Anda di halaman 1dari 52

TUGAS

SISTEM ENDOKRIN
MATA KULIAH ANATOMI HEWAN

1. MEGI SAIDA LEKAMA (1701040032)


2. NINDA Y. DAE PANIE (1701040027)
KELOMPOK : 10
KELAS :A
PRODI : PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS NUSA CENDANA
KUPANG
2018
SISTEM ENDOKRIN

Sistem endokrin adalah sistem kontrol kelenjar tanpa saluran (ductless)


yang menghasilkan hormon yang tersirkulasi di tubuh melalui aliran darah
untuk memengaruhi organ-organ lain. Hormon bertindak sebagai
"pembawa pesan" dan dibawa oleh aliran darah ke berbagai sel dalam
tubuh, yang selanjutnya akan menerjemahkan "pesan" tersebut menjadi
suatu tindakan. Sistem endokrin tidak memasukkan kelenjar eksokrin
seperti kelenjar ludah, kelenjar keringat, dan kelenjar-kelenjar lain dalam
saluran gastroinstestin Sistem endokrin disebut juga sistem kelenjar
buntu, yaitu kelenjar yang tidak mempunyai saluran khusus untuk
mengeluarkan sekretnya. Sekret dari kelenjar endokrin disebut hormon.
Hormon berasal dari kata hormaein yang artinya “membangkitkan”.
Hormon berperan dalam mengatur berbagai aktivitas dalam tubuh hewan,
antara lain aktivitas pertumbuhan, reproduksi, osmoregulasi, pencernaan,
dan integrasi serta koordinasi tubuh.

Sistem endokrin hampir selalu bekerja sama dengan sistem saraf, namun
cara kerjanya dalam mengendalikan aktivitas tubuh berbeda dari sistem
saraf. Ada dua perbedaaan cara kerja antara kedua sistem tersebut. Kedua
perbedaan tersebut adalah sebagai berikut (Ulfhitha, 20112):
Dibandingkan dengan sistem saraf, sistem endokrin lebih banyak bekerja
melalui transmisi kimia.

Sistem endokrin memperhatikan waktu respons lebih lambat daripada


sistem saraf. Pada sistem saraf, potensial aksi akan bekerja sempurna
hanya dalam waktu 1-5 milidetik, tetapi kerja endokrin melalui hormon
baru akan sempurna dalam waktu yang sangat bervariasi, berkisar antara
beberapa menit hingga beberapa jam. Hormon adrenalin bekerja hanya
dalam waktu singkat, namun hormon pertumbuhan bekerja dalam waktu
yang sangat lama. Di bawah kendali sistem endokrin (menggunakan
hormon pertumbuhan), proses pertumbuhan memerlukan waktu hingga
puluhan tahun untuk mencapai tingkat pertumbuhan yang sempurna.

Dasar dari sistem endokrin adalah hormon dan kelenjar (glandula),


sebagai senyawa kimia perantara, hormon akan memberikan informasi
dan instruksi dari sel satu ke sel lainnya. Banyak hormon yang berbeda-
beda masuk ke aliran darah, tetapi masing-masing tipe hormon tersebut
bekerja dan memberikan pengaruhnya hanya untuk sel tertentu (Ulfhitha,
20112).

Sel-sel penyusun organ endokrin dapat dibedakan menjadi dua, yaitu


sebagai berikut (Ulfhitha, 20112) :

1. Sel Neusekretori, adalah sel yang berbentuk seperti sel saraf, tetapi
berfungsi sebagai penghasil hormon. Contoh sel neusekretori ialah sel
saraf pada hipotalamus. Sel tersebut memperhatikan fungsi endokrin
sehingga dapat juga disebut sebagai sel neuroendokrin. Sesungguhnya,
semua sel yang dapat menghasilkan sekret disebut sebagai sel sekretori.
Oleh karena itu, sel saraf seperti yang terdapat pada hipotalamus disebut
sel neusekretori.
2. Sel endokrin sejati, disebut juag sel endokrin kelasik yaitu sel endokrin
yang benar-benar berfungsi sebagai penghasil hormon, tidak memiliki
bentuk seperti sel saraf. Kelenjat endokrin sejati melepaskan hormon yang
dihasilkannya secara langsung ke dalam darah (cairan tubuh). Kelenjar
endokrin sejati dapat ditemukan pada hewan yang memepunyai sistem
sirkulasi, baik vertebrata maupun invertebrata. Hewan invertebrata yang
sering menjadi objek studi sistem endokrin yaitu Insekta, Crustaceae,
Cephalopoda, dan Moluska. Kelenjar endokrin dapat berupa sel tunggal
atau berupa organ multisel.
Sistem hormon (endokrin) dan saraf dahulu dianggap sebagai pengatur
fisiologi yang terpisah. Tetapi pandangan tersebut berubah setelah
ditemukannya neuron-neuron termodifikasi yang dapat mensekresi
hormon. Beberapa di antara neuron-neuron tersebut menunjukkan
mekanisme pengaturan terhadap kelenjar-kelenjar khusus yang
menghasilkan hormon. Sekresi neuron-neuron termodifikasi tersebut
dipengaruhi neuron-neuron “biasa”, dan banyak kelenjar penghasil
hormon (kelenjar endokrin) yang secara langsung diinervasi oleh neuron
yang mempengaruhi aktivitas sekretorinya.

Ciri-ciri hormon:

1. Hormon diproduksi dan disekresikan ke dalam darah oleh sel kelenjar


endokrin dalam jumlah yang sangat kecil.
2. Hormon diangkut oleh darah menuju sel (jaringan target).
3. Hormon mengadakan interaksi dengan reseptor khusus yang terdapat di
sel target.
4. Hormon mempunyai pengaruh menngaktifkan enzim khusus.
5. Hormon mempunyai pengaruh tidak hanya terhadap satu sel target, tapi
juga dapat mempengaruhi beberapa sel target yang berlainan
SISTEM ENDOKRIN PADA INVERTEBRATA

Hormon pada invertebrata berfungsi untuk mengatur penyebaran


kromatofor, molting (pergantian kulit), pertumbuhan, reproduksi secara
seksual dan perkembangan. Sejumlah invertebrata tidak mempunyai
organ khusus untuk sekresi hormon sehingga sekresinya dilaksanakan
oleh sel neurosekretori/Neurosecretory Cell (NSC). sel neurosekretori
dapat ditemukan pada semua Metazoa (hewan bersel banyak), antara lain
Coelentrata, Platyelminthes, Annelida, Nematoda, dan Mollusca.

1. PROTOZOA

Adapun yang dimaksud dengan protozoa adalah suatu organisme seluler


yang mmeunyai sifat eurokariotik yang tidak mempunyai dinding sel,
heterotrof dan juga bisa melakukan pergerakan ( biasa disebut dengan
motil) . Adapun protozoa itu sendiri melakuakn pergerakan dengan
memanfaatkan bagian alat yang digunakan untuk bergerak yang sering
dinamakan sebagai pseudopodia ( yang sering disebut dengan kaki semu
). Selaitu itu, ada pula Silia ( sering disebut rabut getar ) dan juga ada
flagella ( yang sering disebut dengan bulu cambuk ) .
Berikut ini adalah uraian mengenai sistem hormon pada protozoa
tersebut. Adapun protozoa, mislanya sbeut saja amoeba, tidak mempunyai
sistem saraf, namun mempunyai kepekaan terhadap rangsangan dar luar
serta mampu dalam menanggapi rangsangan tersebut. Sebut saja
rangsangan berupa cahaya atau pun juga sentuhan.
Jika rangsangan yang ada kuat, maka protozoa ini akan menjauh,
sebaliknya, jika rangsangan tersebut lemah, maka ia akan mendekat. Pada
paramecium sobat, terdapat fabril yang mempunyai kepekaan terhadap
suhu dan sinar, serta berfungsi juga mengatur gerkaan silianya.
2. Porifera

Dalam studi embriologi dan evolusi dari sistem endokrin. Pada porifera
ditemukan di dalam sel sel intersisial. Dimana sel-sel intersisial dapat
berkembang menjadi nematokis, neuroskretori dan gamet. Sel-sel
intersisial sangat aktif membentuk tunas dan membantu pertumbuhan
gonad. Meskipun keberadaan sistem saraf di anggota Porifera (spons)
belum dipastikan, namun sel dengan penampilan neuron telah dijelaskan
(Highnam dan Hill, 1977). Sel tersebut adalah sel neurosekretori ang
membantu pertumbuhan pada porifera. Sel neurosekretori, merupakan
jenis neuron, atau sel saraf yang fungsinya untuk menerjemahkan sinyal
saraf ke rangsangan kimia. Sel-sel tersebut menghasilkan sekresi
neurohormon dalam kaitanya system endokrin pada porifera. Dalam
perjalanan sepanjang akson neuron, biasanya dilepaskan ke dalam aliran
darah di organ neurohemal, daerah di mana ujung akson berada dalam
bagian terdekat dengan kapiler darah. sel Neurosecretory terdapat di
sebagian besar hewan multiseluler dan biasanya dibedakan dari neuron
lain dengan ukuran yang lebih besar dari inti sel, ujung akson, dan sel itu
sendiri.
Gambar 1. Sistem Neuroendokrin
Komunikasi

Komunikasi sel pada porifera disekresikan oleh


neurohormon/neuroendokrin, sinyal dikirim melalui sel (berdifusi)
ditinjau dari evolusi hamper sama dengan transmisi saraf. Hewan tanpa
sistem saraf (misalnya spons dan placozoa) dan bahkan protista
menghasilkan beragam hormon, yang dalam beberapa kasus identik
dengan senyawa yang sesuai ditemukan di taksa tertentu (Robitzki et al.
1989, Schuchert 1993, Skorokhod et al. 1999 ). Hipotesis umum
dikemukakan dalam tinjauan di buku teks mengasumsikan bahwa dalam
hewan multisel primitif, sel-sel epitel khusus yang terintegrasi ke dalam
epidermis dan lapisan usus bereaksi terhadap rangsangan tertentu, kimia
atau fisik, dengan mengeluarkan metabolit yang disebarkan ke seluruh
tubuh dan membangkitkan tanggapan adaptif di jaringan lain.
Gambar 2. Hipotesis Tahapan perkembangan Evolusi Embrio
Keterangan gambar, (A). Sistem saraf pertama diperkirakan telah
memiliki struktur jaring saraf basi-epitel, serupa dengan yang masih
ditemukan di cnidarian saat ini (B). Pada tahap ini, neuron dan sel /
endokrin NSCs kemungkinan besar telah berkembang menjadi garis
keturunan yang berbeda dari sel sensorik diintegrasikan ke dalam
epidermis, yang gastrodermis dan jaring-jaring saraf. Sebuah sistem
saraf pusat mengintegrasikan masukan sensorik multimodal berkembang
pada hewan bilaterian (C). Populasi NSCs sensorik yang terlibat dalam
regulasi proses biologis fundamental, seperti makan dan reproduksi
mungkin telah terbentuk kompleks khusus di otak, faring, dan usus
bilaterians awal. Selama tahap selanjutnya dari evolusi (ditunjukkan
dalam (D) untuk keturunan chordate), NSC dan sel endokrin memiliki
kecenderungan kehilangan fungsi sensorik mereka, deleminasi dari epitel
permukaan (epidermis, faring, dan epitel usus), dan mengalami
perubahan morphogenetic yang diproduksi kelenjar endokrin khusus,
seperti hipofisis, tiroid / paratiroid, dan pankreas.
3. Sistem enDokrin platyhelmintes

Hewan ini dapat menghasilkan hormon yang berperan penting dalam


proses regenerasi. Hormon yang dihasilkan tersebut juga terlibat dalam
regulasi osmotic, ionic, dan dalam proses reproduksi

4. Sistem Endokrin pada Nemathelminthes


 Sistem Endokrin pada Nematoda
Hewan ini dapat mengalami ganti kulit hingga 4 kali dalam siklus
hidupnya,serta mempunyai struktur khusus yang berfungsi untuk sekresi
neurohormon,
yang berkaitan erat dengan sistem saraf. Struktur khusus tersebut terdapat
pada ganglion didaerah kepala dan beberapa pada daerah korda saraf.
5.Sistem Endokrin pada Coelentrata
Dalam cnidaria, sel endokrin terdapat pada neuron yang tersebar dan sel
epitel pada epidermis dan gastrodermis (Lesh-Laurie 1988, Thomas 1991,
Grimmelikhuijzen & Westfall 1995). Sel Neurosekretori terdiri kedua sel
sensorik (yaitu neuron diintegrasikan ke dalam epidermis, dengan silia
dimodifikasi bertindak sebagai aparat stimulus-penerima), serta sel
subepidermal ganglion. Cnidaria memiliki berbagai neurotransmitter,
hormon-saraf, dan hormon non-neuronal dapat ditemukan dalam chordata
atau arthropoda (Grimmelikhuijzen et al. 1996). Sebuah fraksi yang cukup
dari kedua sel sensorik dan ganglion yang neurosecretory. Misalnya,
dalam larva planula, lebih dari 40% dari neuron mengungkapkan
neuropeptida FMRFamide (Martin 1992).

Neuropeptida di cnidaria bertindak sebagai pemancar mediasi komunikasi


neuron dalam jaring saraf dan merangsang organ efektor
(Grimmelikhuijzen & Westfall 1995, Holtmann & Thurm 2001, Pernet et
al. 2004). Peptida bertindak sebagai stimulator atau inhibitor; tidak ada
respon perilaku tertentu telah dikaitkan dengan peptida tertentu. Misalnya,
FMR Famide-mengekspresikan sel, neuron sensorik sebagian besar
bipolar, terkonsentrasi di tentakel Aglantha. Neuron ini mengontrol
respon makan: gerakan berbentuk sungut yang mengarah ke menangkap
mangsa dan konsumsi (Mackie et al 2003.). FMR Famidergic neuron
dalam larva planula dari anthozoan (coral) Hydractinia echinata
mengerahkan efek tonik pada motilitas (Katsukura et al. 2004). Planulae
menetap di substratum dan bermigrasi ke arah cahaya dan kemudian
memulai metamorfosis menjadi polip. Migrasi terjadi dalam semburan
berirama yang dilakukan hydra. Dan gerakan aktif terlihat pada periode
istirahat. Peptida LWamide memperpanjang periode aktif lagi, sehingga
mempercepat migrasi, sedangkan RFamide memiliki efek sebaliknya.
Disamping peran mereka sebagai neurotransmiter, peptida telah terbukti
secara sistemik bertindak seperti hormon pada perkembangan, dan
reproduksi.

Cnidaria bereproduksi secara seksual (gamet haploid dirilis di air laut)


dan secara aseksual dengan tunas. Pembangunan biasanya mengalami
beberapa fase di mana bentuk larva kecil (planula) menimbulkan polip
yang kemudian berubah menjadi medusa. Cnidaria, seperti banyak
invertebrata sederhana lainnya, menunjukkan kemampuan beregenerasi,
di mana sepotong kecil dari tubuh dapat beregenerasi menjadi organisme
penuh. Masing-masing fenomena reproduksi dan pertumbuhan di bawah
kendali neurohormonnya yang disekresikan oleh neurosekretori (Lesh-
Laurie 1988). Sebagai contoh, RFamides sama diperkenalkan sebelumnya
sebagai stimulator migrasi yang menginduksi metamorfosis, sedangkan
LWamides menghambat proses yang sama.

6. Sistem Endokrin Pada lophotrochozoans : Annelida dan Molluska


NSC tersebar, mirip dengan yang dijelaskan untuk cnidaria di bagian
sebelumnya, dapat ditemukan di antara neuron sentral dan perifer, serta
epitel usus, dari semua filum hewan. Banyak sel mengalami spesialisasi
lebih lanjut yang menambah kompleksitas sistem neuroendokrin. Di otak,
klaster sel neurosecretory menjadi beberapa bagian 'inti' yang dikenal
sebagai neurites menginervasi kompartemen spesifik neuropile, dan akson
perifer neurosecretory membentuk ujung khusus dalam hubungan dengan
selubung glial meliputi otak, dengan pembuluh darah, atau dengan
kelenjar endokrin perifer.
Klaster variabel sel neurosekretori telah diidentifikasi terdapat di semua
spesies dalam Annelida taksa baik dalam bentuk larva dan dewasa
(Tombes 1970, Baid & Gorgees 1975, Aros et al. 1977, Highnam & Hill
1977, Orchard & Webb 1980, Jamieson 1981, Porchet & Dhainaut -
Courtois 1988). Selain itu, penghentian neurite tidak dikenal di neuropile
dari otak dan sumsum saraf ventral, akson dari kebanyakan sel
neurosekretori berakhir pada organ pericapsular, struktur neurohemal
pada permukaan ventral otak (Bobin & Durchon 1952, Highnam & Hill
1977; Gambar. 3A dan B). Organ pericapsular dibentuk oleh glial
(jaringan ikat) selubung, lapisan sel epitel yang beberapa di antaranya
juga tampak neurosecretory dan pembuluh darah. ujung khusus sel
neurosekretori ini terkelompok di sebelah selubung glial dan di antara sel-
sel epitel, menunjukkan bahwa organ pericapsular merupakan situs dari
rilisneurohormonal aktif. sel neurosekretori dari tali saraf ventral juga
mengakhiri di situs rilis neurohemal terkait dengan selubung glial;
beberapa menghasilkan akson yang meninggalkan Sistem Saraf Pusat dan
berujung antara sel-sel epidermis (Jamieson 1981, Gardiner 1992).
Gambar 3. A, B dan C Perbandingan struktur penting
neuroendokrin

7. Sistem Endokrin pada Echinodermata


Saraf radial bintang laut adalah sumber dari gonad-stimulating
peptide (peptida perangsang gonad). Hormon syaraf ini bertindak pada
ovarium untuk memulai sekresi kedua zat, diidentifikasi sebagai 1-
methyladenine, yang mengarah ke pemijahan dan pematangan
oosit (MandongaBoy 2011).
8. Sistem Endokrin pada Arthropoda
Sistem neuroendokrin arthropoda menunjukkan homologi yang tinggi di
antara beberapa taksa yang berbeda dari filum ini. Otak arthropoda terdiri
dari beberapa macam macam bagian (dalam hal lokasi, proyeksi, dan isi
peptida) dari Sel neurosekretori. Kebanyakan sel tersebar dengan proyeksi
yang sebagian bersar belum terkarakterisiasi dalam neuropile tersebut.
Selain itu, himpunan bagian dari sel neurosekretori membentuk klaster
yang mencolok, yang akson meninggalkan menjauhi neuropile dan
kegiatan untuk situs rilis neurohemal dan kelenjar endokrin non-neuronal.
a. Serangga (Insecta)
Sistem neurosecretory pada serangga terdiri dari beberapa set sel
neurosecretory (NSC) terletak di otak dan sumsum saraf ventral.
Mayoritas NSCs ditemukan di protocerebrum dorso-medial, yang disebut
pars intercerebralis (PI) dan pars lateralis (PL;. Pipa 1978, Raabe 1989,
Schooneveld 1998, Veelaert et al 1998, Siegmund & Korge 2001). NSC
ini proyek akson mereka terhadap satu set kelenjar endokrin, yang
corpora cardiaca (CC) dan corpora allata (CA;. Gambar 3D⇑). Pada
Drosophila, CC dan CA, bersama dengan kelenjar neuroendokrin ketiga,
kelenjar prothoracic (PTG), yang menyatu ke dalam kompleks tunggal,
kelenjar cincin, yang mengelilingi ujung anterior dari pembuluh darah
dorsal (Gambar. 4D⇓). Mengandung situs rilis untuk produk
neurosecretory, CC dan CA bertindak sebagai organ neurohemal. Pada
saat yang sama, neuropeptida yang mencapai CC dan CA dari otak dapat
bertindak secara lokal pada sel-sel kelenjar organ-organ ini dan
mengontrol pelepasan hormon mereka.
Gambar 4. Perkembangan Embriologi dari Neuroendokrin
serangga
b. Chrustacea

Sejumlah kelompok NSCs dengan proyeksi neurohemal khusus luar


neuropile yang telah diidentifikasi dalam otak dan saraf ventral kabel dari
krustasea (Tombes 1970, Cooke & Sullivan 1982, Beltz 1988, Fingerman
1992, Keller 1992). Dibandingkan dengan serangga, di mana PI, PL, dan
tritocerebrum membentuk sistem neuroendokrin pusat relatif seragam,
keragaman sel neuroendokrin sentral dalam krustasea cukup besar.
Sebuah peta skematis ditunjukkan pada Gambar. 3E⇑ / E '. Sekelompok
mencolok dari NSC tanpa rekan yang jelas pada serangga, yang disebut
X-organ, merupakan bagian dari optik lobus proksimal. Akson dari X-
organ dan NSC sebagian lainnya dari proyek otak ke permukaan ventral
dari tangkai optik di mana mereka berhenti dalam struktur neurohemal
besar yang disebut kelenjar sinus (Tombes 1970, Beltz 1988). Dua
struktur neurohemal lainnya, yang disebut postcommissural dan organ
pericardial, menerima proyeksi dari NSC di otak dan sumsum saraf
ventral. Berbagai besar neuropeptida mempengaruhi pigmentasi, kadar
karbohidrat, osmoregulasipertumbuhan / molting, dan reproduksi
dilepaskan dari masing-masing situs (Bulau et al. 2004, Serrano et al.
2004).
Sedangkan kelenjar sinus / sistem X-organ yang terkait dengan lobus
optik krustasea memiliki rekan yang jelas pada serangga, organ
perikardial dapat dianggap homolog dengan cardiaca serangga corpora. Di
samping terminal saraf dari otak dan sumsum ventral, organ pericardial
mengandung sel-sel endokrin intrinsik yang menghasilkan, antara lain,
krustasea hiperglikemia hormon (CHH), yang mengontrol gula
hemolymph dan asam lemak tingkat, mirip dengan AKH diproduksi di
serangga corpora cardiaca (Beltz 1988, Fingerman 1992, Keller 1992,
Dircksen et al. 2001). CHH juga mempengaruhi detak jantung dan
molting. Selain organ perikardial, X-organ / sinus kompleks kelenjar
adalah sumber dari CHH (Fu et al. 2005).
Homolognya dari pertumbuhan serangga / molting mengendalikan
kelenjar endokrin non-saraf, corpora allata dan kelenjar prothoracic, ada
di krustasea dan muncul untuk berkembang dalam cara yang sama dari
invaginasi ectodermal dari segmen kepala. Salah satu kelenjar, yang
disebut Y-organ, menghasilkan ecdysteroids; kelenjar lain, organ
mandibula, melepaskan hormon (metil farnesoate, MF) mirip dengan
hormon remaja pada serangga (Beltz 1988). MF tidak hanya
mengendalikan pertumbuhan dan morfogenesis, tetapi juga reproduksi
dan penentuan seks.
Kedua Y-organ dan organ mandibular, mirip dengan rekan-rekan PTG /
CA dalam serangga, dikendalikan oleh hemolymph neurohormonnya lahir
(Beltz 1988, Han et al. 2006). Terkemuka di antara peptida dilepaskan
dari kelenjar sinus dan akting di Y-organ molting-penghambat hormon
(MIH), yang menurunkan produksi hormon edikson (Nakatsuji & Sonobe
2004). Sinus peptida kelenjar yang diturunkan bertindak atas produksi
juvenoid di organ mandibular yang mandibula hormon organ-
menghambat (MO-IH) dan gonad penghambat hormon (GIH; De Kleijn &
Van Herp 1995

II. SISTEM ENDOKRIN PADA VERTEBRATA


Sistem endokrin Vertebrata melibatkan kelenjar endokrin yang
mensintesis dan melepaskan duta kimia khas ke dalam darah (“the blood
spesific chemical messenger”) yang disebut hormon. Hormon diangkut
melalui darah ke jaringan sasaran khas tempat hormon menyebabkan
perubahan aktivitas sel penyusun jaringan tersebut. Karena suatu hormon
hanya mempengaruhi sasaran tertentu, maka sasaran harus dapat
menerima sinyal tersebut, berarti sasaran harus mempunyai reseptor khas
agar dapat merespon sinyal. Organ lain yang bukan sasaran dan dipapar
oleh hormon yang sama dengan kadar yang sama harus tidak mampu
merespon, dalam arti harus tidak mempunyai reseptor yang mampu
merespon keberadaan hormon.
Sistem endokrin pada vertebrata terutama tersusun atas berbagai organ
endokrin klasik. Sistem endokrin pada vertebrata dapat dibedakan
menjadi :
a. Hipotalamus dan Pituitari

Hipotalamus merupakan baian otak vertebrata yang terletak di bawah


thalamus dan berperan dalam mempertemukan sistem saraf dan endokrin.
Thalamus adalah kumpulan sel saraf yang terletak di bagian tengah otak
vertebrata. Hipotalamus berfungsi mengendalikan kelenjar pituitari,
sementara pituitari juga berfungsi mengendalikan kelenjar endokrin
lainnya. Olek karena itu hipotalamus disebut juga dengan kelenjar induk
(master of gland).
Hormon yang dikeluarkan oleh hipotalamus akan dibawa ke pituitari. Ada
dua jenis hormon dari hipotalamus, yaitu hormon yang dilepaskan ke
pituitari depan (adenohipofisis) dan hormon yang dilepaskan ke pituitari
belakang (neurohipofisis).
Hormon hipotalamus yang dilepas pituitari belakang adalah vasopresin
atau hormon antiduretik (ADH) dan oksitosin. Hormon penting lain yang
dikeluarkan oleh hipotalamus yaitu hormon pelepas (realising hormon,
RH) dan hormon penghambat (realize inhibiting hormone, RIH).

b. Organ Endokrin Tepi

Organ endokrin tepi adalah semua organ endokrin d


i luar hipotalamus dan pituitari. Saat ini telah diketahui bahwa jantung
juga menghasilkan hormon yaitu atrial naturetic peptide (ANP)
Hampir semua aktivas tubuh hewan dipengaruhi oleh hormon. Aktivitas
tersebut meliputi proses pengenceran, peredaran darah (yang melibatkan
jantung dan pembuluh darah), pengeluaran, osmoregulasi, termoregulasi
dan reproduksi. Dalam mengatur aktivitas tubuh, sistem endokrin
biasanya bekerjasama dengan sistem saraf.
Keseimbangan kadar kalsium dalam darah manusia dapat dicapai melalui
kerja sama antar hormon paratiroid dan kalsitonin. Keseimbangan kadar
kalsium yang normal sangat penting karena akan memengaruhi
kemampuan saraf otak untuk menerima rangsang, pembekuan darah,
permeabilitas membran sel, serta fungsi normal enzim tertentu.
Peningkatan kadar kalsium darah akibat kerja hormon paratiroid.
Sama seperti kadar kalsium, kadar dalam darah juga dikendalikan oleh
hormon, terutama insulin dan glukagon. Peningkatan kadar gula dalam
darah juga disebabkan oleh adanya hormon epineprin dan glukokortikoid.
Hormon lain juga memengaruhi kadar gula dalam darah yaitu hormon
pertumbuhan (growth hormon, GH), hormon pemacu tiroid (TSH), dan
hormon tiroid. GH menyebabakan peningkatan kadar gula darah,
sedangkan TSH dan hormon tiroid memiliki pengaruh yang bersifat
kompleks (dapat menurunkan dan meningkatkan kadar gula darah).
c. Kelenjar Pineal
Terdapat pada permukaan atas talamus diantara hemisfer serebrum.
Kelenjar ini mensekresi melatonin. Melatonin dan serotonin telah
diidentifikasi pada pineal burung dan amfibi. Enzim yang responsibel
untuk pembentukan hormon ini adalah Hydroxyndol-o-methyl transferase.

A. Sistem Endokrin pada Pisces

Kelenjar endokrin ikan mencakup suatu sistim yang mirip dengan


vertebrae yang lebih tinggi tingkatannya. Namun, ikan memiliki beberapa
jaringan endokrin yang tidak didapatkan pada vertebrata yang lebih
tinggi, misalnya Badan Stanius yang memiliki fungsi sebagai kelenjar
endokrin yang membantu dalam proses osmoregulasi.

Sistem endokrin merupakan sistem yang mencakup aktivitas beberapa


kelenjar yang mengatur dan mengendalikan aktivitas struktur tubuh, baik
sel, jaringan, maupun organ. Kelenjar endokrin merupakan kelenjar yang
tidak mempunyai saluran khusus sehingga sekrit langsung bermuara ke
dalam pembuluh darah (disebut kelenjar buntu). Sekrit kelenjar endokrin
adalah hormon yang berfungsi mengatur proses homeostatis, reproduksi,
metabolisme dan tingkah laku pada tubuh makhluk hidup.
Kelenjar endokrin ikan mencakup suatu sistim yang mirip dengan
vertebrae yang lebih tinggi tingkatannya. Namun, ikan memiliki beberapa
jaringan endokrin yang tidak didapatkan pada vertebrata yang lebih
tinggi, misalnya Badan Stanius yang memiliki fungsi sebagai kelenjar
endokrin yang membantu dalam proses osmoregulasi. Kerja hormon
menyerupai kerja syaraf, yaitu mengontrol dan mengatur keseimbangan
kerja organ-organ di dalam tubuh. Namun, control kerja syaraf lebih cepat
dibanding dengan control endokrin. Hormon yang dihasilkan oleh
kelenjar yang berasal dari ektodermal adalah protein, peptida, atau derivat
dari asam-asam amino, dan hormone yang dihasilkan oleh kelenjar yang
berasal dari mesodermal (gonad, korteks ardenal) berupa steroid.

a. Kelenjar Pituitari Ikan

Kelenjar ini disebut pula hypophysa terletak di bawah dienchephalon.


Suatu tangkai yang menghubungkan antara kelenjar ini dengan
dienchepalon disebut Infundibulum. Kelenjar ini walaupunkecil, fungsi
dan strukturnya merupakan organ tubuh yang sangat rumit dan sulit.
Pada stadia embrionik, kelenjar ini berasal dari gabungan elemen neural
yang tumbuh ke bawah dari diencephalon dan elemen epithel (kantung
Rathke) yang tumbuh ke atas dari bagian dorsal rongga mulut.
Pertumbuhan dari hypophysa, berasal dari dua macam organ, yaitu:
Neurohypophyse dan Adenohypophyse. Neurohypofise dibentuk dari
bagian alas dienchephalon (Infundibulum) sedangkan Adenohypophyse,
terbentuk dari perlekukan bagian ektodermal dari rongga mulut embrio
(stomodaeum), disebut kantong hypophyse atau kantung Rathke.
Hubungannya dengan rongga mulut akan hilang setelah pertumbuhannya
selesai.
Neurohypophyse memiliki struktur berupa serabut-serabut yang sejajar,
berasal dari hypothalamus di dalam otak. Fungsi dari bagian hypophysa
ini mengeluarkan horman ke dalam hypothalmus dan diteruskan ke
neurohypophyse oleh sel-sel neorosekresi dan masuk ke dalam aliran
darah. Adenohypophyse terbagi menjadi beberapa bagian, yaitu: pars
distalis atau lobes anterior, merupakan bagian yang terbesar, lebih konstan
dan aktif dari yang lain. Pars intermedia kehadirannya bervariasi dan
fungsinya diketahui mengontrol melanophora dan mungkin juga dalam
melanogenesis.
Neurosekresi dari hypothalamus (oxytocyn dan vasetocyn) disimpan dan
dikeluarkan oleh neurohypofise. Sekeresi ini berperan dalam
osmoregulasi dan reproduksi. Adenohypophyse mengandung beaneka sel
pembuat hormon. Hormon-hormon yang disekresikan oleh pars distalis
adalah prolactin ikan (penting dalam pengaturan Na ikan air tawar),
hormone pertumbuhan, carticothropyn (ACTH),gonadothropyn dan
thyrotropyn. Kelenjar pituitary sering diberi gelar kelenjar induk(master
gland) karena banyak menpengaruhi kegiatan kelenjar lainnya.
Tabel. Hormon-Hrmon yang Mengatur Pelepasan Hormon
Pituitari
HORMON SINGKATAN
HIPOTALAMUS
Corticotropin (ACTH) CRH, CRFTRH, TRF
releasing GnRH, GnRF
hormonThyrotrpin GnRIH, GnRIF
(TSH) releasing SRH, SRF
hormon SRIH, SRIF
Gonadotropin – PRH, PRF
releasing hornon PRIH, PRIF
Gonadotropin – MRH, MRF
release-inhibiting MRIH, MRIF
hormon
Somatostatin hormon
(STH) –releasing
hormon
Somatostatin hormon
(STH) –release-
innhibiting hormon
Prolaktin –releasing
hormon
Prolaktin release-
inhibiting hormon
Melancyte –
stimulating hormon
(MSH) releasing
hormon
Melanocyte
stimulaitng hormon
(MSH) –release –
innhibiting hormon
b. Kelenjar Tiroid
Gambar 6. Lokasi Kelenjar tiroid pada ikan herring (Clupea
Harengus).

Semua vertebrata mempunyai kelenjar thyroid. Sebagian besar ikan


bertulang sejati dan Cyclostomata terdiri dari folikel-folikel yang relatif
menyebar di dekat aorta ventral, arteri branchialis affarent, jantung,
insang, kepala ginjal, limp, otak atau mata. Pada Elasmobranchii dan
beberapa ikan bertulang sejati thyroid merupakan kelenjar tersendiri yang
dikelilingi oleh jaringan pengikat.
Hormon thyroid mempunyai beberapa fungsi fisiologik dan beberapa
fungsi lainnya yang belum diketahui, namun terbukti bahwa ia mampu
mempengaruhi laju konsumsi oksigen, membantu pengendapan guanin
dalam kulit, dan mengubah metabolisme nitrogen dan karbohidarat. Ia
juga telah diketahui mempengaruhi sistem dan fungsi saraf dan proses
osmoregulasi.
Kelenjar tiroid mempunyai karakteristik utama, yakni pertama, unit dasar
histologisnya adalah sel tunggal yang dikelilingi folikel dan kedua,
jaringan yang dibentuknya memiliki kemampuan mengubahiodine dan
inkorporasi menjadi hormon tiroid. Pada ikan, folikel tersebar di sekitar
ventral aorta dan percabangannya ke insang.
Tirotrofin pituitari merupakan faktor utama yang mengontrol fungsi tiroid
dibawah kondisi normal, fungsi tiroid adalah membuat, menyimpan dan
mengeluarkan sekresi yang terutama berhubungan dengan pengaturan laju
metabolisme. Sintesis dan pengeluaran horomon tiroid secara otoatis
diatur untuk memenuhi tuntutan kadar hormon dalam darah lewat
mekanisme feedback hipotalamik. Bila kadar hormon tiroid yang beredar
dalam darah tinggi makan akan menekan output TSH pituitari, sedangkan
kadar rendah menaikkannya (Syarif, 2009).
Hormon tiroid yang penting adalah tetraiodotironin (T4) dan
triiodotironin (T3). Hormon ini penting dalam pertumbuhan,
metamorfosis dan reprooduksi. Secara spesifik tiroksin menambah
produksi energi dan konsumsi oksigen pada jaringan yang normal,
mempunyai pengaruh anabolik dan katabolik terhadap protein,
meningkatkan proses oksidasi dalam tubuh, mempercepat laju penyerapan
monosakarida dari saluran pencernaan, meningkatkan glikogenolisis hati,
dan diduga mengontrol pelepasan somatotropin, kortikotropin dan
gonadotropin dari hipofisis (Fujaya, 2004).
Kelenjar tirod memiliki dua karekteristik utama, yakni 1) unit dasar
histologisnya adalah sel tunggal yang dikelilingi oleh folikel, 2) jaringan
yang dibentuknya memiliki kemampuan mengubah iodine dan
inkorporasinya menjadi hormon tiroid.hormon yang dihasilkan adalah
hormon tiroxin yang terdiri dari tetraiodotironin (T4) dan triiodotironin
(T3) yang berfungsi dalam pertumbuhan, metamorfosis dan reproduksi
Kelenjar Ultimobranchial

Gambar 7. Kelenjar Ultimobranchial dan Paratiroid.

Kelenjar ini homolog dengan kelenjar parathyroid pada mammalia. Pada


ikan bertulang sejati kelenjar ini terletak di bawah esophagus dekat sinus
venosus. Pada Elasmobranchii kelenjar ini terletak pada sisi kiri bawah
pharynx. Kelenjar ini mensekresikan hormon calcitonin, yang berperan
dalam metabolisme kalsium. Ultimobranchial yaitu derivat dari sepasang
kantong farings yang paling belakang, dan corpusculus stanus terletak
pada bagian posterior dari ginjal Teleostei.
Pada teleostei, kelenjar ultimobranchial terletak pada septum pemisah
antara rongga abdomen dan sinus venosus, tampak sebagai pita berwarna
putih pada septum. Kelenjar ini serupa dengan paratiroid pada bertebrata
tingkat tinggi, tetapi tidak berupa folikel, malainkan menyebar pada
septum
Kalsitonin merupakan hormon yang disekresikan oleh kelenjar
ultimobranchial. Hormon ini berperanan menurunkan kadar kalsium
darah. Beberapa kajian juga menunjukkan bahwa kalsitonin dapat
melakukan peranan dalam membuat ikan mampu menyesuaikan diri
terhadap lingkungan hidromineral yang berubah-ubah.

B. Sistem Endokrin Amfibi

Gambar 8. Sistem endokrin pada amphibian

mirip pada vertebrata tingkat tinggi. Katak misalnya memiliki kelenjar


endokrin yang menghasilkan sekresi intern yang disebut hormon.
Fungsinya mengatur atau mengontrol tugas-tugas tubuh, merangsang baik
yang bersifat mengaktifkan atau mengerem pertumbuhan, mengaktifkan
bermacam-macam jaringan berpengaruh terhadap tingkah laku mahluk.

Pada dasar otak terdapat glandulae pituitaria atau glandulae hypophysa.


Bagian anterior kelenjar ini pada larva menghasilkan hormone
pertumbuhan. Hormon ini mengontrol pertumbuhan tubuh tyerutama
panjang, dan kecuali itu mempengaruhi glandulae thyroidea. Pada katak
dewasa bagian anterior glandulae pituitaria ini menghasilkan hormone
yang menghasilkan hormone yang merangsang gonad untuk
mengahsilkan sel kelamin. Jika kita mengadakan implantasi kelenjar ini
dengan sukses pada seekor katak dewasa yang tak dalam keadaan
berkembang biak, maka mulai saat itu segera terjadi perubahan.
Implantasi pada hewan betina mengakibatkan hewan itu menghasilkan
ovumyang telah masak. Implantasi pada hewan jantan pada hewan jantan
mengakibatkan hewan jantan mengakibatkan hewan itu menghasilkan
sperma.
Kelenjar tiroid (gondok) yang terdapat di belakang tulang rawan hyoid
menghasilakan hormon thyroid yang mengatur metabolism secara umum.
Di samping itu juga dipercaya sangat penting dalam mempengaruhi
periode pelepasan lapisan luar kulit. Kelenjar ini menjadi besar pada
berudu sebelum metamorphose menjadi katak. Jika kelenjar itu diambil
maka berudu tidak akan menjadi katak.

C. Sistem Endokrin pada Reptil

Gambar 11. Aantomi dan Sistem Endokrin Reptil

Sistem endokrin terdiri dari kelenjar yang mengeluarkan hormon penting


untuk fungsi tubuh normal. Ular memiliki kelenjar endokrin yang sama
seperti mamalia. Beberapa contoh adalah tiroid, paratiroid, dan kelenjar
adrenal. Kelenjar tiroid terletak di daerah tenggorokan bertanggung jawab
untuk pertumbuhan dan perkembangan, seperti shedding normal kulit.
Paratiroid adalah struktur dipasangkan berlokasi dekat tiroid dan
membantu dalam metabolisme kalsium. Kedua kelenjar adrenal yang
terletak di wilayah ekor, tergantung di sebuah mesenterium (lembar
membran melampirkan organ kedinding tubuh) dekat organ reproduksi.
Mereka mengeluarkan hormon epinefrin (adrenalin) yang meningkatkan
denyut jantung dan pernapasan saat hewan tersebut dalam situasi
berbahaya.
D. Sistem Endokrin Aves

Sistem Endokrin pada aves sama halnya seperti vertebrata lainya yaitu
memiliki beberapa kelenjar dengan letaknya seperti pada berikut dibawah
ini :
Gambar 12. Letak kelenjar Endokrin

a. Kelenjar Pineal, bentuk kecil, bulat dan terletak dibelakang


hemisphaerium cerebri. Merupakan kelenjar yang kecil, bulat dan terletak
di belakang hemisphaerium cerebri. Hormon yang dihasilkan belum jelas
fungsinya.
b. Kelenjar Hypophysis = bentuk seperti ginjal, letaknya pada basis
otak. berbentuk seperti ginjal, letaknya pada basis otak. Terdiri dari dua
bagian yaitu PPA (anterior pars pituitary), dan PPP (posterior pars
pitutary).

PPA ( Anterior Pasr Pituitary)


- FSH (Follicle Stimulating Hormone) : Stimulasi perkembangan folikel
(calon telur) dalam ovarium
- LH (Luteinizing Hormone) : Proses ovulasi
- LTH (Luteotropic Hormone)/Prolaktin : Proses mengeram
- TH (Thyrotropic Hormone) : stimulasi glandula tiroid
- ATH (Adrenotropic Hormone) : stimulasi glandula adrenal
- GPH (Growth Promoting Hormone) : stimulasi proses pertumbuhan bulu
PPP ( Posterior Pars Pituitary)
- Oksitosin/Pitosin : Pengaturan proses peneluran
- Vasopresin/Pitesin : Kontraksi saluran darah

c. Thyroid = bentuk bulat kecil, berwarna coklat muda, jumlah ada dua
buah dan terletak dekat vena jugularis pada batas leher. Kelenjar thyroid
berbentuk bulat kecil, berwarna coklat muda, jumlahnya ada dua buah dan
terletak dekat vena jugularis pada batas leher
Hormon yang dihasilkan yaitu thyroxin
Tiroksin berfungsi untuk pertumbuhan dan pigmentasi bulu dan kecepatan
metabolisme tubuh
Ada dua senyawa sintetis yang mirip dengan thyroxin, yaitu thyroprotein
atau protamon indicated casein. Senyawa ini dapat mempercepat proses
metabolisme yang dapat dipengaruhi thyroxin.
d. Paratyroid = bentuk kecil, terletak dekat kelenjar thyroid. Kelenjar ini
kecil, terletak dekat kelenjar thyroid. Hormon yang dihasilkan yaitu
parathormon. Fungsi parathormon yaitu mengatur metabolise Ca dan P,
untuk mengatur deposisi kalsium pada tulang dan kerabang telur
e. Adrenal = bentuk bangunan bulat dan kecil, berwarna kekuning-
kuningan terletak di di depan ginjal. Kelenjar adrenal atau suprarenalis
merupakan bangunan bulat dan kecil, berwarna kekuning-kuningan
terletak di bagian dorsal rongga tubuh tepatnya di depan ginjal. Hormon
yang dihasilkan adalah hormon adrenalin dan cortin Fungsi dari hormon
:

Adrenalin : berfungsi mengatur tekanan darah. Kelenjar ini juga


mempengaruhi aktifitas dari kelenjar sex
Cortin : Fasilator konversi protein menjadi KH
f. Timus = jumlahnya sepasang ,letaknya di sepanjang leher. K. gonad =
terletak di ovary Pancreas/pulau langerhans = Dalam jaringan kelenjar
pancreas

Sistem Kerja Endokrin pada aves yaitu, Pusat rangsangan syaraf yang
mempengaruhi kerja hormon pada unggas terdapat pada hipothalamus.
Rangsangan syaraf dari luar akan ditransformasikan menuju hipothalamus
sehingga hipothalamus akan mensekresikan hormon- releasing factor
(HRS). HRS yang dihasilkan hipothalamus akan mengatur regulasi
hormon yang dihasilkan oleh pituitari pars anterior/PPA (anterior pars
pituitary). PPA memproduksi hormon yang sifatnya dapat mengatur kerja
dari beberapa kelenjar endokrin. Beberapa hormon yang disekresikan
PPA antara lain Thyroid-stimulating hormone (TSH),
Adrenocorticotrophic hormone (ACTH), dan dua dua jenis Gonadotrophic
hormone (GTH) yang masing-masing berefek pada aktivitas kelenjar
tiroid, kelenjar adrenal dan kelenjar kelamin dan juga menghasilkan
Growth hormone (GH) yang mengatur pertumbuhan tubuh unggas.
Beberapa kelenjar tersebut akan terangsang untuk menghasilkan hormon
tertentu yang mempunyai fungsi tertentu (Nesheim et al., 1979).

Gambar 13. Skema Kerja Kelenjar Endokrin pada Aves

E. Sistem Endokrin Pada Mamalia

Pada mamalia system endokrin menghasilkan hormon dan masuk


kedalam system peredaran darah.
Hormone merupakan senyaa protein dan senyawa steroid. Hormone
berperan dalam mengatur metabolism, pertumbhan dan perkembangan,
reproduksi, keseimbangan internal reaksi terhadap stress serta tingkah
laku.
Macam-macam kelenjar endokrin pada tubuh makhluk hidup adalah :
Kelenjar hipofisis (pituitari) yang terdapat pada lekukan tulang
selatursika,kelenjar yang dihasilkannya pada mamalia adalah hormone
somatotrof,hormone tiroid,hormon adrenokortikotropik,FSH,LH dan
prolaktin.

Lebih lanjut akan dibahas pada system endokrin manusia berikut


dibawah ini

. Sistem Endokrin pada Manusia

Sifat Umum dan Kelenjar Penyusun Sistem Endokrin


Menurut Tenzer (1998), kelenjar endokrin pada vertebrata (termasuk
manusia) memiliki sifat umum sebagai berikut:
Seluruh kelenjar endokrin berukuran kecil dan mengandung banyak
pembuluh darah
Berdasarkan susunan sel sekretorinya, kelenjar hormon dibedakan
menjadi dua tipe:
o Tipe sinusoid. Tersusun atas sel-sel sekretori berbentuk kubus atau pipih
yang terletak diantara sinusoid-sinusoid dan dilengkapi dengan matriks
jaringan ikat.
o Tipe folikel. Sel sekretori tersusun dalam kantung bulat (folikel).
Folikel tersebut menimbun sekretnya dalam lumen sebelum dilepaskan
dalam aliran darah. Tipe ini terdapat pada kelenjar tiroid.
o Kelenjar pada sistem endokrin hanya berhubungan secara fungsional
tanpa ada hubungan secara struktural.
o Jumlah sekret yang disekresikan tergantung kebutuhan tubuh.

Kelenjar endokrin yang terdapat pada vertebrata (termasuk manusia)


antara lain, hipofisis, tiroid, paratiroid, adrenal, pineal, dan organ-organ
tubuhyang mengandung kelenjar endokrin misalnya, pankreas, gonad,
ginjal, lambung, dan usus halus (Tenzer, 1998).
Gambar
Gambar 14. Sistem endokrin. Kelenjar endokrin dan hormon utama
yang disekresikan disebutkan beserta lokasinya. Organ lain diperlihatkan
dalam tanda kurung, termasuk jantung, ginjal, timus, usus, dan gonad
yang mengandung sel endokrin dan memiliki fungsi endokrin penting.
Selain itu, sejumlah besar jaringan yang tersebar luas dan sel di seluruh
tubuh memilki fungsi endokrin tetapi tidak diperlihatkan pada gambar ini.
Sel tersebut mencakup sel adiposa yang menyekresi hormon leptin dan sel
endotel vascular yang menghasilkan polipeptida yang disebut endotelin
yang meningkatkan vasokontriksi. Sumber: Junqueira et al, 2012.

a. Kelenjar Hipofisis

Struktur Kelenjar Hipofisis


Kelenjar ini terletak di bawah diencephalon otak, di dalam lekukan
kecil tulang sphenoid yang disebut sella tursika (sella turcica). Kelenjar
ini menyekresikan bermacam-macam hormon yang mengatur dan
mngendalikan aktivitas kelenjar hormon dan bagian tubuh lainnya
Meskipun demikian kelenjar ini bekerja di bawah kendali sistem saraf
pusat (terutama hipotalamus) dan kelenjar endokrin yang lain (Junqueira
et al, 2012).
Berdasarkan asal perkembangannya, Junqueira et al (2012) menjelaskan
bahwa kelenjar hipofisis memiliki 2 bagian yaitu neurohipofisis berasal
dari penonjolan bagian dasar diencephalon ke arah kaudal, sedangkan
adenohipofisis berasal dari kantung Rathke, suatu penonjolan atap mulut
ke arah dorsal. Pembentukan kelenjar hipofisis terangkum dalam gambar
di bawah ini.

Gambar 15. Pembentukan kelenjar hipofisis. Kelenjar hipofisis


terbentuk oleh 2 struktur embrionik yang terpisah. (a) selama minggu ke 3
perkembangan kantong hipofisis (kantong Ratkhe) tumbuh dari dasar
faring. Bakal neurohipofisis terbentuk dari diencephalon. (b) menjelang
akhir bulan kedua kantong hipofisis terlepas dari dasar faring dan bersatu
dengan bakal neurohipofisis. (c) saat periode janin pembentukan
adenohipofisis dan neurohipofisis terselesaikan (Junqueira et al, 2012).

Sistem Portal Hipothalamo-Hipofisis dan Pelepasan Hormon di


HipofisisSuplai darah hipofisis berasal dari dua kelompok pembuluh
darah yang berasal dari arteri carotis interna. arteri hypophysealis
superior mendarahi eminentia mediana dan tangkai infundibulum. Arteri
hypophysealis inferior mendarahi neurohypofisis dengan sejumlah kecil
mendarahi tangkai. Arteri hypophysealis superior membentuk jalinan
kapiler primer. Kapiler ini kemudian bergabung menjadi venula yang
bercabang lagi menjadi jalinan kapiler sekunder di adenohipofisis. Kapiler
kedua jalinan bertingkap. Sistem ini sangat penting karena sistem tersebut
membawa neuropeptida dari eminentia mediana dalam jarak tertentu ke
adenohipofisis tempat peptida tersebut menstimulasi atau menghambat
pelepasan hormon oleh sel endokrin (Junqueira et al, 2012).

Gambar 16 sistem portal hipotalamo-hipofisis dan pelepasan hormon


di hipofisis. Sistem portal hipotalamo-hipofisis dengan darah dari a.
Hypophysealis superior dan inferior terdiri dari dua jalinan kapiler yang
berurutan: satu di pars nervosa di sekitar infundibulum dan eminentia
mediana dan yang kedua ujung di seluruh pars distalis yang bermuara ke
dalam v. Hypophysealis pengumpul. Gambar ini juga memperlihatkan
neuron (kuning) yang menjulurkan akson ke eminentia mediana dan
mensekresikan peptida yang terbawa dalam kapiler ke pars distalis untuk
mengatur pelepasan hormon dari sel di tempat tersebut dan neuron (hijau)
dari nucleus supraopticus dan paraventricularis di hipotalamus yang
menjulurkan akson ke pars nervosa untuk mensekresikan peptida yang
diambil kapiler dan dibawa sel target di distal. (sumber: Junqueira et al,
2012).

b. Adenohipofisis
Adenohipofisis memiliki tiga bagian, yaitu pars distalis, pars tuberalis, pars
intermedia. Pars tuberalis merupakan daerah berbentuk corong yang
mengelilingi infundibulum neurohipofisis (kelenjar posterior). Pars
tuberalis berfungsi untuk menyekresikan follikel stymulating hormon
(FSH) dan hormon luteinisasi (LH). Pars intermedia merupakan suatu
zona tipis sel basofilik di antara pars distalis dan pars nervosa
neurohipofisis yang berperan untuk menyekresikan hormon penstimulasi
melanin (MSH), γ- LPH dan β- endorfin. MSH meningkatkan aktivitas
melanosit dan sel pars intermedia dianggap sebagai sel melanotropik. Pars
distalis merupakan bagian yang membentuk 75% adenohipofisis dan
dilapisi oleh capsula fibrosa tipis. Komponen utamanya terdiri dari
deretan sel epitel yang saling berselingan dengan kapiler bertingkap,
terdapat fibroblas yang menghasilkan serat retikular yang menopang
deretan sel yang menyekresikan hormon. Bagian ini bertugas mengatur
hampir seluruh kelenjar endokrin lain, sekresi air susu, aktivitas
melanosit, dan metabolisme otot, tulang, dan jaringan adiposa (Junqueira
et al, 2012).
Tabel 1 Sel-Sel Hormon yang Aktivitas Fisiologis
Sekretoris Pars Dihasilkan Utama
Distalis Jenis Sel
Sel somatotrop Somatotropin (GH) Pertumbuhan tulang
panjang mealui faktor
pertumbuhan.
Sel mammatropik (sel Prolaktin (PRL) Membantu sekresi air
akrotropik) susu
Sel gonadotropik FSH dan LH FSH meningkatkan
perkembangan folikel
ovarium, sekresi
esterogen dan
spermatogenesis. LH
membantu
pematangan folikel
ovarium, sekresi
progesteron dan
sekresi androgen sel
interestisial
Sel tirotropik Tirotropin (TSH) Menstimulus sintesis,
penyimpanan, sekresi
hormon tiroid
Sel kortikotropik Kortikotropin adrenal Menstimulus sekresi
(ACTH) hormon korteks
Lipotrofin adrenal. Pengaturan
metabolisme lipid.
Aktivitas adenohipofisis diatur oleh hormon peptida yang dihasilkan oleh
neuron khusus di nukleus hypothalami tertentu di akson yang berjalan ke
eminentia mediana. Hormon ini merupakan hormon pelepas hipotalamik,
setelah dilepaskan dari akson hormon diangkut kapiler menuju pars
distalis tempat hormon ini merangsang sintesis dan atau pelepasan
hormon (Junqueira et al, 2012).

Tabel 2 Hormon Bentuk kimiawi Fungsi


Hipotalamus
yang Mengatur
Hipofisis
Anterior
Hormon
Hormon pelepas Peptida dengan 3 Menstimulasi
tirotropin (TRH) asam amino sintesis dan
sekresi
Tirotropin (TSH)
dan prolaktin
Hormon pelepas Peptida dengan Menstimulasi
gonadotropin 10 asam amino sekresi LH dan
(GnRH) FSH
Somatostatin 14 asam amino Menghambat
pelepas
somatotropin
(GH) dan
Tirotropin (TSH)
Hormon pelepas Polipeptida Menstimulasi
hormon dengan 40 sintesis dan
pertumbuhan sampai 44 asam sekresi
(GHRH) amino (2 bentuk) somatotropin
(GH)
Hormon Asam amino yang Menghambat
penghambat termodifikasi pelepasan
prolaktin prolaktin
(Dopamin)
Hormon pelepas Polipeptida Menstimulasi
kortikotropin dengan 41 asam sintesis
(CRH) amino proopiomelanok
ortin (POMC)
dan
adrenokortikotro
pin (ACTH) dan
β-lipotropin (β-
LPH)
Tabel 3 Hormon Kelenjar Fungsi
Hipofisis Posterior
Hormon
Vassopresin (antidiuretik Meningkatkan permeabilitas
hormon/ADH) ductus colligentes renis
Oksitosin Merangsang kontraksi sel
mioepitel kelenjar mammae
dan otot polos uterus

d. Kelenjar Adrenal
Kelenjar adrenal merupakan sepasang organ yang terletak dekat kutub atas
ginjal (gambar 1), dan terbenam dalam dalam jaringan adiposa perirenal.
Kelenjar adrenal dibungkus oleh simpai jaringan ikat padat yang
mengirimkan septa tipis ke bagian dalam kelenjar sebagai trabekula.
Kelenjar adrenal terdiri dari dua lapisan konsentris, yaitu korteks adrenal
dan medula adrenalis (gambar 2).
Korteks dan medula dapat dibedakan berdasarkan asal, fungsi, dan ciri
morfologi selama masa perkembangan embrional. Kedua struktur tersebut
berasal dari lapisan germinal yang berbeda, korteks berasal dari
mesoderm dan medula terdiri dari sel-sel yang berasal dari krista neuralis.
Secara morfologi korteks adrenal berada pada lapisan perifer dan
berwarna kekuningan, sedangkan medula adrenalis berada di tengah dan
berwarna coklat-kemerahan (Junqueira et al 2012).
Junqueira et al, et al (2012) menyebutkan bahwa kelenjar adrenal disuplai
oleh sejumlah arteri yang masuk di berbagai tempat disekitar tepinya. Sel
medula adrenalis menerima darah arteri dan arteri medula serta darah
vena yang berasal dari kapiler korteks. Kapiler korteks dan medula
membentuk vena medularis di sentral yang bergabung dan meninggalkan
kelenjar sebagai vena adrenalis.
Pada korteks adrenal, memiliki sel-sel khas yaitu sel penyekresi steroid.
Sel penyekresi hormon tersebut tidak menyimpan produknya di dalam
granul, namun steroid berdifusi bebas melalui membran plasma dan tidak
memerlukan eksositosis yang akan dilepaskan dari sel. Korteks adrenal
memiliki tiga zona konsentris dengan seretan sel epitel yang tersusun
agak berbeda.

Zona glomerulosa, Lapisan ini berada tepat di dalam simpai jaringan ikat
dengan deretan sel-sel kolumnar atau piramidal yang berhimpitan dan
membentuk deretan bundar atau melengkung, yang dikelilingi kapiler.
Sel-sel zona glomerulosa mensekresikan mineralocorticoids, senyawa
yang berfungsi dalam pengaturan natrium, kalium, dan air. Produk utama
adalah aldosteron, bekerja pada tubulus kontortus distal nefron dalam
ginjal, mukosa lambung, dan ludah dan kelenjar keringat untuk
merangsang reabsorpsi natrium (Ross, 2011).

Zona fasciculate, Zona ini terdiri dari deretan panjang setebal satu atau
dua sel polihedral panjang yang dipisahkan oleh kapiler sinusoid. Sel pada
zona ini mensekresikan glukokortilois, terutama kortisol yang
mempengaruhi metabolisme karbohidrat. Kortisol menginduksi mobilisasi
lemak di jaringan adiposa subkutan dan pemecahan protein di otot.
Zona retikularis, Lapisan ini merupakan lapisan yang berbatasan dengan
medula dan terdiri dari sel kecil yang tersebar disuatu jalinan korda
irregular dengan kapiler yang lebar. Sel zona ini juga mensekresi kortisol,
tetapi yang utama adalah mensekresi androgen lemah yaitu
dehidroepiandrosteron (DHEA) yang diubah menjadi testosteron pada
beberapa jaringan lain
Gambar 19
Anatomi Adrenal Korteks
Medula adrenalis terdiri dari sel-sel polihedral besar, tersusun berupa
deretan atau kelompok dan ditunjang oleh serabut retikuler. Sebagian
besar kapiler sinusoid berada bersebelahan dan terdapat juga sejumlah sel
ganglion parasimpatis. Sel parenkim medula yang dikenal sebagai sel
kromafin memiliki banyak granula untuk sekresi dan penyimpanan
hormon. Granula tersebut mengandung salah satu dari dua katekolamin,
epinefrin atau norepinefrin. Sel kromafin medula dipersyarafi oleh
ujung syaraf kolinergik dari neuron simpatis praganglionik yang memicu
pelepasan hormon melalui eksositosis. Epinefrin dan norepinefrin
dilepaskan ke darah dalam jumlah besar selama reaksi emosional yang
intens (Junqueira et al 2012)
Gambar 20,
e. Kelenjar Tiroid

Kelenjar tiroid berada pada regio servikal di sebelah anterior laring yang
terdiri dari dua lobus yang disatukan oleh isthmus (gambar 6). Pada masa
awal embrionik, tiroid berkembang dari endoderm saluran cerna di dekat
dasar bakal lidah. Kelenjar tiroid berfungsi untuk membuat hormon tiroid
yaitu tiroksin (tetraiodotironin atau T4) dan triiodotironin (T3) yang
penting untuk pertumbuhan, diferensiasi sel, pengaturan laju metabolisme
basal dan konsumsi oksigen sel di seluruh tubuh.

Gambar 20, perbedaan sel pada


sel yang mensekresi epinefrin (E) dan noreepinefrin (NE)

e. Kelenjar Tiroid

Kelenjar tiroid berada pada regio servikal di sebelah anterior laring yang
terdiri dari dua lobus yang disatukan oleh isthmus (gambar 6). Pada masa
awal embrionik, tiroid berkembang dari endoderm saluran cerna di dekat
dasar bakal lidah. Kelenjar tiroid berfungsi untuk membuat hormon tiroid
yaitu tiroksin (tetraiodotironin atau T4) dan triiodotironin (T3) yang
penting untuk pertumbuhan, diferensiasi sel, pengaturan laju metabolisme
basal dan konsumsi oksigen sel di seluruh tubuh.

Gambar 21 Parenkim
Tiroid
Junqueira et al, et al (2012) menjelaskan bahwa parenkim tiroid terdiri
dari jutaan epitel kubus yang disebut folikel tiroid. Folikel tiroid ini
dilapisi oleh selapis epitel kubus dengan lumen sentral yang terisi dengan
suatu substansi gelatinosa yang disebut koloid (gambar 7) yang
mengandung glikoprotein besar yaitu tiroglobulin. Tiroid adalah satu-
satunya kelenjar dengan jumlah besar simpanan produk sekretorisnya.
Kelenjar tiroid dilapisi oleh suatu capsula fibrosa, dari capsula ini septa
terjulur ke dalam parenkim dan membaginya menjadi lobulus dan
membawa pembuluh darah, saraf, dan pembuluh limfe. Folikel terkemas
secara rapat yang terpisah satu sama lain dan tersebar pada jaringan ikat
retikuler. Sel folikel memiliki bentuk yang berfariasi sesuai aktivitas
fungsional, yaitu kerika kelenjar aktif memiliki lebih banyak folikel yang
terdiri atas epitel kolumnar rendah sedangkan kelenjar dengan sebagian
besar sel folikular skuamosa dianggap hipoaktif. Jenis sel lain yaitu sel
parafolikel atau sel C yang juga terdapat pada lamina basal epitel folikel
membentuk kelompok sendiri diantara folikel-folikel (gambar 8). Sel C
ini menyintesis dan mensekresi kalsitonin yang berfungsi menekan
reabsopsi tulang oleh osteoklas (Junqueira et al 2012).
Gambar 22, sumber:
Ross, 2011) Gambar 23, sumber: Junqueira, et al,
Hampir semua kedua hormon tiroid dibawa dalam darah dengan berikatan
erat dengan protein plasma. Tiroksin (tetraiodotironin atau T4) adalah
senyawa yang lebih banyak dijumpai, dan membentuk 90% hormon tiroid
yang beredar.
f. Paratiroid
hormon paratiroid
menurun. Kalsitonin dari kelenjar tiroid menghambat aktivitas osteoklas
sehingga menurunkan kadar Ca2+ darah dan meningkatkan osteogenesis.
Hormon paratiroid juga meningkatkan penyerapan Ca2+ dari saluran
cerna dengan menstimulasi sintesis vitamin D. Hormon ini juga berperan
dalam menurunkan kadar fosfat darah ysng merupakan efek dari sel
tubulus ginjal yang mengurangi penyerapan fosfatnya dan memungkinkan
lebih banyak ekskresi fosfat dalam urin. Kekurangan hormon ini
menyebabkan ketidaknormalan tulang dan gigi. Adapun aktivitas partiroid
dikendalikan oleh kadar kalsium darah dan tidak dipengaruhi langsung
oleh kelnjar endokrin lain maupun sistem saraf (Tenzer, 1998).
g. Pulau Langerhans
Struktur dan Peran Pulau Langerhans dalam Tubuh Manusia
Pulau Langerhans merupakan jaringan endokrin padat berbentuk sferis
yang terbenam dalam jaringan eksokrin asinar pankreas, berjumlah lebih
dari satu juta dalam pankreas manusia dan terbanyak dibagian ekor
pankreas. Setiap pulau dikelilingi oleh serat retikular tipis yang
memisahkan dengan jaringan asinar yang berdekatan. Setiap pulau terdiri
atas sel-sel bulat atau poligonal tersusun berderet yang dipisahlan oleh
jalinan kapiler bertingkap. Serabut saraf autonom berkontak dengan
sejumlah sel endokrin dan pembuluh darah. Sel pulau penghasil-hormon
utama paling mudah diidentifikasi dan dipelajari dengan
imunosiotokimiawi (Junqueira et al et al, 2012, 2012). Tipe sel, kuantitas,
dan fungsi penting hormon utama yang dihasilkan pulau teragkum dalam
tabel 4 dibawah ini.
Tabel 4 Jumlah Hormon Fungsi
Jenis-Jenis
Sel Utama
dan
Hormon
Pulau
Langerhans
Jenis Sel
Sel α atau -20% Glukagon Menyediak
A an energi
dari
glikogen
dan lemak
yang
dihasilkan
oelh
glikogenesi
s dan
lipolisis,
meningkatk
an kadar
glukosa
darah
Sel β atau B -70 Insulin Membuat
glukosa
masuk sel
dan
menstimula
si
penurunan
kadar gula
darah
Sel δ atau D 5-10% Somatostati Menghamb
n at pelepasan
hormon sel
pulau
Langerhans
lainnya
melalui aksi
parakrin
lokal,
mengahmba
t sekresi
GH dan
TSH di
kelenjar
hipofisis
anterior dan
sekresi HCl
oleh sel
parietal
lambung.
F atau PP Jarang Polipeptida Merangsan
pankreas g aktivitas
sel chief
lambung;
menghamba
t sekresi
empedu,
sekresi
enzim
pankreas
dan
bikarbonat,
serta
motilitas
usus.

Sruktur Kelenjar Paratiroid


Gambar 24. Kelenjar Paratiroid
Kelenjar paratiroid terdiri atas empat massa oval kecil, terletak di
belakang kelenjar tiroid, satu pada masing-masing kutub atas dan bawah,
umumnya terbenam dalam simpai kelenjar yang besar. Setiap kelenjar
terdapat dalam simpai yang menjulurkan septa ke dalam kelenjar yang
berbaur dengan serat retikular yang menyangga kelompok sel sekretoris
yang berderet memanjang. Kelenjar ini memiliki jenis sel prinsipal
(utama/chief cell) dan sel oksifil. Sel utama merupakan sel poligonal kecil
dengan inti bulat dan sitoplasma sedikit asidofilik dan bergranula
sekretoris yang di dalamnya terdapat polipeptida hormon paratiroid (PTH)
yaitu suatu regulator utama kadar kalsium darah. Sel oksifil berukuran
lebih besar dan berjumlah lebih sedikit daripada sel utama. Sel ini
merupakan derivat transisional dari sel utama.
G

ambar 26. Memperlihatkan


Sekelompok Pinealosit (P) dan Memperlihatkan
Melatonin yang dilepaskan dari pinealosit bertambah pada kegelapan dan
menurun selama terang. Pada manusia perubahan jumlah sekresi
melatonin ini berperan penting dalam pengaturan irama harian aktivitas
tubuh. Melatonin yang dilepaskan saat kegelapan mengatur fungsi
reproduksi untuk menghalangi aktivitas steroidogenik pada gonad (Ross,
2011).
III. Feromon pada Hewan

Feromon adalah zat kimia yang berasal dari kelenjar endokrin dan
digunakan oleh makhluk hidup untuk mengenali sesama jenis, individu
lain, kelompok, dan untuk membantu proses reproduksi. Berbeda dengan
hormon, feromon menyebar keluar tubuh dan hanya memengaruhi dan
dikenali oleh individu lain yang sejenis (satu spesies).

PERBEDAAN SISTEM ENDOKRIN DAN EKSOKRIN

Endokrin dan eksokrin mengacu pada dua jenis kelenjar dalam tubuh,
yang keduanya mengeluarkan produk dalam larutan berair. Istilah yang
menunjukkan di mana dan bagaimana produk ini dikeluarkan. kelenjar
eksokrin melepaskan produk mereka ke permukaan tubuh, seperti kulit,
atau ke rongga, seperti yang di dalam saluran pencernaan. Kelenjar
endokrin mengeluarkan zat langsung ke dalam aliran darah.
Kelenjar eksokrin cenderung relatif sederhana dan memiliki efek lokal,
sementara yang endokrin melepaskan hormon yang melakukan perjalanan
ke seluruh tubuh.

Kelenjar Endokrin

Kelenjar endokrin adalah suatu kelenjar yang tidak memiliki saluran


pelepasan untuk mengalirkan hasil getahnya (sekretnya) keluar dari
kelenjar. Kelenjar endokrin biasa juga disebut sebagai kelenjar buntu. Hal
ini disebabkan karna kelenjar endokrin tidak mempunyai saluran khusus.

Getah yang dihasilkan oleh kelenjar ini disebut sebagai hormon. Hormon
bertindak sebagai “pembawa pesan” dan dibawa oleh aliran darah ke
berbagai sel dalam tubuh, yang selanjutnya akan menerjemahkan “pesan”
tersebut menjadi suatu tindakan. Hormon dalam tubuh ada yang bekerja
sepanjang hidup dan ada yang bekerja pada waktu tertentu. Hormon yang
mengatur metabolisme aktif selama manusia itu hidup.

Namun,hormon pertumbuhan hilang setelah manusia berumur 20-25


tahun. Melalui darah,homon-hormon itu kemudian secara umum
mempengaruhi jaringan-jaringan, berbagai organ maupun sistem organ
lain.beberapa hormon juga hanya memiliki pengaruh lokal ditempat yang
menghasilkannya. Dalam hubungan dengan susunan saraf, hormon
sampai batas tertentu berfungsi menjaga keseimbangan regulasi dan
bekerjanya berbagai bagian dalam tubuh.

Hormon-hormon saling mempengaruhi daya kerja masing-masing.


Sebagian hormon mempengaruhi secara langsung, sebagian lagi melalui
mekanisme pembalikan hipotalamus dan hipofisis. Sistem endokrin tidak
memasukkan kelenjar endokrin seperti kelenjar ludah, kelenjar keringat,
dan kelenjar-kelenjar lain dalam saluran gastroinstestin.

FUNGSI KELENJAR ENDOKRIN

Adapun beberapa fungsi sistem endokrin, yaitu :

1. Mengontrol aktivitas kelenjar tubuh


2. Merangsang aktivitas kelenjar tubuh
3. Merangsang pertumbuhan jaringan
4. Mengatur metabolisme, oksidasi, meningkatkan absorbsi glukosa pada
usus halus
5. Mempengaruhi metabolisme lemak, protein, dan karbohidrat
6. Memacu pertumbuhan reproduksi dan tingkah laku.

Kelenjar Eksorin

Kelenjar eksorin adalah kelenjar yang melepaskan sekresinya ke dalam


duktus pada permukaan tubuh, seperti kulit, atau organ internal, seperti
lapisan traktus intestinal.

Kelenjar eksokrin adalah kelenjar yang melepaskan sekret melalui saluran


kelenjar (duktus ekskretorius), misalnya kelenjar ludah atau langsung
dalam rongga alat berdekatan, misalnya pada kelenjar dinding usus.

Getah dari kelenjar eksokrin berupa lendir atau lilin selain itu sekret yang
dihasilkan juga dapat berupa enzim, keringat, atau ludah bahkan
sewaktu-waktu dapat mengeluarkan sekret berupa racun.

Sel penghasil sekret dinamakan eksokrinosit. Kelenjar eksokrin


uniseluler, misalnya : sel goblet ( sel penghasil mukus pada usus halus
dan saluran pencernaan ). Kelenjar ini mempunyai saluran keluar untuk
mengangkut hasil kelenjarnya dan selanjutnya bermuara pada permukaan
dalam dan luar tubuh.

Kelenjar eksokrin juga dapat dikategorikan menjadi:

 Kelenjar serosa – produknya bersifat encer dan seringkali kaya protein.


 Kelenjar mukosa – produknya bersifat kental dan seringkali kaya
karbohidrat.
 Kelenjar minyak – produknya berupa lemak.

Perbedaan Kelenjar Endokrin dan Eksorin

 Perbedaan utama antara kelenjar endokrin dan kelenjar eksokrin adalah


bahwa, kelenjar endokrin tidak memiliki saluran dan tetap sebagai blok
jaringan.
 Jadi, sekresi zat kelenjar endokrin kimia langsung ke aliran darah,
sedangkan sekresi produk kelenjar eksokrin ke dalam saluran.
 kelenjar eksokrin mengeluarkan produk mereka ke lingkungan eksternal,
tetapi kelenjar endokrin melepaskan produk mereka ke lingkungan
internal.
 Hormon yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin beredar melalui aliran
darah dan seluruh tubuh dan bertindak pada target, sedangkan produk-
produk dari kelenjar eksokrin tidak beredar di seluruh tubuh.
 Ini kelenjar endokrin memiliki suplai darah relatif besar dibandingkan
kelenjar eksokrin.
 kelenjar eksokrin memiliki struktur yang lebih kompleks daripada kelenjar
endokrin.
 Merokrin, holokrin, dan apokrin tiga cara yang berbeda mensekresi produk
kelenjar eksokrin ke saluran, tapi kelenjar endokrin tidak memiliki sistem
seperti itu.
 Tanggapan dari kelenjar endokrin lebih lambat dari kelenjar eksokrin
karena perjalanan melalui aliran darah.
 Sistem endokrin dan fungsi sistem saraf dalam cara yang terkoordinasi
untuk menjaga banyak kegiatan tubuh fisiologis, tetapi sistem eksokrin
tidak.
DAFTAR PUSTAKA

Campbell, A Nell. 2008. Biologi Edisi Kedelapan Jilid 2. Jakarta :


Erlangga.
Pagarra, Halifah. 2004. Struktur Hewan. Jurusan Biologi FMIPA UNM.
Makassar.
Radiopetra. 1999. Anatomi. Erlangga. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai