Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

BIOLOGI SEL
GLIOKSISOM

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Biologi Sel

Dosen Pengampu :
Usman, M.Pd

Disusun Oleh :
Nama : Ima Ismayati
NIM : 2224190009
Kelas : 2A

JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
2020
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah ini dengan baik guna memenuhi tugas makalah “Glioksisom” yang
diajukan untuk memenuhi tugas Biologi Sel.
Makalah ini dapat diselesaikan dengan baik berkat bantuan dari pihak-pihak
yang telah memberikan bimbingan dan dukungan sebagai bahan masukan untuk
penulis sendiri. Untuk itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih
kepada bapak Usman, M.Pd yang telah menjadi dosen pengampu pada mata
kuliah Biologi Sel ini.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan kekeliruan dalam
penulisan makalah ini. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun dari pembaca. Pada akhirnya penulis mengucapkan terima
kasih atas segala dukungan dan bantuan sehingga makalah ini dapat diselesaikan
dengan baik.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Cilegon, Maret 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
BAB 2 PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Glioksisom
2.2 Struktur Glioksisom
2.3 Fungsi dan Hasil Metabolisme Glioksisom
2.3.1 Glioksisom pada Daun
2.3.2 Glioksisom pada Biji
BAB 3 PENUTUP
3.1 Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Badan Mikro adalah organel yang dibatasi oleh selapis membran ini
berbentuk bulat dengan diameter berkisar antara 0,5 mm sampai 1,5 mm.
Badan mikro merupakan organel yang dihasilkan dari retikulum endoplasma
dan tidak memiliki struktur dalam. Terdapat dua macam badan mikro yang
penting, yaitu peroksisom dan glioksisom.
Peroksisom merupakan organel yang pada tumbuhan terdapat di
dalam jaringan fotosintesis dan berhubungan langsung dengan kloroplas,
sedangkan pada hewan terdapat di dalam selsel hati dan ginjal. Glioksisom
berisi enzim yang berfungsi untuk menguraikan molekul-molekul lemak
menjadi karbohidrat selama perkecambahan, dalam reaksi ini pun dihasilkan
H2O2 yang akan diuraikan oleh enzim katalase. (Juwono, 2002)
Glioksisom merupakan badan mikro yang berbentuk bulat dan dibatasi
oleh membran tunggal. Glioksisom memiliki diameter antara 0,5–1,0 µm.
Glioksisom hanya terdapat pada sel tumbuhan, misalnya pada lapisan aleuron
biji padi-padian. Glioksisom mengandung enzim dari siklus glioksilat.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana pengertian dari glioksisom?
2. Bagaimana struktur dari glioksisom?
3. Bagaimana fungsi dari glioksisom?
4. Bagaimana hasil metabolisme dari glioksisom?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari glioksisom
2. Untuk mengetahui struktur dari glioksisom
3. Untuk mengetahui fungsi dari glioksisom
4. Untuk mengetahui hasil metabolisme dari glioksisom

1
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Glioksisom


Pada tahun 1967, R. W. Breidenbach dan H. Beevers menemukan
bahwa badan mikro pada cadangan makanan dalam biji yang berkecambah
mengandung enzim untuk siklus glioksilat, ditambah dengan enzim yang ada
di dalam peroksisom. Glioksisom menghasilkan enzim-enzim khusus, namun
memiliki bentuk yang sama dengan peroksisom. Glioksisom tidak hanya
berisi enzim khusus untuk daur glioksilat (seperti isositrat lyase dan malat
sinthetase), tapi juga berisi beberapa enzim penting dalam siklus Krebs.
Nama glioksisom diambil dari peroksisom yang memiliki enzim untuk siklus
glioksilat pada badan mikro (Sheeler, 1987).
Peroksisom yang ada di dalam sel tumbuhan sering disebut
glioksisom. Glioksisom umumnya terdapat pada endosperm biji yang
berperan pada saat perkecambahan. Glioksisom adalah badan mikro yang
terdapat pada tanaman berumur pendek seperti kacang-kacangan.
Mengandung cadangan lemak sebagai energi di dalam biji. Pada biji yang
sudah kering tidak ditemukan glioksisom.
Glioksisom dibentuk dari proses yang sama dengan peroksisom, yaitu
dengan pembelahan atau pertunasan dari glioksisom yang sudah ada. Banyak
(namun tidak semua) glioksisom memiliki enzim untuk mensintesis protein
bersama ribosom di sitosol dan melakukan translokasi melalui membran
glioksisom yang sudah ada di dalam sel (Sheeler, 1987).

2
2.2 Struktur Glioksisom

Gambar 2.1. Glioksisom


(Sumber : https://www.generasibiologi.com)

Glioksisom memiliki struktur sperikal atau ovoid dengan diameter


0,5-1,5 µm, diperkirakan ukurannya sebesar mitokondria dan lisosom.
Dengan mikroskop elektron badan mikro yang ada pada tumbuhan
(glioksisom) tampak sebagai bangunan yang dibatasi oleh membran tunggal,
dan di dalamnya mengandung matriks yang berglanular. Pada jaringan
tertentu matriks badan mikro berisi struktur nukleoid kristal (crystalline
nucleoid structure). Bentuk kristal ini umumnya adalah urat oksidase, salah
satu enzim dari matriks badan mikro (Sumadi, 2007).
Glioksisom memiliki bentuk seperti telur (ovoid) dan ukurannya kira-
kira sebesar organel mitokondria dan lisosom, namun memiliki fungsi yang
berbeda dari kedua organel tersebut. Glioksisom merupakan organel yang
bermembran tunggal yang di dalamnya mengandung matriks yang
bergranular. Letak glioksisom biasanya berdekatan dengan mitokondria.
Organel ini mudah dikenali dari organel lain karena adanya enzim
katalase. Enzim ini dapat dilihat dengan mikroskop elektron bila diperlakukan
dengan pengecatan 3,5’-diaminobenzidine (DAB). Hasilnya tidak tembus

3
elektron, dan tampak sebagai daerah gelap bila sel mengandung enzim
katalase (Sumadi, 2007).
Tabel 2.1. Enzim-Enzim yang Terdapat dalam Peroksisom Daun
Enzim Hasil pemecahan reaksi
Katalase
Glycolate
Oxidase
Urate
NAD : malat
Dehydrogenase
NAD : glycerat
Glutamat : glyoxylat
Aminotransferase Serine : glyoxylate
Glutamate : oxaloacetate
(Sumber : Sadava, 1993)

Tabel 2.2. Enzim-Enzim yang Terdapat dalam Glioksisom pada


Kotiledon Buncis
Enzim Hasil Pemecahan reaksi
Katalase
Oksidase Glycolate,
Fatty acyl-CoA
Urate
Dehydrogenase NAD: hydroxyl fatty acyl-CoA
NAD: malate
NAD: glycerate
Fatty acids β-oxidation
enzyme
Aminotransferase Glutamate : glyoxylate
Serine : glyoxylate
Glyoxylate cycle enzyme
Lainnya NADH-cytochrome c reductase Lipase
(Sumber : Sadava, 1993)

4
2.3 Fungsi dan Hasil Metabolisme Glioksisom
Glioksisom hanya terdapat pada sel tumbuhan. Organel ini memiliki
fungsi untuk mengubah asam lemak menjadi menjadi glukosa (gula) dan juga
sebagai energi untuk pembentukan biji. Berdasarkan fungsinya glioksisom
dibedakan menjadi dua macam, yaitu:
2.3.1 Glioksisom pada Daun
Peroksisom yang ada pada daun sering disebut dengan
glioksisom. Glioksisom ada di dalam sel fotosintetik dari tumbuhan
hijau, terutama dalam sel palisade daun C3 dan berkas selubung sel
daun C4. Letak perbandingan badan mikro pada mitokondria ke
kloroplas dalam sel adalah 1:2:3. Glioksisom daun tumbuh sebagai
plastid, dan dalam 2 organel yang sering berdekatan satu sama lain
(Sadava, 1993)
Hubungan ini juga berperan pada salah satu siklus biokimia.
Glioksisom berperan sangat penting dalam fungsi fotorespirasi. Pada
cuaca yang cerah dan terik, stomata pada daun dapat menutup untuk
menghemat air. Masalah pada daun adalah bagaimana untuk membuang
glikolat. Masalah ini ditangani oleh glioksisom yang memiliki mesin
enzimatik untuk memetabolisme glikolat yang dihasilkan oleh kloroplas
dan dikembalikan ke organel sebagai gliserat yang kemudian dapat
dipergunakan dalam produksi gula heksosa.

5
Gambar 2.2. Letak Kloroplas, Peroksisom, dan Mitokondria di Sel
(Sumber : Sheeler, 1987)

Jalur glikolat sering disebut juga fotorespirasi yaitu suatu reaksi


yang membebaskan CO2 dari organ yang berwarna hijau karena
pengaruh cahaya. Jalur ini melibatkan kloroplas, glioksisom,
mitokondria, dan sitosol. Jalur glikolat dimulai di kloroplas, dimana
fosfoglikolat, glikolat dan fosfogliserat dibentuk dalam fotosintesis.
Hasil dari reaksi glikolat berdifusi keluar dari organel ini dan masuk
kedalam peroksisom. Falvin oksidasi dan glikolat oksidasi bertugas
mengubah glikolat menjadi glioksilat.
Dalam glioksisom, glikolat dioksidasi menghasilkan glioksilat
dan membebaskan H2O2. Dengan adanya katalase di glioksisom ini
H2O2 diubah menjadi H2O dan ½ O2.
Selanjutnya glioksilat akan disintesis menjadi asam amino serin
atau kembali ke kloroplas. Reaksi ini yang mengeluarkan CO2, faktor
utama dalam hilangnya karbon tetap dalam fotorespirasi. Serin
kemudian diubah dalam peroksisom menjadi gliserat. Gliserat
kemudian ditranspor kembali ke kloroplas yang kemudian mengalami

6
fosforilasi menjadi fosfogliserat. Fosfogliserat bisa digunakan oleh
kloroplas untuk memproduksi heksosa.

Gambar 2.3. Jalur Glikolat


(Sumber : Sadava, 1993)

2.3.2 Glioksisom pada Biji (Endosperm) Tumbuhan


Enzim-enzim yang dibutuhkan untuk β-oksidasi asam lemak
dalam badan mikro untuk pertama kalinya ditemukan pada glioksisom
endosperm tumbuhan oleh Cooper dan Beever. Jalur β-oksidasi ini
sama, baik yang terjadi pada peroksisom mamalia maupun yang terjadi
di glioksisom tumbuhan (Sumadi, 2007).
Endosperm adalah cadangan makanan dalam biji. Cadangan
makanan itu diantaranya lemak, seperti kacang-kacangan, biji jarak, biji
kepu dan sebagainya. Cadangan makanan ini penting artinya dalam
perkecambahan. Sumber energi utama dalam perkecambahan adalah

7
karbohidrat. Jadi kalau cadangan makanan dalam biji berupa lemak,
maka lemak harus dikonversi menjadi karbohidrat. Reaksi ini terjadi di
dalam glioksisom dan dipacu oleh enzim-enzim yang terdapat di
dalamnya. Hasil oksidasi asam lemak ini adalah asetil-KoA, yang
kemudian akan digunakan di dalam glioksisom untuk membentuk
senyawa (asam) dengan 4 atom C, yaitu asam suksinat melalui daur
gliosilat. Selanjutnya suksinat dibawa ke mitokondria sebagai bahan
untuk proses glukoneogenesis. Di mitokondria asam suksinat akan
dikonversi menjadi asam malat, yang selanjutnya akan di bawa ke
sitosol. Di sitosol asam malat diubah menjadi fosfoenol piruvat, dan
digunakan untuk sintesis glukosa. Jadi, inilah konversi cadangan lemak
menjadi karbohidrat yang terjadi di dalam glioksisom endosperm
selama berlangsungnya perkecambahan (Sumadi, 2007).
Pada biji yang sedang berkecambah daur glioksilat seluruhnya
terjadi di glioksisom, sedangkan pada ragi dan ganggang Tetrahymena
daur ini merupakan kerja sama antara glioksisom dan mitokondria. Ada
yang mengatakan bahwa daur ini sebagai modifikasi dari daur asam
sitrat, dengan langkah-langkah reaksi yang menghasilkan CO2, dengan
satu-satunya sumber karbon yaitu asetil-CoA.
Hewan tingkat tinggi tidak dapat mensintesis glukosa dari asam
lemak karena tidak memiliki enzim isositrat liase dan enzim malat
sintetase. Karena itu asetil-KoA akan memasuki siklus asam sitrat dan
akhirnya akan membebaskan CO2 (Sumadi, 2007). Siklus glioksilat
yang terjadi pada endosperm biji tumbuhan adalah sebagai berikut:

8
Gambar 2.4. Daur Glioksilat
(Sumber: Sheeler, 1987)

9
BAB 3
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Glioksisom adalah organel yang di dalamnya berisi enzim-enzim
untuk siklus glioksilat ditambah enzim katalase dan oksidase. Glioksisom
merupakan badan mikro yang terdapat pada tanaman berumur pendek seperti
kacang-kacangan. Mengandung cadangan lemak sebagai energi di dalam biji.
Pada biji yang kering tidak ditemukan glioksisom.
Glioksisom merupakan badan mikro yang berbentuk bulat dan dibatasi
oleh membran tunggal. Glioksisom memiliki diameter antara 0,5–1,0 µm.
Glioksisom hanya terdapat pada sel tumbuhan, misalnya pada lapisan aleuron
biji padi-padian. Glioksisom mengandung enzim dari siklus glioksilat.

10
DAFTAR PUSTAKA

Juwono. Achmad Zulfa Juniarto. (2002). Biologi Sel. Jakarta: EGC.

Sadava, David. E. (1993). Cell Biology: Organelle Structure and Function.


London: Jones and Bartlett Publisher.

Sheeler, Phillip., Donald, E. Bianchi. (1987). Cell and Moleculer Biology. New
York: John Wiley & Sons, Inc.

Sumadi, Aditya Marianti. (2007). Biologi Sel. Yogyakarta: Graha Ilmu

Anda mungkin juga menyukai