Anda di halaman 1dari 55

BAB II

STRUKTUR TUBUH SERANGGA DAN FUNGSI


Suatu pengetahuan tentang struktur tubuh serangga adalah penting untuk
membedakan antara serangga satu dengan yang lain maupun dengan binatang yang
lain. Pengetahuan ini juga penting untuk mengetahui bagaimana serangga berfungsi,
hidup dan bergerak dalam suatu lingkungan.
Pada bab ini akan dibahas 4 (empat) sub bab, yaitu (1) Struktur eksterna dan
fungsi, (2) Struktur interna dan fungsi, (3) Pertumbuhan dan perkembangan serangga
dan (4) Ciri-ciri penyesuaian diri pada serangga. Tujuan lnstruksional Khusus (TIK)
bab ini adalah : setelah mengikuti kuliah ini mahasiswa akan dapat memahami dan
menjelaskan struktur tubuh serangga dan fungsinya yang meliputi struktur eksterna
dan fungsi, struktur interna dan fungsi, pertumbuhan dan perkembangan serangga,
dan ciri-ciri penyesuaian diri pada serangga.
A. Struktur Eksterna dan Fungsi
Serangga-serangga memperlihatkan suatu diversitas yang besar dalam
bentuknya. Oleh karena itu adalah penting untuk menggunakan suatu model yang
umum dalam mendeskripsikan struktur tubuh serangga (Gambar 1). Serangga
dewasa secara normal mernpunyai tiga daerah tubuh yang berbeda, yaitu kepala
(caput), dada (thorax) dan abdomen.
Pada kepala terdapat alat mulut dan sejumlah organ indera, yaitu antenna,
palpus dan mata. Dada merupakan bagian tengah tubuh serangga dan pada bagian
ini terdapat kaki-kaki dan sayap-sayap (bila ada). Abdomen merupakan bagian tubuh
posterior yang terdiri atas ruas-ruas dan terdapat tympanum dan alat genetalia.
Kepala
Kepala merupakan bangunan anterior yang menyerupai kapsul, padanya
terdapat mata, antena dan alat mulut. Bentuk kepala bervariasi yang sangat berkaitan
dengan bagaimana serangga makan. Serangga-serangga dengan alat mulut
pengunyah secara normal memiliki kepala yang sangat besar, yang lurus ke arah
bawah. Serangga dengan alat mulut pencucuk-pengisap mempunyai kepala yang

kecil yang bervariasi dalam kenampakan maupun letaknya.

Universitas Gadjah
Mada

Mata
Sebagian besar serangga dewasa dan banyak nimfa rnempunyai sepasang
mata majemuk dan tiga ocelli (ocellus = mata sederhana). Mata majemuk adalah
kompleks dan berubah-ubah atau bervariasi. Secara urnum, mata majemuk ini adalah
besar dan terletak secara dorsolateral (bagian atas samping) pada kepala. Masingmasing mata majemuk tersusun oleh suatu unit indera individual yang disebut
ommatidia (um). Jurnlah ommatidia bervariasi, misalnya satu pada beberapa semut,
sampai 30.000 atau Iebih pada lalat, kumbang dan capung. Masing-masing
ommatidium terdiri atas satu Iensa dan sel-sel perasa. Ommatidium secara tunggal
hanya dapat merasakan sebagian kecil dan Iingkungan, namun demikian suatu
bayangan (imajinasi) gambar dari semua ommatidia memberikan pandangan mozaik
dari Iingkungan serangga. Sistem ini dapat merasakan getaran yang lebih cepat
apabila dibandingkan dengan mata manusia.
Sebagian besar serangga dewasa dan nimfa mempunyai mata sederhana,
disebut ocelli (us), terletak pada bagian dorsal kepala. Jumlah ocelli pada masingmasing serangga bervariasi dari 0 - 3 (tidak ada sampai tiga). Fungsi ocelli belum
seluruhnya diketahui. Mata ini tidak penting sebagai pembantu imajinasi tetapi sensitif
terhadap cahaya (gelap/ terang) dan bertindak sebagai organ stimulasi dalam
reaksinya terhadap perubahan-perubahan utama pada iluminasi.
Organ visual yang lain adalah stemma, yang hanya dijumpai pada larva-larva
dengan metamorfosis sempurna. Stemmata (jamak) secara normal dijumpai dalam
kelompok tunggal dari 1 - 6 stemma pada kedua sisi kepala. Struktur dan fungsi
stemmata adalah di antara ocelli dorsal yang sensitif terhadap cahaya dan
ommatidium yang membentuk bayangan. Larva dengan stemmata memiliki persepsi
bentuk yang lemah namun demikian gerakan kepala dan sisi ke sisi memberikan
suatu persepsi yang lebih rinci.
Antenna
Semua serangga dewasa dan nimfa kecuali Protura memiliki sepasang antenna
yang terletak pada bagian anterior kepala, dekat dengan mata majemuk, narnun demikian
pada beberapa serangga misal pada bentuk larva, antenna sangat tereduksi. Fungsi

utama antenna adalah indera (sensory). Berbagai tipe-tipe rambut kecil (sensilla) yang
terletak pada antenna bertindak sebagai rangsangan fisik (tactile), pembau, suhu,
kelembaban dan penerima suara. Antenna sering memainkan suatu bagian yang penting
pada proses birahi (mating) pada banyak serangga, sebagai
Universitas Gadjah
Mada

contoh antenna yang menyerupai sisir pada ngengat (moth) jantan, merasakan bau
(feromon) yang dipancarkan oleh ngengat betina pada species yang sama.
Dimorfisme seksual pada antenna adalah umum, antenna serangga jantan sering
lebih kompleks/ rumit dibandingkan yang beti a.
Antenna secara umum digunakan sebagai suatu ciri taksonomi dalam
identifikasi serangga karena variasi yan g dapat dibedakan dalam ukurannya maupun
bentuknya. Tipe-tipe antenna yang palin umum dapat dibedakan menjadi 12 bentuk
( Gambar 2), yaitu filiform, setaceus, m oniliform, clavatus, serratus, capitatus,
geniculatus, lamellatus, pectinatus, anistatus, stylatus dan plumose.

Alat mulut
Suatu pengetahuan d asar tentang tipe alat mulut adalah penting sebab ia
menunjukkan tipe makanan dan kerusakan yang disebabkan oleh seran gga dalam
lingkungan. Adalah juga sang at penting untuk mengenal tipe alat mulut karena
mereka cukup bervariasi dan selalu digunakan dalam klasifikasi serangga. Alat mulut
pada umumnya dibedakan menja di dua tipe utama, yaitu pengunyah dan pencucukpengisap.

Alat mulut pengunyah


Ada anggapan k samaan pada struktur alat mulut di antara seranggaserangga dengan alat mulut pengunyah dan Arthropoda yang s angat erat
hubungannya, misalnya L ipan (Centipedes) dan symphildis. Alat mulut pengunyah

terdapat pada ordo-ordo serangga yang primitif, secara umum misalnya


Orthoptera (belalang, kecoa) dan Thysanura (kutu buku). Secara umum dapat
diterima bahwa semua tipe alat mulut serangga yang lain berkembang dari alat
mulut pengunyah. Belalang dan larva Lepidoptera merupakan contoh yang umum
untuk serangga-serangga dengan alat mulut pengunyah. Alat-alat mulut
pengunyah secara normal dikenal dengan mandibula yang sangat tersklerotisasi
dan bergerak secara lateral. Serangga-serangga dengan alat mulut pengunyah,
menggigit dan mengunyah makanannya.
Alat mulut pengunyah (Gambar 3) secara umum terdiri atas labium,
mandibula, maxilla, labium dan hypopharinx. Labium sering disebut bibir atas,
menutupi/ menyelimuti mandibula, menutup mulut dari depan dan membantu
mendorong makanan ke dalam mulut. Mandibula merupakan sepasang rahang (jaw)
terletak langsung di belakang labrum dan dapat bervariasi dalam ukurannya pada
species. Mandibula tunggal berbentuk piramida dan biasanya sering tersklerotisasi
seluruhnya oleh kutikula dengan gigi-gigi. Mandibula bergerak dan samping ke
samping

sambil

memperlihatkan

fungsi

utama

mengunyah,

memotong

dan

melumatkan makanan. Maxilla merupakan sepasang rahang yang kedua, beruas-ruas


(segmen)

terletak

langsung

di

belakang

mandibula.

Masing-masing

maxilla

mendukung satu organ seperti perasa yang disebut maxillary. Palpus maxillary yang
berfungsi sebagai suatu organ perasa bentuknya menyerupai antenna dengan 5 atau
6 ruas. Variasi yang besar dalam struktur palpus maxillary dan cuping (lobus) terminal
rnenyebabkan banyaknya variasi pada maxilla. Maxilla bergerak dari samping ke
samping sambil memegang, memanipulasi, menarik dan mencicipi makanan yang
sedang dimakan. Suatu bangunan tunggal yang disebut labium merupakan bibir
bawah terletak di belakang maxilla. Fungsi utama labium adalah menutup rongga
mulut dari bawah atau belakang dan menarik makanan ke dalam esophagus.
Hypopharinx adalah suatu bangunan yang menyerupai Iidah, terletak di muka atau
atas labium. Serangga-serangga dengan alat mulut pengunyah secara normal dikenal
berdasarkan mandibula dan tidak adanya cucuk (beak). Weelvils dan scorpionflies
merupakan dua perkecualian yang utama. Bagian depan kepala pada weelvils
memanjang ke dalam bentuk suatu moncong dengan gerakan mandibula ke arah

lateral yang lemah/ sedikit terjadi pada ujung moncong. Kepala pada scorpionflies
adalah memanjang secara ventral ke dalam struktur seperti cucuk juga dengan
mandibula yang bergerak ke arah lateral.

Universitas Gadjah
Mada

Alat mulut pencucuk pengisap


Alat mulut penc cuk pengisap biasanya tampak seperti c ucuk yang
menyerupai tongkat, serin g disebut proboscis (Gambar 4) dan diadaptas ikan
untuk mencucuk jaringan tana man serta menghisap cairannya. Serangg
-serangga dengan alat mulut pencu cuk pengisap dijumpai pada ordo Homoptera,
Hemiptera, Anoplura dan Diptera. Bentuk yang pasti keterlibatan struktur dan
teknik-teknik memakan pada alat mul ut pencucuk pengisap cukup bervariasi
dalam beberapa kelompok.
Alat mulut pencu cuk pengisap pada Hemiptera dan Homop tera akan
digunakan pada diskusi lebih lanjut. Cucuk yang menyerupai tongkat pada Hemiptera
dan Homoptera merupakan suatu perluasan labium yang tel ah menjadi memanjang
menyerupai pedang dan berbentuk tabung. Dalam labium ini terdapat sepasang

stylets yang ra mping halus menyerupai jarum yang disebut mandibula dan maxillary
stylets. S lama makan, pasangan yang luar (mandib la stylets) memotong lubang kecil
p ada bagian jaringan tanaman, dan pasangan yang dalam

(maxillary stylets) ditancapkan ke dalam lubang tersebut. Pergantian prosesproses ini, yaitu memotong jaringan tanaman yang diikuti dengan menusukkan
maxillary stylets berlanjut sampai dengan serangga-serangga mencapai jaringanjaringan yang berisi cairan yang cocok. Maxillary stylets memegang dan
membentuk suatu saluran ludah dan saluran makanan. Selama proses makan
ludah dipompa ke dalam jaringan tanaman melalui saluran ludah. Ludah ini
membantu memudahkan ekstraksi cairan jaringan tanaman kemudian cairan
tanaman ditelan melalui saluran makanan.
Variasi pada alat mulut
Alat

mulut

telah

berkembang

berdasarkan

waktu

dan

beberapa

dimodifikasi untuk siphoning (pipa untuk memindahkan cairan) misalnya pada


kupu-kupu dan ngengat, sponging (menyerap) misalnya pada lalat rumah, atau
penggigit-pengisap pada Iebah. Beberapa serangga tidak makan pada waktu
dewasa dan mempunyai alat mulut sangat tidak berkembang dan tidak berfungsi
yang disebut alat mulut vestigial (tereduksi). Contoh umum serangga dengan alat
mulut vestigial misalnya ngengat ulat sutera.
Thorax (dada)
Merupakan bagian tubuh serangga yang tengah, terdiri atas tiga bagian, yaitu
prothorax (pronotum), mesothorax (mesonotum) dan metathorax (metanotum).
Masing-masing thorax memiliki sepasang kaki. Sebagian besar serangga mempunyai
sepasang sayap yang melekat pada mesothorax dan sepasang sayap yang kedua
melekat pada metathorax. Dua buah spirakulum, yang merupakan lubang luar yang
menyerupai celah dan sistem pernafasan berada pada masing-masing sisi thorax.
Sebuah terletak di antara prothorax dan mesothorax yang lain terletak di antara
mesothorax dan metathorax. Fungsi utama dari thorax ini adalah untuk pergerakan.
Masing-masing ruas thorax terdiri atas empat kelompok utama sklerit, yaitu notum
(dorsal), sternum (ventral) dan sepasang pleura samping (tunggal pleuron). Masingmasing kelompok sering dibagi ke dalam dua sklerit atau lebih. Suatu sklerit yang khas
ditunjukkan oleh melekatnya awalan yang sebenarnya (misalnya pro, meso, meta). Dalam
kata lain pronotum berhubungan dengan puncak sklerit pada prothorax.

Kaki
Kaki untuk berjalan merupakan bentuk kaki yang umum dari semua tipe yang
akan berkembang lebih lanjut. Masing-masing kaki terdiri atas (Gambar 5) sebuah
Universitas Gadjah
Mada

coxa (ruas pangkal), trochan ter (ruas kecil, sering dua ruas, ujung dari coxa), femur
( ruas kaki pertama yang panjang), tibia (ruas kaki kedua yang panjang), t rsus (satu
sampai lima ruas kecil di bawah tibia), dan pretarsus (ruas kaki terakhir, secara
normal terdiri atas claw dan satu atau lebih bangunan menyerupai tapak kaki).
Serangga-serangga memiliki kaki yang diadaptasikan untuk meloncat, memegang,
berenang dan menggali (Gambar 5). Ciri-cir i pada kaki sering digunakan untuk
identifikasi serangga yang begitu luas oleh karen a variasi-vaniasi yang besar dalam
ukuran kaki, bentuk, jumlah ruas tarsus dan jumla , bentuk serta letak duri-duri.
Serangga-serangga ya ng belum dewasa mungkin memiliki kaki-kaki yang telah
dideskripsi di atas, mungkin tanpa kaki atau mungkin memiliki kaki-kaki t orax yang
beruas dan lunak, tonjolan-tonjolan abdominal yang tidak beruas-ruas disebut kaki
semu (prolegs). Ujung dan kaki semu pada larva Lepidoptera berisi du ri-duri kait
(crochets) yang menolong la rva atau ulat tersebut melekatkan dirinya pa da sutera.
Kaki untuk meloncat (belala ng kayu, gangsir, jangkrik memiliki femur kaki belakang
besar dan kuat), kaki untuk memegang (belalang sembah memiliki tibia kaki depan
membesar), kaki untuk berenang (Coleopteral Hemiptera yang hidup di a ir memiliki
tarsus berubah seperti dayung untuk berenang), kaki untuk menggali (orong-orong
memiliki tibia kaki depan mem besar).

Sayap
Kebanyakan serangga dewasa memiliki sepasang sayap yang m embraneus
terletak secara dorsolateral pada mesothorax dan metathorax. Sayap-sayap sering
digunakan dalam identifikasi serangga sebab mereka bervariasi dalam juml ah, ukuran,

bentuk, tekstur, venasi dan posisi menggantung pada waktu istirahat. Beberapa
serangga seperti lalat hanya merniliki sepasang sayap yang muncul dari esothorax
sedangkan yang lain misalny a ekor pegas dan fleas adalah tidak bersayap. Ekor
pegas dan ikan perak tidak perna membentuk sayap, sementara fleas dan k utu
burung memiliki nenek moyang ber ayap tetapi berkembang ke dalam bentuk-b entuk
tidak bersayap.
Sayap-sayap serangga adalah unik, karena berkembang sebagai skl eletal yang
tumbuh keluar dari dinding tubuh serangga sebagai pengganti dari anggota-anggota
badan sebagaimana pada vertebrata. Sayap-sayap serangga dewasa merupakan
bangunan yang utuh kecua li untuk vena-vena yang merupakan bang nan yang
berlubang yang berisi trache a, darah dan saraf. Sayap memiliki kekuata n terutama
oleh kontraksi otot dan perl uasan dari thorax. Otot-otot yang rnenggerakkan sayap
terutama melekat pada sklerit dalam dinding tubuh thorax sebagai pengganti
pelekatan yang langsung dari sayap sep erti burung.
Fungsi utama sayap adalah terbang. Sayap depan pada beberapa serangga
misalnya kumbang berkemba ng menjadi menebal, keras dan menanduk disebut
elytra (tunggal: elytron) yang berperanan sebagai baju baja pelindung. Pada k epik,
ordo Hemiptera, bagian pangka sayap depan adalah menebal dan bag ian ujung
membraneus yang disebut he melytron (jamak: hemelytra).
Vena-vena sayap merupakan suatu ciri taksonomis yang penting kar ena variasi
yang besar dalam sayap ser angga. Suatu penggunaan yang luas terminology untuk
menamai vena-vena telah berkembang. Suatu venasi sayap yang umum diilustrasikan
pada Gambar 6.

Abdomen
Merupakan bagian posterior tubuh serangga. Abdomen serangga sec ara umum
terdiri atas sebelas ruas yan g agak serupa (uniform) dengan ruas-ruas yang paling
akhir membentuk alat-alat tub uh/ genetalia.

Alat-alat tubuh pada abdomen tidak dijumpai untuk sebagian besar serangga
kecuali bangunan-bangunan yang terietak pada abdomen posterior.
Perkecualian yang utama adalah:

(1) Insang pada ruas abdomen serangga-serangga mayfly yang belum de wasa.
(2) Alat tubuh abdomen ya ng disebut styli pada Thysaneura.
(3) Alat-alat tubuh abdom en yang disebut colophora, furcula, tenaculum pada ekor
pegas (Collembola).

(4) Kaki semu pada larva-larva Lepidoptera.


Pada serangga-serang ga, baik yang jantan maupun yang betina, rua s
abdomen yang paling akhir akan berub ah bentuknya (termodifikasi) menjadi alat
genetalia. Alat genetalia ini dapat digunakan sebagai ciri-ciri taksonomi yang bernilai
untuk banyak kelompok-kelompok serangg , khususnya tingkatan species.
Pada species serangga jenis kelaminnya dapat dibedakan berdasarkan struktur
genetalia luar. Genetalia yan g betina sangat kompleks dengan variasi yang lebih
pada tingkat species daripada str uktur serangga yang lain. Pada alat genet alia
betina terdapat ovivositor yang berg una untuk meletakkan telurnya.

2. Struktur

Interna

Tubuh

Serangga Sistem Pencernaan


Adanya variasi dan k eunikan kebiasaan makan pada kebanyakan serangga
mengakibatkan adanya variasi dalam sistem pencernaannya. Pencernaan dan
absorpsi makanan terjadi dalam saluran pencernaan. Secara umu m sistem
pencernaan pada serangga dengan alat mulut penggigit dan pengunyah yang paling
sederhana, contoh pada ordo Orthoptera, (Gambar 7). Saluran pencernaan meluas
dan mulut sarnpai ke anus, dibedakan menjadi 3 (tiga) daerah yang ber beda, yaitu
usus depan (fore gut), usus te ngah (mid gut), usus belakang (hind gut).

Gambar 7. Sistem pencernaan pada


serangga
a: alat mulut, b : pharynx, c :
esophagus, d : crop, e : pro entriculus, f

: gastric aeca, g: ventriculus, h :


tubulus maiphigi, i : us us besar, j

: usus kecil, k : rectum, I : usus depan, m : usus tengah, n : usus


belakang
Makanan dikumpulkan dan disiapkan dicerna oleh alat mulut dan kemudian
masuk ke dalam saluran pencernaan. Usus depan dibagi menjadi beberapa bagian
yaitu pharinx, esophagus, crop, proventriculus dan klep usus depan. Usus tengah
terdiri atas gastric caeca dan ventriculus. Usus belakang terdiri atas tubulus malfigi
(malphigian tubules), usus besar (large intestine), usus kecil (small intestine), dan
rectum.
Usus depan merupakan organ penyimpanan namun demikian sejumlah
pelumatan, pencampuran dan pencernaan juga terjadi. Gastric caeca merupakan
tonjolan keluar menyerupai jari pada bagian anterior/ depan usus tengah yang
rnemproduksi digestive juice. Pada ventriculus makanan dicerna dan diabsorpsi.
Tubulus malfigi merupakan tabung excretory pada ujung anterior usus belakang yang
bercabang-cabang ke segala arah. Pada usus kecil dan usus besar makanan dicerna
dan diabsorpsi, dan sisa makanan selanjutnya masuk ke dalam rectum yang bekerja
sebagai pengumpul dan mengepres sisa-sisa makanan yang selanjutnya dikeluarkan
melalui anus berupa butiran-butiran yang disebut frass. Di dalam rectum juga terdapat
fungsi penting, yaitu reabsorpsi air, asam-asam amino dan garam-garam mineral.
Pada semua serangga mempunyai sistem pencernaan yang mengandung mikro
organisme yang terdapat pada usus belakang. Pada sistem pencernaan makanan
dalam usus belakang rayap dan kecoa terdapat simbion yang berupa Protozoa dan
Bakteri yang komplek yang sangat penting untuk pencernaan makanan, terutama
selulosa.
Sistem peredaran darah
Sistem peredaran darah pada serangga, disebut dengan sistem peredaran
darah terbuka, lain halnya pada sistem peredaran darah pada manusia, Vertebrata,
burung dan lain-lain yang mempunyai sistem peredaran darah tertutup. Sistem
peredaran darah pada serangga hanya terdiri atas 2 organ utama, yaitu jantung dan
aorta dorsal (Gambar 8).

Universitas Gadjah
Mada

Darah masuk ke dala m jantung melalui lubang seperti celah dan selanjutya
dipompa ke depan melalui a orta dorsal ke kepala, selanjutnya darah bergerak secara
bebas dan perlahan-lahan melalui kepala, thorax dan abdomen, me galiri dan
melumasi ke seluruh anggota tubuh. Pemompaan darah dan jantung ke kep ala
karena adanya gerakan peristaltik jan tung (tidak dikendalikan oleh syaraf).
Fungsi utama darah adalah mengangkut makanan, sisa-sisa ma kanan dan
hormon dan satu bagian tub uh ke bagian tubuh yang lain, sedangkan fungsi darah
yang lain adalah:

(1) Melumasi bangunan-bangunan interna.


(2) Bertindak sebagai me dium hidraulik, misal meluasnya sayap dan munculnya
serangga dewasa dan yang muda.

(3) Proteksi terhadap penyakit-penyakit atau benda-benda lain di dalam tubuh


dengan cara: a. pagositosis (penyakit dan lain-lain di dalam tubuh dimakan /
dicerna oleh darah), b. enkapsulasi (penyakit dan benda lain diselubu ngi, dan
c. koagulasi penyakit dan benda lain digumpalkan oleh darah) at u dengan
menutup luka.

(4) Menyediakan (bertin dak sebagai) suatu gudang yang sederh ana untuk
metabolisme sisa-sis a makanan pada serangga-serangga yang berukuran
kecil.
Suatu lemak tubuh yan g merupakan agregasi sel secara bervariasi di distribusi
di dalam darah serangga terg antung pada speciesnya. Sel lemak tubuh berfungsi

sebagai tendon/ gudang makanan, yang berupa bahan-bahan misalnya lemak, protein
dan merupakan bagian yang penting pada metabolisme intermedier.
Cadangan makanan d alam jumlah yang besar dikumpulkan dalam sel lemak tubuh
selama nimfa terakhir atau instar-instar larva, terutama pada serangga dengan
metamorfosis sempurna. Bahan-bahan ini menyediakan nutrisi dan bahan-bahan baku
selama stadium pupa tidak makan. Beberapa serangga yang pada waktu dewasa tidak

makan, menyimpan sel-sel l emak tubuhnya pada stadium dewasa dan memperoleh
nutrisi dan lemak tubuh ini.
Sistem respirasi
Kebutuhan oksigen, transportasinya ke jaringan-jaringan dan perpind ahan CO2
pada sebagian besar serangg a dikerjakan oleh spriraculum (stigma) dan trac hea.

Sistem-sistem ini oleh beberapa ahli Ilmu Hama dinamakan sistem pernafasan,
sistem tracheal atau sistem v entilasi. Spiraculum merupakan lubang luar p ada
sistern respirasi. Suatu serangga yang khas mempunyai sepasang pada mesothorax
dan metathorax dan sepasang pada 8 ruas-ruas abdomen yang pertama. Spirac ulum
pada masing-masing sisi ruas tubuh serangga dihubungkan dengan sebuah tra chea
atau tabung udara yang terleta k secara longitudinal (memanjang) sedikit ke dalam
eksoskeleton. Dan 2 batan g trachea utama trachea tambahan bercabang-cabang
dalam banyak jurusan, menja di lebih kecil dan lebih meluas sehingga selur uh
jaringan di dalam tubuh serangga d apat dicapainya. Cabang-cabang terminal trachea
yang sangat lembut/ halus dise ut tracheolus. Trachea samping beberapa serangga
membesar pada tempat-temp at tertentu untuk membentuk kantong udara yang
besar. Kantong-kantong udara terse but bertindak sebagai gudang udara untuk m
embantu di dalam respirasi.
Sistem ekskresi
Organ-organ ekskresi utama pada sebagian besar serangga adal ah tubulus

malfigi. Bahan-bahan sisa me tabolisme terutama garam-garam natrium dan kalium


dan asam-asam urea diabsorpsi dan darah oleh tubulus ini, ditransportasi dan
elanjutnya dilewatkan melalui usus bel akang dan anus. Fungsi utama sistem ekskresi
adalah untuk memelihara lingkungan internal yang konstan melalui eliminasi bahanbahan sisa dan darah dan melalui p ngaturan garam dan keseimbangan air.

Sistem syaraf
Sistem syaraf sentral yang umum pada serangga terdiri atas sebuah otak yang
terletak pada bagian dor sal di dalam kepala sepasang penghubung yang
mengedarkannya ke saluran makanan dan ganglion-ganglion yang terle tak secara
ventral yang saling dihubungk an untuk membentuk tali syaraf ventral.

Syaraf-syaraf meluas an otak dan tali-tali syaraf ventral ke berbagai bagian


tubuh. Syaraf-syaraf melakuk an informasi dan organ-organ perasa yang ter letak
pada eksoskeleton kepada ganglion yang melahirkan suatu impuls gerak yang m
engalir ke otot-otot tertentu. Organ-org n perasa mi adalah sangat canggih
(sophisticated) dan biasanya membangkitkan gairah hanya dengan satu tipe stimulus
yang kha s, misalnya mekanis, khemis, pendengar n dan visual! gambaran.
Sistem reproduksi
Sebagian besar serang ga berbiak secara biseksual, tetapi beberapa serangga
berbiak dengan parthenog enesis yaitu dengan telur yang berkemb ang tanpa
pembuahan. Sistem reproduksi jantan yang umum (Gambar 11) terletak pada
abdomen posterior terakhir d an biasanya terdiri atas sepasang testes, sejum lah
tabung dan kelenjar accessory. F ungsi sistem reproduksi jantan adalah
memproduksi, menyimpan dan menyampaik an (men-deliver) sperma. Sistem
reproduksi betina yang umum (Gambar 11) juga terle tak pada abdomen posterior
terakhir dan bias anya terdin atas sepasang ovarium, seju mlah tabung dan vagina.

Fungsi sistem reproduksi betina adalah memproduksi teIur, menyimpan telur


dan sperma, sebagai bidang atau tempat untuk pembuahan dan ovivosisi telur yang
telah dibuahi. Ada perbedaan-pe rbedaan yang cukup nyata pada beberapa sistem
reproduksi pada serangga.

Sistem endokrin
Sistem syaraf dan sistem endokrin rnengkoordnasi aktivitas berbagai rgan pada
serangga. Sistem syaraf teru tama terlibat dengan penyesuaian yang cepa t terhadap
perubahan lingkungan, sementara sistem endokrin mengatur proses-proses yang lebih
lambat dan lebih panjang, mi alnya pertumbuhan, perkembangan dan repro duksi.

Hormon
Pengertian dasar tentang hormon serangga adalah penting karena suatu hormon,
rnisalnya juvenil hormon mungkin menjadi alat yang poten sial dalam mengelola serangga
hama. H ormon merupakan substansi kimia yang disek resikan ke dalam darah serangga
dan suatu organ yang khusus. Hormon-hormon i ni diangkut oleh darah ke dalam semua
daerah tubuh (suatu) serangga. Hormon-horm on tersebut mempengaruhi atau
mengaktifkan organ-organ khusus yang lain atau proses-proses fisiologis. Ada 3 macam
hormon, yaitu hormon otak (brain hormone), hormo ganti kulit (molting hormone) dan ho
rmon juvenil, yang mengendalikan pertumb uhan dan perkembangan serangga. S el-sel
neuro sekretori dalam otak serangga mensekresi hormon otak yang diakumul asi di dalam
corpus cardiaca, apabila dilepaskan dalam darah hormon otak mengaktifkan glandula
protoraxis yang kemudian mensekresikan hormon ganti kulit yang dis but ecdy sone.
Ecdysone memprakarsai pertumbuhan, perkembangan dan ganti kulit/perubahan bentuk
pada serangga. Cor ora allata mensekresi hormon juvenil yang bekerja bersama-sama
dengan ecdysone untuk mengatur pertumbuhan yang cepat dan perkembangan
serangga. Fungsi utama ecadysone adalah untuk sec ara periodis mempengaruhi ganti
kulit, sedangkan juveniI hormon terutama menentuk an tipe ganti kulit. Ganti kulit pada

suatu ni mfa terjadi apabila juvenil hormon dalam kulit adalah rendah/ tidak ada, maka
serangg

a-serangga

(tanpa

metamorfosis,

metam

rfosis

tidak

sederhana

dan

metamorfosis sederhana atau gradual) berubah menjadi stadium dewasa sedangkan


serangga-serang ga dengan metamorfosis sempurna ber ubah menjadi stadium pupa
kemudian menjadi stadium

dewasa. Di samping mempe ngaruhi (l) tipe ganti kulit, juvenil hormone juga mengatur
(2) tipe diapause serangga dan penting untuk (3) berbagai proses-proses reproduksi,
misal perkembangan telur (ovari), pembentukan kuning telur di dalam telur,
pematangan pada serangga ewasa.

Feromon
Merupakan substansi kimia yang disekresikan ke dalam suatu Iingk ngan oleh suatu
individu yang rnempengaruhi perilaku individu yang lain pada sp esies yang sama.
Feromon berkaitan de ngan banyak fungsi perilaku, misalnya perilak u seksual, ovivosisi,
peranan peringatan dan pertahanan, merakit dan membentuk agregasi dan mengikuti
tanda serta tipe-tip e komunikasi yang lain pada serangga-seran gga sosial. Feromon
seksual biasanya diproduksi dalam glandula khusus oleh satu jen is kelamin suatu species
dan dipancarka n untuk rnendatangkan respon perilaku dan je nis kelamin yang
berlawanan untuk tuju an-tujuan kawin. Feromon seksual secara bi ologis aktif dalam
jumlah yang sangat se dikit (10

-14

mg) dan mungkin terdiri atas senyawa tunggal atau

senyawa campuran. Feromon seksual dapat dilepaskan oleh yang b etina, yang jantan
atau keduanya betina dan jantan dan bervariasi berdasarkan species. Walaupun demikian
feromon seksual yang diproduksi oleh betina urnumnya bertind ak sebagai penarik seks
yang diprodu ksi oleh jantan berfungsi sebagai perang sang seks (aphrodisiucts).
Feromon-fer omon seksual ini biasanya adalah sangat k has dalam species. Betina-betina
pad a kebanyakan species dalam ordo Lepidoptera dan Coleoptera memancarkan

feromon seksual. Pelepasan feromon seksual merupakan suatu proses yang komplek,
melibatkan pematangan seksual dan umur betina yang perawan, waktu dari hari pe riode
kawin, periode penyinaran, suhu, kecepatan angin dan intensitas cahaya. Species-species
Lepidoptera dan Coleoptera b etina yang

melepaskan feromon seksual melaui proses yang rumit, pada dasarnya dapat
dijelaskan dengan tahap-tahap sebagai berikut:

(1) Mengaktifkan serangga-serangga jantan species sama yang sedang


beristirahat

(2) Orientasi serangga jantan menuju sumber feromon;


(3) Hubungan-hubungan variasi perilaku kisaran pendek yang disebut courtship
yang menstimulasi betina untuk kawin.
Feromon seksual betina secara normal diproduksi di dalam glandula yang
terletak di dalam abdomen yang dilepaskan oleh betina ke udara dan dipindahkan
oleh aliran angin untuk tujuan kawin. Seekor jantan yang berada pada aliran angin
dan yang betina merasakan bau lewat chemoreceptor pada antennanya menjadi aktif
dan kemudian terbang dalam pola zig-zag melawan jurusan datangnya angin dan
sumber feromon. Pola penerbangan ini terjadi karena yang jantan bergerak/
membelok ke kiri dan ke kanan untuk tetap dalam gradien bau. Serangga jantan
berhenti terbang dengan pola tersebut di atas selanjutnya menggunakan inderaindera yang lain misalnya penglihatan untuk melokalisasi yang betina sebagaimana
serangga jantan tersebut mencapai areal dengan konsentrasi tinggi yang dekat
dengan serangga betina. Courtship dan kawin secara normal diatur oleh tanda
dengan isyarat komunikasi kisaran pendek, misal visual, taktil (rabaan) atau
mekanisme pendengaran sejauh dengan tanda tanpa isyarat-isyarat komunikasi
feromon seksual kisaran panjang. Informasi yang rinci tentang feromon serangga
dalam program pengelolaan hama menggunakan feromon merupakan alat yang
efektif untuk survei dan teknik pengendalian.
C. Pertumbuhan dan Perkembangan Serangga Telur
Bentuk-bentuk telur dan tempat yang cocok untuk peneluran (ovivosisi) dapat
sangat bervariasi dari satu species ke species yang lain. Serangga-serangga tertentu
meletakkan telurnya secara tunggal, sedangkan banyak serangga yang lain, misalnya
ngengat Tussock dan ngengat ulat tenda (Tent) maupun belalang sembah (Mantidae)
meletakkan massa telur yang terdiri atas ratusan butir. Banyak weevil, sawflies (Iebah)
dan kumbang kulit menyimpan telurnya di dalam jaringan tanaman. Kumbang May dan

belalang meletakkan telurnya di dalam tanah. Serangga-serangga air secara normal


menyimpan telurnya di dalam air, tetapi telur-telur tersebut sering dilekatkan pada
berbagai tipe substrat. Serangga-serangga parasit, misalnya lebah-lebah ichneumon dan
beberapa lalat Tachinid, secara normal meletakkan telurnya dalam atau pada
Universitas Gadjah
Mada

inang yang cocok (suitable), sedangkan lalat Tachinid yang lain melekatkan telurnya
pada dedaunan yang biasa dimakan oleh serangga inang (host) yang rnengkonsumsi
daun tersebut, yaitu ulat atau belalang. Serangga betina dan kebanyakan species
serangga meletakkan telur, tetapi lalat Flesh dan banyak Aphids melahirkan anakanaknya.
Species-species utama menghasilkan individu jantan dan betina dengan telurtelur yang dibuahi pada seekor betina dewasa oleh satu atau lebih jantan dewasa. ini
merupakan
berkembang

reproduksi
dan

bi-seksual.

telur-telur

yang

Individu-individu
tidak

dibuahi,

dan
ini

beberapa

merupakan

species

reproduksi

pantenogenesis. Telur-telur yang tidak dibuahi dan satu betina dewasa mungkin
menghasilkan keturunan (offspring) jantan atau betina seluruhnya atau anakan
(serangga muda) dan kedua jenis kelamin. Banyak lebah parasit menghasilkan jantan
semua dan telur-telur yang tidak dibuahi. Aphids tertentu, weevils dan sawflies
dengan populasi betina secara eksklusif selalu bereproduksi secara partenogenesis.
Pantenogenesis selektif yang lanjut (advance) tersebut adalah keturunan yang dapat
dihasilkan secara sungguh-sungguh apabila kondisi Iingkungan adalah cocok untuk
pertumbuhan dan perkembangan dan stadium sebelum dewasa (muda). Walaupun
demikian keturunan tersebut secara genetic adalah identik dengan induk, namun
kurang mampu terhadap tantangan/ kesempatan. Species-species Aphids tertentu
memiliki kelebihan (advantages) pada kedua tipe reproduksi dengan pergantian
generasi keturunan yang berasal dan telur yang dibuahi dan tanpa dibuahi.
Pertumbuhan
Setelah menetas, serangga-serangga muda yang kecil makan dan tumbuh
sesuai ukurannya di dalam eksoskeleton yang terbatas. Eksoskeleton merupakan
suatu jaringan yang mengeras, secara relatif tidak elastis, tidak hidup dan tidak
tumbuh. Serangga-serangga mudah melepaskan eksoskeleton tua dan membentuk
eksoskeleton yang lain (di dalamnya) sehingga memungkinkan serangga muda untuk
menjadi lebih besar ukurannya. Proses ini disebut ganti kulit (molting) dan sebagian
besar serangga berganti kulit 4 sampai 8 kali.
Tiap tingkatan di dalam ganti kulit disebut satu instar. Contoh instar pertama adalah

antara menetas dan ganti kulit pertama, instar kedua adalah ganti kulit pertarna dan
kedua, dan seterusnya. Jurnlah instar bervariasi berdasarkan species, tetapi biasanya
sama di dalam species. Suhu, kelembaban, kualitas dan kuantitas makanan, kepadatan
populasi dan jenis kelamin dapat berpengaruh terhadap jumlah instar.
Universitas Gadjah
Mada

Ngengat gypsy jantan atau betina secara normal memiliki 6 atau 7 instar, tetapi
karena melimpah (crowded) dan kelaparan dapat menyebabkan jumlah instar menjadi
bervariasi dari 5 sarnpai 9. Kebanyakan species serangga tidak ganti kulit setelah
mencapai stadium dewasa.
Metamorfosis
Ada perubahan yang nyata dalarn ukuran, bentuk dan habitat antara yang muda
dan stadium dewasa pada kebanyakan serangga. Istilah metamorfosis berhubungan
dengan perubahan bentuk selama perkembangan. Beberapa kelompok serangga
tidak

mengalami

metamorfosis,

kelompok

yang

lain

berkembang

melalui

metamorfosis tidak sempurna, gradual/ bertingkat atau metamorfosis sempurna.


Penggolongan empat tipe metamorfosis ini tidak diterima oleh semua ahli Ilmu Hama
dan sejumlah pengarang hanya membedakan menjadi dua tipe, yaitu metamorfosis
sederhana (yang meliputi tiga tipe pertama) dan metamorfosis sempurna.
(1) Tanpa metamorfosis
Tanpa metamorfosis termasuk species yang tanpa/ sangat sedikit
perubahan dalam bentuk dan individu setelah menetas. Ekor pegas (Collembola),
Thysanura, Protura dan Diplura merupakan contoh-contohnya. Seranggaserangga ini tidak memiliki sayap dan celah sayap (calon sayap). Kebanyakan
adalah berukuran kecil dan dijumpai pada tanah atau sisa-sisa (bahan) organik.
Kurang dan 1 % dan species-species serangga yang telah dideskripsi tidak
mengalami metamorfosis.
(2) Metamorfosis tidak sempurna
Serangga dengan metamorfosis tidak sempurna muncul dari telur sebagai
naiads (jentik-jentik) muda, yang berkembang menjadi dewasa. Beberapa ahli
Ilmu Hama menggunakan istilah nimfa untuk semua serangga muda dengan
metamorfosis tidak sempurna atau metamorfosis bertingkat/ gradual. Naiads
adalah hidup di air (aquatik) dan memiliki insang. Naiads cukup berbeda dan yang
dewasa, yang merupakan serangga darat dan tanpa insang. Mayflies, dragonflies,
damseiflies (capung) dan sioneflies merupakan contoh species serangga dengan
metamorfosis tidak sempurna. Kurang dan 1 % dan species serangga yang telah

dideskripsi merupakan kategori ini.


(3) Metamorfosis bertingkat/ gradual
Serangga-serangga dengan metamorfosis bertingkat terutama adalah hidup di
darat (terrestrial). Nimfa-nimfa muda dan dewasa menghuni habitat yang sama
Universitas Gadjah
Mada

dan makan pada makanan yang sama. Ada suatu perubahan bertingkat dalam
ukuran dan proporsi tubuh dan suatu perkembangan bertingkat dan sayap dan
struktur genetalia dan satu ganti kulit ke berikutnya (instar). Belalang, rayap,
psocids, kutu-kutu pencucuk-pengisap, Thrips, kepik, Aphids dan scales
merupakan contoh-contoh species serangga yang mengalami tipe perkembangan
ini. Kurang dan 1 % dan semua species serangga yang telah dideskripsi memiliki
metamorfosis bertingkat.
(4) Metamorfosis sempurna
Metamorfosis sempurna terjadi pada ordo-ordo serangga yang lebih lanjut
(advance). Serangga-serangga dengan metamorfosis sempuma berkembang dari satu
telur menjadi larva, dan larva ke pupa dan akhirnya dari pupa ke seekor dewasa.
Semua pertumbuhan yang nyata dan perkembangannya dihasilkan dan larva yang
makan. Stadium pupa tidak makan, merupakan stadium transformasi (peralihan).
Serangga dewasa makan, berbiak dan memencar di dalam lingkungan.

Dalam beberapa species dengan metamorfosis sempurna, stadium dewasa


makan inang yang sama seperti larva, yang lain makan pada inang yang berbeda,
dan beberapa bertahan pada nutrisi yang disimpan dalam lemak tubuh selama
stadium larva. Metamorfosis sempurna mengurangi kompetisi terhadap makanan di
antara larva dan dewasa dan species yang sama sebab habitat yang cocok terhadap
stadium perkembangan larva rnungkin tidak sesuai untuk stadium dewasa, dan
sebaliknya. Contoh larva kumbang May dijumpai di dalam tanah dan makan akar
banyak macam tanaman yang berbeda, serangga-serangga ini menjadi pupa di
dalam tanah, sedangkan serangga dewasa makan daun-daun pohon untuk
memelihara nilai statik metabolisme yang cukup dan juga untuk mernperoleh
makanan tambahan untuk pemasakan telur-telur dan sperma. Kumbang May dewasa
kawin dan menyebar dan yang betina meletakkan telur.
D. Ciri-ciri Penyesuaian Diri pada Serangga
Serangga merupakan jenis organisme yang paling banyak di dalarn dunia
binatang. Mereka sering muncul dalam jumlah yang besar dan dijumpai di hampir
semua habitat yang ditemui. Beberapa ciri-ciri penyesuaian diri yang paling penting

dari serangga adalah:

(1) Eksoskeleton
(2) Metamorfosis sempurna
(3) Sayap yang fungsional
Universitas Gadjah
Mada

(4) Berukuran kecil


(5) Struktur yang dapat menyesuaikan din! penyesuaian din struktur
(1) Kebiasaan makan yang berbeda-beda
(2) Tak bergerak dan diapause
(3) Menyebar dan migrasi
(6) Potensi reproduksi yang tinggi
(7) Mekanisme pertahanan untuk menjauhi rnusuh-rnusuh alarninya
Ciri-ciri penyesuaian diri eksoskeleton dan metamorfosis sempurna telah
dibicarakan. Presentasi secara garis besar dari ciri-ciri yang lain adalah sebagai
berikut.
Sayap fungsional
Nilai penyesuaian dan sayap-sayap fungsional merupakan suatu faktor
utama yang membantu dominasi serangga dalam begitu banyak habitat yang
berbeda-beda. Terbang biasanya meningkatkan kesempatan serangga terhadap
kemampuan bertahan dan menyebar (survival dan dispersal). Hal demikian
memungkinkan serangga untuk meningkatkan kisaran makan dan kawin dan
meningkatkan habitat yang menjadi tidak cocok dan rnenyediakan suatu
mekanisme penting untuk menghindari musuh-musuh alaminya.
Ukuran kecil
Eksoskeleton membatasi ukuran serangga. Serangga harus ganti kulit
untuk tumbuh dan eksoskeleton adalah begitu sangat lunak setelah ganti kulit.
Serangga-serangga darat memelihara bentuknya selama dan dengan segera
setelah ganti kulit dengan kekuatan jaringan yang lunak dan/ atau dengan inflasi
ruang udara dalam beberapa serangga yang lebih besar. Teknik ini adalah cocok
untuk organisme kecil, tetapi organisme yang lebih besar akan kolaps selama
proses ganti kulit.
Kebanyakan serangga adalah berukuran kurang dari 50 mm dan yang banyak
kurang dari 5 mm. Ukuran kecil mengijinkan siklus hidup yang lebih pendek sebab
waktu yang pendek (sedikit) diperlukan untuk mencapai kematangan. Seranggaserangga berukuran kecil memungkinkan mereka makan banyak tipe makanan
tambahan dan juga meningkatkan jumlah habitat dan pelindung yang dapat

disediakan (diperoleh). Dalam banyak kasus, sumber-sumber makanan ini dari habitat
mungkin kecil (sempit) dan tersebar. Tersedianya banyak habitat kecil dan tersebar
meningkatkan kesempatan individu melarikan diri menghindar dari
Universitas Gadjah
Mada

musuh-musuh alaminya. Keadaan yang paling merugikan dari ukuran kecil adalah
peningkatan yang nyata proporsi luas/ permukaan tubuh terhadap volume tubuh,
yang mungkin kelihatan untuk membuat kehidupan daratan tidak mungkin untuk
binatang-binatang berkulit tipis karena qosien evaporasi yang tinggi. Walaupun
demikian eksoskeleton membantu menghambat proses pengeringan.
Penyesuaian diri struktur
Selama evolusi serangga, banyak struktur telah terjadi adaptasi untuk
fungsi-fungsi maupun habitat yang berbeda. Modifikasi alat mulut, antenna, kaki,
sayap dan sistem respirasi adalah contoh penting dan penyesuaian diri struktur ini
telah dibicarakan lebih awal pada bab mi.
(1) Perilaku keanekaragaman makan
Alat mulut yang termodifikasi telah berkembang dalam serangga-serangga
yang mempersiapkan mereka untuk bertahan pada substansi makanan yang
beranekaragam. Perilaku keanekaragaman makan serangga adalah sering
digunakan untuk mengelompokkannya pada istilah umum, misalnya pemakan
tumbuhan (herbivora), pemakan bangkai (scavenger), omnivora, predator dan
parasit. Istilah ini digunakan pula untuk mendeskripsikan binatang-binatang yang
lain. Herbivora atau pemakan tumbuhan adalah binatang yang makan tanaman.
Scavenger adalah binatang yang makan tumbuhan mati atau binatang mati,
vegetasi yang membusuk atau kotoran binatang. Istilah omnivora berhubungan
dengan binatang yang makan pada dua atau lebih tipe makanan, termasuk
bahan-bahan dan binatang dan tumbuhan. Predator menyerang dan memakan
binatang yang lain, biasanya membunuh secara cepat. Parasit adalah suatu
organisme yang hidup (sebagian dan sikius hidupnya) pada atau di dalam tubuh
organisme hidup yang lain.
(2) Tak bergerak dan diapause
Banyak serangga bertahan pada kondisi yang jelek (tidak cocok), misalnya
periode-periode suhu rendah atau tinggi dan kekurangan air atau makanan,
dengan memasuki keadaan dorman. Tak bergerak merupakan tipe paling
sederhana dari sifat dorman. ini adalah suatu tanggapan yang bersifat sementara
(temporal) terhadap kondisi jelek yang mendadak/ datang dengan segera

(misalnya suhu rendah). Serangga selanjutnya terus berkembang secepat kondisi


yang cocok/ menguntungkan (misalnya suhu panas) mulai lagi. Diapause adalah
penahanan perkembangan yang diinduksi oleh faktor-faktor tertentu di dalam
kondisi yang Iebih lanjut dan jelek. Penahanan perkembangan benlangsung untuk
Universitas Gadjah
Mada

beberapa waktu setelah kondisi jelek lewat/ telah berlalu. Ada dua tipe diapause,
yaitu obligat dan fakultatif. Diapause obligat adalah secara genetis dikontrol dan
mempengaruhi setiap individu dan masing-masing genenasi di dalam satu
species tanpa memperhatikan kondisi lingkungan. Serangga-serangga dengan
satu generasi tiap tahun dan kebanyakan (sebagian besar) serangga-serangga
yang hidup di daerah 4 musim (temperate) telah mengembangkan diapause
obligat. Diapause fakultatif mungkin atau tidak terjadi pada suatu individu atau
populasi yang ada dari suatu species, dan tergantung seluruhnya dari kondisi
lingkungan

yang

berlaku

(umum)

selama

stadium

tingkatan

kritis

dan

perkembangannya. Contoh : banyak Aphids memiliki siklus dengan beberapa


generasi parthenogenesis terus-menerus diikuti oleh generasi seksual (kawin) dan
diapause stadium telur sepanjang musim dingin diinduksi oleh kondisi musim dan
periode penyinaran.
Faktor-faktor yang paling umum menginduksi diapause pada serangga adalah
periode penyinaran, suhu, fisiologi yang berhubungan dengan itu dan kualitas
makanan inang. Diapause secara normal diakhiri oleh suhu, kelembaban udara dan
periode penyinaran. Walaupun diapause serangga terjadi pada seluruh stadium/
tingkat perkembangan, masing-masing species memiliki satu tingkat diapause yang
khas, dan kebanyakan serangga memasuki diapause dalam stadium telur atau pupa.
Diapause telah mengijinkan serangga-serangga untuk hidup dalam area (tempat)
yang kurang cocok (sesuai) untuk selama periode tertentu dan suatu tahun. Diapause
merupakan penyesuaian diri dalam rasa, yaitu:

(1) Yang menjamin (memastikan) bahwa stadium aktif hanya ada selama
periode yang paling cocok untuk berkembang dan bertahan;

(2) Yang mensikronkan siklus hidup dengan ritme musiman dan lingkungan;
(3) Yang

mensikronkan

munculnya

dewasa,

yang

pada

gilirannya

meningkatkan kesempatan menemukan jodoh, dan

(4) Yang meningkatkan distribusi geografis.


(3) Menyebar dan migrasi
Pergerakan acak atau mengarah dari serangga bervariasi berdasarkan
species. Mobilitas adalah penting untuk makan dan bertahannya serangga-

serangga hutan dan pohon pelindung dalam Iingkungan baru. Gerakan/


perpindahan serangga dapat dipisahkan dalam 3 kategori, yaitu memencar,
menyebar dan migrasi. Memencar adalah perpindahan lokal di dalam area yang
cocok (favorable). Menyebar adalah gerakan/ perpindahaan individual menjauh
Universitas Gadjah
Mada

dan area yang secara normal cocok ke lain areal, yang mungkin atau tidak cocok
untuk bertahan. Migrasi adalah perpindahan searah dan satu areal yang cocok ke
areal yang lainnya. Pergerakan merupakan suatu bagian reguler dan penyesuaian
diri dan biologi untuk sebagian besar individu di dalam suatu species individual.
Semua serangga bergerak dengan memencar dan menyebar kadang-kadang
selama siklus hidupnya, tetapi migrasi terjadi pada lebih sedikit species serangga.
Banyak contoh pemencaran dan penyebaran serangga disajikan pada buku ini,
contoh: ulat kantong, ulat-ulat berbulu, Aphids, scales. Beberapa contoh serangga
yang bermigrasi adalah kupu-kupu Monarch Danaus piexippus (Linneaus), locust
padang pasir, nyamuk betina, kumbang buas Convergen Hippoderinis convergens
Guerin - Meneville. Migrasi kumbang buas konvergen diuraikan berikut. Selama
bulan Mei dan Juni dewasa muda kumbang buas konvergen migrasi dan tempat
makannya di Central Valley California untuk melewati musim dingin di
pegunungan Sierra Nevada. Kumbang ini kembali pada bulan Februari - Maret
berikutnya untuk berbiak dan makan di Central Valley.
Ciri-ciri penyesuaian diri utama dan pemencaran dan migrasi serangga
adalah:

(1) Suatu mekanisme untuk menjauhi/ melarikan diri dan lingkungan yang
menjadi tidak cocok,

(2) Menyebar ke habitat lain, dan


(3) Kolonisasi dan habitat yang cocok.
Potensi reproduksi yang tinggi
Potensi reproduksi serangga tergantung kepada:

(1) Keperidian (fertility) yaitu jumlah telur yang diletakkan oleh betina,
(2) Panjangnya siklus hidup, dan
(3) Rasio jantan - betina (sex-ratio).
Suatu jumlah potensi reproduksi sendirian tidak rnenunjukkan besarnya
populasi species, tetapi hanya rnenunjukkan rata-rata/ laju perkembangan apabila
kondisi lingkungan adalah cocok untuk species tersebut. Di bawah kondisi lingkungan
yang cocok, satu atau lebih faktor-faktor tersebut di atas dapat menghasilkan individu

suatu species dalam jumlah besar. Waktu yang diperlukan untuk sempurnanya satu
generasi sangat bervariasi berdasarkan species. Kebanyakan serangga di Amerika
Seriikat dan Kanada memproduksi satu generasi dalam satu tahun. Beberapa
kumbang yang lebih besar, capung dan ngengat di
Universitas Gadjah
Mada

bagian utara Amerika Serikat dan di Kanada mungkin memerlukan 2 - 3 tahun


untuk menyempurnakan hidup mereka, cicada-cicada yang muncul periodik
memerlukan 13 - 17 tahun untuk menyempurnakan siklus hidupnya tergantung
pada lokasi. Serangga-serangga lain, seperti banyak kumbang kulit di daerah
bagian selatan Amerika Serikat mungkin memproduksi 6 sampai 8 generasi per
tahun. Serangga-serangga tertentu misalnya lalat buah, beberapa serangga
gudang, dan lalat rumah mungkin menyempurnakan siklus hidupnya kurang dan 2
minggu dan memproduksi lebih dan 25 generasi setiap tahun. Rasio jantan-betina
kebanyakan serangga kira-kira 1:1, namun demikian beberapa serangga memiliki
sebuah rasio jantan-betina yang cenderung satu jenis kelamin.
Mekanisme pertahanan untuk menjauhi musuh-musuh alami
Setiap species serangga mempunyai bermacam-macam rnusuh alami.
Mekanisme pertahanan yang dikembangkan oleh serangga untuk bertahan hidup
adalah banyak dan sangat menarik. Beberapa tipe mekanisme pertahanan
penting adalah (1) perilaku, (2) morfologik, (3) kimiawi, (4) penggunaan pelindung
dan (5) pola warna perlindungan. Species secara individu rnungkin menggunakan
satu, beberapa atau semua mekanisme pertahanan ini untuk menjauhi musuhmusuh alami.
(1) Pertahanan perilaku
Sering serangga-serangga akan menghindar dari musuh alami dengan
jalan merayap, terbang, meloncat atau menjatuhkan diri. Penggerek daun
(leafhopper) sering merayap secara cepat ke sisi cabang sebaliknya dan
bersembunyi. Seekor nyamuk atau lalat rumah terbang secara sederhana
menjauh dari seekor musuh alami. Banyak ngengat Noctuidae dan Geometridae
mendeteksi rangsangan ultrasonik yang dikeluarkan oleh kelelawar pemakan
serangga untuk menentukan tempat serangga-serangga yang terbang malam hari
dan menjauh dengan membuat gerakan (manuver) rnenghindar, misalnya gerakan
zig-zag dan kekuatan menyelam. Belalang meloncat menjauh dari musuh-musuh
alami, sementara banyak weevil dan ulat melarikan diri dengan cara menjatuhkan
diri. Beberapa serangga, misalnya ulat jengkal dan ulat-ulat yang lain benpura-

pura mati dan tinggal tidak bergerak apabila diganggu, mereka sering rnenyerupai
sebuah ranting. Sedikit belalang Katididae dan Mantidae mengambil satu posisi
mengancam apabila menjumpai seekor musuh.

Universitas Gadjah
Mada

(2) Pertahanan morfologik


Banyak struktur telah diuraikan dalam bab ini. Contoh struktur yang
menyajikan tujuan ganda termasuk pertahanan serangga adalah alat mulut
mengunyah, eksoskeleton yang keras pada banyak serangga, kaki untuk
memegang pada belalang sembah, penyengat pada lebah dan tawon tanah
(wasps) dan cerci yang menyerupai pinset pada Earwigs. Namun demikian
struktur/ bangunan misalnya duri, taji dan rambut (setae) merupakan struktur
pertahanan utama. Duri dan rambut-rambut pada banyak Lepidoptera pemakan
daun sering tidak enak atau menyebabkan iritasi terhadap musuh alami.
(3) Pertahanan kimiawi
Pertahanan kimiawi sering dikelompokkan ke dalam sekresi penolak
(repellent) dan bisanya tidak beracun yang disuntikkan ke dalam tubuh
penyerangnya. Serangga-serangga menggunakan strategi pertahanan kimiawi,
secara normal bertumpu pada:

(1) Pengalaman yang tidak enak sebelumnya dan musuh alaminya dengan
berniat menipu;

(2) Mekanisme misalnya bahan kimia yang tidak enak (distaseful) di dalam
tubuhnya, pelepasan bau jijik, atau penyuntikan suatu racun ke dalam tubuh
musuh alami dengan alat penyengat, duri atau rambut;

(3) Musuh alami mengenal serangga di masa lalu sehingga karena itu
pengalaman yang tidak menyenangkan dihindari;

(4) Warna cerah yang dengan mudah dikenal oleh musuh alaminya.
Kebanyakan kumbang buas dan kupu Monarch jarang diserang oleh
musuh alami karena cairan tubuhnya adalah tidak enak. Suatu contoh klasik yang
melibatkan kupu Monarch yang menghasilkan glikosida penderita jantung
(cardiac) dan makanan pada tumbuhan gulma susu (milkweed). Glikosida cardiac
dikonsentrasikan dalam sayap-sayap dewasa. Burung-burung yang makan kupu
Monarch tidak mati, tetapi muntah karena bahan kimia yang tidak enak. Mereka
dengan segera belajar untuk menjauhi kupu Monarch dan kupu-kupu lain seperti
raja muda Basilarchia archipus (Chapman) yang menyerupainya. Kumbang tertentu
dan kepik penyengat memancarkan bau yang menjijikkan apabila diganggu.

Serangga-serangga lain melepaskan cairan iritasi atau melepas sekresi


berminyak yang menjerakan banyak musuh alami.

Universitas Gadjah
Mada

(4) Menggunakan pelindung atau penutup


Bagian-bagian tanaman, seresah daun, tanah, karang dan kotak-kotak dan
tenda-tenda yang dibangun oleh serangga-serangga menawarkan perlindungan
terhadap banyak serangga. Banyak serangga-serangga hutan dan pohon
pelindung yang umum dijumpai di dalam jaringan tanaman, misalnya epidermis
daun, batang, tunas, biji atau kayu. Kebanyakan kumbang penjelajah pengelana
dan banyak ekor pegas (spring tail) dijumpai di dalam tanah atau seresah daun.
Serangga-serangga lain bersernbunyi di bawah karang. Ulat kantong membangun
sebuah kantong atau kotak luar dan berbagai bahan tanaman. Kebanyakan ulat
tenda, ulat penganyam (websworm) dan banyak ulat Tortricidae membangun
pelindung, misalnya tenda anyaman yang menyelimuti daun atau menggulung
daun. Serangga sosial misalnya sernut, lebah dan rayap membangun sarang yang
rumit yang sering dijumpai di dalam tanah. Tipe pelindung yang berbeda ini
menyediakan sebuah perlindungan dari musuh-musuh alaminya.
(5) Pola warna perlindungan
Pola warna perlindungan pada serangga sering dikelompokkan ke dalam
pewarnaan tersembunyi, pewarnaan peringatan, pewarnaan menipu dan rnimikri.
Serangga-serangga dengan pewarnaan tersembunyi sering disebut pewarnaan
sembunyi atau kamoflase (tipuan), berpadu/ bercampur dengan lingkungannya atau
mirip suatu obyek tertentu dan alam lingkungannya yang secara tidak normal/ umum
dimakan. Contoh-contoh serangga yang berpadu dengan baik ke dalam lingkungan
hutan adalah ulat yang mirip dengan daun atau dedaunan, Walking stick (belalang
tongkat berjalan) yang mirip dengan cabang/ tunas, ngengat yang mirip dengan kulit
pohon dan ngengat-ngengat dewasa/ masak kawin yang mirip dengan daun-daun
mati. Penggerek batang (treehoppers) yang mirip duri-duri dan ulat Lepidoptera yang
mirip dengan kotoran burung, merupakan contoh-contoh serangga yang mirip dengan
obyek-obyek yang tidak enak dimakan. Serangga-serangga dengan pewarnaan
peringatan sering bewarna cerah dan tidak menarik selera (enak) atau bersifat racun
terhadap musuh alami. Serangga-serangga ini, misalnya Iebah dan ulat yang tidak
menarik selera, umumnya adalah aktif pada siang hari, dijumpai pada tempat-tempat
terbuka, dengan sering-sering terpadu dalam bentuk agregat. Beberapa serangga

yang berwarna yang rnemperdaya memiliki bola mata yang besar (large eyespots)
misalnya ngengat-ngengat tertentu yang tampak seperti sepasang mata vertebrata,
yang lain memiliki bola mata atau perluasan seperti antenna dekat akhir ujung sayap
atau pada akhir atau ujung
Universitas Gadjah
Mada

posterior abdomen. Bola mata yang besar atau tonjolan-tonjolan menakuti musuhmusuh alami atau menarik perhatian rnusuh alami untuk suatu perlindungan yang
lebih atau porsi yang kurang enak dari tubuh serangga.
Mimikri Batesian dan Mulerian merupakan dua tipe mimikri yang umum.
Dalam mimikri Batesian suatu species terlindung yang tidak menyenangkan atau
enak adalah dipalsukan oleh satu atau Iebih serangga, yaitu serangga-serangga
enak yang tidak terlindungi (mimics). Suatu contoh klasik mimikri Batesian adalah
ngengat Monarch sebagai model yang tidak menyenangkan dan kupu raja muda
sebagai mimics yang rnenyenangkan. Contoh umum yang lain adalah ngengat
bersayap terang (bersih), lalat syrphid, kepik reduviid yang mimics, lebah tanah
(wasps) tertentu. Pada mimikri Mullerian (beberapa yang tidak berhubungan/
bersangkut paut), spesies yang tidak menyenangkan/ enak terjadi dalam areal
yang sama memperoleh perlindungan yang lebih oleh kemiripan satu dengan
yang lain. Suatu musuh alami belajar setelah beberapa pengalaman yang jelek
untuk menjauhi semua serangga dengan pola-pola tertentu. Banyak kupu, lebah
dan lebah tanah merupakan contoh mimikri Mullerian.
Tidak satupun ciri-ciri penyesuaian dari serangga yang telah dideskripsi
tidak dapat dicoba untuk menjadi faktor penting dalam evolusi dan begitu banyak
species dan suatu populasi yang banyak dan banyak species. Banyak kombinasi
dan ciri-ciri di atas dan faktor-faktor lain menghasilkan situasi sekarang ini.
Beberapa serangga tidak membuat aktivitas tentang ciri-ciri penyesuaian diri
tertentu. Untuk contohnya, metamorfosis sempurna tidak terjadi pada dua per tiga
dan ordo-ordo serangga. Seluruh ordo-ordo serangga misalnya fleas (kutu buku
lepisma), kutu-kutu pengunyah dan kutu-kutu pengisap memiliki nenek moyang
dengan sayap tetapi telah berkembang menjadi bentuk tidak bersayap.
Rangkuman
Struktur tubuh serangga dan fungsinya secara umum dapat dipelajari dengan
menggunakan model struktur tubuh serangga yang paling sederhana, yaitu Belalang
kayu (Valanga nigricornis Burm.). Struktur eksterna tubuh serangga terdiri atas ruasruas dan dapat dibedakan menjadi bagian kepala, bagian dada dan bagian abdomen.

Pada masing-masing bagian tubuh tersebut terdapat alat/ organ yang khas dan
memiliki nilai taksonomis. Struktur internal tubuh serangga meliputi alat pencernaan,
sistem peredaran darah, sistem pernafasan (respirasi), sistem syaraf, sistem
reproduksi, hormon dan feromon. Hormon berfungsi mengatur pertumbuhan dan
Universitas Gadjah
Mada

perkembangan serangga. Ada 3 macam hormon, yaitu hormon otak, hormon ganti kulit
dan hormon juvenil. Sedangkan feromon mengatur aktivitas agregasi dan seksual pada
serangga tertentu. Serangga secara umum mengalami metamorfosis yang diikuti dengan
ganti kulit dan dikendalikan oleh hormon. Ganti kulit akan terjadi apabila hormon juvenil
dalam kulit rendah/ tidak ada. Serangga memiliki ciri-ciri rnudah menyesuaikan diri
terhadap lingkungannya dan menjauhi musuh-musuh alaminya.

Latihan

1. Gambar sistem pencernaan pada serangga Belalang kayu, sebutkan bagianbagiannya dan jelaskan fungsi masing-masing bagian dan sistem pencernaan
tersebut.

2. Gambar sistem peredaran darah pada serangga Belalang kayu, Jelaskan sistem
peredaran darah tersebut dan jelaskan pula fungsi darah serangga.

3. Serangga pada umumnya mengalami metamorfosis. Apa yang disebut


metamorfosis tersebut, sebutkan 4 (empat) macam metamorfosis pada serangga
dan jelaskan secara singkat disertai contohnya.

4. Selanjutnya uraikan secara singkat proses terjadinya metamorfosis pada serangga.


5. Apa yang disebut feromon dan jelaskan secara singkat mekanisme bekerjanya
feromen seksual pada serangga dan ordo Coleoptera.
Daftar Pustaka
Coulson, R. N. and J. A. Witter, 1984. Forest Entomology. Ecology and Management.
A Wiley-Interscience Pubication. John Wiley and Sons. New York-ChichesterBrisbane-Toronto-Singapore. Chapter : Insect Structure and Function.

Universitas Gadjah
Mada

Anda mungkin juga menyukai