Disusun Oleh:
Niken Seftia (150 114 0405)
Lilita Silpia (150 114 0419)
Rinda Ayu Mutia (150 114 0428)
Ilham Mu’amar (150 114 0423)
Misgirawanti (150 114 0426)
Diah Sutra Febriani (150 114 0427)
ii
PEMBAHASAN
KEANEKARAGAMAN HAYATI, TAKSONOMI DAN DETERMINASI
ZOOLOGI VERTEBRATA
A. Keanekaragaman Hayati
1. Pengertian Keanekaragaman Hayati
a. Menurut UU No. 5 Tahun 1994, “keanekaragamana hayati adalah
keanekaragaman diantara mahluk hidup dari semua sumber termasuk di
antaranya daratan, lautan, dan ekosistem akuatik lain serta kompleks-
kompleks ekologi yang merupakan bagian dari keanekaragamannya,
mencakup keanekaragaman dalam spesies, antara spesies dengan
ekosistem.”
b. Menurut Soerjani (1996), “keanekaragaman hayati menyangkut
keunikan suatu spesies dan genetik di mana mahluk hidup tersebut
berada.”
c. Mochamad Indrawan (2007), menyatakan “Keanekaragaman genetik
merupakan variasi genetik dalam satu spesies baik di antara populasi-
populasi yang terpisah secara geografik maupun di antara individu-
individu dalam satu populasi.”
d. Mochamad Indrawan (2007), menyatakan “Keanekaragaman spesies
mencakup seluruh spesies yang ditemukan di bumi, termasuk bakteri
dan protista serta spesies dari kingdom bersel banyak (tumbuhan,
jamur, hewan, yang bersel banyak atau multiseluler). Spesies dapat
diartikan sebagai sekelompok individu yang menunjukkan beberapa
karakteristik penting berbeda dari kelompok-kelompok lain baik secara
morfologi, fisiologi atau biokimia.”
e. Mochamad Indrawan (2007), menyatakan “Keanekaragaman ekosistem
merupakan komunitas biologi yang berbeda serta asosiasinya dengan
lingkungan fisik (ekosistem) masing masing.”
1
2
c. Perubahan Iklim
Salah satu penyebab perubahan iklim adalah pencemaran udara
oleh gas karbon dioksida (CO2) yang menimbulkan efek rumah kaca.
Menurut Raven (1995), “ efek rumah kaca meningkatkan suhu udara
1-30C dalam kurn waktu 100 tahun.” Kenaikan suhu tersebut
menyebabkan pencairan es di kutub dan kenaikan permukaan air laut
sekitar 1-2 m yang berakibat terjadinya perubahan struktur dan fungsi
ekosistem lautan.
d. Eksploitasi Tanaman dan Hewan
Eksploitasi Hewan dan tumbuhan secara besar-besaran biasanya
dilakukan terhadap komoditas yang memiliki nilai ekonomi tinggi,
misalnya kayu hutan yang digunakan untuk bahan bangunan dan ikan
tuna sirip kuning yang harganya mahal dan banyak diminati oleh
pencinta makanan laut. Eksploitasi yang berlebihan dapat
menyebabkan kepunahan spesies-spesies tertentu, apalagi bila tidak
diimbangi dengan usaha pengembangbiakannya.
e. Industrilisasi Pertanian dan Hutan
Para petani cendrung menanam tumbuhan dan memelihara
hewan yang bersifat unggul dan menguntungkan, sedangkan
tumbuhan dan hewan yang kurang unggul dan kurang menguntungkan
akan disingkirkan. Selain itu, suatu lahan pertanian atau hutan industri
umumnya hanya ditanami satu jeis tanaman (monokultur) misalnya
teh, karet, dan kopi. Hal ini dapat menurunkan keanekaragaman hayati
tingkat spesies.
5. Usaha Pelestarian Keanekaragaman Hayati
Menurunnya keanekaragaman hayati menyebabkan semakin sedikit
pula manfaat yang dapat diperoleh manusia. Penurunan keanekaragaman
hayati dapat dicegah dengan melakukan pelestarian (konservasi)
keanekaragaman hayati. Konservasi keanekaragaman hayati memiliki
beberapa tujuan, antara lain sebagai berikut :
8
B. Taksonomi
Kata taksonomi diambil dari bahasa Yunani tassein yang berarti untuk
mengelompokkan dan nomos yang berarti aturan. Taksonomi dapat diartikan
sebagai pengelompokan suatu hal berdasarkan hierarki (tingkatan) tertentu.
Taksonomi dari hewan vertebrata, yaitu:
1. Ikan (Pisces), yaitu Hewan yang hidup didalam air, bernafas dengan
insang dengan alat gerak berupa sirip dan berkembang biak dengan cara
bertelur.
3. Reptil (Reptilia), adalah hewan melata yang berdarah dingin dan memiliki
sisik yang menutup tubuhnya. Contoh Hewan Reptil adalah buaya, kadal
dan ular.
ini ada yang hidup di darat dan ada juga hidup di air. Contoh Hewan
Mammalia yang hidup di darat seperti Sapi, Domba, Monyet, Rusa, Kuda
dan Gajah. Sedangkan Hewan Mammalia yang habitatnya di air seperti
Paus, Lumba-lumba dan Duyung.
C. Determinasi
1. Pengertian Determinasi
Determinasi yaitu membandingkan suatu tumbuhan dengan satu
tumbuhan lain yang sudah dikenal sebelumnya (dicocokkan atau
dipersamakan). Karena di dunia ini tidak ada dua benda yang identik atau
persis sama, maka istilah determinasi (Inggris to determine = menentukan,
memastikan) dianggap lebih tepat daripada istilah identifikasi (Inggeris to
identify = mempersamakan (Rifai,1976).
Untuk mendeterminasi tumbuhan pertama sekali adalah
mempelajari sifat morfologi tumbuhan tersebut (seperti posisi, bentuk,
ukuran dan jumlah bagian-bagian daun, bunga, buah dan lain- lainnya).
Cara menggunakan kunci determinasi antara lain sebagai berikut:
a. Bacalah dengan teliti kunci determinasi mulai dari permulaan, yaitu
nomor.
b. Cocokkan ciri-ciri tersebut pada kunci determinasi dengan ciri yang
terdapat pada makhluk hidup yang diamati.
c. Jika ciri-ciri pada kunci tidak sesuai dengan ciri makhluk hidup yang
diamati, harus beralih pada pertanyaan yang ada dibawahnya dengan
nomor yang sesuai.
d. Jika ciri-ciri yang terdapat pada kunci determinasi sesuai dengan ciri
yang dimiliki organisme yang diamati, catatlah nomornya. Lanjutkan
pembacaan kunci pada nomor yang sesuai dengan nomor yang tertulis
dibelakang setiap pernyataan pada kunci.
e. Jika salah satu pernyataan ada yang cocok atau sesuai dengan makhluk
hidup yang diamati, alternatif lainnya akan gugur. Sebagai contoh,
kunci determinasi memuat pilihan: (a) paku kayu, atau (b) paku seng.
f. Begitu seterusnya hingga diperoleh nama famili, ordo, kelas, dan
divisio atau fillum dari makhluk hidup yang diamati.
13
Henny Riandari. (2014). Biologi untuk Kelas X SMA dan MA. Solo : Global.
Nunung Nurhayati, Mukhlis, & Agus Jaya. (2014). Biologi untuk SMA/MA Kelas
X. (cetakan ke-1). Bandung : Yrama Widya.
14