tipe piercing-
sucking mouthpart
tipe mulut
pengunyah/chewing
Jenis kaki Serangga predator seperti belalang Serangga hama seperti belalang miliki
sembah memiliki jenis kaki yang jenis kaki yang berbeda dengan jenis
spesial yaitu tipe raptorial. Tipe ini lainnya. Dimana tipe ini digunakan
memiliki ciri kaki depan dimodifikasi untuk melompat. Tipe Serangga penyerbuk cenderung memiliki
untuk menangkap mangsa. Coxae saltatorial/pelompat memiliki ciri Kaki kaki jenis kurosial. Jenis kaki ini
memanjang dan dapat dipindahkan, belakang dimodifikasi untuk meloncat cenderung umum ditemukan pada semua
femora berduri dan berlekuk di atau meloncat. Femur sangat membesar, serangga. Jenis kaki ini sangat ramping
sepanjang sisi bawah, tibiae juga tibia sangat panjang. sehingga memungkinkan serangga
berduri dan cocok dengan alur di penyerbuk untuk hinggap pada bunga
sepanjang tulang paha. Mangsa berada bahkan yang berukuran kecil sekalipun.
di antara tulang paha dan tibia. Tarsus Selain itu juga ada tipe pembawa serbuk
terdiri dari lima segmen. sari: Kaki belakang lebah madu
dimodifikasi untuk membawa serbuk sari.
Di persimpangan tibia dan basitarsus, ada
rongga yang dilindungi oleh rambut yang
digunakan untuk membawa serbuk sari.
Struktur ini juga disebut karbikulum/pollen
Pada beberapa larvaordo lepidotera
basket. Misalnya lebah pekerja.
yang berbentuk ulat terdapat jenis kaki
yang khas yang disebut dengan proleg.
proleg adalah kecil, berdaging, struktur
rintisan ditemukan pada permukaan
ventral dari perut sebagian besar larva
bentuk serangga dari urutan Lepidoptera
, meskipun mereka juga dapat
ditemukan di larva lain serangga seperti
sawflies dan beberapa jenis serangga.
Proleg larva lepidopteran memiliki
lingkaran kecil kait pencengkeram,
yang disebut "chrocets".
2. Neuruptera, Orthoptera, Coleoptera, Homoptera dan Diptera.
a. Neuroptera
Saya memutuskan serangga-serangga yang saya temukan merupakan anggota dari
ordo neuroptera karena mereka memiliki ciri-ciri khas kelompok neuroptera yaitu
bersayap jala dan tipe mulut penggigit.
b. Orthoptera
Saya memutuskan suatu serangga termasuk dalam anggota kelompok orthoptera
karena memiliki ciri khas dari orthoptera yaitu bersayap lurus, antena tipe filiform,
tipe mulut pengunyah, memiliki tungkai yang panjang dengan terdapat satu sampai
lima segmen pada bagian tarsusnya, serta tungkai depan diadaptasi untuk menggali
atau memegang makanan, sedangkan pada tungkai belakang ukurannya besar dan
diadaptasi untuk melompat.
c. Coleoptera
Saya memasukkan serangga yang ditemukan sebagai anggota ordo coleoptera karena
memiliki ciri khas berupa sayap perisai. Ordo Coleoptera memiliki karakteristik
mulut dengan tipe mulut pengunyah, memiliki mata majemuk yang besar. Ciri utama
dalam mengidentifikasi yaitu sayap depannya mengalami penebalan yang disebut
dengan elytra, yang membentuk garis tipis ditengah saat terlipat, sedangkan sayap
belakang berupa sayap bermembran yang digunakan untuk terbang, namun jika tidak
digunakan untuk terbang sayap ini akan terlipat dibawah elytra.
d. Homoptera
Suatu serangga dikatakan termasuk anggota ordo homoptera karena memiliki ciri khas
yaitu sayap seragam. Homoptera memiliki ciri utama dalam mengidentifikasi yaitu 2
pasang sayap, dimana sayap depan seragam, seperti selaput atau sedikit menebal,
sedangkan sayap belakang seperti membran, namun pada saat istirahat sayap tersusun
seperti genting di atas tubuh. Antenna ordo ini panjang, tipe mulutnya penghisap.
e. Diptera
Saya memasukkan serangga yang saya temukan kedalam kelompok orfo diptera karena
memiliki ciri khas berupa dua pasang sayap. Ordo Diptera memiliki tubuh kecil hingga
sedang, ciri utama dalammengidentifikasi yaitu sayapnya berjumlah sepasang, yaitu
sayap depan, dan sayap belakang mereduksi menjadi halter yang berfungsi sebagai alat
keseimbangan. Tipe mulutnya ada yang penjilat dan ada yang penusuk penghisap,
antenanya pendek dan mata majemuknya besar
3. Peranan penting serangga bagi komunitas manusia dan gangguan yang diakibatkan
serangga
Secara sadar maupun tidak sadar keberadaan serangga sangat dekat dengan komunitas manusia.
Sebagai kelompok hewan dengan jumlah spesies terbanyak dan terluas penyebarannya, tentunya
keberadaan serangga sangat bersinggungan dengan komunitas manusia. Keberadaan serangga
dapat dianggap sangat penting dan berguna bagi manusia maupun dapat sangat merugikan.
a. Keberadaan serangga yang menguntungkan bagi komunitas manusia
Manusia sudah sejak lama berjuang melawan serangga yang sering kali bertindak sebagai
pengganggu, penular penyakit, maupun pemakan tanaman pertanian, kehutanan dan
perkebunan. Namun tidak menutup kemungkinan keberadaan serangga juga
menguntungkan manusia. Masyarakat sering kali beranggapan bahwa semua serangga
adalah perusak yang harus diberantas, walaupun jenis serangga yang meng-untungkan
jauh lebih banyak. Sebagai contoh, banyak hasil pertanian yang terbantu oleh aktivitas
serangga penyerbuk, ada pula serangga yang menghasilkan sutera, madu, lak, lilin, obat-
obatan, serta berperan besar proses daur ulang sampah organik. Manusia juga
memanfaatkan serangga dari kelompok parasitoid dan predator untuk mengatasi serangga
hama. Serangga yang memiliki masa hidup singkat, jumlah keturunan besar, serta
struktur tubuh dan fisiologi yang unik, menjadikannya sebagai obyek penting dalam
penelitian pada bidang biologi, kedokteran, mekanik, bahkan robot.
Beberapa kegunaan serangga:
1) Serangga penyerbuk. Beberapa tanaman bergantung pada satu jenis atau tipe
serangga polinator, sedangkan tanaman lainnya bergantung pada beberapa jenis
serangga polinator lain. Lebah merupakan salah satu serangga polinator yang banyak
melakukan polinasi pada tanaman, misal lebah madu (Apis melifera) adalah jenis
penyerbuk yang sangat penting, karena banyak jenis tanaman memerlukan serangga
ini.
2) Serangga entomopatogen. alam memiliki mekanisme untuk menekan populasi
serangga dengan menggunakan musuh alami dari serangga tersebut. Pengetahuan ini
dimanfaatkan oleh manusia untuk mengendalikan serangga-serangga hama.
Serangga-serangga yang digunakan untuk mengendalikan populasi dari serangga atau
hewan lain dikenal dengan istilah serangga entomopatogen. pemanfaatan serangga-
serangga entomopatogen untuk mengatasi masalah hama di Indonesia sudah
dilakukan. Beberapa contoh dari serangga-serangga tersebut adalah (1) penggunaan
kumbang dari Famili Cochinelidae dalam mengendalikan kutu loncat, Aphis gossypii
pada tanaman lamtoro, (2) Nimfa dari kepinding mirid, Crytorhinus lividipennis
(Hemiptera: Miridae) yang digunakan untuk pengendalian populasi wereng.
3) Peran serangga sebagai pengurai. Peran serangga dalam proses dekomposisi
sebagian besar dipengaruhi oleh aktivitas mereka. Banyak serangga menggunakan
sampah-sampah organik sebagai sumber makanan, menggali tanah untuk membuat
sarang, dan memindahkan sampah-sampah tersebut. Kegiatan serangga ini
menghasilkan kotoran, meningkatkan jumlah pori-pori pada tanah yang berfungsi
meningkatkan aliran udara pada tanah, meningkatkan daya tampung air, dan
menyediakan habitat untuk sebagai tumbuh bagi jamur dan bakteri. Sehingga dapat
dikatakan bahwa peran serangga pengurai sangat penting dalam menjaga kestabilan
biologi di alam.
4) Serangga sebagai Makanan Manusia. Di banyak daerah di dunia, serangga seperti
belalang, larva kumbang, ulat, larva semut, tawon dan lebah, rayap, dan berbagai
serangga air secara tradisi memainkan peran penting sebagai makanan manusia.
Misalnya di beberapa negara dia asia yang memakan kalajengking dan belalang.
5) Produk Komersial yang Dihasilkan Serangga. Contoh pruduk yang dihasilkan
serangga seperti madu, lilin, kain sutra, lak dan lainnya.