itu sudah wajib bagi kita seorang muslim untuk mempelajari
kandungan dalam ayat suci Al-Quran, berikut akan coba penyusun sampaikan ayat
Al-Quran yang terkait dengan sistem pernafasan atau respirasi.
Pada tingkat spritual, bernapas sangat penting untuk membersihkan dan
memurnikan sel-sel dan sistem syaraf. Napas membawa sifat Ilahiah dari jantung
dan lebih dari sekedar udara dan oksigen. Bernapas merupakan aktivitas Tuhan
dalam diri kita dan tempat utama kekuasaan dan kewenangan. Dalam kisah
penciptaan, Al-Quran menyatakan bahwa Allah menciptakan manusia dari
berbagai unsur dan meniupkan kehidupan ke dalam tubuh. Firman Allah dalam AlQuran Surah Al-Hijr : 28-29 :
b;

Artinya:

15

Dan ingatlah, ketika Tuhanmu berfirman kepada malaikat, Sesungguhnya


Aku akan menciptakan seorang manusia dari tanah liat kering yang berasal dari
lumpur hitam yang diberi bentuk. Maka apabila telah Kusempurnakan kejadiannya
dan meniupkan kedalamnya ruh-Ku, maka bersujudlah kamu kepada-Nya (Quran
Surah Al-Hijr : 28-29).
Allah telah meniupkan napas kehidupan dalam diri kita, dan berkat itulah
karunia Ilahi terus diwariskan. Ambil napas yang dalam beberapa kali melalui
hidung dan dengarkan suara hembusan napas anda dengan hati-hati, hembuskan
lewat mulut. Apakah anda mendengar suara HU ? Dalam bahasa Arab kata HU
berarti DIA, mengacu pada Tuhan. Suara itu adalah doa tanpa kata-kata, pengingat
yang konstan tentang siapa kita dan milik siapa kita. Bernapas adalah benang
Ilahiah dan pengalaman semesta yang paling tinggi. Setiap diri kita adalah saluran
untuk kebaikan yang ingin diwujudkan Tuhan. Melalui pernapasan, kita dapat
membawa sistem tubuh kita menuju keseimbangan, keselarasan, dan kesatuan.

Anda mungkin juga menyukai