PENDAHULUAN
A; Latar Belakang
Respirasi atau proses pernafasan merupakan salah satu proses penting dalam
metabolisme tubuh. Sel-sel tubuh terus menerus menggunakan oksigen untuk reaksi
metabolik yang melepaskan energi dari molekul nutrien dan menghasilkan ATP.
Pada waktu yang sama, reaksi tersebut melepaskan karbondioksida. Konsumsi
oksigen dan produksi karbondioksida terjadi di dalam mitokondria seiring dengan
terjadinya respirasi seluler. Jumlah karbondioksida yang berlimpah menghasilkan
keasaman yang bersifat racun bagi sel tubuh, maka karbondioksida yang berlimpah
tersebut harus dibuang dengan cepat dan berhasil guna.
Sistem pernafasan (respirasi) terjadi pada semua makhluk hidup bahkan
tumbuhan dan hewan. Respirasi pada hewan berbeda-beda organnya seperti pada
ikan bernafas menggunakan insang, cacing dengan kulit, dan hewan yang tergolong
mamalia seperti hal-nya manusia menggunakan paru-paru. Semua organ tersebut
memiliki ciri dan cara masing-masing dalam inspirasi dan ekspirasi. Salah satu
contoh hewan yang tergolong mamalia adalah lumba-lumba hidung botol dengan
nama latin Bottlenose dolphin yang merupakan mamalia laut yang bernafas dengan
paru-paru. Lubang pernafasan external sebagai satu satunya lubang respirasi
disebut sebagai blowhole yang berlokasi di dekat apex dari tulang tengkorak.
Maka dari itu, isi makalah ini akan membahas dan mengkaji mengenai
respirasi pada lumba-lumba botol (Bottlenose dolphin), yang akan membahsa
mengenai kelainan akibat adanya mikroba dalam organ pernafasannya, yang akan
dikaji dan dikaitkan dengan topik mata kuliah kapita selekta zoologi yang berkaitan
dengan sistem respirasi, inspirasi dan ekspirasi, serta respirasi internal dan
eksternal. Berikut akan penyusun sajikan beberapa point penting terkait dengan
artikel terpilih yang akan di kaji dengan materi terkait.
B; Tujuan Penyusunan Makalah
Tujuan dari penyusunan makalah ini adalah untuk melakukan analisis kritis
artikel atau jurnal terpilih, kemudian melakukan analisis materi (dikaitkan dengan
materi) terkait dengan topik sistem respirasi pada hewan.
BAB II
PEMBAHASAN
Sudi Sistem Respirasi dan Kajian Mikrobiologis Lumba-lumba Hidug Botol Indo
Pasifik (Tursiops aduncus) dari Perairan Laut Jawa
Oleh: Dwi Agustin/ P.Biologi/NPM. 15232001
1; Bibliografi
Mulyani, Gunatri Titik, Yuda Heru F, Teguh Budipitojo, dan Agustin Indrawati.
2014. Studi Sistem Respirasi dan Kajian Mikrobiologis Lumba-lumba
Hidung Botol Indo Pasifik (Tursiops aduncus) dari Perairan Laut
Jawa. ACTA VETERINARIA INDONESIANA. ISSN 2337-3202, EISSN 2337-4373. Vol. 2, No. 1: 7-11, Januari 2014.
2; Tujuan Penulisan
Tujuan dalam artikel atau jurnal ini adalah:
Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pemeriksaan klinis sistem
respirasi lumba-lumba dan melakukan isolasi bakteri serta jamur pada sistem
respirasi bottlenose dolphin (Tursiops aduncus) dari Perairan Laut Jawa.
Penelitian dilakukan dengan studi pustaka, pemeriksaan klinis serta isolasi
sampel sistem respirasi.
3; Fakta Unik atau Hal Penting dalam Tulisan
1; Lumba-lumba adalah hewan yang dilindungi menurut SK Mentan No.
35/Kpts/Um/10/1975
(tertulis:
dolphin),
SK
Mentan
No.
716/Kpts/Um/10/1980 (tertulis: Cetacea), Undang-undang Nomor 5 Tahun
1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati, dan Peraturan
Pemerintah Nomor 7 Tahun 1999 tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan dan
Satwa Liar (tertulis: semua jenis dari famili cetacea (termasuk lumba-lumba,
paus dan pesut) (Noerdjito & Maryanto, 2001). Hewan tersebut digolongkan
ke dalam Appendix II, hewan yang masuk dalam daftar appendix II ini
adalah hewan yang tidak terancam kepunahan, tetapi mungkin terancam
punah bila perdagangan terus berlanjut tanpa adanya pengaturan.
2; Lumba-lumba hidung botol (bottlenose dolphin) adalah spesies lumba-lumba
yang paling umum dan paling dikenal orang. Habitatnya berada di perairan
hangat di seluruh dunia dan dapat ditemui di hampir seluruh perairan kecuali
Samudra Antartika dan Samudra Selatan (Brownel & Reeves, 2008).
3; Bottlenose dolphin adalah mamalia laut yang bernafas dengan paru-paru.
Lubang pernafasan external sebagai satu satunya lubang respirasi disebut
sebagai blowhole yang berlokasi di dekat apex dari tulang tengkorak
(Rommel & Lowenstine, 2001). Lumba-lumba memiliki beberapa kantong
4;
5;
6;
7;
udara (air sac) sebelum masuk ke internal nares. Kantong udara ini
berfungsi untuk menampung sementara nitrogen saat hewan menyelam yang
akan dikeluarkan saat ekspirasi (Marshall, 2002).
Laring tersusun atas perpanjangan epiglotis dan kartilago. Kartilago juga ada
pada bronkhi dan bronkhiolus dimana pada ujungnya terdapat spingter
mioelastik yang diperlukan untuk adaptasi saat menyelam. Paru-paru pada
beberapa Cetacea (termasuk lumba-lumba, pesut dan, paus) tidak berlobus.
Ukuran paru-paru Cetacea sangat tergantung dari kemampuan dalam
menyelam. Mamalia laut yang menyelam dalam dan lama cenderung
memiliki paru-paru yang lebih kecil, sedangkan yang menyelam di tempat
yang dangkal cenderung memiliki paru-paru yang lebih besar. Jumlah duktus
alveolus sangat bervariasi pada beberapa spesies. Septa interalveolar
memiliki kapiler ganda pada hampir semua Cetacea (Harrison, 1994).
Blowhole membuka dan menutup karena adanya kontraksi dan relaksasi otot
yang dikontrol oleh syaraf di daerah blowhole. Syaraf ini sangat peka
terhadap perubahan tekanan, karenanya hewan tahu kapan blowhole bebas
dari air sehingga aman untuk bernafas. Cetacea bernafas sangat kuat dan
baik inspirasi maupun ekspirasi sangat cepat, bisa kurang dari satu detik
sampai 1-2 detik (Sumich, 2002).
Kelebihan sistem respirasi pada Cetacea bukan pada ukurannya, tetapi
efisiensinya. Pada mamalia darat, jumlah udara yang keluar masuk paru-paru
sekitar 10-15% dari kapasitas paru-paru, sedangkan pada mamalia laut
kemampuan ini mencapai 75%. Udara yang keluar masuk ke paru-paru pada
beberapa Cetacea bisa mencapai 90%, hal ini disebabkan oleh elastisitas dari
jaringan. Paru-paru pada Cetacea sebagian besar tersusun atas kartilago yang
dapat meluas untuk menampung volume udara yang besar dan akan secara
kuat mengeluarkannya selama ekspirasi. Disaat paru-paru dan alveoli kolaps
di bawah tekanan, trachea dan saluran penghubungnya tidak mengalami hal
yang sama. Mekanisme inilah yang merupakan cara mencegah gangguan
terhadap pengurangan tekanan udara dan untuk memudahkan pertukaran
keluar masuknya udara (Watzok, 2002).
Lumba-lumba dapat bertahan menyelam dalam waktu lama karena beberapa
sebab, yaitu: (1) kemampuan menyimpan udara pada paru-paru sangat tinggi
(75%); (2) denyut jantung dapat menurun dari 100 kali per menit menjadi 10
kali per menit untuk memelihara oksigen; (3) kemampuannya menarik darah
yang kaya oksigen dari otot ke dalam organ untuk menjaga kadar oksigen
dan mencegah gangguan karena kadar nitrogen yang tinggi ketika secara
8;
9;
10;
11;
muncul di permukaan air, mamalia yang hidup di air mengambil oksigen serta
mengeluarkan karbondioksida dan uap air. Contoh mamalia yang hidup di air
adalah paus, lumba-lumba dan duyung.
Lumba-lumba, seperti mamalia lainnya, membutuhkan udara untuk
bertahan hidup, terutama oksigen. Oksigen adalah salah satu sumber utama
energi dalam tubuh dan segala sesuatu yang hidup tidak bisa hidup tanpa itu.
Tidak seperti ikan, lumba-lumba harus sering naik ke permukaan untuk
bernapas. Ketika mereka di bawah air, mereka menahan nafas mereka, ketika
mereka kehabisan napas, mereka kembali ke permukaan untuk menghirup
udara yang lebih segar.
Sistem pernafasan lumba-lumba juga mirip dengan manusia. Namun
letak lubang hidungnya tidak di tengah-tengah wajahnya, tapi di bagian atas
kepalanya. Seperti manusia, sebelum menyelam, lumba-lumba menghirup
udara dan menahannya di dalam paru-paru. Saat mereka muncul dari
kedalaman air, beberapa meter sebelum mencapai permukaan, mereka akan
menghembuskan udara dengan kuat melalui lubang udara mereka.
Tidak seperti mamalia lain yang bernapas melalui lubang hidung dan
mulut mereka, lumba-lumba bernapas melalui lubang sembur, yang terletak di
bagian atas di atas kepalanya. Alasan untuk perbedaan ini bahwa blowhole
akan memfasilitasi bernapas di permukaan airnya. Karena blowhole terletak
di bagian atas kepala, hanya daerah kecil dari kepala diperlukan untuk
memecah permukaan air untuk menghirup udara.
Alat pernapasan lumba-lumba berupa paru-paru sehingga lumbalumba harus sering naik ke permukaan untuk menghirup udara. Pada
umumnya lumba-lumba naik ke permukaan setiap 1-2 kali setiap menit.
Lumba-lumba bernafas melalui blowhole, yaitu lubang hidung yang terletak
di atas kepalanya. Dalam waktu kurang dari seperlima detik, lumba-lumba
sudah mengosongkan kembali dan mengisi kembali paru-parunya. Lumbalumba akan tenggelam dan menyelam kembali ke dalam laut saat udara keluar
dari blowhole dan blowhole ditutup dengan otot yang sangat kuat
(Elisabethdens, 2013).
Paru-paru lumba-lumba tidak signifikan lebih besar atau lebih kecil
dari mamalia darat. Jelas, ukuran paru-paru tidak menentukan jumlah oksigen
yang dapat disimpan dan dimanfaatkan. Namun, paru-paru lumba-lumba
mengandung lebih banyak alveoli (sel udara) dari paru-paru manusia. Paruparu lumba-lumba terdiri dari dua lapisan kapiler, dan pengaturan ini
meningkatkan efisiensi pertukaran gas karena kebanyakan mamalia hanya
memiliki satu lapisan kapiler. Hal ini berarti bahwa luas permukaan paruparu telah sangat meningkat dan pertukaran gas dapat terjadi lebih cepat.
Pleura lumba-lumba yang tebal dan elastis. Jaringan paru yang tepat berisi
pasokan serat myoelastic untuk elastisitas yang lebih baik. Tabung bronkial
dilapisi dengan jaringan otot. bronkiolus kecil ditemukan bersama-sama
dengan sfingter yang memotong alveoli dari sisa paru-paru.
Mekanisme anatomi untuk perlengkapan pertukaran gas lebih efisien.
Pada lumba-lumba, sisa volume udara yang selalu tertinggal di dalam paruparu tidak pernah melebihi 15 persen dari total kapasitas, dari kapasitas vital
mereka, volume udara yang sering dipertukarkan adalah lebih dari 85 persen.
Dalam beberapa kasus, kapasitas vital bahkan bisa mencapai 92 persen.
Biasanya pada manusia, hanya 10 sampai 20 persen dari udara di paru-paru
dipertukarkan. Tapi pada lumba-lumba, sekitar 80 sampai 90 persen
diperbarui, sehingga tubuh mereka bisa mendapatkan oksigen sebanyak
mungkin.
Sistem pernapasan lumba-lumba pasti memiliki beberapa fitur yang
tidak biasa, tetapi mereka beradaptasi untuk mencegah air masuk ke saluran
udara: bagian hidung yang kompleks dan berbelit-belit, dan laring (ujung atas
tabung pernapasan) meluas sampai ke dalam rongga hidung daripada
membuka ke tenggorokan. Otot kuat membentuk sebuah plug khusus dalam
blowhole, mencegah air memasuki paru-paru ketika lumba-lumba di bawah
air.
Lumba-lumba mulai menghembuskan napas sebelum mencapai
permukaan dan ini membantu untuk mengurangi jumlah waktu yang
dihabiskan pernapasan di permukaan. Lumba-lumba dapat menangkap napas
sekitar lima kali dalam satu menit sebelum menyelam lagi, tanpa
menghambat kemajuan mereka berenang. Biasanya, dolphin bernafas dua
sampai empat kali setiap menit bila berenang di dekat permukaan. Hal ini
dapat menahan napas selama tujuh menit atau lebih bila menyelam
(Sitiaminah,2006).
Seperti disebutkan di bagian sebelumnya pada paru-paru, ukuran paruparu bukan alasan utama untuk kecakapan menyelam lumba-lumba. Bahkan
jika paru-paru benar-benar penuh dengan udara, tidak akan memungkinkan
lumba-lumba untuk mempertahankan menyelam selama lima belas menit.
Alasan utama mengapa lumba-lumba bisa menahan nafas mereka selama ini
karena adaptasi yang dilakukan dalam sistem peredaran darah. adaptasi ini
10
11
Karena pembuluh darah di bagian ini lebih sedikit dan lebih jauh dari
permukaan kulit, jumlah nitrogen yang dapat diserap ke dalam aliran darah
diminimalkan.
Kondisi lain yang berpotensi berbahaya, yang disebut nitrogen
narkosis, juga dapat terjadi jika penyelam manusia menjelajah laut dalam
terlalu lama. Nitrogen pembiusan terjadi ketika nitrogen dalam obligasi darah
ke bahan lemak, terutama myelin yang sheathes serabut saraf, menyebabkan
efek yang mirip dengan yang disebabkan oleh karena terlalu banyak alkohol
dalam aliran darah seperti kehilangan koordinasi neuromuskular dan
kehilangan kesadaran. Diinduksi oleh bernapas nitrogen di bawah tekanan,
hal itu tidak mempengaruhi lumba-lumba karena mereka bernapas hanya di
permukaan.
12
13
14
Artinya:
15