Universitas Gadjah
Mada
Mata
Sebagian besar serangga dewasa dan banyak nimfa rnempunyai sepasang
mata majemuk dan tiga ocelli (ocellus = mata sederhana). Mata majemuk adalah
kompleks dan berubah-ubah atau bervariasi. Secara urnum, mata majemuk ini adalah
besar dan terletak secara dorsolateral (bagian atas samping) pada kepala. Masingmasing mata majemuk tersusun oleh suatu unit indera individual yang disebut
ommatidia (um). Jurnlah ommatidia bervariasi, misalnya satu pada beberapa semut,
sampai 30.000 atau Iebih pada lalat, kumbang dan capung. Masing-masing
ommatidium terdiri atas satu Iensa dan sel-sel perasa. Ommatidium secara tunggal
hanya dapat merasakan sebagian kecil dan Iingkungan, namun demikian suatu
bayangan (imajinasi) gambar dari semua ommatidia memberikan pandangan mozaik
dari Iingkungan serangga. Sistem ini dapat merasakan getaran yang lebih cepat
apabila dibandingkan dengan mata manusia.
Sebagian besar serangga dewasa dan nimfa mempunyai mata sederhana,
disebut ocelli (us), terletak pada bagian dorsal kepala. Jumlah ocelli pada masingmasing serangga bervariasi dari 0 - 3 (tidak ada sampai tiga). Fungsi ocelli belum
seluruhnya diketahui. Mata ini tidak penting sebagai pembantu imajinasi tetapi sensitif
terhadap cahaya (gelap/ terang) dan bertindak sebagai organ stimulasi dalam
reaksinya terhadap perubahan-perubahan utama pada iluminasi.
Organ visual yang lain adalah stemma, yang hanya dijumpai pada larva-larva
dengan metamorfosis sempurna. Stemmata (jamak) secara normal dijumpai dalam
kelompok tunggal dari 1 - 6 stemma pada kedua sisi kepala. Struktur dan fungsi
stemmata adalah di antara ocelli dorsal yang sensitif terhadap cahaya dan
ommatidium yang membentuk bayangan. Larva dengan stemmata memiliki persepsi
bentuk yang lemah namun demikian gerakan kepala dan sisi ke sisi memberikan
suatu persepsi yang lebih rinci.
Antenna
Semua serangga dewasa dan nimfa kecuali Protura memiliki sepasang antenna
yang terletak pada bagian anterior kepala, dekat dengan mata majemuk, narnun demikian
pada beberapa serangga misal pada bentuk larva, antenna sangat tereduksi. Fungsi
utama antenna adalah indera (sensory). Berbagai tipe-tipe rambut kecil (sensilla) yang
terletak pada antenna bertindak sebagai rangsangan fisik (tactile), pembau, suhu,
kelembaban dan penerima suara. Antenna sering memainkan suatu bagian yang penting
pada proses birahi (mating) pada banyak serangga, sebagai
Universitas Gadjah
Mada
contoh antenna yang menyerupai sisir pada ngengat (moth) jantan, merasakan bau
(feromon) yang dipancarkan oleh ngengat betina pada species yang sama.
Dimorfisme seksual pada antenna adalah umum, antenna serangga jantan sering
lebih kompleks/ rumit dibandingkan yang beti a.
Antenna secara umum digunakan sebagai suatu ciri taksonomi dalam
identifikasi serangga karena variasi yan g dapat dibedakan dalam ukurannya maupun
bentuknya. Tipe-tipe antenna yang palin umum dapat dibedakan menjadi 12 bentuk
( Gambar 2), yaitu filiform, setaceus, m oniliform, clavatus, serratus, capitatus,
geniculatus, lamellatus, pectinatus, anistatus, stylatus dan plumose.
Alat mulut
Suatu pengetahuan d asar tentang tipe alat mulut adalah penting sebab ia
menunjukkan tipe makanan dan kerusakan yang disebabkan oleh seran gga dalam
lingkungan. Adalah juga sang at penting untuk mengenal tipe alat mulut karena
mereka cukup bervariasi dan selalu digunakan dalam klasifikasi serangga. Alat mulut
pada umumnya dibedakan menja di dua tipe utama, yaitu pengunyah dan pencucukpengisap.
sambil
memperlihatkan
fungsi
utama
mengunyah,
memotong
dan
terletak
langsung
di
belakang
mandibula.
Masing-masing
maxilla
mendukung satu organ seperti perasa yang disebut maxillary. Palpus maxillary yang
berfungsi sebagai suatu organ perasa bentuknya menyerupai antenna dengan 5 atau
6 ruas. Variasi yang besar dalam struktur palpus maxillary dan cuping (lobus) terminal
rnenyebabkan banyaknya variasi pada maxilla. Maxilla bergerak dari samping ke
samping sambil memegang, memanipulasi, menarik dan mencicipi makanan yang
sedang dimakan. Suatu bangunan tunggal yang disebut labium merupakan bibir
bawah terletak di belakang maxilla. Fungsi utama labium adalah menutup rongga
mulut dari bawah atau belakang dan menarik makanan ke dalam esophagus.
Hypopharinx adalah suatu bangunan yang menyerupai Iidah, terletak di muka atau
atas labium. Serangga-serangga dengan alat mulut pengunyah secara normal dikenal
berdasarkan mandibula dan tidak adanya cucuk (beak). Weelvils dan scorpionflies
merupakan dua perkecualian yang utama. Bagian depan kepala pada weelvils
memanjang ke dalam bentuk suatu moncong dengan gerakan mandibula ke arah
lateral yang lemah/ sedikit terjadi pada ujung moncong. Kepala pada scorpionflies
adalah memanjang secara ventral ke dalam struktur seperti cucuk juga dengan
mandibula yang bergerak ke arah lateral.
Universitas Gadjah
Mada
stylets yang ra mping halus menyerupai jarum yang disebut mandibula dan maxillary
stylets. S lama makan, pasangan yang luar (mandib la stylets) memotong lubang kecil
p ada bagian jaringan tanaman, dan pasangan yang dalam
(maxillary stylets) ditancapkan ke dalam lubang tersebut. Pergantian prosesproses ini, yaitu memotong jaringan tanaman yang diikuti dengan menusukkan
maxillary stylets berlanjut sampai dengan serangga-serangga mencapai jaringanjaringan yang berisi cairan yang cocok. Maxillary stylets memegang dan
membentuk suatu saluran ludah dan saluran makanan. Selama proses makan
ludah dipompa ke dalam jaringan tanaman melalui saluran ludah. Ludah ini
membantu memudahkan ekstraksi cairan jaringan tanaman kemudian cairan
tanaman ditelan melalui saluran makanan.
Variasi pada alat mulut
Alat
mulut
telah
berkembang
berdasarkan
waktu
dan
beberapa
Kaki
Kaki untuk berjalan merupakan bentuk kaki yang umum dari semua tipe yang
akan berkembang lebih lanjut. Masing-masing kaki terdiri atas (Gambar 5) sebuah
Universitas Gadjah
Mada
coxa (ruas pangkal), trochan ter (ruas kecil, sering dua ruas, ujung dari coxa), femur
( ruas kaki pertama yang panjang), tibia (ruas kaki kedua yang panjang), t rsus (satu
sampai lima ruas kecil di bawah tibia), dan pretarsus (ruas kaki terakhir, secara
normal terdiri atas claw dan satu atau lebih bangunan menyerupai tapak kaki).
Serangga-serangga memiliki kaki yang diadaptasikan untuk meloncat, memegang,
berenang dan menggali (Gambar 5). Ciri-cir i pada kaki sering digunakan untuk
identifikasi serangga yang begitu luas oleh karen a variasi-vaniasi yang besar dalam
ukuran kaki, bentuk, jumlah ruas tarsus dan jumla , bentuk serta letak duri-duri.
Serangga-serangga ya ng belum dewasa mungkin memiliki kaki-kaki yang telah
dideskripsi di atas, mungkin tanpa kaki atau mungkin memiliki kaki-kaki t orax yang
beruas dan lunak, tonjolan-tonjolan abdominal yang tidak beruas-ruas disebut kaki
semu (prolegs). Ujung dan kaki semu pada larva Lepidoptera berisi du ri-duri kait
(crochets) yang menolong la rva atau ulat tersebut melekatkan dirinya pa da sutera.
Kaki untuk meloncat (belala ng kayu, gangsir, jangkrik memiliki femur kaki belakang
besar dan kuat), kaki untuk memegang (belalang sembah memiliki tibia kaki depan
membesar), kaki untuk berenang (Coleopteral Hemiptera yang hidup di a ir memiliki
tarsus berubah seperti dayung untuk berenang), kaki untuk menggali (orong-orong
memiliki tibia kaki depan mem besar).
Sayap
Kebanyakan serangga dewasa memiliki sepasang sayap yang m embraneus
terletak secara dorsolateral pada mesothorax dan metathorax. Sayap-sayap sering
digunakan dalam identifikasi serangga sebab mereka bervariasi dalam juml ah, ukuran,
bentuk, tekstur, venasi dan posisi menggantung pada waktu istirahat. Beberapa
serangga seperti lalat hanya merniliki sepasang sayap yang muncul dari esothorax
sedangkan yang lain misalny a ekor pegas dan fleas adalah tidak bersayap. Ekor
pegas dan ikan perak tidak perna membentuk sayap, sementara fleas dan k utu
burung memiliki nenek moyang ber ayap tetapi berkembang ke dalam bentuk-b entuk
tidak bersayap.
Sayap-sayap serangga adalah unik, karena berkembang sebagai skl eletal yang
tumbuh keluar dari dinding tubuh serangga sebagai pengganti dari anggota-anggota
badan sebagaimana pada vertebrata. Sayap-sayap serangga dewasa merupakan
bangunan yang utuh kecua li untuk vena-vena yang merupakan bang nan yang
berlubang yang berisi trache a, darah dan saraf. Sayap memiliki kekuata n terutama
oleh kontraksi otot dan perl uasan dari thorax. Otot-otot yang rnenggerakkan sayap
terutama melekat pada sklerit dalam dinding tubuh thorax sebagai pengganti
pelekatan yang langsung dari sayap sep erti burung.
Fungsi utama sayap adalah terbang. Sayap depan pada beberapa serangga
misalnya kumbang berkemba ng menjadi menebal, keras dan menanduk disebut
elytra (tunggal: elytron) yang berperanan sebagai baju baja pelindung. Pada k epik,
ordo Hemiptera, bagian pangka sayap depan adalah menebal dan bag ian ujung
membraneus yang disebut he melytron (jamak: hemelytra).
Vena-vena sayap merupakan suatu ciri taksonomis yang penting kar ena variasi
yang besar dalam sayap ser angga. Suatu penggunaan yang luas terminology untuk
menamai vena-vena telah berkembang. Suatu venasi sayap yang umum diilustrasikan
pada Gambar 6.
Abdomen
Merupakan bagian posterior tubuh serangga. Abdomen serangga sec ara umum
terdiri atas sebelas ruas yan g agak serupa (uniform) dengan ruas-ruas yang paling
akhir membentuk alat-alat tub uh/ genetalia.
Alat-alat tubuh pada abdomen tidak dijumpai untuk sebagian besar serangga
kecuali bangunan-bangunan yang terietak pada abdomen posterior.
Perkecualian yang utama adalah:
(1) Insang pada ruas abdomen serangga-serangga mayfly yang belum de wasa.
(2) Alat tubuh abdomen ya ng disebut styli pada Thysaneura.
(3) Alat-alat tubuh abdom en yang disebut colophora, furcula, tenaculum pada ekor
pegas (Collembola).
2. Struktur
Interna
Tubuh
Universitas Gadjah
Mada
Darah masuk ke dala m jantung melalui lubang seperti celah dan selanjutya
dipompa ke depan melalui a orta dorsal ke kepala, selanjutnya darah bergerak secara
bebas dan perlahan-lahan melalui kepala, thorax dan abdomen, me galiri dan
melumasi ke seluruh anggota tubuh. Pemompaan darah dan jantung ke kep ala
karena adanya gerakan peristaltik jan tung (tidak dikendalikan oleh syaraf).
Fungsi utama darah adalah mengangkut makanan, sisa-sisa ma kanan dan
hormon dan satu bagian tub uh ke bagian tubuh yang lain, sedangkan fungsi darah
yang lain adalah:
(4) Menyediakan (bertin dak sebagai) suatu gudang yang sederh ana untuk
metabolisme sisa-sis a makanan pada serangga-serangga yang berukuran
kecil.
Suatu lemak tubuh yan g merupakan agregasi sel secara bervariasi di distribusi
di dalam darah serangga terg antung pada speciesnya. Sel lemak tubuh berfungsi
sebagai tendon/ gudang makanan, yang berupa bahan-bahan misalnya lemak, protein
dan merupakan bagian yang penting pada metabolisme intermedier.
Cadangan makanan d alam jumlah yang besar dikumpulkan dalam sel lemak tubuh
selama nimfa terakhir atau instar-instar larva, terutama pada serangga dengan
metamorfosis sempurna. Bahan-bahan ini menyediakan nutrisi dan bahan-bahan baku
selama stadium pupa tidak makan. Beberapa serangga yang pada waktu dewasa tidak
makan, menyimpan sel-sel l emak tubuhnya pada stadium dewasa dan memperoleh
nutrisi dan lemak tubuh ini.
Sistem respirasi
Kebutuhan oksigen, transportasinya ke jaringan-jaringan dan perpind ahan CO2
pada sebagian besar serangg a dikerjakan oleh spriraculum (stigma) dan trac hea.
Sistem-sistem ini oleh beberapa ahli Ilmu Hama dinamakan sistem pernafasan,
sistem tracheal atau sistem v entilasi. Spiraculum merupakan lubang luar p ada
sistern respirasi. Suatu serangga yang khas mempunyai sepasang pada mesothorax
dan metathorax dan sepasang pada 8 ruas-ruas abdomen yang pertama. Spirac ulum
pada masing-masing sisi ruas tubuh serangga dihubungkan dengan sebuah tra chea
atau tabung udara yang terleta k secara longitudinal (memanjang) sedikit ke dalam
eksoskeleton. Dan 2 batan g trachea utama trachea tambahan bercabang-cabang
dalam banyak jurusan, menja di lebih kecil dan lebih meluas sehingga selur uh
jaringan di dalam tubuh serangga d apat dicapainya. Cabang-cabang terminal trachea
yang sangat lembut/ halus dise ut tracheolus. Trachea samping beberapa serangga
membesar pada tempat-temp at tertentu untuk membentuk kantong udara yang
besar. Kantong-kantong udara terse but bertindak sebagai gudang udara untuk m
embantu di dalam respirasi.
Sistem ekskresi
Organ-organ ekskresi utama pada sebagian besar serangga adal ah tubulus
Sistem syaraf
Sistem syaraf sentral yang umum pada serangga terdiri atas sebuah otak yang
terletak pada bagian dor sal di dalam kepala sepasang penghubung yang
mengedarkannya ke saluran makanan dan ganglion-ganglion yang terle tak secara
ventral yang saling dihubungk an untuk membentuk tali syaraf ventral.
Sistem endokrin
Sistem syaraf dan sistem endokrin rnengkoordnasi aktivitas berbagai rgan pada
serangga. Sistem syaraf teru tama terlibat dengan penyesuaian yang cepa t terhadap
perubahan lingkungan, sementara sistem endokrin mengatur proses-proses yang lebih
lambat dan lebih panjang, mi alnya pertumbuhan, perkembangan dan repro duksi.
Hormon
Pengertian dasar tentang hormon serangga adalah penting karena suatu hormon,
rnisalnya juvenil hormon mungkin menjadi alat yang poten sial dalam mengelola serangga
hama. H ormon merupakan substansi kimia yang disek resikan ke dalam darah serangga
dan suatu organ yang khusus. Hormon-hormon i ni diangkut oleh darah ke dalam semua
daerah tubuh (suatu) serangga. Hormon-horm on tersebut mempengaruhi atau
mengaktifkan organ-organ khusus yang lain atau proses-proses fisiologis. Ada 3 macam
hormon, yaitu hormon otak (brain hormone), hormo ganti kulit (molting hormone) dan ho
rmon juvenil, yang mengendalikan pertumb uhan dan perkembangan serangga. S el-sel
neuro sekretori dalam otak serangga mensekresi hormon otak yang diakumul asi di dalam
corpus cardiaca, apabila dilepaskan dalam darah hormon otak mengaktifkan glandula
protoraxis yang kemudian mensekresikan hormon ganti kulit yang dis but ecdy sone.
Ecdysone memprakarsai pertumbuhan, perkembangan dan ganti kulit/perubahan bentuk
pada serangga. Cor ora allata mensekresi hormon juvenil yang bekerja bersama-sama
dengan ecdysone untuk mengatur pertumbuhan yang cepat dan perkembangan
serangga. Fungsi utama ecadysone adalah untuk sec ara periodis mempengaruhi ganti
kulit, sedangkan juveniI hormon terutama menentuk an tipe ganti kulit. Ganti kulit pada
suatu ni mfa terjadi apabila juvenil hormon dalam kulit adalah rendah/ tidak ada, maka
serangg
a-serangga
(tanpa
metamorfosis,
metam
rfosis
tidak
sederhana
dan
dewasa. Di samping mempe ngaruhi (l) tipe ganti kulit, juvenil hormone juga mengatur
(2) tipe diapause serangga dan penting untuk (3) berbagai proses-proses reproduksi,
misal perkembangan telur (ovari), pembentukan kuning telur di dalam telur,
pematangan pada serangga ewasa.
Feromon
Merupakan substansi kimia yang disekresikan ke dalam suatu Iingk ngan oleh suatu
individu yang rnempengaruhi perilaku individu yang lain pada sp esies yang sama.
Feromon berkaitan de ngan banyak fungsi perilaku, misalnya perilak u seksual, ovivosisi,
peranan peringatan dan pertahanan, merakit dan membentuk agregasi dan mengikuti
tanda serta tipe-tip e komunikasi yang lain pada serangga-seran gga sosial. Feromon
seksual biasanya diproduksi dalam glandula khusus oleh satu jen is kelamin suatu species
dan dipancarka n untuk rnendatangkan respon perilaku dan je nis kelamin yang
berlawanan untuk tuju an-tujuan kawin. Feromon seksual secara bi ologis aktif dalam
jumlah yang sangat se dikit (10
-14
senyawa campuran. Feromon seksual dapat dilepaskan oleh yang b etina, yang jantan
atau keduanya betina dan jantan dan bervariasi berdasarkan species. Walaupun demikian
feromon seksual yang diproduksi oleh betina urnumnya bertind ak sebagai penarik seks
yang diprodu ksi oleh jantan berfungsi sebagai perang sang seks (aphrodisiucts).
Feromon-fer omon seksual ini biasanya adalah sangat k has dalam species. Betina-betina
pad a kebanyakan species dalam ordo Lepidoptera dan Coleoptera memancarkan
feromon seksual. Pelepasan feromon seksual merupakan suatu proses yang komplek,
melibatkan pematangan seksual dan umur betina yang perawan, waktu dari hari pe riode
kawin, periode penyinaran, suhu, kecepatan angin dan intensitas cahaya. Species-species
Lepidoptera dan Coleoptera b etina yang
melepaskan feromon seksual melaui proses yang rumit, pada dasarnya dapat
dijelaskan dengan tahap-tahap sebagai berikut:
inang yang cocok (suitable), sedangkan lalat Tachinid yang lain melekatkan telurnya
pada dedaunan yang biasa dimakan oleh serangga inang (host) yang rnengkonsumsi
daun tersebut, yaitu ulat atau belalang. Serangga betina dan kebanyakan species
serangga meletakkan telur, tetapi lalat Flesh dan banyak Aphids melahirkan anakanaknya.
Species-species utama menghasilkan individu jantan dan betina dengan telurtelur yang dibuahi pada seekor betina dewasa oleh satu atau lebih jantan dewasa. ini
merupakan
berkembang
reproduksi
dan
bi-seksual.
telur-telur
yang
Individu-individu
tidak
dibuahi,
dan
ini
beberapa
merupakan
species
reproduksi
pantenogenesis. Telur-telur yang tidak dibuahi dan satu betina dewasa mungkin
menghasilkan keturunan (offspring) jantan atau betina seluruhnya atau anakan
(serangga muda) dan kedua jenis kelamin. Banyak lebah parasit menghasilkan jantan
semua dan telur-telur yang tidak dibuahi. Aphids tertentu, weevils dan sawflies
dengan populasi betina secara eksklusif selalu bereproduksi secara partenogenesis.
Pantenogenesis selektif yang lanjut (advance) tersebut adalah keturunan yang dapat
dihasilkan secara sungguh-sungguh apabila kondisi Iingkungan adalah cocok untuk
pertumbuhan dan perkembangan dan stadium sebelum dewasa (muda). Walaupun
demikian keturunan tersebut secara genetic adalah identik dengan induk, namun
kurang mampu terhadap tantangan/ kesempatan. Species-species Aphids tertentu
memiliki kelebihan (advantages) pada kedua tipe reproduksi dengan pergantian
generasi keturunan yang berasal dan telur yang dibuahi dan tanpa dibuahi.
Pertumbuhan
Setelah menetas, serangga-serangga muda yang kecil makan dan tumbuh
sesuai ukurannya di dalam eksoskeleton yang terbatas. Eksoskeleton merupakan
suatu jaringan yang mengeras, secara relatif tidak elastis, tidak hidup dan tidak
tumbuh. Serangga-serangga mudah melepaskan eksoskeleton tua dan membentuk
eksoskeleton yang lain (di dalamnya) sehingga memungkinkan serangga muda untuk
menjadi lebih besar ukurannya. Proses ini disebut ganti kulit (molting) dan sebagian
besar serangga berganti kulit 4 sampai 8 kali.
Tiap tingkatan di dalam ganti kulit disebut satu instar. Contoh instar pertama adalah
antara menetas dan ganti kulit pertama, instar kedua adalah ganti kulit pertarna dan
kedua, dan seterusnya. Jurnlah instar bervariasi berdasarkan species, tetapi biasanya
sama di dalam species. Suhu, kelembaban, kualitas dan kuantitas makanan, kepadatan
populasi dan jenis kelamin dapat berpengaruh terhadap jumlah instar.
Universitas Gadjah
Mada
Ngengat gypsy jantan atau betina secara normal memiliki 6 atau 7 instar, tetapi
karena melimpah (crowded) dan kelaparan dapat menyebabkan jumlah instar menjadi
bervariasi dari 5 sarnpai 9. Kebanyakan species serangga tidak ganti kulit setelah
mencapai stadium dewasa.
Metamorfosis
Ada perubahan yang nyata dalarn ukuran, bentuk dan habitat antara yang muda
dan stadium dewasa pada kebanyakan serangga. Istilah metamorfosis berhubungan
dengan perubahan bentuk selama perkembangan. Beberapa kelompok serangga
tidak
mengalami
metamorfosis,
kelompok
yang
lain
berkembang
melalui
dan makan pada makanan yang sama. Ada suatu perubahan bertingkat dalam
ukuran dan proporsi tubuh dan suatu perkembangan bertingkat dan sayap dan
struktur genetalia dan satu ganti kulit ke berikutnya (instar). Belalang, rayap,
psocids, kutu-kutu pencucuk-pengisap, Thrips, kepik, Aphids dan scales
merupakan contoh-contoh species serangga yang mengalami tipe perkembangan
ini. Kurang dan 1 % dan semua species serangga yang telah dideskripsi memiliki
metamorfosis bertingkat.
(4) Metamorfosis sempurna
Metamorfosis sempurna terjadi pada ordo-ordo serangga yang lebih lanjut
(advance). Serangga-serangga dengan metamorfosis sempuma berkembang dari satu
telur menjadi larva, dan larva ke pupa dan akhirnya dari pupa ke seekor dewasa.
Semua pertumbuhan yang nyata dan perkembangannya dihasilkan dan larva yang
makan. Stadium pupa tidak makan, merupakan stadium transformasi (peralihan).
Serangga dewasa makan, berbiak dan memencar di dalam lingkungan.
(1) Eksoskeleton
(2) Metamorfosis sempurna
(3) Sayap yang fungsional
Universitas Gadjah
Mada
disediakan (diperoleh). Dalam banyak kasus, sumber-sumber makanan ini dari habitat
mungkin kecil (sempit) dan tersebar. Tersedianya banyak habitat kecil dan tersebar
meningkatkan kesempatan individu melarikan diri menghindar dari
Universitas Gadjah
Mada
musuh-musuh alaminya. Keadaan yang paling merugikan dari ukuran kecil adalah
peningkatan yang nyata proporsi luas/ permukaan tubuh terhadap volume tubuh,
yang mungkin kelihatan untuk membuat kehidupan daratan tidak mungkin untuk
binatang-binatang berkulit tipis karena qosien evaporasi yang tinggi. Walaupun
demikian eksoskeleton membantu menghambat proses pengeringan.
Penyesuaian diri struktur
Selama evolusi serangga, banyak struktur telah terjadi adaptasi untuk
fungsi-fungsi maupun habitat yang berbeda. Modifikasi alat mulut, antenna, kaki,
sayap dan sistem respirasi adalah contoh penting dan penyesuaian diri struktur ini
telah dibicarakan lebih awal pada bab mi.
(1) Perilaku keanekaragaman makan
Alat mulut yang termodifikasi telah berkembang dalam serangga-serangga
yang mempersiapkan mereka untuk bertahan pada substansi makanan yang
beranekaragam. Perilaku keanekaragaman makan serangga adalah sering
digunakan untuk mengelompokkannya pada istilah umum, misalnya pemakan
tumbuhan (herbivora), pemakan bangkai (scavenger), omnivora, predator dan
parasit. Istilah ini digunakan pula untuk mendeskripsikan binatang-binatang yang
lain. Herbivora atau pemakan tumbuhan adalah binatang yang makan tanaman.
Scavenger adalah binatang yang makan tumbuhan mati atau binatang mati,
vegetasi yang membusuk atau kotoran binatang. Istilah omnivora berhubungan
dengan binatang yang makan pada dua atau lebih tipe makanan, termasuk
bahan-bahan dan binatang dan tumbuhan. Predator menyerang dan memakan
binatang yang lain, biasanya membunuh secara cepat. Parasit adalah suatu
organisme yang hidup (sebagian dan sikius hidupnya) pada atau di dalam tubuh
organisme hidup yang lain.
(2) Tak bergerak dan diapause
Banyak serangga bertahan pada kondisi yang jelek (tidak cocok), misalnya
periode-periode suhu rendah atau tinggi dan kekurangan air atau makanan,
dengan memasuki keadaan dorman. Tak bergerak merupakan tipe paling
sederhana dari sifat dorman. ini adalah suatu tanggapan yang bersifat sementara
(temporal) terhadap kondisi jelek yang mendadak/ datang dengan segera
beberapa waktu setelah kondisi jelek lewat/ telah berlalu. Ada dua tipe diapause,
yaitu obligat dan fakultatif. Diapause obligat adalah secara genetis dikontrol dan
mempengaruhi setiap individu dan masing-masing genenasi di dalam satu
species tanpa memperhatikan kondisi lingkungan. Serangga-serangga dengan
satu generasi tiap tahun dan kebanyakan (sebagian besar) serangga-serangga
yang hidup di daerah 4 musim (temperate) telah mengembangkan diapause
obligat. Diapause fakultatif mungkin atau tidak terjadi pada suatu individu atau
populasi yang ada dari suatu species, dan tergantung seluruhnya dari kondisi
lingkungan
yang
berlaku
(umum)
selama
stadium
tingkatan
kritis
dan
(1) Yang menjamin (memastikan) bahwa stadium aktif hanya ada selama
periode yang paling cocok untuk berkembang dan bertahan;
(2) Yang mensikronkan siklus hidup dengan ritme musiman dan lingkungan;
(3) Yang
mensikronkan
munculnya
dewasa,
yang
pada
gilirannya
dan area yang secara normal cocok ke lain areal, yang mungkin atau tidak cocok
untuk bertahan. Migrasi adalah perpindahan searah dan satu areal yang cocok ke
areal yang lainnya. Pergerakan merupakan suatu bagian reguler dan penyesuaian
diri dan biologi untuk sebagian besar individu di dalam suatu species individual.
Semua serangga bergerak dengan memencar dan menyebar kadang-kadang
selama siklus hidupnya, tetapi migrasi terjadi pada lebih sedikit species serangga.
Banyak contoh pemencaran dan penyebaran serangga disajikan pada buku ini,
contoh: ulat kantong, ulat-ulat berbulu, Aphids, scales. Beberapa contoh serangga
yang bermigrasi adalah kupu-kupu Monarch Danaus piexippus (Linneaus), locust
padang pasir, nyamuk betina, kumbang buas Convergen Hippoderinis convergens
Guerin - Meneville. Migrasi kumbang buas konvergen diuraikan berikut. Selama
bulan Mei dan Juni dewasa muda kumbang buas konvergen migrasi dan tempat
makannya di Central Valley California untuk melewati musim dingin di
pegunungan Sierra Nevada. Kumbang ini kembali pada bulan Februari - Maret
berikutnya untuk berbiak dan makan di Central Valley.
Ciri-ciri penyesuaian diri utama dan pemencaran dan migrasi serangga
adalah:
(1) Suatu mekanisme untuk menjauhi/ melarikan diri dan lingkungan yang
menjadi tidak cocok,
(1) Keperidian (fertility) yaitu jumlah telur yang diletakkan oleh betina,
(2) Panjangnya siklus hidup, dan
(3) Rasio jantan - betina (sex-ratio).
Suatu jumlah potensi reproduksi sendirian tidak rnenunjukkan besarnya
populasi species, tetapi hanya rnenunjukkan rata-rata/ laju perkembangan apabila
kondisi lingkungan adalah cocok untuk species tersebut. Di bawah kondisi lingkungan
yang cocok, satu atau lebih faktor-faktor tersebut di atas dapat menghasilkan individu
suatu species dalam jumlah besar. Waktu yang diperlukan untuk sempurnanya satu
generasi sangat bervariasi berdasarkan species. Kebanyakan serangga di Amerika
Seriikat dan Kanada memproduksi satu generasi dalam satu tahun. Beberapa
kumbang yang lebih besar, capung dan ngengat di
Universitas Gadjah
Mada
pura mati dan tinggal tidak bergerak apabila diganggu, mereka sering rnenyerupai
sebuah ranting. Sedikit belalang Katididae dan Mantidae mengambil satu posisi
mengancam apabila menjumpai seekor musuh.
Universitas Gadjah
Mada
(1) Pengalaman yang tidak enak sebelumnya dan musuh alaminya dengan
berniat menipu;
(2) Mekanisme misalnya bahan kimia yang tidak enak (distaseful) di dalam
tubuhnya, pelepasan bau jijik, atau penyuntikan suatu racun ke dalam tubuh
musuh alami dengan alat penyengat, duri atau rambut;
(3) Musuh alami mengenal serangga di masa lalu sehingga karena itu
pengalaman yang tidak menyenangkan dihindari;
(4) Warna cerah yang dengan mudah dikenal oleh musuh alaminya.
Kebanyakan kumbang buas dan kupu Monarch jarang diserang oleh
musuh alami karena cairan tubuhnya adalah tidak enak. Suatu contoh klasik yang
melibatkan kupu Monarch yang menghasilkan glikosida penderita jantung
(cardiac) dan makanan pada tumbuhan gulma susu (milkweed). Glikosida cardiac
dikonsentrasikan dalam sayap-sayap dewasa. Burung-burung yang makan kupu
Monarch tidak mati, tetapi muntah karena bahan kimia yang tidak enak. Mereka
dengan segera belajar untuk menjauhi kupu Monarch dan kupu-kupu lain seperti
raja muda Basilarchia archipus (Chapman) yang menyerupainya. Kumbang tertentu
dan kepik penyengat memancarkan bau yang menjijikkan apabila diganggu.
Universitas Gadjah
Mada
yang berwarna yang rnemperdaya memiliki bola mata yang besar (large eyespots)
misalnya ngengat-ngengat tertentu yang tampak seperti sepasang mata vertebrata,
yang lain memiliki bola mata atau perluasan seperti antenna dekat akhir ujung sayap
atau pada akhir atau ujung
Universitas Gadjah
Mada
posterior abdomen. Bola mata yang besar atau tonjolan-tonjolan menakuti musuhmusuh alami atau menarik perhatian rnusuh alami untuk suatu perlindungan yang
lebih atau porsi yang kurang enak dari tubuh serangga.
Mimikri Batesian dan Mulerian merupakan dua tipe mimikri yang umum.
Dalam mimikri Batesian suatu species terlindung yang tidak menyenangkan atau
enak adalah dipalsukan oleh satu atau Iebih serangga, yaitu serangga-serangga
enak yang tidak terlindungi (mimics). Suatu contoh klasik mimikri Batesian adalah
ngengat Monarch sebagai model yang tidak menyenangkan dan kupu raja muda
sebagai mimics yang rnenyenangkan. Contoh umum yang lain adalah ngengat
bersayap terang (bersih), lalat syrphid, kepik reduviid yang mimics, lebah tanah
(wasps) tertentu. Pada mimikri Mullerian (beberapa yang tidak berhubungan/
bersangkut paut), spesies yang tidak menyenangkan/ enak terjadi dalam areal
yang sama memperoleh perlindungan yang lebih oleh kemiripan satu dengan
yang lain. Suatu musuh alami belajar setelah beberapa pengalaman yang jelek
untuk menjauhi semua serangga dengan pola-pola tertentu. Banyak kupu, lebah
dan lebah tanah merupakan contoh mimikri Mullerian.
Tidak satupun ciri-ciri penyesuaian dari serangga yang telah dideskripsi
tidak dapat dicoba untuk menjadi faktor penting dalam evolusi dan begitu banyak
species dan suatu populasi yang banyak dan banyak species. Banyak kombinasi
dan ciri-ciri di atas dan faktor-faktor lain menghasilkan situasi sekarang ini.
Beberapa serangga tidak membuat aktivitas tentang ciri-ciri penyesuaian diri
tertentu. Untuk contohnya, metamorfosis sempurna tidak terjadi pada dua per tiga
dan ordo-ordo serangga. Seluruh ordo-ordo serangga misalnya fleas (kutu buku
lepisma), kutu-kutu pengunyah dan kutu-kutu pengisap memiliki nenek moyang
dengan sayap tetapi telah berkembang menjadi bentuk tidak bersayap.
Rangkuman
Struktur tubuh serangga dan fungsinya secara umum dapat dipelajari dengan
menggunakan model struktur tubuh serangga yang paling sederhana, yaitu Belalang
kayu (Valanga nigricornis Burm.). Struktur eksterna tubuh serangga terdiri atas ruasruas dan dapat dibedakan menjadi bagian kepala, bagian dada dan bagian abdomen.
Pada masing-masing bagian tubuh tersebut terdapat alat/ organ yang khas dan
memiliki nilai taksonomis. Struktur internal tubuh serangga meliputi alat pencernaan,
sistem peredaran darah, sistem pernafasan (respirasi), sistem syaraf, sistem
reproduksi, hormon dan feromon. Hormon berfungsi mengatur pertumbuhan dan
Universitas Gadjah
Mada
perkembangan serangga. Ada 3 macam hormon, yaitu hormon otak, hormon ganti kulit
dan hormon juvenil. Sedangkan feromon mengatur aktivitas agregasi dan seksual pada
serangga tertentu. Serangga secara umum mengalami metamorfosis yang diikuti dengan
ganti kulit dan dikendalikan oleh hormon. Ganti kulit akan terjadi apabila hormon juvenil
dalam kulit rendah/ tidak ada. Serangga memiliki ciri-ciri rnudah menyesuaikan diri
terhadap lingkungannya dan menjauhi musuh-musuh alaminya.
Latihan
1. Gambar sistem pencernaan pada serangga Belalang kayu, sebutkan bagianbagiannya dan jelaskan fungsi masing-masing bagian dan sistem pencernaan
tersebut.
2. Gambar sistem peredaran darah pada serangga Belalang kayu, Jelaskan sistem
peredaran darah tersebut dan jelaskan pula fungsi darah serangga.
Universitas Gadjah
Mada