Anda di halaman 1dari 28

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kata insecta atau insect berasal dari kata insecare. Kata tersebut mengandung
dua arti, yaitu in berarti “menjadi” dan secare berarti “memotong” atau “membagi”.
Jadi, insekta berarti binatang yang mempunyai tubuh terbagi-bagi atau bersegmen-
segmen.
Serangga (disebut pula Insecta) adalah kelompok utama dari hewan beruas
(Arthropoda) yang bertungkai enam (tiga pasang) karena itulah mereka disebut
pula Hexapoda (dari bahasa Yunani yang berarti “berkaki enam”). Serangga
termasuk kedalam kelas insekta (subfilum Uniramia) yang dibagi lagi menjadi 29
ordo, antara lain Diptera (misalnya lalat), Coleoptera (misalnya kumbang),
Hymenoptera (misalnya semut, lebah dan tabuhan) dan memiliki sayap. Serangga
merupakan hewan beruas dengan tingkat adaptasi yang sangat tinggi. ukuran
serangga relatif kecil dan pertama kali sukses berkolonisasi di bumi.
Kajian mengenai perikehidupan serangga disebut entomologi Serangga
termasuk dalam kelas insekta (subfilum Uniramia) yang dibagi lagi menjadi 29 ordo,
antara lain Diptera (misalnya lalat), Coleoptera (misalnya kumbang), Hymenoptera
(misalnya semut, lebah, dan tabuhan), dan Lepidoptera (misalnya kupu-kupu dan
ngengat). Kelompok Apterigota terdiri dari 4 ordo karena semua serangga dewasanya
tidak memiliki sayap, dan 25 ordo lainnya termasuk dalam kelompok Pterigota
karena memiliki sayap.Serangga di bidang pertanian banyak dikenal sebagai hama.
Sebagian bersifat sebagai predator, parasitoid, atau musuh alami.Kebanyakan spesies
serangga bermanfaat bagi manusia.Sebanyak 1.413.000 spesies telah berhasil
diidentifikasi dan dikenal, lebih dari 7.000 spesies baru di temukan hampir setiap
tahun.Karena alasan ini membuat serangga berhasil dalam mempertahankan
keberlangsungan hidupnya pada habitat yang bervariasi, kapasitas reproduksi yang

1
tinggi, kemempuan memakan jenis makanan yang berbeda, dan kemampuan
menyelamatkan diri dari musuhnya (Pracaya, 2004).
Dari penjelasan diatas, makalah ini akan membahas mengenai anatomi
eksternal dari serangga

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah pada makalah ini, yaitu:
1) Bagaimana strukur anatomi eksternal serangga pada bagian kepala beserta
fungsinya?
2) Bagaimana strukur anatomi eksternal serangga pada bagian toraks beserta
fungsinya?
3) Bagaimana strukur anatomi eksternal serangga pada bagian abdomen beserta
fungsinya?
4) Apa saja tipe antena, tipe kaki, tipe sayap, tipe larva dan tipe pupa pada serangga?
5) Bagaimana peranan air pada reaksi biokimia pada makhluk hidup?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan pada makalah ini, yaitu:
1) Untuk mengetahui mengenai strukur anatomi eksternal serangga pada bagian
kepala beserta fungsinya
2) Untuk mengetahui mengenai strukur anatomi eksternal serangga pada bagian
toraks beserta fungsinya
3) Untuk mengetahui mengenai strukur anatomi eksternal serangga pada bagian
abdomen beserta fungsinya
4) Untuk memaparkan tipe antena, tipe kaki, tipe sayap, tipe larva dan tipe pupa
pada serangga
5) Untuk mengetahui peranan air pada reaksi biokimia pada makhluk hidup

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Strukur Anatomi Eksternal Serangga Pada Bagian Kepala dan Fungsinya
Kepala merupakan bangunan anterior yang menyerupai kapsul, pada kepala
serangga terdapat mata, antena, dan alat mulut. Bentuk kepala serangga bervariasi
berkaitan erat dengan bagaimana serangga makan.Serangga-serangga dengan alat
mulut pengunyah secara normal memiliki kepala yang besar, lurus kearah bawah.
Serangga dengan alat mulut pencucuk-pengisap mempunyai kepala yang kecil, dan
sebagainya.

2.1.1 Mata
Sebagian besar serangga dewasa dan kebanyakan nimfa mempunyai sepasang
mata majemuk dan tiga buah mata ocelli (mata sederhana). Mata majemuk adalah
jenis mata serangga yang kompleks dan berubah-ubah atau bervariasi. Secara umum
mata majemuk berukuran besar dan terletak secara dorsolateral (bagian atas samping)

3
pada bagian kepala.Masing-masing mata majemuk tersusun oleh suatu unit indera
individual yang disebut ommatidia (um).
Jumlah ommatidia sangat bervariasi, misalnya pada semut hanya terdapat satu
ommatidia sedangkan pada lalat, kumbang, dan capung dapat mencapai 30.000 buah
ommatidia. Setiap ommatidia terdiri atas satu lensa dan sel-sel
perasa.Ommatidia.berfungsi memberikan pandangan mozaik dari lingkungan
serangga dan dapat merasakan getaran yang lebih cepat dibandingkan dengan mata
manusia.Mata ocelli terletak pada bagian dorsal kepala. Jumlah mata ocellipada
serangga bervariasi dari 0-3 (pada beberapa jenis serangga tidak ditemukan mata
ocelli). Fungsi mata ocellibelum seluruhnya diketahui, jenis mata ini dianggap tidak
begitu penting tetapi sangat sensitif terhadap cahaya (gelap/terang) dan bertindak
sebagai organ stimulasi
Organ visual lainnya yang dapat ditemukan pada serangga adalah
stemma.Stemma hanya ditemukan pada larva-larva dengan metamorfosis sempurna.
Stemma (jamak: stemmata) secara normal dijumpaidalam bentuk kelompok-
kelompok pada kedua sisi kepala. Stemma terletak di antara ocelli dorsal dan
ommatidia. Larva dengan stemma memiliki persepsi bentuk yang lemah namun
memberikan persepsi gerakan yang lebih rinci.

Gambar 1. Kiri (mata facet), kanan (mata ocelli)

2.1.2 Alat Mulut


Alat mulut serangga terdiri atas lima bagian utamayaitu labrum,
sepasang mandibula, sepasang maxilla, labium, dan hiphopharrinx. Alat mulut pada

4
serangga selanjutnya terbagi dalam beberapa tipe, yaitu menggigit mengunyah,
mengunyah menghisap, menjilat menghisap, menusuk menghisap, dan menghisap.
Tipe-tipe alat mulut pada serangga tergantung pada stadium perkembangan, bentuk
makanan, dan jenis makanan

Secara umum alat-alat mulut serangga terdiri dari :


 Labrum (bibir atas)
 Sepasang mandibel (geraham pertama)
 Sepasang maksila (geraham kedua)
 Labium (bibir bawah)
 Epifaring (lidah)

5
Bagian-bagian mulut serangga dapat diklasifikasikan menjadi dua tipe umum,
mandibulata (pengunyah) dan haustelata (penghisap).Tipe alat mulut pengunyah,
mandibel bergerak secara transversal yaitu dari sisi ke sisi, dan serangga tersebut
biasanya mampu menggigit dan mengunyah makanannya. Tipe mulut penghisap
memiliki bagian-bagian dengan bentuk seperti probosis yang memanjang atau paruh
dan melalui alat itu makanan cair dihisap.Mandibel pada bagian mulut penghisap
mungkin memanjang dan berbentuk stilet atau tidak ada.
Beberapa tipe alat mulut serangga yaitu :
a. Tipe alat mulut menggigit mengunyah terdiri dari :
1) Labrum, berfungsi untuk memasukkan makanan ke dalam rongga mulut
2) Epifaring, berfungsi sebagai pengecap.
3) Mandibel, berfungsi untuk mengunyah, memotong, atau melunakkan
makanan.
4) Maksila, merupakan alat bantu untuk mengambil makanan. Maxila memiliki
empat cabang, yaitu kardo, palpus, laksinia, dan galea.
5) Hipofaring, serupa dengan lidah dan tumbuh dari dasar rongga mulut.
6) Labium, sebagai bibir bawah bersama bibir atas berfungsi untuk menutup atau
membuka mulut. Labium terbagi menjadi tiga bagian, yaitu mentum,
submentum, dan ligula. Ligula terdiri dari sepasang glosa dan sepasang
paraglosa.Contoh serangga dengan tipe alat mulut menggigit mengunyah
yaitu ordo Coleoptera, Orthoptera, Isoptera, dan Lepidoptera.
b. Tipe alat mulut mengunyah dan menghisap
Tipe alat mulut ini diwakili oleh tipe alat mulut lebah madu Apis cerana
(Hymenoptera, Apidae) merupakan tipe kombinasi yang struktur labrum dan

6
mandibelnya serupa dengan tipe alat mulut menggigit mengunyah, tapi maksila dan
labiumnya memanjang dan menyatu.
Glosa merupakan bagian dari labium yang berbentuk memanjang sedangkan
ujungnya menyerupai lidah yang berbulu disebut flabelum yang dapat bergerak
menyusup dan menarik untuk mencapai cairan nektar yang ada di dalam bunga.
c. Tipe alat mulut menjilat mengisap
Tipe alat mulut ini misalnya pada alat mulut lalat (Diptera).Pada bagian bawah
kepala terdapat labium yang bentuknya berubah menjadi tabung yang bercelah.Ruas
pangkal tabung disebut rostrum dan ruas bawahnya disebut haustelum.Ujung dari
labium ini berbentuk khusus yang berfungsi sebagai pengisap, disebut labellum
d. Tipe Alat Mulut Mengisap
Tipe alat mulut ini biasanya terdapat pada ngengat dan kupu-kupu dewasa
(Lepidoptera) dan merupakan tipe yang khusus, yaitu labrum yang sangat kecil, dan
maksila palpusnya berkembang tidak sempurna.Labium mempunyai palpus labial
yang berambut lebat dan memiliki tiga segmen.Bagian alat mulut ini yang dianggap
penting dalam tipe alat mulut ini adalah probosis yang dibentuk oleh maksila dan
galea menjadi suatu tabung yang sangat memanjang dan menggulung
e. Tipe Alat Mulut Menusuk Mengisap
Kepik, mempunyai alat mulut menusuk mengisap, misalnya Scotinophara
(Heteroptera). Alat mulut yang paling menonjol adalah labium, yang berfungsi
menjadi selongsong stilet.Ada empat stilet yang sangat runcing yang berfungsi
sebagai alat penusuk dan mengisap cairan tanaman.Keempat stilet berasal dari
sepasang maksila dan mandibel ini merupakan suatu perubahan bentuk dari alat mulut
serangga pengunyah.

7
2.2 Strukur Anatomi Eksternal Serangga Pada Bagian Thorax dan Fungsinya
Thorax merupakan bagian tubuh serangga yang tengah terdiri atas 3 bagian,
yaitu prothorax ( pronotum ), mesothorax (mesonotum) dan metathorax (metanotum).
Pada Thorax terdapat kaki dan sayap yang melekat pada bagian metathorax. Dua
buah spirakulum, yang merupakan lubang luar yang menyerupai celah dan system
pernafasan yang berada pada masing-masing sisi thorax.Fungsi utama dari thorax
adalah untuk pergerakan. Masing-masing ruas thorax terdiri atas 4 kelompok utama
sklerit, yaitu dorsal, ventral dan sepasang pleura.
Bagian dada serangga terbagi menjadi tiga ruas, dari depan ke belakang:
prothorax (pro=pertama), mesothorax (meso=tengah), dan metathorax
(meta=terakhir). Setiap ruas mempunyai sepasang kaki, ruas mesothorax dan
metathorax masing-masing mempunyai sepasang sayap (atau modifikasi
sayap).Setiap ruas terdiri atas segmen menebal yang disebut sklerit (sclerite).Sklerit
di bagian punggung disebut notum (jamak nota), di bagian samping disebut pleuron
(jamak pleura), dan bawah disebut sternum (jamak sterna).
Bagian terdepan dari bagian punggung prothorax disebut pronotum.Pronotum
mengalami modifikasi pada banyak jenis serangga ordo Hemiptera, Blattaria, dan
Coleoptera. Wereng pohon (ordo Hemiptera) seperti Cyphonia sp., Cyphonia sp.,
Alchisme sp., Bocydium sp., Sphongoporus ballista, Sphongoporus sp., dan Platycotis

8
vittata mempunyai pronotum yang termodifikasi sedemikian ekstrem sehingga
serangga yang bersangkutan menjadi tampak aneh. Pronotum juga mengalami
modifikasi ekstrem pada kumbang famili Scarabidae, bahkan modifikasi terjadi
bersama dengan bagian luar kepala, sebagaimana pada kumbang Dynastes granti,
Chalcosoma caucasus, dan kumbang kotoran binatang. Pada kecoak, pronotum
melebar ke depan menutupi kepala, sebagaimana pada kecoak madagaskar
Gromphadorhina portentosa, kecoak kepala oranye Eublaberus prosticus, dan
kecoak jerman Blatella germanica.

2.3Strukur Anatomi Eksternal Serangga Pada Bagian Abdomen dan Fungsinya


Abdomen merupakan bagian posterior tubuh serangga. Abdomen
serangga secara umum terdiri atas sebelas ruas yang agak sama (uniform) dengan
ruas-ruas yang paling akhir membentuk alat-alat tubuh. Pada serangga baik jantan
maupun betina ruas abdomen yang paling akhir akan berubah bentuknya menjadi alat
genetalia. Pada beberapa spesies serangga jenis kelaminnya dapat dibedakan
berdasarkan struktur genetalia luar.

9
Abdomen pada serangga primitif tersusun atas 11-12 ruas yang dihubungkan
oleh bagian seperti Selaput (membran). Jumlah ruas untuk tiap spesies tidak sama.
Pada serangga primitif (belum mengalami evolusi) ruas abdomen berjumlah
12.Perkembangan evolusi serangga menunjukkan adanya tanda – tanda bahwa
evolusi menuju kepengurangan banyaknya ruas abdomen.
Sebagian besar ruas abdomen tampak jelas terbagi menjadi tergume (bagian
atas) dan sternum (bagian bawah), sedangkan pleuron (bagian tengah) tidak tampak,
sebab sebagian bersatu dengan tergum.Perbedaan kelamin jantan dan betina dapat
dilihat jelas pada bagian abdomen ini. Pada abdomen serangga betina terdapat 10 ruas
tergum dan 8 ruas sternum, sedangkan pada serangga jantan terdapat 10 ruas tergum
dan 9 ruas sternum. Ruad ke-11 abdomen pada belalang betina tinggal berupa pelat
dorsal berbentuk segitiga yang dinamakan epiprok dan sepasang pelat lateroventral
yang dinamakan paraprok.Di antara ujung – ujung epiprok dan paraprok terdapat
lubang anus. Tergum ruas ke-11 memiliki sepasang embelan yang dinamakan cerci
(tunggal : cercus). Pada serangga betina embelan – embelan termodifikasi pada ruas
abdomen kedelapan dan kesembilan membentuk ovipositor (alat peletakkan telur) di
mana terdiri atas dua pasang katub yang dinamakan valvifer dan selanjutnya
menyandang valvulae (sepasang pada ruas kedelapan dan dua pasang pada ruas
kesembilan). Alat kopulasi pada serangga jantan biasanya terdapat pada ruas
abdomen kesembilan.

10
Pada kedua sisi ruas abdomen pertama terdapat lubang yang cukup besar dan
tertutup oleh selaput tipis yang disebut timpanum (alat pendengaran pada belalang).
Spirakel (lubang pernapasan) pada abdomen terletak di depan timpanum, dan
spirakel lainnya terletak pada ruas abdomen kedua sampai kedelapan pada sebelah
bawah dari tergum. Pada serangga betina yang mempunyai ovipositor, struktur dari
alat ini sangat beragam, tergantung dari telur – telur yang akan diletakkan. Sebagai
gambaran, diberikan beberapa bentuk ovipositor serangga, sebagai berikut:
Ovipositor Cicada yang meletakkan telur di bawah kulit kayu pada cabang –
cabang pohon berbentuk pisua tajam dan kaku.
Belalang pedang (Sexava sp.) memiliki ovipositor berbentuk pedang sehingga
dapat meletakkan telur – telurnya di bawah permukaan tanah.
Tabuhan parasitik dari famili Icneumonidae (Hymenoptera) memiliki
ovipositor yang sangat panjang, sehingga dapat menembus kulit batang padi
untuk meletakkan telurnya pada larva penggerek batang padi.
2.4 Tipe Antena, Kaki, Sayap, Larva dan Pupa Pada Serangga
a) Tipe Antena
Serangga dan nimfa pada umumnya memiliki sepasang antena yang terletak
pada bagian anterior kepala, dekat dengan mata majemuk, namun demikian pada saat
serangga masih dalam bentuk larva, antena sangat tereduksi. Fungsi utama antena
pada serangga adalah sebagai alat indera (sensory), sedangkan fungsi lain dari antena
pada serangga adalah sebagai penerima rangsangan fisik, bau, suhu, kelembaban,
suara, dan terkadang memainkan peranan penting dalam proses perkawinan serangga.
Antena pada serangga jantan pada umumnya lebih kompleks dan rumit dibandingkan
dengan antenna serangga betina. Antenna juga dapat digunakan sebagai suatu ciri
taksonomi dalam mengidentifikasi serangga karena ukuran maupun bentuknya sangat
bervariasi. Secara umum, antenna pada serangga dapat dibedakan menjadi 12 bentuk.
Yaitu filiform, setaceus, moniform, clavatus, serratus, capitatus, genuculatus,
lamellatus, pectinatus, anistatus, stylatus, dan plimose

11
Macam-macam antenna pada serangga

a) Setaseus : seperti duri atau rambut kaku dan ruas – ruas menjadi lebih langsing
kearah ujung. Misalnya pada capung.
b) Filiform : seperti benang, ruas – ruasnya berukuran hampir sama dari pangkal
keujung dan bentuknya membulat. Misalnya kumbang tanah.
c) Moniliform : seperti manik – manik, ruasnya berukuran sama dan bentuknya
bulat. Misalnya kumbang keriput kayu.

12
d) Serrate : seperti gergaji, ruas – ruas antena berbentuk segitiga, terutama pada
bagian pertengahan atau dua pertiga ujungnya. Misalnya loncat balik.
e) Pektinat : sepert sisi, segmen memanjang kearah distal lateral, langsia dan
panjang. Misal kumbang warna api.
f) Bentuk gada : ruas – ruas meningkat garis tengahnya kearah distal atau semakin
keujung semakin besar.
Clavate : bila peningkatan besar kearah ujung secara bertahap. Misal
Tenebrionidae.
Kapitate : bila ruas – ruas ujungnya meluas tiba – tiba membesar. Misal
Nitidulidae.
Lamelate : bila ruas – ruas ujungnya meluas kesamping membentuk semacam
pelat – pelat. Misal kumbang juni.
Flabelate : bila ruas – ruas ujungnya memiliki pelebaran kesamping dan
berbentuk lembaran – lembaran panjang. Misal kumbang sedar.
g) Genikulate : berbentuk siku, ruas pertama panjang ruas – ruas berikutnya kecil
dan membentuk sudut dengan ruas pertama. Misal semut.
h) Plumosa : seperti bulu, kebanyakan ruasnya dengan rambut – rambut panjang.
Misal nyamuk jantan.
i) Aristate : ruas terakhir biasanya membesar dan memiliki semacam rambut kaku
yang disebut arista. Misal lalat rumah.
j) Stilate : pada ujung ruas terakhir terdapat struktur seperti jari memanjang yang
disebut stilus atau stili. Misal lalat penyelinap.
b) Tipe Kaki
Kaki pada tubuh serangga digunakan untuk berjalan. Masing-masing kaki
terdiri atas sebuah coxa (ruas pangkal), trochanter (ruas kecil), femur (ruas kaki
pertama yang panjang), tibia (ruas kaki kedua yang panjang), tarsus (ruas kecil
dibawah tibia), dan pretarsus (ruas kaki terakhir). Serangga-serangga memiliki kaki
yang diadaptasikan untuk meloncat, memegang, berenang dan menggali

13
Tipe Kaki Pada Serangga
a) Tipe natatorial, kaki ini dimiliki oleh serangga perenang, bentunya pipih dan pada
bagian tepinya terdapat rambut-rambut kasar. Contohnya, Hydrophilus
triangularis kumbang tanduk (Xylotrupes gideon)

b) Tipe raptorial, kaki ini khas pada spesies Mantis religiosa, sepasang kaki depan
yang mengalami modifikasi seperti lengan untuk memegang mangsa. Belalang
sembah (Mantis religiosa)

14
c) Tipe saltatorial, kaki ini dimiliki serangga peloncat. Contohnya Valanga
nigricornis. Kaki ini memiliki femur yang panjang dan besar. Belalang kayu
(Valanga nigricornis)

d) Tipe fossarial, kaki ini berfungsi untuk menggali. Bentuk tibia kaki depan lebih
besar dari kaki belakang. Contohnya, Gryllotalpa sp

e) Tipe clasping, kaki ini terdapat pada kumbang air.Kaki ini terdiri atas tarsomer
yang memiliki alat penghisap dan cakar yang besar.Contohnya Dysticus sp.

15
f) Tipe ambulatorial, kaki ini berfungsi untuk berjalan atau berlari.bentuk kaki ini
sederhana, tibia dan femur panjang. Tipe kaki ini terdapat pada Periplaneta
americana.

g) Tipe korbikulum, tipe kaki ini mengalami modifikasi pada bagian tungkainya dan
berfungsi membawa tepung sari.Contohnya, Apis cerana.

c) Tipe Sayap
Kebanyakan serangga dewasa memiliki sapasang sayap yang membranus yang
terletak secara dorsolateral pada mesothorax dan metathorax. Sayap-sayap pada
serangga sering digunakan dalam identifikasi serangga karena bervariasi dalam
jumlah, ukuran, bentuk, tekstur, venasi dan posisi menggantung pada waktu istirahat.
Sayap-sayap pada serangga sangat unik karena berkembang sebagai skleletal yang
tumbuh keluardari dinding tubuh serangga sebagai pengganti dari anggota-anggota
badan lainnya sebagaimana pada vertebrata. Sayap-sayap serangga disusun oleh
vena-vena yang didalamnya berisi trakea, darah dan syaraf.Fungsi utama sayap
adalah untuk terbang. Sayap depan pada beberapa serangga misalnya kumbang
berkembang menjadi menebal, keras dan menanduk yang disebut elytra. Elytra
berperan sebagai baju baja pelindung. Pada golongan kepik bagian pangkal sayap
depan menebal dan bagian ujung membentuk membranus yang disebut

16
hemelytra

Berdasarkan perbandingan dari aneka ragam sayap, pada dasarnya tetap


mengikuti prinsip rangkaian vena longitudinal dari anterior menuju ke posterior yaitu:
Kosta, tidak bercabang, terletak pada atau di tepi sayap.
Sub kosta: ujungnya bercabang dua, dan mendekati ujung basal, ada
kemungkinan berhubungan dengan kosta melalui vena humeral.
Radius, dengan dua cabang, cabang ke-1 tidak bercabang, sedangkan cabang ke-2
disebut sektor radial dan ujung dari sektor radial bercabang.
Media, kedua cabang menghasilkan 4 cabang.
Kubitus, cabang dari kubitus menghasilkan dua sampai tiga cabang.

17
Anal, vena yang tidak bercabang dan bernomor ke 1 ke 2 ke 3 dan seterusnya,
penomoran ini dimulai dari sisi anterior menuju ke posterior
d) Tipe Larva
Tipe Larva Berdasarkan Jumlah Kaki
1) Apoda, yaitu larva yang tidak berkaki. Larva apoda biasanya bergerak
menggunakan gerakan peristaltik hidroskeleton tubuhnya

2) Oligopoda, yaitu larva yang memiliki hanya 3 pasang kaki pada thoraks,
misalnya, larva kumbang koksi

18
3) Polipoda, yaitu larva yang berkaki lebih dari 3 pasang, baik pada thoraks (kaki
sesungguhnya) maupun pada ruas abdomen (prolegs atau kaki semu), misalnya,
pada kebanyakan larva ordo Lepidoptera seperti ulat jengkal

Tipe Larva Berdasarkan Bentuk Tubuh


1) Campodeiform, yaitu larva yang bentuk tubuh pipih (gepeng); kaki panjang;
biasanya memiliki cerci dan caudal filaments (Chu, 1949); kepala prognathous;
umumnya sangat aktif dan berperan sebagai predator; misalnya, larva ordo
Coleoptera seperti kumbang koksi.

19
2) Scarabeiform, yaitu larva yang bentuk tubuhnya cylindrical dan membentuk
huruf C; kepalanya hypognathous dan terbentuk dengan jelas; memiliki kaki pada
toraks dan pendek; tidak memiliki proleg, (Chu, 1949); misalnya, adalah larva
kumbang tanah (Coleoptera: Scarabeidae, Gambar 2B), Bruchidae, Ptinidae,
Anobiidae.

3) Carabiform, yaitu larva yang bentuknya merupakan modifikasi larva


campodeiform, yang mana tubuhnya gepeng tetapi kakinya lebih pendek dan
umumnya tidak memilki caudal filaments (Chu, 1949), misalnya, larva ordo
Coleoptera

20
4) Elateriform, yaitu larva yang bentuk tubuhnya cylindrical-memanjang serta
dinding tubuhnya tebal dan keras; setae jauh berkurang; kaki biasanya ada tapi
pendek (Chu, 1949); kepala prognathous; dan umumnya pemakan tumbuhan;
misalnya, Tenebrio molitor (Coleoptera: Tenebrionidae)

5) Platyform, yaitu larva dengan bentuk tubuh pendek, lebar dan gepeng (pipih);
kakinya sangat pendek, inconspicuous atau absen (Chu, 1949); kepala
hyphognathous; beberapa spesies mempunyai spines (duri) yang beracun;
umumnya pemakan tumbuhan; misalnya, larva Limacoid (Lepidoptera:
Limacodidae

21
6) Eruciform, yaitu larva dengan bentuk cylindrical dengan ruas tubuh yang sangat
jelas; memiliki kaki pada toraks dan proleg; kepala hypognathous dan jelas
terbentuk (Chu, 1949); kakinya sangat pendek; antena sangat kecil; misalnya,
larva ordo Lepidoptera

7) Vermiform, yaitu larva dengan bentuk tubuh yang menyerupai cacing


(wormlike), cylindrical, memanjang (elongate), tanpa lokomotif appendages
(Chu, 1949); apodous sehingga bergerak menggunakan gerakan peristaltik
hidroskeleton tubuhnya; tidak bermata; misalnya, sebagian besar larva ordo
Diptera larva woodboring beetles, beberapa sawflies dan flea beetles genus
Systena dan Epitrix, larva Hymenoptera

22
e) Tipe Pupa
Perbedaan bentuk pupa didasarkan pada kedudukan alat tambahan
(appendages), seperti calon sayap, calon kaki, antene dan lainnya. Tipe pupa
dikelompokkan menjadi tiga tipe :
a) Tipe obtecta, yakni pupa yang memiliki alat tambahan (calon) melekat pada tubuh
pupa. Kadang-kadang pupa terbungkus cocon yang dibentuk dari liur dan bulu
dari larva.

b) Tipe eksarata, yakni pupa yang memiliki alat tambahan bebas (tidak melekat pada
tubuh pupa ) dan tidak terbungkus oleh cocon.

c) Tipe coartacta, yakni pupa yang mirip dengan tipe eksarat, tetapi eksuviar tidak
mengelupas (membungkus tubuh pupa). Eksuviae mengeras dan membentuk
rongga untuk membungkus tubuh pupa dan disebut puparium.

23
Tipe pupa obtecta dijumpai pada anggota ordo Lepidoptera, pupa eksarat pada
ordo Hymenoptera dan Coleoptera, sedang pupa coartacta pada ordo Diptera.
Keluarga besar serangga ( insecta) dikelompokkan ke dalam 28 ordo yang masing-
masing ordo memiliki ciri-ciri unik yang membedakan antara mereka. Kelas (class)
Insecta terbagi menjadi dua subkelas (subclass) berdasarkan keberadaan organ
sayapnya, yaitu subkelas Apterygota bagi serangga-serangga yang tidak memiliki
sayap dan subkelas Pterygota bagi serangga-serangga yang memiliki sayap.
Anggota subkelas Apterygota tidak melakukan metamorfosis dalam perkembangan
tumbuh pada siklus hidupnya, sedangkan anggota kelompok (subkelas) Pterygota
biasanya mengalami metamorfosis.Serangga atau insecta hidup berdekatan dengan
manusia, mamalia, burung dan Iingkungan sekitar.Dalarn menjalankan peranannya
sebagai anggota komponen rantai dan hidup organisme di alam serangga ada yang
merugikan manusia dan ada pula yang menguntungkan manusia.
Di dalam subkelas Apterygota terdapat lima ordo dengan ordo yang memiliki jumlah
spesies terbanyak yaitu Collembota. Sedangkan anggota subkelas Pterygota
mencakup dua puluh tiga ordo.Ordo terbanyak dengan jumlah jenis yang diketahui
adalah Coleoptera.

24
2.5 Peranan Air Pada Reaksi Biokimia Pada Makhluk Hidup
Lingkungan akua dari sistem biologi memilki konsentrasi ion hidrogen (H+)
yang benar-benar tetap konstan.Dipertahankannya konsentrasi H+ yang cocok sangat
penting untuk kehidupan setiap organisme karena reaksi biokimia sangat peka
terhadap fluktuasi konsentrasi ion ini. Dalam metabolisme yang dinamik, keberadaan
dan produksi dari banyak biomolekul secara terus-menerus mempengaruhi jumlah
H+ yang ada. Jika tidak terdapat mekanisme untuk mengontrol perubahan
konsentrasi H+, maka koordinasi efektif dari banyak reaksi yang merupakan
metabolisme akan hilang dengan cepat. Proses kehidupan kemudian akan berhenti.
Karena itu, suatu pengertian akan mekanisme yang dengan ketat mengendalikan
lingkungan H+ penting untuk pengertian mengenai sistem perairan yang diatur
dengan ketat yang diperlukan oleh kehidupan

25
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari pembahasan makalah ini yaitu:
1) Kepala merupakan bangunan anterior yang menyerupai kapsul, kepala berfungsi
sebagai tempat melekatnya mata, antena, dan alat mulut. Bentuk kepala serangga
bervariasi berkaitan erat dengan bagaimana serangga makan.
2) Thorax merupakan bagian tubuh serangga yang tengah terdiri atas 3 bagian, yaitu
prothorax ( pronotum ), mesothorax (mesonotum) dan metathorax (metanotum).
Pada Thorax terdapat kaki dan sayap yang melekat pada bagian metathorax. Dua
buah spirakulum, yang merupakan lubang luar yang menyerupai celah dan system
pernafasan yang berada pada masing-masing sisi thorax. Fungsi utama dari thorax
adalah untuk pergerakan.
3) Abdomen merupakan bagian posterior tubuh serangga. Abdomen
serangga secara umum terdiri atas sebelas ruas yang agak sama (uniform) dengan
ruas-ruas yang paling akhir membentuk alat-alat tubuh.
4) Tipe antenna, kaki, sayap, larva serta pupa pada serangga:
 Tipe Antena, secara umum, antenna pada serangga dapat dibedakan menjadi 12
bentuk, yaitu filiform, setaceus, moniform, clavatus, serratus, capitatus,
genuculatus, lamellatus, pectinatus, anistatus, stylatus, dan plimose
 Tipe kaki pada serangga, antara lain: Tipe natatorial, tipe raptorial, tipe saltatorial,
tipe fossarial, tipe clasping, tipe ambulatorial, tipe korbikulum
 Tipe sayap: Kosta, sub kosta, radius, media, kubitus, dan anal
 Tipe larva berdasarkan jumlah kaki terbagi 3 yaitu: Apoda, yaitu larva yang tidak
berkaki.Oligopoda, yaitu larva yang memiliki hanya 3 pasang kaki dan Polipoda,
yaitu larva yang berkaki lebih dari 3 pasang. Sedangkan, tipe larva berdasarkan

26
bentuk tubuh, terdiri dari: campodeiform, scarabeiform, carabiform, elateriform,
platyform, eruciform, dan vermiform.
5) Tipe pupa pada serangga terdiri dari 3 yaitu: Tipe obtecta, tipe eksarata dan tipe
coartacta
6) Jika tidak terdapat mekanisme untuk mengontrol perubahan konsentrasi H+,
maka koordinasi efektif dari banyak reaksi yang merupakan metabolisme akan
hilang dengan cepat. Proses kehidupan kemudian akan berhenti.

3.2 Saran
Adapun saran yang disampaikan oleh penulis yakni agar sekiranya pembaca
dapat memahami mengenai serangga khususnya pada anatomi eksterna serangga
mulai dari kepala, thorax dan abdomen.Serta sebaiknya dilakukan survey langsung
untuk melihat tipe-tipe kaki, larva dan pupa pada serangga dengan menjadikan
makalah ini sebagai acuan.

27
DAFTAR PUSTAKA

Anonim.2017. Anatomi Serangga. Diakses Pada Tanggal 31 Januari 2017 melalui


http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._BIOLOGI/1965122719910
31-SUHARA/Ch.2_Anatomi_Serangga.pdf (PDF)

Elisa. 2017. Struktur Tubuh Serangga. Diakses Pada Tanggal 31 Januari 2017melalui
http://elisa.ugm.ac.id/user/archive/download/32027/6c9eab8250d68bafc415eb7
05c329b98 (PDF)

Ibnu. 2014. Anatomi Serangga.Diakses Pada Tanggal 31 Januari 2017


melaluihttp://ibnukhairul97.blogspot.co.id/2014/10/anatomi-serangga.html

Oktafiani. 2016. Anatomi serangga.Diakses Pada Tanggal 31 Januari 2017


melaluihttps://www.academia.edu/26082566/Anatomi_Serangga(PDF)
Viddy.Struktur Eksternal Tubuh Serangga Beserta Fungsinya.Diakses Pada Tanggal
31 Januari 2017
melaluihttps://www.academia.edu/10896030/3_Struktur_Eksternal_and_Interna
l_Serangga_Beserta_Fungsinya_2.1_Struktur_Eksternal_Tubuh_Serangga_Bes
erta_Fungsinya_2.1.1_Kepala

Kelamin pada serangga ditentukan dari banyaknya makanan.


Kelamin betina lebih banyak , dalam waktu 1 minggu. Apabila persediaan makanan
berkurang, maka akan berubah menjadi kelamin jantan.
Hormon juvenil digunakan untuk pembentukan segmen – segmen.

28

Anda mungkin juga menyukai