SISTEM ENDOKRIN
MATA KULIAH ANATOMI HEWAN
Sistem endokrin hampir selalu bekerja sama dengan sistem saraf, namun
cara kerjanya dalam mengendalikan aktivitas tubuh berbeda dari sistem
saraf. Ada dua perbedaaan cara kerja antara kedua sistem tersebut. Kedua
perbedaan tersebut adalah sebagai berikut (Ulfhitha, 20112):
Dibandingkan dengan sistem saraf, sistem endokrin lebih banyak bekerja
melalui transmisi kimia.
1. Sel Neusekretori, adalah sel yang berbentuk seperti sel saraf, tetapi
berfungsi sebagai penghasil hormon. Contoh sel neusekretori ialah sel
saraf pada hipotalamus. Sel tersebut memperhatikan fungsi endokrin
sehingga dapat juga disebut sebagai sel neuroendokrin. Sesungguhnya,
semua sel yang dapat menghasilkan sekret disebut sebagai sel sekretori.
Oleh karena itu, sel saraf seperti yang terdapat pada hipotalamus disebut
sel neusekretori.
2. Sel endokrin sejati, disebut juag sel endokrin kelasik yaitu sel endokrin
yang benar-benar berfungsi sebagai penghasil hormon, tidak memiliki
bentuk seperti sel saraf. Kelenjat endokrin sejati melepaskan hormon yang
dihasilkannya secara langsung ke dalam darah (cairan tubuh). Kelenjar
endokrin sejati dapat ditemukan pada hewan yang memepunyai sistem
sirkulasi, baik vertebrata maupun invertebrata. Hewan invertebrata yang
sering menjadi objek studi sistem endokrin yaitu Insekta, Crustaceae,
Cephalopoda, dan Moluska. Kelenjar endokrin dapat berupa sel tunggal
atau berupa organ multisel.
Sistem hormon (endokrin) dan saraf dahulu dianggap sebagai pengatur
fisiologi yang terpisah. Tetapi pandangan tersebut berubah setelah
ditemukannya neuron-neuron termodifikasi yang dapat mensekresi
hormon. Beberapa di antara neuron-neuron tersebut menunjukkan
mekanisme pengaturan terhadap kelenjar-kelenjar khusus yang
menghasilkan hormon. Sekresi neuron-neuron termodifikasi tersebut
dipengaruhi neuron-neuron “biasa”, dan banyak kelenjar penghasil
hormon (kelenjar endokrin) yang secara langsung diinervasi oleh neuron
yang mempengaruhi aktivitas sekretorinya.
Ciri-ciri hormon:
1. PROTOZOA
Dalam studi embriologi dan evolusi dari sistem endokrin. Pada porifera
ditemukan di dalam sel sel intersisial. Dimana sel-sel intersisial dapat
berkembang menjadi nematokis, neuroskretori dan gamet. Sel-sel
intersisial sangat aktif membentuk tunas dan membantu pertumbuhan
gonad. Meskipun keberadaan sistem saraf di anggota Porifera (spons)
belum dipastikan, namun sel dengan penampilan neuron telah dijelaskan
(Highnam dan Hill, 1977). Sel tersebut adalah sel neurosekretori ang
membantu pertumbuhan pada porifera. Sel neurosekretori, merupakan
jenis neuron, atau sel saraf yang fungsinya untuk menerjemahkan sinyal
saraf ke rangsangan kimia. Sel-sel tersebut menghasilkan sekresi
neurohormon dalam kaitanya system endokrin pada porifera. Dalam
perjalanan sepanjang akson neuron, biasanya dilepaskan ke dalam aliran
darah di organ neurohemal, daerah di mana ujung akson berada dalam
bagian terdekat dengan kapiler darah. sel Neurosecretory terdapat di
sebagian besar hewan multiseluler dan biasanya dibedakan dari neuron
lain dengan ukuran yang lebih besar dari inti sel, ujung akson, dan sel itu
sendiri.
Gambar 1. Sistem Neuroendokrin
Komunikasi
Sistem Endokrin pada aves sama halnya seperti vertebrata lainya yaitu
memiliki beberapa kelenjar dengan letaknya seperti pada berikut dibawah
ini :
Gambar 12. Letak kelenjar Endokrin
c. Thyroid = bentuk bulat kecil, berwarna coklat muda, jumlah ada dua
buah dan terletak dekat vena jugularis pada batas leher. Kelenjar thyroid
berbentuk bulat kecil, berwarna coklat muda, jumlahnya ada dua buah dan
terletak dekat vena jugularis pada batas leher
Hormon yang dihasilkan yaitu thyroxin
Tiroksin berfungsi untuk pertumbuhan dan pigmentasi bulu dan kecepatan
metabolisme tubuh
Ada dua senyawa sintetis yang mirip dengan thyroxin, yaitu thyroprotein
atau protamon indicated casein. Senyawa ini dapat mempercepat proses
metabolisme yang dapat dipengaruhi thyroxin.
d. Paratyroid = bentuk kecil, terletak dekat kelenjar thyroid. Kelenjar ini
kecil, terletak dekat kelenjar thyroid. Hormon yang dihasilkan yaitu
parathormon. Fungsi parathormon yaitu mengatur metabolise Ca dan P,
untuk mengatur deposisi kalsium pada tulang dan kerabang telur
e. Adrenal = bentuk bangunan bulat dan kecil, berwarna kekuning-
kuningan terletak di di depan ginjal. Kelenjar adrenal atau suprarenalis
merupakan bangunan bulat dan kecil, berwarna kekuning-kuningan
terletak di bagian dorsal rongga tubuh tepatnya di depan ginjal. Hormon
yang dihasilkan adalah hormon adrenalin dan cortin Fungsi dari hormon
:
Sistem Kerja Endokrin pada aves yaitu, Pusat rangsangan syaraf yang
mempengaruhi kerja hormon pada unggas terdapat pada hipothalamus.
Rangsangan syaraf dari luar akan ditransformasikan menuju hipothalamus
sehingga hipothalamus akan mensekresikan hormon- releasing factor
(HRS). HRS yang dihasilkan hipothalamus akan mengatur regulasi
hormon yang dihasilkan oleh pituitari pars anterior/PPA (anterior pars
pituitary). PPA memproduksi hormon yang sifatnya dapat mengatur kerja
dari beberapa kelenjar endokrin. Beberapa hormon yang disekresikan
PPA antara lain Thyroid-stimulating hormone (TSH),
Adrenocorticotrophic hormone (ACTH), dan dua dua jenis Gonadotrophic
hormone (GTH) yang masing-masing berefek pada aktivitas kelenjar
tiroid, kelenjar adrenal dan kelenjar kelamin dan juga menghasilkan
Growth hormone (GH) yang mengatur pertumbuhan tubuh unggas.
Beberapa kelenjar tersebut akan terangsang untuk menghasilkan hormon
tertentu yang mempunyai fungsi tertentu (Nesheim et al., 1979).
a. Kelenjar Hipofisis
b. Adenohipofisis
Adenohipofisis memiliki tiga bagian, yaitu pars distalis, pars tuberalis, pars
intermedia. Pars tuberalis merupakan daerah berbentuk corong yang
mengelilingi infundibulum neurohipofisis (kelenjar posterior). Pars
tuberalis berfungsi untuk menyekresikan follikel stymulating hormon
(FSH) dan hormon luteinisasi (LH). Pars intermedia merupakan suatu
zona tipis sel basofilik di antara pars distalis dan pars nervosa
neurohipofisis yang berperan untuk menyekresikan hormon penstimulasi
melanin (MSH), γ- LPH dan β- endorfin. MSH meningkatkan aktivitas
melanosit dan sel pars intermedia dianggap sebagai sel melanotropik. Pars
distalis merupakan bagian yang membentuk 75% adenohipofisis dan
dilapisi oleh capsula fibrosa tipis. Komponen utamanya terdiri dari
deretan sel epitel yang saling berselingan dengan kapiler bertingkap,
terdapat fibroblas yang menghasilkan serat retikular yang menopang
deretan sel yang menyekresikan hormon. Bagian ini bertugas mengatur
hampir seluruh kelenjar endokrin lain, sekresi air susu, aktivitas
melanosit, dan metabolisme otot, tulang, dan jaringan adiposa (Junqueira
et al, 2012).
Tabel 1 Sel-Sel Hormon yang Aktivitas Fisiologis
Sekretoris Pars Dihasilkan Utama
Distalis Jenis Sel
Sel somatotrop Somatotropin (GH) Pertumbuhan tulang
panjang mealui faktor
pertumbuhan.
Sel mammatropik (sel Prolaktin (PRL) Membantu sekresi air
akrotropik) susu
Sel gonadotropik FSH dan LH FSH meningkatkan
perkembangan folikel
ovarium, sekresi
esterogen dan
spermatogenesis. LH
membantu
pematangan folikel
ovarium, sekresi
progesteron dan
sekresi androgen sel
interestisial
Sel tirotropik Tirotropin (TSH) Menstimulus sintesis,
penyimpanan, sekresi
hormon tiroid
Sel kortikotropik Kortikotropin adrenal Menstimulus sekresi
(ACTH) hormon korteks
Lipotrofin adrenal. Pengaturan
metabolisme lipid.
Aktivitas adenohipofisis diatur oleh hormon peptida yang dihasilkan oleh
neuron khusus di nukleus hypothalami tertentu di akson yang berjalan ke
eminentia mediana. Hormon ini merupakan hormon pelepas hipotalamik,
setelah dilepaskan dari akson hormon diangkut kapiler menuju pars
distalis tempat hormon ini merangsang sintesis dan atau pelepasan
hormon (Junqueira et al, 2012).
d. Kelenjar Adrenal
Kelenjar adrenal merupakan sepasang organ yang terletak dekat kutub atas
ginjal (gambar 1), dan terbenam dalam dalam jaringan adiposa perirenal.
Kelenjar adrenal dibungkus oleh simpai jaringan ikat padat yang
mengirimkan septa tipis ke bagian dalam kelenjar sebagai trabekula.
Kelenjar adrenal terdiri dari dua lapisan konsentris, yaitu korteks adrenal
dan medula adrenalis (gambar 2).
Korteks dan medula dapat dibedakan berdasarkan asal, fungsi, dan ciri
morfologi selama masa perkembangan embrional. Kedua struktur tersebut
berasal dari lapisan germinal yang berbeda, korteks berasal dari
mesoderm dan medula terdiri dari sel-sel yang berasal dari krista neuralis.
Secara morfologi korteks adrenal berada pada lapisan perifer dan
berwarna kekuningan, sedangkan medula adrenalis berada di tengah dan
berwarna coklat-kemerahan (Junqueira et al 2012).
Junqueira et al, et al (2012) menyebutkan bahwa kelenjar adrenal disuplai
oleh sejumlah arteri yang masuk di berbagai tempat disekitar tepinya. Sel
medula adrenalis menerima darah arteri dan arteri medula serta darah
vena yang berasal dari kapiler korteks. Kapiler korteks dan medula
membentuk vena medularis di sentral yang bergabung dan meninggalkan
kelenjar sebagai vena adrenalis.
Pada korteks adrenal, memiliki sel-sel khas yaitu sel penyekresi steroid.
Sel penyekresi hormon tersebut tidak menyimpan produknya di dalam
granul, namun steroid berdifusi bebas melalui membran plasma dan tidak
memerlukan eksositosis yang akan dilepaskan dari sel. Korteks adrenal
memiliki tiga zona konsentris dengan seretan sel epitel yang tersusun
agak berbeda.
Zona glomerulosa, Lapisan ini berada tepat di dalam simpai jaringan ikat
dengan deretan sel-sel kolumnar atau piramidal yang berhimpitan dan
membentuk deretan bundar atau melengkung, yang dikelilingi kapiler.
Sel-sel zona glomerulosa mensekresikan mineralocorticoids, senyawa
yang berfungsi dalam pengaturan natrium, kalium, dan air. Produk utama
adalah aldosteron, bekerja pada tubulus kontortus distal nefron dalam
ginjal, mukosa lambung, dan ludah dan kelenjar keringat untuk
merangsang reabsorpsi natrium (Ross, 2011).
Zona fasciculate, Zona ini terdiri dari deretan panjang setebal satu atau
dua sel polihedral panjang yang dipisahkan oleh kapiler sinusoid. Sel pada
zona ini mensekresikan glukokortilois, terutama kortisol yang
mempengaruhi metabolisme karbohidrat. Kortisol menginduksi mobilisasi
lemak di jaringan adiposa subkutan dan pemecahan protein di otot.
Zona retikularis, Lapisan ini merupakan lapisan yang berbatasan dengan
medula dan terdiri dari sel kecil yang tersebar disuatu jalinan korda
irregular dengan kapiler yang lebar. Sel zona ini juga mensekresi kortisol,
tetapi yang utama adalah mensekresi androgen lemah yaitu
dehidroepiandrosteron (DHEA) yang diubah menjadi testosteron pada
beberapa jaringan lain
Gambar 19
Anatomi Adrenal Korteks
Medula adrenalis terdiri dari sel-sel polihedral besar, tersusun berupa
deretan atau kelompok dan ditunjang oleh serabut retikuler. Sebagian
besar kapiler sinusoid berada bersebelahan dan terdapat juga sejumlah sel
ganglion parasimpatis. Sel parenkim medula yang dikenal sebagai sel
kromafin memiliki banyak granula untuk sekresi dan penyimpanan
hormon. Granula tersebut mengandung salah satu dari dua katekolamin,
epinefrin atau norepinefrin. Sel kromafin medula dipersyarafi oleh
ujung syaraf kolinergik dari neuron simpatis praganglionik yang memicu
pelepasan hormon melalui eksositosis. Epinefrin dan norepinefrin
dilepaskan ke darah dalam jumlah besar selama reaksi emosional yang
intens (Junqueira et al 2012)
Gambar 20,
e. Kelenjar Tiroid
Kelenjar tiroid berada pada regio servikal di sebelah anterior laring yang
terdiri dari dua lobus yang disatukan oleh isthmus (gambar 6). Pada masa
awal embrionik, tiroid berkembang dari endoderm saluran cerna di dekat
dasar bakal lidah. Kelenjar tiroid berfungsi untuk membuat hormon tiroid
yaitu tiroksin (tetraiodotironin atau T4) dan triiodotironin (T3) yang
penting untuk pertumbuhan, diferensiasi sel, pengaturan laju metabolisme
basal dan konsumsi oksigen sel di seluruh tubuh.
e. Kelenjar Tiroid
Kelenjar tiroid berada pada regio servikal di sebelah anterior laring yang
terdiri dari dua lobus yang disatukan oleh isthmus (gambar 6). Pada masa
awal embrionik, tiroid berkembang dari endoderm saluran cerna di dekat
dasar bakal lidah. Kelenjar tiroid berfungsi untuk membuat hormon tiroid
yaitu tiroksin (tetraiodotironin atau T4) dan triiodotironin (T3) yang
penting untuk pertumbuhan, diferensiasi sel, pengaturan laju metabolisme
basal dan konsumsi oksigen sel di seluruh tubuh.
Gambar 21 Parenkim
Tiroid
Junqueira et al, et al (2012) menjelaskan bahwa parenkim tiroid terdiri
dari jutaan epitel kubus yang disebut folikel tiroid. Folikel tiroid ini
dilapisi oleh selapis epitel kubus dengan lumen sentral yang terisi dengan
suatu substansi gelatinosa yang disebut koloid (gambar 7) yang
mengandung glikoprotein besar yaitu tiroglobulin. Tiroid adalah satu-
satunya kelenjar dengan jumlah besar simpanan produk sekretorisnya.
Kelenjar tiroid dilapisi oleh suatu capsula fibrosa, dari capsula ini septa
terjulur ke dalam parenkim dan membaginya menjadi lobulus dan
membawa pembuluh darah, saraf, dan pembuluh limfe. Folikel terkemas
secara rapat yang terpisah satu sama lain dan tersebar pada jaringan ikat
retikuler. Sel folikel memiliki bentuk yang berfariasi sesuai aktivitas
fungsional, yaitu kerika kelenjar aktif memiliki lebih banyak folikel yang
terdiri atas epitel kolumnar rendah sedangkan kelenjar dengan sebagian
besar sel folikular skuamosa dianggap hipoaktif. Jenis sel lain yaitu sel
parafolikel atau sel C yang juga terdapat pada lamina basal epitel folikel
membentuk kelompok sendiri diantara folikel-folikel (gambar 8). Sel C
ini menyintesis dan mensekresi kalsitonin yang berfungsi menekan
reabsopsi tulang oleh osteoklas (Junqueira et al 2012).
Gambar 22, sumber:
Ross, 2011) Gambar 23, sumber: Junqueira, et al,
Hampir semua kedua hormon tiroid dibawa dalam darah dengan berikatan
erat dengan protein plasma. Tiroksin (tetraiodotironin atau T4) adalah
senyawa yang lebih banyak dijumpai, dan membentuk 90% hormon tiroid
yang beredar.
f. Paratiroid
hormon paratiroid
menurun. Kalsitonin dari kelenjar tiroid menghambat aktivitas osteoklas
sehingga menurunkan kadar Ca2+ darah dan meningkatkan osteogenesis.
Hormon paratiroid juga meningkatkan penyerapan Ca2+ dari saluran
cerna dengan menstimulasi sintesis vitamin D. Hormon ini juga berperan
dalam menurunkan kadar fosfat darah ysng merupakan efek dari sel
tubulus ginjal yang mengurangi penyerapan fosfatnya dan memungkinkan
lebih banyak ekskresi fosfat dalam urin. Kekurangan hormon ini
menyebabkan ketidaknormalan tulang dan gigi. Adapun aktivitas partiroid
dikendalikan oleh kadar kalsium darah dan tidak dipengaruhi langsung
oleh kelnjar endokrin lain maupun sistem saraf (Tenzer, 1998).
g. Pulau Langerhans
Struktur dan Peran Pulau Langerhans dalam Tubuh Manusia
Pulau Langerhans merupakan jaringan endokrin padat berbentuk sferis
yang terbenam dalam jaringan eksokrin asinar pankreas, berjumlah lebih
dari satu juta dalam pankreas manusia dan terbanyak dibagian ekor
pankreas. Setiap pulau dikelilingi oleh serat retikular tipis yang
memisahkan dengan jaringan asinar yang berdekatan. Setiap pulau terdiri
atas sel-sel bulat atau poligonal tersusun berderet yang dipisahlan oleh
jalinan kapiler bertingkap. Serabut saraf autonom berkontak dengan
sejumlah sel endokrin dan pembuluh darah. Sel pulau penghasil-hormon
utama paling mudah diidentifikasi dan dipelajari dengan
imunosiotokimiawi (Junqueira et al et al, 2012, 2012). Tipe sel, kuantitas,
dan fungsi penting hormon utama yang dihasilkan pulau teragkum dalam
tabel 4 dibawah ini.
Tabel 4 Jumlah Hormon Fungsi
Jenis-Jenis
Sel Utama
dan
Hormon
Pulau
Langerhans
Jenis Sel
Sel α atau -20% Glukagon Menyediak
A an energi
dari
glikogen
dan lemak
yang
dihasilkan
oelh
glikogenesi
s dan
lipolisis,
meningkatk
an kadar
glukosa
darah
Sel β atau B -70 Insulin Membuat
glukosa
masuk sel
dan
menstimula
si
penurunan
kadar gula
darah
Sel δ atau D 5-10% Somatostati Menghamb
n at pelepasan
hormon sel
pulau
Langerhans
lainnya
melalui aksi
parakrin
lokal,
mengahmba
t sekresi
GH dan
TSH di
kelenjar
hipofisis
anterior dan
sekresi HCl
oleh sel
parietal
lambung.
F atau PP Jarang Polipeptida Merangsan
pankreas g aktivitas
sel chief
lambung;
menghamba
t sekresi
empedu,
sekresi
enzim
pankreas
dan
bikarbonat,
serta
motilitas
usus.
Feromon adalah zat kimia yang berasal dari kelenjar endokrin dan
digunakan oleh makhluk hidup untuk mengenali sesama jenis, individu
lain, kelompok, dan untuk membantu proses reproduksi. Berbeda dengan
hormon, feromon menyebar keluar tubuh dan hanya memengaruhi dan
dikenali oleh individu lain yang sejenis (satu spesies).
Endokrin dan eksokrin mengacu pada dua jenis kelenjar dalam tubuh,
yang keduanya mengeluarkan produk dalam larutan berair. Istilah yang
menunjukkan di mana dan bagaimana produk ini dikeluarkan. kelenjar
eksokrin melepaskan produk mereka ke permukaan tubuh, seperti kulit,
atau ke rongga, seperti yang di dalam saluran pencernaan. Kelenjar
endokrin mengeluarkan zat langsung ke dalam aliran darah.
Kelenjar eksokrin cenderung relatif sederhana dan memiliki efek lokal,
sementara yang endokrin melepaskan hormon yang melakukan perjalanan
ke seluruh tubuh.
Kelenjar Endokrin
Getah yang dihasilkan oleh kelenjar ini disebut sebagai hormon. Hormon
bertindak sebagai “pembawa pesan” dan dibawa oleh aliran darah ke
berbagai sel dalam tubuh, yang selanjutnya akan menerjemahkan “pesan”
tersebut menjadi suatu tindakan. Hormon dalam tubuh ada yang bekerja
sepanjang hidup dan ada yang bekerja pada waktu tertentu. Hormon yang
mengatur metabolisme aktif selama manusia itu hidup.
Kelenjar Eksorin
Getah dari kelenjar eksokrin berupa lendir atau lilin selain itu sekret yang
dihasilkan juga dapat berupa enzim, keringat, atau ludah bahkan
sewaktu-waktu dapat mengeluarkan sekret berupa racun.